146581327-tetanus

17
REFERAT TETANUS Disusun Oleh : Rindy Oktavica Ginianta Suci Zahara Ria Dianty Mudzakir Pembimbing : Dr.Cep Juli, SpS

Upload: salsabila

Post on 09-Apr-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tetanus

TRANSCRIPT

Page 1: 146581327-Tetanus

REFERATTETANUS

Disusun Oleh :Rindy Oktavica Ginianta

Suci ZaharaRia Dianty Mudzakir

Pembimbing :Dr.Cep Juli, SpS

Page 2: 146581327-Tetanus

Gangguan neurologis ditandai dengan me

tonus otot dan spasme, disebabkan

tetanospasmin (toksin protein yang kuat yang

dihasilkan oleh Clostridium tetani )

EtiologiClostridium tetani

bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat membentuk spora, dan

berbentuk drumstick.

Definisi

Page 3: 146581327-Tetanus

Lesi kulit kronik (ulkus, abses, gangren), penyalahguna narkotika parenteral, post operasi (4% kasus) dengan onset 7 hari post operasi. Diabetes mellitus (12% kasus), 69% nya akibat cedera akut, dan 25% nya dengan ulkus diabetik. Usia lanjut juga merupakan faktor resiko tetanus karena imunitas tetanus menurun seiring bertambahnya umur.

Faktor risiko tetanus neonatorum: Ibu yang tidak tervaksinasi, kelahiran dirumah, pemotongan tali pusat yang

tidak higienis. Riwayat tetanus neonatorum pada seorang anak menjadi faktor resiko

tetanus neonatorum pada anak berikunya (eMedicine).

Faktor Risiko

Page 4: 146581327-Tetanus

Patomekanisme

Page 5: 146581327-Tetanus

Manifestasi Klinis

Masa inkubasi 5-14 hari, tetapi bisa

lebih pendek (1 hari atau lebih lama 3 atau beberapa minggu)

Ada tiga bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni:• Localited tetanus

( Tetanus Lokal ) • Cephalic Tetanus • Generalized tetanus

(Tetanus umum)• Dan ada Neonatal

tetanus.

Karakteristik dari tetanus• Kejang bertambah berat

selama 3 hari pertama, menetap selama 5 -7 hari. Setelah 10 hari kejang berkurang frekuensinya , Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.

• Tegangaan otot terutama pada rahang dari leher. Kemudian timbul trismua

• kuduk kaku• Risus sardonicus• Gambaran Umum yang

khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai dengan eksistensi, lengan kaku dengan mengepal

• Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis ( pada anak ).

Page 6: 146581327-Tetanus

KlasifikasiMenurut berat

ringannya tetanus • Tetanus ringan

• Trismus lebih dari 3 cm, tidak disertai kejang umum walaupun dirangsang.

• Tetanus sedang• trismus kurang dari 3

cm dan disertai kejang umum bila dirangsang.

• Tetanus berat• trismus kurang 1 cm

dan disertai kejang umum yang spontan.

Cole dan Youngman (1969) membagi tetanus

umum • Grade I: ringan• Masa inkubasi lebih dari 14 hari.• Period of onset > 6 hari• Trismus positif tapi tidak berat• Sukar makan dan minum tetapi disfagi tidak ada

• Lokalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa spasme disekitar luka dan kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari.

• Grade II: sedang• Masa inkubasi 10-14 hari• Period of onset 3 hari atau kurang• Trismus dan disfagi ada• Kekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tetapi dispnoe dan sianosis tidak ada

• Grade III: berat• Masa inkubasi < 10 hari• Period of onset < 3 hari• Trismus dan disfagia berat• Kekakuan umum dan gangguan pernapasan asfiksia, ketakutan, keringat banyak dan takikardia.

Page 7: 146581327-Tetanus

DiagnosisDiagnosis tetanus dapat diketahui berupa :1.Gejala klinik

- Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus ( sardonic smile ). 2. Adanya luka yang mendahuluinya3. Kultur: C. tetani (+). 4. Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

Tes Spatula: Dilakukan secara bedside Tes sederhana ini dilakukan dengan cara menempelkan tongue spatula ke orofaring. Prinsipnya, tes ini merangsang “reflex gag”, dan pasien mencoba untuk

memuntahkan spatula (Tes negatif). Pada tetanus, pasien mengalami spasme reflex dari masseter dan menggigit

spatula (Tes positif). Dari 400 pasien, tes ini memiliki sensitivitas 94% dengan spesifisitas 100%.

Page 8: 146581327-Tetanus

PenatalaksanaanUmum

Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa: Membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik), membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan H202 ,dalam hal ini penata laksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan 1 -2 jam setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitar luka disuntik ATS.

Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut dan menelan. Bila ada trismus, makanan dapat diberikan personde atau parenteral.

Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita

Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu. engatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

Page 9: 146581327-Tetanus

Obat - ObatanAntibiotik :

Diberikan parenteral Peniciline 1,2juta unit / hari selama 10 hari, IM. Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan Peniciline dosis 50.000 Unit / KgBB/ 12 jam secafa IM diberikan selama 7-10 hari. Bila tersedia Peniciline intravena, dapat digunakan dengan dosis 200.000 unit /kgBB/ 24 jam, dibagi 6 dosis selama 10 hari. Bila penderita alergi penisilin.Tertasiklin : 30-50 mg/kgbb/hari dalam 4 dosisEritromisin : 50 mg/kgbb/hari dalam 4 dosis, selama 10 hari.Metronidazole loading dose 15 mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5

mg/KgBB tiap 6 jamAnti tetanus toksin :

Dosis ATS 50.000-100.000 u yang diberikan setengah lewat i.v. dan setengahnya i.m. pemberian lewat i.v.diberikan selama 1-2 jam. Antitoksin lain yang dapat digunakan yaitu Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) dengan dosis 3000-6000 U, satu kali pemberian saja, secara IM

Page 10: 146581327-Tetanus

Pemberian Tetanus Toksoid (TT) secara I.M. Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai.

AntikonvulsanDiazepam 0,5 – 1,0 mg/kg Berat badan / 4 jam

(IM)Meprobamat 300 – 400 mg/ 4 jam (IM) Klorpromasin 25 – 75 mg/ 4 jam (IM) Fenobarbital 50 – 100 mg/ 4 jam (IM)

Page 11: 146581327-Tetanus
Page 12: 146581327-Tetanus

KomplikasiPada saluran pernapasan

Oleh karena spasme otot-otot pernapasan dan spasme otot laring dan seringnya kejang menyebabkan terjadinya asfiksia. Karena akumulasi sekresi saliva serta sukar menelan air liur dan makanan dan minuman sehingga sering terjadi pneumonia aspirasi, atelektasis akibat obstruksi oleh secret. Pneumothoraks dan mediastinal emfisema biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi.

Pada kardiovaskularKomplikasi berupa aktivitas simpatis meningkat antara lain berupa takikardia, hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium.

Pada tulang dan ototPada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi perdarahan dalam otot. Pada tulang dapat terjadi fraktur columna vertebralis akibat kejang yang terus menerus terutama pada anak dan orang dewasa, beberapa peneliti melaporkan juga dapat miositis ossifikans sirkumskripta.

Page 13: 146581327-Tetanus

Komplikasi yang lain :Laserasi lidah akibat kejangDekubitus karena penderita berbaring satu

posisi sajaPanas yang tinggi karena infeksi sekunder

atau toksin yang menyebar luas dan mengganggu pusat oengatur suhu.

Penyebab kematian pada tetanus ialah akibat komplikasi yaitu : bronkopneumonia, cardiac arrest, septicemia dan pneumothoraks.

Page 14: 146581327-Tetanus

Prognosa Masa inkubasi

Makin panjang masa inkubasinya makin ringan penyakitnya, sebaliknya makin pendek masa inkubasi penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi < 7 hari tergolong berat.

UmurMakin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya makin jelek.

Period of onsetPeriod of onset adalah waktu antara timbulnya gejala tetanus, misalnya trismus sampai terjadinya kejang umum. Kurang dari 48 jam, prognosanya jelek.

PanasPada tetanus tidak selalu ada febris. Adanya hiperpireksia prognosanya jelek.

PengobatanPengobatan yang terlambat prognosanya jelek.

Ada tidaknya komplikasiFrekusensi kejang

Semakin sering prognosanya makin jelek.

Page 15: 146581327-Tetanus

PENCEGAHAN

Merawat luka

secara adekuat.

Mencegah terjadinya

luka.

Imunisasi aktif

Pemberian ATS / TIG dalam

beberapa jam setelah luka

Page 16: 146581327-Tetanus

Daftar Pustaka Hendarwanto. llmu Penyakit Dalam, jilid 1, Balai Penerbit FK UI, Jakarta:

2001, 49- 51. Mardjono, mahar. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta:2004. 322. http://emedicine.medscape.com/article/786414-overview http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=

pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-prmh279.htm Lubis, U. N., 2004. Tetanus Lokal pada Anak. Available from :

www.kalbe.co.id/files/cdk/files/15. Accested : Oct 16, 2007. Ismoedijanto, and Darmowandowo, W., 2006. Tetanus. Available from :

www.pediatrik.com. Accested : Oct 16, 2007. Silalahi, L., 2004. Tetanus. Available from : www.tempointeraktif.com.

Accested : Oct 16, 2007. Tami, 2005. Tetanus, Infeksi yang Mematikan. Available from :

www.jilbab.or.id/content/view/456/36/. Accested : Oct 16, 2007. Suraatmaja, S., and Soetjiningsih, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi

Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah. Fakultas Kedokteran Udayana. Denpasar.

Page 17: 146581327-Tetanus