142466402-preeklamsi-berat
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
1/19
1
BAB I
STATUS PASIEN
NOMOR REKAM MEDIS : 573557
IDENTITAS/BIODATA
Nama : Ny. DS Nama Suami : Tn. A
Umur : 18 Tahun Umur : 19 Tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cikahuripan 08/06 Alamat : Kp.Cikahuripan 08/06
Tanggal Masuk : 30 Maret 2013, Pukul 06.05 WIB
Yang Merujuk : Bidan Setempat
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama : Mules yang semakin kuat dan sering
Riwayat Penyakit Sekarang : Os merasa hamil 9 bulan, mengeluh mules yang semakin
Sering sejak 8 jam SMRS. Tidak disertai keluar cairan yang
banyak dari jalan lahir, tetapi ditemukan lendir dan sedikit
darah. OS mengeluh pusing, tidak disertai nyeri ulu hati,
pandangan kabur, maupun demam. Gerakan anak masih
dirasakan ibu
Riwayat Penyakit Dahulu : OS pernah dirawat dengan PEB 2 bulan yang lalu. Riwayat
Hipertensi sebelum kehamilan disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat yang sama
Riwayat Pengobatan : OS belum mengkonsumsi obat apapun sejak timbul keluhan
Riwayat Psikososial : Pola makan teratur, merokok dan alkohol disangkal
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
2/19
2
RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Kehamilan : G1P0A0
HPHT : 07 Juli 2012
TP : 14 April 2013
PNC : Bidan/9x, SPOG/2x
KB : Tidak menggunakan KB
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas :
No. Th.
Partus
Tempat
Partus
Umur
Hamil
Jenis
Persalinan
Penolong
Persalinan
Penyulit BB/
Kel
Anak
1. Hamil ini
Riwayat Menstruasi Riwayat Pernikahan
Menarche : 13 Tahun Pernikahan ke- : 1
Siklus Haid : 28 hari Usia saat Menikah : 17 tahun
Lama Haid : 7 hari Usia suami : 18 tahun
Dismenorrhea : Disangkal Lama Menikah : 1 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : -T : 140/110 mmHg
-
N : 88 kali/menit
-R : 20 kali/menit
-S : Afebris
Antropometri : Tidak diukur
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
3/19
3
STATUS GENERALIS STATUS OBSTETRI
Kepala: Normocephal Inspeksi
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) -Wajah : Chloasma grav. (-)
Sklera Ikterik (-/-) -Thorax : Mammae simetris
Refleks Pupil (+/+) -Abdomen : Cembung lembut
Isokor ka=ki Striae grav. (+)
Leher : Pembesaran KGB (-/-) Linea Nigra (+)
Pembesaran Tiroid (-/-) Luka Post. Op (-)
Thorax: Normochest Palpasi
Gerak Simetris -TFU : 31 cm
Paru-Paru : VF Simetris (+/+) -LP : 95 cm
Vesikular (+/+) -LA : Kepala 2/5, puki
Ronkhi (-/-) -His 1-2 kali/10/20, Kuat
Wheezing (-/-) -TBBA : (USG) 2700 gram
Jantung : Bunyi I/II murni, regular Auskultasi DJJ : 148 kali/menit
Abdomen : Lihat status obstetri Pemeriksaan Genitalia
Ekstremitas atas : Akral Hangat -v/v : t.a.k
CRT < 2dt -Portio tebal lunak
Udem (-/-) -Ostium : Pembukaan 3-4 cm
Ekstremitas bawah : Akral Hangat -Ketuban (+)
CRT
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
4/19
4
INTERPRETASI USG
1. Gravida 37-38 minggu
2. Janin intrauterin, tunggal, hidup
3.
Cairan amnion dan plasenta dalam batas normal
4. TBBA : 2700 gram
RESUME
Seorang wanita 18 tahun diketahui hamil 9 bulan merasa mules yang semakin
kuat sering sejak 8 jam SMRS. Keluhan disertai pusing, gerak anak masih dirasakan ibu.
OS pernah dirawat 2 bulan yang lalu dengan diagnosis preeklamsi berat.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 140/110mmHg, tanda vital
lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan luar didapatkan TFU 31 cm, LP 95 cm, LA
letak kepala 2/5, punggung kiri dengan DJJ 148 kali/menit dan TBBA 2500 gram.
Pemeriksaan dalam menujukkan v/v t.a.k, porsio tebal lunak, pembukaan 3-4 cm, ketuban
positif, kepala pada station 0. Hasil USG menunjukkan usia kehamilan 37-38 minggu,
janin intrauterin, tunggal, hidup, cairan amnion dan plasenta dalam batas normal, TBBA
2700 gram. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan protein urine (+++)
DIAGNOSIS
G1P0A0 Parturient aterm kala I fasen laten dengan preeklamsia berat
PLANNING
1. Informed concent
2. Cek laboratorium darah rutin
3.
IVFD 2 Line : Loading dose dan maintenance MgSO4
4. Nifedipine 2x10mg
5. Pasang DC
6. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, DJJ, his, dan pembukaan
7.
Pemeriksaan serial protein urin
8.
Rencana partus pervaginam
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
5/19
5
LAPORAN PARTUS
Tanggal Partus : 30 Maret 2013
Pukul 07.00 WIB : Pembukaan 4-5 cm, his 1-2 kali/10/25K
Pukul 13.00 WIB : Pembukaan lengkap, his 3-4 kali/10/40K
Pukul 13.10 WIB : Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2700
gram, panjang badan 47 cm, APGAR 1: 3, 5 : 5. Kelainan kongenital tidak ada.
Pukul 13.15 WIB : Lahir placenta spontan lengkap, panjang tali pusar 50 cm,
TFU sejajar pusar, kontraksi uterus baik.
Pukul 13.20 WIB : dilakukan jahitan pada jalan lahir, 6 jahitan dalam, 5 jahitansubkutis, dan 5 jahitan luar. Perdarahan 150 cc
T : 130/80 mmHg
N : 84 kali/menit
R : 20 kali/menit
S : Afebris
DIAGNOSIS : P1A0 Partus Maturus Spontan
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
6/19
6
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal Catatan Instruksi
31.03.2013 KU : CM
T: 120/80 mmHg
R: 20 x/mnt
N: 80 x/mnt
S : Afebris
Asi : (-/-)
Abdomen : Datar, Lembut
TFU : 2 jari dibawah pusar
Luka Jahitan terawat
Perdarahan (+), sedikit
Lochia (-)
Diuresis 300 cc/ 3 jam
BAB (-)
- Cefadroxile 2x500 mg
- Asam Mafenamat 3x500mg
- Observasi KU, T, N, R, S,
Perdarahan
- Aff DC
01/04/2013 KU : CM
T: 120/80 mmHg
R: 20 x/mnt
N: 80 x/mnt
S : Afebris
Asi : (+/+)
Abdomen : Datar, Lembut
TFU : 2 jari dibawah pusar
Luka Jahitan terawat
Perdarahan (+), sedikit
Lochia (+)
BAK/BAB (+/-)
- Cefadroxile 2x500 mg
-
Asam Mafenamat 3x500mg
- Observasi KU, T, N, R, S,
Perdarahan
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
7/19
7
Tanggal Catatan Instruksi
02.04.2013 KU : CM
T: 120/80 mmHg
R: 20 x/mnt
N: 80 x/mnt
S : Afebris
Asi : (-/-)
Abdomen : Datar, Lembut
TFU : 4 jari dibawah pusar
Luka Jahitan terawat
Perdarahan (+), sedikit
BAK/BAB (+/+)
-
Cefadroxile 2x500 mg
- Asam Mafenamat 3x500mg
- Observasi KU, T, N, R, S,
Perdarahan
- BLPL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN (01 APRIL 2013)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Haemoglobin 12.5 12 -16 g/dL
Hematokrit 37.8 37 -47 %
Eritrosit 4.10 4.2 -5.4 10 /L
Leukosit 26.2 4.8 -10.8 10 /L
Trombosit 285 150 -450 10s/L
Protein Urin - -
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
8/19
8
BAB II
DISKUSI
A.
PENDAHULUAN
Preeklampsia adalah suatu gangguan multisistem, bersifat spesifik pada
kehamilan dan mempunyai ciri khas yaitu terdapatnya hipertensi dan proteinuria setelah
umur kehamilan mencapai 20 minggu. Gangguan ini terdapat pada setidaknya 5-7%
pada seluruh kehamilan dengan insidensi 23.6 kasus pada 1000 kelahiran bayi di
Amerika Serikat1. Komplikasi dari hipertensi adalah penyebab ketiga terbesar setelah
perdarahan dan embolisme yang menyebabkan kematian pada kehamilan. Preeklampsia
dikaitkan dengan peningkatan resiko dari abruptio plasenta, gagal ginjal akut,
komplikasi serebrovaskular dan kardiovaskular, pembekuan intravaskular meluas
(disseminated intravaskular coagulation) dan kematian ibu hamil. Preeklampsia dapat
dibagi menjadi dua tipe yaitu preeklampsia ringan dan berat. Angka kejadian rekurensi
preeklamsia kategori berat lebih kurang 20-25% pada kehamilan selanjutnya2. Karena
itu, diagnosa dini dan penanganan tepat dari preeklampsia berat menjadi hal yang sangat
penting dan tidak dapat dielakkan lagi, dengan tentunya tidak mengesampingkan
diagnosis dan penanganan preeklampsia ringan.
B.KRITERIA DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA RINGAN
Preeklampsia ringan dapat ditegakkan diagnosisnya dengan kriteria yaitu :
1. Tekanan darah : 140/90 mmHg --< 160/110 mmHg
Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak
dimasukkan dalam kriteria diagnostik preeklampsia tetapi perlu observasi yangcermat
2.
Proteinuria 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstick 1 +
3. Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali
anasarka3
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
9/19
9
C.PREEKLAMPSIA BERAT
1. Kriteria Diagnosis
Terdapat banyak versi kriteria diagnosis dari pre eklampsia berat yang
beredar di lingkungan petugas kesehatan termasuk dokter. Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists di UK4 mendeskripsikan preeklampsia berat
dengan adanya gejala klinis yaitu :
a.
Nyeri kepala yang hebat
b. Gangguan pada visus
c.Nyeri epigastrik dan/atau muntah
d.
Tanda akan kejang
e. Papilloedema
f.
Terabanya hati
g. Penurunan hitung jumlah trombosit hingga dibawah 100x106/l
h. Enzim liver yang abnormal ( peningkatan ALT/AST > 70 iu/l )
i. Terdapat sindroma HELLP
Sedangkan Himpunan Kedokteran Feto-Maternal POGI dalam Pedoman
Pengelolaan Hipertensi pada Kehamilan di Indonesia menyatakan bahwa termasuk
ke dalam preeklampsia berat adalah preklampsia dengan salah satu atau lebih gejala
dan tanda dibawah 3:
a.
Tekanan darah : pasien dalam keadaan istirahat tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg
b. Proteinuria : 5 gr/jumlah urine selama 24 jam. Atau dispstick 4 +
c. Oliguria : produksi urine < 400 500 cc/24 jam
d. Kenaikan kreatinin serum
e. Edema paru dan cyanosis
f.
Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen : disebabkan
teregangnya kapsula Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur hepar dan
biasanya diikuti dengan peningkatan enzim hepar dalam serum, menunjukkan
tanda untuk terminasi kehamilan5
g.
Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran nyeri kepala, scotomata, dan
pandangan kabur
h. Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanine atau aspartate amino transferase
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
10/19
10
i.
Hemolisis makroangiopatik
j. Tombositopenia < 100.000 sel/mm3
k. Sindroma HELLP
2. Pembagian Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat dapat dibagi dalam dua kategori yaitu :
a.
Preeklampsia berat tanpaImpending Eklampsia
b.Preeklampsia berat dengan Impending Eklampsia, dengan gejala-gejala
Impending yaitu : nyeri kepala, mata kabur, mual dan muntah, nyeri epigastrium
dan nyeri kuadran kanan atas abdomen3.
3. Pengelolaan Preeklampsia Berat
Tujuan pengelolaan preeklampsia6ialah :
a. Mencegah terjadinya eklampsi
b. Anak harus lahir dengan kemungkinan hidup yang besar
c. Persalinan harus dengan trauma yang sedikit-sedikitnya dan jangan sampai
menyebabkan penyakit pada kehamilan dan persalinan berikutnya (sectio
caesarea menambah bahaya pada perhamilan dan persalinan berikutnya)
d.
Mencegah hipertensi yang menetap
Pengelolaan preeklampsia dapat berupa pengobatan jalan dan di Rumah
Sakit. Pengobatan jalan hanya mempunyai tempat kalau preeklampsia ringan
sekali misalnya kalau tensi kurang dari 140/90 mmHg dan edema serta proteinuria
tidak ada atau ringan sekali. Anjuran diberikan pada pasien semacam ini adalah :
a. Istirahat sebanyak mungkin di rumah
b.
Penggunaan garam dikurangic. Pemeriksaan kehamilan harus 2 kali seminggu
d. Dapat juga diberikan sedativa dan obat-obat antihipertensi
e. Mengetahui tanda-tanda bahaya
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
11/19
11
Pengobatan di Rumah Sakit indikasinya ialah :
a. Tensi 140/90 atau lebih
b. Proteinuria positif kuat ( ++ )
c.
Tambah berat 1 kg atau lebih dalam seminggu
Di Rumah Sakit harus dilakukan pemeriksaan dan observasi yang teliti :
a. Sakit kepala, gangguan penglihatan dan edema jaringan dan kelopak mata
harus ditanyakan dan dicari, karena merupakan tanda akan terjadinya
impending Eklampsia
b. Berat badan ditimbang sekali dalam dua hari untuk mengetahui ada atau tidak
perubahan berat badan yang abnormal
c.
Tekanan darah diukur sekali tiap empat jam kecuali pada malam hari kalaupasien tidur
d. Cairan yang keluar dan masuk diukur dan dicatat untuk mengetahui terjadinya
retensi urine atau tidak
e. Pemeriksaan urine tiap hari; proteinuria ditentukan kuantitatif, dari hasil yang
didapat kita akan bisa menentukan seberapa parah kerusakan filtrasi
glomerulus ginjal ( berbanding lurus dengan kenaikan kreatin plasma )5
f. Pemeriksaan retina
g.
Pemeriksaan darah
Selanjutnya perawatan dan pengobatan dilakukan sebagai berikut :
a. Istirahat rebah dalam kamar yang tenang dan tidak silau
b. Makanan yang sedikit mengandung garam (3 Gram sehari); protein harus
cukup
c. Cairan yang diberikan 3000 cc
d. Berikan sedasi kuat selama 24 jam untuk mencegah kejang-kejang, misalnya
dengan menyuntikkan morphine 20 mg disusul dengan barbiturat (luminal
sodium 100 mg tiap 6 jam), walau tindakan ini sudah ditinggalkan karena ikut
menimbulkan efek sedasi pada janin.
Pada kehamilan dengan penyulit apapun pada ibunya, dilakukan
pengelolaan dasar sebagai berikut :
a. Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya : yaitu terapi medikamentosa
dengan pemberian obat-obatanuntuk penyulitnya
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
12/19
12
b.
Kedua baru menentukan rencana sikap terhadap kehamilannya yang
tergantung umur kehamilan. Sikap terhadap kehamilannya dibagi dua, yaitu :
1)Ekspektatif; Konservatif : bila umur kehamilan < 37 minggu artinya :
kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil memberikan terapi
medikamentosa.
2)Aktif; Agresif, dengan indikasi
a)
Bila umur kehamilan 37 minggu artinya kehamilan diakhiri setelah
mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
b)Adanya gejala impending eklamsi
c)
Laboratorik : Adanya HELLP syndrome: kenaikan SGOT, SGPT, LDH,
Trombositopenia 150.000/ml.
d)
Janin : Adanya tanda tanda gawat janin atau hipoksia
3. Terapi Aktif
a.Pengobatan medisinal
1)Infus larutan Ringer Laktat
2)Pemberian MgSO4
Cara pemberian MgSO4:
a)
Pemberian melalui intravena secara kontinyu ( dengan menggunakan
infusion pump)
Dosis awal : 4 gram ( 20 cc MgSO420 % ) dilarutkan kedalam 100 cc
ringer laktat, diberikan selama 15 20 menit
Dosis pemeliharaan : 10 gram ( 50cc MgSO420% ) dalam 500 cc cairan
RL, diberikan dengan kecepatan 1 2 gram/jam ( 20 30 tetes per
menit )
b)
Pemberian melalui intramuskuler secara berkala :
Dosis awal : 4 gram MgSO4( 20 cc MgSO420% ) diberikan secara i.v.
dengan kecepatan 1 gram/ menit
Dosis pemeliharaan : Selanjutnya diberikan MgSO4 4 gram ( 10 cc
MgSO4 40% ) i.m. setiap 4 jam tambahkan 1 cc lidokain 2% pada setiap
pemberian i.m. untuk mengurangi perasaan nyeri dan panas.
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
13/19
13
Syarat syarat pemberian MgSO4:
a)Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10 % ( 1 gram
dalam 10 cc ) diberikan i.v. dalam waktu 3 5 menit
b)
Refleks patella ( + ) kuat
c)Frekuensi pernafasan 16 kali per menit
d)Produksi urin 30 cc dalam 1 jam sebelumnya ( 0,5 cc/Kg bb/jam )
Syarat-syarat penghentian MgSO4
a)Ada tanda tanda intoksikasi
b)
Setelah 24 jam pasca salin
c)Dalam 6 jam pasca salin sudah terjadi perbaikan tekanan darah
(normotensif)
3)Diuretikum
Salah satu diuretik yang dapat dipakai adalah golongan thiazid yaitu
diazoxide yang merupakan vasodilator arteiolar yang poten7. Diuretikum tidak
dibenarkan kecuali bila ada :
a)Edem paru
b)
Payah jantung kongestif
c)Edema anasarka
Tidak dibenarkan diberikan secara rutin karena dapat memperberat
penurunan perfusi plasenta, memperberat hipovolemia, dan meningkatkan
hemokonsentrasi.
4)Anti Hipertensi diberikan bila :
a)Tekanan darah : Bila tensi 180/110 atau MAP 126.
b)
Obat-obat anti hipertensi yang diperlukan:
Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5mg i.v pelan-pelan
selama 5 menit.
Dosis dapat diulang dalam waktu 15-20 menit sampai tercapai tekanan
darah yang diinginkan.
Apabila hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:
Nifedipin : 10mg, dan dapat diulangi setiap 30 menit (max 120mg/24jam) sampai terjadi penurunan tekanan darah.
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
14/19
14
Labetalol 10mg i.v. Apabila belum terjadi penurunan tekanan darah,
maka dapat diulangi pemberian 20mg setelah 10 menit, 40mg pada 10
menit berikutnya, diulangi 40mg setelah 10 menit kemudian dan sampai
80mg pada 10 menit berikutnya.
Bila tidak tersedia, maka dapat diberikan Klonidin 1 ampul dilarutkan
dalam 10cc larutan garam faal atau air untuk suntikan. Disuntikkan
mula-mula 5cc i.v perlahan-lahan selama 5 menit. 5 menit kemudian
tekanan darah diukur, bila belum ada penurunan maka diberikan lagi
sisanya 5 cc i.v selama 5 menit. Kemudian diikuti dengan pemberian
secara tetes sebanyak 7 ampul dalam 500 cc dextrose 5% atau martos
10%. Jumlah tetesan dititrasi untuk mencapai tekanan darah yang
diinginkan, yaitu penurunan MAP sebanyak 20% dari awal.
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap 10 menit sampai tercapai
tekanan darah yang diinginkan, kemudian setiap jam sampai tekanan
darah stabil.
5)
Kardiotonika
Indikasi : tanda-tanda payah jantung
Jenis kardiotonik yang diberikan cedilanid-D.
Perawatan dilakukan dengan subbagian penyakit jantung.
6)Lain-lain
Obat-obat antipiretik : Diberikan bila suhu rektal > 38,5 c.
Antibiotika diberikan atas indikasi
Anti nyeri, bila pasien karena kontraksi rahim dapat diberikan 50-75 mg
1x saja.
Diet, diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori yang berlebih
b.Pengelolaan Obstetrik
Cara terminasi kehamilan :
1)Belum Inpartu :
Induksi persalinan: amniotomi+tetes oksitosin dengan syarat skor bishop 8.
Bila perlu dilakukan pematangan serviks dengan mesoprostol. Induksi
persalinan harus sudah mencapai kala II dalam waktu 24 jam. Bila tidak,
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
15/19
15
induksi persalinan dianggap gagal dan harus disusul dengan pembedahan
sesar bila :
Tidak ada indikasi untuk persalinan per vaginam
Induksi persalinan gagal
Terjadi maternal distres
Terjadi fetal distres
Bila umur kehamilan < 33 minggu
2)
Sudah Inpartu
Perjalanan persalinan diikuti dengan Grafik Friedman
Memperpendek kala II
Pembedahan cesar dilakukan bila terdapat maternal distres dan fetal distres
Primigravida direkomendasikan pembedahan cesar
Anestesia : regional anestesia, epidural anestesia. Tidak dianjurkan
anestesia umum
Kala I
Fase Laten :Amniotomi + tetes oksitosin dengan syarat skor bishop
Fase Aktif :
Amniotomi
Bila his tidak adekuat, diberikan tetes oksitosin
Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi pembukaan lengkap,
pertimbangkan S.C.
Catatan : amniotomi dan tetes oksitosin dilakukan sekurang-kurangnya 15
menit setelah pemberian pengobatan medisinal
Kala II
Pada persalinan pervaginam diselesaikan dengan partus buatan.
c. Pengelolaan Konservatif
1)Indikasi :
Kehamilan preterm (< 37 minggu) tanpa disertai tanda-tanda impending
eklampsi dengan keadaan janin baik.
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
16/19
16
2)
Pengobatan medisinal :
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif. Hanya dosis
awal Mg SO4 tidak diberikan i.v cukup i.m saja (MgSO4 40% 8 gram i.m).
Pemberian MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda preeklamsi
ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
3)Pengelolaan Obstetrik
Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan evaluasi sama seperti
perawatan aktif, termasuk pemeriksaan tes tanpa kontraksi dan USG untuk
memantau kesejahteraan janin7 , pemeriksaan air ketuban dengan
amniocentesis dan amnioskopi (dilakukan setelah minggu ke 32 diilangi tiap
2 hari, cephalometri mengukur diameter biparietalis sehingga induksi
persalinan pada anak yang terlalu kecil dapat dihindarkan ( >9 cm),
kardiografi, dan penentuan estrogen dalam urine6
Bila setelah 2 x 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap
sebagai kegagalan pengobatan medisinal dan harus diterminasi. Cara
terminasi sesuai dengan pengelolaan aktif.6
Proses terminasi kehamilan aktif diatas masih menuai kontroversi
dikalangan praktikan. Penelitian di Bangladesh membuktikan bahwa pada kasus
tertentu dengan pengawasan dan observasi yang teliti dan ketat, kehamilan pada
preeklampsia berat dan eklampsia dapat dilanjutkan dengan tujuan untuk mencapai
kematuran janin tanpa meningkatkan resiko pada ibu janin. Dengan rata-rata
mempertahankan kehamilan dalam kurun waktu 13,27 hari (cakupan 3 -35 hari),
dari 51 bumil yang diteliti terdapat 32 bayi lahir dengan selamat dengan prosentase
62.75% dan hanya 1 yang meninggal 5 menit setelah lahir9.
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
17/19
17
BAB III
ANALISA KASUS
A.ANALISA KASUS TERHADAP TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis preeklamsi berat bila didapatkan satu atau lebih dari gejala pada
kriteria preeklamsi berat.
No. Kriteria Preeklamsia Berat Kasus
1. Tekanan darah diastol 110 mmHg +
2. Proteinuri 2g/24 jam atau +2 dipstick +
3. Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri (
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
18/19
18
C.PROGNOSIS
1. Quo ad vitam ad bonam
Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman kematian. Keadaan umum,
kesadaran, dan tanda vital pasien masih dalam batas normal.
2. Quo ad functionam ad bonam
Preeklamsia berat apabila diobati dan ditangani dengan benar akan sembuh, namun
akan menyebabkan komplikasi yang mengancam bagi ibu dan janin apabila tidak
segera ditangani.
-
7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT
19/19
19
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi RSHS. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi RSHS. Bagian Pertama (Obstetri). 2005. Bandung : RSHS
Cunningham, F. Gary. Williams Obstetry. Edisi 23 Jilid 1. 2010. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC
Kelompok Kerja Penyusunan Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan di
Indonesia. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan di Indonesia.
Edisi kedua. Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI, 2005
Tucker, D. Pre-eclampsia and Eclampsia. diambil dari situs
http://www.hon.ch/Dossier/MotherChild/complications/complicate_eclampsia.ht
ml diterbitkan pada 25 Juni 2002, diakses pada 8 April 2013
Tuffnell, DJ. Shennan, AH. Waugh JJS dkk. The management of Severe preeclampsia /
eclampsia diambil dari situs http://www.rcog.org.uk/
resources/Public/pdf/management_pre_eclampsia_ mar06.pdf diterbitkan pada
Maret 2006 dan berlaku hingga Maret 2009. diakses pada 8 Aprl 2013
Wagner, K Lana. Diagnosis and Management of Preeclampsia. diambil dari situs
http://www.aafp.org/afp/20041215/2317.html diterbitkan pada 15 December
2004 diakses pada 8 April 2013
http://www.rcog.org.uk/http://www.rcog.org.uk/http://www.rcog.org.uk/