15_182 asupan magnesium

1
46 | JANUARI - FEBRUARI 2011 H asil penelitian dr. Susanna C. Larsson dan rekan dari Karo- linska Institutet di Stockholm, Swedia, memperlihatkan bahwa asu- pan harian magnesium dalam jumlah besar mengurangi risiko stroke iske- mik primer pada pria perokok. Pria perokok dengan asupan magnesium tertinggi mengalami penurunan ri- siko infark serebral sebesar 15%, di- bandingkan dengan perokok dengan asupan magnesium terendah. Para peneliti menambahkan bahwa dalam penelitian mereka, asupan magnesi- um tidak berpengaruh terhadap risiko stroke hemoragik. Hingga kini belum diketahui dengan pasti hubungan antara asupan tinggi magnesium de- ngan penurunan risiko stroke iskemik, namun diperkirakan terjadi karena efek magnesium terhadap kadar kolesterol dan metabolisme glukosa. Hal ini juga yang mungkin menjelaskan mengapa dalam penelitian ini asupan magnesi- um tidak berpengaruh terhadap risiko stroke hemoragik. Hasil penelitian dr Susanna dkk. dipublikasikan dalam the Archives of Internal Medicine. Hingga kini sudah banyak penelitian yang mempelajari efektifitas magnesi- um terhadap penurunan tekanan da- rah dan risiko hipertensi. Namun data prospektif yang berhubungan dengan asupan magnesium terhadap risiko stroke tidak konsisten. Penelitian ini dilakukan untuk me- ngetahui efek magnesium dosis tinggi terhadap risiko stroke, menggunakan data prospektif dari penelitian the Alpha-Tocopherol, Beta-Carotene Cancer Prevention Study (ATBC). (Pen- elitian ATBC merupakan penelitian acak, tersamar ganda, kontrol plasebo, prevensi primer, melibatkan 26.566 pa- sien, waktu follow-up rata-rata adalah 13,6 tahun, untuk mengetahui apakah penggunaan alpha-tocopherol 50 mg sehari atau beta karoten 20 mg seha- ri dapat mengurangi kejadian kanker paru pada pasien pria perokok). Dari data penelitian ATBC ini, dr. Susanna dan rekan menganalisis data pasien pria dengan usia 50-69 tahun yang me- rokok ≥ 5 batang rokok sehari, tanpa riwayat stroke dan memiliki data leng- kap diet pada garis dasar (baseline). Hasil akhir primer (primary outcome) penelitian adalah kejadian stroke baru selama penelitian berlangsung. Selama penelitian ATBC berlangsung terjadi 2.702 infark serebral, 383 per- darahan intraserebral dan 196 perda- rahan subarakhnoid. Setelah penye- suaian faktor-faktor risiko, dr. Susanna dkk. menemukan bahwa pria dengan asupan magnesium tertinggi (sekitar 589 mg sehari) memiliki risiko infark serebral yang lebih rendah diban- dingkan dengan pria dengan asupan magnesium rendah (sekitar 373 mg sehari). Risiko relatif multivarian untuk infark serebral bagi pria dengan asu- pan magnesium tertinggi adalah 0,85 (95%CI; 0.76-0.97; p(trend) = 0,004) di- bandingkan pria dengan asupan mag- nesium terendah. Hubungan terbalik antara asupan magnesium dengan infark serebral lebih besar pada pria <60 tahun, dengan risiko relatif 0,76; 95%CI 0,64-0,89; dan nilai p untuk in- teraksi = 0,02. Para peneliti menyimpulkan bahwa asupan magnesium dosis tinggi ber- hubungan dengan penurunan risiko in- fark serebral. Hasil penelitian ini perlu diuji lebih lanjut pada penelitian acak tersamar ganda jangka panjang. Para peneliti juga menganjurkan konsumsi makanan mengandung magnesium dosis tinggi seperti sereal, yang dapat mencegah kejadian infark serebral. SIMPULAN Asupan harian magnesium dalam jumlah besar mengurangi risiko stroke iskemik. Hingga kini belum diketahui pasti hubungan antara asupan tinggi magnesium dengan penurunan risiko stroke iskemik, namun di- perkirakan karena efek magne- sium terhadap kadar kolesterol dan metabolisme glukosa. Penelitian lanjutan perlu dilaku- kan untuk menguji manfaat kon- sumsi magnesium terhadap risiko kejadian kardiovaskular, serta meneliti mekanisme perlindungan vaskular pada pemberian suple- men magnesium. (YYA) REFERENSI 1. Larsson SC, Virtanen MJ, Mars M, Männistö S, Pietinen P, Albanes D, et al. Magnesium, Cal- cium, Potassium, and Sodium Intakes and Risk of Stroke in Male Smokers. Arch Intern Med. 2008; 168(5): 459-65. [cited 2010 April 14]. Available from: http://archinte.ama-assn.org/ cgi/content/abstract/168/5/459 2. Medscape. Low Serum Magnesium Linked to Increased Stroke Risk. [cited 2010 April 15]. Available from: http://cme.medscape.com/ viewarticle/466890 3. Medscape. Magnesium Linked to Lower Isch- emic Stroke Risk in Male Smokers. [cited 2010 April 14]. Available from: http://cme.med- scape.com/viewarticle/571376 Asupan Magnesium yang Tinggi Menurunkan Risiko Stroke Iskemik BERITA TERKINI Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 46 Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 46 12/29/2010 12:43:42 AM 12/29/2010 12:43:42 AM

Upload: made-nopriantha

Post on 26-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

asupan magnesium

TRANSCRIPT

  • 46 | JANUARI - FEBRUARI 2011

    Hasil penelitian dr. Susanna C. Larsson dan rekan dari Karo-linska Institutet di Stockholm, Swedia, memperlihatkan bahwa asu-pan harian magnesium dalam jumlah besar mengurangi risiko stroke iske-mik primer pada pria perokok. Pria perokok dengan asupan magnesium tertinggi mengalami penurunan ri-siko infark serebral sebesar 15%, di-bandingkan dengan perokok dengan asupan magnesium terendah. Para peneliti menambahkan bahwa dalam penelitian mereka, asupan magnesi-um tidak berpengaruh terhadap risiko stroke hemoragik. Hingga kini belum diketahui dengan pasti hubungan antara asupan tinggi magnesium de-ngan penurunan risiko stroke iskemik, namun diperkirakan terjadi karena efek magnesium terhadap kadar kolesterol dan metabolisme glukosa. Hal ini juga yang mungkin menjelaskan mengapa dalam penelitian ini asupan magnesi-um tidak berpengaruh terhadap risiko stroke hemoragik. Hasil penelitian dr Susanna dkk. dipublikasikan dalam the Archives of Internal Medicine.

    Hingga kini sudah banyak penelitian yang mempelajari efekti tas magnesi-um terhadap penurunan tekanan da-rah dan risiko hipertensi. Namun data prospektif yang berhubungan dengan asupan magnesium terhadap risiko stroke tidak konsisten.

    Penelitian ini dilakukan untuk me-ngetahui efek magnesium dosis tinggi terhadap risiko stroke, menggunakan data prospektif dari penelitian the Alpha-Tocopherol, Beta-Carotene Cancer Prevention Study (ATBC). (Pen-elitian ATBC merupakan penelitian acak, tersamar ganda, kontrol plasebo, prevensi primer, melibatkan 26.566 pa-sien, waktu follow-up rata-rata adalah 13,6 tahun, untuk mengetahui apakah

    penggunaan alpha-tocopherol 50 mg sehari atau beta karoten 20 mg seha-ri dapat mengurangi kejadian kanker paru pada pasien pria perokok). Dari data penelitian ATBC ini, dr. Susanna dan rekan menganalisis data pasien pria dengan usia 50-69 tahun yang me-rokok 5 batang rokok sehari, tanpa riwayat stroke dan memiliki data leng-kap diet pada garis dasar (baseline). Hasil akhir primer (primary outcome) penelitian adalah kejadian stroke baru selama penelitian berlangsung.

    Selama penelitian ATBC berlangsung terjadi 2.702 infark serebral, 383 per-darahan intraserebral dan 196 perda-rahan subarakhnoid. Setelah penye-suaian faktor-faktor risiko, dr. Susanna dkk. menemukan bahwa pria dengan asupan magnesium tertinggi (sekitar 589 mg sehari) memiliki risiko infark serebral yang lebih rendah diban-dingkan dengan pria dengan asupan magnesium rendah (sekitar 373 mg sehari). Risiko relatif multivarian untuk infark serebral bagi pria dengan asu-pan magnesium tertinggi adalah 0,85

    (95%CI; 0.76-0.97; p(trend) = 0,004) di-bandingkan pria dengan asupan mag-nesium terendah. Hubungan terbalik antara asupan magnesium dengan infark serebral lebih besar pada pria