100406034 - putri amanda nst. (1).pdf
TRANSCRIPT
ABSTRAK
BAB 1. PENDAHULUAN
Kota adalah tempat kita tinggal. Kota menyediakan berbagai kebutuhan
seperti sandang, pangan, dan papan. Kota sebagai sebuah fenomena ”urban”
memberikan lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sangat menentukan
preferensi dan perilaku kita.
Pengertian Wilayah
Seperti yang tertulis dalam UU RI No. 26 Th. 2007 tentang Penataan Ruang, pasal
1 ayat 7, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
Pengertian Kota
Prof. Drs, R. Bintarto merumuskan bahwa kota adalah suatu sistem jaringan
kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata social ekonomi
yang heterogen dan corak kehidupan yang materialistik.
Pola Perencanaan Kota
Sebuah kota harus dibangun berdasarkan empat dasar. Dasar fisik sebuah kota
adalah wujud yang kelihatan berupa bangunan-bangunan, jalan, taman, dan benda-
benda lain yang menciptakan bentuk kota tersebut. Dasar ekonomi sebuah kota
memberikan alasan bagi eksistensinya. Dasar politik sebuah kota sangat penting
bagi ketertiban. Dasar sosial sangat penting supaya kota ada artinya.
Pada abad ke-21, kota-kota dimasa depan berpegang pada lima faktor yakni
employment (lapangan kerja), environment (keseimbangan lingkungan), equity
(keadilan), engagement (peran serta masyarakat maupun swasta), dan energy
(energi yang dapt diperbaharui atau yang tidak).
Urban Design (Perancangan Kota)
Urban design merupakan suatu hasil perpaduan kegiatan antara profesi perencana
kota, arsitektur, landscape, rekayasa sipil, dan transportasi dalam wujud fisik.
Pencetus urban design ( image of the city ) adalah Kevin Lynch pada tahun 1974.
Ada lima elemen pokok yang dapat membangun citra sebuah kota :
o Path : Pembatas antara dua bangunan; contoh : jalan, rel kereta api, dll
o Edge : Untuk pemutus linear; contoh : dinding
o Distrct : Memiliki ciri khas tertentu; contoh : ruang publik,
perdagangan, dll
o Node : Pertemuan beberapa path, pusat keramaian; contoh : simpang
lima
o Landmark : untuk mengetahui suatu daerah.
BAB 2. TEORI
Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini
terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah
wilayah Kabupaten Bogor. Dahulu luasnya 21,56 km², namun kini telah
berkembang menjadi 118,50 km² dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003).
Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang
sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah
68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama
Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh", bœit'-) yang berarti "tanpa kecemasan"
atau "aman tenteram".
Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni,
karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja
dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan
penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai penelitian
pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut
Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.
Letak kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan
30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter,
maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km. Batas wilayah
kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor
sebagai berikut:
Utara Sukaraja, Bojong Gede, dan Kemang
Timur Sukaraja dan Ciawi
Selatan Cijeruk dan Caringin
Barat Kemang, Ciomas dan Dramaga
Iklim, topografi, dan geografi kota Bogor terletak pada ketinggian 190
sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-
rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%.
Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada Bulan
Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei
sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya
mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah
adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm
dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak
pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan
orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke
pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung
terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam
setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini
dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor
sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.
Kedudukan geografi kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor
serta lokasinya yang dekat dengan ibu kota negara, Jakarta membuatnya strategis
dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana
Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur
tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan
ekonomi.
Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km². Di kota ini juga mengalir
beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu:
Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok.
Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir
alami.
SEJARAH KOTA BOGOR ABAD KE LIMA
Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya Kerajaan Hindu
Tarumanagara di abad ke lima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk
bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara
alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan,
dan di saat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah
pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh beberapa arkeolog ternama seperti Prof. Uka
Tjandrasasmita, keberadaan tempat dan situs penting yang menyatakan eksistensi
kerajaan tersebut, hingga kini masih belum ditemukan bukti autentiknya.
Kerajaan Pajajaran
Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-
kerajaan yang silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja
Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran. Prasasti ini dipercayai memiliki
kekuatan gaib dan keramat, sehingga dilestarikan sampai sekarang. Kerajaan
Padjajaran memiliki pengaruh kekuasaan hanya seluas Jawa Barat dan Banten.
Pakuan yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini
terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri
Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni
1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973
oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga
saat ini.
Zaman Kolonial Belanda
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang,
dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan
Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan
beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan
Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff
membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang
menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai
daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan
pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.
Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua,
Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, dan
Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung
Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana
Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai
untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara
Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.
Kebun Raya Bogor
Ketika VOC bangkrut pada awal abad ke sembilan belas, wilayah nusantara
dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Thomas Raffles
yang merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun
Raya (Botanical Garden). Di bawah Raffles, Bogor juga ditata menjadi tempat
peristirahatan yang dikenal dengan nama Buitenzorg yang diambil dari nama salah
satu spesies palem.
Hindia Belanda
Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903,
terbit Undang-Undang Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan
tradisional dengan sistem administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan
Gemeente Buitenzorg.
Pada tahun 1925, dibentuk provinsi Jawa Barat (provincie West Java) yang terdiri
dari 5 karesidenan, 18 kabupaten, dan kotapraja (stadsgemeente). Buitenzorg
menjadi salah satu stadsgemeente.
Zaman Jepang
Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor
menjadi lemah setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.
Masa kemerdekaan
Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950.
Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor,
sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957.
Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor,
dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965 dan Undang-Undang nomor 5 tahun
1974.
Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan
berlakunya Undang-Undang nomor 22 tahun 1999.
TEMPAT MENARIK DAN PARIWISATA DI KOTA BOGOR
Beberapa tempat menarik di Kota Bogor, di antaranya adalah:
Wisata dan rekreasi
Kebun Raya Bogor
Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia.
Luasnya mencapai 80 hektare dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan
tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat
wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor
tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum
Zoologi, dan IPB.
Istana Bogor
Salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai
keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan,
dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa yang indah
yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai
sekarang.
Prasasti Batu tulis
Prasati peninggalan zaman Kerajaan Padjadjaran yang ditulis dalam bahasa
Jawa kuno yang isinya menyebutkan Raja Pakuan Padjadjaran yang bernama
Prabu Purana dinobatkan kembali dengan nama Sri Paduka Maharaja Ratu
Haji dalam tahun yang tidak jelas karena ada huruf yang kosong, sehingga
ada berbagai macam penafsiran. Prasasti ini disimpan di tepi jalan raya
Batutulis, Bogor, sekitar 2 km dari pusat kota.
CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices
Kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam,
terletak di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Kawasan ini memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti gedung
perkantoran, wisma, asrama (dormitory), serta kebun buah, sayur, dan
tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan
luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk kepentingan
konservasi.
Dramaga, Bogor
Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 km dari pusat Kota
Bogor. Wilayah Dramaga merupakan sentra produksi manisan basah dan
kering, baik itu dari buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang,
pepaya, kweni, salak, kedondong, atau caruluk) maupun dari bahan sayuran
(wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).
Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi)
Di dalam Plaza Kapten Muslihat terdapat sebuah taman yang diberi nama
Taman Ade Irma Suryani, sebelumnya taman ini memiliki nama Taman
Kebon Kembang tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an
taman ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya
yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal tersebut kemudian
direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang mengusung konsep
Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun menyebutnya dengan
Taman Topi. Pada saat itu Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu
alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor.
Taman topi dilengkapi berbagai wahana permainan namun sejak tahun 1994
sampai saat ini (tahun 2007) tempat ini menjadi tidak terawat baik karena
dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota. Di dalamnya terdapat
pula Pusat Informasi Kepariwisataan atau 'Tourist Information Centre'.
Taman Kencana
Sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil,
kaum muda, maupun orang tua yang melepas lelah setelah capai berjalan-
jalan di lapangan Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini ramai pada hari
Minggu dan umumnya ramai oleh para orangtua yang mengajak anak-anak
mereka untuk menikmati hari libur.
Lapangan Sempur
Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan sebagai
lapangan upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap
tanggal 17 Agustus ini, sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan
Pertamanan Kota Bogor. Lapangan ini sekarang dijadikan tempat olahraga
dan lapangan multifungsi. Di lapangan ini terdapat wall-climb, lapangan
basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/baseball, run-track,
lapangan voli beralaskan pasir pantai, serta area untuk senam. Pada hari
Minggu tempat ini akan menjadi pasar dadakan, banyak pedagang makanan
ataupun alat-alat yang menggelar dagangannya di sini setiap hari Minggu.
Lapangan ini kerap digunakan untuk berbagai pergelaran musik.
Rancamaya
Puncak
Kawasan wisata perbukitan yang terletak di sebelah timur Kota Bogor,
dikelilingi oleh Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
Situ Gede atau Setu Gede
Danau kecil di barat laut Kota Bogor, di tepi hutan penelitian Dramaga,
Bogor.
Gunung Bunder
Gunung Pancar
Gunung Gede
Gunung Salak Endah
Kolam renang
Kolam Renang Gedung Olah Raga Kota Bogor
Taman Yasmin Sport Centre
Bukit Cimanggu City-Marcopolo
Bogor Nirwana Residence-Jungle Water Park
Stasiun kereta dan bus
Stasiun Bogor
Stasiun utama Kota Bogor yang merupakan warisan dari zaman Belanda.
Sekitar tahun 1960-an stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogyakarta
melalui Sukabumi dan Bandung.
Stasiun Cilebut
Stasiun penghubung rute Jakarta - Bogor.
Stasiun Bojong Gede
Stasiun penghubung rute Jakarta - Bogor.
Terminal Baranang Siang
Tempat ibadah
Masjid Raya Bogor
Gereja BMV Katedral Bogor, Jl. Kapten Muslihat
Gereja Kristen Indonesia, Jl. Pengadilan 35
Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA), Jalan Suryakencana Bogor
Gereja HKBP, Jl. Paledang Bogor
Klenteng Hok Tek Bio
Masjid Agung Bogor
Masjid Istiqom Budi Agung
Pura Parhyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Taman Sari
Pura Giri Kusuma, Bogor Baru
Masjid Almuhajirin Bukit Waringin, Bojong Gede
Masjid Nahwa Nur Pura, Bojong Gede
Museum dan perpustakaan
Museum Etnobotani
Museum Etnobotani diresmikan pada tahun 1982 oleh Prof. Dr. B. J.
Habibie. Di dalamnya terdapat 2.000 artefak etnobotani dan berbagai
diorama pemanfaatan flora.
Museum Zoologi
Museum Zoologi didirikan pada tahun 1894 dengan nama Museum
Zoologicum Bogoriensis.
Herbarium Bogoriense
Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, di sebelah Barat Kebun Raya Bogor. Di
dalamnya tersimpan dan dipamerkan berbagai jenis daun dan buah yang
telah dikeringkan, berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Museum Tanah
Museum Tanah didirikan pada tanggal 29 September 1988. Museum ini
merupakan tempat penyimpanan jenis contoh tanah yang terdapat di
Indonesia yang disajikan dalam ukuran Kecil berupa makromonolit.
Museum Pembela Tanah Air (PETA)
Didirikan pada tahun 1996 oleh Yayasan Perjuangan Tanah Air, dan
diresmikan oleh H. M. Soeharto (Presiden RI ke-2). Di dalamnya memuat
empat belas diorama sebagai salah satu perwujudan miniatur yang
menggambarkan proses pergerakan kebangsaan terjadi pada tanggal 3
Oktober 1943 bertempat di bekas Kesatriaan tentara KNIL/Belanda,
Pabaton.
Museum Perjuangan
Perpustakaan Bogor
Didirikan pada tahun 1842 di dalam lingkungan Kebun Raya Bogor oleh ahli
botani Belanda, Dr. J. Pierot. Koleksinya sekitar 300.000 jilid buku, 2.000
judul majalah ilmiah, dan lebih dari 100.000 barang cetakan lainnya.
Koleksinya meliputi buku-buku ilmu pengetahuan alam murni dan praktis,
dengan mengutamakan biologi, yang diperoleh dari hasil pertukaran dengan
lembaga-lembaga ilmiah dan ahli-ahli botani dan biologi di seluruh dunia.
Koleksi perpustakaan ini paling baik dan lengkap di Asia Tenggara.
BAB 3. STUDI KASUS
Kota Bogor adalah salah satu kota di Jawa Barat yang secara geografis
terletak pada 106048' Bujur Timur dan 6036' Lintang Selatan. Secara administrasi
wilayah Kota Bogor dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Bogor. Dengan luas
wilayah Kota Bogor 11.850 hektar, terdiri dari 6 (enam) kecamatan, 22
kelurahan dan 46 desa. Ada beberapa pendapat atas asal-usul penamaan kota
Bogor. Salah satunya adalah berasal dari nama Bogor itu sendiri, karena nama
bogor berarti tunggul kawung, enau atau aren. Pendapat ini ditemukan dalam
pantun yang berjudul "Ngadegna Dayeuh Pajajaran" yang dituturkan Pak Cilong.
Kota Bogor mempunyai sejarah yang panjang dalam Pemerintahan. Pakuan
sebagai pusat Pemerintahan Pajajaran terkenal pada pemerintahan Prabu Siliwangi
(Sri Baginda Maharaja) yang penobatanya tepat pada tanggal 3 Juni 1482, yang
selanjutnya hari tersebut dijadikan hari jadi Bogor .
Selama perjalananya hingga sekarang Kota Bogor memiliki perkembangan
kota yang sangat panjang, Tata ruang sebagai instrument arahan pengembangan
kota memiliki peranan penting dalam pembentukan Kota Bogor itu sendiri,
Menurut Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor, perkembangan Tata Ruang
Kota Bogor dibagi dalam tiga fase perkembangan berdasarkan iklim politik,
kemajuan teknologi, serta kondisi sosial ekonomi yang berlaku pada masa ke
masanya, yang akan menentukan corak pembangunan. Fase pertama adalah
Masa Pajajaran (1482-1579), yang di mulai sejak masa pemerintahan Sri
Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (1482 -1521) hingga masa
pemerintahan Ragamulya Suryakencana (1567-1579). Fase kedua, adalah
masa penjajahan (1684-1945), Fase ketiga adalah masa kemerdekaan yang
dimulai sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai dengan
sekarang.
PERKEMBANGAN BENTUK KOTA BOGOR
Fase Masa Pajajaran (1482-1579)
Berdasarkan Badan Perencanaan Daerah, Kota Bogor mengalami
perkembangan bentuk kota dan fungsi sejak masih sebagai ibu kota Pakuan pada
masa Pajajaran hingga saat ini. pada masa pajajaran, Kota Bogor
berfungsi sebagai kota pusat kerajaan yang artinya sebagai pusat
pemerintahan Kerajaan Pajajaran. Pada masa Pajajaran Bentuk Kota
Bogor cenderung linier memanjang dari arah barat laut kearah tenggara,
dengan komponen fisik "perkotaan" yang sangat sederhana terdiri atas sebuah
keraton, alun-alun dalam, alun-alun luar, benteng dan gerbang kotaraja. Kota
Bogor pada masa Pajajaran ini sempat "menghilang" selama kira-kira
satu abad seiring dengan sirnanya Pajajaran pada tahun 1579.
Fase Fase kedua, adalah masa penjajahan (1684-1945)
Periode pertama masa Penjajahan Kota Bogor kembali dibangun ditandai
dengan dibangunnya sebuah tempat peristirahatan di lokasi Istana Bogor yang
sekarang diberi nama Buitenzorg atas prakasa Baron Van Imhoff sekitar tahun
1745. Pada periode pertama masa Penjajahan ini Kota Bogor memiliki fungsi
sebagai tempat peristirahatan dan pusat pemerintahan yang masih sederhana
dengan bentuk kota linier dan komponen fisik kota sederhana, yaitu terdiri
atas sebuah taman, sebuah “villa”, sebuah tempat penelitian pertanian, sebuah
pasar, dan semacam pusat pemerintahan kabupaten. Pada periode kedua masa
Penjajahan yaitu sejak perubahan politik Kolonial Belanda. tahun 1870 hingga
menjelang Proklamasi.
Fase ketiga (Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai
dengan sekarang)
Sejak Kemerdekaan, kota Bogor sudah mulai menunjukkan oder dan sifat
“kekotaan” dan telah mempunyai fungsi yang majemuk, yaitu sebagai pusat
administrasi pemerintahan, pusat penelitian pertanian dan sebagai kota tempat
tinggal dengan segala fasilitas kotanya. Bentuk kotanya adalah linier
sepanjang jalan utama yang menghubungkan Kota Bogor dengan Jakarta dan
Sukabumi. Perubahan bentuk kota Bogor terjadi sejak periode pertama masa
kemerdekaan yang berubah dari linear menjadi semi konsentrik dengan titik
pusat di sekitar lokasi Kebun Raya, pada periode kedua masa Kemerdekaan yaitu
sejak Kota Bogor menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor (1974) hingga
menjelang tahun 1995 bentuk kotanya adalah dari semi konsentrik berubah
menjadi konsentrik.
Pada periode ketiga masa Kemerdekaan (1995- sampai dengan sekarang)
yang dimulai sejak perluasan wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor
(1995) hingga pada saat sekarang, Kota Bogor telah menjelma menjadi kota
modern dengan multifungsi. Struktur kotanya berbentuk konsentrik dengan
titik pusat di sekitar lokasi Balaikota. Banyaknya fungsi yang diemban oleh Kota
Bogor juga menunjukkan kompleksitas perkembangan fisik kotanya. Kota ini,
mengalir tanpa arah yang jelas dan tanpa disertai sebuah perencanaan penataan
kota berjangka panjang. Itulah yang antara lain mengakibatkan munculnya
berbagai persoalan perkotaan sebagaimana yang dihadapi dan dirasakan pada saat
ini, seperti diantaranya masalah transportasi, masalah lingkungan dan pemukiman,
hal itu pula yang menjadikan Kota Bogor terkenal dengan berbagai julukan, antara
lain kota terkotor, hingga kota sejuta angkot. Dengan keadaan saat ini akankah
Kota Bogor akan tetap menjadi Kota yang nyaman seperti dulu.
Gambar : Penggunaan Lahan Kota Bogor tahun 2005 dan Foto-foto perkembangan
penggunaan Lahan
(ket.gambar di atas)
1. Pedagang kaki lima merupakan permasalahan perkotaan yang di alami Kota
Bogor, para PKL menggunakan trotoar, hingga badan jalan sebagai tempat
berjualan.
2. Pembangunan pemukiman yang tidak tidak teratur menjadi permalahan
yang serius di kota Bogor.
3. Transportasi (Kemacetan) merupakan salah satu masalah utama di Kota
bogor, dengan banyaknya jumlah angkot maka munculah sebutan “Kota
Sejuta angkot” bagi kota Bogor.
4. Perbandingan penggunaan lahan tahun 1875 dan 2005 menandakan
perkembangan kota Bogor dari waktu ke waktu (Lokasi : Jalan Surya
Kencana)
5. Sekitar Tanjakan Empang tahun 1900 dan kini menjadi Pusat Perbelanjaan
Bogor Trade Mall.
PERBEDAAN KOTA BOGOR PADA JAMAN DULU DAN SEKARANG
BAB 4. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bogor
my-syahbandar.blogspot.com/.../perkembangan-kota-bogor-dari-masa-ke.html
gedebudi.wordpress.com/category/perencanaan-kota/
zonapencarian.blogspot.com/.../kota-bogor-pada-saat-jaman-dulu-dan.html