145433714-jurnal-keperawatan

9
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012 z 77 ANALISIS KEBUTUHAN SUMBER DAYA PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK, SUMATERA BARAT ANALYSIS OF RESOURCE REQUIREMENTS OF HEALTH PROMOTION AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL SOLOK CITY, WEST SUMATERA Syukra Alhamda Jurusan Keperawatan Gigi Bukittinggi, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Padang ABSTRACT Background: The Implementation of Health Promotion Pro- gram at the hospital is an effort to manpower workers and other community hospitals in maintain, enhance and protect their health, through increased knowledge, willingness and ability to healthy life style in the hospital. Objective: This study aimed to explore information concern- ing health promotion resources in the hospital, with respect to human resources, fuunding and infrastructure Method: This study was conducted to explore the implemen- tation of health promotion programs in the hospital with a sys- tems approach. This study used qualitative methods in-depth interviews with the Director of Regional General Hospital Solok City, Head of Section Officer, Health Promotion Coordinator at the Hospital, Section Chief of Service, Head Room, Chief Of- ficer Installation and Polyclinic to represent all programs that integrate health promotion in hospital, and conduct document review of the implementation process. Result: The results showed that the implementation of health promotion programs have not been gone well, the programs were not accordance with the instructions in the manual imple- mentation of health promotion in hospitals issued by the Minis- try of Health. There was a lack of infrastructure facilities re- quired for the implementation of health promotion as well as lack of guidelines and procedures. Most officers do not have the same understanding about the human resource for con- ducted health promotion. Conclutions: The conclusion of this research is the manage- ment and decision-makers to put the manpower in accordance with the educational background of health promotion with an interest and talent in health promotion in hospitals, and not least the importance of providing training for existing staff. For the management of Regional General Hospital Solok City and coordinator of Health Promotion in Hospitals (PKRS) in order to create an integrated health promotion planning with other pro- grams at the hospital, so the goal of health promotion in hospi- tals can be achieved. Keywords: resource requirements, health promotion, human resources ABSTRAK Latar Belakang: Pelaksanaan program promosi di rumah sakit merupakan upaya untuk memperdayakan petugas dan masyarakat rumah sakit lainnya dalam memelihara, meningkat- kan dan melidungi kesehatannya, melalui peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan dalam berperilaku hidup sehat di rumah sakit. Tujuan: Untuk menggali informasi tentang ketersediaan sumber daya promosi kesehatan di rumah sakit dari segi tenaga, dana, dan sarana prasarana tenaga di RSUD Solok. Metode: Penelitian ini dilakukan untuk menggali serta melihat gambaran pelaksanaan program promosi kesehatan di rumah sakit dengan pendekatan sistem. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam pada Direktur RSUD Solok, Kasi Kepegawaian, Koordinator Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS), Kasi Pelayanan, Kepala Ruangan, Kepala Instalasi dan Petugas Poliklinik yang dianggap mewakili seluruh program yang berintegrasi dengan promosi kesehatan di rumah sakit, serta melakukan telaah dokumen terhadap proses pelaksanaannya. Hasil: Pelaksanaan program promosi kesehatan belum berjalan dengan baik dan belum sesuai dengan petunjuk pada buku pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI. Fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan serta pedoman dan prosedur tetap pelaksanaan promosi kesehatan bagi seluruh petugas masih kurang. Sebagian besar petugas belum mempunyai pemahaman yang sama mengenai jumlah tenaga penanggung jawab promosi kesehatan. Kesimpulan: Pihak manajemen dan para pengambil keputusan agar menempatkan tenaga yang sesuai dengan latar pendidikan promosi kesehatan disertai minat dan bakat dalam promosi kesehatan di rumah sakit, dan tak kalah pentingnya memberikan pelatihan-pelatihan taupun training bagi petugas yang sudah ada. Bagi pihak manajemen RSUD Solok beserta koordinator PKRS agar membuat perencanaan promosi kesehatan terpadu dengan program-program lainnya di rumah sakit, sehingga tujuan promosi kesehatan di rumah sakit dapat tercapai dengan baik. Kata kunci: promosi kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sumber daya promosi kesehatan PENGANTAR Tujuan Program Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) adalah untuk melakukan proses reorientasi pelayanan kesehatan yang fokus kepada pelayanan pengobatan menuju pelayanan kesehatan yang menyeluruh dengan menggunakan lima prinsip promosi kesehatan, di antaranya: 1) management policy, 2) patient assesment, 3) patient information, 4) promoting a healthy workplace, and 5) continuity and cooperation. 1 JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN VOLUME 15 No. 02 Juni z 2012 Halaman 77 - 85 Artikel Penelitian

Upload: fransiskus-christ-bebex

Post on 26-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: 145433714-jurnal-keperawatan

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012 77

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

ANALISIS KEBUTUHAN SUMBER DAYA PROMOSI KESEHATANDI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK, SUMATERA BARAT

ANALYSIS OF RESOURCE REQUIREMENTS OF HEALTH PROMOTION ATTHE REGIONAL GENERAL HOSPITAL SOLOK CITY, WEST SUMATERA

Syukra AlhamdaJurusan Keperawatan Gigi Bukittinggi,

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Padang

ABSTRACTBackground: The Implementation of Health Promotion Pro-gram at the hospital is an effort to manpower workers andother community hospitals in maintain, enhance and protecttheir health, through increased knowledge, willingness andability to healthy life style in the hospital.Objective: This study aimed to explore information concern-ing health promotion resources in the hospital, with respect tohuman resources, fuunding and infrastructureMethod: This study was conducted to explore the implemen-tation of health promotion programs in the hospital with a sys-tems approach. This study used qualitative methods in-depthinterviews with the Director of Regional General Hospital SolokCity, Head of Section Officer, Health Promotion Coordinator atthe Hospital, Section Chief of Service, Head Room, Chief Of-ficer Installation and Polyclinic to represent all programs thatintegrate health promotion in hospital, and conduct documentreview of the implementation process.Result: The results showed that the implementation of healthpromotion programs have not been gone well, the programswere not accordance with the instructions in the manual imple-mentation of health promotion in hospitals issued by the Minis-try of Health. There was a lack of infrastructure facilities re-quired for the implementation of health promotion as well aslack of guidelines and procedures. Most officers do not havethe same understanding about the human resource for con-ducted health promotion.Conclutions: The conclusion of this research is the manage-ment and decision-makers to put the manpower in accordancewith the educational background of health promotion with aninterest and talent in health promotion in hospitals, and notleast the importance of providing training for existing staff. Forthe management of Regional General Hospital Solok City andcoordinator of Health Promotion in Hospitals (PKRS) in order tocreate an integrated health promotion planning with other pro-grams at the hospital, so the goal of health promotion in hospi-tals can be achieved.

Keywords: resource requirements, health promotion, humanresources

ABSTRAKLatar Belakang: Pelaksanaan program promosi di rumah sakitmerupakan upaya untuk memperdayakan petugas danmasyarakat rumah sakit lainnya dalam memelihara, meningkat-kan dan melidungi kesehatannya, melalui peningkatanpengetahuan, kemauan dan kemampuan dalam berperilakuhidup sehat di rumah sakit.

Tujuan: Untuk menggali informasi tentang ketersediaan sumberdaya promosi kesehatan di rumah sakit dari segi tenaga, dana,dan sarana prasarana tenaga di RSUD Solok.Metode: Penelitian ini dilakukan untuk menggali serta melihatgambaran pelaksanaan program promosi kesehatan di rumahsakit dengan pendekatan sistem. Penelitian ini menggunakanmetode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalampada Direktur RSUD Solok, Kasi Kepegawaian, KoordinatorPromosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS), Kasi Pelayanan,Kepala Ruangan, Kepala Instalasi dan Petugas Poliklinik yangdianggap mewakili seluruh program yang berintegrasi denganpromosi kesehatan di rumah sakit, serta melakukan telaahdokumen terhadap proses pelaksanaannya.Hasil: Pelaksanaan program promosi kesehatan belum berjalandengan baik dan belum sesuai dengan petunjuk pada bukupedoman pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit yangdikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI. Fasilitas saranadan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan sertapedoman dan prosedur tetap pelaksanaan promosi kesehatanbagi seluruh petugas masih kurang. Sebagian besar petugasbelum mempunyai pemahaman yang sama mengenai jumlahtenaga penanggung jawab promosi kesehatan.Kesimpulan: Pihak manajemen dan para pengambil keputusanagar menempatkan tenaga yang sesuai dengan latar pendidikanpromosi kesehatan disertai minat dan bakat dalam promosikesehatan di rumah sakit, dan tak kalah pentingnya memberikanpelatihan-pelatihan taupun training bagi petugas yang sudahada. Bagi pihak manajemen RSUD Solok beserta koordinatorPKRS agar membuat perencanaan promosi kesehatan terpadudengan program-program lainnya di rumah sakit, sehinggatujuan promosi kesehatan di rumah sakit dapat tercapai denganbaik.

Kata kunci: promosi kesehatan, sumber daya manusiakesehatan, sumber daya promosi kesehatan

PENGANTARTujuan Program Promosi Kesehatan di Rumah

Sakit (PKRS) adalah untuk melakukan prosesreorientasi pelayanan kesehatan yang fokus kepadapelayanan pengobatan menuju pelayanan kesehatanyang menyeluruh dengan menggunakan lima prinsippromosi kesehatan, di antaranya: 1) managementpolicy, 2) patient assesment, 3) patient information,4) promoting a healthy workplace, and 5) continuityand cooperation.1

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANVOLUME 15 No. 02 Juni 2012 Halaman 77 - 85

Artikel Penelitian

Page 2: 145433714-jurnal-keperawatan

78 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012

Syukra Alhamda: Analisis Kebutuhan Sumber Daya Promosi Kesehatan

Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwapendistribusian tenaga kesehatan merupakan masa-lah kesehatan sesudah pembiayaan kesehatan. Pen-distribusian tenaga kesehatan merupakan kesulitankedua yang dialami terutama dalam era desen-tralisasi.2 Isu-isu yang paling relevan adalah berkaitandengan sumber daya manusia (SDM) dan suplai tena-ga yang mengakibatkan distribusi tenaga tidakmerata. Isu lain dalam manajemen SDM adalah tidaktersedianya sistem informasi yang memadai, sehing-ga informasi yang bersifat mendasar (seperti jumlahpegawai, jenis tenaga, lokasi, pangkat dan gaji) tidaktersedia. Hal ini berakibat pengambilan keputusanyang tidak berlandaskan bukti sehingga distribusipetugas tidak merata.2 Sejak era reformasi, paradig-ma sehat digunakan sebagai paradigma pembangun-an kesehatan. Melalui paradigma ini berarti pemba-ngunan kesehatan harus lebih mengutamakan upa-ya-upaya promotif dan preventif, tanpa pengabaianupaya kuratif dan rehabilitatif. Berdasarkan hal ter-sebut program promosi kesehatan mendapat tempatyang sangat penting dalam pembangunan kesehatandi Indonesia dan tentunya pemerintah harus menye-diakan sumber daya kesehatan untuk mewujudkanpembangunan kesehatan tersebut.3

Penyelenggaraan PKRS sangat erat kaitannyadengan fungsi pelayanan promotif, preventif, kuratifdan rehabilitatif. Selain terkait dengan fungsi rumahsakit di bidang pendidikan yang akan melaksanakanpelatihan-pelatihan PKRS, serta memberikaninformasi tentang kesehatan dan pelayanankesehatan. Kodeki3 juga menyebutkan bahwa dalammemberikan pelayanan seorang tenaga medis harusmemperhatikan semua aspek pelayanan kesehatanbaik itu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatifsehingga diharapkan pasien mendapatkan pelayanankesehatan yang bermutu dan diwujudnya pelayananprima oleh pihak rumah sakit. Demikian juga petugasrumah sakit mempunyai kewajiban melakukan pela-yanan yang bermutu dan proposional, serta StandarOperasional Prosedur (SOP) serta patuh terhadapketentuan tata tertib rumah sakit.3 Untuk mewujud-kan pelayanan prima, promosi kesehatan rumah sakitsangat berperan dalam penangganan pasien sertaterciptanya lingkungan rumah sakit yang sehat.Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS)berperan dalam perilaku hidup bersih dan sehatpetugas rumah sakit, mencegah terjadinya penyakitnasokomial, serta mampu memperdayakan pasiendan keluarganya bahkan masyarakat sekitarnyaserta menjadi teladan di sekitar lingkungan kerja.4

Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS)adalah upaya untuk memperdayakan petugas rumah

sakit serta masyarakat dalam rumah sakit dalammemelihara, meningkatkan dan melindungi kese-hatannya, melalui peningkatan pengetahuan,kemauan dan kemampuan, serta mengembangkaniklim rumah sakit yang mendukung untuk melakukanperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk mencapaikeberhasilan promosi kesehatan di rumah sakit halyang perlu diperhatikan adalah ketersediaan tenagabaik itu keaktifannya maupun pengetahuannya, keter-sediaan dana, sarana dan prasarana untuk promosikesehatan di rumah sakit dan pengawasan dari pim-pinan. Proses pelaksanaan promosi kesehatan dirumah sakit yang pertama tentu adalah perencanaandan jadwal kegiatan, sehingga kegiatan dapatberjalan dengan baik dan terorganisir. Kedua adalahpelaksanaannya, supaya prosesnya baik dari awalsampai akhir dan hambatannya dapat diketahui.Ketiga adalah evaluasi untuk mengetahui keberhasil-an program promosi kesehatan di rumah sakit danmengidentifikasi permasalahan.4

Gambaran kegiatan promosi kesehatan di RSUDSolok sudah mulai berjalan karena pada awal tahun2008 RSUD Solok melakukan proses persiapanpenilaian akreditasi dua belas pelayanan dan dilanjut-kan proses peningkatan status rumah sakit tipe Bpada awal tahun 2011. Saat penilaian akreditasi,PKRS masih di bawah pengelolaan Kepala SeksiPerawatan, dengan nama Penyuluhan KesehatanMasyarakat Rumah Sakit (PKMRS) dikelola olehKasubsi PKMRS. Selanjutnya untuk memenuhipenilaian akreditasi maka dibentuklah PKRS denganKepala Subseksi PKMRS merangkap sebagaitenaga PKRS dengan disiplin ilmunya SarjanaKesehatan Masyarakat jurusan Promosi Kesehatan.Adanya tenaga PKRS kegiatan promosi kesehatandi rumah sakit mulai dilaksanakan walaupun belummaksimal.

Perilaku pengunjung dan petugas di RSUD Solokyang tidak mencerminkan budaya hidup bersih dansehat masih terlihat, pengunjung rumah sakit masihbanyak merokok di ruangan pasien terutamakeluarga pasien yang membesuk dan terkadangmalah pasien sendiri yang merokok. Petugas rumahsakit juga melakukan hal yang sama dan perilakutersebut sudah membudaya walaupun sangat tidakbaik serta bertentangan dengan kaidah kesehatan.Para pengunjung rumah sakit masih banyakmembuang sampah di sembarang tempat, petugasmasih mencampurkan pembuangan sampah medikdan non medik. Di ruangan rawat jalan dan rawatinap rumah sakit masih belum bersih. Ditambahdengan meningkatnya status RSUD Solok menjadirumah sakit tipe B, tentu tantangan ke depannya

Page 3: 145433714-jurnal-keperawatan

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012 79

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatsemakin meningkat dan beragam. Rumah SakitUmum Daerah (RSUD) Solok juga telah menerapkanpelayanan dengan menempatkan tenaga customerservice untuk menyapa, menyambut, mengantarkandan membantu para pengunjung baik pasien maupunkeluarga pasien. Itu adalah bagian dari strategi RSUDSolok yang ingin menerapkan mottonya yaitu: ”San-tun dalam Melayani, Cepat dan Tepat dalam Bertin-dak”. Penerapan konsep-konsep seperti itu diharap-kan RSUD Solok maju selangkah dari rumah sakitlainnya di Sumatera Barat. Begitu juga dengan pene-rapan kegiatan PKRS baik promosi kesehatan diluar gedung dan di dalam gedung RSUD Solok jugabelum maksimal karena hanya ada satu tenagaPKRS, sehingga tujuan dan sasaran dari kegiatantersebut belum terlaksana dengan baik. Untuk me-maksimalkan kegiatan PKRS di RSUD Solok, pihakmanajemen rumah sakit memperbantukan dua tena-ga konselor agama dari provinsi yang dikontrak un-tuk membantu pelayanan.

Tujuan penelitian ini adalah menggali informasitentang ketersediaan sumber daya promosi kese-hatan di rumah sakit dari segi tenaga, dana dansarana prasarana tenaga di RSUD Solok.

BAHAN DAN CARA PENELITIANPenelitian ini menggunakan disain kualitatif

untuk memberikan informasi mendalam mengenaikebutuhan dan ketersediaan sumber daya promosikesehatan di RSUD Solok. Informan dalam penelitiantujuh orang yang terdiri dari Direktur RSUD Solok,Kepala Seksi Kepegawaian, Kepala Seksi Pelayan-an, Petugas di poliklinik, Kepala Ruangan, KepalaInstalasi dan Petugas PKRS.

Instrumen yang dipakai dalam penelitian iniadalah wawancara mendalam, alat pencatat danperekam. Instrumen lain adalah ceklis untuk pe-nelusuran dokumen yang ada di rumah sakit daninstrumen utama adalah peneliti sendiri yangmelakukan wawancara mendalam.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawan-cara mendalam terhadap informan mengenai kebu-tuhan sumber daya PKRS di rumah sakit. Padapenelitian ini digunakan panduan wawancara men-dalam dan direkam. Wawancara mendalam dilaku-kan kepada Direktur RSUD Solok, Kepala SeksiKepegawaian, Kepala Seksi Pelayanan, Petugas dipoliklinik, Kepala Ruangan, Kepala Instalasi dan pe-tugas PKRS sebagai penanggung jawab terhadappelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit.Penelusuran dokumen untuk melihat kebutuhan danketersediaan sumber daya PKRS, meliputi dokumenketenagaan yang ada, alokasi dana operasional

PKRS, dan dokumen inventarisasi sarana danprasarana

Untuk mendapatkan data yang valid digunakanmetode triangulasi, yaitu mengkombinasikan metodewawancara mendalam dan penelusuran dokumen.

Analisis data dilakukan dengan cara analisisisi yaitu dengan mencatat, dibuat matriks dan analisissecara manual. Prosesnya dimulai dengan mengum-pulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber baikwawancara mendalam maupun penelusuran doku-men ketenagaan, alokasi dana operasional PKRS,dan dokumen inventarisasi sarana dan prasarana,kemudian dilanjutkan dengan proses transkip datadengan menuliskan semua data yang didapat dariwawancara mendalam. Selanjutnya dilakukan ana-lisis data lapangan secara konsisten dan berulangyang merujuk pada penelitian, dilanjutkan denganmengatur atau membuat urutan data atau mengodingdata, selanjutnya melakukan kategorisasi data un-tuk dipindahkan dalam pengelompokkan data daninterprestasi data pada matriks wawancara menda-lam, dan terakhir mengidentifikasi hasil penelitianini dan membandingkan dengan teori yang ada.

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN1. Gambaran Umum RSUD Solok

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solokdiresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat padatanggal 7 April 1984. Rumah sakit ini dikelola olehpemerintah Provinsi Sumatera Barat, mempunyai203 tempat tidur dan pembiayaannya masih sangattergantung kepada anggaran pusat dan daerahPropinsi Sumatera Barat. Dilihat dari perkembanganrumah sakit tiga tahun terakhir (2008-2010) terlihatkecenderungan peningkatan kunjungan jumlahpasien rawat jalan yang cukup signifikan.

Jumlah kunjungan rawat jalan dari tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sebesar 37,4% dantahun 2009-2010 mengalami peningkatan sebesar14,9%. Berdasarkan indikator kinerja pelayananrawat inap, BOR berada di atas standar Depkes (60%- 70%). Tahun 2008 yaitu 84%, tahun 2009 sebesar85% dan tahun 2010 sebesar 83,1%. Di sampingpeningkatan jumlah kunjungan, juga terjadi persaing-an rumah sakit yang semakin kompetitif di daerahsekitarnya seperti RSUD Aro Suka, RSUD Sijunjungdan klinik-klinik lainnya di Solok.

Kondisi ini tentu menuntut rumah sakit untukdapat lebih berbenah diri, membuat perencanaanyang matang, sehingga RSUD Solok dapat menjadirumah sakit yang terunggul dalam pelayanan diPropinsi Sumatera Barat tahun 2015 sesuai denganvisi yang telah ditetapkan.5

Page 4: 145433714-jurnal-keperawatan

80 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012

Syukra Alhamda: Analisis Kebutuhan Sumber Daya Promosi Kesehatan

Sumber Daya RSUD Soloka. Tenaga

Saat ini RSUD Solok memiliki jumlah tenagamedis, non medis dan penunjang lainnya sebanyak282 orang. Tenaga promosi kesehatan di RSUD Solokadalah S1 Kesehatan Masyarakat dan sudah men-dapatkan pelatihan teknis mengenai promosi kese-hatan dan dibantu oleh dua orang konselor agamayang merupakan lulusan S1 Sarjana Agama. Untukkeadaan sebenarnya sumber daya yang diperlukanuntuk promosi kesehatan di rumah sakit adalah tena-ga yang sudah dilatih dalam teknis promosi kese-hatan di rumah sakit. Penggelola promosi kesehatandi rumah sakit hendaknya dilakukan oleh koordinatoryang mempunyai kapasitas di bidang promosikesehatan.

Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khususpromosi kesehatan yaitu tenaga fungsional penyuluhkesehatan masyarakat. Jika tidak tersedia tenagakhusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih daritenaga lain yang telah mengikuti pelatihan teknispromosi kesehatan.6 Semua tenaga kesehatan yangada di rumah sakit hendaknya memiliki pengetahuandan keterampilan dalam memberikan informasi ataukonseling. Jika keterampilan ini ternyata belum dimi-liki, maka harus diselengarakan program pelatihanatau training. Sesuai Surat Keputusan Menteri Kese-hatan No. 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pe-doman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerahdisebutkan standar tenaga khusus promosi kese-hatan untuk rumah sakit adalah S1 KesehatanMasyarakat jurusan Promosi kesehatan satu orang,D3 Keperawatan dua orang ditambah minat danbakat dalam promosi kesehatan di rumah sakit.

b. Pengertian dan Tujuan Promosi KesehatanPromosi kesehatan rumah sakit merupakan

upaya rumah sakit dengan tujuan untuk meningkat-kan kemampuan pasien, klien dan kelompok-ke-lompok masyarakat agar dapat mandiri dalam rang-ka mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya,dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,mencegah masalah kesehatan dan mengembangkanupaya kesehatan bersumber daya masyarakat mela-lui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama yangsesuai dengan sosial-budaya serta didukung kebijak-an publik yang berwawasan kesehatan. Pengetahu-an merupakan modal utama bagi tenaga di rumahsakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatanyang salah satunya yaitu melakukan promosi kese-hatan di rumah sakit. Hal ini sejalan dengan tujuanprogram promosi kesehatan di rumah sakit adalahuntuk melakukan proses reorientasi pelayanan kese-

hatan yang fokus kepada pelayanan pengobatanmenuju pelayanan kesehatan yang menyeluruh de-ngan menggunakan lima prinsip promosi kesehatan,diantaranya: 1) management policy, 2) patient asses-ment, 3) patient information, 4) promoting a healthyworkplace, and 5) continuity and cooperation.1

Pada buku Pedoman Pelaksanaan Promosi Ke-sehatan di Daerah Tahun 2005 menyatakan bahwauntuk mendukung penyelenggaraan pembangunankesehatan menuju masyarakat Indonesia yangsehat diperlukan adanya kebijakan dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyelengaraanpelayanan di rumah sakit.

Selain itu Simanjuntak7 yang menyatakan bah-wa pengetahuan merupakan landasan untuk pelak-sanaan tugas serta meningkatkan kemampuan me-manfaatkan sarana yang ada untuk kelancaran tu-gas. Green7 juga menyatakan bahwa perilaku sese-orang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, keyakin-an dan nilai. Jadi tanpa pengetahuan yang mendalammaka pelaksanaan tugas juga terhambat danakhirnya hasil yang dicapai kurang memuaskan.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap penge-tahuan, sikap dan perilaku yaitu faktor internal danfaktor individu. Secara teori tingkat pengetahuan yangtinggi akan mempengaruhi sikap dan perilaku stafdalam melaksanakan tugas, makin tinggi pengeta-huan staf diharapkan kinerjanya semakin meningkat.Sejalan dengan hasil penelitian ini Bloom8 mengata-kan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakandomain terpenting dalam terbentuknya tindakanseseorang.

c. Personal yang Bertanggung Jawab dalamMelaksanakan Program Promosi KesehatanSeluruh informan cukup bertanggung jawab da-

lam pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit.Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan mutupelayanan di rumah sakit. Sebagai bukti beberapabuah studi telah menerangkan dari sisi kemampuanpromosi kesehatan, satu di antaranya Whitelaw etal.9 menerangkan bahwa kerangka tugas dan tang-gung jawab yang sulit dijalankan berakibat rendah-nya implementasi yang tidak didukung kompetensidi bidangnya. Selain itu jajaran Kementerian Kese-hatan, Pemerintah Kota/Kabupaten melalui DinasKesehatan beserta seluruh tenaga kesehatan wajibmemberikan dan melaksanakan pelayanan kesehat-an. Di samping itu, peran masyarakat juga sangatpenting dalam mendukung pembangunan kesehatanmelalui pemberdayaan masyarakat dan kemitraan.

Kemandirian masyarakat dalam ikut mengatasipermasalahan kesehatannya adalah hal yang utama

Page 5: 145433714-jurnal-keperawatan

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012 81

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

untuk mencapai pembangunan menuju Indonesia Se-hat seutuhnya. Tujuan tersebut dapat dicapai mela-lui pembangunan sehat yaitu dengan telah berperila-kunya masyarakat dalam hidup berperilaku hidupsehat dan bersih dan juga lingkungannya, memilikikemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehat-an yang setinggi-tingginya.10

d. Pelaksanaan Promosi KesehatanBerdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa

sebagian besar informan menyatakan dalam pelaksa-naan promosi kesehatan di rumah sakit adalah se-luruh tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang adadi rumah sakit. Johnson and Baum11 menyebutkanbahwa jaringan promosi kesehatan di rumah sakitterdiri dari empat komponen, yaitu: pasien, staf, orga-nisasi, dan komunitas. Menurut Buku Pedoman Ke-mitraan Promosi Kesehatan dengan LSM10 semuatenaga kesehatan hendaknya memiliki pengetahuandan keterampilan dalam memberikan informasi ataukonseling.

Semua tenaga di RSUD Solok baik itu darimedis maupun non medis serta tenaga lainnya ikutdalam memberikan pelayanan promosi kesehatandi rumah sakit. Kepedulian yang tinggi antara sesa-ma tenaga baik itu tenaga promosi kesehatan dengantenaga lainnya sehingga tanggung jawab terhadaprumah sakit jadi meningkat dan komunikasi antaraatasan dan bawahan berjalan dengan baik dan lancar.

e. Keberhasilan Promosi Kesehatan di RumahSakitPada pelaksanaan promosi kesehatan di rumah

sakit cukup berhasil karena hambatan yang berartiboleh dikatakan tidak ada dalam pelaksanaan pro-mosi kesehatan di rumah sakit. Polluste et al.12 me-laporkan bahwa 83% program promosi kesehatanrumah sakit harus didukung oleh pendokumentasianmedis dan perawatan (mengacu kepada standarkedua promosi kesehatan di rumah sakit). Promosikesehatan sebagai suatu pendekatan yang efektifsejalan dengan pembaharuan pelayanan kesehatandasar sebagai penekanan program oleh Dewan Ekse-kutif WHO yaitu pembangunan kesehatan denganangka kematian dan kesakitan serta promosi kese-hatan untuk menangkal isu ketidakadilan distribusiyang disebabkan oleh gender, pendidikan, pekerjaan,sosial budaya tingkat penghasilan dan lain-lain.

Aspek promosi kesehatan berdimensi luas,maka upaya promosi kesehatan tidak cukup diembanoleh Pusat Promosi Kesehatan saja, melainkan perlumeningkatkan kemitraan dan kerja sama multi-sektoral termasuk swasta dengan memperkuat

kepemimpinan kesehatan dan menyempurnakankebijakan pembangunan berwawasan sehat.

f. Peran Serta Aktif Tenaga PromosiKesehatanPeran aktif tenaga rumah sakit berdasarkan

hasil penelitian sudah cukup baik walaupun belummencapai 100% karena masih adanya tenaga yangkurang aktif, hanya mengikuti apa yang dijadwalkanoleh penanggung jawab promosi kesehatan saja, ti-dak ada kontribusi usulan, saran dan pendapat ter-hadap pelaksanaan promosi kesehatan di rumahsakit. Hal ini disebabkan karena tenaga tidak meme-gang program tersebut secara langsung dan keter-batasan pengetahuan dari staf tersebut terhadapprogram yang dilaksanakan. Johnson and Baum11

menyebutkan bahwa peran aktif tenaga promosi ke-sehatan ini telah diamati disejumlah rumah sakityang memiliki unit promosi kesehatan yang berorien-tasi kepada divisi komunitas dan melakukan promosikesehatan untuk rumah sakit. Jika promosi kese-hatan dibatasi untuk divisi tertentu, departemen ataustaf tetap menjadi aktivitas yang terpinggirkan dantidak mengarahkan organisasi kembali kepada peran-nya di masyarakat atau untuk promosi kesehatanyang diintegrasikan ke dalam peran staf di seluruhorganisasi. Sebuah fenomena umum yang diamatidalam organisasi dengan proses orientasi ini adalahbahwa staf yang bekerja dalam hal ini, peran depar-temen atau divisi sering menjadi terbatas danmemberikan dampak pada reorientasi rumah sakityang lebih luas.11

g. Kebijakan dalam Promosi KesehatanKebijakan dalam pelaksanaan promosi kesehat-

an di rumah sakit cukup baik dalam perencanaantenaganya. Menurut rangkuman hasil pertemuan ko-ordinasi perencanaan promosi kesehatan diperlukanperubahan pola pikir, sehingga diperlukan kesiapanSDM promosi kesehatan untuk menindaklanjutidalam bentuk manajemen promosi kesehatan yanghandal.

Kebijakan promosi kesehatan RPJM 2010-2014bersama dengan provinsi, kabupaten/kota menyusunrencana kegiatan promosi kesehatan 2011 yangmencakup upaya pencapaian lima indikator promosikesehatan yaitu: rumah tangga PHBS, desa siagaaktif, sekolah dasar yang mempromosikan kesehat-an, kebijakan teknis promosi kesehatan yang terin-tegrasi dalam kebijakan berwawasan kesehatan.13

Menurut hasil rekomendasi Vienna14 dalam promosikesehatan rumah sakit disebutkan bahwa rumah sa-kit adalah tempat untuk melakukan promosi kesehat-

Page 6: 145433714-jurnal-keperawatan

82 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012

Syukra Alhamda: Analisis Kebutuhan Sumber Daya Promosi Kesehatan

an karena: 1) rumah sakit menjadi pusat sistem pe-layanan kesehatan, 2) rumah sakit memiliki tenagapromosi kesehatan yang banyak berhubungan de-ngan masyarakat, dan 3) rumah sakit mengandungsumber penularan penyakit yang potensial yangdihasilkan dalam proses di rumah sakit.

h. Alasan Pimpinan Memberikan TanggungJawabPemberian tanggung jawab kepada petugas pe-

megang program promosi kesehatan di rumah sakitkarena semua program yang ada di rumah sakitdilaksanakan untuk membantu pimpinan dan dalampelaksanaannya terdapat kerja sama antara atasandan bawahan. Salah satunya yaitu tenaga ahli ke-sehatan masyarakat dengan minat promosi kese-hatan, tempat mereka bekerja di rumah sakit yangbanyak memberikan penyuluhan, memberikan infor-masi dan juga pengetahuan kepada pasien, pengun-jung maupun masyarakat yang berada di rumah sa-kit. Melalui tenaga ahli kesehatan masyarakat ber-bagai program kesehatan dapat dilaksanakan olehtenaga ahli tersebut, sehingga diharapkan nantinyamutu dan peningkatan pelayanan kesehatan di rumahsakit menjadi meningkat.

i. Tenaga yang Dilatih Teknik PromosiKesehatanTenaga promosi kesehatan di rumah sakit sudah

ada dan dilatih oleh Pusat Promosi KesehatanProvinsi Sumatera Barat sebanyak dua orang,walaupun masih dalam taraf dasar-dasar tentang caramelakukan promosi kesehatan di rumah sakitsecara benar. Hal ini bertujuan untuk menghasilkantenaga-tenaga yang nantinya dapat melakukanpenyuluhan, membimbing, melakukan advokasi, binasuasana dan pemberdayaan masyarakat di rumahsakit. Untuk itu, upaya meningkatkan derajat kese-hatan masyarakat menjadi tercapai. Sumber dayatenaga promosi kesehatan dan waktu sangat pentingdalam program promosi kesehatan rumah sakit. Guoet al.15 menyebutkan bahwa semua jajaran pimpinanrumah sakit menyatakan kekurangan pelatihan stafakan berakibat kepada pelaksanaan programpromosi kesehatan di rumah sakit dan diperkuat lagidengan hasil penelitian Johnson and Baum11 yangmenyatakan bahwa SDM promosi kesehatan,keuangan, dan fasilitas fisik adalah kunci dasar dariprogram promosi kesehatan di rumah sakit.

j. Sanksi Bagi PetugasBelum ada sanksi yang keras diterapkan di

RSUD Solok bagi tenaga yang tidak melaksanakan

promosi kesehatan, tetapi pembinaannya lebihmengarah kepada teguran secara lisan saja, namunkalau kita mengacu pada proposional dalam berkerjaseseorang tersebut harus taat dan bekerja sesuaidengan etika profesinya.

Seseorang disebut profesional bila memilikikompetensi yang menunjang pelaksanaan pekerja-an, memiliki wewenang, berpendidikan, wawasanluas, mempunyai etika dan bersedia dituntut secarahukum bila melanggar pekerjaan di luar kewenang-annya.16

k. Interaksi Tenaga Promosi KesehatanDengan Tenaga LainnyaDi RSUD Solok interaksi petugas promosi kese-

hatan di rumah sakit cukup berjalan dengan lancar.Setiap kali melakukan kegiatan promosi kesehatantenaga dari rungan lain selalu diikutsertakan, diajakberdiskusi, duduk bersama juga melakukan pelatih-an-pelatihan yang diadakan oleh pengelola PKRS.Oleh karena itu, terjadi keselarasan dalam bertindakdan bekerja, juga terjadinya kepercayaan oleh tenagalainnya dalam menilai, mengawasi dan mengendali-kan pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit.

2. DanaPada RSUD Solok ketersediaan dana untuk pro-

mosi kesehatan belum mencukupi, terlihat padaumumnya informan mengatakan belum mencukupidan perlu ditambah lagi. Hal ini dikarenakan pema-haman tentang pentingnya promosi kesehatan dalamrangka tindakan preventif dalam masalah kesehatanbelum dipahami betul oleh penyedia anggaran. Danauntuk kegiatan tersebut sudah dianggarkan melaluiAPBD Provinsi Sumatera Barat, tetapi dalam pelak-sanaan oleh tenaga promosi kesehatan belum men-cukupi termasuk kekurangan alat media promosi danjuga kebutuhan sarana dan prasarana. Menurut Terry17

bahwa uang atau dana merupakan salah satu sumberyang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalammanajemen, tetapi tentu penggunaannya harusseefisien mungkin apalagi kalau dananya terbatas.

Azwar18 menyatakan bahwa dana dari sudut pe-nyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerin-tah ataupun swasta, apalagi dalam pelayanan kese-hatan. Syarat utamanya adalah ketersediaan danayang mencukupi, sehingga dapat membiayai penye-lenggaraan upaya kesehatan yang dibutuhkan sertatidak menyulitkan masyarakat yang ingin meman-faatkannya. Di samping itu, penyebaran dan peman-faatannya harus sesuai dengan kebutuhan danpengaturannya harus seksama sehingga tidak terjadipemborosan dalam penganggarannya.

Page 7: 145433714-jurnal-keperawatan

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012 83

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Anggaran sendiri bermakna sebagai suatu ren-cana uraian tentang kegiatan yang akan dilakukanyang dinyatakan dalam bentuk uang. Faktor danaturut menentukan keberhasilan suatu pelaksanaanprogram yaitu kelancaran pelaksanaan kegiatan pro-gram PKRS di rumah sakit.

Dana dan anggaran promosi kesehatan di rumahsakit memang sulit mencari standarnya, namun de-mikian diharapkan Pemerintah Provinsi SumateraBarat hendaknya selalu menganggarkan dana yangcukup untuk kegiatan promosi kesehatan di RSUDSolok untuk memperoleh kesuksesan pelaksanaanprogram di rumah sakit.

3. Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana untuk promosi kesehatan

di rumah sakit belum mencukupi seperti TV central,in-focus, komputer, laptop, tape/cassette recorderuntuk pelaksanaan program promosi kesehatan dirumah sakit. Media sarana informasi juga perlu dipilihdan disediakan sesuai metode yang digunakan, mem-perhatikan sasaran dan juga penerima informasi ter-sebut.Penggunaan media yang penuh tulisan atauposter yang berisi kalimat terlalu panjang menyebab-kan penerima informasi kesulitan dalam memahami.Standar peralatan/sarana untuk kegiatan promosikesehatan di rumah sakit terdiri dari amplifier danwireless microphone, layar/screen, radio-cassette re-corder dan player, tv di tiap ruangan tunggu danruang, vcd player, laptop, megaphone/public addresssistem, computer minimal pentium IV, printer + fotocopy + scanner.19

Ketersediaan sarana dan prasarana yang diper-lukan sangat butuh perhatian dari pihak manajemanrumah sakit selaku pengambil keputusan, sehinggadiharapkan kekurangan-kekurangan tersebut dapatsegera diatasi sehingga tidak menggangu kualitasdan mutu pelayanan di rumah sakit. Darmanelly20

berpendapat bahwa sebuah organisasi bisa mem-berikan pelayanan kesehatan yang bermutu kalauada sokongan dana, sarana/prasarana dan tenagaproposional di dalamnya. Hal tersebut juga sesuaidengan hasil penelitian Gustin21 bahwa keterbatasansarana dan prasarana promosi kesehatan di rumahsakit akan mempengaruhi kinerja petugas. Salim22

dalam penelitiannya menambahkan bahwa saranakerja yang lengkap akan meningkatkan kinerjapetugas.

Selain tenaga dan biaya, sarana dan prasaranajuga mempengaruhi kelancaran proses kerja sebuahorganisasi. Tersedianya sarana dan prasarana yangmemadai perlu diperhatikan karena keterlambatantugas disebabkan oleh tidak tersedianya alat per-lengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasuntuk promosi kesehatan di rumah sakit. Metodedalam kegiatan promosi kesehatan di rumah sakitjuga sangat penting yaitu metode komunikasinyabahwa prinsip dari pemberdayaan, bina suasana danadvokasi adalah proses komunikasi.

Pemilihan metode harus dilakukan denganmemperhatikan kemasan informasinya, keadaanpenerima informasinya, keadaan sosialnya, budaya-nya dan juga waktu yang tepat dalam penyampaianinformasi masalah kesehatan yang hendak kita

Tabel 1. Hubungan antar variabel sumber daya promosi kesehatan RS Tipe B di Sumatera BaratSumber Daya Normatif

(Khusus untuk RS Type B di Sumbar) Keadaan riil lapangan saat ini

Tenaga Pendidikan: S1 Promkes 1 orang, D3 Kesehatan + Minat dan Bakat Promkes 2 orang. Pelatihan : Sudah dilatih

Pendidikan: S1 Promkes 1 orang Pelatihan : Sudah dilatih

Dana Jumlah dana: 25% - 30% darianggaran/tahun Sumber dana: APBD provinsi

Jumlah dana: Rp25.000.000,00 Sumber dana: APBD Provinsi

Sarana/ Prasarana

Amplifier dan wireless microphone : 1 set Layar/screen : 1 buah Kamera foto digital : 1 buah Radio-cassette recorder dan player : 1 buah TV ditiap ruangan tunggu dan ruang PKRS VCD-DVD Player : 1 buah Laptop : I buah LCD Projector : 1buah Megaphone/public address system : 1 set Komputer/Minimal Pentium IV : 1 buah Printer + foto copy + scanner: 1 buah

Layar/screen : 1 buah Komputer : 1 buah Pentium II TV ditiap ruangan tunggu dan ruang PKRS VCD-DVD player : 1 buah Megaphone/public address system : 1 set

Sumber: SDPK untuk RS Tipe B di Sumatera Barat

Page 8: 145433714-jurnal-keperawatan

84 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012

Syukra Alhamda: Analisis Kebutuhan Sumber Daya Promosi Kesehatan

sampaikan. Harapannya akan dicapai perilaku hidupsehat di rumah sakit baik itu pasien, pengunjung,masyarakat dan lingkungannya.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Tenaga promosi kesehatan di RSUD Solokberlatar belakang S1 Kesehatan Masyarakat. Tenagatersebut sudah dilatih oleh Tim Promosi Kesehatandari Provinsi Sumatera Barat dan diperbantukannyadua orang tenaga konselor yang latar pendidikannyaadalah S1 Sarjana Agama. Sumber daya yang dibu-tuhkan dalam pelaksanaan promosi kesehatan dirumah sakit adalah tenaga, sarana dan prasaranatermasuk media komunikasinya dan adanya danaanggaran yang disediakan.

Pada RSUD Solok belum seluruh petugas dili-batkan secara langsung dalam pelaksanaan promosikesehatan di rumah sakit, yang sering melaksana-kan kegiatan promosi kesehatan adalah petugasPKRS yang telah di SK-kan oleh direktur, walaupunsecara koordinasi dan aturan bahwa seluruh petugasrumah sakit harus terlibat dalam pelaksanaanpromosi kesehatan di rumah sakit.

Ketersediaan dana dalam melaksanakan pro-mosi kesehatan di rumah sakit di RSUD Solok masihbelum mencukupi karena masih banyak alat-alatuntuk promosi belum diadakan, juga kegiatan pelatih-an-pelatihan untuk tenaga lain belum terlaksana,ditambah sarana dan prasarana penunjang lainnyabelum lengkap, maka diusahakan dengan sumberdana yang hanya 20%-30% APBD Sumatera Baratbisa ditingkatkan untuk tahun mendatang.

Sarana dan prasarana di RSUD Solok belummencukupi untuk pelaksanaan promosi kesehatandi rumah sakit. Baik itu media informasinya, alat-alat untuk melakukan penyuluhan, sistem komputer-nya belum ada tentu akan menghambat pelaksanaankegiatan promosi kesehatan.

SaranRSUD Solok agar menempatkan dan menam-

bah tenaga promosi kesehatan yang latar belakangpendidikannya adalah pendidikan promosi kese-hatan. Memberikan pelatihan untuk peningkatanmanajemen promosi kesehatan, pelatihan teknis pro-mosi kesehatan dan In-House Training baik yangdilakukan di RSUD Solok sendiri maupun yangdilakukan oleh instansi lainnya di luar rumah sakit,serta mendorong petugas PKRS dan petugas lainnyauntuk saling bekerja sama dalam pelaksanaan pro-gram promosi kesehatan.

Membuat usulan tenaga yang sesuai dengankebutuhan untuk program promosi kesehatan dirumah sakit. Mengirim para petugas promosi kese-hatan di rumah sakit untuk dilatih dan ditrainingsupaya wawasannya dalam promosi kesehatan dirumah sakit mangkin bertambah.

Koordinator PKRS, agar selalu bekerja samadengan petugas lainnya sehingga promosi kesehat-an di rumah sakit dapat berjalan dengan baik, agarselalu mencari informasi-informasi terbaru tentangpromosi kesehatan baik itu dari perpustakaan,internet ataupun dari sumber lainnya.

REFERENSI1. Clara McHugh, Anske Robinson, and Janice

Chester, Health Promoting Health Service: AReview of Evidence. Health Promotion Interna-tional. Oxford University Press. 2010: 25(2).

2. Meliala. A. Desentralisasi Manajemen SumberDaya Manusia Kesehatan. Pusat ManajemenPelayanan Kesehatan. FK UGM. Yogyakarta.2004.

3. Kodeki. Penerapan Kode Etik KedokteranIndonesia.Jakarta.2004.

4. Departemen Kesehatan. Undang-UndangNo.36/2009, tentang Kesehatan, DepkesRI.Jakarta.2009:47.

5. RSUD Solok, Rencana Strategis RSUDSolok.Solok.2010.

6. Syafrul A. Etika dan Hukum Kesehatan.Hasanuddin University Press.2007.

7. Simanjuntak S. Pengetahuan dan KelancaranTugas. Bina Aksara. Jakarta. 2008.

8. Notoatmodjo S. Pengembangan Sumber DayaManusia, Rineka Cipta, Jakarta.2003.

9. Whitelaw S, Martin C, Kerr A, and Wimbush E.An Evaluation of the Health Promoting HealthService Framework: The Implementation of aSettings Based Approach within the NHS inScotland. Health Promotion International, 2006;21, 259.

10. Departemen Kesehatan, Pedoman KemitraanPromosi Kesehatan dengan LSM. Jakarta.2008: 16

11. Johnson A and Baum F. Health Promoting Hos-pitals: a Typology of Different OrganizationalApproaches to Health Promotion. Health Pro-motion International. Oxford University Press.2001; 16(3).

12. Palluste K, Alop J, Groene O, Harm T, MerisaluE and Suurorg L. Health Promoting Hospital inEstonia: What are They Doing Differently? HealthPromotion International, 2007;22,327-36.

Page 9: 145433714-jurnal-keperawatan

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 2 Juni 2012 85

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

13. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. MateriPelatihan Teknik bagi Tim Fasiltitasi Promkes.Departemen Kesehatan RI.Jakarta.2006

14. Dolobelle P, Onya H, Langa C, Mashamba J,Depoorter AM. Advnces in health promotion inAfrica: Promoting Health through Hospitals.Global Health Promotion, 2010; Supp(2): 33-6.

15. Guo XH, Tian XY, Pan YS, Yang XH, Wu SY,Wang W, Lin V. Managerial attitudes on the de-velopment of health promoting hospitals inBeijing, Health Promotion International,2007:22(3),182-190.

16. Departemen Kesehatan. Pedoman Penyeleng-garaan Sistem Surveilans EpidemiologiPenyakit Menular dan Tidak Menular Terpadu.Depkes RI. Jakarta. 2004.

17. Terry GR. Prinsip-prinsip Manajemen. BumiAksara. Jakarta. 2006.

18. Azwar A. Finansial Pelayanan Kesehatan.Menara Agung. Jakarta. 2006.

19. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.Pedoman Pelaksanaan Promosi di Daerah.Dinkes Provinsi Sumatera Barat.2010.

20. Darmanelly S. Organisasi dan Elemen Pendu-kung. Angkasa Raya. Padang. 2007.

21. Ananda G. Hubungan Sumber Daya, Tenaga danSarana Prasarana dalam Menunjang KinerjaPetugas Rumah Sakit kota Bukittinggi. Tesis.FK-Universitas Andalas.Padang.2008:47.

22. Abdul S. Analisis Kinerja Petugas Ditinjau dariSumber Daya, Tenaga dan Sarana PrasaranaRumah Sakit kota Payakumbuh. Tesis FK Uni-versitas Andalas.Padang.2008:76.