1306367896_urip riyadi

9
Environmental Monitoring (Pemantauan Lingkungan) Oleh : Urip Riyadi, Teknik Lingkungan (1306367896) Program pemantauan lingkungan pasca-EIS (Environmental Impact Statement) yang komprehensif seharusnya sangat diperlukan untuk proyek besar, rencana, atau program sebagai bagian dari siklus hidup mereka, serta informasi yang dihasilkan seharusnya digunakan dalam pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan pengelolaan lingkungan hidup. “Pemantauan lingkungan yang komprehensif adalah serangkaian aktivitas yang menyediakan data kimia, fisik, geologi, biologi, sosial, dan kesehatan yang dibutuhkan oleh pengelola lingkungan” (U.S. EPA, 1985). Faktor – faktor yang bersangkutan harus dipilih berdasarkan tipe proyek, dasar sesitivitas lingkungan, perkiraan dampak, dan pemantauan yang objektif. Istilah terintegrasi yang digunakan di beberapa Negara untuk menyatakan pengelolaan siklus-hidup lingkungan disebut Post-Project Analysis (PPA). PPA mengacu kepada studi yang dilakukan saat fase implementasi (sebelum konstruksi, saat konstruksi atau operasi, dan saat sudah tidak digunakan lagi) dari aktivitas yang telah diberikan setelah keputusan untuk melanjutkan telah dibuat (ECE, 1990). Studi dapat termasuk pemantauan komprehensif atau pemantauan lingkungan yang

Upload: muhammad-ayik-abdillah

Post on 03-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Resume Chapter 18 EIA Chanter

TRANSCRIPT

Page 1: 1306367896_Urip Riyadi

Environmental Monitoring (Pemantauan Lingkungan)

Oleh : Urip Riyadi, Teknik Lingkungan (1306367896)

Program pemantauan lingkungan pasca-EIS (Environmental Impact Statement)

yang komprehensif seharusnya sangat diperlukan untuk proyek besar, rencana, atau

program sebagai bagian dari siklus hidup mereka, serta informasi yang dihasilkan

seharusnya digunakan dalam pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan pengelolaan

lingkungan hidup. “Pemantauan lingkungan yang komprehensif adalah serangkaian

aktivitas yang menyediakan data kimia, fisik, geologi, biologi, sosial, dan kesehatan yang

dibutuhkan oleh pengelola lingkungan” (U.S. EPA, 1985). Faktor – faktor yang

bersangkutan harus dipilih berdasarkan tipe proyek, dasar sesitivitas lingkungan, perkiraan

dampak, dan pemantauan yang objektif.

Istilah terintegrasi yang digunakan di beberapa Negara untuk menyatakan

pengelolaan siklus-hidup lingkungan disebut Post-Project Analysis (PPA). PPA mengacu

kepada studi yang dilakukan saat fase implementasi (sebelum konstruksi, saat konstruksi

atau operasi, dan saat sudah tidak digunakan lagi) dari aktivitas yang telah diberikan setelah

keputusan untuk melanjutkan telah dibuat (ECE, 1990). Studi dapat termasuk pemantauan

komprehensif atau pemantauan lingkungan yang ditargetkan, evaluasi data dan informasi

yang dikumpulkan, pengambilan keputusan yang difokuskan ke lingkungan, yang sesuai

dengann pelaksanaan pengelolaan keputusan.

Contoh dari pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan pengelolaan

lingkungan hidup.dapat berdasarkan manfaat dalam meminimalisasi dampak yang

merugikan dan peningkatan pengelolaan lingkungan termasuk :

1. Mengurangi tenaga produksi (dan emisi yang dihasilkan ke atmosfer) pada

pembagkit listrik tenaga batu bara ketika kondisi dispersi atmosfer dibatasi;

2. Merencanakan pelatihan aktivitas instalasi militer agar tidak bertepatan dengan

penggunaan wilayah tertentu untuk perkembangbiakan dan sarang suatu spesies

Page 2: 1306367896_Urip Riyadi

hewan yang terancam punah;

3. Merencanakan dan mengimplementasikan sistem penghilangan metal dalam industri

pengolahan air limbah untuk meminimalisasi metal yang terserap kedalam rantai

makanan di hilir suatu pembuangan air limbah;

4. Mengganti level reservoir sumber air dan pola pelepasan air untuk mengoptimasi

konsentrasi oksigen-terlarutdi dalam fase air pada berbagai musim.

Ada tiga cara dalam memantau data spesies hewan dan atau fauna yang digunakan

untuk pengelolaan lingkungan (Spellerberg, 1991) :

1. Membentuk dasar untuk penggunaan populasi berkelanjutan;

2. Mendeteksi dan meminimalisasi dampak lingkungan yang merugikan;

3. Menyediakan data yang dapat digunakan sebagai dasar ilmiah untuk konservasi.

Latar Belakang Informasi

Peraturan/regulasi yang dibuat oleh Council on Environmental Quality (CEQ)

berfokus pada penggunaan pemantauan yang berdampingan dengan pelaksanaan upaya

mitigasi. Pemantauan juga dapat digunakan dalam menentukan efektivitas dari setiap jenis

upaya mitigasi yang dilakukan.

Beberapa agensi telah mengembangkan informasi pemantauan yang berhubungan

dengan upaya mitigasi dalam penilaian dampak lingkungan mereka (EIA) masing-masing.

Dua tipe dasar pemantauan didefinisikan sebagai berikut (U.S. Department of the Army,

1988, p.46355)

1. Enforcement monitoring (Pemantauan Penegakkan)

Pemantauan penegakkan digunakan untuk memastikan bahwa mitigasi yang sedang

berjalan dilakukan seperti yang dijelaskan dalam dokumen lingkungan.

2. Effectiveness monitoring (Pemantauan Keefektivitasan)

Pemantauan keefektivitasan digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu upaya mitigasi

dan atau efek lingkungan. Tipe ini haruslah bersumber dari investigasi secara kuantitatif.

Page 3: 1306367896_Urip Riyadi

Berikut penggambaran 3 jenis pemantauan lingkungan (Sadler dan Davies, 1988),

yaitu :

1. Baseline Monitoring (Pemantauan Dasar)

Merupakan pengukuran variabel lingkungan sebelum proyek untuk menentukan kondisi

eksisting, rentang variasi, dan proses perubahan.

2. Impact Monitoring (Pemantauan Dampak)

Merupakan pengukuran variabel lingkungan saat konstruksi projek dan operasi untuk

menentukan perubahan yang mungkin terjadi sebagai hasil projek.

3. Compliance Monitoring (Pemantauan Pemenuhan)

Merupakan pengambilan sampel periodik dan atau pengukuran secara terus menerus terkait

tingkat pembuangan limbah, kebisingan atau emisi yang serupa untuk memastikan

kondisinya agar sesuai standar.

Pre-EIS terdiri dari baseline monitoring, sementara pasca-EIS terdiri dari impact

monitoring dan compliance monitoring.

Tujuan Pemantauan Lingkungan

Terdapat beberapa tujuan untuk pemantauan lingkungan pra-EIS dan atau pasca-

EIS. Berikut identifikasi 6 tujuan umum dari konduksi pemantauan pasca-EIS (Marcus,

1979) :

1. Menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai dokumentasi dari dampak yang

dihasilkan dari tindakan federal yang diusulkan;

2. Sebagai sistem pemantauan yang dapat memperingatkan lembaga dan dampak buruk

tak terduga atau perubahan mendadak dalam tren dampak;

3. Menghasilkan pertingatan mendadak kapanpun saat dampak mendekati tingkat kritis;

4. Sebagai informasi yang dapat digunakan oleh lembaga untuk mengatur waktu, lokasi,

dan tingkat dampak dari proyek;

Page 4: 1306367896_Urip Riyadi

5. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dati

implementasi pengukuran mitigasi;

6. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memeriksa prediksi dampak dan

dengan demikian dapat memvalidasi teknik prediksi dampak.

Pemantauan dapat berguna dalam membedakan antara perubahan alam dan perbedaan-

perbedaan itu diakibatkan lansung atau tidak langsung oleh polusi dan dampak lainnya.

Spellerberg (1991) telah menggambarkan 6 alasan pemantauan biologis dan ekologis

dinilai: sebagai dasar mengelola sumber biologis untuk keseimbangan pembangunan dan

penilaian sumber, sebagai bantuan dalam pengelolaan konservasi ekosistem dan populasi,

sebagai alat untuk fokus ke penggunaan lahan dan bentang alam sebagai dasar untuk

penggunaan lahan yang lebih baik yaitu membandingkan konservasi dan penggunaan

lainnya, sebagai sumber data untuk bantuan dalam penggunaan organisme untuk memantau

polusi dan untuk mengindikasi kualitas lingkungan, digunakan untuk kemajuan

pengetahuan tentang dinamika ekosistem, sebagai sarana target hama serangga dari

pertanian dan perhutanan untuk studi sebagai pembentuk sara aefektif dalam pengontrolan

dari pestisida tersebut.

Menurut Schweitzer (1981) dalam konteks dampak kesehatan manusia, pemantauan

biologis dapat digunakan untuk menghubungkan konsentrasi media lingkungan sebagai

potensial efek kesehatan.

Poin yang utama dan penting di sini adalah untuk menetapkan dari penggambaran

perbedaan tujuan pemantauan dengan tujuan yang dapat meluas; oleh karena itu, tujuan

pemantauan dibutuhkan dalam perencanaan dan pengimplementasian usaha pemantauan

untuk proyek, perencanaan atau program.

Studi Kasus dari Pemantauan

Terdapat delapan (8) studi kasus yang dapat menggambarkan penggunaan

pemantauan dalam pekerjaan dampak lingkungan yaitu program pengontrolan hama,

Page 5: 1306367896_Urip Riyadi

fasilitas pengolahan air limbah, dua proyek lignite-extraction, proyek modifikasi bandara,

evaluasi historis dan praktek pembuangan limbah yang diperlukan dalam fasilitas nuklir,

sistem reservoir air permukaan untuk berbagai tujuan yang ada, dan proyek sistem reservoir

air permukaan yang diusulkan.

Gambar 1. Ringkasan Pemantauan

Lingkungan dalam 8 Studi Kasus

Pertimbangan Perancangan untuk Program Pemantauan

Terdapat dua fase dalam model koseptual untuk perencaan dan pelaksanaan

program pemantauan lingkungan, yaitu pengembangan sistem pemantauan, dan

implementasi dan operasi sistem pemantauan. Berikut merupakan sebelas elemen terkait

pengembangan sistem pemantauan (Marcus, 1979) :

1. Elemen kerja yang terkait dengan persiapan dan hasil EIS

Penentuan aksi, prediksi dampak dan penentuan dampak utama

2. Berhubungan dengan koordinasi instansi

Paritsipasi instansi, identifikasi otoritas instansi, dan penentuan ketersediaan data.

3. Berhubungan dengan anstisipasi dampak

Penentuan tujuan pemantauan.

4. Elemen kerja yang merupakan kunci komponen teknis

Penentuan data dan peninjauan data

5. Berhubungan dengan ketersediaan sumber pembiayaan

Page 6: 1306367896_Urip Riyadi

Perlakuan evaluasi fisibilitas dan pemantauan sistem yang ditentukan

Pada tahap kedua, yaitu implementasi dan operasi sistem pemantauan, terdapat

enam poin penting

1. Pengimplementasian sistem pemantauan,

2. Pengumpulan data, analisis data, dan evaluasi dampak,

3. Respon oleh instansi pemerintah,

4. Perubahan dokumen dalam temuan naskah dan hasil terhadap program pemantauan pasca-EIS.

Pedoman dan Peraturan

Untuk memfasilitasi dan melembagakan program pemantauan lingkungan, pasti

akan diperlukan pedoman dan kebijakan tertentu. Berikut merupakan tiga pedoman dan

kebijakan untuk pemantauan lingkungan dan audit dalam kaitannya dengan proses EIA

(Sadler dan Davies, 1988) :

1. Baseline monitoring (Pemantauan Dasar)

Dasar-dasar pemantauan harus direncanakan dan dimulai pada fase pelingkupan AMDAL.

2. Formulation of impact prediction (Formulasi Prediksi Dampak)

Prediksi dampak harus dinyatakan sebagai variabel hipotesis sehingga tes statistik dapat

dilakukan/diterapkan. Tingkat kepastian harus dinyatakan dengan jelas, prediksi dibuat

dengan lebih konduktif untuk dianalisis, serta menyediakan indikasi yang lebih teliti

terhadap hal yang diantisipasi.

3. Effects monitoring (Pemantauan Efek/Akibat)

Efek pemantauan harus dirancang untuk menetapkan hubungan sebab-akibat yang dapat

menyediakan dasar dari suatu dampak melalui penerapan tindakan korektif.