174771812 makalah difusi terfasilitasi fix

17
 MAKALAH BIOFARMASETIKA OLEH KELOMPOK 4 Irmawati F1F2 12018 Yamin F1F2 12 023  Nenitry Wahy uni F1F1 11016 Feny Riskiana Poko F1F1 11090 Yuyun Manan F1F1 11028 Endryani F1F1 11068  Novrianti F1F1 11018 Juliani Endang Fajarwati F1F1 11074 Waode Disma Tiara Zarmianti F1F1 11024 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSIATAS HALU OLEO KENDARI 2013

Upload: ikhwan-adi-permana

Post on 17-Oct-2015

570 views

Category:

Documents


79 download

TRANSCRIPT

  • MAKALAH

    BIOFARMASETIKA

    OLEH

    KELOMPOK 4

    Irmawati F1F2 12018

    Yamin F1F2 12 023

    Nenitry Wahyuni F1F1 11016

    Feny Riskiana Poko F1F1 11090

    Yuyun Manan F1F1 11028

    Endryani F1F1 11068

    Novrianti F1F1 11018

    Juliani Endang Fajarwati F1F1 11074

    Waode Disma Tiara Zarmianti F1F1 11024

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSIATAS HALU OLEO

    KENDARI

    2013

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas

    limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis masih diberikan kesehatan dan

    kekuatan untuk membuat makalah Transpor Terfasilitasi ini.

    Tidak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

    semua pihak yang telah mendukung penulis, sehingga makalah Transpor

    Terfasilitasi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

    makalah ini olehnya itu saran dan kritik yang membangun tetap penulis nantikan

    demi kesempurnaan makalah ini.

    Kendari, 16 September 2013

    Penyusun

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1

    DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

    BAB I ............................................................................................................................ 4

    PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

    A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4

    B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5

    C. Tujuan .................................................................. Error! Bookmark not defined.

    BAB II ........................................................................................................................... 6

    PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6

    A. Pengertian Difusi Terfasilitasi ............................. Error! Bookmark not defined.

    B. Mekanisme Obat dalam Melintasi Membran Sel secara Difusi Terfasilitasi ........ 6

    C. Contoh Obat yang Mengalami Difusi Terfasilitasi ................................................ 7

    D. Keuntungan dan Kerugian Difusi Terfasilitasi ...................................................... 8

    BAB III ......................................................................................................................... 6

    PENUTUP ................................................................................................................... 16

    A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16

    DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan

    sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Setiap sel yang hidup harus selalu

    memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-sisa

    metabolismenya. Di tubuh manusia, obat harus menembus sawar (berrier) sel

    di berbagai jaringan. Umumnya obat melintasi lapisan sel ini dengan

    menembusnya, bukan dengan melewati celah antar sel. Peristiwa ini dikenal

    dengan transport lintas membran.

    Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan

    terciptanya transport lintas membran membran. Transport lintas membran

    digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-

    molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor

    aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.

    Umumnya absorbsi dan distribusi obat terjadi secara difusi pasif.

    Mula-mula obat harus berada dalam larutan air pada permukaan membrane sel

    kemudian molekul obat akan melintasi mebran dengan melarut dalam lemak

    membrane. Pada proses ini obat bergerak dari sisi yang kadarnya lebih tinggi

    ke sisi lain. Setelah taraf mantap dicapai, kadar obat bentuk non ion kedua sisi

    membran akan sama.

    Salah satu proses difusi yang dikenal yaitu difusi terfasilitasi, yaitu

    suatu proses transport yang terjadi dengan bantuan suatu faktor pembawa

  • (carrier) yang merupakan komponen membran sel tanpa menggunakan energi,

    sehingga tidak dapat melawan perbedaan kadar maupun potensial listrik.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini yaitu :

    1. Apa pengertian difusi terfasilitasi ?

    2. Bagaimana mekanisme obat dalam melintasi membran sel secara difusi

    terfasilitasi ?

    3. Apa contoh obat yang mengalami difusi terfasilitasi ?

    4. Apa keuntungan dan kerugian dari difusi terfasilitasi ?

    C. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu :

    1. Untuk mengetahui pengertian difusi terfasilitasi

    2. Untuk mengetahui mekanisme obat dalam melintasi membran sel secara

    difusi terfasilitasi.

    5. Untuk mengetahui contoh obat yang mengalami difusi terfasilitasi

    3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari difusi terfasilitasi

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Difusi Terfasilitasi (Transporter Fasilitatif)

    Difusi berasal dari kata diphus yang artinya menyebar. Proses difusi

    merupakan transport menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah

    berkosentrasi tinggi ke daerah yang berkosentrasi rendah. Cairan sel biasanya

    bersifat hipertonis dan cairan di luar sel bersifat hipotonis, sehingga air akan

    mengalir dari luar ke dalam sampai keduanya bersifat isotonis. Contoh lain

    sederhana adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara, dimana pada

    masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.

    Suatu senyawa selalu berdifusi melewati membran dari satu bagian yang

    konsentrasinya lebih tinggi ke bagian lain yang lebih rendah, tetapi difusi

    tidak selalu terjadi melalui lapis ganda lemak atau kanal terbuka. Sejumlah

    senyawa harus berikatan secara selektif dengan protein membran terlebih

    dahulu, hal ini dikenal dengan sebutan Transporter Fasilitatif (difusi

    terfasilitasi) yang akan membantu proses difusi.

    Istilah Transporter Fasilitatif digunakan di sini untuk membedakan

    protein transporter aktif, yang aktivitasnya terangkai dengan proses pelepasan

    energi. Secara teknik, istilah transporter digunakan hanya untuk protein

    membran yang hanya dapat mengikat cairan dari satu sisi membran pada satu

    waktu dan perubahan konformasi adalah mekanisme kerja pergerakan

    senyawa melewati membran. Definisi ini membedakan transporter dengan

    kanal yang jika terbuka dapat mengikat cairan dari sisi lain membran pada

    waktu yang sama.

  • Gambar 1. Proses Transpor Membran

    Transporter Fasilitatif (Difusi terfasilitasi) biasanya adalah untuk

    senyawa-senyawa yang memiliki ukuran molekul besar. Karena ukuran

    molekul besar, senyawa itu tidak bisa langsung menembus lipid bilayer tetapi

    mencari jalan lain yaitu melalui bantuan protein sehingga senyawa itu bisa

    menembus lipid. Selain itu juga bisa dibantu oleh protein pembawa. Protein

    pembawa ini memiliki mekanisme berikatan dengan senyawa yang akan

    masuk kemudian protein ini akan membawa senyawa itu menembus lipid

    bilayer kemudian melepaskannya di dalam. Protein pembawa ini spesifik

    untuk senyawa tertentu. Jadi tidak semua senyawa dapat membentuk ikatan

    dengan protein ini.

    Karena bekerja secara pasif, tanpa terkait dengan sistem pelepasan

    energi, Transporter Fasilitatif dapat memediasi pergerakan solute sama

    baiknya di kedua arah. arah pergerakan bergantung sepenuhnya pada

    konsentrasi relatif senyawa pada kedua sisi membran. Seperti enzim,

    Transporter Fasilitatif sangat spesifik untuk molekul yang diangkut, Jadi tidak

    semua senyawa dapat membentuk ikatan dengan protein ini, misalnya antara

    stereoisomer D dan L. Selain itu, transporter juga menunjukkan kinetic tipe-

    terjenuhkan. Tidak seperti kanal ion, yang dapat menghantar jutaan ion per

    detik, kebanyakan Transporter Fasilitatif hanya dapat melewatkan ratusan

    sampai ribuan molekul solute per detik melewati membran.

  • B. Mekanisme Obat Melintasi Membran Sel Secara Difusi Terfasilitasi

    Obat mirip seperti substansi fisiologi seperti hormon dan

    neurotransmiter, harus mencapai dan berinteraksi dengan atau melewati

    membran agar dapat memberi pesan untuk marangsang (stimulasi) atau

    menghambat (inhibit) fungsi seluler. Kebanyakan obat deberikan untuk

    memberi efek pada tubuh sel yang jaraknya jauh dari tempat pemberian obat

    (misalnya mau memberikan efek sistemik). Untuk berpindah melewati tubuh

    dan mencapi tempat reaksi, metabolisme , dan ekskresi (pegeluaran), molekul

    obat harus melintasi berbagai membran sel .

    Gambar 2. Cara Masuk dan Berpindahnya Molekul Obat melewati tubuh ke

    Tempat Kerja (Aksi), Metabolisme, dan Ekresi (Pengeluaran)

    Sebagai contoh, molekul dari obat oral (yang masuk melalui mulut)

    harus melewati membran sel saluran Gastrointestinal (pencernaan), hati, dan

    kapiler untuk mencapai aliran darah, lalu disirkulasikan ke sel target,

    meninggalkan aliran darah dan menempel di reseptor sel, melaksanakan

    kinerja (aksi) obat, kembali lagi ke aliran darah, di sirkulasikan ke hati,

    mencapai enzim yang memetabolisme obat di dalam sel hati, keluar kembali

    ke aliran darah (sebagai metabolit/sampah metabolisme), disirkulasikan ke

    ginjal, dan dikeluarkan melalui urin. Beberapa cara transport dan mekanisme

  • digunakan untuk memindahkan molekul obat melewati tubuh, seperti pada

    gambar berikut .

    Gambar 3. Mekanisme Transport Obat. Molekul obat melalui membran sel

    berpindah kedalam dan keluar tubuh sel melalui penetrasi langsung

    ke membran sel (dinding sel), difusi melalu gerbang atau saluran

    terbuka, atau menempel pada protein pembawa.

    Ketika obat diabsorbsi tubuh, obat ditransportasikan ke dan dari sel

    target melalui mekanisme seperti difusi pasif, difusi terpasilitasi, dan transport

    aktif.

    Difusi pasif, mekanisme paling umum, meliputi perpindahan obat dari

    area yang berkosentasi tinggi ke area lain yang konsentrasinya lebih rendah.

    Sebagai contoh, setelah obat oral diberikan, konsentasi awal obat tinggi di

    saluran pencernaan (gastrointestinal) dari pada di dalam darah. Ini

    mendukung perpindahan obat ke dalam aliran darah. Ketika obat

    disirkulasikan, kosentarasi obat lebih tinggi di dalam darah daripada

    kosentrasi di tubuh sel, jadi obat berpindah (dari pembuluh kapiler) ke dalam

    cairan disekitar sel atau kedalam sel sendiri. Difusi pasif terus berlanjut

    hingga mencapi kondisi seimbang (equilibrium) antara jumlah obat di jaringan

    jumlah obat di dalam darah.

    Penembusan membran sel secara difusi pasif dibedakan menjadi tiga,

    yaitu difusi pasif melalui pori (cara penyaringan), difusi pasif dengan cara

  • melarut dalam lemak penyusun, dan difusi terfasilitasi. Difusi terfasilitasi

    mempunyai peroses yang mirip, perbedaanya molekul obat di kombinasi

    dengan subsatansi pembawa, seperti enzim atau protein lainnya. Dalam

    penyerapan obat, difusi terfasilitasi memegang peranan yang sangat kecil.

    Secara difusi terfasilitasi, kadang-kadang beberapa bahan obat yang

    mempunyai garis tengah lebih besar 4, dapat melewati membran sel karena

    ada tekanan osmosa, yang disebabkan karena ada perbedaan kadar antar

    membran. Pengangkutan ini berlangsung dari daerah dengan kadar tinggi ke

    daerah dengan kadar yang lebih rendah, dan berhenti setelah mencapai

    kesimbangan. Gerakan ini tidak memerlukan energi dan terjadi secara spontan.

    Membran sel bersifat permeabel terhadap senyawa polar tertentu, kecepatan

    penetrasinya 10 10.000 kali lebih besar disbanding kelarutan dalam lemak.

    Di sini terjadi suatu mekanisme khusus yang dapat dijelaskan dengan teori

    pembawa membran (protein pembawa atau protein transporter).

    Diduga molekul obat membentuk kompleks dengan suatu molekul

    pembawa dalam membran, yang bersifat mudah larut dalam lemak, sehingga

    dengan mudah bergerak menembus membran. Pada sisi membrane yang lain

    (sisi 2), kompleks akan terurai melepas molekul obat, dan molekul pembawa

    bebas kembali ke tempat semula, berinteraksi lagi dengan molekul obat lain,

    demikian seterusnya sehingga tercapai suatu keadaan keseimbangan.

    Gambar 4. Proses penetrasi molekul obat yang bersifat hidrofil ke membran

    sel dengan bantuan pembawa.

  • Pembawa dapat berupa enzim atau ion yang muatannya berlawanan

    dengan muatan molekul obat. Penembusan obat ke dalam membran sel di atas

    dapat berjalan dengan cepat bila ada ada katalisator enzim dan ukuran bentuk

    kompleks cukup kecil.

    Contoh mekanisme difusi terfasilitasi yaitu proses molekul glukosa

    melewati membran. Seperti terlihat pada gambar di bawah.

    Gambar 3. Mekanisme Difusi Glukosa

    Gradien yang mendukung difusi glukosa masuk ke dalam sel

    dipertahankan oleh posforilasi gula setelah gula masuk ke sitoplasma,

    sehingga menurunkan konsentrasi glukosa intraseluler.

    Manusia, dan mamalia lain yang telah diteliti memiliki paling sedikit

    lima protein yang berperan pada transporter glukosa (dikenal dengan isoform).

    Isoform, diistilahkan dengan GLUT1 sampai GLUT5, dibedakan oleh jaringan

    tempat transporter berada.

    Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel endokrin pancreas yang

    memiliki peranan kunci dalam mempertahankan kadar gula darah. Insulin

    mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian besar sel. Insulin

    meningkatkan mekanisme difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sel-sel

  • tergantung insulin tersebut melalui fenomena transporter recruitment. Insulin

    akan meningkatkan metabolisme glukosa oleh hati dengan merangsang

    langkah pertama metabolisme glukosa, fosforilasi glukosa menjadi glukosa-6-

    fosfat.

    Peningkatan kadar glukosa darah memicu sekresi insulin, yang

    menstimulasi asupan glukosa ke berbagai sel target, terutama otot rangka dan

    sel lemak (adipose). Sel yang responsive-insulin bekerjasama dengan isoform

    lazim pada transporter fakultatif glukosa, yaitu GLUT4. Jika level insulin

    rendah, sel-sel ini mengandung transporter relative sedikit pada

    permukaannya. Malahan, transporter terdapat pada membran vesikel

    sitoplasmik. Jika level insulin meningkat sebagai respon peningkatan level

    glukosa darah, hormon bekerja pada sel target untuk menstimulasi translokasi

    vesikel dari sitoplasma menuju permukaan sel, dimana transporter akan

    dilebur ke dalam membraneplasma dan mentranspor glukosa masuk ke dalam

    sel.

    3. Contoh Obat Yang Mengalami Difusi Terfasilitasi

    Hiperglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar glukosa dalam

    darah lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Hiperglikemia

    mengindikasikan penyakit diabetes mellitus, yang disebabkan tubuh tidak

    dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin

    merupakan hormon yang dilepas oleh sel pankreas jika konsentrasi glukosa

    melebihi kadar normalnya (70-110 mg/dL). Penggunaan insulin berdampak

    pada metabolisme selular dimulai ketika insulin berikatan dengan reseptor

    protein pada membran sel. Efek insulin pada sel target yaitu peningkatan

    uptake glukosa pada seluruh sel target akibat peningkatan protein yang

  • mentransport glukosa pada membran sel. Protein ini mentransport glukosa ke

    dalam sel melalui difusi terfasilitasi.

    Terapi diabetes mellitus dititikberatkan pada terapi makanan, yaitu

    dengan mengatur pola makan penderita. Pemberian antidiabetikum oral pada

    penderita DM tipe 2 dilakukan jika terapi makanan tidak berhasil. Sedangkan

    untuk DM tipe 1, dilakukan terapi insulin. Berikut adalah jenis-jenis

    antidiabetikum oral beserta mekanismenya:

    Golongan Sulfonilurea

    Sulfonilurea menurunkan glukosa darah dengan menstimulasi pelepasan

    insulin dari sel pankreas melalui pengikatan subunit SUR1 dan memblokade

    ATP-gated kanal ion K+. Selanjutnya terjadi perubahan fisiologis pelepasan

    sekret serta penurunan konduktansi kanal ion. Penurunan konduktansi K+

    menyebabkan depolaisasi membran dan influks Ca2+

    melalui voltage-sensitive

    kanal Ca2+

    . Pemberian sulfonilurea pada pasien DM tipe 2 dapat

    meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas. Sulfonilurea juga dapat

    meningkatkan kadar insulin lebih lanjut dengan menurunkan clearance

    hepatik hormon. Sulfonilurea diberikan untuk mengontrol hiperglikemia pada

    pasien DM tipe 2 yang tidak dapat dicapai hanya dengan perubahan pola

    makan. Contoh obat golongan sulfonilurea antara lain tolbutamid,

    asetoheksamid, tolazamid, dan glibenklamid.

    Repaglinid

    Repaglinid merupakan obat peningkat sekresi insulin yang termasuk golongan

    meglitinid. Seperti sulfonilurea, repaglinid menstimulasi pelepasan insulin

  • dengan menutup ATP-gated kanal K+ pada sel pankreas. Obat ini diasorpsi

    secara cepat dan mencapai konsentrasi maksimum pada darah setelah 1 jam,

    sehingga dikonsumsi dengan dosis berulang. Efek samping utama yang terjadi

    adalah hipoglikemia.

    Nateglinid

    Seperti sulfonilurea dan repaglinid, nateglinid menstimulasi sekresi insulin

    dengan blokade ATP-gated kanal K+ pada sel pankreas. Nateglinid

    menghasilkan efek yang lebih cepat dibandingkan agen antidiabetikum oral

    lainnya. Efek terapetik utama nateglinid adalah penurunan kenaikan glukosa

    darah pada pasien DM tipe 2.

    Golongan Biguanida

    Contoh obat golongan biguanida adalah metformin. Metformin menurunkan

    kadar glukosa terutama dengan menurunkan produksi glukosa di hari dengan

    meningkatkan kerja insulin pada otot dan lemak. Pada tingkat molekular, kerja

    metformin dimediasi melalui aktivasi AMP kinase. Metformin juga bekerja

    dengan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin. Metformin diberikan

    tunggal atau kombinasi dengan sulfonilurea untuk memperbaiki kontrol

    glukosa dan konsentrasi lipid pada pasien yang buruk dalam merespon diet

    atau sulfonilurea tunggal.

    Golongan Tiazolidindion

    Tiazolidindion merupakan agonis selekif dari PPAR (peroxisome

    proliferator-activated receptor-). Obat ini mengikat ke PPAR- dan

  • mengaktivasi gen pengekspresi insulin yang meregulasi metabolisme

    karbohidrat dan lemak. Tiozolidindion meningkatkan sensitivitas insulin pada

    jaringan perifer serta dapat meningkatkan transport glukosa pada otot dan

    jaringan adiposa dengan mempercepat sintesis dan translokasi transporter

    glukosa. Selain itu, tiazolidindion juga mengaktivasi gen yang meregulasi

    metabolisme asam lemak pada jaringan perifer. Contoh obat golongan

    tiazolidindion antara lain troglitazon, rosiglitazon, dan pioglitazon. Obat-obat

    ini dapat dikombinasi dengan insulin atau agen antihiperglikemia oral lain.

    Inhibitor -glukosidase

    Inhibitor -glukosidase mereduksi absorpsi pati, dekstrin, dan disakarida

    dengan menghambat kerja -glukosidase pada usus. Inhibisi enzim ini

    memperlambat absorpsi karbohidrat. Inhibitor -glukosidase tidak

    menstimulasi pelepasan insulin, dan penggunaannya dikombinasikan dengan

    agen antidiabetikum oral dan/atau insulin. Obat ini harus dikonsumsi saat

    memulai makan. Contoh obat golongan ini adalah acarbose dan miglitol.

    4. Keuntungan Dan Kerugian Difusi Terfasilitasi

  • BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan isi makalah yang telah dipaparkan maka kesimpulan yang

    diperoleh terkait dengan tujuan pembuatan makalah ini yaitu :

    1. Difusi terfasilitasi, yaitu suatu proses transport yang terjadi dengan

    bantuan suatu faktor pembawa (carrier) yang merupakan komponen

    membran sel tanpa menggunakan energi, sehingga tidak dapat melawan

    perbedaan kadar maupun potensial listrik.

    2. Mekanisme difusi terfasilitasi dapat dijelaskan dengan teori pembawa

    membran (protein pembawa atau protein transporter). Diduga molekul

    obat membentuk kompleks dengan suatu molekul pembawa dalam

    membran, yang bersifat mudah larut dalam lemak, sehingga dengan mudah

    bergerak menembus membrane.

    3. Beberapa contoh obat yang melalui difusi terfasilitasi antaralain obat

    golongan antidiabetikum oral (sulfonilurea, Repaglinid, Nateglinid,

    Golongan Biguanida, Golongan Tiazolidindion, Inhibitor -glukosidase).

    4.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agrica, 2009, difusi, http://agrica.wordpress.com/2009/01/03/difusi-osmosis-dan-

    imbibisi, diakses pada 15 September 2013.

    Anonim,2013,http://klanapujangga.wordpress.com/2011/03/31/prosesdifusiosmos

    ispermeabilitas-dan-semi-permeabilitas/. Diakses pada 15 September

    2013.

    Brunton, L.Laurence (editor). 2006. Goodman&Gilmans The Pharmacological Basis of Therapeutics 11

    th Edition. New York: McGraw-Hill.

    Nugroho, E.Agung, 2012, Farmakologi (Obat-Obat Penting Dalam Pembelajaran

    Ilmu Farmasi Dan Kesehatan), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

    Siswandono, Soekardjo Bambang, 2011, Kimia Medisinal Edisi 2, Airlangga

    Univercity Press, Surabaya.