188-304-1-sp-2
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN
PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM
PENCERNAAN(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap
SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Meri Yustina1, Arwin Achmad2, Rini Rita T. Marpaung3
e-mail: meri yustina @yahoo.co m HP: 085768187778
ABSTRACT:
Mastering of concept that unoptimal by student’s class IX science in Senior High School Gajah Mada Bandar Lampung is influenced by unaccurate strategy in learning process. The strategy that can facilitated of skill’s and student’s approve is snowball throwing. The aims used of snowball throwing is to know the effectiv-ity of learning toward mastering of concept by student’s. This experiment design is like pretest – postest non equivalent involved IX IPA1 as experiment class and IX IPA2 as control class which is choosen by purposive sampling technic. The data of experiment is like qualitative obtained from student’s learning activity were analyzed using index activity of student and snowball throwing product obtained from discussion result of each group. Quantitave data obtained from pretest – posttest and N-Gain which is analyzed using t-test. The result of re-search were the average of concept mastering and student’s learning activity in experiment class is higher than control class. The suggest of opinion/idea and dis-cussion to do LKS is highest activity got by student’s. Based on achievement thas has been express, so we can get conclusion that snowball throwing is efective in increase of mastering concept by student’s.
Key word : snowball throwing, mastering concept, learning activity, digestive system.
1 Mahasiswa Pendidikan Biologi2 Staf Pengajar 3 Staf Pengajar
2
Pendahuluan
Dalam proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung
kepada proses belajar yang dialami
siswa sebagai anak didik. Oleh kare-
na itu proses ini perlu mendapat
perhatian dan pemikiran bagaimana
menciptakan proses belajar mengajar
yang optimal. Dalam proses belajar
mengajar sebaiknya siswa dilibatkan
secara langsung sebagai proses pem-
berian pengalaman belajar pada
siswa. Keterlibatan dan aktivitas
siswa yang besar dalam pembelaja-
ran diharapkan akan dapat meningka-
tkan penguasaan konsep biologi pada
siswa (Anonim, 2009:1).
Hasil observasi dan wawancara
pendahuluan guru Biologi kelas XI
di SMA Gajah Mada Bandar
Lampung menunjukkan bahwa
pembelajaran Biologi yang di
sampaikan di dalam kelas
menggunakan metode diskusi
sehingga masih menganggap sebagai
mata pelajaran yang sulit dipahami.
Hal itu disebabkan karena siswa
kurang mengetahui dan memahami
manfaat ilmu Biologi secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari.
Akibatnya siswa cepat merasa bosan
dan tidak tertarik pada materi
pelajaran yang kurang bervariasi dan
hanya berpegang teguh pada buku-
buku paket saja.
Memberdayakan aktivitas dan
penguasaan konsep belajar diharap-
kan dapat berpengaruh terhadap pen-
guasaan konsep sehingga membantu
siswa untuk mencapai standar ketun-
tasan belajar minimal di sekolah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
hasil belajar siswa kelas XI pada
semester genap tahun pelajaran
2009/2010 khususnya pada Materi
Pokok Sistem Pencernaan Makanan
adalah 62, sedangkan persentase
rata-rata ketuntasan belajarnya
adalah 56,7%. Nilai rata-rata ini
belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan dis-
ekolah adalah 65, dengan ketuntasan
belajarnya adalah 100%.
Dalam belajar sangat diper-
lukan adanya aktivitas. Tanpa aktivi-
tas, kegiatan belajar tidak mungkin
berlangsung dengan baik. Sardiman
(2004: 95) berpendapat bahwa “bela-
jar adalah perbuatan, berbuat untuk
3
mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada bela-
jar kalau tidak ada aktivitas”.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran
mempunyai peran yang sangat pent-
ing. Hal ini sesuai dengan pendapat
sadirman (2004: 99) bahwa:“dalam
belajar sangat diperlukan adanya ak-
tivitas, tanpa aktivitas tidak mungkin
proses belajar akan berjalan dengan
baik. Aktivitas dalam kegiatan bela-
jar mengajar merupakan rangkaian
kegiatan yang meliputi kegiatan
siswa dalam mengikuti pelajaran,
bertanya hal yang belum jelas, men-
catat, mendengar, berpikir, mem-
baca, dan segala kegiatan yang di-
lakukan untuk dapat menunjang
prestasi belajar.”
Mulyono (2001 : 26), aktivitas
artinya “kegiatan atau keaktivan”.
Jadi segala sesuatu yang dilakukan
atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun non-fisik, meru-
pakan suatu aktivitas. Selanjutnya
menurut Sugiyono ( 2009 : 6) aktivi-
tas adalah segala kegiatan belajar
seperti melakukan praktikum,
pengamatan, kerja kelompok dan
kegiatan lainnya, yang dilaksanakan
baik secara jasmani atau rohani. Ak-
tivitas siswa selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu in-
dikator adanya keinginan siswa un-
tuk belajar.
Hamalik (2001: 28), belajar
adalah “Suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui inter-
aksi dengan lingkungan”. Aspek
tingkah laku tersebut adalah: penge-
tahuan, pengertian, kebiasaan, keter-
ampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau
budi pekerti dan sikap.
Sedangkan, Sardiman (2003 : 22)
menyatakan: “Belajar merupakan
suatu proses interaksi antara diri
manusia dengan lingkungannya yang
mungkin berwujud pribadi, fakta,
konsep ataupun teori”.
Dapat disimpulkan bahwa aktivi-
tas belajar merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dalam
proses interaksi (guru dan siswa)
dalam rangka mencapai tujuan bela-
jar. Aktivitas yang dimaksudkan di
sini penekanannya adalah pada
siswa, sebab dengan adanya aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah situasi belajar aktif,
seperti yang dikemukakan oleh
Natawijaya dalam Depdiknas (2005 :
4
31), belajar aktif adalah “Suatu sis-
tem belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara
fisik, mental intelektual dan emo-
sional guna memperoleh hasil belajar
berupa perpaduan antara aspek ko-
qnitif, afektif dan psikomotor”.
Model yang tepat dalam
pembelajaran adalah salah satu faktor
agar aktivitas dan penguasaan konsep
belajar dapat tercapai oleh siswa.
Dalam kesempatan ini peneliti
menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing guna melatih
siswa untuk lebih tanggap menerima
pertanyaan dari orang lain, dan
menyampaikan pertanyaan tersebut
kepada temannya dalam satu kelom-
pok. Lemparan pertanyaan menggu-
nakan kertas berisi pertanyaan yang
menjadi sebuah bola kertas lalu
dilempar-lemparkan kepada siswa
lain. Siswa yang mendapat bola ker-
tas lalu membuka dan menjawab per-
tanyaannya, (Suhana, 2009 : 49 , dan
Widodo, 2009 : 1 ).
Dengan demikian, diharapkan
melalui penerapan model pembela-
jaran Snowball Throwing ini siswa
dapat ikut berperan aktif dengan
bimbingan guru, agar peningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami
konsep dapat terarah lebih baik.
Beberapa penelitian yang
menguji efektivitas model
pembelajaran Snowball Throwing
adalah penelitian Widodo (2009 :
54), yang menyatakan bahwa
penggunaan model pembelajaran
Snowball Throwing dapat
meningkatkan aktivitas dan
penguasaan konsep oleh siswa.
Ratmiyati (2008:1), bahwa
pembelajaran model Snowball
Throwing dapat meningkatkan
prestasi belajar biologi khususnya
pada materi Struktur dan Fungsi
Jaringan Tumbuhan pada siswa.
Tujuan penelitan ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh penerapan
model pembelajaran Snowball
Throwing terhadap aktivitas
belajar siswa pada materi pokok
Sistem Pencernaan Makanan pada
kelas XI IPA SMA Gajah Mada
Bandar Lampung T.P 2011/2012.
2. Mengetahui pengaruh penerapan
model pembelajaran Snowball
Throwing terhadap Penguasaan
konsep oleh siswa pada materi
pokok Sistem Pencernaan
Makanan pada kelas XI IPA SMA
5
Gajah Mada Bandar Lampung T.P
2011/2012.
Desain Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA
Gajah Mada Bandar Lampung pada
siswa kelas XI semester genap Tahun
Ajaran 2011/2012.Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI IPA semester genap SMA
Gajah Mada Bandar Lampung tahun
pelajaran 2011/2012. terdiri dari 2
kelas dengan jumlah siswa adalah 66
orang. Pengambilan sampel di-
lakukan dengan teknik Cluster Ran-
dom Sampling. Sampel tersebut
adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2
yang berjumlah 32 siswa sebagai ke-
las eksperimen dan siswa-siswi kelas
XI IPA 4 yang berjumlah 34 siswa
sebagai kelas kontrol. Sehingga
struktur desainnya adalah sebagai
berikut:
I O1 X1 O2
II O1 X2 O2
Ket: I : Kelompok EksperimenII : Kelompok KontrolO1 : PretestO2 : Postest
X1 : Perlakuan dengan model Snowball Throwing
X2 :Metode diskusi (Modifikasi oleh Riyanto, 2001: 43)
Jenis dan teknik pengumpulan data
pada penelitian ini adalah:
a. Aktivitas Siswa berupa data kuali-
tatif yang diperoleh dari lembar
observasi aktivitas siswa.
b. Penguasaan Konsep
Jenis data penguasaan konsep
berupa data kuantitatif yang diper-
oleh dari nilai pretest dan postest
pada materi pokok Sistem Pencer-
naan Makanan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian yang berupa
penguasaan konsep oleh siswa
diperoleh dari data pretes-postes dan
aktivitas siswa yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
6
Tabel 1. Hasil uji t N-gain penguasaan konsep biologi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol
Kelas
Pretest Postest N-Gain
X ± Sd Uji t X ± Sd Uji t X ± Sd Uji t1 Uji t2
I 38.65 ± 9.09 t hit = 0,88
ttab = 1,99
78.68 ± 6.62 thit = 8,90
ttab = 1,99
65.23 ± 10.51thit = 10.57
ttab = 1,99
thit = 12.89
ttab = 1,99II 36.38 ± 11.62 62.73 ± 7.83 41.28 ± 7.76
Keterangan: I= eksperimen (Snowball Throwing); II= kontrol (Diskusi);
X = rata-rata; Sd= standar deviasi, t1= uji persamaan dua rata-rata, t2= uji perbedaan dua rata-rata.
Tabel 2. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol
NoAspek aktifitas
yang diamati
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
Pertemuan II
(%) KT (%) KT (%) KT (%) KT
1Mengemukakan pendapat/ide
72,9 S 85,4 T 63,7 S 67,6 S
2 Bertanya 60,4 S 73,9 S 55,8 S 64,7 S
3Bekerjasama dengan teman
71.8 S 78,1 T 70,5 T 76,4 T
4 Bertukar informasi 78,1 T 83,3 T 54,9 R 58,8 S5 Presentasi 83.3 T 94,7 ST 56,8 S 62,7 S
Rata-rata 73,3 S 83,0 T 60,3 S 66,0 S Keterangan : A = Mengemukakan pendapat, B, Bertanya, C= Bekerja sama, D=Bertukar informasi, E= Presentasi
penguasaan konsep biologi oleh
siswa pada kedua kelas sama-sama
mengalami peningkatan, namun
penguasaan konsep biologi oleh
siswa pada kelas eksperimen
mengalami peningkatan lebih tinggi
dibanding kelas kontrol, yaitu
peningkatan rata-rata pretes ke
postest pada kelas eksperimen
sebesar 42,03%, sedangkan pada
kelas kontrol sebesar 26,35%.
Perbedaan peningkatan penguasaan
konsep biologi oleh siswa pada
kedua kelas tersebut dikarenakan
terdapat perbedaan perlakuan pada
proses pembelajaran di kelas, yaitu
pada kelas eksperimen proses
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing
sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan Metode Diskusi.
7
Penguasaan konsep yang lebih
tinggi pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing dikarenakan
model pembelajaran ini memiliki
kelebihan dibandingkan dengan
Metode Diskusi. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Novyanti
(2009: 1) bahwa model pembelajaran
Snowball Throwing membuat siswa
aktif dalam proses pembelajaran dan
dapat melatih siswa berpikir logis
dan sistematis mengenai konsep
materi yang dipelajari sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
serta dapat meningkatkan aktivitas
guru dan siswa dalam proses
pembelajaran . Selain itu juga,
dengan model ini kemampuan
masing-masing siswa lebih terlihat,
sehingga siswa terpacu untuk
memahami konsep dari materi yang
dipelajari. Hal ini terlihat dari
tingginya aktivitas siswa pada aspek
mengemukakan pendapat dan
presentasi pada kelas eksperimen.
Selanjutnya merujuk pada hasil
uji t2 (tabel 1) bahwa penguasaan
konsep pada tiap indikator kognitif
siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dari pada kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen indikator kognitif C2
(pemahaman), C3 (aplikasi), C4
(analisis), dan C5 (sintesis) berbeda
secara signifikan dengan kelas
kontrol, sementara indikator kognitif
C1 (ingatan) tidak berbeda secara
signifikan dengan kelas kontrol, C1
(ingatan pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kontrol karena
pada proses pembelajaran kelas
eksperimen menggunakan model
Snowball Throwing. C4 (analisis)
pada kelas eksperimen sangat
berbeda signifikan dengan kontrol,
karena penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing
dapat meningkatkan indikator
kognitif ssiswa dibandingkan tanpa
menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing.
Terjadinya peningkatan penguasaan
konsep pada indkator kognitif C2
(pemahaman), C3 (aplikasi), C4
(analisis), dan C5 (sintesis) tidak
terlepas dari penggunaan model
pembelajaran Snowball Throwing
yang membuat siswa aktif dalam
pembelajaran dan penggunaan model
ini sesuai dengan karakteristik materi
pokok Sistem Pencernaan Makanan,
yaitu membahas mekanisme proses
yang rumit yang sulit untuk dipahami
8
serta melibatkan berbagai organ lain
dalam menjalankan fungsinya.
Menurut Anonim (2011:3),
dilihat lebih mendalam mengenai
materinya, Sistem Pencernaan
makanan merupakan kumpulan dari
organ-organ yang memiliki fungsi
tertentu yang kemudian bekerja
dalam proses pencernaan. Organ-
organ serta fungsi tersebut harus
dipahami oleh siswa, sementara
untuk memahami rangkaian proses
pencernaan siswa dituntut untuk
mampu berpikir abstrak dengan
kemampuan imajinatif yang tinggi.
Penggunaan model pembelajaran
Snowball Throwing dapat
meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir imajinatif dalam
memahami organ-organ dalam
sistem pencernaan makanan dan
proses pencernaan makanan
dikarenakan model ini memiliki
langkah-langkah pembelajaran yang
runut dan sistematis serta menuntut
siswa untuk menemukan sendiri
konsep yang benar mengenai materi
yang dipelajari, sehingga penguasaan
konsep siswa pada indikator kognitif
C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4
(analisis), dan C5 (sintesis) lebih
tinggi daripada kelas kontrol
Sebelum memulai pembelajaran,
guru memberikan sajian informasi
kompetensi kepada siswa, lalu
memberikan sajian materi tentang
Sistem Pencernaan Makanan, dan
membentuk kelompok dan
memanggil masing-masing ketua
kelompok. Kemudian Guru
memberikan sub materi LKS untuk
dikerjakan setiap kelompok pada
ketua kelompok. Masing-masing
kelompok diberikan selembar kertas
yang telah disediakan guru, untuk
menulis pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi pokok yang
sudah dijelaskan. Kertas tersebut
dibuat seperti bola dan dilempar dari
satu siswa ke siswa lain selama
kurang lebih 5 menit. Setelah siswa
dapat satu bola/pertanyaan diberikan
kesempatan pada siswa tersebut
untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergiliran.Guru
bersama siswa melakukan koreksi
bersama – sama. Kemudian guru
memulai menanamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
Kemudian guru mengkonfirmasi
hasil presentasi dan menanamkan
konsep sesuai materi lalu siswa
9
bersama-sama guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Setelah
itu, guru melakukan evaluasi untuk
mengetahui penguasaan konsep
siswa. Maka dengan penggunaan
Model Snowball Throwing
penguasaan konsep siswa dapat
ditingkatkan.
Pada kelas kontrol yang
menggunakan Metode Diskusi,
peningkatan penguasaan konsep
siswa lebih rendah, hal ini
dikarenakan dengan pembelajaran
Metode Diskusi pengetahuan siswa
hanya terbatas pada pembelajaran
yang diberikan guru sehingga siswa
pasif dalam proses pembelajaran.
Menurut Unesa (2011:1), Metode
Diskusi memiliki beberapa
kelemahan yaitu model ini sangat
bergantung pada cara komunikasi
guru, dikarenakan model
pembelajaran ini berpusat pada guru
sehingga pengetahuan yang
didapatkan siswa pada saat
pembelajaran bergantung pada
materi yang diberikan guru dan cara
guru menyampaikan materi tersebut
pada proses pembejaran di kelas.
Sehingga dapat dikatakan kesuksesan
pembelajaran bergantung pada guru.
Selain itu, jika terlalu sering
menggunakan metode pembelajaran
langsung akan membuat
beranggapan bahwa guru akan
memberitahu siswa semua informasi
yang perlu diketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab
mengenai pembelajan siswa itu
sendiri. Kelemahan yang lain yaitu
jika materi yang disampaikan bersifat
kompleks, rinci atau abstrak, model
pembelajaran langsung tidak dapat
memberikan kesempatan pada siswa
untuk cukup memproses dan
memahami informasi yang
disampaikan. Kelemahan-kelemahan
model inilah yang menyebabkan
penguasaan konsep pada kelas
kontrol lebih rendah dibandingkan
kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran Snowball
Throwing.
Meskipun penguasaan konsep
materi pokok Sistem Pencernaan
Makanan oleh siswa selama
pembelajaran baik yang
menggunakan Model Snowball
Throwing maupun Metode Diskusi
sama-sama mengalami peningkatan,
bukan berarti kedua pembelajaran
tersebut memiliki efektifitas yang
sama pula. Dibandingkan dengan
Metode Diskusi pembelajaran
10
menggunakan Model Snowball
Throwing menyebabkan
pembelajaran menjadi lebih
bermakna, sehingga siswa dapat
memahami materi dengan lebih baik.
Terbukti tingginya peningkatan
penguasaan konsep materi pokok
Sistem Pencernaan Makanan oleh
siswa pada kelompok eksperimen,
sehingga kedua kelas memiliki
penguasaan konsep materi yang
berbeda secara signifikan sesuai
dengan hasil analisis statistik yang
telah dilakukan. Selain penguasaan
konsep materi oleh siswa, perbedaan
juga terlihat dari aktivitas siswa
selama pembelajaran.
Model pembelajaran yang
digunakan mempengaruhi aktivitas
belajar siswa di kelas dan aktivitas
belajar mendukung hasil belajar
siswa. Karena penguasaan konsep
dan kemampuan siswa dapat terlihat
dari aktivitas belajar siswa yang
terjadi di kelas selama proses
pembelajaran Hal ini terlihat pada
tabel 3 bahwa siswa lebih aktif
selama pembelajaran dengan
menggunakan Model pembelajaran
Snowball Throwing . Hal tersebut
dapat terlihat dari rata-rata tiap
indikator aktivitas siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibanding
kelas kontrol, demikian juga dengan
rata-rata aktivitas tiap pertemuan
pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan kelas kontrol.
pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol terjadi peningkatan pada tiap
aspek aktivitas belajar. Namun
aktivitas belajar siswa tiap aspek
pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen, aktivitas
siswa pada pertemuan I sudah cukup
baik, terutama bertukar informasi
dan mempersentasikan hasil diskusi.
Namun demikian ada aspek-aspek
tersebut masih tergolong dalam
kategori sedang, hal ini
dimungkinkan karena siswa belum
terbiasa dengan Model pembelajaran
Snowball Throwing yang diterapkan.
Selanjutnya, pada pertemuan ke II,
terjadi peningkatan aktivitas siswa
dalam tiap as[pek terutama pada
aspek mempresentasikan hasil
diskusi yang tergolong dalam
kategori sangat tinggi.
Aktivitas siswa pada kelas
kontrol hanya mengalami sedikit
peningkatan dari pertemuan I ke
pertemuan II. Hal ini mungkin
dikarenakan metode yang digunakan
11
dalam kelas tersebut adalah Metode
Diskusi. Hal ini ditunjukkan dengan
rendahnya aktivitas siswa terutama
dalam aspek bertukar informasi dan
mempresentasikan hasil diskusi.
Keaktifan siswa hanya terlihat pada
aspek bekerjasama dengan
kelompok. Rendahnya aktivitas
siswa pada aspek bertukar informasi
dan presentasi disebabkan karena
dalam presentasi tiap siswa
bergantung pada anggota
kelompoknya, sehingga siswa tidak
berpikir kreatif, berbeda dengan
Model pembelajaran Snowball
Throwing yang menuntut tiap siswa
untuk dapat menemukan konsep
sendiri dengan mebuat pertanyaan
dari sub materi pokop pencernaan,
(Sardiman, 2003 : 101).
Peningkatan aktivitas siswa dari
pertemuan I ke pertemuan ke II pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol
sama-sama mengalami peningkatan,
hal tersebut dapat terlihat dari tabel
3. Walaupun kedua kelas tersebut
sama-sama mengalami peningkatan
aktivitas, tetapi pada kelas
eksperimen mengalami peningkatan
yang lebih baik dibanding kelas
kontrol, sehingga tampak ada
perbedaan yang jelas aktivitas siswa
antara kedua kelas tersebut.
Dari beberapa uraian di atas
terlihat bahwa model pembelajaran
yang diterapkan pada masing-masing
kelas berpengaruh terhadap
penguasaan konsep materi siswa dan
signifikan terlihat pada kelas
eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran Snowball
Throwing. Hal tersebut diduga
karena siswa pada kelas eksperimen
dilatih untuk menemukan sendiri
konsep materi yang benar, sehingga
siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Hal tersebut
mengakibatkan penguasaan konsep
materi pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada penguasaan konsep
materi siswa pada kelas kontrol.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil penelitian dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Model Pembelajaran Snowball
Throwing dapat meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa pada
materi pokok Sistem Pencernaan
Makanan Kelas XI SMA Gajah
Mada Bandar Lampung.
12
2. Model pembelajaran Snowball
Throwing dapat meningkatkan
Penguasaan Konsep Biologi
Oleh Siswa pada materi pokok
Sistem Pencernaan Makanan
Kelas XI SMA Gajah Mada
Bandar Lampung.
Untuk kepentingan penelitian
selanjutnya, maka penulis menyaran-
kan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran
Snowball Throwing dapat digu-
nakan oleh guru biologi sebagai
salah satu alternatif dalam
menyampaikan materi pokok sis-
tem pencernaan makanan karena
dapat membuat siswa ikut aktif
dalam pembelajaran dan dapat
meningkatkan penguasaan konsep
siswa.
2. Kepada calon peneliti yang akan
menggunakan model Snowball
Throwing untuk lebih bisa
menekankan kepada siswa tentang
tugasnya pada saat diskusi se-
hingga waktu yang disediakan
akan lebih efektif.
3. Model pembelajaran Snowball
Throwing ialah model pembela-
jaran dengan sintaks yang memer-
lukan waktu yang lama, sehingga
guru hendaknya merancang ke-
sesuaian waktu dengan materi
pokok agar pembelajaran dapat
berjalan efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pembelajaran. Dalam http:/www.google.com. (09 Desember 2011; 08.45 WIB) .
Anonim. 2011. Materi Ajar. http// andhysastera.blogspot.com (11 desember 2010): 16.35 WIB.
Hamalik, Oemar . 2001. Proses Bela-jar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Mulyono. 2001. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Natawijaya, dalam Depdiknas . 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Novyanti , M. 2009. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada: Jakarta.
Ratmiyati. 2008. Pembelajaran Model Snowball Throwing Dan Student Team Achievement Di-vision (STAD) Ditinjau Dari Sikap Sosial Dan Aktivitas Be-lajar Siswa. http/www.un-s.ac.id/?p=282. (10 Desember 2011, 10.30 WIB).
Riyanto. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
13
Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sardiman. 2003. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara: Jakarta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.
Sardiman. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar. www.blogrankings.com // 2982 html. (25 Desember 2011): 13.35 WIB.
Suhana. 2009. Konsep Strategi Pem-belajaran. Refika Aditama.
Unesa, S. 2011. Dasar-Dasar Evalu-asi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
Widodo. 2009. Model pembelajaran Snowball Throwing. http//wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembela-jaran-18-snowball-throwing/. (10 Desember 2011, 10.00 WIB).
14
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lam-pung Tahun Ajaran 2011/2012)
Nama : Meri Yustina
NPM : 0743024037
Mengesahkan
1. PEMBIMBING 1 : ................................
2. PEMBIMBING 2 : ................................
3. MITRA BESTARI : ................................
4. PENYUNTING JURNAL : ................................