15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

10
PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang RINGKASAN Pendahuluan Berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat, pembangunan transportasi diarahkan pada pemantapan sistem transportasi nasional yang maju dan andal sesuai dengan peranannya sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan serta untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Selanjutnya juga dinyatakan, bahwa penetapan sistem angkutan massal dikembangkan untuk daerah perkotaan. Berdasarkan arahan-arahan yang diberikan itu, tujuan perencanaan transportasi di wilayah perkotaan dalam jangka panjang dirumuskan sebagai berikut “ Penataan dan mengembangkan angkutan umum perkotaan yang terjangkau dengan memperhatikan tata ruang, fungsi dan mutu lingkungan hidup, sehingga kawasan pemukiman maupun pusat-pusat produksi, jasa perdagangan. Sedang di wilayah kota raya dan kota besar perlu dikembangkan transportasi missal cepat yang tertib, aman, lancer, nyaman, dan efisien serta terjangkau agar

Upload: lydiawijayanti

Post on 30-Jun-2015

74 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN

Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya

Jl.Imam Bonjol 190 Semarang

RINGKASAN

Pendahuluan

Berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat, pembangunan transportasi diarahkan

pada pemantapan sistem transportasi nasional yang maju dan andal sesuai dengan

peranannya sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan

keamanan serta untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Selanjutnya juga

dinyatakan, bahwa penetapan sistem angkutan massal dikembangkan untuk daerah

perkotaan. Berdasarkan arahan-arahan yang diberikan itu, tujuan perencanaan

transportasi di wilayah perkotaan dalam jangka panjang dirumuskan sebagai berikut “

Penataan dan mengembangkan angkutan umum perkotaan yang terjangkau dengan

memperhatikan tata ruang, fungsi dan mutu lingkungan hidup, sehingga kawasan

pemukiman maupun pusat-pusat produksi, jasa perdagangan. Sedang di wilayah kota raya

dan kota besar perlu dikembangkan transportasi missal cepat yang tertib, aman, lancer,

nyaman, dan efisien serta terjangkau agar tercipta sstem transportasi perkotaan yang

seimbang dan terpadu “

Pada saat ini, penerapan dari kebijakan transportasi perkotaan di atas ternyata

belum semuanya dapat diterapkan di daerah, karena banyaknya kendala di lapangan.

Sebagai gambaran keruwetan arus lalu lintas di kota-kota besar, seperti kota Jakarta,

Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makasar, Bandung, Bogor dan Semarang, salah satunya

akibat kebijakan angkutan umum massal yang kurang tepat, yaitu beroperasinya

kendaraan angkutan umum dimensi kecil di kawasan kota.

Page 2: 15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

Perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : Untuk kawasan Jawa Tengah,

ada jalur jalan yang perlu dipikirkan untuk dikembangkan sistim angkutan massal yaitu

jalur arteri primer yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal,

Kabupaten Demak, Ungaran-Salatiga dan Purwodadi. Tetapi secara keseluruhan juga

harus dapat menata sistem transportasi massal di wilayah Kedungsepur (Kendal – Demak

– Ungaran – Semarang – Salatiga dan Purwodadi). Karena wilayah ini merupakan

wilayah pengembangan regional yang cukup strategis untuk Kota Metropolitan

Semarang. Daerah sekitarnya sebagai daerah pendukung segala aktivitas yang ada di

Semarang, sehingga sudah selayaknya dapat dihubungkan dengan jaringan angkutan

missal yang nantinya dapat memberikan nilai tambah dan mempercepat pertumbuhan

seluruh daerah itu.

Saat ini peran dan fungsi jalan sudah tidak sesuai lagi, karena melayani

lalulintas lokal jarak dekat yang sangat besar. Kondisi itu menyebabkan kelancaran arus

lalulintas di ruas itu sering terganggu, terutama saat pagi hari ketika para pekerja

berangkat menuju kearah kota dan kawasan industri yang tersebar di ruas jalan itu dan

sore hari di saat pekerja pulang ke rumah masing-masing. Selain gangguan kelancaran,

juga terdapat gangguan keselamatan pengguna jalan, mengingat ruas jalan itu merupakan

jalan arteri primer yang melayani lalulintas regional (jarak jauh) dengan prosentase

kendaraan berat cukup besar dan memerlukan kecepatan yang cukup tinggi.

Tujuan Penelitiannya adalah mengkaji jenis angkutan massal yang sesuai untuk

melayani pergerakan orang dijalur Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Salatiga dan

Purwodadi yang menghasilkan pergerakan orang yang lancar, aman, nyaman, dan efisien,

terjangkau oleh daya beli seluruh kelompok masyarakat namun tetap mampu memelihara

kelangsungan penyelenggaraan perhubungan,dapat mengurangi kemacetan dan gangguan

lalu lintas jalan, sekaligus dapat memelihara kualitas lingkungan hidup.

Page 3: 15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan kajian literatur, baik

untuk data sekunder maupun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Jaringan sistem transportasi yang melayani wilayah Kedungsepur hanya terdapat

transportasi darat, yaitu jalan dan jalan rel. Moda transportasi yang terdapat di wilayah itu

masih terkonsentrasikan pada pelayanan moda jalan. Kondisi jaringan transportasi yang

ada pada wilayah studi hampir semuanya dapat dilalui dengan menggunakan moda jalan

maupun jalan rel. Pada jaringan jalan rel Semarang-Demak saat ini memiliki kondisi

tidak aktif dikarenakan sudah banyak yang tertutup tanah/jalan dan hilang. Jaringan

transportasi baik jalan maupun jalan rel terfokus di Kota Semarang untuk melayani

daerah sub urban lainnya. Jaringan transportasi kereta api masih kurang sinergis

dibandingkan jaringan transportasi jalan. Kenyataan itu disebabkan banyaknya jaringan

jalan rel yang tidak aktif. Apabila melihat sejarah masa lalu jaringan jalan rel di Jawa

Tengah di wilayah Kedungsepur memiliki jaringan jalan rel yang saling terhubung antar

zona-zona yang direncanakan. Jaringan kereta api itu ada yang masih aktif sebagai

pelayanan perjalanan antar daerah pada wilayah Kedungsepur. Namun jalur-jalur itu

belum digunakan secara optimum sebagai pelayanan komuter di wilayah itu. Sinergi

pelayanan jalur-jalur ini belum terlihat nyata. Ini diakibatkan masih terdapat jalur-jalur

potensial yang tidak aktif. Masih sedikit kereta yang melayani stasiun-stasiun yang

terdapat di wilayah Kedungsepur sendiri juga merupakan problem tersendiri. Kondisi ini

menyebabkan pelayanan transportasi di wilayah ini mayoritas menggunakan angkutan

umum dibandingkan angkutan kereta api.

Page 4: 15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Kinerja angkutan umum yang ada saat ini masih berada di bawah harapan

dari pengguna jasa, hal ini didapatkan dari perbandingan kinerja dengan harapan

masih di bawah 100 persen.

2. Transportasi wilayah Kedungsepur didominasi angkutan pribadi berkisar

90 % dibandingkan angkutan umum 10%. Proporsi moda transportasi pada wilayah

Kedungsepur diberikan 54 % untuk angkutan mobil, sepeda motor 37%, 6 % untuk

bus besar dan 3 % untuk bus sedang/kecil.

3. Hasil permodelan untuk wilayah Kedungsepur memberikan skenario

alternatif transportasi kereta api untuk mendukung angkutan umum massal selain

bus memberikan proporsi pangsa pasar sebesar 35 % dari angkutan jalan yang ada

akan beralih pada angkutan kereta api.

4. Rata – rata tanggapan dari responden yang berdasarkan survey kuesioner

setuju untuk pengembangan angkutan kereta api regional khususnya wilayah

Kedungsepur.

5. Berdasarkan kemungkinan pemilihan moda berdasarkan responden

memberikan kemungkinan beralih moda berkisar 40% sampai 60% untuk pemilihan

angkutan kereta api di wilayah Kedungsepur dengan pemilihan jenis kereta

gabungan KA ekonomi dengan bisnis dan KA ekonomi. Kecuali untuk angkutan

Semarang – Ungaran angkutan umum yang diinginkan menggunakan angkutan

busway dan bus patas dengan proposi pemilihan sebesar 39% dan 37%.

6. Untuk transportasi dalam kota Semarang, kendaraan jenis sepeda motor

mendominasi tiap-tiap ruas jalan dengan proporsi rata-rata sekitar 45% dari ruas

jalan yang ditinjau. Untuk angkutan bus memiliki kontribusi rata-rata untuk

jaringan tersebut sebesar 4 % saja dan angkutan kota sebesar 13%. Sedangkan

Page 5: 15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

untuk kendaraan pribadi jenis mobil memiliki proporsi sebesar 28% dan sisa

lainnya dimiliki angkutan barang dan tak bermotor.

7. Jumlah penumpang bus rata-rata per hari yang tercatat berdasarkan hasil

survey yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Semarang pada tahun 2004 pada

angkutan bus dan telah diolah diperoleh perkiraan penumpang harian rata-rata

untuk angkutan umum bus berkisar 272.255 penumpang perhari.

8. Jumlah pergerakan penumpang dalam satu hari untuk wilayah Kota

Semarang diprediksi sebesar 4.140.997 pergerakan penumpang.

9. Dari hasil survey wawancara yang dilakukan dengan pihak operator, pada

dasarnya mereka keberatan dengan kondisi saat ini karena penumpang turun namun

pembiayaan naik melalui naiknya uang setoran. Dengan adanya hal tersebut pada

dasarnya operator kurang menyetujui untuk adanya penambahan moda maupun

armada baru yang dapat menjadi kompetitor didalam bisnis angkutan umum.

10. Dari hasil survey perumahan dan survey di dalam angkutan umum

memberikan bahwa sebagian besar masyarakat setuju dan pemilihan utama

angkutan yang menjadi pilihan dari responden adalah busway.

Saran

Saran dari penelitian model angkutan missal yang cocok untuk perkotaan

diberikan sebagai berikut :

1. Pengembangan angkutan kereta api yang melayani wilayah Kedungsapur sebagai

angkutan alternatif. Pengembangan itu dapat dengan mengembangkan angkutan

kereta api lintas Semarang – Demak, Weleri – Semarang – Gambringan

(Purwodadi), Weleri – Semarang – Gundi dan Semarang – Kendal – Kalibodri.

2. Untuk jalur Semarang – Ungaran pengembangan angkutan bus lebih ditekankan

dengan menggunakan bus line yang menggunakan bus sedang/kecil.

Page 6: 15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

3. Angkutan bus yang melayani wilayah diluar Kota Semarang (AKDP/AKAP) yang

melalui jalur Semarang – Ungaran diusulkan untuk berhenti di Terminal Bawen,

sehingga terminal Bawen menjadi terminal terpadu yang selanjutnya terjadi transit

moda dengan angkutan bus yang melaynai dalam kota dapat juga dengan

menggunakan bus priority atau dengan konsep mini busway.

4. Pengembangan angkutan massal di dalam Kota Semarang sendiri dengan

menggunakan konsep bus yang ada dengan mengoptimalkan armada yang masih

layak serta peremajaan bus. Konsep penataan dengan menggunakan sistem bus

priority maupun busway/bus line dengan menggunakan angkutan massal bus

melalui koridor yang jalur utama.

5. Angkutan kota digunakan untuk angkutan cabang maupun rating yang berfungsi

sebagai feeder dari perumahan atau tempat lainnya yang tidak dilewati jalur utama

angkutan massal.

6. Pengembangan terminal di pinggir Kota Semarang dengan mengembangkan

Terminal Penggaron, Terminal Mangkang, Terminal Terboyo dan pengembangan

pool terminal dalam Kota yang dalam hal ini diusulkan daerah Jurnatan.

7. Kebijakan pengembangan angkutan massal tersebut tidak dapat berdiri sendiri

untuk dapat sukses tanpa diimbangi kebijakan lainnya antara lain penekanan

penggunaan kendaraan pribadi dengan pemberlakuan tariff parker mahal, road

pricing, penataan parkir, dan sebagainya. Penataan konsep pemberlakukan angkutan

umum yang ada ke depannya diusulkan dengan menggunakan konsep buy the

service dengan menggunakan konsorsium untuk dapat memudahkan mengontrol

angkutan umum dalam satu atap.

8. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum

yang bersifat massal diperlukan political will (keinginan politis) dan komitmen

yang kuat dari penguasa setempat. Oleh sebab itu masih diperlukan kajian lanjutan

Page 7: 15 penelitian model angkutan massal yang cocok di daerah perkotaan

untuk menentukan tahapan dan perencanaan rinci jalur busway dan angkutan kereta

api kelas ekonomi.

Hak Cipta © 2004 Balitbang Prov. JatengJl. Imam Bonjol No. 190 Semarang

50132Telp : (024) 3540025,

Fax : (024) 3560505Email : [email protected]