(1440 h) dan penyelenggaraan posko angkutan udara...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : INST 02 TAHUN 2019
TENTANG
PELAKSANAAN ANGKUTAN UDARA LEBARAN TAHUN 2019 (1440 H)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
Dalam rangka persiapan pelaksanaan angkutan udara lebaran Tahun 2019
(1440 H) dan penyelenggaraan Posko Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019
(1440 H), dengan ini menginstruksikan:
Kepada
Untuk
PERTAMA
l.Seluruh Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara;
2. Para Kepala Kan tor Otoritas Bandar Udara; '
3. Para Kepala Kan tor Unit Penyelenggara Bandar Udara dan
General Manager Badan Usaha Bandar Udara;
4. Pimpinan Penyelenggara Navigasi Penerbangan; dan
5. Para Pimpinan Badan Usaha Angkutan Udara;
Meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan
penerbangan dalam rangka menyambut lebaran Tahun
2019 (1440 H).
KEDUA Menyelenggarakan Posko Angkutan Udara Lebaran Tahun
2019 (1440 H) secara terpadu yang akan dilaksanakan
selama 16 (enam belas) hari yaitu pada tanggal 29 Mei s/d
13 Juni 2019 (H-7 s.d. H+7).
-2-
KETIGA : Posko Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H)
sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KEDUA, • akan
melakukan pemantauan serta ramp inspection yang
mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan titik
pengendalian di 36 (tiga puluh enam) bandar udara yaitu
untuk:
a. Pemantauan Angkutan Udara Dalam Negeri:
1. Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang;
2. Bandar Udara Juanda, Sidoarjo;
3. Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar;
4. Bandar Udara Kualanamu, Deli Serdang;
5. Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar;
6. Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin;
7. Bandar Udara Sultan Aji Muhamad Sulaiman,
Balikpapan;
8. Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang;
9. Bandar Udara Juwata, Tarakan;
10. Bandar Udara Eltari, Kupang;
11. Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta;
12. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru;
13. Bandar Udara Pattimura, Ambon;
14. Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung;
15. Bandar Udara Sentani, Jayapura;
16. Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya;
17. Bandar Udara S. M. Badaruddin II, Palembang;
18. Bandar Udara Supadio, Pontianak;
19. Bandar Udara Hang Nadim, Batam;
20. Bandar Udara Minangkabau, Padang;
21. Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang;
22. Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo;
23. Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado;
24. Bandar Udara Internasional Lombok, Lombok
Praya;
25. Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi;
-3-
26. Bandar Udara Mutiara Sis A1 Jufri, Palu;
27. Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate;
28. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh;
29. Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo;
30. Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu;
31. Bandar Udara Radin Inten II, Lampung;
32. Bandar Udara Haluoleo, Kendari;
33. Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak;
34. Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta;
35. Bandar Udara R. H. Fisabilillah, Tanjung Pinang;
dan
36. Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong.
b. Pemantauan Angkutan Udara Luar Negeri;
1. Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang;
2. Bandar Udara Juanda, Sidoarjo;
3. Bandar Udara Hasanuddin, Makassar;
4. Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung;
5. Bandar Udara Kualanamu, Deli Serdang;
6. Bandar Udara Adisoetjipto, Yogyakarta; dan
7. Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.
KEEMPAT : Melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat
Udara serta Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara, agar
menugaskan Inspektur Kelaikudaraan dan
Pengoperasian Pesawat Udara untuk melaksanakan
ramp inspection serta menyampaikan laporan
pelaksanaannya pada lokasi:
1. Inspektur Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara pada Direktorat Kelaikudaraan dan
Pengoperasian Pesawat Udara:
a) Bandar Udara Soekarno - Hatta, Tangerang;
b) Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin;
c) Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang;
d) Bandar Udara Juwata, Tarakan;
-4-
e) Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta;
f) Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II,
Pekanbaru;
g) Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung;
h) Bandar Udara S.M. Badaruddin, Palembang;
i) Bandar Udara Supadio, Pontianak;
j) Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo;
k) Bandar Udara Radin Inten II, Lampung;
1) Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta;
m) Bandar Udara R.H. Fisabilillah, Tanjung Pinang;
dan
n) Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate.
2. Inspektur Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara pada Kantor Otoritas Bandar Udara:
a) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah 1:
1) Bandar Udara Soekarno - Hatta, Tangerang;
2) Bandar Udara Halim Perdana Kusuma,
Jakarta; dan
3) Bandar Udara Supadio, Pontianak..
b) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II:
1) Bandar Udara Kualanamu, Medan;
2) Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda
Aceh; dan
3) Bandar Udara Hang Nadim, Batam.
c) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III:
1) Bandar Udara Juanda, Sidoarjo; dan
2) Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta.
d) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV:
1) Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar;
2) Bandar Udara Eltari, Kupang; dan
3) Bandar Udara Internasional Lombok,
Lombok Praya.
e) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V:
1) Bandar Udara Sultan Hasanuddin,
Makassar;
-5-
2) Bandar Udara Mutiara Sis A1 Jufri, Palu; dan
3) Bandar Udara Haluoleo, Kendari.
i) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI;
1) Bandar Udara Minangkabau, Padang;
2) Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi;
3) Bandar Udara Fatmawati Soekarno,
Bengkulu; dan
4) Depati Amir, Pangkal Pinang.
g) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII:
1) Bandar Udara Sultan Aji Muhammad
Sulaiman, Balikpapan; dan
2) Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya.
h) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII:
1) Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado;
2) Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo; dan
3) Bandar Udara Pattimura, Ambon.
i) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IX:
1) Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak; dan
2) Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong.
j) Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X:
Bandar Udara Sentani, Jayapura.
b. Kantor Otoritas Bandar Udara:
1. Mengawasi kesiapan bandar udara di wilayahnya
secara keseluruhan termasuk peralatan dan
personilnya dalam menghadapi Angkutan Udara
Lebaran Tahun 2019 (1440 H);
2. Senantiasa melaksanakan dan meningkatkan
pembinaan dan pengawasan terhadap keselamatan
dan keamanan penerbangan serta pelayanan di
bandar udara, khususnya selama pelaksanaan
Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H)
berlangsung sesuai peraturan dan ketentuan;
-6-
3. Mengawasi kesiapan operator penerbangan yang
beroperasi di wilayahnya termasuk armada dan
crew-nya dalam menghadapi Angkutan Udara
Lebaran Tahun 2019 (1440 H);
4. Mengawasi pelaksanaan pemberian keringanan
harga tiket;
5. Mengawasi pelaksanaan optimalisasi slot time
bandar udara;
6. Segera melaporkan kepada posko angkutan udara
pusat apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang
penting (termasuk incident dan acciden(\\ dan
7. Mempersiapkan pembentukan posko Angkutan
Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H) yang bertugas
24 jam; dan
8. menyampaikan contact person posko angkutan
udara lebaran tahun 2019 kepada Direktur
Angkutan Udara berupa: nama, nomor telepon,/HP
minimal 3 (tiga) orang petugas pada masing-
masing Otoritas Bandara, yang dapat dihubungi
sewaktu-waktu selama 16 (enam belas) hari masa
Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H).
c. Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal:
1. Mengutamakan keamanan dan keselamatan
penerbangan;
2. Mengecek kembali dan memastikan kesiapan
armada dan crew dalam menghadapi Angkutan
Udara Lebaran Tahtin 2019 (1440 H);
3. Menyampaikan rencana operasi pada masa
Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H)
termasuk rencana penambahan kapasitas kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
-7-
4. Memberlakukan tarif sesuai PM 20 tahun 2019
tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan
Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah
Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan
Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri dan KM 72
Tahun 2019 tentang Tarif Batas Atas Penumpang
Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga
Berjadwal Dalam Negeri;
5. Memberikan dukungan untuk keringanan harga
tiket dibawah tarif batas atas pada rute-rute yang
dilayani kepada penumpang angkutan udara
periode lebaran Tahun 2019 (1440 H);
6. Memberlakukan sistem reservasi serta pengaturan
transfer / transit penumpang dengan efektif dan
efisien;
7. Tidak melakukan perubahan (uji coba dan cut ofj]
terhadap sistem IT internal baik dalam reservasi,
crew, dan lainnya yang dapat mempengaruhi
kelancaran operasional penerbangan periode
lebaran Tahun 2019 (1440 H);
8. Meningkatkan konsistensi pemeriksaan boarding
pass dan kecocokannya dengan identitas
penumpang di boarding gate;
9. Mematuhi ketentuan kompensasi keterlambatan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2015 tentang
Penanganan Keterlambatan Penerbangan (Delay
Management) Pada Badan Usaha Angkutan Udara
Niaga Berjadwal Di Indonesia dan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 185 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas
Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam
Negeri;
10. Efektif menggunakan media sosial / jejaring sosial
seperti Facebook atau Twitter sebagai sarana
informasi bagi penggunajasa angkutan udara;
-8-
11. Menyampaikan data pergerakan pesawat,
pergerakan penumpang, on time performance (OTP)
angkutan niaga berjadwal dan keterlambatan
penerbangan harian selama masa Angkutan Udara
Lebaran 2019 (1440 H); dan
12. menyampaikan contact person posko Angkutan
Udara Lebaran tahun 2019 (1440 H) kepada
Direktur Angkutan Udara berupa: nama, nomor
telepon / HP minimal 3 (tiga) orang petugas pada
masing-masing Badan Usaha Angkutan Udara,
yang dapat dihubungi sewaktu-waktu selama 16
(enam belas) hari masa Angkutan Udara Lebaran
Tahun 2019 (1440 H).
d. Penyelenggara Bandar Udara:
1. Mengoptimalkan sistem keamanan bandar udara
dan sistem keamanan penerbangan;
2. Meninjau dan memastikan kemampuan dan
kapasitas operasi bandar udara terkait fasilitas,
personel dan prosedur;
3. Menghentikan sementara semua pekerjaan di area
sisi udara termasuk ovelay mulai tanggal 29 Mei
s/d 13 Juni 2019;
4. Meninjau dan memastikan tingkat keselamatan,
keamanan serta pelayanan di bandar udara terkait
operasi pesawat udara, penumpang dan barang;
5. Meningkatkan konsistensi pemeriksaan keamanan
terhadap penumpang, orang selain penumpang,
serta barang bawaannya sesuai prosedur dengan
mengoptimalkan fasilitas dan personel yang ada;
6. Memasang lampu penerangan yang cukup dan
tidak membahayakan keselamatan penerbangan
pada area yang gelap di daerah keamanan
terbatas;
-9-
7. Meninjau dan memastikan penyesuaian jam
operasi Bandar udara dalam mendukung
kelancaran, kemudahan dan keberhasilan
pelaksanaan penerbangan selama Angkutan Udara
Lebaran tahun 2019 (1440 H), dengan tetap
memperhatikan terpenuhinya ketentuan
keselamatan dan keamanan penerbangan;
8. Mengoptimalkan penggunaan slot bandar udara di
lingkungan wilayah kerjanya;
9. Melakukan publikasi melalui NOTAM apabila
dilakukan perpanjangan / perubahan sementara
jam operasi bandar udara terkait jadwal
penerbangan selama Angkutan Udara Lebaran
tahun 2019 (1440 H);
10. Menginstruksikan kepada Petugas di bandar udara
agar lebih proaktif dalam membantu kelancaran
pelayanan kepada penumpang sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 178 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Pengguna Jasa Bandar
Udara dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 185 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga
Berjadwal Dalam Negeri;
11. Memonitor pemberlakuan tarif penumpang
angkutan udara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
12. Berkoordinasi dan membantu pemecahan masalah
serta mempersiapkan dan melaksanakan standar
prosedur operasi pelayanan kepada para
penumpang jika terjadi keterlambatan
penerbangan, sehingga dapat menjaga tingkat
kenyamanan, keamanan dan keselamatan para
penumpang;
-10-
13. Pengelola bandara baik UPBU Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara, PT. Angkasa Pura I (Persero)
maupun PT. Angkasa Pura II (Persero) agar aktif
dalam sosial media / jejaring sosial sebagai media
untuk memberikan informasi dari masing-masing
bandara kepada masyarakat;
14. Senantiasa berkoordinasi dengan pihak/instansi
terkait selama pelaksanaan Angkutan Udara
Lebaran tahun 2019 (1440 H);
15. Menyusun Rencana Operasi Angkutan Lebaran
tahun 2019 (1440 H) dan menyampaikannya
kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
16. Mempersiapkan pembentukan posko Angkutan
Udara Lebaran 2019 (1440 H) di bandar udara dan
menugaskan personil piket untuk mempermudah
koordinasi dengan posko pusat; dan
17. Menyampaikan contact person posko Angkutan
Udara Lebaran tahun 2019 kepada Direktur
Angkutan Udara berupa; nama, nomor teIepon,/HP
minimal 3 (tiga) orang petugas pada masing-
masing Bandara, yang dapat dihubungi sewaktu-
waktu selama 16 (enam belas) hari masa Angkutan
Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H).
e. Penyelenggara Navigasi Penerbangan :
1. Memastikan Penyelenggaraan pelayanan navigasi
penerbangan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
2. Melaporkan kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Udara, apabila menemukan indikasi
penyimpangan yang dapat membahayakan
keselamatan penerbangan;
3. Mengoptimalkan sistem pelayanan navigasi
penerbangan;
-11 -
4. Meninjau dan memastikan kemampuan dan
kapasitas pelayanan Navigasi penerbangan baik
dari segi fasilitas, personel dan prosedur
pelayanan;
5. Optimalisasi pengaturan dan penggunaan slot
bandar udara di lingkungan wilayah kerjanya;
6. Melakukan pengecekan frekuensi stasion darat
penerbangan yang digunakan di unit pelayanan
lalu lintas penerbangan dan menyiapkan antisipasi
adanya gangguan frekuensi selama Angkutan
Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H);
7. Menjamin konektivitas komunikasi satelit tetap
berlangsung dengan baik selama masa Angkutan
Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H);
8. Mengharuskan setiap personil teknik
telekomunikasi penerbangan dan personil
pelayanan informasi aeronautika mematuhi
standar operating prosedur (SOP) dimasing -
masing unit pelayanan dan letter of operasional
agreement (LOCA) yang telah disepakati dengan
unit terkait;
9. Melakukan peninjauan dan memastikan tingkat
availability, reability 8b integrity dalam pelayanan
telekomunikasi penerbangan sesuai dengan
ketentuan di dalam CASR 171 tentang
penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi
penerbangan;
10. Memastikan personil peihandu lalulintas
penerbangan yang memberikan pelayanan
lalulintas penerbangan melakukan read back dan
hear back atas instruksi atau clearance yang
diberikan kepada pilot;
- 12-
11. Meninjau dan memastikan penyesuaian jam
operas! sesuai operasionai bandar udara dalam
mendukung kelancaran, kemudahan dan
keberhasilan pelaksanaan penerbangan selama
Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H),
dengan tetap memperhatikan terpenuhinya
ketentuan keselariiatan dan keamanan
penerbangan;
12. Melakukan publikasi melalui NOTAM apabila
dilakukan perubahan sementara dalam pelayanan
navigasi penerbangan terkait jadwal penerbangan
selama angkutan udara lebaran tahun 2019
(1440 H);
13. Memastikan kelancaran Informasi Air Traffic
Service (Flight Plan, Departure, Arrival, Cancel,
Modification dan delay);
14. Mengupdate database NOTAM yang masih berlaku
dan mencabut atau mengganti NOTAM yang berisi
kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
15. Menyediakan Informasi Preflight Information Buletin
dan Post Flight Buletin;
16. Berkoordinasi dengan stakeholder dalam rangka
menjaga dan meningkatkan pelayanan dan
navigasi penerbangan;
17. Mempersiapkan pembentukan posko Angkutan
Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H) yang bertugas
24 jam; dan
18. Menyampaikan contact person posko angkutan
udara lebaran tahun 2019 kepada Direktur
Angkutan Udara berupa: nama, nomor telepon,/HP
minimal 3 (tiga) orang petugas di masing-masing
bandar udara, yang dapat dihubungi sewaktu-
waktu selama 16 (enam belas) hari masa Angkutan
Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H).
- 13-
KELIMA Pelaporan data Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019
(1440 H) mohon agar dapat disampaikan melalui
web aplikasi dengan alamat:
http:/ / sisfoangud.dephub.go.id/poskoangud/.
KEENAM Selama masa persiapan dapat menghubungi Tim Persiapan
Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019 (1440 H) u.p.
Direktorat Angkutan Udara, telepon 021-26051964, fax
021-26051964, dan email simdau daia a N ahoo.cem.
KETUJUH Dalam melaksanakan kegiatan Angkutan Udara Lebaran
Tahun 2019 (1440 H) agar program 3S+1C (Safety, Security,
Services + Compliance) dijalankan dengan sebaik-baiknya.
KEDELAPAN Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Udara ini berlaku
sejak tanggal dikeluarkan.
Ditetapkan diPada tanggal
: Jakarta
: 22 APRIL 2019
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
Salinan sesuai dengan aslinya
Ji BAGIAN HUKUM,
0^
PeA
NAMA SARI
Tk. I (IV/b)
04 199503 2 001
POLANA B. PRAMESTI
Pembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19611102 198703 2 001