1a-obat herbal yang dapat menyebabkan kerusakan hati
TRANSCRIPT
Obat Herbal yang Merusak HatiKelompok 1Suki Handayani
Andrianto Agung G
Anindita Ratnawati Aditya
Astri Maulidina
Astried Leonyza
Asvinastuti Rikasih
HATI
Letak di kuadran kanan atas rongga abdomen & merupakan organ metabolisme terbesar.
Pada orang dewasa berat hati 1,2-1,8 kg bergantung pd ukuran tubuh keseluruhan.
Letak dan anatomi hati
Aliran Darah
Hati menerima suplai darah dari dua sumber berbeda.
1. Vena porta o Sekitar 1000 ml/menit darah yg berasal dari lambung,
usus halus, usus besar, pankreas, dan limpa.
o Darah ini mengangkut produk-produk yang diserap dari saluran pencernaan langsung ke hati untuk diolah, disimpan, dan didetoksifikasi sebelum masuk ke sirkulasi umum. Darah tersebut juga mungkin mengandung bakteri usus, racun, dan obat yang dicerna.
o Terdapatnya hubungan antar metabolisme dan saluran pencernaan hati menjadi target penting bagi toksisitas obat, xenobiotik dan zat-zat pengoksidasi.
2. Arteri hepatikao Sekitar 500 ml/menit.
o Darah arteri ini memiliki saturasi oksigen yang tinggi.
Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing lainnya.
Sekresi garam empedu yang berperan dalam proses pencernaan.
Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, protein, lemak) setelah diserap saluran pencernaan.
Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting untuk pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolestrol dalam darah.
Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.
Pengaktifan vitamin D yang dilakukan oleh hati bersamaan dengan ginjal.
Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang oleh makrofag residen yang lebih dikenal sebagai sel kuffer.
Ekskresi kolesterol dan bilirubin. Bilirubin merupakan produk penguraian ysng berasal dari destruksi sel darah merah yang telah usang
Fungsi Hati
Fungsi utama DetoksifikasiApabila senyawa toksik terus menerus dimetabolisme oleh hati, terutama yang bersifat hepatotoksik kerusakan hati
gangguan liver yang diinduksi obatAndrianto A Gunawan (1306343366)
Gangguan Liver yang Diinduksi Obat
Nekrosis sentrolobular- Efek bergantung dosis- Reaksi dapat diprediksi, efek yang memang diketahui disebabkan oleh obat (mis. Parasetamol)
- Dapat juga terkait dengan reaksi idiosinkratik
- Reaksi hepatotoksisitas yg terjadi secara langsung atau terkait metabolit. Umumnya merupakan akibat dari produksi metabolit toksik.
Gangguan Liver yang Diinduksi Obat (Cont’d)
Steatohepatitis / SteatonekrosisNekrosis akut, terjadi akumulasi asam lemak pada hepatosit gangguan homeostatis hepatosit.
Zat aktif obat atau metabolitnya mempengaruhi oksidasi asam lemak di dalam mitokondria hepatosit.
Gangguan Liver yang Diinduksi Obat (Cont’d)
Fosfolipidosisdisebabkan akumulasi dari fosfolipid.
Nekrosis hepatoselular umum Onset dari gejala biasanya terjadi 1 minggu atau lebih setelah paparan terhadap toksin.
Bioaktivasi merupakan hal penting dalam perkembangan hepatotoksiksitas
Gangguan Liver yang Diinduksi Obat (Cont’d)
Kelainan vaskular liverTerjadinya lesi pada venula hepatik & vena portal
KolestatisKerusakan yang melibatkan sistem kanalikular empedu. Terjadi akumulasi intrahepatik dari asam empedu toksik dan produk ekskresi.
Gabungan antara nekrosis hepatoselular umum dan kolestatik juga merupakan gangguan liver yg potensial
Bagaimana Obat Dapat Menginduksi Gangguan Hati?
Mekanisme yang memungkinkan terjadinya gangguan hati diantaranya:
a) Reaksi idiosinkratik, prevalensi kecil (jarang)
b) Kerusakan mitokondrial sel-sel hati
c) Stimulasi apoptosis
d) Gangguan homeostatis kalsium & kerusakan membran sel
e) Penyakit neoplastik liver
Bagaimana Obat Dapat Menginduksi Gangguan Hati? (Cont’d)
f. Stimulasi autoimunitas (sitotoksisitas yg dimediasi antibodi atau toksisitas selular langsung)
g. Aktivasi metabolik enzim sitokrom P450
h. Kebanyakan kerusakan hepatoselular melibatkan produksi metabolit reaktif berenergi tinggi (radikal) oleh sistem CYP450
Obat Herbal Merusak Hati??
Terdapat resiko spesifik yang memberikan kontribusi hepatotoksisitas ramuan herbal, yaitu:
Kesalahan identifikasi tanaman
Kesalahan seleksi bagian tanaman
Penyimpanan yang tidak adekuat
Kontaminasi tanaman dengan bahan kimia, logam berat, dan mikroorganisme
Kesalahan labeling produk akhir
sehingga produk herbal yang aman mungkin saja dapat terkontaminasi oleh komponen toksik yang dapat menyebabkan hepatotoksik.
Kompri (Symphytum officinale Linn.).Asvinastuti Rikasih
1306343416
Kompri (Symphytum officinale Linn.).
Klasifikasi tanamanKingdom : PlantaeDivisi : TracheophytaKelas : MagnoliopsidaOrdo : BoraginalesFamili : BoraginaceaeGenus : Symphytum L.Spesies : Symphytum officinale L. Nama asing
comfrey, knitbone, blackworth, bruisewort (inggris)
komring atau kompri (Jawa) K'ang fu li (China)
Nama Simplisia Symphyti Radix (akar kompri) symphyti Herba (herba kompri)
Deskripsi Tanaman Kompri
Comfrey sangat umum di Eropa dan Asia Barat, di Indonesia biasa di tanam dalam pot atau di kebun sebagai tumbuhan obat.
Herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm.
Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata panjang 27-50 cm, lebar 4,5-14 cm, warnanya hijau.
Seluruh tanaman ditutupi dengan rambut pendek sehingga kasar bila disentuh.
Bunga membentuk seperti melingkar, warna ungu muda, biru atau merah muda .
Kandungan Kimia
• symphytine• echimidine• anadoline,• lypcosamine• symlandine
alkaloid pyrrolizidine(PAS)
• arabinosa• asam glukuronat• manosa• ramnosa• xilosa• glukosa,• fruktosa
karbohidrat
• Pirokatekol
Tanin
• sitosterol• stigmasterol
Triterpenes
• Minyak atsiri• Karoten• Allantoin• Kolin• Vitamin (A dan B12)• Ca, K, P
komponen lain
Struktur umum dan struktur kimia kandungan alkaloid Pirolizidin pada Symphytum officinale L.
Khasiat/Indikasi dan Kontra Indikasi
Khasiat/IndikasiTerapi eksternal untuk penyakit inflamasi, luka, patah tulang, keseleo, rematik gout, thrombophlebitis.
Terapi internal digunakan untuk gastritis and gastroduodenal ulcers, batuk berdahak, serta kapsul untuk rheumatoid arthritis, bronchitis, dan allergies serta diare.
Kontraindikasi : Hipersensitifitas kandungan tanaman kompri. Hindari selama masa kehamilan dan menyusui serta pada anak-anak.
Posologi
Dewasa dan lansia
Ekstrak cair dalam basis salep (100 g salep mengandung 10 g ekstrak) 2 kali sehari. Digunakan tidak lebih dari 10 hari.
Hasil Penelitian : lnfus daun kompri 20% dengan takaran 25 dan 40 ml/kg bb mempunyai efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan sebanding dengan suspensi klorpropamida 22,5 mg/kg bb. (Amrizal M., Jurusan Farmasi, FMIPA, UNAND, 1988).
Anak-anak
Penggunaan pada anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun tidak dianjurkan
Mekanisme Hepatotoksisitas
masuk ke dalam saluran cerna dan mengalami absorbsi
Senyawa toksik yang sangat reaktif
toksisitas baik akut maupun kronis
Pembentukan senyawa metabolit yang reaktif
-
Contoh Sediaan
Sena (Cassia angustifolia, Vahl.)Suki Handayani
Taksonomi
• Kingdom: Plantae
• Subkingdom: Tracheobionta
• Superdivisi: Spermatophyta
• Divisi: Magnoliophyta
• Kelas: Magnoliopsida
• Subkelas: Rosidae
• Ordo: Fabales
• Famili: Fabaceae
• Genus: Cassia
• Spesies: Cassia angustifolia, Vahl.
Nama lain: Senna, daun jati cina
Semak rendah-tinggi sampai 1,5 m.
Daun majemuk menyirip genap (tanpa anak daun ujung), 3-7 pasang helai, menyempit atau membulat, hijau terang hijau kekuningan.
Bunga lengkap dan sempurna, berbilangan lima, bersimetri tunggal. Kelopak memiliki 5 daun kelopak. Daun mahkota kuning dengan urat coklat, 5 buah, susunan sirap. Benang sari memiliki bagian steril (staminodia).
Buah elips lebar, kadang bentuk ginjal, pipih, buah masak pecah, panjang 4-7 cm dengan lebar 2 cm, biji 6- 10 perbuah.
Morfologi
• Senna merupakan tumbuhan asli dari Afrika, Timur Tengah khususnya Mesir dan Sudan. Tumbuhan ini tersebar luas di Pakistan, India, Algeria, Libia, Mesir, Sudan, Arab Saudi, dan di seluruh daerah tropis.
Ekologi & Penyebaran
Kandungan Kimia
• Antrakuinon, yang meliputi glikosida diantron (1,5-3%), sennoside A dan B (rhein dianthrone), sennoside C dan D (rhein aloe-emodin dianthrone).
• Antrakuinon bebas dalam jumlah kecil, yaitu rhein, aloe-emodin, chrysopanol, dan glikosidanya.
• Musilago (10%), flavonoid turunan kaemferol, glikosida naftalena, isoramnetin, asam krisofanat, senakrol, senapikrin, katartomanit, dan β-sitosterol
• Komponen aktif dari ekstrak senna adalah turunan antrakuinon dan glukosidanya, dikenal dengan glikosida senna atau sennoside.
Stimulan laksatif Mekanisme Kerja:
1) iritan lokal di usus besar sehingga memicu peristaltik dan pengeluaran isi usus;
2) meningkatkan akumulasi cairan intestinal dan meningkatkan kelembaban feses dengan cara menghambat reabsorpsi air dan elektrolit dari usus besar
Khasiat
Dosis, ES, KI, Toksisitas
• Dosis: 15-30 mg sennoside, 3x sehari.• Hanya untuk jangka pendek (kurang dari 1 minggu).• ES: kram perut dan ketidakseimbangan eletrolit• Penggunaan jangka panjang & penyalahgunaan: katartik
usus besar dengan diare, kram, kehilangan berat badan dan pigmentasi gelap pada mukosa usus.
Dosis, ES, KI, Toksisitas
Penggunaan pada dosis dan periode waktu yang direkomendasikan sedikit ES & kebanyakan bersifat ringan, sementara, serta berkaitan dengan kerja laksatif itu sendiri.Penggunaan jangka panjang dan dosis yang lebih besar efek toksik dan kerusakan pada hati.
Onset 3-5 bulan setelah penggunaan.Kerusakan hati dapat ringan sampai sedangDapat teratasi dengan cepat melalui pemberhentian konsumsi senna.
Keamanan pada ibu hamil dan menyusui: Kategori CTidak direkomendasikan untuk anak berusia di bawah dua tahun, penderita penyakit Chron’s, kolitis ulseratif, apendisitis, obstruksi usus, dan nyeri perut.
Hepatotoksik
• MKAlkaloid laksatif yang terkandung di dalam senna, yaitu sennoside, merupakan kandungan utama dari daun dan buah senna. Sennoside mengalami biotransformasi menjadi anthron oleh bakteri di usus. Anthron ini memiliki struktur yang sangat mirip dengan danthron, laksatif yang telah dikenal dengan baik bersifat hepatotoksik (hepatotoxic laxative).
Kasus
A 52-year-old woman who had ingested, for >3 years, one liter of an herbal tea each day made from a bag containing 70 g of dry senna fruits, developed acute hepatic failure and renal impairment requiring intensive care therapy. The severity of the hepatic failure was reflected by the increase in prothrombin time (international normalized ratio >7) and the development of encephalopathy. Liver transplantation was discussed, but the patient ultimately recovered with supportive therapy. Renal impairment was consistent with proximal tubular acidosis, also with marked polyuria refractory to vasopressin administration. Suprisingly, large amounts of cadmium were transiently recovered in the urine
(Vanderperren B, et al. Acute liver failure with renal impairment related to the abuse of senna anthraquinone glycosides. Ann Pharmacother 2005; 39: 1353–7.)
Senna (Cassia senna) is used in conventional medicine but remains an important remedy in traditional Chinese medicine. It has been implicated in a case of toxic hepatitis in a 26-year-old nurse who had increased her intake of senna alkaloids by taking an extract of senna fruits on top of her usual dose of 10 g folia sennae twice weekly. Liver indices had been normal up to the onset of her illness. She had no history of blood transfusions, hepatitis or alcohol abuse.
Beuers U, Spengler U, Pape GR. Hepatitis after chronic abuse of senna. Lancet 1991; 337: 372–3.
Hepatitis has been reported in a patient drinking herbal tea containing senna. The patient was found to be a poor metaboliser for hepatic detoxification reactions; the authors cautioned against even small doses of herbal preparations in such patients. Hepatitis and hepatic failure have also been reported after abuse of senna laxatives, see Abuse, above.(Seybold U, et al. Senna-induced hepatitis in a poor metabolizer. Ann Intern Med 2004; 141: 651.)
Another case report describes the development of subacute cholestatic hepatitis in a man 77 years of age who used senna 15 to 30 mg/day for 3 months. Discontinuation of the product resulted in a progressive decline in liver enzymes and bilirubin levels
(Sonmez A, Yilmaz MI, Mas R, et al. Subacut cholestatic hepatitis likely related to the use of senna for chronic constipation. Acta Gastroenterol Belg . 2005;68(3):385-387)
• Laxing Kapsul
Tiap kapsul (400 mg) mengandung:
Sennae fructus……100 mg
Aloe……………………..33 mg
Foeniculi semen……60 mg
Aleuritidis endosperm …60 mg
Dosis: 1-2 kapsul sebelum tidur
Diproduksi oleh: PT Soho Industri Pharmasi
• Laxing Tea
Tiap teh celup (2 g) mengandung:
Daun senna………1600 mg
Lidah buaya……….100 mg
Daun teh…………….300 mg
Diproduksi oleh: PT Soho Industri Pharmasi
Contoh Produk
Contoh Produk
TEh HIJAU
ASTRI MAULIDINA
1306343391
Camellia sinensis L.
• Simplisia: Camelliae Sinensitis Folium
• Familia: Theaceae
• Sinonim: C. bohea Griff., C. theifera Dyer, Thea assamica Mast, T. cochinchinensis Lour., T. cantoniensis Lour., T. chinensis Sims., T. viridis Linn.
•Jawa: Teh (Jawa), Nteh (Sunda); Nusa Tenggara: Rembiga (Sasak), kore (Bima), Krokoh (Flores); Kapauk (Roti); Sulawesi: Rambega (Bugis).•Inggris: Tea; Cina: Pu erh cha; Perancis: thè; Jerman: teestrauch; Itali: Te; India: cha da; Jepang: ocha.
DESKRIPSI TANAMAN
pohon kecil, batang tegak atau sedikit bengkok dengan tinggi sampai 10 m.
Helaian daun tunggal, terletak spiralis, berseling atau kadang tersebar, bentuk helaian daun elips sampai memanjang, runcing di bagian pangkal, tepi bergerigi dan lebih keras dibandingkan bagian daun lainnya, daun-daun di ujung berbulu halus karena banyak trikoma daun, ukuran helaian daun 6-18 x 2-6 cm, warna hijau, permukaan hijau mengkilap.
Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4 cm, warnanya putih cerah dengan banyak benang sari berwarna kuning, harum.
Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman.
Biji keras, 1-3.
Daun tunggal berbentuk lonjong memanjang
dengan pangkal daun runcing, bergerigi.
Tangkai daun pendek, panjang 0,2-0,4 cm,
panjang daun 6,5-15 cm, lebar daun 1,5-5,0 cm.
Daun tidak berbau, tidak berasa, lama
kelamaan kelat.
DESKRIPSI SIMPLISIA
KANDUNGAN KIMIA
• Polifenol (katekin dan flavonoid),
•Alkaloid (kafein, teobromin, dan teofilin),
•Minyak menguap (linalool, 2-metil-hepta-2-en-6-on, α-ionon dan α-ionon),
• Polisakarida, asam-asam amino, lemak, vitamin (vitamin C),
•Bahan anorganik seperti aluminium, fluorin, dan mangaan.
• Flavonoid : kuersetin, kaemferol, mirisetin.
• saponin triterpen seperti aglikon baringtogenol C, R1-baringenol.
•Derivat asam kafeat, yaitu asam klorogenat dan teogalin.
KANDUNGAN UTAMA Katekin utama, yaitu katekin, galokatekin, epikatekin, epigalo
katekin, epikatekin galat, dan epigalo katekin galat (EGCG).
Polifenol dalam teh hijau berkisar antara 30-40%.
KHASIAT/EFEK FARMAKOLOGI
antioksidan yang bermanfaat untuk menurunkan kadar lemak.
(Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 kali dosis manusia (0,54 g/200 g BB) pada tikus putih jantan yang telah diberi kuning telur (1,25 g/200 gBB/ hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 gBB / hari), selama 8 minggu memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang bermakna dibandingkan dengan kontrol perlakuan (p<0,05),
MEKANISME PERUSAKAN HATI
• Pemberian ekstrak 55,3% katekin pada tikus selama 90 hari dapat meningkatkan ALT dan AST dalam darah serta menigkatkan berat hati pada pemberian ekstrak dengan dosis 3500 mg/kg BB.
• Pemberian EGCG secara intraperitonial dengan dosis 50 mg/kg menyebabkan nekrosis hati dan 20% kematian pada tikus.
Efek Samping
Alergi, laksansia, konstipasi dan gangguan pencernaan lainnya akibat konsumsi berlebihan daun teh karena kandungan tanin dan asam klorogenat.
Ansietas, insomnia, tekanan darah tinggi, mual, asam lambung meningkat dan reaksi hipersensitivitas.
Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan menyusui dikarenakan kandungan kafein pada daun teh dapat menyebabkan gangguan tidur pada
bayi.
KONTRA INDIKASI
Interaksi Obat
Kafein : mengganggu kerja antihipertensi, meningkatkan kadar plasma karbamazepin, dipiridamol
dan klozapin.
Tanin: menggangu absorbsi obat serta zat besi.
Teh + efedra : meningkatkan hipertensi, stimulasi SSP
meningkatkan resiko pendarahan jika digunakan bersamaan dengan obat-obat antikoagulan dan
antiplatelet.
Konsumsi berlebihan daun teh > 5 cangkir/hari tremor, gelisah, dan peningkatan refleks. Tanda awal keracunan adalah muntah dan kejang perut.Namun tidak menyebabkan keracunan yang fatal
Toksisitas
Sebanyak 1 sendok teh serbuk daun teh kering diseduh dengan 200 mL air panas, diminum 2-5 cangkir/hari.
Dosis dan Penyiapan
Sediaan
Pennyroyal(Mentha pulegium L.)Anindita R. A
Classification
Kingdom : Plantae – Plants Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision : Spermatophyta – Seed plants Division : Magnoliophyta – Flowering plants
Class :Magnoliopsida – Dicotyledons Subclass :Asteridae Order : Lamiales Family : Lamiaceae – Mint family Genus : Mentha L. – mint Species : Mentha pulegium L. – pennyroyal
Deskripsi tanaman: Tanaman merambat dengan bunga ungu di ujung batang, daunnya hijau keabu-abuan, dan seperti anggota keluarga mint lainnya, sangat aromatik. Dapat tumbuh setinggi 30-50 cm, berbunga dari Agustus sampai Oktober, dan benih matang dari September hingga Oktober. Bunga hermafrodit dan penyerbukan dilakukan oleh lebah.
Kandungan kimia: Daun dan pucuk bunga adalah sumber minyak pennyroyal, yang ditemukan dalam konsentrasi 1% sampai 2% tergantung pada genus. Minyak tersebut mengandung 80% sampai 92% dari pulegone sikloheksanon. Konstituen lainnya termasuk Methone, iso-Methone, oktanol, piperitenone, pinene, limonene, dipentene dan format, asetat, butirat, dan asam salisilat.
Khasiat
Pennyroyal telah digunakan sebagai obat nyamuk, antiseptik , aroma , flavoring, karminatif , stimulan , antispasmodic dan gangguan usus , dan pneumonia .
Hepatotoksisitas
Ada banyak laporan mengenai kasus keracunan minyak pennyroyal , biasanya timbul setelah beberapa jam menelan . Kolaps kardiovaskular dengan koagulasi intravaskular adalah diantaranya, tetapi beberapa pasien mengalami cedera hati akut ditandai dengan peningkatan kadar serum aminotransferase dan tanda-tanda awal gagal hati , seperti perpanjangan waktu protrombin dan ensefalopati hati . Pola klinis dari luka hati adalah nekrosis hati akut , jika telah parah , dapat menyebabkan gagal hati akut dan kematian. Biopsi hati menunjukkan adanya nekrosis centrilobular yang menyerupai shock atau overdosis acetaminophen akut.
Mekanisme cedera
Mekanisme toksik dalam minyak pennyroyal tampaknya pulegone yang diubah oleh sistem sitokrom P450 ( CYP 1A2 dan 2E1 ) menjadi hepatotoxins lainnya . Pulegone dan metabolitnya menguras tingkat glutathionine menyebabkan hepatosit rentan terhadap kerusakan radikal bebas. Minyak Pennyroyal mengandung 85 % pulegone dan dapat menyebabkan cedera multiorgan akut, termasuk nekrosis hati akut pada hewan percobaan .
Efek samping
Pennyroyal dapat menyebabkan sakit perut, mual, muntah, lesu, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi meningkat, serta dermatitis. Dalam bentuk teh, jumlah kecil telah digunakan tanpa efek samping yang dilaporkan.
Contoh sediaan