16026-5-946045634184

22
MODUL PERKULIAHAN Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaa n Struktur dan Alokasi Biaya Pemeliharaan

Upload: abdie-syatria

Post on 29-Dec-2014

33 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kartu perawatan

TRANSCRIPT

Page 1: 16026-5-946045634184

MODUL PERKULIAHAN

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan

Struktur dan Alokasi Biaya Pemeliharaan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Teknik Teknik Industri

04Hendri, ST. MT.

Page 2: 16026-5-946045634184

Inventaris

Setiap perusahaan harus mennyimpan/memiliki daftar inventaris pabrik/asset yang

dimilikinya. Menurut BS 3811: 1974 daftar inventaris pabrik ini berisi catatan berbagai

barang, termasuk informasi mengenai rincian konstruksionalnya dan teknisnya. Daftar ini

juga seharusnya berisi tanggal pembelian dan pemasangan termasuk biaya pembelian dan

pemasangannya. Manajer pemeliharaan juga selayaknya memiliki suatu daftar inventaris

semua bangunan, mesin dan peralatan yang berada dalam tanggung jawabnya. Daftar ini

harus dibuat dengan teliti, up-to-date, dan life. Setelah memiliki daftar inventaris yang

lengkap barulah seorang manajer pemeliharaan dapat merencanakan dan mengendalikan

aktivitas departemennya. Hal ini merupakan persyaratan pokok dan selayaknya dipandang

sebagai tugas pertama ke arah perbaikan manajemen pemeliharaan. Jadi tanpa data/daftar

inventaris yang lengkap maka perencanaan kegiatan pemeliharaan yang tepat dan akurat

tidak mungkin terwujud.

Ada berbagai cara untuk mempersiapkan daftar invenataris ini. Perusahaan-

perusahaan kecil dan menengah (SMEs: Small and Medium Enterprises) mungkin cukup

menggunakan kartu/lembaran lembaran lepas. Pada perusahaan yang lebih besar,

penggantian mesin , modernisasi dan sebagainya biasanya memerlukan rancangan yang

lebih fleksibel, dimana perubahan-perubahan data dan pencarian informasi dapat dipercepat

dengan menggunakan sistem arsip indeks kartu yang telah ada. Akhir-akhir ini perusahaan

yang beroperasi dalam skala internasional menggunakan komputer untuk menyimpan daftar

inventaris pabrik. Print out dapat diperoleh dalam waktu singkat dan perubahan inventaris

dapat dibuat dengan mudah oleh sedikit karyawan. Pencarian kembali informasi mengenai

biaya pemeliharaan, spesifikasi teknis, dan sebagainya juga dipermudah oleh metode ini.

Tetapi pada kebanyakan perusahaan dianjurkan untuk menggunakan sistem kartu

indeks yang tidak begitu canggih yang telah diketahui sangat memuaskan untuk berbagai

pemakaian. Kartu yang digunakan sebaiknya tidak kurang dari 25cm x 20cm. Pengalaman

menunjukkan bahwa pemakaian kertas yang lebih kecil akan memberikan ruangan yang

‘13 2

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: 16026-5-946045634184

kurang cukup untuk data teknis dan kertas yang terlalu besar membuat penanganan dalam

kantor cukup merepotkan.

Akan kelihatan hahwa kartu inventaris ini memuat seluruh informasi teknis yang

sering dirujuk ketika memasang atau memindahkan mesin dan untuk operasi dan

pemeliharaan serta meliputi detil peralatan bantu dan kebuthan perawatannya. Jika

diperlukan informasi teknis yang lebih terinci, dimana ruangannya tidak memungkinkan,

sudah tersedia suatu rujukan mengenai daftar gambar, buku petunjuk pemekaian dan

katalog dan suatu catatan dimana informasi ini bisa didapatkan di bagian pemeliharaan atau

ruang gambar. Informasi biaya pemeliharaan dapat juga ditambahkan dalam kartu jika

diperlukan tetapi kecenderungan yang terjadi akhir-akhir ini terutama dalam perusahaan

besar, informasi ini disarikan secara terpisah.

Persiapan daftar inventaris pabrik yang penting ini mungkin merupakan tugas yang

memakan waktu lama dan kadang-kadang sulit, tetapi pada saatnya, ini akan memberikan

peringatan kepada manager pemeliharaan mengenai kekurangan dalam prosedur / aktivitas

pemeliharaannya.

Definisi

Inventaris adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian, termasuk gedung

dan isinya. Inventarisasi bertujuan untuk memberi tanda pengenal bagi semua fasilitas di

industri.

Inventaris yang dibuat harus mengandung informasi yang jelas dan mudah dimengerti

dengan cepat, sehingga dapat membantu kelancaran pekerjaan. Dengan demikian

pekerjaan perawatan akan lebih mudah.

Contoh lembar inventaris yang cukup lengkap ditunjukkan oleh gambar 1. Keterangan

kolomnya adalah sbb:

1. Nomor Identitas : Penomoran atau kode identitas yang tertulis pada tiap bagian harus

mempunyai arti positif.

2. Keterangan Fasilitas : berisi keterangan singkat mengenai informasi pokok dari

peralatan. Kalau memungkinkan pelat nama dari mesin dapat dicantumkan.

3. Lokasi : menunjukkan departemen, seksi atau tempat peralatan berada, misalnya:

bengkel perawatan, ruang pompa dsb.

4. Kelompok : untuk mengelompokkan jenis peralatan menurut bagiannya, termasuk

bagian mesin atau listrik.

5. Tingkat Prioritas. Tingkat prioritas ditentukan dari No. 1 sampai 5, yang menunjukkan

urutan order berdasarkan tingkat kepentingannya dalam menunjang proses produksi.

Prioritas no. 1: untuk peralatan-peralatan yang efisiensi kerjanya sangat vital.

‘13 3

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: 16026-5-946045634184

Bila terjadi kerusakkan dari salah satu bagian ini dapat cepat mempengaruhi atau

menghentikan produksi.

Prioritas no. 2: Kerusakan yang terjadi pada salah satu bagian ini tidak cepat

menganggu proses produksi, tetapi lama kelamaan dapat menganggu.

Prioritas no. 3 dan 4: Sama dengan prioritas no. 2 dalam kepentingan ordernya.

Prioritas no. 5: Pabrik tidak mengalami kemacetan produksi dan tidak menimbulkan

bahaya apapun karena pemakaian alat ini tidak menunjang langsung proses

produksi.

6. Keterangan: Catatan-catatan yang harus dibuat harus dapat menunjang dalam

perencanaan perawatan.

Identifikasi Fasilitas Industri

a. Simbol Identitas

Dalam pemberian identitas, perlu diperhatikan supaya jangan terjadi penandaan yang

mempunyai arti sama pada peralatan yang berbeda. Tiap bagian harus diidentifikasikan

dengan suatu simbol yang mengandung arti jelas menurut instruksi, catatan, kartu

pekerjaan, spesifikasi, laporan dan lain-lainnya.

Hal-hal penting dalam pemberian identitas adalah:

1. Tidak terjadi kesalahan dalam pemberian identitas pada bagian yang dimaksud.

2. Pemberian identitas pada masing-masing bagian mempunyai arti yang ada kaitannya

dengan dokumen.

3. Melokasikan tanda-tanda yang dimaksud pada bagian-bagian yang mudah terlihat.

‘13 4

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: 16026-5-946045634184

4. Identifikasi menunjukkan departemen, seksi, kelompok atau jenis dari bagian-bagian

yang dimaksud.

Identitas yang diberikan dapat diberikan dengan kode warna, bentuk, pola, nama, huruf,

angka atau gabungan dari semuanya.

Berikut ini adalah contoh dalam pemberian kode identitas pada tiap departemen.

• Pengecoran logam (Foundry) : F

• Ruang Penyimpanan alat (Toolroom) : T

• Bengkel Mesin (Machine shop) : M

• Ruang Ketel (Boiler Room) : B

Identitas dengan kode M 42 artinya:

M : Departemen Bengkel mesin

42 : Nomor bagian di dalam departemen

M 42 : Menunjukkan nomor bagian 42 di dalam bengkel mesin.

Pemakaian metode identifikasi diatas ada kelemahannya, karena kode identitas tersebut

hanya dapat menunjukkan informasi yang terbatas, dan huruf abjad sulit disesuaikan

dengan sistem mekanisasi.

Suatu pendekatan dasar dalam pembuatan identitas menurut angka dapat diterapkan pada

mesin-mesin perkakas di industri besar yang terdiri dari beberapa departemen. Sebagai

contoh:

• Dua angka pertama menunjukkan lokasi mesin, misalnya : departemen.

• Dua angka berikutnya menunjukkan jenis mesin, misalnya : mesin bubut, mesin frais

dsb.

• Dua angka terakhir menunjukkan nomor mesin dalam kelompok jenisnya, misalnya :

mesin bubut no. 1, mesin bubut no. 2 , dsb.

Sebagai contoh masing-masing kelompok angka diindek seperti berikut:

Contoh indek lokasi :

01 Bengkel Mesin

02 Bengkel Las

03 Bengkel Pengepasan

04 Bengkel Pola

05 Bengkel Pengecoran Logam

06 Bengkel Press

07 Ruang Ketel

08 Ruang Kompressor

09 Bengkel Perawatan

Contoh Indek Jenis Mesin:

01 Mesin Bubut

‘13 5

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: 16026-5-946045634184

02 Mesin Frais Universal

03 Mesin Sekrap

04 Mesin Perata

05 Mesin Gerinda Datar

06 Mesin Gerinda Silinder

07 Mesin Bor, dst

Contoh Penerapan :

Sebagaimana dengan inventarisasi pabrik, manajer pemeliharaan cepat atau lambat akan

menemukan bahwa dia harus menyusun sebuah cara identifikasi mesin dan sistem

pemonorannya untuk tujuan perencanaan dan pengendalian fungsi pemeliharaan. Sistem ini

akan digunakan baik untuk identifikasi inventaris maupun seluruh arsip dan sistem

pencatatan dan juga untuk tujuan pembiayaan pemeliharaan pabrik, analisis pekerjaan dan

mungkin juga pengkodean suku cadang.

Dengan kemajuan pengolahan data elektronik, sistem yang berupa angkan menjadi

lebih menarik dan metode pengkodean dan klasifikasi ini menjadi populer. Keuntungan

sistem yang seluruhnya angka karena jauh lebih bisa diadapatasi dan tidak ada

kemungkinan kekeliruan karena penggunaan kata benda subyektif.

Bentuk pasti dari kode nomor mesin akan bervariasi dari satu industri satu ke yang

lain, tetapi prinsip yang dipakai tetap sama. Misalkan kode empat angka digunakan dalam

penomoran mesin di sebuah pabrik. Pemilihan ini paling cocok untuk kebanyakan industri

karena menawarkan fleksiilitas yang luas. Angka pertama selalu mewakili kelompok mesin.

Angka kedua merujuk ke anak kelompok sedangkan angka tiga dan keempat untuk jenis

kelompok dan nomor individu mesin tersebut dalam anak kelompok. Ini adalah sistem

klasifikasi dan pengkodean konvensional akan tetapi, sistem ini dipakai oleh industri-industri

dalam cakupan yang luas.

b. Penandaan Fasilitas

Bila suatu bagian dari fasilitas perlu diberi kode identifikasi, maka penandaannya

tersebut harus jelas dan metode pembuatan tanda-tanda harus berdasarkan standar

yang berlaku dalam lingkungan pabrik.

‘13 6

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: 16026-5-946045634184

DAFTAR FASILITAS

Daftar fasilitas adalah suatu catatan mengenai data-data teknik dari suatu peralatan. Daftar

fasilitas ini bisa dipakai sebagai referensi untuk:

• Menetapkan spesifikasi yang asli, kinerja semula.

• Menetapkan batas yang direkomendasikan, pengepasan, toleransi.

• Membantu dalam pelayanan suku cadang dan cara pemasangannya yang benar.

• Meyediakan informasi yang diperlukan untuk rencana pemindahan, relokasi, sistem

pondasi yang aman dan lay-out pabrik.

Keterangan pada pelat nama dan informasi dari pabrik pembuatnya dapat dijadikan dasar

untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Gambar 1, menunjukkan contoh informasi

yang didapat dari data suatu motor listrik.

Kode Biaya

Manajer pemeliharaan jarang mengatakan sesuatu mengenai pusat-pusat biaya

yang harus mereka susun untuk memungkinkan mengklasifikasi biaya dan aktivitas yang

terutama berhubungan dengan mereka. Kode-kode biaya ini akan melengkapi manajemen

dengan informasi yang biasanya tidak mereka punyai.

Menurut kebiasaan, biaya departemen pemeliharaan selalu langsung diretribusikan

ke biaya-biaya departemen produksi ayaupun ditambahkan ke akun perusahaan sebagai

‘13 7

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: 16026-5-946045634184

biaya umum (overhead) lain-lain yang tak terelakkan. Satu-satunya kekecualian adalah

pekerjaan pemasangan barang modal, yang tidak diklasifikasikan sebagi pengeluaran

maupun pendapatan pemeliharaan, yang harus diperhitungkan secara terpisah untuk tujuan

evaluasi barang modal, sehubungan dengan perhitungan pajak perusahaan. Aturan-aturan

pajak mengenai taksiran ini sering berubah.

Juga benar bahwa hanya sedikit manajer pemeliharaan yang betul-betul mengerti

mengenai pentingnya sistem pengkodean biaya dan dengan ini bisa membantu mengelola

departemen mereka.

Metode-metode konvensional yang sekarang ini banyak digunakan untuk

mengumpulkan seluruh biaya ke pos-pos departemen atau pusat biaya tidak memberikan

cukup informasi kepada manajer pemeliharaan untuk menganalisis dan mengendalikan

fungsi pemeliharaan. Para insinyur tertarik kepada biaya untuk memelihara barang nyata

dalam pabrik dan menganalisis biaya-biaya ini menurut jenis pekerjaan pemeliharaan yang

dikerjakan.

Bentuk penyajian biaya-biaya ini juga menunjukkan dengan jelas jumlah usaha yang

dilaksanakan untuk pemeliharaan darurat dan pemeliharaan terencana dan mungkin

merupakan satu-satunya cara langsung untuk membandingkan ukuran keefaktifan nyata

dari penerapan teknikpemeliharaan terencana.

Pada dasarnya, suatu pemisahan antara pemeliharaan murni dan aktivitas-aktivitas

non pemelharan diperlukan, hal ini dicapai dengan pengintegrasian bersama sistem

pembiayaan yang ada untuk pengelompokan berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan

departemen pemeliharaan.

Kita dapat mulai menyusun suatu kode biaya pemeliharaan yang mempunyai

keuntungan ganda sebagi kode aktivitas, sebagai berikut :

Kode 1. Pemeliharaan terencana, pemeriksaan pencegahan

Kode 2. Pemeliharaan terencana, korektif Pemeliharaan murni

Kode 3. Pemeliharaan darurat tak terencana

Kode 4. Modifikasi atau penambahan mesin.

Kode 5. Pekerjaan barang modal, kapital Perekayasaan proyek

Kode 6. Pekerjaan produksi

‘13 8

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: 16026-5-946045634184

Kode 7. Penyeliaan (bengkel) Berbagai pekerjaan

Kode 0. Aktivitas lain bukan pemeliharaan yang dilakukan bukan pemeliharaan

oleh pekerja pemeliharaan

Dalam perusahaan kecil, kode 6, 7 dan 0 dapat dikombinasi menjadi satu kode,

misalnya 0. Pada perusahaan yang lebih besar pemakaian angka 6, 7, 8, 9, 0 dapat

dipertimbangkan untuk memberikan informasi biaya dan aktivitas yang lebih rinci, jika

diinginkan. Dengan membatasi kode pemeliharaan dalam dua angka kita masih

mendapatkan kesederhanaan, meskipun dengan ini kita masih bisa mendapatkan semua

informasi yang kita inginkan dalam fungsi pemeliharaan. Kita menggunakan angka pertama

sebagai ‘kode pekerjaan’ atau ‘kode karyawan’, jadi :

Kode 1. Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan pemeliharaan-mekanik

Kode2. Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan pmeliharaan-listrik

Kode3. Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan teknik sipil atau bangunan.

Dalam pandangan pertama, pengkodean ini tampaknya rumit untuk digunakan di

bengkel, tetapi dengan disajikan dalam bentuk lain, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar

dibawah, pengkodean ini dengan segera bisa diterima dan dimengerti.

Pekerjaan Pemeliharaan

Murni

Proyek Lain-laint

Pre

pen

tif

Kor

ekt

if

Dar

ura

Mo

difik

asi

Kap

ital

Pro

duk

si

Pen

yelia

an

Non

-

pem

elih

ara

a

Mekanik 11 12 13 14 15 16 17 10

Listrik 21 22 23 24 25 26 27 20

Sipil dan bangunan 31 32 33 34 35 36 37 30

Gambar contoh sistem pengkodean lengkap

a. Peleburan

188 712 24 3105

Nomor mesin Kettle ton No. 5

Kode pemeliharaan Modifikasi Listrik

Akun no. 7 - Karyawan tak langsung,

‘13 9

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: 16026-5-946045634184

12 – Petugas Listrik

Kode pusat biaya Pemurnian

Uraian pekerjaan Modifikasi listrik untuk Kettle 50 ton dalam

Bagian Pemurnian

b. Pabrik pembuat motor listrik

224 94 11 1021

Nomor mesin Kempa daya Rhodes 100 ton

no.21

Kode pemeliharaan Pemeriksaan pemeliha-

raan pencegahan mekanik

No. akun tenaga kerja tak langsung

Kode departemen bengkel kempa otomatis

Uraian pekerjaan Pemeriksaan pemeliharaan mekanis pada

kempa mekanis Rhodes no. 21 dalam

bengkel otomatis dengan menggunakan

karyawan tak langsung

Adalah penting sekali bahwa sistem kode dimengerti dengan jelas dan digunakan dengan

benar oleh penyelia bengkel, karena alokasi biaya dan analisis kegiatan tergantung pada

keandalan informasi masukan. Sesudah periode penyesuaian awal, pengalaman

menunjukkan bahwa pengkodean ini bisa diterima dan dikerjakan oleh orang yang

bertanggung jawab dalam penerapannya.

‘13 10

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: 16026-5-946045634184

Bagan dan Prosedur Pemeliharaan

BAGAN HUBUNGAN BIAYA PEMELIHARAAN – WAKTU NGANGGUR

‘13 11

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: 16026-5-946045634184

PROSEDUR PENGENDALIAN BIAYA

‘13 12

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: 16026-5-946045634184

Tujuan dan Klasifikasi BiayaDalam analisa pembiayaan ( costing ) terdapat tiga buah tujuan utama yaitu :

1. Untuk penyediaan data bagi pihak accounting yang berisi informasi pembukuan cash

flow perusahaan.

2. Untuk kebutuhan data operasional departemen terkait sebagai kontrol internal dan

evaluasi performansi

3. Untuk kebutuhan penyusunan anggaran biaya periodic.

Pembiayaan maintenance terdapat lima klasifikasi umum untuk kategori cost elemennya :

1. Biaya untuk capital expenses

Pembelian peralatan baru ( investasi asset baru )

Improvement capital expenses

Replacements capital expenses

2. Repair and maintenance expenses :

Break down repair

Routine inspection and preventive maintenance

Upkeep such as painting

Replacement from wear

Building repair

3. Dismantling expenses : biaya karena perubahan yang bersifat project pembuangan

4. Biaya produksi dan distribusi utility; komponen elektrik, fasilitas air, gas dan

kompresor angin.

5. Komponen lain yang belum spesifik masuk dalam kategori biaya maintenance rutin :

Biaya yang mungkin timbul akibat analisa R n D

Pembersihan peralatan untuk penunjang 5 K 2 S

Pembuangan limbah dan sampah yang berbahaya

Biaya untuk capital expenses

Adalah biaya total yang dikeluarkan untuk mendukung pengadaan baru / penambahan fitur /

overhaul capital asset perusahaan.

Suatu bentukan fisik yang merupakan kesatuan unit baru dan memenuhi seluruh aspek

definisi asset bagi perusahaan maka disebut sebagai investai baru untuk pengadaan asset

perusahan.

‘13 13

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: 16026-5-946045634184

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan value komponen asset perusahan dengan

cara memodernisasikan peralatan, penambahan fitur pendukung advance, perubahan

struktur untuk meningaktakan kehandalan, produktivitas, efisiensi merupakan factor

pembiayaan improvement capital expenses.

Replacement / over haul adalah suatu kegiatan mengganti sebagian part / komponen capital

asset untuk menjamin fungsi pakai asset tersebut sesuai dengan kondisi standarnya.

Pengambilan keputusan untuk tidak mengadakan penambahan unit baru dan melakukan

replacement adalah mengenai komparasi biaya yang akan dikeluarkan saat pembelian

maupun beban depresiasi yang harus ditanggung perusahaan.

Repair and maintenance expenses

Merupakan kategori yang mancakup seluruh elemen pengeluaran expenses demi menjamin

ketersediaan jam operational produksi yang ditargetkan.

Break down repair : merupakan definisi maintenance dengan status darurat. Sebab pada

kenyataannya break down merupakan kegiatan korektif yang dilakukan tanpa direncanakan

terlebih dahulu. Segala elemen yang ada dalam kategori break down maintenance adalah

nilaian yang actual dikonsumsi saat repair dilaksanakan.

Preventive maintenance : merupakan kegiatan maintenance yang sudah dijadwalkan dan

diprediksikan terlebih dahulu. Program preventive dilakukan agar menjamin status dan

kondisi mesin layak untuk digunakan produksi. Selain itu preventive dilaksanakan untuk

mencegah kerusakan lebih fatal yang bisa ditimbulkan, pada actual pelaksanaannya

preventive lebih banyak berfokus kepada penggantian dengan periode waktu pakai

Upkeep preventive maintenance : merupakan kegiatan pendukung dalam pelaksanaan

maintenance utamanya yang bersifat memperpanjang umur pakai komponen. Seperti

contoh pelaksanaan pembersihan komponen rumah bearing disaat penggantian bearing

utamanya yang rusak.

Dismantling expenses

klasifikasi ini adalah biaya yang harus dikeluarkan saat aktifitas pembuangan asset atau

komponen expenses dilakukan. Biaya pembuangan sepertinya relative ringan; tetapi saat

kondisi sesungguhnya pembuangan asset / expenses memerlukan setting up kembali untuk

keadaan fisik areal yang ditinggalkan.

Contohnya : pembuangan asset NC lathe yang disebabkan mesin NC lathe tersebut sudah

rusak sama sekali dan biaya perbaikannya teramat mahal. Maka biaya untuk merhabilitasi

‘13 14

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: 16026-5-946045634184

pondasi mesin NC lathe tersebut harus dikalkulasikan. Pembongkaran struktur carriage

crane disaat pembuangan hoist crane yang sudah tidak layak untuk digunakan lagi.

Cost of distributing and producing utilities : kategori ini harus mencakup biaya yang

diperlukan untuk pengadaan fuel dan lubricant, utilitas electricity, air dan biaya tenaga

kerjanya.

Miscellaneous expenses : adalah biaya yang tidak terduga diluar definisi biaya-biaya yang

sudah ada.

Element of cost :setelah definisi-definisi mengenai pembiayaan sudah jelas untuk

diterapkan di departemen maintenance suatu perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah

penentuan pembagian porsi pembiayaan tersebut dengan acuan standar akuntansi.

Komponen dan spare part : merupakan barang / komponen yang dibeli dan merupakan

suatu keharusan bila diinginkan kondisi mesin selalu siap untuk produksi.

Supplies : merupakan pertimbangan biaya yang mengarah kepada kondisi pengadaan

peralatan yang terbentur system pengadaan dan kondisi pengirman barang. Dalam

pertimbangan pembiayaan maintenance, kondisi spplier dan waktu kedatangan barang

harus dikalkulasikan secara cermat, sehingga pada pelaksanaan maintenance waktu idle

saat mesin off karena berhenti bisa diminimalkan.

Labor : biaya tenaga kerja yang direncanakan untuk direalisasi. Biaya tenaga kerja juga

merupakan expenses yang perlu dikalkulasikan mengingat prinsip kerja maintenance adalah

bekerja saat mesin produksi berhenti.

Outside service : adlaah biaya yang dikeluarkan untuk jasa pelayanan perbaikan dari pihak

luar. Contohnya perusahaan demag memeriksa dan memperbaiki crane merk demag yang

ada di suatu perusahaan.

Maintenance department overhead cost: merupakan biaya tidak terduga yang

disebabkan antara lain oleh perubahan kurensi mata uang. Perubahan nilai tukar mata uang

tersebut tidak bisa secara spesifik dimasukkan ke dalam aktivitas maintenance.

Plant overhead : adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk sktivitas pendukung kebijakan

perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya merawat dan melestarikan tanaman dan

penghijauan di lngkungan perusahaan.

‘13 15

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: 16026-5-946045634184

Distribusi biaya maintenance :

Dollar spent : adalah distribusi biaya yang bertitik berat kepada uang yang dikeluarkan

untuk pembelian. Biasanya pendisribusian biaya ini adalah menggunakan time frame

periode waktu.

Man hours used : adalah pendistribusian biaya maintenance yang berdasarkan total biaya

dikeluarkan dengan jumlah jam tenaga kerja yang terpakai saat kegiatan maintenance

dilaksanakan. Kalkulasi ini bisa dijadikan sebgai nilaian suatu standar biaya maintenance

per man hournya.

People served : adalah pendistribusian biaya dengan komparasi biaya maintenance

terhadap jumlah tenaga kerja pada suatu lini produksi. Sebagai contoh perbaikan lini assy

engine, maka jumlah pendistribusian adalah total biaya yang dikeluarkan dibagi dengan total

jumlah tenaga kerja lini assy engine.

Floor space : adalah luasan areal kerja maintenance yang harus dicoverup biaya

mainteancenya. sebagai contohnya adalah biaya yang harus dikeluarkan facility provider

untuk perawatan instalasi kelistrikan bangunan. Biaya tersebut diterjemahkan kedalam nilai

luasan yang menjadi tanggung jawab bagian maintenance.

Dollar value of equipment maintenance : distribusi ini bertitik berat kepada pembebanan

biaya per barang / komponen yang akan direalisasi. Pembebanan barang bisa didasarkan

kepada status kebutuhan barang tersebut antara lain komponen kritis, komponen

pendukung utama maupun komponen pendukung.

‘13 16

Sistem Perencanaan Keandalan dan Pemeliharaan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id