19.4.3 draf standar pendidikan pendidikan profesi kebidanan 12 sept 2012
TRANSCRIPT
STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
IKATAN BIDAN INDONESIA dan
ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental,
maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan
berkesinambungan. Pendidikan kesehatan merupakan bagian penting dalam
pembangunan kesehatan guna menghasilkan sumber daya manusia kesehatan sebagai
penggerak pembangunan kesehatan.
Sebagai mana telah diketahui bahwa bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang ada
dalam sistem kesehatan dan memiliki posisi penting/ strategis dalam penurunan AKI dan
AKB, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan dan anak.
Dalam pelayanannya bidan harus mampu menghadapi tuntutan yang terus berubah seiring
perkembangan masyarakat dan dinamika kemajuan pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan Kepmenkes 369 tahun 2007 bidan adalah " seorang perempuan yang lulus
dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi
dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan”. Bidan
memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada
aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap
melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan, pendidikan dan
konseling selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi dan anak balita. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan
tindakan kegawat-daruratan.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
pada perempuan yang mencakup pendidikan antenatal, kesehatan bayi, anak dan remaja,
persiapan menjadi orang tua, kesehatan reproduksi serta kesehatan keluarga dan
masyarakat.
Pengembangan peran dan fungsi serta kompetensi bidan dipersiapkan melalui pendidikan,
sehingga perlu disusun standar pendidikan yang menjadi acuan penyelenggaraan
pendidikan kebidanan di semua jenjang. Pendidikan Kebidanan saat ini mulai dari tingkat
Diploma 3, tingkat Strata-1 profesi, dan tingkat Strata-2 Akademik. Pada standar ini khusus
membahas standar pendidikan kebidanan untuk tingkat Strata-1 Kebidanan. Standar ini
mengacu pada dokumen resmi International Confederation of Midwives (ICM) tentang
Standar Internasional Pendidikan Kebidanan1, standar pendidikan WHO, kebijakan
kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan kebijakan Kementerian Kesehatan.
1.2. TUJUAN
1.2.1 Sebagai acuan dalam :
a. Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi mutu proses pendidikan
kebidanan
b. Pelaksanaan proses pendidikan kebidanan dalam rangka
mempersiapkan bidan yang kompeten
c. Pengembangan program pendidikan kebidanan yang berkesinambungan
1.2.2 Sebagai upaya peningkatan mutu lulusan pendidikan profesi strata-1 kebidanan
1.2.3 Sebagai upaya menguatkan otonomi profesi kebidanan
1.2.4 Sebagai pertanggung-jawaban publik
1.3. DASAR HUKUM
a.1.1 Undang – Undang dan Peraturan
a. Undang-undang RI no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
b. Undang-undang RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
c. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
d. Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
1 ICM CORE DOCUMENT, 2010
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
e. Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
f. Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
g. Undang-undang RI No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan pembangunan keluarga
h. Peraturan Pemerintah RI no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
i. Peraturan Pemerintah RI no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan Tinggi
(lembaran Negara tahun 1999 no. 115, tambahan lembaran Negara no.
3859)
j. Peraturan Pemerintah RI no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
k. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan
l. Peraturan Pemerintah RI no. 14 tahun 2010 tentang pendidikan kedinasan
m. Peraturan Presiden RI nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia
1.3.2 Keputusan Presiden
Keputusan presiden RI nomor 77 tahun 2000 tentang Perubahan atas keputusan
presiden nomor 23 tahun 1994 tentang penganggakatan Bidan sebagai pegawai
tidak tetap.
1.3.3 Peraturan Menteri
a. Permenkes 1575/ Menkes/ Per/ XI/ 2005 tentang organisasi dan tata kerja
departemen kesehatan mengenai akreditasi pendidikan kesehatan
b. Permendiknas RI no. 28 tahun 2005 tentang BAN-PT
1.3.4 Keputusan Menteri
Keputusan Menteri Kesehatan
a. Kepmenkes RI no. No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang kesehatan di Kabupaten/kota.
b. Kepmenkes RI no. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan
c. Kepmenkes RI no. 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
d. Kepmenkes RI no. 1464/ tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan
praktik Bidan.
e. Kepmenkes RI no. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
a. Kemendiknas RI no. 232/U/2000 tentang Pedoman penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian mahasiswa
b. Kemendiknas RI no. 178/U/2001 tentang Gelar dan lulusan Perguruan
Tinggi
c. Kemendiknas RI no. 045/U/2002 tentang Kurikulum inti perguruan tinggi
Kemendiknas RI no 004/U/2002 tentang Akreditasi Program Studi pada
Perguruan Tinggi
d. Kemendiknas RI no 184/U/ 2001 tentang pedoman pengawasan dan
pembinaan program diploma, sarjana, dan pasca sarjana perguruan
tinggi
Selain dokumen diatas, standar pendidikan kebidanan ini juga disusun berdasarkan
pada Standar Internasional Pendidikan yang ditetapkan oleh International Confederation
of Midwives tahun 2010 dan Standar Internasional Pendidikan WHO.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
BAB II
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2.1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN dan STRATEGIS
2.1.1 Visi , Misi, dan Tujuan
Visi, misi, dan tujuan meliputi hal-hal yang umum dan khusus yang terkait kebijakan institusi
yang berisikan tanggung jawab sosial dan keunggulan institusi serta diketahui oleh seluruh
pemangku kepentingan.
2.1.2 Sasaran
Stakeholders meliputi pimpinan institusi, senat, staf akademik, mahasiswa, lembaga
pemerintah dan swasta terkait dan organisasi profesi bidan
2.1.3 Strategi
Strategi pencapaian yang terukur, ada batas waktu yang jelas dan relevan terhadap visi dan
misi
2.2 TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, PENGELOLAAN DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
2.2.1 Tata Pamong
Tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksanakannya misi, tercapainya tujuan,
berhasilnya strategi yang digunakan secara kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung
jawab, dan adil
2.2.2 Kepemimpinan
Memiliki karakteristik kepimimpinan yang operasional, kepemimpinan organisasi, dan
kepemimpinan publik
2.2.3 Sistem Pengelolaan
Institusi pendidikan strata-1 kebidanan dan Profesi Bidan harus memiliki ijin
penyelenggaraan yang sah dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Institusi pendidikan harus dikelola dengan berdasarkan prinsip tata kelola perguruan tinggi
yang baik (good university governance) sesuai jalur dan jenjang pendidikan kebidanan,
serta memiliki struktur organisasi, uraian tugas, tata kelola, dan program kerja yang jelas
termasuk hubungan dengan program studi lain.
Ketua program studi membawahi 2 sub program yaitu pendidikan akademik dan pendidikan
profesi
2.2.4 Sistem Penjaminan Mutu
Sistem penjaminan mutu pendidikan profesi berbentuk evaluasi internal dan eksternal
sebagai pertanggung jawaban dalam penyelenggaraan pendidikan profesi.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
Institusi penyelenggara pendidikan pendidikan profesi bidan harus melakukan evaluasi
program yang diselenggarakan termasuk proses belajar mengajar di klinik dan
pengembangan programnya dengan menggunakan metode evaluasi yang telah ditetapkan.
Penilaian eksternal / akreditasi dilakukan oleh badan yang kredibel dan berwenang dengan
program pendidikan profesi bidan.
2.2.5 Kerjasama
Penyelenggara pendidikan kebidanan memiliki kebijakan untuk melakukan kerjasama
dengan berbagai institusi lain seperti institusi pendidikan sejenis, profesi lain yang terkait,
wahana praktik klinik dan komunitas, organisasi profesi, dan mitra kerja luar negeri dalam
bentuk pengembangan penelitian, penggunaan sumber daya bersama (resources sharing) ,
pertukaran dosen dan mahasiswa.
2.3 MAHASISWA DAN LULUSAN
2.3.1 Prasyarat Mengikuti Pendidikan Profesi
1. Telah menyelesaikan tahap pendidikan akademik
2. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif program studi kebidanan pada institusi pendidikan
kebidanan yang bersangkutan.
2.3.1 Jumlah Mahasiswa
1. Jumlah peserta pendidikan profesi setiap angkatan maksimal 25% dari jumlah seluruh
mahasiswa pendidikan kebidanan.
2. Jumlah mahasiswa peserta pendidikan profesi didasarkan pada :
Jumlah perseptor
Sarana dan prasarana pendidikan profesi.
Daya tampung RS Pendidikan dan jejaringnya.
3. Rasio perseptor tahap Profesi maksimal 1 : 5
2.3.2 Bimbingan dan Konseling Bagi Mahasiswa
1. Pada Institusi pendidikan profesi bidan tersedia unit bimbingan dan konseling untuk
menangani masalah-masalah terkait praktik profesi mahasiswa.
2. Unit Bimbingan dan Konseling terdiri atas psikolog atau dosen yang mendapat pelatihan
khusus.
3. Setiap mahasiswa memiliki dosen pembimbing akademik/profesi.
2.3.3 Lulusan
1. Lulusan adalah bidan yang memenuhi standar kompetensi (sesuai dengan KepMenKes RI
No 369/MENKES/SK/III/2007 atau penggantinya) yaitu Standar Kompetensi Bidan.
Kemudian disahkan oleh kolegium, sementara kolegium belum terbentuk maka disyahkan
oleh organisasi profesi.
2. Lulusan mampu menerapkan dan mengikuti perkembangan ilmu kebidanan (midwifery)
serta berperan di setiap tatanan layanan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
2.4 SUMBER DAYA MANUSIA
2.4.1 Pimpinan Program
1. Ketua program studi membawahi 2 sub program yaitu pendidikan akademik dan
pendidikan profesi
2. Koordinator pendidikan profesi memiliki latar belakang pendidikan linier strata dua dengan
basic S1 profesi bidan dengan pengalaman praktik klinik 3 tahun.
3. Memiliki kompetensi sebagai pengelola pendidikan profesi.
4. Memiliki STR Bidan
2.4.2 Jenis Tenaga Pendidik
Jenis Tenaga Pendidik dalam pendidikan profesi bidan adalah pembimbing / supervisor
dari institusi dan klinik.
2.4.3 Kualifikasi Pembimbing/Supervisor Pendidikan Profesi Institusi
1. Merupakan dosen tetap program studi.
2. Bidan dengan pendidikan minimal Magister Kebidanan/Magister Kesehatan dengan latar
belakang S1 Bidan dan atau Latar belakang pendidikan minimal S2/ spesialis Kebidanan
dan Penyakit Kandungan.
3. Memiliki pengalaman klinik minimal 2 tahun.
4. Memiliki STR yang masih berlaku.
2.4.4 Kualifikasi Pembimbing/Supervisor Pendidikan Profesi Klinik (Perseptor)
1. Latar belakang pendidikan minimal S2/ spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
2. Bidan dengan latar belakang minimal S1 Bidan.
3. Memiliki kompetensi sebagai pembimbing klinik.
4. Memiliki pengalaman klinik kebidanan minimal 3 tahun.
5. Memiliki STR yang masih berlaku.
6. Memiliki Surat Keputusan Pimpinan sebagai pembimbing/supervisor yang ada di rumah
sakit pendidikan dan jejaringnya.
2.4.5 Sertifikasi dan Monev Pembimbing/Supervisor
1. Memiliki sertifikat pendidikan berkelanjutan yang berhubungan dengan praktik kebidanan.
2. Memiliki sertifikat perseptor-mentor.
3. Setiap pembimbing/supervisor harus mendapatkan penilaian kinerja dari pimpinan,
karyawan maupun mahasiswa secara berkala.
4. Institusi pendidikan kebidanan harus memfasilitasi pembimbing/supervisor dalam rangka
peningkatan profesionalisme.
5. Tersedianya pendanaan untuk penelitian dosen/pembimbing klinik
2.4.6 Tenaga Kependidikan
1. Tenaga kependidikan pada pendidikan profesi adalah tenaga pendukung dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan profesi.
2. Jumlah tenaga kependidikan minimal terdiri dari administrasi keuangan dan admistrasi
umum.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
2.5 KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK
2.5.1 Model Kurikulum
Model kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan pendekatan terintegrasi baik
horizontal maupun vertikal, serta berorientasi pada asuhan kebidanan pada individu,
keluarga dan masyarakat.
2.5.2 Isi Kurikulum
1. Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah dari 10 kompetensi utama asuhan
kebidanan sesuai Standar Kompetensi Bidan.
2. Prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi metodologi penelitian, filsafat ilmu, berpikir kritis,
biostatistik dan evidence-based practices
3. Komponen penting dari setiap kurikulum adalah tersedianya kesempatan bagi mahasiswa
untuk mengadakan kontak efektif secara personal dengan pasien seawal mungkin.
4. Selama pembelajaran klinik dimanfaatkan untuk mempelajari 10 asuhan sesuai
kompetensi bidan.
2.5.3 Struktur, Komposisi Dan Durasi Kurikulum
1. Tahap profesi bidan dilakukan minimal 2 semester (minimal 46 minggu atau minimal 1368
jam) di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain (RB,BPM, Komunitas dan Puskesmas)
serta diakhiri dengan ujian OSCE dan mendapat gelar Bidan (Bd).
2. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problem-
based, Integrated, Communitybased, Elective/ Early clinical Exposure, Systematic).
3. Kurikulum pendidikan profesi bidan di tingkat institusi terdiri dari muatan yang disusun
berdasar Standar Kompetensi Bidan yang disahkan oleh kolegium dan muatan lokal.
Beban muatan lokal maksimal 20% dari seluruh kurikulum.
4. Muatan lokal kurikulum institusi dikembangkan oleh setiap institusi sesuai dengan visi, misi
dan kondisi lokal, dapat merupakan materi wajib dan atau materi elektif.
2.5.4 Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian hasil belajar harus didasarkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan
Standar Kompetensi Bidan.
2. Pencapaian kompetensi dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (Criterion-
referenced).
3. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses
pendidikan profesi
4. Penilaian hasil belajar harus memenuhi asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan
mendorong proses belajar.
5. Pada akhir pendidikan, dilaksanakan uji kompetensi (UKBI) yang dilaksanakan oleh
Kolegium/organisasi profesi Bidan Indonesia (IBI) untuk memperoleh sertifikat kompetensi.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
2.5.5 Manajemen Program Pendidikan
Pengelolaan program pendidikan, institusi pendidikan memiliki unit pendidikan kebidanan
yang mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan
kurikulum. Unit ini beranggotakan berbagai disiplin ilmu dan di bawah tanggungjawab
pimpinan institusi.
2.5.6 Hubungan antara Kurikulum dengan Praktik Kebidanan dan Sistem Pelayanan
Kesehatan
Mahasiswa harus mendapat pengalaman belajar lapangan di dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan yang secara nyata termuat di dalam kurikulum.
2.6 SARANA, PRASARANA, DAN SISTEM INFORMASI
2.6.1 Sumber Daya Pendidikan Profesi
1. Institusi pendidikan kebidanan harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan profesi
bagi mahasiswa yang terdiri atas rumah sakit pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan
lain yang memenuhi syarat.
2. Jaminan ketersediaan fasilitas pendidikan profesi tersebut di atas harus dinyatakan
dengan adanya perjanjian kerjasama antara pimpinan institusi pendidikan dengan
pimpinan fasilitas pendidikan profesi. Perjanjian kerjasama tersebut harus minimal meliputi
hak, tanggungjawab dan kewenangan masing-masing pihak yang menjamin terlaksananya
proses pendidikan dan pelayanan kesehatan berjalan secara optimal.
3. Jenis dan jumlah staf pendidik di fasilitas pendidikan profesi harus sesuai dengan disiplin
ilmu untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Bidan.
4. Jumlah klien rawat jalan rata-rata per hari di tiap-tiap bagian/klinik minimal 2 kali jumlah
mahasiswa yang menjalankan praktik di bagian/klinik tersebut.
5. Jumlah dan jenis kasus bervariasi sesuai 10 asuhan kebidanan, baik untuk rawat inap
maupun rawat jalan agar dapat menjamin tercapainya Standar Kompetensi Bidan.
6. Rumah sakit yang digunakan untuk pendidikan harus terakreditasi sebagai rumah sakit
pendidikan untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Bidan.
7. Sarana pelayanan kesehatan lain meliputi puskesmas, Bidan Praktik Mandiri, dan Rumah
Bersalin. Sarana tersebut harus tersedia secara memadai untuk menjamin tercapainya
kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Bidan. Institusi Pendidikan kebidanan
berkewajiban menetapkan persyaratan sarana pelayanan kesehatan tersebut.
2.6.2 Teknologi Informasi
Institusi pendidikan kebidanan harus menyediakan fasilitas teknologi informasi bagi staf
kebidanan dan mahasiswa, yaitu :
Tersedia jaringan internet yang menjamin komunikasi antara pimpinan institusi
pendidikan kebidanan, staf akademik dan mahasiswa.
Tersedia jaringan internet dengan bandwidth yang memadai untuk menunjang
proses pembelajaran profesi di klinik/RS jejaring.
Tersedianya kepustakaan elektronik minimal 1journal atau e-book.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
2.7 PENELITIAN
Ada dalam tahap akademik
2.8 PENGABDIAN MASYARAKAT
Ada dalam tahap akademik
2.9 PEMBIAYAAN
Institusi pendidikan kebidanan harus mempunyai dokumen rencana kegiatan dan rencana
anggaran.
Institusi pendidikan kebidanan harus memiliki sumbersumber pembiayaan, baik dari
mahasiswa maupun dari sumber-sumber lain, yang menjamin tercapainya visi, misi,dan
tujuan.
1
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id
BAB III
PENUTUP
Standar Pendidikan Profesi Bidan bersifat dinamis, minimal lima tahun akan dilakukan
pengkajian ulang dan revisi sesuai dengan perkembangan situasi. Setiap institusi pendidikan
kebidanan harus memenuhi Standar Pendidikan Profesi Bidan dalam menyelenggarakan
program pendidikan bidan. Ketentuan mengenai kesesuaian dengan Standar Pendidikan Profesi
Bidan dilakukan melalui mekanisme akreditasi pendidikan bidan.
Draft
Diundu
h dari
www.hp
eq.di
kti.go
.id