188-304-1-sp-2

23
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012) Meri Yustina 1 , Arwin Achmad 2 , Rini Rita T. Marpaung 3 e-mail: meri yustina @yahoo.co m HP: 085768187778 ABSTRACT: Mastering of concept that unoptimal by student’s class IX science in Senior High School Gajah Mada Bandar Lampung is influenced by unaccurate strategy in learning process. The strategy that can facilitated of skill’s and student’s approve is snowball throwing. The aims used of snowball throwing is to know the effectivity of learning toward mastering of concept by student’s. This experiment design is like pretest – postest non equivalent involved IX IPA 1 as experiment class and IX IPA 2 as control class which is choosen by purposive sampling technic. The data of experiment is like qualitative obtained from student’s learning activity were analyzed using index activity of student and snowball throwing product obtained from discussion result of each group. Quantitave data obtained from pretest – posttest and N-Gain which is analyzed using t-test. The result of research were the average of concept mastering and student’s learning activity in experiment class is higher than control class. The suggest of opinion/idea and discussion to do LKS is highest activity got by student’s. Based on achievement thas has been express, so we can get conclusion that snowball throwing is efective in increase of mastering concept by student’s. 1 Mahasiswa Pendidikan Biologi 2 Staf Pengajar 3 Staf Pengajar

Upload: ragwan-haddar

Post on 28-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 188-304-1-SP-2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN

PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

PENCERNAAN(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap

SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Meri Yustina1, Arwin Achmad2, Rini Rita T. Marpaung3

e-mail: meri yustina @yahoo.co m HP: 085768187778

ABSTRACT:

Mastering of concept that unoptimal by student’s class IX science in Senior High School Gajah Mada Bandar Lampung is influenced by unaccurate strategy in learning process. The strategy that can facilitated of skill’s and student’s approve is snowball throwing. The aims used of snowball throwing is to know the effectiv-ity of learning toward mastering of concept by student’s. This experiment design is like pretest – postest non equivalent involved IX IPA1 as experiment class and IX IPA2 as control class which is choosen by purposive sampling technic. The data of experiment is like qualitative obtained from student’s learning activity were analyzed using index activity of student and snowball throwing product obtained from discussion result of each group. Quantitave data obtained from pretest – posttest and N-Gain which is analyzed using t-test. The result of re-search were the average of concept mastering and student’s learning activity in experiment class is higher than control class. The suggest of opinion/idea and dis-cussion to do LKS is highest activity got by student’s. Based on achievement thas has been express, so we can get conclusion that snowball throwing is efective in increase of mastering concept by student’s.

Key word : snowball throwing, mastering concept, learning activity, digestive system.

1 Mahasiswa Pendidikan Biologi2 Staf Pengajar 3 Staf Pengajar

Page 2: 188-304-1-SP-2

2

Pendahuluan

Dalam proses pendidikan di

sekolah, kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang paling

pokok. Ini berarti bahwa berhasil

tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung

kepada proses belajar yang dialami

siswa sebagai anak didik. Oleh kare-

na itu proses ini perlu mendapat

perhatian dan pemikiran bagaimana

menciptakan proses belajar mengajar

yang optimal. Dalam proses belajar

mengajar sebaiknya siswa dilibatkan

secara langsung sebagai proses pem-

berian pengalaman belajar pada

siswa. Keterlibatan dan aktivitas

siswa yang besar dalam pembelaja-

ran diharapkan akan dapat meningka-

tkan penguasaan konsep biologi pada

siswa (Anonim, 2009:1).

Hasil observasi dan wawancara

pendahuluan guru Biologi kelas XI

di SMA Gajah Mada Bandar

Lampung menunjukkan bahwa

pembelajaran Biologi yang di

sampaikan di dalam kelas

menggunakan metode diskusi

sehingga masih menganggap sebagai

mata pelajaran yang sulit dipahami.

Hal itu disebabkan karena siswa

kurang mengetahui dan memahami

manfaat ilmu Biologi secara nyata

dalam kehidupan sehari-hari.

Akibatnya siswa cepat merasa bosan

dan tidak tertarik pada materi

pelajaran yang kurang bervariasi dan

hanya berpegang teguh pada buku-

buku paket saja.

Memberdayakan aktivitas dan

penguasaan konsep belajar diharap-

kan dapat berpengaruh terhadap pen-

guasaan konsep sehingga membantu

siswa untuk mencapai standar ketun-

tasan belajar minimal di sekolah. Hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

hasil belajar siswa kelas XI pada

semester genap tahun pelajaran

2009/2010 khususnya pada Materi

Pokok Sistem Pencernaan Makanan

adalah 62, sedangkan persentase

rata-rata ketuntasan belajarnya

adalah 56,7%. Nilai rata-rata ini

belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan dis-

ekolah adalah 65, dengan ketuntasan

belajarnya adalah 100%.

Dalam belajar sangat diper-

lukan adanya aktivitas. Tanpa aktivi-

tas, kegiatan belajar tidak mungkin

berlangsung dengan baik. Sardiman

(2004: 95) berpendapat bahwa “bela-

jar adalah perbuatan, berbuat untuk

Page 3: 188-304-1-SP-2

3

mengubah tingkah laku, jadi

melakukan kegiatan. Tidak ada bela-

jar kalau tidak ada aktivitas”.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran

mempunyai peran yang sangat pent-

ing. Hal ini sesuai dengan pendapat

sadirman (2004: 99) bahwa:“dalam

belajar sangat diperlukan adanya ak-

tivitas, tanpa aktivitas tidak mungkin

proses belajar akan berjalan dengan

baik. Aktivitas dalam kegiatan bela-

jar mengajar merupakan rangkaian

kegiatan yang meliputi kegiatan

siswa dalam mengikuti pelajaran,

bertanya hal yang belum jelas, men-

catat, mendengar, berpikir, mem-

baca, dan segala kegiatan yang di-

lakukan untuk dapat menunjang

prestasi belajar.”

Mulyono (2001 : 26), aktivitas

artinya “kegiatan atau keaktivan”.

Jadi segala sesuatu yang dilakukan

atau kegiatan-kegiatan yang terjadi

baik fisik maupun non-fisik, meru-

pakan suatu aktivitas. Selanjutnya

menurut Sugiyono ( 2009 : 6) aktivi-

tas adalah segala kegiatan belajar

seperti melakukan praktikum,

pengamatan, kerja kelompok dan

kegiatan lainnya, yang dilaksanakan

baik secara jasmani atau rohani. Ak-

tivitas siswa selama proses belajar

mengajar merupakan salah satu in-

dikator adanya keinginan siswa un-

tuk belajar.

Hamalik (2001: 28), belajar

adalah “Suatu proses perubahan

tingkah laku individu melalui inter-

aksi dengan lingkungan”. Aspek

tingkah laku tersebut adalah: penge-

tahuan, pengertian, kebiasaan, keter-

ampilan, apresiasi, emosional,

hubungan sosial, jasmani, etis atau

budi pekerti dan sikap.

Sedangkan, Sardiman (2003 : 22)

menyatakan: “Belajar merupakan

suatu proses interaksi antara diri

manusia dengan lingkungannya yang

mungkin berwujud pribadi, fakta,

konsep ataupun teori”.

Dapat disimpulkan bahwa aktivi-

tas belajar merupakan segala

kegiatan yang dilakukan dalam

proses interaksi (guru dan siswa)

dalam rangka mencapai tujuan bela-

jar. Aktivitas yang dimaksudkan di

sini penekanannya adalah pada

siswa, sebab dengan adanya aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif,

seperti yang dikemukakan oleh

Natawijaya dalam Depdiknas (2005 :

Page 4: 188-304-1-SP-2

4

31), belajar aktif adalah “Suatu sis-

tem belajar mengajar yang

menekankan keaktifan siswa secara

fisik, mental intelektual dan emo-

sional guna memperoleh hasil belajar

berupa perpaduan antara aspek ko-

qnitif, afektif dan psikomotor”.

Model yang tepat dalam

pembelajaran adalah salah satu faktor

agar aktivitas dan penguasaan konsep

belajar dapat tercapai oleh siswa.

Dalam kesempatan ini peneliti

menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing guna melatih

siswa untuk lebih tanggap menerima

pertanyaan dari orang lain, dan

menyampaikan pertanyaan tersebut

kepada temannya dalam satu kelom-

pok. Lemparan pertanyaan menggu-

nakan kertas berisi pertanyaan yang

menjadi sebuah bola kertas lalu

dilempar-lemparkan kepada siswa

lain. Siswa yang mendapat bola ker-

tas lalu membuka dan menjawab per-

tanyaannya, (Suhana, 2009 : 49 , dan

Widodo, 2009 : 1 ).

Dengan demikian, diharapkan

melalui penerapan model pembela-

jaran Snowball Throwing ini siswa

dapat ikut berperan aktif dengan

bimbingan guru, agar peningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami

konsep dapat terarah lebih baik.

Beberapa penelitian yang

menguji efektivitas model

pembelajaran Snowball Throwing

adalah penelitian Widodo (2009 :

54), yang menyatakan bahwa

penggunaan model pembelajaran

Snowball Throwing dapat

meningkatkan aktivitas dan

penguasaan konsep oleh siswa.

Ratmiyati (2008:1), bahwa

pembelajaran model Snowball

Throwing dapat meningkatkan

prestasi belajar biologi khususnya

pada materi Struktur dan Fungsi

Jaringan Tumbuhan pada siswa.

Tujuan penelitan ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh penerapan

model pembelajaran Snowball

Throwing terhadap aktivitas

belajar siswa pada materi pokok

Sistem Pencernaan Makanan pada

kelas XI IPA SMA Gajah Mada

Bandar Lampung T.P 2011/2012.

2. Mengetahui pengaruh penerapan

model pembelajaran Snowball

Throwing terhadap Penguasaan

konsep oleh siswa pada materi

pokok Sistem Pencernaan

Makanan pada kelas XI IPA SMA

Page 5: 188-304-1-SP-2

5

Gajah Mada Bandar Lampung T.P

2011/2012.

Desain Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA

Gajah Mada Bandar Lampung pada

siswa kelas XI semester genap Tahun

Ajaran 2011/2012.Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI IPA semester genap SMA

Gajah Mada Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012. terdiri dari 2

kelas dengan jumlah siswa adalah 66

orang. Pengambilan sampel di-

lakukan dengan teknik Cluster Ran-

dom Sampling. Sampel tersebut

adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2

yang berjumlah 32 siswa sebagai ke-

las eksperimen dan siswa-siswi kelas

XI IPA 4 yang berjumlah 34 siswa

sebagai kelas kontrol. Sehingga

struktur desainnya adalah sebagai

berikut:

I O1 X1 O2

II O1 X2 O2

Ket: I : Kelompok EksperimenII : Kelompok KontrolO1 : PretestO2 : Postest

X1 : Perlakuan dengan model Snowball Throwing

X2 :Metode diskusi (Modifikasi oleh Riyanto, 2001: 43)

Jenis dan teknik pengumpulan data

pada penelitian ini adalah:

a. Aktivitas Siswa berupa data kuali-

tatif yang diperoleh dari lembar

observasi aktivitas siswa.

b. Penguasaan Konsep

Jenis data penguasaan konsep

berupa data kuantitatif yang diper-

oleh dari nilai pretest dan postest

pada materi pokok Sistem Pencer-

naan Makanan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian yang berupa

penguasaan konsep oleh siswa

diperoleh dari data pretes-postes dan

aktivitas siswa yang dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Page 6: 188-304-1-SP-2

6

Tabel 1. Hasil uji t N-gain penguasaan konsep biologi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol

Kelas

Pretest Postest N-Gain

X ± Sd Uji t X ± Sd Uji t X ± Sd Uji t1 Uji t2

I 38.65 ± 9.09 t hit = 0,88

ttab = 1,99

78.68 ± 6.62 thit = 8,90

ttab = 1,99

65.23 ± 10.51thit = 10.57

ttab = 1,99

thit = 12.89

ttab = 1,99II 36.38 ± 11.62 62.73 ± 7.83 41.28 ± 7.76

Keterangan: I= eksperimen (Snowball Throwing); II= kontrol (Diskusi);

X = rata-rata; Sd= standar deviasi, t1= uji persamaan dua rata-rata, t2= uji perbedaan dua rata-rata.

Tabel 2. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol

NoAspek aktifitas

yang diamati

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan I

Pertemuan II

(%) KT (%) KT (%) KT (%) KT

1Mengemukakan pendapat/ide

72,9 S 85,4 T 63,7 S 67,6 S

2 Bertanya 60,4 S 73,9 S 55,8 S 64,7 S

3Bekerjasama dengan teman

71.8 S 78,1 T 70,5 T 76,4 T

4 Bertukar informasi 78,1 T 83,3 T 54,9 R 58,8 S5 Presentasi 83.3 T 94,7 ST 56,8 S 62,7 S

Rata-rata 73,3 S 83,0 T 60,3 S 66,0 S Keterangan : A = Mengemukakan pendapat, B, Bertanya, C= Bekerja sama, D=Bertukar informasi, E= Presentasi

penguasaan konsep biologi oleh

siswa pada kedua kelas sama-sama

mengalami peningkatan, namun

penguasaan konsep biologi oleh

siswa pada kelas eksperimen

mengalami peningkatan lebih tinggi

dibanding kelas kontrol, yaitu

peningkatan rata-rata pretes ke

postest pada kelas eksperimen

sebesar 42,03%, sedangkan pada

kelas kontrol sebesar 26,35%.

Perbedaan peningkatan penguasaan

konsep biologi oleh siswa pada

kedua kelas tersebut dikarenakan

terdapat perbedaan perlakuan pada

proses pembelajaran di kelas, yaitu

pada kelas eksperimen proses

pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing

sedangkan pada kelas kontrol

menggunakan Metode Diskusi.

Page 7: 188-304-1-SP-2

7

Penguasaan konsep yang lebih

tinggi pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing dikarenakan

model pembelajaran ini memiliki

kelebihan dibandingkan dengan

Metode Diskusi. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Novyanti

(2009: 1) bahwa model pembelajaran

Snowball Throwing membuat siswa

aktif dalam proses pembelajaran dan

dapat melatih siswa berpikir logis

dan sistematis mengenai konsep

materi yang dipelajari sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa

serta dapat meningkatkan aktivitas

guru dan siswa dalam proses

pembelajaran . Selain itu juga,

dengan model ini kemampuan

masing-masing siswa lebih terlihat,

sehingga siswa terpacu untuk

memahami konsep dari materi yang

dipelajari. Hal ini terlihat dari

tingginya aktivitas siswa pada aspek

mengemukakan pendapat dan

presentasi pada kelas eksperimen.

Selanjutnya merujuk pada hasil

uji t2 (tabel 1) bahwa penguasaan

konsep pada tiap indikator kognitif

siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dari pada kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen indikator kognitif C2

(pemahaman), C3 (aplikasi), C4

(analisis), dan C5 (sintesis) berbeda

secara signifikan dengan kelas

kontrol, sementara indikator kognitif

C1 (ingatan) tidak berbeda secara

signifikan dengan kelas kontrol, C1

(ingatan pada kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kontrol karena

pada proses pembelajaran kelas

eksperimen menggunakan model

Snowball Throwing. C4 (analisis)

pada kelas eksperimen sangat

berbeda signifikan dengan kontrol,

karena penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing

dapat meningkatkan indikator

kognitif ssiswa dibandingkan tanpa

menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing.

Terjadinya peningkatan penguasaan

konsep pada indkator kognitif C2

(pemahaman), C3 (aplikasi), C4

(analisis), dan C5 (sintesis) tidak

terlepas dari penggunaan model

pembelajaran Snowball Throwing

yang membuat siswa aktif dalam

pembelajaran dan penggunaan model

ini sesuai dengan karakteristik materi

pokok Sistem Pencernaan Makanan,

yaitu membahas mekanisme proses

yang rumit yang sulit untuk dipahami

Page 8: 188-304-1-SP-2

8

serta melibatkan berbagai organ lain

dalam menjalankan fungsinya.

Menurut Anonim (2011:3),

dilihat lebih mendalam mengenai

materinya, Sistem Pencernaan

makanan merupakan kumpulan dari

organ-organ yang memiliki fungsi

tertentu yang kemudian bekerja

dalam proses pencernaan. Organ-

organ serta fungsi tersebut harus

dipahami oleh siswa, sementara

untuk memahami rangkaian proses

pencernaan siswa dituntut untuk

mampu berpikir abstrak dengan

kemampuan imajinatif yang tinggi.

Penggunaan model pembelajaran

Snowball Throwing dapat

meningkatkan kemampuan siswa

untuk berpikir imajinatif dalam

memahami organ-organ dalam

sistem pencernaan makanan dan

proses pencernaan makanan

dikarenakan model ini memiliki

langkah-langkah pembelajaran yang

runut dan sistematis serta menuntut

siswa untuk menemukan sendiri

konsep yang benar mengenai materi

yang dipelajari, sehingga penguasaan

konsep siswa pada indikator kognitif

C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4

(analisis), dan C5 (sintesis) lebih

tinggi daripada kelas kontrol

Sebelum memulai pembelajaran,

guru memberikan sajian informasi

kompetensi kepada siswa, lalu

memberikan sajian materi tentang

Sistem Pencernaan Makanan, dan

membentuk kelompok dan

memanggil masing-masing ketua

kelompok. Kemudian Guru

memberikan sub materi LKS untuk

dikerjakan setiap kelompok pada

ketua kelompok. Masing-masing

kelompok diberikan selembar kertas

yang telah disediakan guru, untuk

menulis pertanyaan apa saja yang

menyangkut materi pokok yang

sudah dijelaskan. Kertas tersebut

dibuat seperti bola dan dilempar dari

satu siswa ke siswa lain selama

kurang lebih 5 menit. Setelah siswa

dapat satu bola/pertanyaan diberikan

kesempatan pada siswa tersebut

untuk menjawab pertanyaan yang

tertulis dalam kertas berbentuk bola

tersebut secara bergiliran.Guru

bersama siswa melakukan koreksi

bersama – sama. Kemudian guru

memulai menanamkan konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai.

Kemudian guru mengkonfirmasi

hasil presentasi dan menanamkan

konsep sesuai materi lalu siswa

Page 9: 188-304-1-SP-2

9

bersama-sama guru menyimpulkan

materi yang telah dipelajari. Setelah

itu, guru melakukan evaluasi untuk

mengetahui penguasaan konsep

siswa. Maka dengan penggunaan

Model Snowball Throwing

penguasaan konsep siswa dapat

ditingkatkan.

Pada kelas kontrol yang

menggunakan Metode Diskusi,

peningkatan penguasaan konsep

siswa lebih rendah, hal ini

dikarenakan dengan pembelajaran

Metode Diskusi pengetahuan siswa

hanya terbatas pada pembelajaran

yang diberikan guru sehingga siswa

pasif dalam proses pembelajaran.

Menurut Unesa (2011:1), Metode

Diskusi memiliki beberapa

kelemahan yaitu model ini sangat

bergantung pada cara komunikasi

guru, dikarenakan model

pembelajaran ini berpusat pada guru

sehingga pengetahuan yang

didapatkan siswa pada saat

pembelajaran bergantung pada

materi yang diberikan guru dan cara

guru menyampaikan materi tersebut

pada proses pembejaran di kelas.

Sehingga dapat dikatakan kesuksesan

pembelajaran bergantung pada guru.

Selain itu, jika terlalu sering

menggunakan metode pembelajaran

langsung akan membuat

beranggapan bahwa guru akan

memberitahu siswa semua informasi

yang perlu diketahui. Hal ini akan

menghilangkan rasa tanggung jawab

mengenai pembelajan siswa itu

sendiri. Kelemahan yang lain yaitu

jika materi yang disampaikan bersifat

kompleks, rinci atau abstrak, model

pembelajaran langsung tidak dapat

memberikan kesempatan pada siswa

untuk cukup memproses dan

memahami informasi yang

disampaikan. Kelemahan-kelemahan

model inilah yang menyebabkan

penguasaan konsep pada kelas

kontrol lebih rendah dibandingkan

kelas eksperimen yang menggunakan

model pembelajaran Snowball

Throwing.

Meskipun penguasaan konsep

materi pokok Sistem Pencernaan

Makanan oleh siswa selama

pembelajaran baik yang

menggunakan Model Snowball

Throwing maupun Metode Diskusi

sama-sama mengalami peningkatan,

bukan berarti kedua pembelajaran

tersebut memiliki efektifitas yang

sama pula. Dibandingkan dengan

Metode Diskusi pembelajaran

Page 10: 188-304-1-SP-2

10

menggunakan Model Snowball

Throwing menyebabkan

pembelajaran menjadi lebih

bermakna, sehingga siswa dapat

memahami materi dengan lebih baik.

Terbukti tingginya peningkatan

penguasaan konsep materi pokok

Sistem Pencernaan Makanan oleh

siswa pada kelompok eksperimen,

sehingga kedua kelas memiliki

penguasaan konsep materi yang

berbeda secara signifikan sesuai

dengan hasil analisis statistik yang

telah dilakukan. Selain penguasaan

konsep materi oleh siswa, perbedaan

juga terlihat dari aktivitas siswa

selama pembelajaran.

Model pembelajaran yang

digunakan mempengaruhi aktivitas

belajar siswa di kelas dan aktivitas

belajar mendukung hasil belajar

siswa. Karena penguasaan konsep

dan kemampuan siswa dapat terlihat

dari aktivitas belajar siswa yang

terjadi di kelas selama proses

pembelajaran Hal ini terlihat pada

tabel 3 bahwa siswa lebih aktif

selama pembelajaran dengan

menggunakan Model pembelajaran

Snowball Throwing . Hal tersebut

dapat terlihat dari rata-rata tiap

indikator aktivitas siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dibanding

kelas kontrol, demikian juga dengan

rata-rata aktivitas tiap pertemuan

pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibanding dengan kelas kontrol.

pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol terjadi peningkatan pada tiap

aspek aktivitas belajar. Namun

aktivitas belajar siswa tiap aspek

pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen, aktivitas

siswa pada pertemuan I sudah cukup

baik, terutama bertukar informasi

dan mempersentasikan hasil diskusi.

Namun demikian ada aspek-aspek

tersebut masih tergolong dalam

kategori sedang, hal ini

dimungkinkan karena siswa belum

terbiasa dengan Model pembelajaran

Snowball Throwing yang diterapkan.

Selanjutnya, pada pertemuan ke II,

terjadi peningkatan aktivitas siswa

dalam tiap as[pek terutama pada

aspek mempresentasikan hasil

diskusi yang tergolong dalam

kategori sangat tinggi.

Aktivitas siswa pada kelas

kontrol hanya mengalami sedikit

peningkatan dari pertemuan I ke

pertemuan II. Hal ini mungkin

dikarenakan metode yang digunakan

Page 11: 188-304-1-SP-2

11

dalam kelas tersebut adalah Metode

Diskusi. Hal ini ditunjukkan dengan

rendahnya aktivitas siswa terutama

dalam aspek bertukar informasi dan

mempresentasikan hasil diskusi.

Keaktifan siswa hanya terlihat pada

aspek bekerjasama dengan

kelompok. Rendahnya aktivitas

siswa pada aspek bertukar informasi

dan presentasi disebabkan karena

dalam presentasi tiap siswa

bergantung pada anggota

kelompoknya, sehingga siswa tidak

berpikir kreatif, berbeda dengan

Model pembelajaran Snowball

Throwing yang menuntut tiap siswa

untuk dapat menemukan konsep

sendiri dengan mebuat pertanyaan

dari sub materi pokop pencernaan,

(Sardiman, 2003 : 101).

Peningkatan aktivitas siswa dari

pertemuan I ke pertemuan ke II pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama-sama mengalami peningkatan,

hal tersebut dapat terlihat dari tabel

3. Walaupun kedua kelas tersebut

sama-sama mengalami peningkatan

aktivitas, tetapi pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan

yang lebih baik dibanding kelas

kontrol, sehingga tampak ada

perbedaan yang jelas aktivitas siswa

antara kedua kelas tersebut.

Dari beberapa uraian di atas

terlihat bahwa model pembelajaran

yang diterapkan pada masing-masing

kelas berpengaruh terhadap

penguasaan konsep materi siswa dan

signifikan terlihat pada kelas

eksperimen yang menggunakan

model pembelajaran Snowball

Throwing. Hal tersebut diduga

karena siswa pada kelas eksperimen

dilatih untuk menemukan sendiri

konsep materi yang benar, sehingga

siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Hal tersebut

mengakibatkan penguasaan konsep

materi pada kelas eksperimen lebih

tinggi daripada penguasaan konsep

materi siswa pada kelas kontrol.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan data yang diperoleh

dari hasil penelitian dan pembahasan,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Pembelajaran Snowball

Throwing dapat meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa pada

materi pokok Sistem Pencernaan

Makanan Kelas XI SMA Gajah

Mada Bandar Lampung.

Page 12: 188-304-1-SP-2

12

2. Model pembelajaran Snowball

Throwing dapat meningkatkan

Penguasaan Konsep Biologi

Oleh Siswa pada materi pokok

Sistem Pencernaan Makanan

Kelas XI SMA Gajah Mada

Bandar Lampung.

Untuk kepentingan penelitian

selanjutnya, maka penulis menyaran-

kan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran

Snowball Throwing dapat digu-

nakan oleh guru biologi sebagai

salah satu alternatif dalam

menyampaikan materi pokok sis-

tem pencernaan makanan karena

dapat membuat siswa ikut aktif

dalam pembelajaran dan dapat

meningkatkan penguasaan konsep

siswa.

2. Kepada calon peneliti yang akan

menggunakan model Snowball

Throwing untuk lebih bisa

menekankan kepada siswa tentang

tugasnya pada saat diskusi se-

hingga waktu yang disediakan

akan lebih efektif.

3. Model pembelajaran Snowball

Throwing ialah model pembela-

jaran dengan sintaks yang memer-

lukan waktu yang lama, sehingga

guru hendaknya merancang ke-

sesuaian waktu dengan materi

pokok agar pembelajaran dapat

berjalan efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pembelajaran. Dalam http:/www.google.com. (09 Desember 2011; 08.45 WIB) .

Anonim. 2011. Materi Ajar. http// andhysastera.blogspot.com (11 desember 2010): 16.35 WIB.

Hamalik, Oemar . 2001. Proses Bela-jar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyono. 2001. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Natawijaya, dalam Depdiknas . 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Novyanti , M. 2009. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada: Jakarta.

Ratmiyati. 2008. Pembelajaran Model Snowball Throwing Dan Student Team Achievement Di-vision (STAD) Ditinjau Dari Sikap Sosial Dan Aktivitas Be-lajar Siswa. http/www.un-s.ac.id/?p=282. (10 Desember 2011, 10.30 WIB).

Riyanto. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Page 13: 188-304-1-SP-2

13

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman. 2003. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara: Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sardiman. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar. www.blogrankings.com // 2982 html. (25 Desember 2011): 13.35 WIB.

Suhana. 2009. Konsep Strategi Pem-belajaran. Refika Aditama.

Unesa, S. 2011. Dasar-Dasar Evalu-asi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.

Widodo. 2009. Model pembelajaran Snowball Throwing. http//wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembela-jaran-18-snowball-throwing/. (10 Desember 2011, 10.00 WIB).

Page 14: 188-304-1-SP-2

14

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lam-pung Tahun Ajaran 2011/2012)

Nama : Meri Yustina

NPM : 0743024037

Mengesahkan

1. PEMBIMBING 1 : ................................

2. PEMBIMBING 2 : ................................

3. MITRA BESTARI : ................................

4. PENYUNTING JURNAL : ................................