document1

10
1. Batu ginjal Batu ginjal merupakan salah satu dari macam-macam penyakit ginjal dan penyebabnya yang sering terjadi pada manusia dan sering disepelekan oleh manusia. Batu ginjal dapat disebabkan oleh banyaknya mineral dan benda-benda organic pada bagian ginjal. Batu ginjal terbentuk karena adanya pengendapan garam kalsium dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kantong kemih. Batu ginjal ini berbentuk Kristal yang tidak dapat larut akibat dari banyaknya konsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengkonsumsi air putih. Untuk mencegah penyakit anda, maka perbanyaklah mengkonsumsi serat serta air putih sehingga mampu menetralisir kandungan garam dalam tubuh anda. 2. Gagal ginjal Gagal ginjal merupakan salah satu dari macam-macam penyakit ginjal yang mengakibatkan hilangnya sebagian atau bahkan seluruh fungsi bagian ginjal pada tubuh. Penyakit ini mampu terjadi karena rusaknya tubulus di dalam organ ginjal karena terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan ataupun larutan organic seperti karbontetraklorida, aseton serta etilen glikol dan terlalu banyak bersentuhan dengan senyawa logam seperti merkuri, timah dan uranium. Selain kerusakan tersebut, gagal ginjal juga dapat terjadi karena penyakit diabetes yang merusak medulla atau bagian inti ginjal serta terlalu banyak kandungan garam kalsium di dalam ginjal. Untuk mencegah penyakit in adalah dengan melakukan pola hidup sehat dengan memenuhi kebutuhan nutrisi secara seimbang, mengurangi konsumsi berbagai bahan kimia sehingga tubuh benar-benar seimbang dan steril dari kandungan zat berbahaya. 3. Diabetes militus Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat pancreas hanya mampu menghasilkan sedikit insulin atau bahkan tidak

Upload: monalisaapr

Post on 07-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

wdwrwr

TRANSCRIPT

Page 1: Document1

1. Batu ginjal

Batu ginjal merupakan salah satu dari macam-macam penyakit ginjal dan penyebabnya yang sering terjadi pada manusia dan sering disepelekan oleh manusia.

Batu ginjal dapat disebabkan oleh banyaknya mineral dan benda-benda organic pada bagian ginjal. Batu ginjal terbentuk karena adanya pengendapan garam kalsium dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kantong kemih.

Batu ginjal ini berbentuk Kristal yang tidak dapat larut akibat dari banyaknya konsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengkonsumsi air putih. Untuk mencegah penyakit anda, maka perbanyaklah mengkonsumsi serat serta air putih sehingga mampu menetralisir kandungan garam dalam tubuh anda.

2. Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan salah satu dari macam-macam penyakit ginjal yang mengakibatkan hilangnya sebagian atau bahkan seluruh fungsi bagian ginjal pada tubuh.

Penyakit ini mampu terjadi karena rusaknya tubulus di dalam organ ginjal karena terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan ataupun larutan organic seperti karbontetraklorida, aseton serta etilen glikol dan terlalu banyak bersentuhan dengan senyawa logam seperti merkuri, timah dan uranium.

Selain kerusakan tersebut, gagal ginjal juga dapat terjadi karena penyakit diabetes yang merusak medulla atau bagian inti ginjal serta terlalu banyak kandungan garam kalsium di dalam ginjal. Untuk mencegah penyakit in

adalah dengan melakukan pola hidup sehat dengan memenuhi kebutuhan nutrisi secara seimbang, mengurangi konsumsi berbagai bahan kimia sehingga tubuh benar-benar seimbang dan steril dari kandungan zat berbahaya.

3. Diabetes militus

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat pancreas hanya mampu menghasilkan sedikit insulin atau bahkan tidak menghasilkan insuli. Diabetus mellitus juga termasuk dalam salah satu penyakit dari banyaknya macam-macam penyakit ginjal yang sering terjadi.

Insulin merupakan hormone yang berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glikogen untuk mengurangi kadar gula dalam darah dan membantu digunakan sebagai sumber energy sehingga ketika ginjal hanya mampu memproduksi sedikit insulin atau bahkan tidak menghasilkan insulin maka akan terjadi penumpukan glukosa dalam tubuh dan dalam sel darah.

Banyaknya glukosa sangat tidak baik karena mampu menurunkan daya imunitas serta kinerja berbagai sel dalam tubuh seperti sel-sel dalam hati, otot, dan lemak yang tidak mampu memberikan respon yang tinggi terhadap kinerja anggota tubuh. Untuk mencegah penyakit ini, maka perhatikan konsumsi gula dan lemak dalam tubuh anda. perbanyak lakukan olahraga sehingga mampu meningkatkan kinerja anggota tubuh bagian dalam.

4.  Glomerulonephiritis

Page 2: Document1

Glomerulonephiritis merupakan salah satu penyakit dari macam-macam penyakit yang sering terjadi pada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang menurun atau lumpuh.

Gejala yang diberikan dari penderita ini adalah adanya darah dalam urine yang kita keluarkan, pembengkakan pada jaringan tubuh serta adanya kandungan protein dalam urine yang disebabkan oleh bakteri streptococcal. Penyakit ini pada umumnya disebabkan oleh alergi terhadap racun yang diproduksi oleh bakteri tersebut sehingga mampu menginfeksi tubuh lainnya termasuk tenggorokan.

Penyakit ini sangat memungkinkan untuk sel-sel darah merah dan protein tecampur dengan urine. Untuk mencegah penyakit ini antara lain dengan banyak mengkonsumsi air putih dan segera memeriksakan ke dokter apabila terjadi gejala tersebut.

Manifestasi Oral

Manifestasi oral pada pasien DM yang tidak terkontrol (pasien DM dengan perawatan yang tidak adekuat) adalah sialosis, xerostomia, kandidosis, kelainan jaringan periodontal dan gingiva, peningkatan angka kejadian karies, linken planus mulut dan reaksi likenoid dan sindroma mulut terbakar (Setyawati, 2000). Kondisi glikemik yang tidak terkendali dikaitkan dengan insidensi dan progesi komplikasi karena DM termasuk gingivitis, periodontitis, dan alveolar bone loss sehingga menyebabkan gigi goyang dan akhirnya tanggal. Pada gingiva tampak adanya gingival enlargement, gingivitis marginalis dimana terlihat adanya hipertropi gingiva yang berwarna deep red color (merah tua) dan mudah berdarah (Tarigan, 2003; Agustina, 2008).

Pada penderita DM, aliran saliva mengalami penurunan yang berakibat terjadinya xerostomia. Oleh karena itu pada umumnya terdapat keluhan mulut terasa kering. Di samping itu juga terjadi perubahan komposisi saliva yang disebabkan oleh gangguan sekresi glandula submaksilaris dan parotis sebagai akibat dari kelainan hormonal (Supriyatno & Darmawan, 2002; Basuki, 2006).

Jaringan periodontal penderita DM sangat rentan, karena adanya pengingkatan jumlah kalsium pada saliva. Meningkatnya kadar kalsium ini mendorong terbentuknya pelikel dan menyebabkan pengendapan protein, yang selanjutnya akan mempercepat pembentukan  protein dan meningkatkan deposit materi pada permukaan gigi-geligi, selanjutnya akan terbentuk plak melalui proses calcium bridging.  Di samping itu, terjadi juga pembentukan kalkulus terutama kalkulus subgingiva (Basuki, 2006). Menurut Kjellman melaporkan bahwa dari 150 penderita diabetes anak-anak, terlihat frekuensi kalkulus subgingiva yang tinggi (Kjellman, 1990).

Pada penderita DM akan mengalami gangguan perubahan di dalam mulut seperti mulut kering, rasa terbakar pada lidah dan mukosa pipi akibat adanya neuropati perifer, tidak terasa atau terasa tebal,  hiperemia dan hiperplasia jaringan gingiva. Resistensi jaringan terhadap infeksi juga mneurun secara menyeluruh. Lidah menunjukkan perubahan pada pappila filiformis. Pada penderita DM terkontrol, pappila filiformis mengalami hipertropi, sedangkan pada penderita DM yang tidak terkontrol pappila filiformis menghilang. Selain itu, lidah memperlihatkan beberapa manifestasi terutama glositis dengan fisura-fisura yang nyeri dan lidah yang berlapis (coated). Otot lidah menjadi flabby sehingga memberikan gambaran tapak gigi di permukaan lidah bagian lateral  (Basuki, 2000; Tarigan, 2003).

Page 3: Document1

Manifestasi Oral

Penderita gagal ginjal umumnya akan mengalami perubahan fisiologis berupa gangguan pada indera pengecap. Hal ini dikarenakan defisiensi seng (Zn) atau gangguan fungsi neurologis. Pada umumnya penderita mengeluh rasa logam (metallic taste). Penderita juga akan mengalami penurunan aliran saliva karena pembatasan intake cairan. Intake cairan diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan karena menurunnya output pada penderita gagal ginjal kronik. Hal ini dapat menyebabkan xerostomia dan parotitis karena asupan cairan yang terbatas. Selain itu, adanya kadar urea yang berlebih di dalam saliva akan diubah oleh bakteri mulut menjadi amonia sehingga nafas berbau amonia (Sidabutar et al., 1992).

Hipertensi juga sering berkaitan dengan penyakit ginjal. Glomerulonefritis akut dan gagal ginjal kronik merupakan contoh kenaikan tekanan darah pada penyakit ginjal. Sebaliknya, hipertensi yang telah berlangsung lama juga akan menimbulkan gagal ginjal kronik karena terjadi nefroskelrosis. Gagal ginjal kronik menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan di berbagai bagian tubuh termasuk rongga mulut. Manifestasi dalam mulut akibat uremia selalu ditemukan lebih dari 90% penderita gagal ginjal dan biasanya berupa mulut berbau amonia, stomatitis, gingivitis, xerostomia, kandidiasis, dan parotitis (Sidabutar et al., 1992).

Hal yang menarik pada penderita gagal ginjal kronis adalah frekuensi karies yang rendah. Frekuensi yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu: (1) kadar urea yang tinggi dalam saliva mempenyai efek menghambat karies/ bersifat antibakteri, (2) pembentukan kalkulus yang meningkat karena kesimbangan kalsium dan fosfat  terganggu, dan (3) diet tinggi lemak yang bersifat antikaries. Namun, manifestasi oral berupa enamel hipoplasia terjadi pada anak yang mengalami gagal ginjal kronik sebelum usia pubertas karena terjadi gangguan mineralisasi akibat hipokalsemia sewaktu pembentukan gigi. Selain itu, gagal ginjal kronik pada anak juga dapat menyebabkan erupsi gigi terlambat karena defisiensi vitamin D. Hal ini karena ginjal tidak dapat merubah 25-hidroksikolekalsiferol menjadi 1-25-dihidroksikolekalsiferol (Sidabutar et al., 1992).

Manajemen Dental

Tujuan perawatan gigi dan mulut pada penderita gagal ginjal kronis adalah untuk memulihkan dan mempertahankan kesehatn mulut sebaik mungkin dan untuk menghilangkan timbulnya semua kemungkinan yang bisa menjadi sumber infeksi di kemudian hari (Sidabuta et al., 1992).

Langkah pertama dapat dilakukan dengan memotivasi penderita untuk meningkatkan kebersihan mulut seoptimal mungkin dengan memberikan penyuluhan bahwa infeksi yang berasal dari gigi dan mulut dapat menyebabkan timbulnya komplikasi yang berakibat fatal dan penderita harus sesering mungkin kontrol ke dokter gigi agar kelainan-kelainaan dapat dideteksi sedini mungkin. Mengurangi rasa sakit akibat ulserasi dan xerostomianya dengan mengoleskan lidokain HCL atau benzokain 4% dalam boraks gliserin 2 menit sebelum makan (Sidabuta et al., 1992).

Pada pasien gagal ginjal dapat dilakukan penambalan gigi dan memperbaiki semua keadaan yang dapat mengiritasi mukosa mulut. Pembersihan kalkulus dapat dilakukan secara bertahap. Apabila penderita memakai pesawat ortodontik cekat, sebaiknya alat tersebut dilepas. Infeksi kandida dapat ditanggulangi dengan pemberian obat-obatan antijamur (nistatin suspensi) dan infeksi yang disebabkan mikroorganisme oportunistik dapat ditanggulangi dengan pemberian antibiotika yang tidak bersifat nefrotoksik (Sidabuta et al., 1992).

Page 4: Document1

MANIFESTASI ORAL PADA PENYAKIT GINJAL KRONISApabila aspek fungsional ginjal terganggu pada tahap terminal, maka fungsi ginjal hampir tidak ada sehingga glomerulus filtration rate terus menurun dan retensi dari berbagai produk buangan sistemik akan memberikan gambaran penyakit ginjal kronis pada rongga mulut apabila kondisi tubuh dari azotemik menjadi uremik. Berikut merupakan manifestasi penyakit ginjal kronis pada rongga mulut, yaitu :(a).Oral Malodor/ Bau Mulut Tak SedapGejala yang paling sering muncul dan paling awal terjadi apabila ginjal gagal berfungsi adalah oral malodor atau timbulnya rasa kecap logam akibat alterasi sensasi pengecapan, terutama pada pagi hari. Rasa kecap logam ini berupa bau ammonia, dan kondisi ini sering dialami oleh penderita yang menjalani hemodialisis. Uremic fetoratau ammoniacal odorini terjadi karena konsentrasi urea yang tinggi dalam rongga mulut, dan pecah menjadi ammonia pada penderita dengan gejala uremia. (2, 3, 5)(b). SerostomiaSerostomia adalah kondisi mulut kering. Pada penderita ginjal kronis dan penderita yang menjalani hemodialisis, gejala ini sangat sering dan signifikan. Hal ini sering terjadi sebagai hasil dari manifestasi beberapa faktor seperti inflamasi kimia, dehidrasi, pernafasan melalui mulut (Kussmaul’s respiration) dan keterlibatan langsung kelenjar salivarius, restriksi konsumsi cairan, dan efek samping dari obat.(2)2Serostomia cenderung menambah kerentanan penderita terhadap karies dan inflamasi gusi, kandidiasis, serta menyebabkan kesulitan berbicara, penurunan retensi gigi palsu, kesulitan mastikasi, disfagia, dan gangguan penciuman.(3)(c). Plak, Kalkulus dan Karies.Terdapat berbagai teori yang menentang hubungan antara efek dari penyakit ginjal kronis terhadap pembentukan plak dan kalkulus. Dalam satu penelitian, serostomia akan meningkatkan predisposisi penderita terhadap karies karena retensi produk urea serta pengaliran dan produksi saliva yang sedikit. Proses dialisis dapat memperburukkan kondisi rongga mulut di mana jumlah kalkulus meningkat, dan banyaknya dijumpai lesi karies. Deposit kalkulus dapat bertambah akibat dari hemodialisis.(6)Namun menurut beberapa penelitian, hidrolisis urea akan menghasilkan konsentrasi ammonia yang tinggi dan mengubah pH saliva menjadi basa pada penderita penyakit ginjal kronis sehingga meningkatkan substansi fosfat dan ammonia dalam saliva dan hasilnya kapasitas buffer yang tinggi disertai risiko karies menurun. Hal ini turut didukung oleh peneliti, di mana hidrolisis urea mampu meningkatkan kapasitas antibakteri akibat peningkatan urea nitrogen dalam saliva. Kebenaran teori ini terus diperkuat terutama pada anak-anak walaupun konsumsi gula yang tinggi dan kurang penjagaan kesehatan rongga mulut, risiko karies tetap rendah dan terkontrol.(3, 7)

Page 5: Document1

Pembentukan kalkulus pada jaringan keras gigi berkaitan erat dengan gangguan homeostasis kalsium-fosfor. Presipitasi kalsium dan fosfor yang didorong oleh pH yang buruk pada penderita penyakit ginjal kronis karena hidrolisis urea saliva menjadi ammonia, dimana ammonia berperan dalam menyebabkan pH menjadi basa. Secara langsung, retensi urea akan menfasilitasi alkanisasi plak gigi, dan meningkatkan pembentukan kalkulus terutama pada penderita yang menjalani hemodialisis. Selain itu, penderita yang menjalani hemodialisis memiliki jumlah magnesium saliva yang sangat rendah. Pada kalkulus penderita yang menjalani hemodialisis mengandung oksalat, dan pada kondisi uremia turut menyebabkan retensi oksalat.(d). Pembesaran GusiPembesaran gusi skunder akibat penggunaan obat adalah manifestasi oral pada penyakit ginjal yang paling sering dilaporkan. Hal ini dapat diakibatkan oleh cyclosporindan/atau calcium channel blockers. Prinsipnya mempengaruhi papila interdental labia, walaupun kadang dapat menjali lebih luas, yaitu dengan melibatkan tepi gusi dan lidah serta permukaan palatum.3(i)Pembesaran Gusi akibat CyclosporinPrevalensi pembesaran gusi pada orang yang mengkonsumsi cyclosporinmasih belum jelas, dan dilaporkan memiliki rentang yang luas dari 6 sampai 85%. Hal ini dapat terlihat pada pemakaian cyclosporindalam 3 bulan. Anak-anak dan remaja mungkin lebih rentan terkena pembesaran gusi akibat cyclosporin dibandingkan dengan dewasa. Jika higienitas mulut jelek, orang yang lebih tua juga rentan terkena pembesaran gusi.(3)Perbaikan pada higienitas mulut dan pembersihan secara profesional menghasilkan pengurangan pembesaran gusi berhubungan dengan cyclosporin. Akan tetapi, ini mungkin dikarenakan berkurangnya peradangan yang berhubungan dengan plak bukan karena pembesaran gusi yang berhubungan dengan obat.((ii) Pembesaran Gusi akibatCalcium Channel-blockerPrevalensi yang dilaporkan pembesaran gusi akibat penggunaan nifedipinbervariasi dan terjadi pada 10 sampai 83% pada yang mengkonsumi obat ini. Tidak ada data penelitian mengenai frekuensi pembesaran gusi yang diakibatkan oleh calcium channel-blockerlainnya. Keberadaan plak gigi mungkin merupakan predisposisi terjadinya pembesaran gusi akibat nifedipine. Tetapi itu tidak sangat berpengaruh dalam perkembangannya. Dosis dan durasi pengobatan tidak berkaitan dengn prevalensi

Page 6: Document1

terjadinya pembesaran gusi. Beberapa penelitian telah melaporkan penurunan pembesaran gusi setelah penggantian nifedipin dengan calcium channel-bocker lain, tetapi obat-obat ini juga sebagian masih dapat menyebabkan pembesaran gusi.((e). Lesi MukosaSpektrum lesi mukosa yang luas dapat timbul pada rongga mulut tetapi lebih cenderung terjadi plak atau ulserasi keputih-putihan, yang sering didapat pada penderita yang menjalani transplantasi dan hemodialisis (Tabel 1). Plak ini disebut uremic frost(Gambar.2), dan terjadi apabila sisa kristal urea terdeposit pada permukaan epitel dari evaporasi respirasi, juga karena aliran saliva yang berkurang. Penyakit lichenoidjuga dapat terjadi akibat efek dari terapi obat, dan oral hairy leukoplakiayang juga dapat bermanifestasi sekunder dari efek imunosupresi obat.(2, 3, 11)Stomatitis uremik perlu diperhatikan dan dapat muncul sebagai daerah berpigmentasi putih, merah maupun keabuan pada mukosa oral. Pada stomatitis uremik tipe eritematous, suatu lapisan pseudomembran keabuan yang akan melapisi lesi eritema dan lesi ini selalu menyakitkan. Stomatitis uremik tipe ulseratif memiliki gambaran merah dan ditutupi lapisan yang pultaceous. Secara umumnya, gambaran stomatitis uremik amat luas tetapi unik dan tidak paralel secara klinis. Manifestasi klinis ini dapat terjadi akibat peningkatan nitrogen yang membentuk trauma kimia secara langsung akibat gagal ginjal.(2, 3, 7)