2. asuhan kebidanan dengan ikterus fisiologis

Upload: phantom

Post on 01-Mar-2018

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 2. Asuhan Kebidanan Dengan Ikterus Fisiologis

    1/4

    Jurnal Midpro, Vol. 2 / No. 2 /Desember 2010

    8

    ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BY D USIA 2 HARI

    DENGAN IKTERUS FISIOLOGIS DI RSI NU LAMONGANTAHUN 2010

    Nur Hasanah*Ani Muzayyanah**

    *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

    **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

    ABSTRAK

    Penelitian ini untuk mengembangkan pola pikir dalam melaksanakan

    asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan (SOAP) pada

    Asuhan Kebidanan Komprehensif ByD Usia 2 Hari dengan ikterus fisiologis di

    RSI NU Kabupaten Lamongan pada tahun 2015.Metode yang digunakanadalahdeskriptif observasional dengan analitik secara observasi di ruang anak RSI

    Nashrul Ummah Lamongan pada By D Usia 2 Hari Dengan ikterus

    fisiologismenggunakan pendekatan kohort melalui wawancara pengkajian data

    primer dan sekunder menggunakan teknik secara managemen SOAP. Berdasarkan

    hasil studi kasus diperoleh data subyektif terdapat persamaan antara tinjauan

    pustaka dan tinjauan kasus pada keluan utama, data obyektif terdapat kesenjangan

    pada pemeriksaan fisik, analisa terdapat persamaan pada masalah potensial, dan

    pada penatalaksanaan terdapat persamaan dalam hal penatalaksanaan pada ikterus

    fisiologis.

    Kata Kunci : I kterus, Neonatus, Fi siologi

    PENDAHULUANBayi Baru Lahir (BBL)

    merupakanbayi yang lahir dari

    kehamilan 37 minggu 42 minggu

    dan berat badan lahir 2500 4000

    gram. Ikterus merupakan

    menguningnya sklera, kulit atau

    jaringan lain akibat penimbunan

    bilirubin dalam tubuh.Ikterus padabayi baru lahir terdapat pada 25-50%

    neonatus cukup bulan dan lebih

    tinggi lagi pada neonatus kurang

    bulan.Ikterus pada bayi baru lahir

    merupakan suatu gejala fisiologis

    atau dapat merupakan hal patologis.

    Ikterus neonatorum dapat

    menimbulkan masalah kesehatan

    yang serius yaitu ensefalopati

    biliaris/kern icterus ialah suatu

    kerusakan otak akibat perlengketan

    bilirubin indirek pada otak.

    Gejalanya antara lain bayi tidak mau

    menghisap, lertagi, mata, berputar,

    kejang, tonus otot meninggi,leher

    kaku dan akhinya opis totonus.

    Ikterus juga berbahaya bagi bayi jika

    peningkatan kadar bilirubin yang

    berlebihan dapat menimbulkan

    kerusakan sel tubuh tertentu,misalnya keruskan sel otak yang

    akan mengakibatkan gejala sisa

    dikemudian hari, bahkan terjadinya

    kematian.

    Dari data RSUD Dr. Soegiri

    Lamongan pada tahun 2009 jumlah

    bayi yang lahir 1402 bayi, jumlah

    bayi yang lahir normal sebanyak

    1258 bayi (89,7%) dan yang

    mengalami BBLR sebanyak 88 bayi

    (6,27 %), Asfiksi sebanyak 48 bayi

  • 7/25/2019 2. Asuhan Kebidanan Dengan Ikterus Fisiologis

    2/4

    9

    (3,5%) dan Ikterus sebanyak 8 bayi

    (0,6%), faktor penyebab Ikterus

    antara lain: premature 3 bayi

    (37,5%), BBLR 3 bayi (37,5%), dan

    trauma jalan lahir 2 bayi (25%).Upaya yang dapat dilakukan

    adalah dengan melakukan upaya

    pencegahan (preventif) yakni dengan

    mendeteksi dini komplikasi hingga

    menangani komplikasi sesuai dengan

    standar yang telah ditetapkan.Ikterus

    dapat dicegah sejak masa kehamilan,

    dengan cara pengawasan kehamilan

    Pada masa persalinan, jika terjadi

    hipoksia, misalnya karena kesulitan

    lahir, lilitan tali pusatsegera diatasidengan cepat dan tepat. Serta upaya

    pencegahan dapat dilakukan sejak

    bayi lahir dengan cara pemberian

    asupan nutrisi setiap 2 sampai 3 jam

    sekali.

    Tujuan penelitian ini adalah

    mendapat gambaran nyata tentang

    teori dan praktek lapangan untuk

    mengembangkan pola pikir dalam

    melaksanakan asuhan kebidanan

    dengan menggunakan manajemen

    kebidanan (SOAP) pada Asuhan

    Kebidanan Komprehensif ByD

    Usia 2 Hari dengan ikterus fisiologis

    di RSI NU Kabupaten Lamongan

    pada tahun 2010.

    PEMBAHASAN

    Pengkajian Data Subyektif

    Terdapat persamaan pada

    data subyektif untuk keluhanutama.Pada teori diterangkan pada

    keluhan utama terdapat perubahan

    warna kulit, sclera mata atau jaringan

    lainnya (membran mukosa) yang

    menjadi kuning karena perwarnaan

    bilirubin yang meningkat kadarnya

    dalam sirkulasi darah.Sedangkan

    pada kasus sendiri bayi D dengan

    ikterus terdapat warna kuning pada

    kepala, leher, dada, perut dan

    tungkai.

    Pada kasus ikterus selalu

    terdapat warna kuning pada kulit

    namun tergantung pada

    kadarbilirubinnya. Dikuatkan oleh

    teori bawah ikterus memang seringditemukan dengan keluhan

    menguningnya sclera, kulit dan

    jaringan lain akibat penimbunan

    bilirubin dalam tubuh. Keadaan ini

    merupakan tanda penting penyakit

    hati atau kelainan fungsi hati,saluran

    empedu dan penyakit darah. (Ilmu

    kesehatan anak, 2007 : 519)

    Pengkajian Data Objektif

    Pada data obyektif terdapatkesenjangan pada pemeriksaan fisik

    umumpada tinjauan teori keadaan

    umumnya lemas, kesadarannya

    composmetis sampai dengan

    samnolen, tanda tanda vitalnya

    (nadi : meningkat, suhu : panas,

    pernafasaan : meningkat), sedangkan

    pada tinjauan kasus yang dilakukan

    didapatkan hasil yaitu keadaan

    umum baik, kesadaran

    composmentis, nadi: 110 x/menit,

    suhu: 36,9oC, pernafasan: 30

    x/menit.

    Pada kasus ikterus fisiologis

    tidak selalu diikutin pemeriksaan

    fisik umum tapi lebih ditekankan

    pada pemeriksaan inspeksi warna

    kulit dan kadar bilirubin.

    Dikuatkan oleh teori bahwa

    tanda gejala ikterus fisiologis adalah

    warna kuning akan timbul pada harike 2 atau 3 dan tanpak jelas pada hari

    ke 5 sampai 6, dan menghilang pada

    hari ke 10. Kadar bilirubin serum

    pada bayi cukup bulan tidak lebih

    dari 12 mg/dl dan pada BBLR

    10mg/dl, dan akan hilang pada hari

    ke 14. (Ngastiyah, 2009 : 198).

  • 7/25/2019 2. Asuhan Kebidanan Dengan Ikterus Fisiologis

    3/4

    10

    Analisa Data

    Masalah potensial terdapat

    persamaan, pada tinjauan teori

    menyebutkan bahwa masalah yang

    menyebabkan bayi ikterus yaituterdapat infeksi.Pada tinjauan kasus

    berdasarkan data pengkajian pada

    klien ditemukan diagnosa, yaitu By

    D usia 2 Hari dengan Ikterus

    Fisiologis danada tanda tanda

    infeksi dari persalinan yang secara

    SC (sectio caesaria) dengan

    diagnosa Ketuban Pecah Dini (KPD)

    yang bisa menyebabkan terjadinnya

    infeksi pada bayi ikterus.

    Infeksi menjadi masalahpotensial karena pada persalinannya

    secara SC. Hasil ini dikuatkan oleh

    teori bahwa bayi yang lahir dengan

    SC tidak memperoleh bakteri-

    bakteri menguntungkan yang

    terdapat pada jalan lahir ibu yang

    berpengaruh pada pematangan

    system daya tahan tubuh, sehingah

    bayi mudah terinfeksi. Ibu yang

    melahirkan secara SC biasanya

    jarang menyusui langsung pada

    bayinya karena ketidak nyamanan

    pasca oprasi, dimana diketahui ASI

    ikut berperan untuk menghambat

    terjadinya sirkulasi enterohepatik

    bilirubin pada neonatus. Jenis

    persalinan ibu juga dapat merupakan

    faktor resiko terjadinya trauma lahir,

    penelitian menemukan jenis

    persalinan section caesarea dengan

    presentasi tersebut disusul denganekstraksi vakum/vorsep mempunyai

    kecenderungan terjadinya perdarahan

    tertutup dikepala seperti caput

    succadeneum dan cephal hematoma

    yang merupakan faktor resiko

    terjadinya Ikterus. (Suherni, 2009)

    Penatalaksanaan

    Merupakan pelaksanaan

    asuhan yang menyeluruh, pada

    tinjauan pustaka dan tinjauan

    kasusditemukan

    persamaan.Penatalaksanaan yang

    dilakukan meliputi aspek promotif,

    preventif, kuratif dan rehabilitatif.

    Penatalaksanaan pada bayi ikterus

    diantaranya yaitu menjelaskankeadaan umum bayi, menjelaskan

    tentang penyebab bayi ikterus,

    memberitahu penjelasan pada ibu

    untuk mencegah terjadinya bayi

    ikterus, melakukan pemeriksaan

    serum bilirubin, melakukan terapi

    sinar, memberikan pengetahuan

    tentang pentingnya menjaga

    kebersian lingkungan, memberikan

    asupan nutrisi, melakukan observasi

    tiap 6 jam sekali. Pada tinjauan kasuspenatalaksanaannya yaitu melakukan

    pemeriksaan serum bilirubin,

    memberikan terapi sinar, dan

    memberitahu ibu supaya lebih sering

    memberikan ASI.

    Pada kasus ikterus fisiologis

    tidak semua bayi di lakukan terapi

    sinar, karena tergantung pada kadar

    bilirubin dan tergantung kondisi

    bayinya.

    Dikuatkan pada teori untuk

    penanganan ikterus fisiologis dilihat

    dari daerah ikterusnya, warna dan

    kadar bilirubinya sesuai rumus

    krimmer, untuk penanganannya jika

    daerah ikterus 1 sampai 4, warna

    kuning terjadi di atas hari ke 3, kadar

    bilirubinya 11 sampai 15mg%,

    penanganan di bidan dan dipukesmas

    yang harus dilakukan yaitu jemur

    dimatahari pagi jam 7 sampai jam 9selama 10 menit, badan bayi

    terlanjang dan mata ditutup, terus

    beri ASI, banyak minum. Apabila di

    rumah sakit maka yang harus

    dilakukan yaitu terapi sinar, periksa

    golongan darah ibu dan bayi, periksa

    kadar bilirubin. (Sarwono, 2009)

    KESIMPULAN

    Simpulan

  • 7/25/2019 2. Asuhan Kebidanan Dengan Ikterus Fisiologis

    4/4

    11

    Setelah melakukan asuhan

    kebidanan pada Bayi Ny.D usia 2

    Hari Dengan Ikterus Fisiologis di

    RSI NU Lamongan, maka

    didapatkan kesimpulan bahwa DataSubyektif terdapat persamaan antara

    tinjauan pustaka dan tinjauan kasus

    pada keluhan utama pada ikterus

    fisiologis. Data Obyektif terdapat

    kesenjangan antara tinjauan pustaka

    dan tinjauan kasus pada pemeriksaan

    fisik umum pada ikterus

    fisiologis.Analisa Dataterdapat

    persamaan antara tinjauan pustaka

    dan tinjauan kasus dalam hal

    masalah potensial pada ikterusfisiologis.Penatalaksanaan terdapat

    persamaan antara tinjauan pustaka

    dan tinjauan kasus dalam hal

    penatalaksanaan pada ikterus

    fisiologis.

    SaranDapat dijadikan sebagai bahan

    masukan atau tambahan untuk

    perkembangan dan menyempurnakan

    yang sudah ada.Diharapkan dapat

    menyediakan lebih banyak literatur

    dengan tahun terbaru dalam

    menyusun LTA khususnya kasus

    bayi dengan ikterus.Diharapkan

    dapat meningkatkan kualitas

    pelayanan bagi petugas dan klien

    sehingga tercapai asuhan kebidanan

    yang lebih komprehensif.Pemahaman tentang informasi

    yang berhubungan dengan Ikterus

    akan membantumasyarakat dalam

    mendeteksi dini komplikasi dan

    tindakan yang harus dilakukan agar

    tidak terjadi hal yang tidak di

    inginkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI.

    2007. Buku Kuliah 3 IlmuKesehatan Anak. Jakarta:

    Infomedika

    Ngastiyah.2009, Perawatan Anak

    Sakit.Jakarta : EGC

    Prawirohardjo, Sarwono. 2009 .Ilmu

    Kebidanan Sarwono

    Prawirihardjo. Jakarta: PT.

    Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo.

    Suherni, dkk. 2009.Perawatan masa

    nifas.Yogyakarta : Citramaya