1.amanda dewi m. (06111404001)
TRANSCRIPT
Amanda Dewi Marcellina
06111404001
Sekolah Sebagai Bagian SistemPendidikan
Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd
Arti dan Makna Pendidikan
Menurut Webster (New World Dictionary:1962) , pendidikan
adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, pikiran, karakter , dst , khususnya lewat
persekolahan formal.
Di dalam dunia pendidikan tumbuh beberapa konsep
pendidikan, yaitu:
1. Pendidikan Informal
2. Pendidikan Formal
3. Pendidikan Non Formal
Pendidikan yang diharapkan menghasilkan SDM yang berkualitas global, nasional dan regional membuat lembaga pendidikan mendesainpendidikannya sehingga mampu menghasilkan SDM dengan kualitasglobal, nasional dan regional. Adapun desain pendidikannya sebagaiberikut:
• Global atau internasional
1. Ilmuwan serta para pemikir aktif dalam bidang penelitian danpengembangan yang kompetitif pada tingkat global
2. Politisi, negarawan, diplomat, dsb setelah memperoleh ilmu pengetahuandifasilitasi dengan berbagai kegiatan organisasi sampai pada tarafinternasional
3. Pengusaha seperti pedagang antar negara, ekspor, dan impor juga sektorusaha lainnya mampu bersaing pada tingkat internasional
4. kesatria atau perwira yang mempunyai tingkat internasional baikangkatan darat, laut, udara juga kepolisian
5. Agamawan atau ulama yang memiliki kewibawaan pada tingkatinternasional
• Nasional
1. Ilmuwan atau akademisi pada berbagai disiplin ilmu yang mengembangkan ilmunya di
berbagai perguruan tinggi maupun lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi
pemerintah maupun swasta yang ada di seluruh Indonesia
2. Politisi, negarawan dsb, yaitu SDM yang menempati posisi eksekutif, legislatif, dan
yudikatif pada tatar nasional
3. Pengusaha seperti pedagang antarpulau, pabrik, industri, jasa, dan berbagai usaha lainnya
yang bertaraf nasional
4. Perwira tinggi dan perwira menengah pada semua angkatan dan Polri yang pada
pengembangan kariernya dapat sampai taraf internasional
5. Ulama sebagai pengawal moral bangsa pada tingkat nasional.
• Regional
1. Intelektual dan ilmuwan berbagai bidang keilmuwan yang berkiprah pada tingkat provinsi
dan kabupaten/kota
2. Politisi oada kelembagaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang berkiprah di provinsi dan
kabupaten/kota
3. Pengusaha industri, jasa, pertanian, dan sektor lainnya pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota
4. Perwira pertama, menengah, dan tinggi yang berkiprah di provinsi dan kabupaten/kota
5. Ulama sebagai pengawal idiologi dan moral bangsa yang berkiprah di provinsi dan
kabupaten/kota.
Tujuan Pendidikan
1. Tujuan pendidikan nasional yang hendak dicapai
dalam sistem pendidikan yang berskala nasional
(UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 3)
2. Tujuan institusional
3. Tujuan Kurikulum
4. Tujuan instruksional
Fungsi Pendidikan
Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 menegaskan
bahwa fungsi pendidikan adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Sifat dan Produk Pendidikan
Menurut Konsorsium Ilmu Pendidikan (1991:4), sifatpendidikan adalah:
1. Ilmu pendidikan mengkaji sendiri dan menghasilkankonsep-konsep dasar, teori-teori tentang pendidikan sepertibelajar berbuat (learning by doing), belajar bebas, pendidikansepanjang hidup (longlife education), belajar mencapaikemandirian
2. Menerapkan konsep-konsep, teori-teori yang dikembangkandakam ilmu-ilmu yang lain, seperti filsafat, psikologi, sosiologi,dsb yang memang diperlukan baik untukmemperkaya konsep/teori kependidikan yang ada maupununtuk meningkatkan upaya rekayasa pendidikan.
Proses pengembangan teori-teori pada masing-masing
komponen inti pendidikan yang memerlukan bantuan teori-
teori dari ilmu-ilmu yang telah disebutkan pada sifat
pendidikan poin ke 2 menghasilkan sebuah produk yang sesuai
dengan ilmu-ilmu tersebut.
Sehingga dalam penyelenggaraannya produksi memiliki
beberapa fungsi, yaitu:
berhubungan secara signifikan dengan keberhasilan siswa dan
memiliki kemampuan bersaing dengan cara-cara yang sportif
dan bertanggung jawab (G. Molenkopt dan Donald Melville,
1956)
Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan sebagai usaha membantu peserta didik
mencapai kedewasaan, diselenggarakan dalam suatu
kesatuan organisasi, sehingga usaha yang satu dengan
lainnya saling berhubungan dan saling mengisi.
Mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional
dapat dikemukakan unsur-unsur penting dalam sistem
pendidikan nasional, yaitu:
• Pertama, sistem pendidikan mempunyai satuan kegiatan
merupakann alat dan tujuan yang sangat penting
mencapai cita-cita nasional
• Kedua, sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara
semesta, menyeluruh dan terpadu
• Ketiga, sebagai suatu sistem pendidikan nasional harus
dilihat sebagai keseluruhan unsur atau komponen dan
kegiatan pendidikan yang ada di nusantara yang saling
berkaitan satu sama lain dan saling menunjang dalam
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai Suatu Sistem
• Sistem pendidikan nasional merupakan
perluasan dari pengertian “Sistem pengajaran
nasional” tertuang dalam Ayat 2 Pasal 31 UUD
1945
• Sistem pendidikan dapat dilihar dari dua sisi,
yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka
• Sistem tertutup menggambarkan suatu sistem yang tidakmembuka diri terhadap lingkungan dan juga tuntutanmasyarakat
• Sistem terbuka, memiliki beberapa ciri umum yaitu:
1. mengambil energi (masukan) dari lingkungan baikinternal maupun eksternal
2. mentranformasikan energi yang tersedia
3. memberikan hasil dan manfaat kepada lingkungan
4. sistem merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yangterus berlangsung
5. sistem harus bergerak melawan prosesentropi/kehancuran
6. masukan sistem tidak hanya hal-hal bersifat material,tetapi juga berupa informasi yang pengambilannya bersifatselektif dan balikannya merupakan balikan negatif
5. sistem harus bergerak melawan proses
entropi/kehancuran
6. masukan sistem tidak hanya hal-hal bersifat
material, tetapi juga berupa informasi yang
pengambilannya bersifat selektif dan balikannya
merupakan balikan negatif
7. sistem dalam keadaan statis dan keseimbangan
intern (homostatis) yang dinamis
8. sistem bergerak menuju melakukan peranan-
peranan yang makin berdiferensiasi
9. sistem dapat mencapai keadaan akhir yang sama
dengan kondisi awal yang berbeda dengan cara-cara
pencapaian yang tidak sama
Lingkungan Lingkungan
Masukan Hasil
Pendidikan Pendidikan
Input Proses Input
Sistem
Pendidikan
Komponen-komponen dalam Sistem
Pendidikan
• P. H. Coombs (1968) mengemukakan ada 12 komponen utama
sistem pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan dan prioritas
2. Pelajar atau peserta didik
3. Manajemen
4. Struktur dan jadwal waktu
5. Isi bahan belajar
6. Guru dan pelaksana
7. Alat bantu belajar
8. Fasilitas
9. Teknologi
10. Pengawasan mutu
11. Penelitian
12. Ongkos pendidikan
Proses Pendidikan
• Proses pendidikan adalah proses dalam
mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya dan yang akan menimbulkan
perubahan pada dirinya sehingga berfungsi
sesuai kompetensinya dalam kehidupan
masyarakat
• Menurut fungsinya, proses pendidikan dapatdibedakan dalam dua macam yaitu:
1. Proses manajerial pendidikan yangmenekankan pada proses terlaksananya fungsi-fungsi kepemimpinan yang mencakupperencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
2. proses operasional pendidikan yangmenekankan terlaksananya kegiatan belajarmengajar dalam segala bentuk dan pendekatannyayang berlangsung di ruang kelas, laboratorium,perpustakaan dan tempat-tempat lain yangdijadikan tempat kegiatan belajar dan mengajartertuju langsung pada pencapaian tujuan
Hierarkhi Profesi Tenaga
Kependidikan
Hierarkhi profesi tenaga kependidikan dapatdilihat dari sisi kualifikasi latar belakang dantingkat pendidikan tenaga kependidikan itu,dan kualifikasi untuk kerja profesionalnya.Menurut mutu kemampuan untuk kerjaprofesionalnya (yang berlatar tingkatpendidikan dan pengalaman kerja), hierarkhitenaga kependidikan itu adalah:
1. Tenaga profesional penuh, yaitu tenaga
kependidikan yang mampu memberikan sumbangan
terhadap sistem pendidikan, terutama dalam hal
wawasan, konsep, dan dasar implementasi yang
tajam dan komprehensif mengenai ikhwal
pendidikan
2. Tenaga pembaharu, yaitu tenaga kependidikan yang
mampu memberikan sumbangan, terutama dalam
bentuk komitmen yang tinggi terhadap pelaksanaan
sistem pendidikan
3. Tenaga kapabel, yaitu tenaga kependidikan yang
mampu memberikan sumbangan dalam bentuk
partisipasi yang mantap terhadap pelaksaan sistem
pendidikan.
Spektrum Tenaga Kependidikan
Spektrum tenaga kependidikan dengan kemungkinan
kedudukan dan kualifikasinya menurut Makmun
(1996:40) dapatt diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tenaga pendidik
2. Tenaga manajemen (manajerial)
3. Tenaga penunjang teknis kependidikan
4. Tenaga peneliti
Pemersiapan Tenaga Kerja Kependidikan Melalui
LPTK
Kualifikasi tenaga kependidikan yang ingin
dihasilkan LPTK, meliputi:
1. Tenaga kependidikan yang bertugas di
lingkungan satuan pendidikan dasar dan
menengah
2. Tenaga kependidikan yang bertugas di
lingkungan LPTK dan noon LPTK
Sebagai lembaga pendidikan tinggi LPTK berfungsi:
1. Mengkoordinasikan upaya pendidikan langsung
atau melalui jurusan-jurusan yang dibawahinya,
dalam berbagai cabang ilmu dan bidang profesi yang
diselenggerakan oleh program studi pada masing-
masing fakultas
2. Menyediakan layanan langsung atau melalui
jurusan-jurusan yang dbawahinya, terhadap upaya
pendidikan yang diselenggarakan oleh program studi
3. Mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan
berbagai cabang ilmu dan profesi kependidikan
Teori Ilmu Pengetahuan dalam
Sturktur Ilmu Pendidikan
Teori-teori ilmu pengetahuan yang dapat digunakanbidang keahlian struktur internal ilmu pendidikan iniantara lain:
1. Filsafat, agar memahami ontologi, epistemologi,dan aksiologi ilmu pendidikan)
2. Psikologi, agar memahami perilaku dan fenomenapsikhis dalam belajar
3. Sosiologi, agar memahami lingkungan sosialmasyarakat yang berkaitan dengan pendidikan
4. Antropologi, agar mengenal ekstitensi anak
sebagai manusia yang berbudaya
5. Ekonomi, agar menghitung unit cost dan
anggaran yang diperlukan dalam pengelolaan
pendidikan juga dapat menghitung tingkat
pengembaliannya dakan bentuk penyediaan
sumber daya manusia
Problematika Administrasi dan
Manajemen Sekolah
• Team Working Sekolah
Berbagai penelitian yang berkaitan dengan keefektifansekolah menyimpulkan bahwa kelemahan utamamanajemen pendidikan adalah pada team working yangtidak solid. Sehingga hal ini berimplikasi padalemahnya manajemen institusi. Tujuan dan targetmenjadi tidak jelas, visi dan misi organisasi menjaditidak jelas, tujuan dan target berubah menjadipemenuhan keinginan pimpinan dan orang kepercayaansaja yang berakibat pada mutu, yaitu rendahnya mutuproses dilihat dari sudut manajemen dn rendahnyakemampuan kompetisi dilihat dari layanan belajar danhasilnya.
• Kompleksitas Birokrasi Pendidikan
Seringkali perbaikan dan perawatan sarana danprasarana serta perlengkapan pendidikan yangdiajukan kepala sekolah kepada pemerintahtidak ada respon dan penyelesaian yangmemadai dari pemerintah. Tidak adanyakeprofesionalan kependidikan juga bukanberlatar belakang tenaga pendidikan padaformasi pemerintahan membuat pendidikanpada pemerintah provinsi dan kabupaten/kotatidak jelas atau kabur.
• Sekolah dalam Birokrasi Pemerintah
Rendahnya biaya pendidikan yang disediakannegara pada negara berkembang menjadi alasanklasik rendahnya kemampuan pemerintahmendukung penyelenggaraan pendidikan yangmemenuhi kebutuhan sekolah yang sangatmempengaruhi kualitas pendidikan. Kepalasekolah hanya dianggap sebagai pelaksana teknisdari unit kerja Dinas Pendidikan di provinsi ataukabupaten/kota. Posisi kepala sekolah yanggamang membuat tidak terlaksananya tugasdengan optimal sehingga hal ini menjadi sebabrendahnya mutu dan martabat pendidikan, jugarendahnya kualitas SDM Indonesia.
• Kinerja Guru
Kinerja guru selama ini terkesan tidak optimal.Guru melaksanakan tugasnya hanya sebagaikegiatan rutin, ruang kreativitas.Pengembangan kreativitas guru dianggapmembuang waktu dan biaya sehingga jarangsekali digunakan. Penataran yang dilakukantidak memiliki hasil yang jelas. Institusi yangmembina kinerja guru dan tenagakependidikan pun tidak diketahuikejelasannya.
• Kinerja Pengawas Sekolah
Hasil kerja pengawas sekolah yang melakukankunjungan diserahkan ke Dinas Pendidikankemudian disimpan dan diarsipkan. Ketika DinasPendidikan menyusun rencana strategis hasil kerjapengawas tidak menjadi bahan pertimbanganyang penting untuk menyusun rencana kerjaselanjutnya sebagai upaya perbaikan mutupendidikan. Kinerja guru lebih banyak dinilai dariaspek administratif sehingga motivasi guru untukmelaksanakan tugas pedagogisnya menjadilemah.
• Manajemen Sekolah
Masalah yang dihadapi sekolah, antara lain:
1. Administrasi yang belum dibenahi dengan baik
2. Team working yang lemah
3. Kurangnya kelengkapan kearsipan sekolah
4. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan pendidikan di daerahnya
5. Kurangnya fasilitas dan kelengkapan belajar di
kelas
6. rendahnya kualitas SDM di beberapa daerah
7. Kesibukan masyarakat terdidik di sekitar
sekolah dalam menjalankan aktivitas
8. Karang taruna sebagai wadah bagi pemuda
desa untuk mengembangkan kreativitas dalam
menunjang pembangunan desa.