angkutan kereta massal dan angkutan bus kota sebagai bagian dari perencanaan transportasi kota

21
1 Integrasi Angkutan Kereta Api dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian dari Perencanaan Transportasi Umum Kota. Abstrak Pengintegrasian moda transportasi umum pada perencanaan transportasi umum kota dirasa penting pada zaman ini, dimana banyak masyarakat yang mulai menggunakan transportasi umum dibanding transportasi pribadi untuk melakukan perjalanan. Moda transportasi umum yang diintegrasikan berupa angkutan kereta api dan angkutan bus kota. Angkutan bus kota telah mendapatkan perhatian sedemikian banyak pada zaman ini, dan pembangunannya telah banyak dilakukan di kota-kota besar. Sementara angkutan kereta api yang telah lama mendapat perhatian spesial di mata masyarakat banyak, telah dikembangkan sedemikian rupa ke setiap sendi-sendi kehidupan perjalanan masyarakat, sehingga banyak jenis-jenis transportasi umum yang menggunakan dasar kereta api sebagai inti dari moda transportasi tersebut 1 PENDAHULUAN Di zaman modern ini semua serba canggih, kecanggihan itu dimulai dari yang kecil sampai ke yang rumit. Kecanggihan pada kerumitan itu membuat manusia lebih dimudahkan dalam aktivitas hidup sehari-hari. Kemudahan yang kita dapatkan itu terlepas dari berbagai dampak baik itu menguntungkan atau tidak menguntungkan. Jika kita fokuskan perhatikan lingkungan sekitar kita,tentunya banyak sekali tinndakan yang menguntungkan bahkan merusak lingkungan. Contoh mudah yang dapat kita lihat adalah transportasi.

Upload: ghavi-yuda-sefaji

Post on 30-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

1

Integrasi Angkutan Kereta Api dan Angkutan Bus Kota

Sebagai Bagian dari Perencanaan Transportasi Umum Kota.Abstrak Pengintegrasian moda transportasi umum pada perencanaan transportasi umum kota dirasa penting pada zaman ini, dimana banyak masyarakat yang mulai menggunakan transportasi umum dibanding transportasi pribadi untuk melakukan perjalanan. Moda transportasi umum yang diintegrasikan berupa angkutan kereta api dan angkutan bus kota. Angkutan bus kota telah mendapatkan perhatian sedemikian banyak pada zaman ini, dan pembangunannya telah banyak dilakukan di kota-kota besar. Sementara angkutan kereta api yang telah lama mendapat perhatian spesial di mata masyarakat banyak, telah dikembangkan sedemikian rupa ke setiap sendi-sendi kehidupan perjalanan masyarakat, sehingga banyak jenis-jenis transportasi umum yang menggunakan dasar kereta api sebagai inti dari moda transportasi tersebut

1 PENDAHULUAN

Di zaman modern ini semua serba canggih, kecanggihan itu dimulai dari

yang kecil sampai ke yang rumit. Kecanggihan pada kerumitan itu membuat

manusia lebih dimudahkan dalam aktivitas hidup sehari-hari. Kemudahan yang

kita dapatkan itu terlepas dari berbagai dampak baik itu menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Jika kita fokuskan perhatikan lingkungan sekitar kita,tentunya

banyak sekali tinndakan yang menguntungkan bahkan merusak lingkungan.

Contoh mudah yang dapat kita lihat adalah transportasi.

Transportasi yang marak digunakan oleh masyarakat adalah transportasi

pribadi. Transportasi jenis ini selalu memenuhi jalan-jalan umum, dan hal ini

menyebabkan masyarakat lambat laun mulai menyadari akibat dari terlalu

banyaknya kendaraan pribadi yang melintas di jalanan, dan menyebabkan banyak

kemacetan. Maka, transporasi umum mulai digemari oleh masyarakat luas.

Beberapa moda transportasi umum yang dikembangkan adalah angkutan kereta

api dan bus kota.

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga

gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang

akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi

Page 2: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

2

massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak

yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan

kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas

sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar.

Sementara Bus kota atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai City bus atau

Transit bus adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam wilayah

perkotaan dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek

angkutan tetap dan teratur.

Sistem terpadu antara angkutan kereta api massal dan bus kota mulai

dimasukkan ke dalam perencanaan transportasi kota-kota besar. Perencanaan

transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti

jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem

transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.

2 PEMBAHASAN

Perencanaan Kota dan regional melibatkan penyusunan pola ruang dari

waktu ke waktu. Namun demikian, penyusunan ruang bukanlah perencanaan.

Penyusunan Ruang itu merupakan obyek suatu proses, dan proses ini merupakan

proses perencanaan. Perencanaan Transportasi merupakan bagian dari proses ini.

Ahli teknik dan perencana mempersiapkan rencana-rencana masa

mendatang untuk menuntun kota dalam mengendalikan dan mengatur cara

bertindak. Proses perencanaan metodologis ini mengarah ke persiapan akhir suatu

rencana transportasi untuk, katakanlah, tahun 2020.

Perencanaan transportasi adalah proses yang bertujuan mementukan

perbaikan kebutuhan atau fasilitas baru yang layak sehingga memenuhi kebutuhan

transportasi daerah tertentu. Perencanaan transportasi juga merupakan proses

yang mengarah ke keputusan tentang kebijakan dan program transportasi.

Perencanaan transportasi merupakan proses yang panjang, meliputi kebutuhan

perjalanan, pembangunan fasilitas bagi pergerakan penumpang dan barang

Page 3: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

3

diantara beberapa kegiatan yang terpisah pada ruang. Bersepeda, perpipaan,

perpindahan orang, berjalan, dan perjalanan lainnya merupakan subyek yang

berhubungan dengan hal transportasi. (Catanese dan Snyder, Perencanaan Kota

Edisi Kedua, 1996:367)

Pola permukiman, kegiatan sehari-hari, pengaruh sosial, keadaan geografi,

ekonomi, dan konsumsi dibentuk oleh transportasi. Faktor utama dalam

perencanaan transportasi juga selalu saling mempengaruhi antara moda perjalanan

dan perkembangan kota. Oleh sebab itu, jika jita hanya menanggapi masalah

perjalanan dalam membentuk rencana tata ruang kota dan luar kota, akan

membuat rencana tersebut mempengaruhi moda perjalanan.

Perencanaan Transportasi merupakan pekerjaan luas dan membutuhkan

organisasi yang efektif. Proses perencanaan harus beroperasi didalam kerangka

kerja tujuan dan sasaran kawasan kajian. Pada awal-awal proses ini, cara-cara

untuk mengalakkan interaksi dengan pejabat umum, badan-badan umum, dan

warga kawasasn bersangkutan harus didefinisikan untuk memastika bahwa semua

tujuan dan sasaran telah mencerminkan nilai-nilai komunitas saat ini.

Perencanaan jenis transportasi kota yang kita bahas disini adalah

transportasi umum. Suatu pemahaman peran tansportasi umum dalam gambaran

menyeluruh transportasi perkotaan merupakan hal yang mendasar.

2.1 PERKEMBANGAN SEJARAH TRANSPORTASI PERKOTAAN

Melalui catatan sejarah kita sudah mengetahui, bahwa umat manusia telah

berjuang untuk kebebasan, kemerdekaan, dan mobilitas. Kebebasan dan

kemerdekaan telah dijamin oleh negara demokratis. Mobilitas disediakan melalui

teknologi modern dan ketimpangan saat ini menjadi barang mewah, walaupun kita

memperhatikan muncul ketimpangan dalam kaitan ini. Sebagian besar orang dapat

melakukan perjalanan kapan saja, kemana saja, dengan cara apapun, serta dengan

siapa mereka inginkan. Sebagian kecil orang tidak dapat menikmati kemewahan

ini.

Page 4: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

4

Sejak 1920-an, perjalanan dengan mobil telah mengalami pertumbuhan

yang fenomenal, dan negara-negara maju telah mencoba untuk selalu mendahului

perkembangan ini dengan pengembangan sistem jalan baru. Jalan-jalan baru bebas

hambatan, jalan antar kota dan provinsi, perbaikan dan perluasan jalan-jalan kecil

dan kasar, serta harga mobil yang semakin murah menyebabkan banyak

kendaraan pribadi mulai digemari dan digunakan orang. Perubahan-perubahan ini

merupakan bukti bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan akan transportasi yang terus meningkat dengan mengembangkan

sistem-sistem baru dan membangun lebih banyak fasilitas-fasliltas baru. Namun

demikian, kebutuhan ini telah naik lebih besar daripada kemampuan pemerintah

untuk mengembangkan dan membangun faslilitas-fasilitas baru. (Khisty dan Lall,

Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2, 2003:98-99)

Akibatnya mudah dilihat. Kemacetan yang terjadi hampir di setiap jam-jam

sibuk dan hari-hari besar, tingkat kecelakaan kendaraan yang tinggi, dan

pemborosan bahan bakar yang semakin naik. Benar-benar dirasakan bahwa inilah

saatnya untuk bertindak tegas-dengan meminta “pengorbanan” guna membuat

sistem yang lebih efisien. Moda-moda transportasi alternatif telah diusulkan

sebagai kemungkinan pengganti mobil-mobil pribadi. Angkutan kereta api cepat

kini telah mencapai titik dimana pengguna jasa ini telah berkembang lebih banyak

daripada jumlah angkutan yang tersedia. Tetapi, orang-orang tetap menggunakan

mobil-mobil dan motor pribadi sebagai alat transportasi, sebab mobil dan

terutama sepeda motor memiliki keluwesan untuk menjangkau ruang terbuka

diantara koridor-koridor kemacetan dan ruas-ruas jalan berukuran kecil. Orang

mulai menerimanya karena muncul kesempatan untuk memiliki hunian keluarga-

tungga di dalam dan di sekeliling kota-kota besar. Gaya hidup saat ini sebenarnya

telah menciptakan ketergantungan yang lebih tinggi pada mobil dan mobil dan

mengurangi kebutuhan akan transit massal.

Dengan demikian, tampaklah bahwa faktor-faktor utama yang menentukan

penurunan penggunaan angkutan umum adalah:

1. Kemakmuran masyarakat

Page 5: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

5

2. Ketersediaan mobil dan motor yang terus membaik

3. Keinginan memiliki rumah di kawasan yang tenang

4. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perumahan dan

pengembangan jalan raya, yang secara tidak langsung mendorong

penggunaan mobil pribadi.

Faktor-faktor ini telah berpadu untuk menciptakan gaya hidup sehingga

angkutan umum tidak akan pernah kembali ke peran sebelumnya sebagai cara-

cara utama dalam melakukan perjalanan di perkotaan. Namun tampaknya kini

kebutuhan yang meningkat akan beberapa bentuk transportasi umum. Angkutan

Kereta api cepat bukanlah hal baru, tetapi sekarang peminatnya semakin banyak,

dan permintaan akan penambahan jumlah moda semakin banyak dilontarkan.

Di banyak kota, lajur bebas hambatan dicadangkan untuk penggunaan

khusus bus dan kendaraan penumpang lainnya, sudah mulai diadakan. Kota-kota

juga sedang menerapkan prosedur untuk mempercepat operasi bus di kawasan

pusat kota, seperti lajur cadangan yang khusus bus selama jam sibuk. Hal ini akan

memungkinkan bus tetap bergerak dan bukan berhenti pada kemacetan lalulintas.

Penyelesaian untuk masalah transportasi perkotaan bukanlah hal yang

sederhana. Masalah:masalah itu tak dapat hanya disesuaikan dengan ditetapkan,

diatur, atau dibeli. Suatu cara perencanaan transportasi umum kota yang matang

dan berkelanjutan harus dirancang sebaik mungkin, termasuk metode dasar

perencanaan sistem jalan rel dan bus.

2.2 DEFINISI DAN KLASIFIKASI ANGKUTAN MASSAL

Klasifikasi moda dilakukan untuk angkutan yang didasarkan pada tiga

karakteristik: (1) Hak-prioritas-jalan (R/W-right-of-way), (2) teknologi, dan (3)

Jenis pelayanan. Hak-prioritas-jalan (R/W) ialah sebidang lahan tempat

beroperasinya kendaraan angkutan umum. Ada tiga kategori dasar R/W, yang

dibedakan oleh derajat pemisahannya dari lalulintas lain:

Page 6: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

6

1. Kategori A: “terpisah-bidang atau “khusus”. Kategori ini merupakan

R/W yang terkendali sepenuhnya tanpa persilangan dengan rel kereta api

atau dengan jalur kendaraan lain. Dalam arti tertentu, kategori ini mirip

dengan sistem jalan bebas-hambatan

2. Kategori B: mencakup jenis R/W yang secara fisik terpisah dari

lalulintas lain, tetapi dengan persilangan sebidang untuk kendaraan dan

pedestrian, termasuk pula persimpangan biasa. Sistem kereta api-ringan

yang menyilangkan beberapa jalan pada permukaan tanah termasuk ke

dalam kategori ini

3. Kategori C: jalan permukaan tanah dengan lalulintas campuran.

Sebagian besar sistem bus dan sistem trem termasuk dalam kategori ini.

Teknologi moda transit berkaitan dengan fitur mekanis kendaraan dan jenis

rodanya. Setidaknya terdapat empat karakteristik penting moda transit: (1)

tumpuan antara kendaraan dan jenis rodanya – ban karet pada badan jalan aspal

dan roda baja pada rel baja; (2) kendaraan yang dapat dikemudikan atau

berpenuntun; (3) metode pendorongan; dan (4) cara-cara mengatur atau

mengendalikan kecepatan dan jarak antara kendaraannya secara longitudinal.

Contohnya motor, seorang pengemudi perlu mengendalikan kecepatan dan jarak

antara kendaraannya dan kendaraan lainnya yang searah untuk mencegah

kecelakaan.

Pelayanan angkutan umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

berdasarkan jenis rute dan perjalanan yang dilayaninya:

a. Angkutan jarak pendek. Angkutan ini melayani dengan kecepatan rendah

pada kawasan sempit dengan densitas perjalanan tinggi, seperi kawasan

perdagangan utama (CBD – Central Business District)

b. Angkutan kota, yang merupakan jenis lazim, melayani orang-orang yang

membutuhkan transportasi dalam kota

c. Angkutan regional yang melayani perjalanan jauh, berhenti beberapa kali, dan

umumnya memiliki kecepatan tinggi. Sistem kereta api cepat dan bus ekspres

termasuk ke dalam kategori ini.

Page 7: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

7

Cara lain untuk mengklasifikasikan pelayanan angkutan umum adalah

berdasarkan jadwal berhentinya, seperti pelayanan setempat dan pelayanan

ekspres. Klasifikasi ini berkaitan erat dengan kecepatan dan kepadatan penduduk.

Klasifikasi lainnya mengacu pada waktu operasi, seperti pelayanan jam sibuk atau

pelayanan keperluan khusus.

2.3 JENIS MODA TRANSIT UMUM

Beberapa uraian moda transportasi transit umum ialah:

Taksi, mobil yang dioperasikan oleh pengemudi dan disewa oleh pengguna

untuk perjalanan pribadi, yang disesuaikan seluruhnya pada keinginan

pengguna.

Angkutan umum, mobil yang dioperasikan oleh pengemudi dan beroperasi

di rute tetap, dengan jadwal disesuaikan dengan kemauan pengemudi.

Bus biasa, bus yang beroperasi di sepanjang rute tetap pada jadwal tetap.

Kendaraannya beragam dari minibus (20 hingga 35 tempat duduk) hingga

bus gandeng (hingga 130 tempat duduk)

Bus ekspres, bus yang menyediakan perjalanan cepat, nyaman di sepanjang

rutenya dengan tempat perhentian yang berjarak jauh.

Transit cepat, mencakup yang berikut: (1) Transit cepat kereta api-ringan

yang terdiri atas kendaraan kereta api-ringan yang beroperasi pada jalur

khusus saja. (2) Angkutan kereta api cepat, biasanya memiliki kendaraan rel

empat-gardan yang beroperasi dalam bentuk rangkaian hingga 10 gerbong

pada jalur khusus yang dikendalikan dengan kecepatan, keandalan, dan

kapasitas tinggi. Sebagian lagi menggunakan sistem otomatis.

2.3.1 Sistem Transit Bus

Sistem Transit bus meliputi bus yang berpoerasi pada jalan umum. Otorita

transit setempat biasanya mementukan rute, frekuensi, ongkos, dan tempat

perhentiannya. Ongkos ditentukan sama dan seragam atau didasarkan pada zona

atau jarak. Kendaraannya dapat mengangkut 12 sampai 240 penumpang dengan

campuran penumpang yang berdiri dan duduk. Layanan lokal dapat menerapkan

Page 8: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

8

perhentian yang lebih sering, sementara layanan ekspres mungkin hanya

membutuhkan sedikit tempat perhentian. Standar pelayanan ditentukan menurut

keandalan, frekuensi, waktu perjalanan, dan mutu pengendaraan.

Transit Bus memiliki keunggulan dalam hal keluwesan memenuhi

perubahan kebutuhan, dengan hampir tanpa biaya sama sekali. Perpanjangan,

perluasan, dan rute baru dapat diberikan dengan sedikit upaya dan biaya rendah.

Sistem transit yang menggunakan bus berkapasitas 40 sampai 120 tempat duduk

mampu mengangkut 2.400 hingga 15.000 penumpang dalam lalulintas campuran,

dengan kecepatan perjalanan (termasuk perhentian) dalam kisaran 12 hingga 25

km/jam.

Kecepatan dan kapasitas angkut dapat diperbaiki dengan menyediakan jalur

khusus bus, seperti yang sudah ada sekarang. Kinerja bus dapat menjadi

maksimum jika jalur bus tersebut dipisah dari lalulintas umum dengan median

atau penghalang, dengan persimpangan bersusun, atau prioritas di persimpangan.

Volume penumpang yang melebihi 30.000 penumpang per jam per lajur dan

kecepatan perjalanan hingga 30 km/jam pun dapat dicapai.

2.3.2 Sistem Transit Kereta Api Ringan

Sistem kereta api ringan (LRT-light rail transit) merupakan istilah umum

untuk kendaraan bertenaga listrik yang berjalan pada rel baja yang menjangkau

wilayah yang luas. Sistem ini beroperasi di sepanjang jalan, tetapi bisa saja

dibangun pada jalur layang, seperti sistem transit cepat yang dibangun di beberapa

kota besar di Asia. Sistem ini beroperasi dengan rangkaian satu hingga empat

gerbong. LRT yang lazim dengan dua gerbong memiliki kapasitas 500

penumpang. LRT yang beroperasi pada jalur khusus, seperti jalur layang,

kapasitasnya dapat mencapai 20.000 penumpang per jam per jalur pada kecepatan

antara 15-40 km/jam. LRT dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan kapasitas-

tinggi, cepat, dan sering. Secara teknologi, LRT lebih maju daripada trem dari

segi persinyalan dan kendali.

Page 9: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

9

2.3.3 Sistem Transit Kereta Api Cepat

Sistem kereta api cepat (RRT - rapid rail transit) yang disebut metro,

subway, atau tube, beroperasi pada hak prioritas-jalan khusus dan pada kecepatan

relatif tinggi dan dengan demikian menyediakan kapasitas jaringan yang paling

tinggi. Jalan layang dan bawah tanah adalah bentuk hak prioritas hak jalan yang

lazim. Ongkos yang tetap, ongkos zona, atau ongkos berdasarkan jarak ditagih

melalui sistem otomatos atau sistem penjualan karcis tertentu. Kereta api ini bisa

memuat 4 sampai 10 gerbong per rangkaian. Rangkaian yang lazim, katakanlah

enam gerbong dapat memiliki kapasitas 1.500 penumpang, duduk dan berdiri.

Beroperasi setiap 5-10 menit hingga maksimal per 2 jam dan dengan kecepatan

100 km/jam, kapasitasnya dapat mencapai 70.000 penumpang per jam per

jaringan.

RRT biasanya membutuhkan peralatan persinyalan dan kendali yang

canggih untuk memepertahankan kecepatan dan frekuensi tinggi dengan standar

keselamatan yang sangat tinggi. Penaikan dan penurunan penumpang yang cepat

dicapai dengan menyediakan peron berlantai tingg Sistem ventilasi dan eskalator

diperlukan untuk model bawah tanah. Biaya pembangunan, pemeliharaan, dan

pengoperasiannya sangat besar dan perubahan rutenya hampir tidak mungkin.

Rute RRT biasanya dari antar kota hingga antar provinsi.

2.4 PERENCANAAN INTEGRASI MODA TRANSPORTASI UMUM KOTA

Perencanaan integrasi transportasi umum kota yang kita bahas disini

meliputi pembangunan prasarana transportasi, penentuan jaringan rute perjalanan,

dan integrasi antarmoda yang efisien dan efektif.

Prasarana adalah segala hal yang dibutuhkan oleh sebuah sistem agar dapat

berjalan lancar. Pada bidang transportasi, kita kenal prasarana transportasi untuk

angkutan bus dan kereta api yang biasa kita jumpai adalah jalan raya, rel kereta

api, serta terminal.

Page 10: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

10

Jalan raya merupakan salah satu prasarana yang setiap saat kita gunakan

untuk melakukan perjalanan. Jalan raya dapat dikonstruksikan di bawah tanah

(kereta api bawah tanah), di permukaan tanah, dan melayang. Jalan raya dapat

dimanfaatkan dengan menggunakan kendaraan bermotor( mobil dan sepeda

motor) dan kendaraan tak bermotor (tenaga manusia, tenaga hewan, atau jalan

kaki)

Jalan rel merupakan kelompok jalan buatan yang terbuat dari baja yang

dilewati oleh roda yang terbuat dari baja dan sama dengan jalan raya, yaitu dapat

dikonstruksikan di bawah tanah (kereta api bawah tanah), di permukaan tanah,

dan melayang. Jalan rel hanya dapat digunakan oleh kendaraan beroda besi saja

(kereta api) secara eksklusif dalam arti tidak ada jenis kendaraan lain yang dapat

melewatinya.

Sedangkan terminal, secara umum pengertiannya untuk semua moda

transportasi adalah sama, yaitu tempat untuk memulai dan mengakhiri pergerakan

pindah. Untuk bus, istilah-istilah lainnya yang berkaitan adalah garasi, halte,

pangkalan, serta tempat parkir. Untuk kereta api, istilah ini dikenal dengan nama

stasiun kereta api.

Pada kondisi sekarang, dengan aktivitas penduduk yang semakin banyak

dan beragam jenisnya, tersebar lokasinya dan jadwal kegiatannya tak beraturan,

melakukan perjalanan dengan berjalan kaki pada jarak maksimal 500 sampai

1.000 meter mungkin suatu hal yang tidak bisa lagi dilakukan. Apalagi jika

membawa banyak barang, tuntutan kecepatan jadwal kegiatan (waktu) serta

pertimbangan lain seperti faktor kenyamanan, status, dan sebagainya, semakin

menyulitkan penduduk untuk berjalan kaki. Karena itu, siperlukan sekali suatu

dukungan alat transportasi sebagai penyambung setelah berjalan kaki. Akibatnya,

tentu saja dalam melakukan satu kali perjalanan, dari titik asal ke titik tujuan

pelaku perjalanan mutlak dan harus menggunakan satu atau lebih jenis moda

(bentuk) alat transportasi, mulai dari 2 jenis, 3 jenis, dan seterusnya. (Miro,

Pengantar Sistem Transportasi, 2012:93)

Page 11: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

11

Bergabungnya dua atau lebih jenis moda alat transportasi dalam melayani

pelaku perjalanan dalam satu kali perjalanan asal-tujuan dikenal dengan

keterpaduan atau integrasi moda transportasi. Keterpaduan ini biasanya sering

dijumpai di titik-titik pembarhentian atau pembaerangkatan seperti pada terminal

mulai dari bentuk garasi rumah, tempat pemberhentian pinggir jalan, halte,

terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan sungai, penyeberangan, pelabuhan,

bahkan sampai ke bandar udara. Dalam prakteknya, keterpaduan (integrasi) dua

atau lebih jenis alat transportasi ini dibagi menjadi dua, yaitu:

2.4.1 Keterpaduan Dua Kendaraan Sejenis

Terpadunya dua atau lebih moda transportasi sejenis (intra-moda) dalam

melayani satu kali perjalanan asal-tujuan disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

a. Kondisi rute (trayek) transportasi di suatu daerah, wilayah, atau kota

b. Kondisi pola tata ruang dan tata guna lahan suatu wilayah dan kota

c. Penyebaran lokasi kegiatan yang tidak berimbang mendapatkan

pelayanan sistem transportasi

d. Tidak samanya karakteristik dan kondisi teknis setiap jenis alat

transportasi, dll

Dengan demikian, akhirnya pelaku perjalanan terpaksa menggunakan dua

atau lebih kendaraan yang sama (sejenis) untuk satu kali perjalanan asal-tujuan.

Sebagai contoh, bus kota dari terminal “a” ke terminal “b” berintegrasi dengan

bus kota dari terminal “x” ke terminal “y” untuk perjalanan dari titik asal terminal

“a” ke titik tujuan terminal “y”.

2.4.2 Keterpaduan Dua atau Lebih Kendaraan Berlainan Jenis.

Terpadunya dua atau lebih moda transportasi yang berlainan jenis (antar-

moda) dalam melayani satu kali perjalanan asal-tujuan disebabkan oleh faktor-

faktor berikut:

a. Karakteristik alat transportasi baik dari segi teknis, ekonomis, dan

praktis.

Page 12: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

12

b. Kondisi geografis wilayah tempat beradanya perjalanan manusia atau

barang dari asal ke tujuan

c. Lokasi tujuan perjalanan; termasul di sini maksud dari pelaku perjalanan

(manusia atau barang)

Dengan demikian, akhirnya pengintegrasian dua atau lebih moda

transportasi yang berbeda jenis/bentuk untuk melayani perjalanan manusia atau

barang dari asal ke tujuan merupakan suatu yang mutlak dilakukan.

Pada perencanaan sistem transportasi di kota-kota besar, pengintegrasian

moda-moda transportasi, baik intra maupun antar-moda menjadi penting untuk

dibangun. Di bagian pusat kota yang sibuk dan sempit, penyediaan moda

transportasi yang lengkap, terpadu, dan teratur sangat dibutuhkan. Di kota-kota

seperti itu, perjalanan antar-moda jalan raya-jalan rel menjadi keharusan.

Sebagai contoh (dari yang sederhana) adalah:

1. Pelaku perjalanan (manusia) yang menggunakan angkutan umum dengan

maksud melakukan perjalanan untuk tugas rutin harian (bekerja) dengan

lokasi kerja di lantai 15 dalam suatu gedung bertingkat. Untuk satu kali

perjalanan menggunakan 4 jenis moda transportasi yang berlainan yang

diintegrasikan yaitu:

Pertama : moda berjalan kaki dari rumah ke pangkalan ojek

Kedua : moda ojek dari pangkalan ojek ke terminal bus kota

Ketiga : moda bus kota ke lokasi gedung kantor

Keempat : moda lift dari lantai 1 ke ruang kerja di lantai 15

2. Pelaku perjalanan (barang ekspor sebuah pabrik) yang akan dikirim ke negara

tujuan ekspor memerlukan dua jenis alat/moda transportasi yang berlainan

untuk diintegrasikan dalam satu kali perjalanan ke lokasi pasar negara tujuan

ekspor yaitu:

Pertama : moda truk dari gudang pabrik ke gudand pelabuhan negara

asal

Page 13: Angkutan Kereta Massal Dan Angkutan Bus Kota Sebagai Bagian Dari Perencanaan Transportasi Kota

13

Kedua : moda (kendaraan) kapal laut dari pelabuhan negara asal ke

pelabuhan negara tujuan untuk selanjutnya dengan truk ke lokasi

pasar.

3 PENUTUP

Perencanaan sistem transportasi umum kota membutuhkan pengintegrasian

moda transportasi, baik integrasi intra-moda maupun antar-moda. Moda

transportasi yang diintegrasikan umumnya berupa angkutan bus kota dan

angkutan kereta api, karena keduanya dirasa paling mudah diintegrasikan dan

pembuatan rute perjalanan yang menggunakan kedua moda juga mudah

dilakukan. Tentu saja, negara-negara maju dan berkembang sudah

mengembangkan model perencanaan ini sejak lama, karena perkembangan kota

dimotori salah satunya oleh kemudahan perjalanan dari dan ke suatu daerah, dan

ketersediaan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang distribusinya dipengaruhi

oleh sistem transportasi yang handal. Di masa mendatang, sistem transportasi

akan semakin dikembangkan dengan teknologi-teknologi baru yang semakin

canggih, dan perencanaan-perencanaan yang semakin matang, mengingat

kebutuhan masyarakat akan kemudahan bepergian dan penyediaan barang ke

dalam maupun ke luar daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Catanese, Anthony J. Dan Snyder. James C. (1988), Perencanaan Kota

(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Khisty, C. Jotin dan Lall, B. Kent (2003), Dasar-dasar Rekayasa Transportasi

(Terjemahan). Edisi ke-3, Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Miro, Fidel (2012), Pengantar Sistem Transportasi, Jakarta: Penerbit Erlangga.