142466402-preeklamsi-berat

Upload: tirta

Post on 01-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    1/19

    1

    BAB I

    STATUS PASIEN

    NOMOR REKAM MEDIS : 573557

    IDENTITAS/BIODATA

    Nama : Ny. DS Nama Suami : Tn. A

    Umur : 18 Tahun Umur : 19 Tahun

    Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda

    Agama : Islam Agama : Islam

    Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

    Alamat : Kp. Cikahuripan 08/06 Alamat : Kp.Cikahuripan 08/06

    Tanggal Masuk : 30 Maret 2013, Pukul 06.05 WIB

    Yang Merujuk : Bidan Setempat

    ANAMNESIS

    Autoanamnesis

    Keluhan Utama : Mules yang semakin kuat dan sering

    Riwayat Penyakit Sekarang : Os merasa hamil 9 bulan, mengeluh mules yang semakin

    Sering sejak 8 jam SMRS. Tidak disertai keluar cairan yang

    banyak dari jalan lahir, tetapi ditemukan lendir dan sedikit

    darah. OS mengeluh pusing, tidak disertai nyeri ulu hati,

    pandangan kabur, maupun demam. Gerakan anak masih

    dirasakan ibu

    Riwayat Penyakit Dahulu : OS pernah dirawat dengan PEB 2 bulan yang lalu. Riwayat

    Hipertensi sebelum kehamilan disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat yang sama

    Riwayat Pengobatan : OS belum mengkonsumsi obat apapun sejak timbul keluhan

    Riwayat Psikososial : Pola makan teratur, merokok dan alkohol disangkal

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    2/19

    2

    RIWAYAT OBSTETRI

    Riwayat Kehamilan : G1P0A0

    HPHT : 07 Juli 2012

    TP : 14 April 2013

    PNC : Bidan/9x, SPOG/2x

    KB : Tidak menggunakan KB

    Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas :

    No. Th.

    Partus

    Tempat

    Partus

    Umur

    Hamil

    Jenis

    Persalinan

    Penolong

    Persalinan

    Penyulit BB/

    Kel

    Anak

    1. Hamil ini

    Riwayat Menstruasi Riwayat Pernikahan

    Menarche : 13 Tahun Pernikahan ke- : 1

    Siklus Haid : 28 hari Usia saat Menikah : 17 tahun

    Lama Haid : 7 hari Usia suami : 18 tahun

    Dismenorrhea : Disangkal Lama Menikah : 1 tahun

    PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan Umum : Tampak sakit

    Kesadaran : Composmentis

    Tanda-tanda Vital : -T : 140/110 mmHg

    -

    N : 88 kali/menit

    -R : 20 kali/menit

    -S : Afebris

    Antropometri : Tidak diukur

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    3/19

    3

    STATUS GENERALIS STATUS OBSTETRI

    Kepala: Normocephal Inspeksi

    Mata : Konjungtiva anemis (-/-) -Wajah : Chloasma grav. (-)

    Sklera Ikterik (-/-) -Thorax : Mammae simetris

    Refleks Pupil (+/+) -Abdomen : Cembung lembut

    Isokor ka=ki Striae grav. (+)

    Leher : Pembesaran KGB (-/-) Linea Nigra (+)

    Pembesaran Tiroid (-/-) Luka Post. Op (-)

    Thorax: Normochest Palpasi

    Gerak Simetris -TFU : 31 cm

    Paru-Paru : VF Simetris (+/+) -LP : 95 cm

    Vesikular (+/+) -LA : Kepala 2/5, puki

    Ronkhi (-/-) -His 1-2 kali/10/20, Kuat

    Wheezing (-/-) -TBBA : (USG) 2700 gram

    Jantung : Bunyi I/II murni, regular Auskultasi DJJ : 148 kali/menit

    Abdomen : Lihat status obstetri Pemeriksaan Genitalia

    Ekstremitas atas : Akral Hangat -v/v : t.a.k

    CRT < 2dt -Portio tebal lunak

    Udem (-/-) -Ostium : Pembukaan 3-4 cm

    Ekstremitas bawah : Akral Hangat -Ketuban (+)

    CRT

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    4/19

    4

    INTERPRETASI USG

    1. Gravida 37-38 minggu

    2. Janin intrauterin, tunggal, hidup

    3.

    Cairan amnion dan plasenta dalam batas normal

    4. TBBA : 2700 gram

    RESUME

    Seorang wanita 18 tahun diketahui hamil 9 bulan merasa mules yang semakin

    kuat sering sejak 8 jam SMRS. Keluhan disertai pusing, gerak anak masih dirasakan ibu.

    OS pernah dirawat 2 bulan yang lalu dengan diagnosis preeklamsi berat.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 140/110mmHg, tanda vital

    lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan luar didapatkan TFU 31 cm, LP 95 cm, LA

    letak kepala 2/5, punggung kiri dengan DJJ 148 kali/menit dan TBBA 2500 gram.

    Pemeriksaan dalam menujukkan v/v t.a.k, porsio tebal lunak, pembukaan 3-4 cm, ketuban

    positif, kepala pada station 0. Hasil USG menunjukkan usia kehamilan 37-38 minggu,

    janin intrauterin, tunggal, hidup, cairan amnion dan plasenta dalam batas normal, TBBA

    2700 gram. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan protein urine (+++)

    DIAGNOSIS

    G1P0A0 Parturient aterm kala I fasen laten dengan preeklamsia berat

    PLANNING

    1. Informed concent

    2. Cek laboratorium darah rutin

    3.

    IVFD 2 Line : Loading dose dan maintenance MgSO4

    4. Nifedipine 2x10mg

    5. Pasang DC

    6. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, DJJ, his, dan pembukaan

    7.

    Pemeriksaan serial protein urin

    8.

    Rencana partus pervaginam

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    5/19

    5

    LAPORAN PARTUS

    Tanggal Partus : 30 Maret 2013

    Pukul 07.00 WIB : Pembukaan 4-5 cm, his 1-2 kali/10/25K

    Pukul 13.00 WIB : Pembukaan lengkap, his 3-4 kali/10/40K

    Pukul 13.10 WIB : Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2700

    gram, panjang badan 47 cm, APGAR 1: 3, 5 : 5. Kelainan kongenital tidak ada.

    Pukul 13.15 WIB : Lahir placenta spontan lengkap, panjang tali pusar 50 cm,

    TFU sejajar pusar, kontraksi uterus baik.

    Pukul 13.20 WIB : dilakukan jahitan pada jalan lahir, 6 jahitan dalam, 5 jahitansubkutis, dan 5 jahitan luar. Perdarahan 150 cc

    T : 130/80 mmHg

    N : 84 kali/menit

    R : 20 kali/menit

    S : Afebris

    DIAGNOSIS : P1A0 Partus Maturus Spontan

    PROGNOSIS

    Quo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad functionam : dubia ad bonam

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    6/19

    6

    FOLLOW UP RUANGAN

    Tanggal Catatan Instruksi

    31.03.2013 KU : CM

    T: 120/80 mmHg

    R: 20 x/mnt

    N: 80 x/mnt

    S : Afebris

    Asi : (-/-)

    Abdomen : Datar, Lembut

    TFU : 2 jari dibawah pusar

    Luka Jahitan terawat

    Perdarahan (+), sedikit

    Lochia (-)

    Diuresis 300 cc/ 3 jam

    BAB (-)

    - Cefadroxile 2x500 mg

    - Asam Mafenamat 3x500mg

    - Observasi KU, T, N, R, S,

    Perdarahan

    - Aff DC

    01/04/2013 KU : CM

    T: 120/80 mmHg

    R: 20 x/mnt

    N: 80 x/mnt

    S : Afebris

    Asi : (+/+)

    Abdomen : Datar, Lembut

    TFU : 2 jari dibawah pusar

    Luka Jahitan terawat

    Perdarahan (+), sedikit

    Lochia (+)

    BAK/BAB (+/-)

    - Cefadroxile 2x500 mg

    -

    Asam Mafenamat 3x500mg

    - Observasi KU, T, N, R, S,

    Perdarahan

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    7/19

    7

    Tanggal Catatan Instruksi

    02.04.2013 KU : CM

    T: 120/80 mmHg

    R: 20 x/mnt

    N: 80 x/mnt

    S : Afebris

    Asi : (-/-)

    Abdomen : Datar, Lembut

    TFU : 4 jari dibawah pusar

    Luka Jahitan terawat

    Perdarahan (+), sedikit

    BAK/BAB (+/+)

    -

    Cefadroxile 2x500 mg

    - Asam Mafenamat 3x500mg

    - Observasi KU, T, N, R, S,

    Perdarahan

    - BLPL

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN (01 APRIL 2013)

    Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

    Haemoglobin 12.5 12 -16 g/dL

    Hematokrit 37.8 37 -47 %

    Eritrosit 4.10 4.2 -5.4 10 /L

    Leukosit 26.2 4.8 -10.8 10 /L

    Trombosit 285 150 -450 10s/L

    Protein Urin - -

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    8/19

    8

    BAB II

    DISKUSI

    A.

    PENDAHULUAN

    Preeklampsia adalah suatu gangguan multisistem, bersifat spesifik pada

    kehamilan dan mempunyai ciri khas yaitu terdapatnya hipertensi dan proteinuria setelah

    umur kehamilan mencapai 20 minggu. Gangguan ini terdapat pada setidaknya 5-7%

    pada seluruh kehamilan dengan insidensi 23.6 kasus pada 1000 kelahiran bayi di

    Amerika Serikat1. Komplikasi dari hipertensi adalah penyebab ketiga terbesar setelah

    perdarahan dan embolisme yang menyebabkan kematian pada kehamilan. Preeklampsia

    dikaitkan dengan peningkatan resiko dari abruptio plasenta, gagal ginjal akut,

    komplikasi serebrovaskular dan kardiovaskular, pembekuan intravaskular meluas

    (disseminated intravaskular coagulation) dan kematian ibu hamil. Preeklampsia dapat

    dibagi menjadi dua tipe yaitu preeklampsia ringan dan berat. Angka kejadian rekurensi

    preeklamsia kategori berat lebih kurang 20-25% pada kehamilan selanjutnya2. Karena

    itu, diagnosa dini dan penanganan tepat dari preeklampsia berat menjadi hal yang sangat

    penting dan tidak dapat dielakkan lagi, dengan tentunya tidak mengesampingkan

    diagnosis dan penanganan preeklampsia ringan.

    B.KRITERIA DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA RINGAN

    Preeklampsia ringan dapat ditegakkan diagnosisnya dengan kriteria yaitu :

    1. Tekanan darah : 140/90 mmHg --< 160/110 mmHg

    Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak

    dimasukkan dalam kriteria diagnostik preeklampsia tetapi perlu observasi yangcermat

    2.

    Proteinuria 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstick 1 +

    3. Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali

    anasarka3

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    9/19

    9

    C.PREEKLAMPSIA BERAT

    1. Kriteria Diagnosis

    Terdapat banyak versi kriteria diagnosis dari pre eklampsia berat yang

    beredar di lingkungan petugas kesehatan termasuk dokter. Royal College of

    Obstetricians and Gynaecologists di UK4 mendeskripsikan preeklampsia berat

    dengan adanya gejala klinis yaitu :

    a.

    Nyeri kepala yang hebat

    b. Gangguan pada visus

    c.Nyeri epigastrik dan/atau muntah

    d.

    Tanda akan kejang

    e. Papilloedema

    f.

    Terabanya hati

    g. Penurunan hitung jumlah trombosit hingga dibawah 100x106/l

    h. Enzim liver yang abnormal ( peningkatan ALT/AST > 70 iu/l )

    i. Terdapat sindroma HELLP

    Sedangkan Himpunan Kedokteran Feto-Maternal POGI dalam Pedoman

    Pengelolaan Hipertensi pada Kehamilan di Indonesia menyatakan bahwa termasuk

    ke dalam preeklampsia berat adalah preklampsia dengan salah satu atau lebih gejala

    dan tanda dibawah 3:

    a.

    Tekanan darah : pasien dalam keadaan istirahat tekanan sistolik 160 mmHg

    dan tekanan diastolik 90 mmHg

    b. Proteinuria : 5 gr/jumlah urine selama 24 jam. Atau dispstick 4 +

    c. Oliguria : produksi urine < 400 500 cc/24 jam

    d. Kenaikan kreatinin serum

    e. Edema paru dan cyanosis

    f.

    Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen : disebabkan

    teregangnya kapsula Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur hepar dan

    biasanya diikuti dengan peningkatan enzim hepar dalam serum, menunjukkan

    tanda untuk terminasi kehamilan5

    g.

    Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran nyeri kepala, scotomata, dan

    pandangan kabur

    h. Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanine atau aspartate amino transferase

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    10/19

    10

    i.

    Hemolisis makroangiopatik

    j. Tombositopenia < 100.000 sel/mm3

    k. Sindroma HELLP

    2. Pembagian Preeklampsia Berat

    Preeklampsia berat dapat dibagi dalam dua kategori yaitu :

    a.

    Preeklampsia berat tanpaImpending Eklampsia

    b.Preeklampsia berat dengan Impending Eklampsia, dengan gejala-gejala

    Impending yaitu : nyeri kepala, mata kabur, mual dan muntah, nyeri epigastrium

    dan nyeri kuadran kanan atas abdomen3.

    3. Pengelolaan Preeklampsia Berat

    Tujuan pengelolaan preeklampsia6ialah :

    a. Mencegah terjadinya eklampsi

    b. Anak harus lahir dengan kemungkinan hidup yang besar

    c. Persalinan harus dengan trauma yang sedikit-sedikitnya dan jangan sampai

    menyebabkan penyakit pada kehamilan dan persalinan berikutnya (sectio

    caesarea menambah bahaya pada perhamilan dan persalinan berikutnya)

    d.

    Mencegah hipertensi yang menetap

    Pengelolaan preeklampsia dapat berupa pengobatan jalan dan di Rumah

    Sakit. Pengobatan jalan hanya mempunyai tempat kalau preeklampsia ringan

    sekali misalnya kalau tensi kurang dari 140/90 mmHg dan edema serta proteinuria

    tidak ada atau ringan sekali. Anjuran diberikan pada pasien semacam ini adalah :

    a. Istirahat sebanyak mungkin di rumah

    b.

    Penggunaan garam dikurangic. Pemeriksaan kehamilan harus 2 kali seminggu

    d. Dapat juga diberikan sedativa dan obat-obat antihipertensi

    e. Mengetahui tanda-tanda bahaya

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    11/19

    11

    Pengobatan di Rumah Sakit indikasinya ialah :

    a. Tensi 140/90 atau lebih

    b. Proteinuria positif kuat ( ++ )

    c.

    Tambah berat 1 kg atau lebih dalam seminggu

    Di Rumah Sakit harus dilakukan pemeriksaan dan observasi yang teliti :

    a. Sakit kepala, gangguan penglihatan dan edema jaringan dan kelopak mata

    harus ditanyakan dan dicari, karena merupakan tanda akan terjadinya

    impending Eklampsia

    b. Berat badan ditimbang sekali dalam dua hari untuk mengetahui ada atau tidak

    perubahan berat badan yang abnormal

    c.

    Tekanan darah diukur sekali tiap empat jam kecuali pada malam hari kalaupasien tidur

    d. Cairan yang keluar dan masuk diukur dan dicatat untuk mengetahui terjadinya

    retensi urine atau tidak

    e. Pemeriksaan urine tiap hari; proteinuria ditentukan kuantitatif, dari hasil yang

    didapat kita akan bisa menentukan seberapa parah kerusakan filtrasi

    glomerulus ginjal ( berbanding lurus dengan kenaikan kreatin plasma )5

    f. Pemeriksaan retina

    g.

    Pemeriksaan darah

    Selanjutnya perawatan dan pengobatan dilakukan sebagai berikut :

    a. Istirahat rebah dalam kamar yang tenang dan tidak silau

    b. Makanan yang sedikit mengandung garam (3 Gram sehari); protein harus

    cukup

    c. Cairan yang diberikan 3000 cc

    d. Berikan sedasi kuat selama 24 jam untuk mencegah kejang-kejang, misalnya

    dengan menyuntikkan morphine 20 mg disusul dengan barbiturat (luminal

    sodium 100 mg tiap 6 jam), walau tindakan ini sudah ditinggalkan karena ikut

    menimbulkan efek sedasi pada janin.

    Pada kehamilan dengan penyulit apapun pada ibunya, dilakukan

    pengelolaan dasar sebagai berikut :

    a. Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya : yaitu terapi medikamentosa

    dengan pemberian obat-obatanuntuk penyulitnya

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    12/19

    12

    b.

    Kedua baru menentukan rencana sikap terhadap kehamilannya yang

    tergantung umur kehamilan. Sikap terhadap kehamilannya dibagi dua, yaitu :

    1)Ekspektatif; Konservatif : bila umur kehamilan < 37 minggu artinya :

    kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil memberikan terapi

    medikamentosa.

    2)Aktif; Agresif, dengan indikasi

    a)

    Bila umur kehamilan 37 minggu artinya kehamilan diakhiri setelah

    mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.

    b)Adanya gejala impending eklamsi

    c)

    Laboratorik : Adanya HELLP syndrome: kenaikan SGOT, SGPT, LDH,

    Trombositopenia 150.000/ml.

    d)

    Janin : Adanya tanda tanda gawat janin atau hipoksia

    3. Terapi Aktif

    a.Pengobatan medisinal

    1)Infus larutan Ringer Laktat

    2)Pemberian MgSO4

    Cara pemberian MgSO4:

    a)

    Pemberian melalui intravena secara kontinyu ( dengan menggunakan

    infusion pump)

    Dosis awal : 4 gram ( 20 cc MgSO420 % ) dilarutkan kedalam 100 cc

    ringer laktat, diberikan selama 15 20 menit

    Dosis pemeliharaan : 10 gram ( 50cc MgSO420% ) dalam 500 cc cairan

    RL, diberikan dengan kecepatan 1 2 gram/jam ( 20 30 tetes per

    menit )

    b)

    Pemberian melalui intramuskuler secara berkala :

    Dosis awal : 4 gram MgSO4( 20 cc MgSO420% ) diberikan secara i.v.

    dengan kecepatan 1 gram/ menit

    Dosis pemeliharaan : Selanjutnya diberikan MgSO4 4 gram ( 10 cc

    MgSO4 40% ) i.m. setiap 4 jam tambahkan 1 cc lidokain 2% pada setiap

    pemberian i.m. untuk mengurangi perasaan nyeri dan panas.

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    13/19

    13

    Syarat syarat pemberian MgSO4:

    a)Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10 % ( 1 gram

    dalam 10 cc ) diberikan i.v. dalam waktu 3 5 menit

    b)

    Refleks patella ( + ) kuat

    c)Frekuensi pernafasan 16 kali per menit

    d)Produksi urin 30 cc dalam 1 jam sebelumnya ( 0,5 cc/Kg bb/jam )

    Syarat-syarat penghentian MgSO4

    a)Ada tanda tanda intoksikasi

    b)

    Setelah 24 jam pasca salin

    c)Dalam 6 jam pasca salin sudah terjadi perbaikan tekanan darah

    (normotensif)

    3)Diuretikum

    Salah satu diuretik yang dapat dipakai adalah golongan thiazid yaitu

    diazoxide yang merupakan vasodilator arteiolar yang poten7. Diuretikum tidak

    dibenarkan kecuali bila ada :

    a)Edem paru

    b)

    Payah jantung kongestif

    c)Edema anasarka

    Tidak dibenarkan diberikan secara rutin karena dapat memperberat

    penurunan perfusi plasenta, memperberat hipovolemia, dan meningkatkan

    hemokonsentrasi.

    4)Anti Hipertensi diberikan bila :

    a)Tekanan darah : Bila tensi 180/110 atau MAP 126.

    b)

    Obat-obat anti hipertensi yang diperlukan:

    Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5mg i.v pelan-pelan

    selama 5 menit.

    Dosis dapat diulang dalam waktu 15-20 menit sampai tercapai tekanan

    darah yang diinginkan.

    Apabila hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:

    Nifedipin : 10mg, dan dapat diulangi setiap 30 menit (max 120mg/24jam) sampai terjadi penurunan tekanan darah.

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    14/19

    14

    Labetalol 10mg i.v. Apabila belum terjadi penurunan tekanan darah,

    maka dapat diulangi pemberian 20mg setelah 10 menit, 40mg pada 10

    menit berikutnya, diulangi 40mg setelah 10 menit kemudian dan sampai

    80mg pada 10 menit berikutnya.

    Bila tidak tersedia, maka dapat diberikan Klonidin 1 ampul dilarutkan

    dalam 10cc larutan garam faal atau air untuk suntikan. Disuntikkan

    mula-mula 5cc i.v perlahan-lahan selama 5 menit. 5 menit kemudian

    tekanan darah diukur, bila belum ada penurunan maka diberikan lagi

    sisanya 5 cc i.v selama 5 menit. Kemudian diikuti dengan pemberian

    secara tetes sebanyak 7 ampul dalam 500 cc dextrose 5% atau martos

    10%. Jumlah tetesan dititrasi untuk mencapai tekanan darah yang

    diinginkan, yaitu penurunan MAP sebanyak 20% dari awal.

    Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap 10 menit sampai tercapai

    tekanan darah yang diinginkan, kemudian setiap jam sampai tekanan

    darah stabil.

    5)

    Kardiotonika

    Indikasi : tanda-tanda payah jantung

    Jenis kardiotonik yang diberikan cedilanid-D.

    Perawatan dilakukan dengan subbagian penyakit jantung.

    6)Lain-lain

    Obat-obat antipiretik : Diberikan bila suhu rektal > 38,5 c.

    Antibiotika diberikan atas indikasi

    Anti nyeri, bila pasien karena kontraksi rahim dapat diberikan 50-75 mg

    1x saja.

    Diet, diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori yang berlebih

    b.Pengelolaan Obstetrik

    Cara terminasi kehamilan :

    1)Belum Inpartu :

    Induksi persalinan: amniotomi+tetes oksitosin dengan syarat skor bishop 8.

    Bila perlu dilakukan pematangan serviks dengan mesoprostol. Induksi

    persalinan harus sudah mencapai kala II dalam waktu 24 jam. Bila tidak,

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    15/19

    15

    induksi persalinan dianggap gagal dan harus disusul dengan pembedahan

    sesar bila :

    Tidak ada indikasi untuk persalinan per vaginam

    Induksi persalinan gagal

    Terjadi maternal distres

    Terjadi fetal distres

    Bila umur kehamilan < 33 minggu

    2)

    Sudah Inpartu

    Perjalanan persalinan diikuti dengan Grafik Friedman

    Memperpendek kala II

    Pembedahan cesar dilakukan bila terdapat maternal distres dan fetal distres

    Primigravida direkomendasikan pembedahan cesar

    Anestesia : regional anestesia, epidural anestesia. Tidak dianjurkan

    anestesia umum

    Kala I

    Fase Laten :Amniotomi + tetes oksitosin dengan syarat skor bishop

    Fase Aktif :

    Amniotomi

    Bila his tidak adekuat, diberikan tetes oksitosin

    Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi pembukaan lengkap,

    pertimbangkan S.C.

    Catatan : amniotomi dan tetes oksitosin dilakukan sekurang-kurangnya 15

    menit setelah pemberian pengobatan medisinal

    Kala II

    Pada persalinan pervaginam diselesaikan dengan partus buatan.

    c. Pengelolaan Konservatif

    1)Indikasi :

    Kehamilan preterm (< 37 minggu) tanpa disertai tanda-tanda impending

    eklampsi dengan keadaan janin baik.

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    16/19

    16

    2)

    Pengobatan medisinal :

    Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif. Hanya dosis

    awal Mg SO4 tidak diberikan i.v cukup i.m saja (MgSO4 40% 8 gram i.m).

    Pemberian MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda preeklamsi

    ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.

    3)Pengelolaan Obstetrik

    Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan evaluasi sama seperti

    perawatan aktif, termasuk pemeriksaan tes tanpa kontraksi dan USG untuk

    memantau kesejahteraan janin7 , pemeriksaan air ketuban dengan

    amniocentesis dan amnioskopi (dilakukan setelah minggu ke 32 diilangi tiap

    2 hari, cephalometri mengukur diameter biparietalis sehingga induksi

    persalinan pada anak yang terlalu kecil dapat dihindarkan ( >9 cm),

    kardiografi, dan penentuan estrogen dalam urine6

    Bila setelah 2 x 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap

    sebagai kegagalan pengobatan medisinal dan harus diterminasi. Cara

    terminasi sesuai dengan pengelolaan aktif.6

    Proses terminasi kehamilan aktif diatas masih menuai kontroversi

    dikalangan praktikan. Penelitian di Bangladesh membuktikan bahwa pada kasus

    tertentu dengan pengawasan dan observasi yang teliti dan ketat, kehamilan pada

    preeklampsia berat dan eklampsia dapat dilanjutkan dengan tujuan untuk mencapai

    kematuran janin tanpa meningkatkan resiko pada ibu janin. Dengan rata-rata

    mempertahankan kehamilan dalam kurun waktu 13,27 hari (cakupan 3 -35 hari),

    dari 51 bumil yang diteliti terdapat 32 bayi lahir dengan selamat dengan prosentase

    62.75% dan hanya 1 yang meninggal 5 menit setelah lahir9.

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    17/19

    17

    BAB III

    ANALISA KASUS

    A.ANALISA KASUS TERHADAP TINJAUAN PUSTAKA

    Diagnosis preeklamsi berat bila didapatkan satu atau lebih dari gejala pada

    kriteria preeklamsi berat.

    No. Kriteria Preeklamsia Berat Kasus

    1. Tekanan darah diastol 110 mmHg +

    2. Proteinuri 2g/24 jam atau +2 dipstick +

    3. Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri (

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    18/19

    18

    C.PROGNOSIS

    1. Quo ad vitam ad bonam

    Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman kematian. Keadaan umum,

    kesadaran, dan tanda vital pasien masih dalam batas normal.

    2. Quo ad functionam ad bonam

    Preeklamsia berat apabila diobati dan ditangani dengan benar akan sembuh, namun

    akan menyebabkan komplikasi yang mengancam bagi ibu dan janin apabila tidak

    segera ditangani.

  • 7/25/2019 142466402-PREEKLAMSI-BERAT

    19/19

    19

    DAFTAR PUSTAKA

    Bagian Obstetri dan Ginekologi RSHS. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan

    Ginekologi RSHS. Bagian Pertama (Obstetri). 2005. Bandung : RSHS

    Cunningham, F. Gary. Williams Obstetry. Edisi 23 Jilid 1. 2010. Jakarta : Penerbit buku

    kedokteran EGC

    Kelompok Kerja Penyusunan Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan di

    Indonesia. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan di Indonesia.

    Edisi kedua. Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI, 2005

    Tucker, D. Pre-eclampsia and Eclampsia. diambil dari situs

    http://www.hon.ch/Dossier/MotherChild/complications/complicate_eclampsia.ht

    ml diterbitkan pada 25 Juni 2002, diakses pada 8 April 2013

    Tuffnell, DJ. Shennan, AH. Waugh JJS dkk. The management of Severe preeclampsia /

    eclampsia diambil dari situs http://www.rcog.org.uk/

    resources/Public/pdf/management_pre_eclampsia_ mar06.pdf diterbitkan pada

    Maret 2006 dan berlaku hingga Maret 2009. diakses pada 8 Aprl 2013

    Wagner, K Lana. Diagnosis and Management of Preeclampsia. diambil dari situs

    http://www.aafp.org/afp/20041215/2317.html diterbitkan pada 15 December

    2004 diakses pada 8 April 2013

    http://www.rcog.org.uk/http://www.rcog.org.uk/http://www.rcog.org.uk/