19.4.3 draf standar pendidikan pendidikan profesi kebidanan 12 sept 2012

12
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN IKATAN BIDAN INDONESIA dan ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012 Draft Diunduh dari www.hpeq.dikti.go.id

Upload: hendra-nasrija

Post on 18-Dec-2014

108 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

IKATAN BIDAN INDONESIA dan

ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 2: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental,

maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan

berkesinambungan. Pendidikan kesehatan merupakan bagian penting dalam

pembangunan kesehatan guna menghasilkan sumber daya manusia kesehatan sebagai

penggerak pembangunan kesehatan.

Sebagai mana telah diketahui bahwa bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang ada

dalam sistem kesehatan dan memiliki posisi penting/ strategis dalam penurunan AKI dan

AKB, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan dan anak.

Dalam pelayanannya bidan harus mampu menghadapi tuntutan yang terus berubah seiring

perkembangan masyarakat dan dinamika kemajuan pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan Kepmenkes 369 tahun 2007 bidan adalah " seorang perempuan yang lulus

dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara

Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi

dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan”. Bidan

memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada

aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan

masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap

melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan, pendidikan dan

konseling selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas

tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi dan anak balita. Asuhan ini

mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu

dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan

tindakan kegawat-daruratan.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 3: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya

pada perempuan yang mencakup pendidikan antenatal, kesehatan bayi, anak dan remaja,

persiapan menjadi orang tua, kesehatan reproduksi serta kesehatan keluarga dan

masyarakat.

Pengembangan peran dan fungsi serta kompetensi bidan dipersiapkan melalui pendidikan,

sehingga perlu disusun standar pendidikan yang menjadi acuan penyelenggaraan

pendidikan kebidanan di semua jenjang. Pendidikan Kebidanan saat ini mulai dari tingkat

Diploma 3, tingkat Strata-1 profesi, dan tingkat Strata-2 Akademik. Pada standar ini khusus

membahas standar pendidikan kebidanan untuk tingkat Strata-1 Kebidanan. Standar ini

mengacu pada dokumen resmi International Confederation of Midwives (ICM) tentang

Standar Internasional Pendidikan Kebidanan1, standar pendidikan WHO, kebijakan

kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan kebijakan Kementerian Kesehatan.

1.2. TUJUAN

1.2.1 Sebagai acuan dalam :

a. Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi mutu proses pendidikan

kebidanan

b. Pelaksanaan proses pendidikan kebidanan dalam rangka

mempersiapkan bidan yang kompeten

c. Pengembangan program pendidikan kebidanan yang berkesinambungan

1.2.2 Sebagai upaya peningkatan mutu lulusan pendidikan profesi strata-1 kebidanan

1.2.3 Sebagai upaya menguatkan otonomi profesi kebidanan

1.2.4 Sebagai pertanggung-jawaban publik

1.3. DASAR HUKUM

a.1.1 Undang – Undang dan Peraturan

a. Undang-undang RI no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

b. Undang-undang RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

c. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

d. Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

1 ICM CORE DOCUMENT, 2010

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 4: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

e. Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

f. Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit

g. Undang-undang RI No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan pembangunan keluarga

h. Peraturan Pemerintah RI no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

i. Peraturan Pemerintah RI no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan Tinggi

(lembaran Negara tahun 1999 no. 115, tambahan lembaran Negara no.

3859)

j. Peraturan Pemerintah RI no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

k. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan

l. Peraturan Pemerintah RI no. 14 tahun 2010 tentang pendidikan kedinasan

m. Peraturan Presiden RI nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia

1.3.2 Keputusan Presiden

Keputusan presiden RI nomor 77 tahun 2000 tentang Perubahan atas keputusan

presiden nomor 23 tahun 1994 tentang penganggakatan Bidan sebagai pegawai

tidak tetap.

1.3.3 Peraturan Menteri

a. Permenkes 1575/ Menkes/ Per/ XI/ 2005 tentang organisasi dan tata kerja

departemen kesehatan mengenai akreditasi pendidikan kesehatan

b. Permendiknas RI no. 28 tahun 2005 tentang BAN-PT

1.3.4 Keputusan Menteri

Keputusan Menteri Kesehatan

a. Kepmenkes RI no. No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang kesehatan di Kabupaten/kota.

b. Kepmenkes RI no. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan

c. Kepmenkes RI no. 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 5: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

d. Kepmenkes RI no. 1464/ tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan

praktik Bidan.

e. Kepmenkes RI no. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi

Tenaga Kesehatan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

a. Kemendiknas RI no. 232/U/2000 tentang Pedoman penyusunan

Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian mahasiswa

b. Kemendiknas RI no. 178/U/2001 tentang Gelar dan lulusan Perguruan

Tinggi

c. Kemendiknas RI no. 045/U/2002 tentang Kurikulum inti perguruan tinggi

Kemendiknas RI no 004/U/2002 tentang Akreditasi Program Studi pada

Perguruan Tinggi

d. Kemendiknas RI no 184/U/ 2001 tentang pedoman pengawasan dan

pembinaan program diploma, sarjana, dan pasca sarjana perguruan

tinggi

Selain dokumen diatas, standar pendidikan kebidanan ini juga disusun berdasarkan

pada Standar Internasional Pendidikan yang ditetapkan oleh International Confederation

of Midwives tahun 2010 dan Standar Internasional Pendidikan WHO.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 6: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

BAB II

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

2.1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN dan STRATEGIS

2.1.1 Visi , Misi, dan Tujuan

Visi, misi, dan tujuan meliputi hal-hal yang umum dan khusus yang terkait kebijakan institusi

yang berisikan tanggung jawab sosial dan keunggulan institusi serta diketahui oleh seluruh

pemangku kepentingan.

2.1.2 Sasaran

Stakeholders meliputi pimpinan institusi, senat, staf akademik, mahasiswa, lembaga

pemerintah dan swasta terkait dan organisasi profesi bidan

2.1.3 Strategi

Strategi pencapaian yang terukur, ada batas waktu yang jelas dan relevan terhadap visi dan

misi

2.2 TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, PENGELOLAAN DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

2.2.1 Tata Pamong

Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksanakannya misi, tercapainya tujuan,

berhasilnya strategi yang digunakan secara kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung

jawab, dan adil

2.2.2 Kepemimpinan

Memiliki karakteristik kepimimpinan yang operasional, kepemimpinan organisasi, dan

kepemimpinan publik

2.2.3 Sistem Pengelolaan

Institusi pendidikan strata-1 kebidanan dan Profesi Bidan harus memiliki ijin

penyelenggaraan yang sah dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Institusi pendidikan harus dikelola dengan berdasarkan prinsip tata kelola perguruan tinggi

yang baik (good university governance) sesuai jalur dan jenjang pendidikan kebidanan,

serta memiliki struktur organisasi, uraian tugas, tata kelola, dan program kerja yang jelas

termasuk hubungan dengan program studi lain.

Ketua program studi membawahi 2 sub program yaitu pendidikan akademik dan pendidikan

profesi

2.2.4 Sistem Penjaminan Mutu

Sistem penjaminan mutu pendidikan profesi berbentuk evaluasi internal dan eksternal

sebagai pertanggung jawaban dalam penyelenggaraan pendidikan profesi.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 7: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

Institusi penyelenggara pendidikan pendidikan profesi bidan harus melakukan evaluasi

program yang diselenggarakan termasuk proses belajar mengajar di klinik dan

pengembangan programnya dengan menggunakan metode evaluasi yang telah ditetapkan.

Penilaian eksternal / akreditasi dilakukan oleh badan yang kredibel dan berwenang dengan

program pendidikan profesi bidan.

2.2.5 Kerjasama

Penyelenggara pendidikan kebidanan memiliki kebijakan untuk melakukan kerjasama

dengan berbagai institusi lain seperti institusi pendidikan sejenis, profesi lain yang terkait,

wahana praktik klinik dan komunitas, organisasi profesi, dan mitra kerja luar negeri dalam

bentuk pengembangan penelitian, penggunaan sumber daya bersama (resources sharing) ,

pertukaran dosen dan mahasiswa.

2.3 MAHASISWA DAN LULUSAN

2.3.1 Prasyarat Mengikuti Pendidikan Profesi

1. Telah menyelesaikan tahap pendidikan akademik

2. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif program studi kebidanan pada institusi pendidikan

kebidanan yang bersangkutan.

2.3.1 Jumlah Mahasiswa

1. Jumlah peserta pendidikan profesi setiap angkatan maksimal 25% dari jumlah seluruh

mahasiswa pendidikan kebidanan.

2. Jumlah mahasiswa peserta pendidikan profesi didasarkan pada :

Jumlah perseptor

Sarana dan prasarana pendidikan profesi.

Daya tampung RS Pendidikan dan jejaringnya.

3. Rasio perseptor tahap Profesi maksimal 1 : 5

2.3.2 Bimbingan dan Konseling Bagi Mahasiswa

1. Pada Institusi pendidikan profesi bidan tersedia unit bimbingan dan konseling untuk

menangani masalah-masalah terkait praktik profesi mahasiswa.

2. Unit Bimbingan dan Konseling terdiri atas psikolog atau dosen yang mendapat pelatihan

khusus.

3. Setiap mahasiswa memiliki dosen pembimbing akademik/profesi.

2.3.3 Lulusan

1. Lulusan adalah bidan yang memenuhi standar kompetensi (sesuai dengan KepMenKes RI

No 369/MENKES/SK/III/2007 atau penggantinya) yaitu Standar Kompetensi Bidan.

Kemudian disahkan oleh kolegium, sementara kolegium belum terbentuk maka disyahkan

oleh organisasi profesi.

2. Lulusan mampu menerapkan dan mengikuti perkembangan ilmu kebidanan (midwifery)

serta berperan di setiap tatanan layanan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 8: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

2.4 SUMBER DAYA MANUSIA

2.4.1 Pimpinan Program

1. Ketua program studi membawahi 2 sub program yaitu pendidikan akademik dan

pendidikan profesi

2. Koordinator pendidikan profesi memiliki latar belakang pendidikan linier strata dua dengan

basic S1 profesi bidan dengan pengalaman praktik klinik 3 tahun.

3. Memiliki kompetensi sebagai pengelola pendidikan profesi.

4. Memiliki STR Bidan

2.4.2 Jenis Tenaga Pendidik

Jenis Tenaga Pendidik dalam pendidikan profesi bidan adalah pembimbing / supervisor

dari institusi dan klinik.

2.4.3 Kualifikasi Pembimbing/Supervisor Pendidikan Profesi Institusi

1. Merupakan dosen tetap program studi.

2. Bidan dengan pendidikan minimal Magister Kebidanan/Magister Kesehatan dengan latar

belakang S1 Bidan dan atau Latar belakang pendidikan minimal S2/ spesialis Kebidanan

dan Penyakit Kandungan.

3. Memiliki pengalaman klinik minimal 2 tahun.

4. Memiliki STR yang masih berlaku.

2.4.4 Kualifikasi Pembimbing/Supervisor Pendidikan Profesi Klinik (Perseptor)

1. Latar belakang pendidikan minimal S2/ spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

2. Bidan dengan latar belakang minimal S1 Bidan.

3. Memiliki kompetensi sebagai pembimbing klinik.

4. Memiliki pengalaman klinik kebidanan minimal 3 tahun.

5. Memiliki STR yang masih berlaku.

6. Memiliki Surat Keputusan Pimpinan sebagai pembimbing/supervisor yang ada di rumah

sakit pendidikan dan jejaringnya.

2.4.5 Sertifikasi dan Monev Pembimbing/Supervisor

1. Memiliki sertifikat pendidikan berkelanjutan yang berhubungan dengan praktik kebidanan.

2. Memiliki sertifikat perseptor-mentor.

3. Setiap pembimbing/supervisor harus mendapatkan penilaian kinerja dari pimpinan,

karyawan maupun mahasiswa secara berkala.

4. Institusi pendidikan kebidanan harus memfasilitasi pembimbing/supervisor dalam rangka

peningkatan profesionalisme.

5. Tersedianya pendanaan untuk penelitian dosen/pembimbing klinik

2.4.6 Tenaga Kependidikan

1. Tenaga kependidikan pada pendidikan profesi adalah tenaga pendukung dalam

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan profesi.

2. Jumlah tenaga kependidikan minimal terdiri dari administrasi keuangan dan admistrasi

umum.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 9: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

2.5 KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK

2.5.1 Model Kurikulum

Model kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan pendekatan terintegrasi baik

horizontal maupun vertikal, serta berorientasi pada asuhan kebidanan pada individu,

keluarga dan masyarakat.

2.5.2 Isi Kurikulum

1. Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah dari 10 kompetensi utama asuhan

kebidanan sesuai Standar Kompetensi Bidan.

2. Prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi metodologi penelitian, filsafat ilmu, berpikir kritis,

biostatistik dan evidence-based practices

3. Komponen penting dari setiap kurikulum adalah tersedianya kesempatan bagi mahasiswa

untuk mengadakan kontak efektif secara personal dengan pasien seawal mungkin.

4. Selama pembelajaran klinik dimanfaatkan untuk mempelajari 10 asuhan sesuai

kompetensi bidan.

2.5.3 Struktur, Komposisi Dan Durasi Kurikulum

1. Tahap profesi bidan dilakukan minimal 2 semester (minimal 46 minggu atau minimal 1368

jam) di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain (RB,BPM, Komunitas dan Puskesmas)

serta diakhiri dengan ujian OSCE dan mendapat gelar Bidan (Bd).

2. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problem-

based, Integrated, Communitybased, Elective/ Early clinical Exposure, Systematic).

3. Kurikulum pendidikan profesi bidan di tingkat institusi terdiri dari muatan yang disusun

berdasar Standar Kompetensi Bidan yang disahkan oleh kolegium dan muatan lokal.

Beban muatan lokal maksimal 20% dari seluruh kurikulum.

4. Muatan lokal kurikulum institusi dikembangkan oleh setiap institusi sesuai dengan visi, misi

dan kondisi lokal, dapat merupakan materi wajib dan atau materi elektif.

2.5.4 Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian hasil belajar harus didasarkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan

Standar Kompetensi Bidan.

2. Pencapaian kompetensi dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (Criterion-

referenced).

3. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses

pendidikan profesi

4. Penilaian hasil belajar harus memenuhi asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan

mendorong proses belajar.

5. Pada akhir pendidikan, dilaksanakan uji kompetensi (UKBI) yang dilaksanakan oleh

Kolegium/organisasi profesi Bidan Indonesia (IBI) untuk memperoleh sertifikat kompetensi.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 10: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

2.5.5 Manajemen Program Pendidikan

Pengelolaan program pendidikan, institusi pendidikan memiliki unit pendidikan kebidanan

yang mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan

kurikulum. Unit ini beranggotakan berbagai disiplin ilmu dan di bawah tanggungjawab

pimpinan institusi.

2.5.6 Hubungan antara Kurikulum dengan Praktik Kebidanan dan Sistem Pelayanan

Kesehatan

Mahasiswa harus mendapat pengalaman belajar lapangan di dalam Sistem Pelayanan

Kesehatan yang secara nyata termuat di dalam kurikulum.

2.6 SARANA, PRASARANA, DAN SISTEM INFORMASI

2.6.1 Sumber Daya Pendidikan Profesi

1. Institusi pendidikan kebidanan harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan profesi

bagi mahasiswa yang terdiri atas rumah sakit pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan

lain yang memenuhi syarat.

2. Jaminan ketersediaan fasilitas pendidikan profesi tersebut di atas harus dinyatakan

dengan adanya perjanjian kerjasama antara pimpinan institusi pendidikan dengan

pimpinan fasilitas pendidikan profesi. Perjanjian kerjasama tersebut harus minimal meliputi

hak, tanggungjawab dan kewenangan masing-masing pihak yang menjamin terlaksananya

proses pendidikan dan pelayanan kesehatan berjalan secara optimal.

3. Jenis dan jumlah staf pendidik di fasilitas pendidikan profesi harus sesuai dengan disiplin

ilmu untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Bidan.

4. Jumlah klien rawat jalan rata-rata per hari di tiap-tiap bagian/klinik minimal 2 kali jumlah

mahasiswa yang menjalankan praktik di bagian/klinik tersebut.

5. Jumlah dan jenis kasus bervariasi sesuai 10 asuhan kebidanan, baik untuk rawat inap

maupun rawat jalan agar dapat menjamin tercapainya Standar Kompetensi Bidan.

6. Rumah sakit yang digunakan untuk pendidikan harus terakreditasi sebagai rumah sakit

pendidikan untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Bidan.

7. Sarana pelayanan kesehatan lain meliputi puskesmas, Bidan Praktik Mandiri, dan Rumah

Bersalin. Sarana tersebut harus tersedia secara memadai untuk menjamin tercapainya

kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Bidan. Institusi Pendidikan kebidanan

berkewajiban menetapkan persyaratan sarana pelayanan kesehatan tersebut.

2.6.2 Teknologi Informasi

Institusi pendidikan kebidanan harus menyediakan fasilitas teknologi informasi bagi staf

kebidanan dan mahasiswa, yaitu :

Tersedia jaringan internet yang menjamin komunikasi antara pimpinan institusi

pendidikan kebidanan, staf akademik dan mahasiswa.

Tersedia jaringan internet dengan bandwidth yang memadai untuk menunjang

proses pembelajaran profesi di klinik/RS jejaring.

Tersedianya kepustakaan elektronik minimal 1journal atau e-book.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 11: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

2.7 PENELITIAN

Ada dalam tahap akademik

2.8 PENGABDIAN MASYARAKAT

Ada dalam tahap akademik

2.9 PEMBIAYAAN

Institusi pendidikan kebidanan harus mempunyai dokumen rencana kegiatan dan rencana

anggaran.

Institusi pendidikan kebidanan harus memiliki sumbersumber pembiayaan, baik dari

mahasiswa maupun dari sumber-sumber lain, yang menjamin tercapainya visi, misi,dan

tujuan.

1

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id

Page 12: 19.4.3 Draf Standar Pendidikan Pendidikan Profesi Kebidanan 12 Sept 2012

BAB III

PENUTUP

Standar Pendidikan Profesi Bidan bersifat dinamis, minimal lima tahun akan dilakukan

pengkajian ulang dan revisi sesuai dengan perkembangan situasi. Setiap institusi pendidikan

kebidanan harus memenuhi Standar Pendidikan Profesi Bidan dalam menyelenggarakan

program pendidikan bidan. Ketentuan mengenai kesesuaian dengan Standar Pendidikan Profesi

Bidan dilakukan melalui mekanisme akreditasi pendidikan bidan.

Draft

Diundu

h dari

www.hp

eq.di

kti.go

.id