1.bab 1 bps kota sukabumi_final

Upload: windi-indranoviyani

Post on 09-Mar-2016

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kota sukabumi

TRANSCRIPT

Buku Putih Sanitasi

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Sukabumi

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKota Sukabumi merupakan salah satu kota yang telah ditetapkan sebagai peserta Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman merupakan program nasional yang diluncurkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 8 Desember 2009 dalam rangka mencapai target pembangunan sanitasi secara bertahap hingga tahun 2014. PPSP menargetkan 330 kota/kabupaten yang mempunyai masalah sanitasi seperti limbah, persampahan dan drainase. Pada umumnya penyebab buruknya kondisi sanitasi di perkotaan adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi yang tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, tidak berkelanjutan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sarana sanitasi yang baik dan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Untuk itu perlu dilakukan suatu strategi untuk memperbaiki buruknya kondisi sanitasi di perkotaan melalui Strategi Sanitasi Kota (SSK) berskala daerah dengan data aktual. Untuk menyusun SSK, diperlukan penyusunan Buku Putih Sanitasi yang merupakan potret sanitasi kota/kabupaten yang disusun sendiri oleh Pokja kota/kabupaten, berdasarkan data empiris dapat diperoleh melalui studi Environmental Health Risk Assesment (EHRA) yang merupakan studi risiko kesehatan lingkungan, Data sekunder berdasarkan persepsi SKPD yang dapat menentukan area berisiko sanitasi.1.2. Landasan GerakDefinisi Sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan. (TTPS, 2010) Sedangkan menurut World Health Organization (WHO)* dijelaskan bahwa Sanitation generally refers to the provision of facilities and services for the safe disposal of human urine and faeces. Inadequate sanitation is a major cause of disease world-wide and improving sanitation is known to have a significant beneficial impact on health both in households and across communities. The word 'sanitation' also refers to the maintenance of hygienic conditions, through services such as garbage collection and wastewater disposal. Yang artinya Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah.Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat; sedangkan sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Pengertian sanitasi yang lebih teknis adalah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk sistem jaringan perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003). Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup sanitasi meliputi 3 sektor, yaitu: sistem pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan. Dan jika berbicara tentang sanitasi tentunya sektor air bersih menjadi penting dan harus juga diperhatikan jugaAir limbah rumah tangga adalah air sisa proses dari kegiatan rumah tangga. Berkaitan dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, maka limbah yang muncul dari rumah tangga dikelompokkan dalam dua bagian, antara lain :a. Air limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine) dan tinja. Air limbah ini biasa disebut sebagai blackwater. b. Air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Air Limbah ini dikenal sebagai greywater.Sektor lain yang terkait dengan sanitasi adalah sektor persampahan. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola adalah sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga. Sampah sejenis rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Sampah spesifik adalah: a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun; b. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya beracun;c. Sampah yang timbul akibat bencana; d. Puing bongkaran bangunan; e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; f. Sampah yang timbul secara tidak periodik.Sektor terakhir yang berhubungan dengan sanitasi adalah sektor drainase lingkungan. Drainase lingkungan adalah suatu sistem penanganan atau pengaliran air hujan. Secara konvensional, hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di permukiman atau jalan. Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air hujan yang turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan. Peresapan air hujan dapat dilakukan dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air hujan dan biopori. Sektor air bersih dan atau air minum tidak termasuk di dalam sektor-sektor yang terkait dengan sanitasi, tetapi sektor ini dianggap sangat mempengaruhi kondisi sanitasi. Oleh karena itu seringkali beriringan dengan sistem sanitasi, seperti istilah Water and Sanitation (WATSAN) atau AMPL (Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan).Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan di Kota Sukabumi, akan dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan, dimana setiap tahapan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kota secara terstruktur sesuai jangka waktu perencanaan kota. Program PPSP dilakukan melalui pendekatan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang memiliki prinsip: a. Dari, oleh dan untuk kabupaten/kota,b. Berdasarkan data empiris,c. Menggunakan pendekatan top down meets bottom up, d. Komprehensif dan berskala kabupaten/kota.Ruang lingkup sanitasi di Kota Sukabumi sebagai dasar penanganan sanitasi di tingkat kota adalah sebagai berikut :1. Penanganan air limbah domestik yaitu pengelolaan air limbah rumah tangga yang terdiri dari:a. Pengelolaan On Site menggunakan sistem septik-tank dan bak penampungan dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga baik limbah tinja maupun limbah cair lainnya (kamar mandi dan dapur);b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat dengan sistem saluran air limbah dan intalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT);2. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui tempat pembuangan sementara (TPS) atau transfer Depo ke tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah;3. Penanganan drainase lingkungan yaitu mefungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air dan mengatuskan genangan air hujan dari permukaan baik di lingkungan permukiman maupun di jalan.4. Penanganan komponen terkait sanitasi berupa pengelolaan air bersih, pengelolaan air limbah industri rumah tangga dan pengelolaan limbah medis.5. Pemberdayaan masyarakat terhadap kesadaran akan kebutuhan sarana sanitasi yang baik. Wilayah Kajian dalam penyusunan Buku Putih dan SSK yang meliputi 33 (Tiga puluh tiga) kelurahan di 7 (tujuh) Kecamatan Kota Sukabumi. Wilayah yang menjadi kajian tersebut merupakan wilayah terbangun sesuai RTRW, dimana di Kota Sukabumi terbagi 2 (dua) wilayah;1. Terbangun adalah wilayah Kecamatan Cikole, Citamiang, Gunung Puyuh dan Warudoyong.2. Sebagian terbangun adalah wilayah Kecamatan Baros,Cibeureum dan Lembur situ. Semua ini sebagai perwujudan dari pada Visi dan Misi Kota Sukabumi yang mana Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh Kota Sukabumi dalam melaksanakan segala arah kebijakan pemerintahan. Visi kota Sukabumi ini sejalan dengan cita-cita terwujudnya Kota Sukabumi yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera. Visi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Kota Sukabumi Tahun 2013 2018 adalah Dengan Iman Dan Taqwa Mewujudkan Pemerintahan Rahmatan Lil Alamin.Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi Kota Sukabumi adalah :1. Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan berilmu;2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur, adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas;3. Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas;4. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah;5. Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan kota.1.3. Maksud dan TujuanBuku putih sanitasi (BPS) Kota Sukabumi merupakan gambaran karakteristik dan kondisi sanitasi serta prioritas/arah pengembangan kabupaten/kota dan masyarakata saat ini, serta sebagai Baseline data tentang kondisi sanitasi kabupaten/kota saat ini untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan monev sanitasi.Secara sfesifik penyusunan buku putih sanitasi Kota Sukabumi ini bertujuan untuk :1. Memberikan gambaran profil wilayah dan profil sanitasi di Kota Sukabumi;2. Untuk mengetahui Isu strategis dan permasalahan mendesak sanitasi di Kota Sukabumi;3. Untuk mengetahui area berisiko dan posisi pengelolaan sanitasi di Kota Sukabumi;4. Sebagai bahan acuan sistem pengelolaan dan pengolahan sarana dan prasarana sanitasi dan komponen terkait sanitasi lainnya di Kota Sukabumi1.4. MetodologiMetode yang dipergunakan dalam menyusun buku putih sanitasi, adalah sebagai berikut: A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara desk study (kajian literatur, data sekunder, browsing, internet dll), field research (observasi, wawancara dll), FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara mendalam (indepth interview). Dalam pengumpulan data dilakukan beberapa langkah, yaitu:1. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data. Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan pertemuan rutin dengan anggota Pokja, kunjungan lapangan, diskusi yang bersifat teknis (focus group discussion) dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. 2. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan teknik survey lapangan, meliputi: wawancara terstruktur, depth interview (wawancara mendalam), pengamatan langsung di lapangan (observasi), diskusi terfokus, dimana fokus sasarannya adalah masyarakat secara umum, tokoh, organisasi, pihak swasta atau pengiat sanitasi, LSM, pemerintah, dan media baik cetak atau elektronik.B. Jenis DataJenis data dalam penyusunan BPS ini menggunakan data skunder dan data primer yang sifatnya sampling serta proses kompilasi data, antara lain:1. Data skunder Data yang digunakan merupakan data-data yang dimiliki oleh berbagai SKPD berupa data asli maupun berbentuk laporan yang meliputi ; RPJMD, RTRW, Profil Kesehatan dan dokumen SKPD Lainnya. 2. Data Primer Data yang dikumpulkan melaui pelaksanaan Studi Environmental Health Risk Assesment (EHRA) yaitu menyediakan data kondisi eksisting sehingga mempermudah pemilihan prioritas pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang harus diselesaikan;a. Survey pemberdayaan masyarakat, Higiene Sekolah, Jender dan Kemiskinan (PMHSJK);b. Studi penyedia layanan sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA);c. Kajian komunikasi.3. Data Persepsi SKPD, yang didapat berdasarkan hasil wawancara atau diskusi dengan SKPD terutama yang terkait pada sektor sanitasi. C. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan untuk menganalisa atau mengkaji beberapa data dan informasi yang didapatkan baik berdasarkan desk study atau kajian lapangan dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Untuk lebih jelasnya langkah kerja yang dilakukan dalam penyusunan buku putih sanitasi Kota Sukabumi dapat dilihat pada gambar 1.1.D. Tahapan Penyusunan Buku Putih SanitasiLangkah-langkah penulisan/dokumentasi Buku Putih Sanitasi meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Internalisasi dan Penyamaan Persepsi, menyangkut :a. Tercapainya kesepahaman dan kesamaan persepsi mengenai manfaat adanya Buku Putih Sanitasi bagi Kota Sukabumi;b. Tercapainya kesepakatan mengenai langkah penyusunan, jadwal kerja, pembagian tugas dan tanggungjawab setiap anggota pokja

Gambar 1.1. Alur Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Sukabumi

1. Penyiapan Profil Wilayah, meliputi kegiatan :a. Dipahaminya ruang lingkup sanitasi dan tercapainya kesepakatan cakupan wilayah sasaran / kajian;b. Tersedianya data sekunder untuk menggambarkan profil wilayah, profil sanitasi dan penetapan area beresiko;c. Tergambarkannya profil wilayah Kota Sukabumi1. Penilaian Profil Sanitasi, meliputi kegiatan : a. Tersusunnya peta system sanitasi untuk masing-masing komponen dan lokasinya yang spesifik;b. Tersedianya hasil survey/studi/kajian yang disayaratkan untuk penyusunan Buku Putih Sanitasic. Teridentifikasinya rencana program dan kegiatan pengembangan sanitasi serta kegiatan sanitasi yang sedang berjalan.1. Penetapan area beresiko sanitasi, meliputi kegiatan : a. Menentukan awal area berisiko b. Menilai kemajuan pelaksanaan studi EHRAc. Menentukan Area Berisiko d. Menetapan awal Prioritas Pengembangan e. Memverifikasi hasil penetapan awal dengan melakukan kunjungan lapangan f. Melakukan konsultasi dengan OPD terkait untuk menetapkan Prioritas Pengembangan 1. Finalisasi Buku Putih Sanitasi, dengan tahapan sebagai berikut : a. Adanya persetujuan dari ketua pokja atas draft Buku Putih Sanitasi Kota Sukabumib. Diterimanya masukan untuk draft Buku Putih Sanitasi dari seluruh pemangku kepentingan di Kota Sukabumic. Mengadakan Konsultasi Publik Buku Putih d. Melakukan finalisasi Buku Putih Kabupaten e. Disahkannya Buku Putih Sanitasi oleh Kepala Daerah1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain.Program pengembangan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) khususnya dalam rangka penyusunan buku putih sanitasi Kota Sukabumi didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :A. Undang - Undang1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Nasional;7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah;9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; B. Peraturan Pemerintah1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air;2. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 Tentang Jalan;3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan;4. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai;5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman;6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam;9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;C. Keputusan Presiden1. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri;2. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;3. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah bagi kawasan Industri;D. Peraturan Menteri1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Persyaratan Kualitas Air minum;2. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1997 Tentang Kualitas Air Bersih;E. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 2025; Lembar Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Serie E,F. Peraturan Daerah Kota Sukabumi 1. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Sukabumi;2. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi 2005 2025; Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008 No. 7 Tambahan Lembaran Daerah Kota Sukabumi No. 12.3. Peraturan Daerah Kota Sukabumi No. 17 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah;4. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2011-2031;5. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 16 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Sukabumi; 6. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi Tahun 2013-2018,7. Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 11 Tahun 2009 tentang Indikator Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi Tahun 2008-2013.Buku Putih menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi, permasalahan dan kebutuhan sanitasi kota Sukabumi. Buku Putih Sanitasi Kota Sukabumi diposisikan sebagai acuan dan referensi bagi perencanaan dan pengembangan strategi sanitasi tingkat kota. Selain itu buku putih akan dijadikan sumber informasi yang terlengkap dan komprehensif terkait dengan berbagai hal terkait dengan berbagai aspek sanitasi. Rencana pembangunan sanitasi kota dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih sanitasi.

Pokja Sanitasi Kota SukabumiI - 1