17669582 pembuatan keputusan secara etis

32
Pembuatan Pembuatan Keputusan secara Keputusan secara Etis Etis Kelompok 3 Kelompok 3

Upload: randriyani-ima

Post on 05-Jul-2015

134 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Pembuatan Keputusan Pembuatan Keputusan secara Etissecara Etis

Kelompok 3Kelompok 3

Page 2: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Teori Dasar Pembuatan KeputusanTeori Dasar Pembuatan Keputusan

Teori dasar atau prinsip etika Teori dasar atau prinsip etika merupakan penuntun untuk merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktek membuat keputusan etis praktek profesional (Fry, 1991)profesional (Fry, 1991)

Teori etik digunakan dl pembuatan Teori etik digunakan dl pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturanprinsip dan aturan

Ahli filsafat moral mengembangkan Ahli filsafat moral mengembangkan beberapa teori etik.beberapa teori etik.

Page 3: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Teori tersebut diklasifikasikan Teori tersebut diklasifikasikan menjadimenjadi

- teori teleologi- teori teleologi

- teori deontologi (formalisme)- teori deontologi (formalisme)

Page 4: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Teori TeleologiTeori Teleologi

Teleologi berasal dari bahasa Yunani, dr Teleologi berasal dari bahasa Yunani, dr kata kata telostelos berarti akhir berarti akhir

Istilah teleologi dan Istilah teleologi dan utilitarianismeutilitarianisme sering sering digunakan saling bergantiandigunakan saling bergantian

Teleologi merupakan suatu doktrin yg Teleologi merupakan suatu doktrin yg menjelaskan fenomena berdasarkan menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan. akibat yang dihasilkan.

Sring disebut Sring disebut the end justifies the meansthe end justifies the means artinya makna dari suatu tindakan artinya makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadiditentukan oleh hasil akhir yang terjadi

Page 5: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Menekankan pada pencapaian hasil Menekankan pada pencapaian hasil akhir yg terjadi “pencapaian hasil akhir yg terjadi “pencapaian hasil akhir dg kebaikan maksimal dan akhir dg kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia” (Kelly, 1987).manusia” (Kelly, 1987).

Page 6: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Teleologi dibedakan menjadi :Teleologi dibedakan menjadi :

Rule utilitarianismeRule utilitarianisme Act utilitarianismeAct utilitarianisme

- Rule utilitarianisme - Rule utilitarianisme berprinsip bahwa berprinsip bahwa manfaat atau nilai dari suatu tindakan manfaat atau nilai dari suatu tindakan bergantung pada sejauh mana bergantung pada sejauh mana tindakan tersebut memberikan tindakan tersebut memberikan kebaikan atau kebahagiaan pada kebaikan atau kebahagiaan pada manusiamanusia

Page 7: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Act utilitarianisme Act utilitarianisme bersifat lebih bersifat lebih terbatas, tidak melibatkan aturan aturan terbatas, tidak melibatkan aturan aturan umum, tapi berupaya menjelaskan pada umum, tapi berupaya menjelaskan pada suatu situasi tertentu dengan suatu situasi tertentu dengan pertimbangan terhadap tindakan apa yg pertimbangan terhadap tindakan apa yg dapat memberikan kebaikan dapat memberikan kebaikan sebanyak2nya atau ketidakbaikan sebanyak2nya atau ketidakbaikan sekecil2nya pada individu, contoh: bayi sekecil2nya pada individu, contoh: bayi yg lahir cacat lebih baik diijinkan yg lahir cacat lebih baik diijinkan meninggal daripada nantinya jadi beban meninggal daripada nantinya jadi beban masyarakatmasyarakat

Page 8: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Teori Deontologi (Formalisme)Teori Deontologi (Formalisme)

Deontologi berasal dari bahasa Yunani, Deontologi berasal dari bahasa Yunani, deondeon yang berarti tugas, berprinsip pada yang berarti tugas, berprinsip pada aksi atau tindakan.aksi atau tindakan.

Menurut Kant, benar atau salah bukan Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau ditentukan oleh hasil akhir atau konsekwensi dari suatu tindakan, konsekwensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya.melainkan oleh nilai moralnya.

Perhatian difokuskan pada tindakan Perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yg dapat melakukan tanggung jawab moral yg dapat menjadi penentu apakah suatu tindakan menjadi penentu apakah suatu tindakan tsb secara moral benar atau salah.tsb secara moral benar atau salah.

Page 9: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Contoh penerapan deontologiContoh penerapan deontologi

Seorang perawat yg yakin bahwa klien Seorang perawat yg yakin bahwa klien harus diberi tahu ttg yg sebenarnya terjadi harus diberi tahu ttg yg sebenarnya terjadi walaupun hal itu sangat menyakitkanwalaupun hal itu sangat menyakitkan

Contoh lain seorang perawat yang Contoh lain seorang perawat yang menolak membantu pelaksanaan abortus menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agama yg melarang karena keyakinan agama yg melarang tindakan membunuh.tindakan membunuh.

Secara luas teori ini dikembangkan Secara luas teori ini dikembangkan menjadi lima prinsip penting yaitu menjadi lima prinsip penting yaitu kemurahan hati, keadilan, otonomi, kemurahan hati, keadilan, otonomi, kejujuran dan ketaatan (Fry, 1991)kejujuran dan ketaatan (Fry, 1991)

Page 10: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Kemurahan hatiKemurahan hati

Inti dari prinsip kemurahan hati Inti dari prinsip kemurahan hati (beneficence) adalah tanggung (beneficence) adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yg jawab untuk melakukan kebaikan yg menguntungkan klien dan menguntungkan klien dan menghindari perbuatan yg menghindari perbuatan yg merugikan atau membahayakan merugikan atau membahayakan klien.klien.

Prinsip ini sering kali sulit diterapkan Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktik keperawatandalam praktik keperawatan

Page 11: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Contoh:Contoh:

Seorang klien mempunyai kepercayaan Seorang klien mempunyai kepercayaan bahwa pemberian tranfusi darah bahwa pemberian tranfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan yg hebat. Sebelum mengalami perdarahan yg hebat. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan dokter bahwa ia tidak mau dilakukan tranfusi darahtranfusi darah

Akhirnya tranfusi darah tidak diberikann Akhirnya tranfusi darah tidak diberikann karena prinsip beneficence walaupun pada karena prinsip beneficence walaupun pada saat bersamaan terjadi penyalahgunaan saat bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip maleficenceprinsip maleficence

Page 12: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

KeadilanKeadilan

Prinsip dari keadilan menurut Beauchamp Prinsip dari keadilan menurut Beauchamp dan Chlidress adalah mereka yg sederajat dan Chlidress adalah mereka yg sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.mereka.

Prinsip ini memungkinkan dicapainya Prinsip ini memungkinkan dicapainya keadilan dalam pembagian sumber keadilan dalam pembagian sumber asuhan kesehatan kepada klien secara adil asuhan kesehatan kepada klien secara adil sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan

Page 13: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

OtonomiOtonomi

Prinsip otonomi menyatakan bahwa Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai setiap individu mempunyai kebebasan untuk mentukan tindakan kebebasan untuk mentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana atau keputusan berdasarkan rencana yg mereka pilih (Fry, 1987).yg mereka pilih (Fry, 1987).

Masalah yg muncul dari penerapan Masalah yg muncul dari penerapan prinsip ini karena adanya variasi prinsip ini karena adanya variasi kemampuan otonomi klien yang kemampuan otonomi klien yang dipengaruhi banyak hal seperti:dipengaruhi banyak hal seperti:

Page 14: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Faktor yang kemampuan otonomi Faktor yang kemampuan otonomi klien:klien:

Tingkat kesadaranTingkat kesadaran UsiaUsia PenyakitPenyakit Lingkungan rumah sakitLingkungan rumah sakit EkonomiEkonomi Tersedianya informasiTersedianya informasi

Page 15: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Kejujuran Kejujuran

Prinsip kejujuran (veracity) menurut Prinsip kejujuran (veracity) menurut Veatch dan Fry (1987) didefinisikan Veatch dan Fry (1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal yg sebagai menyatakan hal yg sebenarnya dan tidak bohongsebenarnya dan tidak bohong

Kejujuran harus dimiliki perawat saat Kejujuran harus dimiliki perawat saat berhubungan dg klienberhubungan dg klien

Kejujuran merupakan dasar Kejujuran merupakan dasar terbinanya hubungan saling percaya terbinanya hubungan saling percaya antara perawat klienantara perawat klien

Page 16: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Ketaatan Ketaatan

Prinsip ketaatan (fidelity) Prinsip ketaatan (fidelity) didefinisikan oleh Fry sebagai didefinisikan oleh Fry sebagai tanggung jawab untuk tetap setia tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.pada suatu kesepakatan.

Tanggung jawab dl kontek hubungan Tanggung jawab dl kontek hubungan perawat klien meliputi tangung perawat klien meliputi tangung jawab menjaga janji, jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi, dan mempertahankan konfidensi, dan memberikan perhatian/kepedulianmemberikan perhatian/kepedulian

Page 17: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Peduli kepada klien merupakan salah satu Peduli kepada klien merupakan salah satu aspek dari prinsip keataatan.aspek dari prinsip keataatan.

Peduli kepada klien merupakan komponen Peduli kepada klien merupakan komponen paling penting dari praktik keperawatan, paling penting dari praktik keperawatan, terutama pada klien dalam keadaan terutama pada klien dalam keadaan terminal (Fry, 1991)terminal (Fry, 1991)

Rasa kepedulian perawat diwujudkan Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi perawatan dengan dalam memberi perawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik pendekatan individual, bersikap baik kepada klien, memberikan kenyamanan, kepada klien, memberikan kenyamanan, dan menunjukkan kemampuan profesionaldan menunjukkan kemampuan profesional

Page 18: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Kerangka pembuatan keputusanKerangka pembuatan keputusan

Berikut ini beberapa contoh model Berikut ini beberapa contoh model pengambilan keputusan etis pengambilan keputusan etis keperawatan yg dikembangkan oleh keperawatan yg dikembangkan oleh Thompson dan Jameton. Thompson dan Jameton.

Ketode Jameton dapat digunakan Ketode Jameton dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah etika untuk menyelesaikan masalah etika keperawatan yang berkaitan dengan keperawatan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan klienasuhan keperawatan klien

Page 19: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Kerangka Jameton, seperti yang Kerangka Jameton, seperti yang ditulis oleh Fry (1991) adalah:ditulis oleh Fry (1991) adalah:

- model I terdiri dari enam tahap- model I terdiri dari enam tahap

- model II terdiri dari tujuh tahap- model II terdiri dari tujuh tahap

- model III yang merupakan - model III yang merupakan keputusan bioetiskeputusan bioetis

Page 20: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Model IModel I

Tahap 1, Identifikasi masalah. Klasifikasi Tahap 1, Identifikasi masalah. Klasifikasi masalah dilihat dari konflik hati nurani. masalah dilihat dari konflik hati nurani. Perawat juga harus mengkaji Perawat juga harus mengkaji keterlibatannya pada masalah etika yg keterlibatannya pada masalah etika yg timbul dan mengkaji parameter waktu timbul dan mengkaji parameter waktu untuk pembuatan keputusan. Tahap ini untuk pembuatan keputusan. Tahap ini akan memberikan jawaban pada akan memberikan jawaban pada perawat thd pernyataan “hal apakah yg perawat thd pernyataan “hal apakah yg membuat tindakan benar adalah benar”membuat tindakan benar adalah benar”

Page 21: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 2, perawat harus mengumpulkan Tahap 2, perawat harus mengumpulkan data tambahan. Informasi yg data tambahan. Informasi yg dikumpulkan dalam tahap ini meliputi dikumpulkan dalam tahap ini meliputi orang yg dekat dg klien, yg terlibat orang yg dekat dg klien, yg terlibat dalam membuat keputusan bagi klien, dalam membuat keputusan bagi klien, harapan/keinginan klien dan orang yg harapan/keinginan klien dan orang yg terlibat dalam pembuatan keputusan. terlibat dalam pembuatan keputusan. Perawat kemudian membuat laporan Perawat kemudian membuat laporan tertulis kisah dan konflik yg terjaditertulis kisah dan konflik yg terjadi

Page 22: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 3, Perawat harus Tahap 3, Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau mengidentifikasi semua pilihan atau alternatif secara terbuka kepada alternatif secara terbuka kepada pembuat keputusan. Semua tindakan pembuat keputusan. Semua tindakan yg memungkinkan harus terjadi, yg memungkinkan harus terjadi, termasuk hasil yg mungkin diperoleh termasuk hasil yg mungkin diperoleh beserta dampaknya. Tahap ini beserta dampaknya. Tahap ini memberikan jawaban atas pertanyaan, memberikan jawaban atas pertanyaan, “Jenis tindakan apa yang benar?”“Jenis tindakan apa yang benar?”

Page 23: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 4, Perawat harus memikirkan Tahap 4, Perawat harus memikirkan masalah etis secara berkesinambungan. masalah etis secara berkesinambungan. Perawat mempertimbangkan nilai dasar Perawat mempertimbangkan nilai dasar manusia yg penting bagi individu, nilai manusia yg penting bagi individu, nilai dasar yg menjadi pusat masalah dan dasar yg menjadi pusat masalah dan prinsip etis yg dapat dikaitkan dengan prinsip etis yg dapat dikaitkan dengan masalah. Tahap ini menjawab masalah. Tahap ini menjawab pertanyaan, “Bagaimana aturan tertentu pertanyaan, “Bagaimana aturan tertentu diterapkan pada situasi tertentu?”diterapkan pada situasi tertentu?”

Page 24: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 5, Pembuat keputusan harus Tahap 5, Pembuat keputusan harus membuat keputusan. Pembuatan membuat keputusan. Pembuatan keputusan memilih tindakan yang keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan mereka paling menurut keputusan mereka paling tepat. Tahap ini menjawab pertanyaan tepat. Tahap ini menjawab pertanyaan etika, “apa yang harus dilakukan pada etika, “apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu?”situasi tertentu?”

Tahap akhir adalah melakukan tindakan Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil.dan mengkaji keputusan dan hasil.

Page 25: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Model IIModel II

Tahap 1, mengenali dengan tajam Tahap 1, mengenali dengan tajam masalah yang terjadi, apa intinya, masalah yang terjadi, apa intinya, apa sumbernya, mengenali hakikat apa sumbernya, mengenali hakikat masalah.masalah.

Tahap 2, mengumpulkan data atau Tahap 2, mengumpulkan data atau informasi yg berdasarkan fakta, informasi yg berdasarkan fakta, meliputi sumber data yang termasuk meliputi sumber data yang termasuk variabel masalah yang telah variabel masalah yang telah dianalisa secara telitidianalisa secara teliti

Page 26: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 3, menganalisis data yang telah Tahap 3, menganalisis data yang telah diperoleh dan menganalisis kejelasan diperoleh dan menganalisis kejelasan orang yang terlibat, bagaimana kedalaman orang yang terlibat, bagaimana kedalaman dan intensitas keterlibatannya, relevansi dan intensitas keterlibatannya, relevansi keterlibatannya dengan masalah etikaketerlibatannya dengan masalah etika

Tahap 4, Berdasarkan analisis yg telah Tahap 4, Berdasarkan analisis yg telah dibuat, mencari kejelasan konsep etika yg dibuat, mencari kejelasan konsep etika yg relevan untuk penyelesaian masalah dg relevan untuk penyelesaian masalah dg mengemukakan konsep filsafat yg mengemukakan konsep filsafat yg mendasari etika maupun konsep sosial mendasari etika maupun konsep sosial budaya tyg menentukan ukuran yg budaya tyg menentukan ukuran yg diterimaditerima

Page 27: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 5, mengonsep argumentasi semua Tahap 5, mengonsep argumentasi semua jenis isu yg didapati merasionalisasi jenis isu yg didapati merasionalisasi kejadian, kemudian membuat alternatif ttg kejadian, kemudian membuat alternatif ttg tindakan yg akan diambilnyatindakan yg akan diambilnya

Tahap 6, mengambil tindakan, setelah Tahap 6, mengambil tindakan, setelah semua alternatif diuji thd nilai yg ada di dl semua alternatif diuji thd nilai yg ada di dl masyarakat dan ternyata dapat diterima masyarakat dan ternyata dapat diterima maka pilihan tersebut dikatakan sah maka pilihan tersebut dikatakan sah (valid) secar etis. Tindakan yg dilakukan (valid) secar etis. Tindakan yg dilakukan menggunakan proses yang sitematis.menggunakan proses yang sitematis.

Page 28: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 7, Langkah terakhir adalah Tahap 7, Langkah terakhir adalah mengevaluasi, apakah tindakan yg mengevaluasi, apakah tindakan yg dilakukan mencapai hasil yg diinginkan, dilakukan mencapai hasil yg diinginkan, mencapai tujuan penyelesaian masalah. mencapai tujuan penyelesaian masalah. Bila belum berhasil harus mengkaji lagi Bila belum berhasil harus mengkaji lagi hal-hal apa yg menyebabkan kegagalan hal-hal apa yg menyebabkan kegagalan dan menjadi umpan balik untuk dan menjadi umpan balik untuk melaksanakan pemecahan/penyelesaian melaksanakan pemecahan/penyelesaian masalah secara ulangmasalah secara ulang

Page 29: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Model III (model keputusan bioetis)Model III (model keputusan bioetis)

Tahap 1, tinjau ulang situasi yg Tahap 1, tinjau ulang situasi yg dihadapi untuk menentukan masalah dihadapi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yg kesehatan, keputusan yg dibutuhkan, komponen etis dibutuhkan, komponen etis individu /keunikanindividu /keunikan

Tahap 2, kumpulkan informasi Tahap 2, kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas situasitambahan untuk memperjelas situasi

Tahap 3, identifikasi aspek etis dari Tahap 3, identifikasi aspek etis dari masalah yg dihadapimasalah yg dihadapi

Page 30: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 4, ketahui atau bedakan posisi Tahap 4, ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral profesionalpribadi dan posisi moral profesional

Tahap 5, Identifikasi posisi moral dan Tahap 5, Identifikasi posisi moral dan keunikan individu yg berlainankeunikan individu yg berlainan

Tahap 6, identifikasi konflik2 nilai bila Tahap 6, identifikasi konflik2 nilai bila adaada

Tahap 7, gali siapa yg harus membuat Tahap 7, gali siapa yg harus membuat keputusankeputusan

Tahap 8, identifikasi rentang tindakan Tahap 8, identifikasi rentang tindakan dan hasil yang diharapkandan hasil yang diharapkan

Page 31: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Tahap 9, Tentukan tindakan dan Tahap 9, Tentukan tindakan dan laksanakanlaksanakan

Tahap 10, Evaluasi hasil dari Tahap 10, Evaluasi hasil dari keputusan/tindakankeputusan/tindakan

(Sumber: JB Thompson and HO (Sumber: JB Thompson and HO Thompson: Thompson: Ethic in NursingEthic in Nursing, 1981), 1981)

Page 32: 17669582 Pembuatan Keputusan Secara Etis

Penyelesaian masalah etika keperawatan Penyelesaian masalah etika keperawatan menjadi tanggung jawab perawat.menjadi tanggung jawab perawat.

Berarti perawat melaksanakan norma yg Berarti perawat melaksanakan norma yg diwajibkan dl asuhan keperawatan, diwajibkan dl asuhan keperawatan, sedangkan tanggung gugat adalah sedangkan tanggung gugat adalah mempertanggungjawabkan kepada diri mempertanggungjawabkan kepada diri sendiri, kepada klien/masyarakat, kepada sendiri, kepada klien/masyarakat, kepada profesi atas segala tindakan yg diambil profesi atas segala tindakan yg diambil dalam melaksanakan proses keperawatan dalam melaksanakan proses keperawatan dg menggunakan dasar etika dan standar dg menggunakan dasar etika dan standar keperawatan.keperawatan.