2. bambu.ppt

30

Upload: judee-av

Post on 29-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

bambu

TRANSCRIPT

• Bambu mudah ditanam dan dapat tumbuh di lahan basah maupun kering

• Bambu adalah bahan terbaharui dan murah• Bambu dapat ditebang setiap tahun tanpa merusakkan• Bambu tahan terhadap gangguan• Bambu menghasilkan banyak O2 dan dapat berfungsi

sebagai peredam suara yang baik• Pertumbuhan bambu sangat cepat, bambu dengan kualitas

prima dapat diperoleh pada umur 3—5 tahun

• Bambu mempunyai sifat mekanik yang bagus, kuat tariknya dapat dipersaingkan dengan baja,

• Bentuk berongga menjadikan momen kelembaman bambu tinggi,

• Kulit bambu licin, bersih, dan kuat• Bambu mudah dikeringkan dengan alat sederhana, dan

dapat diawetkan agar dapat dipakai dalam waktu yang lama

• Bambu mudah dipecah dengan alat sederhana• Seluruh bagian bambu termasuk batangnya dapat

dimanfaatkan, rebung untuk dimakan, daun untuk makanan ternak, dan ranting dapat dipakai sebagai bahan sapu atau kayu bakar.

Menurut Cusack (1997), berdasarkan pertumbuhannya bambu dapat dibedakan

dalam dua kelompok yaitu berumpun (sympodial) dan menjalar (monopodial). Bambu yang tumbuh bergerombol dalam

rumpun pada dasarnya termasuk tanaman hutan dengan akar tidak dalam, sedang pertumbuhannya sangat terbatas dalam

satu rumpun, oleh karena itu akar bambu jenis ini tidak banyak merusakkan

lingkungan. Bambu yang tumbuh menjalar pertumbuhannya cenderung merajalela kesegala arah untuk menguasai lahan

yang ada.

Perbandingan Antara Bambu Simpodial dan Monopodial

Pertumbuhan bambu simpodial

Bambu Monopodial

Menurut Sharma (1987) di dunia tercatat lebih dari 75 genera dan

1250 spesies bambu, sedang

Uchimura (1980) menyatakan bahwa bambu yang ada di Asia Selatan dan Asia Tenggara kira-

kira 80% dari keseluruhan bambu yang ada di dunia. Genus

Bambusa mempunyai jumlah spesies paling banyak, terutama

tersebar di daerah tropis, termasuk Indonesia.

1.4.1. Bambusa vulgaris Schrad Bambu kuning, tutul, ampel,1.4.2. Dendrocalamus asper (Schult. F.) Backer ex Heyne Bambu petung1.4.3. Gigantochloa atroviolacea Widjaja Bambu hitam/wulung1.4.4. Gigantochdoa atter (Hassk.) Kurz ex Munro. Bambu ater, legi, galah1.4.5. Giganthochloa verticillata (Wild) Munro Bambu andong, gombong, awi surat1.4.6. Giganthochloa apus Ex (Schult.f.) Kurz Bambu apus

Gigantochloa atroviolacea Widjaja (wulung)

Gigantochloa atroviolacea Widjaja (wulung)

Gigantochloa apus Bl. Ex (Schult. F) Kurz

Gigantochloa apus Bl. Ex (Schult. F) Kurz

Bambusa vulgaris SchradBambu ampel

Bambusa blumeanaBambusa spinosaBambu duri (ori)

Gigantochloa atterPring Legi

Awi temen

Shizostachyum Brachycum Kuning

Nilai ekonomi bambu (Takashige, 1987)

Budidaya Bambu di Jepang•Luas lahan 0,1 ha•Hasil 65% berupa rebung

• Dengan pupuk dan menejemen yang baikHasil batang 131.100 yen/th pakai buruhHasil batang 155.600 yen/th tanpa buruh

1 yen ~ Rp 95,00

•Dengan pupuk dan menejemen yang baikHasil rebung 135.000 yen/th pakai buruhHasil rebung 240.000 yen/th tanpa buruh

Perkembangan jumlah penduduk

mengakibatkan pesatnya peningkatan kebutuhan kayu perumahan

Penebangan kayu berlebihan menimbulkan kerusakan hutan tropis

Untuk kelestarian hutan, perlu dicari bahan pengganti kayu bangunan

1.7. Peluang Bambu Sebagai Pengganti Kayu

KENDALA PEMAKAIAN BAMBU

Menurut Liese (1980) Bambu tanpa pengawetan langsung berhubungan dengan tanah dan tidak terlindung terhadap cuaca

kurang dari 1--3 th

Bambu yang terlindung terhadap cuaca dapat tahan lebih dari 4--7 tahun.

Tetapi untuk lingkungan yang ideal, sebagai rangka, bambu dapat tahan lebih dari 10--15 th.

Di Temanggung Jawa Tengah rangka atap dari bambu yang diawetkan secara tradisional, masih dapat bertahan pada umur lebih dari 20 tahun.

XX

U D A R A

C AIR A N

KARET

NoNama bahan pengawet,

bahan aktif dan kadarnyaKadar(%)

Bentuk formulasi Organisme sasaran Cara pemakaian

1. CCB1Tembaga sulfatKalium dikromatAsam borat

33,0037,0025,00

Bubuk 100%Bahan aktifGaram

Jamur, bubuk dan rayap

Rendaman dingin dan vakum tekan

2. CCB2Tembaga sulfatKalium dikromatAsam borat

34,0038,0025,00

Pasta 97%Bahan aktifGaram

Jamur, bubuk dan rayap

Rendaman dingin dan vakum tekan

3. CCB3Tembaga sulfatNatrium dikromatAsam borat

28,6043,9027,50

Bubuk 100%Bahan aktifGaram

Jamur, bubuk dan rayap

Rendaman dingin dan vakum tekan

4. CCB4Tembaga sulfatNatrium dikromatAsam borat

32,4036,0021,60

Pasta 90%Bahan aktifGaram

Jamur, bubuk dan rayap

Rendaman dingi n dan vakum tekan

5. CCFTembagasilifluoridaAmonium dikromat

36,7063,70

Bubuk 100%Bahan aktifGaram

Jamur, bubuk dan rayap

Rendaman dingin dan vakum-tekan

6. Celbor 63 PAAsam borat Natrium tetraborat

24,9038,36

Pasta 63%Bahan aktif Garam

Bubuk kayu kering Difusi rendaman dan vakum-tekan

Tabel 2.3. Bahan pengawet yang dapat digunakan

NoNama bahan pengawet,

bahan aktif dan kadarnyaKadar(%)

Bentuk formulasi Organisme sasaran Cara pemakaian

6. Celbor 63 PAAsam borat Natrium tetraborat

24,9038,36

Pasta 63%Bahan aktif Garam

Bubuk kayu kering Difusi rendaman dan vakum-tekan

.7

Impralit 16 SP Asam boratBoraksPolibor Dekanol

35,5235,5228,400,64

Bubuk 100% Bahan aktifGaram

Jamur biru dan bubuk kering

Difusi rendaman dan vakum-tekan

8. Permet 100 ECPermetrint Cairan, dilarutkan

dengan air/minyak/ metanol/thiner, atau pelarut lain, dengan konsentrasi 0,1 % (musim kering).

Rayap, kumbang kayu kering,, dll

Direndam 5 menit /dioles/sprayJika pelaksanaan pada musim basah, konsentrasi larutan 0,2 %

9 Microcide 100/ 100ECMetilen bis tiosianatTiosiano metil tiobenzotiazol

100 g/l100 g/l

Cairan, di;arutkan dengan air/ minyak/ metanol/thiner, atau pelarut lain, dengan konsentrasi 0,5 % (musim kering).

Jamur, ramin, agathis, karet, pinus, enceng gondok, pandan, dll

Direndam 5 menit /dioles/sprayJika elaksanaan pada musim basah, konsen-trasi larutan 1 %