document1
DESCRIPTION
semoga bermanfaatTRANSCRIPT
1.1 latar belakang
kita tahu bahwa dalam sejarah islam, sistim pemerintahan yang diterapkan seringkali
berubah-ubah dari aktu kewaktu. Mulai dari sistem demokrasi yang diterapkan pada zaman
Nabi Muhammad hingga pada masa Khulafa’urrasyidin. Tetapi setelah masa
khulafa’urrasyidin usai, sistem pemmerintahanpun juga ikut berubah yang semula demokrasi
berubah menjadi monarchi yang mana pusat pemerintahan dipegang oleh oleh seorang raja
dan keturunanya, yang mana pada saat itu merupakan masa pemerintahan bani Umayyah.
Kita tentu tau bahwa ada banyak peristiwa yang melatar belakangi bisa berkuasanya bani
umayyah pada saat itu. Diantaranya yang paling penting dan paling diingat oleh umat islam
adalah peristiwa tahkim (arbitrase) antara khalifah Ali bin abi thalib dengan mu’awiyyah bin
abi sufyan. Dan ada banyak peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan bani
Umayyah yang mana akan dijelaskan secara panjang lebar dalam makalah ini.
1.2 Rumusan masalah.
a. Berdirinya bani Umayyah
b. Mengenal sistem pemerintahan bani umayyah di Damaskus dan Andalusia
c. Mengenal khalifah-khaifah pada masa bani umayyah
d. Kemajuan-kemajuan pada masa bani umayyah
e. Kehancuran bani umayyah dan faktor-faktor yang melatarbelakangi hal tersebut
BAB 1I
PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya bani Umayyah
Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafa ar-Rasyidin yang
memerintah dari 661-M sampai 750-M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756-M
sampai 1031-M di Cordova, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd
asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Mu’awiyah bin Abu
Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Mu’awiyah. Ia adalah pendiri dan Khalifah
pertama Dinasti ini. Terbentuknya Dinasti ini dan Muawiyah memangku jabatan khalifah
secara resmi, menurut ahli sejarah, terjadi pada tahun 660 M/40 H pada saat Umayah
memproklamirkan diri menjadi khalifah di Iliyah (Palestina), setelah pihaknya dinyatakan
oleh Majelis Tahkim sebagai pemenang, Pemerintahan Dinasti Umayah (41-132 H).
Peristiwa itu terjadi setelah Hasan bin Ali yang dibaiat oleh pengikut setia Ali menjadi
khalifah, sebagai penganti Ali, mengundurkan diri dari gelanggang politik. Sebab, ia tidak
ingin lagi terjadi pertumpahan darah yang lebih besar, dan menyerakan kekuasaan
sepenuhnya kepada Muawiyah. Langkah penting Hasan bin Ali ini dapat dikatakan sebagai
usaha rekonsiliasi umat Islam yang terpecah belah. Karenanya peristiwa itu dalam sejarah
Islam dikenal dengan tahun persatuan (am al-jama’at). Yaitu episode sejarah yang
mempersatukan umat kembali berada dibawah kekuasaan seorang khalifah. Rujuk dan
perdamaian antara Hasan dan Muawiyah setelah Muawiyah bersedia memenuhi persyaratan
yang diajukan oleh Hasan. Yaitu Muawiyah harus menjamin keamanan dan keselamatan jiwa
dan harta keturunan Ali dan pendukungnya. Pernyataan ini diterima Muawiyah dan dibuat
secara tertulis. Persetujuan Muawiyah ini diimbangi oleh Hasan dengan membaiatnya.
Rakyat juga menunjukkan ketaatan mereka yaitu dengan cara mereka semua membaiatnya
sebagai raja.
Muawiyah dikenal sebagai seorang politikus dan administrator yang pandai. Umar bin
Khattab sendiri pernah menilainya sebagai seorang yang cakap dalam urusan politik
pemerintahan, cerdas dan jujur. Ia juga dikenal seorang negarawan yang ahli bersiasat, piawai
dalam merancang taktik dan strategi, disamping kegigihan dan keuletan serta kesediaanya
menempuh segala cara dalam berjuang. Untuk mencapai cita-citanya karena pertimbangan
politik dan tuntunan situasi. Dengan kemampuan tersebut dan bakat kepemimpinan yang
dimilikinya, Muawiyah dinilai berhasil merekrut para pemuka masyarakat, politikus, dan
administrator bergabung ke dalam sistemnya pada zamannya, untuk memperkuat posisinya
dipuncak pimpinan. Muawiyah juga dikenal berwatak keras dan tegas, tetapi juga bisa
bersifat toleran dan lapang dada.
BAB II
DINASTI UMAYYAH (662- 750)
A. Pengertian Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
Sejarah berdirinya Daulah Umayyah berasal dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi Syams Ibn
‘Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah Quraisy pada zaman jahiliyah. Bani
Umayyah baru masuk agama Islam setelah mereka tidak menemukan jalan lain selain
memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad berserta beribu-ribu pengikutnya yang benar-
benar percaya terhadap kerasulan dan kepemimpinan yang menyerbu masuk ke dalam kota
Makkah. Memasuki tahun ke 40 H/660 M, banyak sekali pertikaian politik dikalangan ummat
Islam, puncaknya adalah ketika terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib oleh Ibnu Muljam.
Setelah khalifah terbunuh, kaum muslimin diwilayah Iraq mengangkat al-Hasan putra tertua
Ali sebagai khalifah yang sah. Sementara itu Mu’awiyah sebagi gubernur propinsi Suriah
(Damaskus) juga menobatkan dirinya sebagai Khalifah.
Namun karena Hasan ternyata lemah sementara Mu’awiyah bin Abi Sufyan bertambah
kuat, maka Hasan bin Ali menyerahkan pemerintahannya kepada mu’awiyyah bin abi
sufyan.Mu'awiyah sebagai pendiri dinasti Umayyah adalah putra Abu Sufyan, seorang
pemuka Quraisy yang menjadi musuh Nabi Muhammad saw. Mu'awiyah dan keluarga
keturunan Bani Umayyah memeluk Islam pada saat terjadi penaklukan kota Makkah. Nabi
pernah mengangkatnya sebagai sekretaris pribadi dan Nabi berkenan menikahi saudaranya
yang perempuan yang bernama Umi Habibah. Karier politik Mu'awiyah mulai meningkat
pada masa pemerintahan Umar Ibn Khattab. Setelah kematian Yazid Ibn Abu Sufyan pada
peperangan Yarmuk, Mu'awiyah diangkat menjadi kepala di sebuah kota di Syria. Karena
keberhasilan kepemimpinannya, tidak lama kemudian dia diangkat menjadi gubernur Syria
oleh khalifah Umar. Mu'awiyah selama menjabat sebagai gubernur Syria, giat melancarkan
perluasan wilayah kekuasaan Islam sampai perbatasan wilayah kekuasaan Bizantine.Pada
masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Abu Thalib, Mu'awiyah terlibat konflik dengan khalifah
Ali untuk mempertahankan kedudukannya sebagai gubernur Syria.Sejak saat itu Mu'awiyah
mulai berambisi untuk menjadi khalifah dengan mendirikan dinasti Umayyah. Setelah
menurunkan Hasan Ibn Ali, Mu'awiyah menjadi penguasa seluruh imperium Islam,dan
menaklukan Afrika Utara merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama masa
kekuasaannya[1].
A. KesimpulanDinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi Syams Ibn ‘Abdi Manaf,
Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis semenjak masa kepemimpinan khalifah Utsman bin
Affan namun baru kemudian berhasil dideklarasikan dan mendapatkan pengakuan kedaulatan
oleh seluruh rakyat setelah khalifah Ali terbunuh dan Hasan Ibn Ali yang diangkat oleh kaum
muslimin di Irak menyerahkan kekuasaanya pada Mu’awiyah setelah melakukan perundingan
dan perjanjian. Bersatunya ummat muslim dalam satu kepemimpinan pada masa itu disebut
dengan tahun jama’ah (‘Am al Jama’ah) tahun 41 H (661 M).
Pemilihan khalifah dilakukan dengan sistem turun temurun atau kerajaan, hal ini
dimulai oleh Umayyah ketika menunjuk anaknya Yazid untuk meneruskan pemerintahan
yang dipimpinnya pada tahun 679 M,yang kemudian diikuti oleh dinasti-dinasti besar islam
yaitu dinasti Abbasyiah.
Kemajuan dinasti Umayyah dilakukan dengan ekspansi,sehingga menjadi negara islam
yang besar luas serta sangat memperhatikan kemajuan pembangunan. Pada masa
pemerintahan Al-walid Ibn Abdul Malik,ekspansi kebarat dilakukan secara besar-besaran,dan
pada masa itu dikenal dengan masa ketentraman,kemakmuran dan ketertiban. Pada masa
itulah disempurnakan penulisan al-Qur’an dengan memberikan baris dan titik pada huruf-
hurufnya.
Kekuasaan Daulah Bani Umayyah mengalami kemunduran,karena adanya dua faktor
yang sangat berpengaruh yaitu faktor internal dan eksternal.
B. Saran
Dari pembahasan makalah diatas kami mangharapkan kritik dan saran dari pembaca
sangatlah di perlukan,guna untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas pada masa yang akan
datang.