14041-4-739726142504
DESCRIPTION
asasasaTRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Saluran Transmisi
Refleksi dan Faktor Refleksi(bagian 2)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fakultas Teknik Teknik Elektro
04MK14032 Rahmat Mulyawan, M.Sc.
Abstract KompetensiModul ini membahas refleksi dan faktor refleksi dengan menitik beratkan pada pola gelombang berdiri (standing wave pattern), pengukuran dengan “slotted line”, dan daya transmisi
Mahasiswa dapat menerangkan dan menganalisis Refleksi dan Faktor Refleksi
PengantarPada bagian yang sebelumnya dibicarakan distribusi dari tegangan atau arus yang
merambat dari sumber ke beban, dan tegangan atau arus yang direfleksikan oleh beban,
yang merambat ke arah sumber. Dan pada bagian akhir dari pembahasan sebelumnya
diamati kejadian, bagaimana dengan pemasangan sebuah beban dengan impedansi
tertentu bisa menghasilkan refleksi.
Pada kenyataannya, di sepanjang saluran transmisi tersebut, distribusi tegangan dan arus
adalah superposisi dari gelombang yang merambat dari sumber ke beban (gelombang
datang) dan gelombang yang merambat dari beban ke sumber (gelombang refleksi).
Distribusi Tegangan dan Arus pada Saluran Transmisi
Secara umum didapatkan distribusi tegangan dan arus di sepanjang saluran transmisi
sebagai berikut ini
Dengan notasi d = l – z menyatakan posisi yang baru, yang menghitung jarak dari ujung
akhir saluran transmisi. Kemudian dengan mengingat bahwa
Maka kedua persamaan di atas dapat ditulis menjadi
2013 2
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Pola Gelombang Berdiri (Standing Wave Pattern)Pola gelombang berdiri sering kali memberikan gambaran yang jelas mengenai distribusi
tegangan dan arus sepanjang saluran transmisi. Pola gelombang berdiri merupakan nilai
mutlak dari phasor tegangan dan arus yang didapatkan pada bagian di atas.
Untuk kasus saluran transmisi yang mengandung kerugian (lossy)
, dengan
dan untuk saluran transmisi tak merugi (lossless)
, dengan
Pola gelombang berdiri memberikan gambaran akan selubung atas dari tegangan dan arus
yang merupakan fungsi waktu, yang ber-osilasi sepanjang saluran transmisi. Dengan kata
lain, pola gelombang berdiri memberikan nilai maksimum yang bisa dicapai tegangan dan
arus di setiap titik pada saluran transmisi.
Pola ini memberikan gambaran interferensi gelombang secara jelas, dengan menunjukkan
posisi-posisi maksimum dan minimum yang terjadi secara berulang di setiap jarak setengah
panjang gelombang. Maksimum dan minimum ini disebabkan oleh interferensi konstruktif
dan destruktif antara gelombang datang dan refleksi.
Untuk saluran transmisi tak merugi, dengan
2013 3
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Bagaimana kita bisa mem-visualisasikan faktor refleksi di sepanjang saluran transmisi di
atas, haruslah dipergunakan bidang Gauss kompleks. Gambar 4.1 memperlihatkan hal ini
dengan r adalah faktor refleksi pada ujung akhir, atau pada d = 0.
Gambar 4.1
Faktor refleksi pada beban (pada d = 0) ini divisualisasikan pada gambar 4.1a dengan
panah biru. Pada saluran transmisi tak mengandung kerugian, faktor refleksi sepanjang
saluran transmisi ini, , merupakan hasil perkalian r dengan exponensial –j2βd, yang
merupakan perputaran titik r searah dengan perputaran jarum jam. Pada awal saluran
transmisi, d = L. Berapa jauh perputaran ini tergantung dari perbandingan panjang saluran
transmisi ini dengan panjang gelombang sinyal yang ditransmisikan. Perputaran satu
lingkaran penuh , atau titik phasor kembali ke tempat semula (gambar 4.1b), akan
terjadi jika
Jadi dengan menggunakan saluran transmisi dengan panjang setengah panjang
gelombang, faktor refleksi pada awal saluran sama dengan faktor refleksi pada akhir saluran
transmisi, jadi pengaruh saluran transmisi ini terhadap transport daya tidak ada. Hal ini akan
dibahas lebih lanjut pada bab mengenai transformasi impedansi.
Pola gelombang tegangan berdiri memiliki nilai maksimum pada saat riil dan positif,
atau pada saat
dengan n = 0, 1, 2, …
2013 4
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Dimana nilai maksimum tegangan akan menjadi
Sebaliknya, pola gelombang tegangan berdiri memiliki nilai maksimum pada saat riil
dan negatif, atau pada saat
dengan n = 0, 1, 2, …
Dimana nilai minimum tegangan akan menjadi
Gambar 4.2
Dengan menggunakan pemikiran di atas, kita bisa mengamati pola gelombang tegangan
berdiri pada dua kasus khusus open dan short (gambar 4.2) sebagai berikut.
Kasus beban terbuka (open):
Karena maka tegangan maksimum adalah dan tegangan minimum
adalah .
2013 5
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Pada beban (d = 0), pola gelombang tegangan berdiri akan maksimum (Gambar 4.3),
menuju generator, pola tegangan akan mengecil, dan minimal pada posisi
(setengah putaran), kembali membesar, dan maksimal pada (satu putaran penuh).
Gambar 4.3
Kasus beban hubungan singkat (short):
Karena maka tegangan maksimum dan tegangan minimum akan sama seperti kasus
beban open. Pada beban (d = 0), pola gelombang tegangan berdiri akan minimum (Gambar
4.4), menuju generator, pola tegangan membesar dan maksimal pada posisi
(setengah putaran), kembali mengecil, dan minimal pada (satu putaran penuh).
Gambar 4.4
2013 6
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Dengan menggunakan saluran transmisi yang tak mengandung kerugian (lossless), maka
impedansi gelombang saluran transmisi ini menjadi riil (Z riil). Dan dengan faktor refleksi
pada beban
dimana impedansi beban secara umum , maka
Pada kasus matching, , hanya terjadi perputaran pada lingkaran ber-radius 0. Jadi
sepanjang apapun saluran transmisi, faktor refleksinya sepanjang saluran transmisi ini
selalu nol.
Gambar 4.5
Dari penulisan faktor transmisi di atas, dapat dilihat bahwa beban yang induktif ( )
akan menghasilkan faktor refleksi juga dengan komponen imajiner yang positif, titik refleksi
(titik awal) berada pada kuadran satu dan dua. Sedangkan jika beban memiliki komponen
kapasitif ( ), titik awal perputaran berada pada kuadran tiga dan empat (Gambar 4.5).
2013 7
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Pada beban induktif, di akhir saluran transmisi (pada beban), tegangan berada pada posisi 2
dan 3 di Gambar 4.5 sehingga mengarah ke generator, pola gelombang tegangan berdiri
akan membesar, kemudian ke maksimal dan mengecil (Gambar 4.6).
Gambar 4.6
Jarak nilai maksimal pertama dari ujung saluran transmisi bisa didapatkan dari hubungan
dan jarak nilai minimal pertama didapatkan dari hubungan
Sedangkan pada beban kapasitif (posisi 4 dan 5 di Gambar 4.5), pola gelombang tegangan
akan mengecil (Gambar 4.7). Jarak nilai minimal pertama didapatkan dari hubungan
dan jarak nilai maksimal pertama didapatkan dari hubungan
2013 8
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4.7
Selain menggunakan faktor refleksi, ada besaran lain yang dipergunakan untuk
mengkuantifikasikan fenomena refleksi ini, yaitu VSWR voltage standing wave ratio, sebagai
perbandingan tegangan maksimal dengan tegangan minimal
atau
Selain itu, faktor refleksi sering juga dinyatakan dalam bentuk logaritma (desiBell/dB), yang
nilai negatifnya didefinisikan dengan return loss (RL)
Tabel berikut ini memberikan hubungan besar mutlak faktor refleksi, return loss dan VSWR
Tabel 4.1
Return Loss (RL) VSWR Keterangan
0 1 Matching
1 0 dB Open / Short
0.1 20 dB 1.222 Refleksi Kecil
0.9 0.92 dB 19 Refleksi Besar
2013 9
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
mempunyai nilai yang bervariasi dari 0 sampai 1, Return Loss mempunyai nilai minimal
0 dB dan maksimal tidak terhingga, sedangkan VSWR mempunyai nilai terendah 1 dan bisa
membesar tak terbatas.
Pengukuran dengan “Slotted line”Di teknik pengukuran gelombang mikro, fenomena pola gelombang berdiri ini dimanfaatkan
untuk mengukur impedansi beban. Gambar 2.10 menunjukkan struktur pengukuran pola
gelombang berdiri sepanjang kabel coaxial yang bercelah (slotted line). Sebuah metal tipis
seperti jarum (probe) yang dimasukkan ke dalam kabel coaxial melalui celah yang tipis,
bertugas untuk men-sampel tegangan (sebenarnya medan listrik) yang ada di dalam saluran
transmisi tersebut. Besar tegangan yang terdeteksi akan ditampilkan di alat ukur.
Untuk bisa mengukur besar tegangan di sepanjang saluran transmisi, dibuat celah tipis yang
panjang (minimal sebesar satu kali panjang gelombang), sehingga probe bisa digeser dan
didapatkan pola gelombang berdiri yang lengkap dengan beberapa maksimum dan
minimum.
2013 10
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Daya TransmisiDaya yang ditransmisikan pada saluran transmisi ini bisa dihitung dengan persamaan
dimana adalah konjugasi kompleks dari arus dengan
dan
Maka
Dengan aproksimasi Z riil, maka daya pada saluran transmisi menjadi
Daya pada d = L adalah daya yang berada pada awal saluran transmisi
Sedangkan daya pada d = 0, pada bagian akhir saluran transmisi
Dari keduanya bisa dihitung daya yang terkonsumsikan di dalam saluran transmisi sebesar
Daya ini menghilang dan diubah menjadi panas akibat faktor atenuasi.
2013 11
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Mudrik Alaydrus. (2009). Saluran Transmisi Telekomunikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.
2. Walter C Johnson. (1963). Transmisstion Lines and Networks. Tokyo. McGraw-Hill.
3. Umesh Sinha. (1977). Transmisstion Lines and Networks. New Delhi. Satya Prakashan.
2013 12
Saluran TransmisiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rahmat Mulyawan, M.Sc. http://www.mercubuana.ac.id