12._102012_93-97
TRANSCRIPT
-
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
PENGARUH WAKTU DAN JENIS ABSORBEN PADA PROSES ENFLEURASI
Muliasari Kurniati MuchtarJurusan Teknik Kimia Fakultas
Jl. Prof. Soedarto Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax: (024) 7460058
Minyakmelatiadalahminyak yang dihasilkandari bunga melati(menggunakan metodeenfleurasi dandistilasi vakumminyak melati dengan metode enfleurasi, mengkaji pengaruh jenis adsorbent yang digunakan pada proses enfleurasi dan mengkaji pengaruh waktu pada proses enfleurasi. adalah mengetahui jenis absorben yang baik dan waktu yang optimal dalam proses enfleurasi sehingga diperoleh perbandingan berat minyak dengan berat absorben yang tinggi.MinyakMelatidikenal sebagaisalah satu agenpenyedapallroundkarena memilikiaroma yang khasmenarik danbanyak digunakandalam industri kosmetikuntuk parfumseperti sabunpenelitian iniada duamacamvariabeltetapterdiri dari: tekanan distilasi 0,5atmberubahnya meliputi waktu enfleurasi yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20 hari dan jenis absorben berupa vaselin dan lemak sapi. yang dilakukanadalah penentuanhasilHasil dari penelitian ini, padawaktu enfleurasi20 haridan untuk absorben lemak sapi menghasilkanyieldtertinggi1,9956%pada waktu enfleurasi20 hari. Menurutkuningdanbau yang khasmelatiIndeks biasyang diperolehdari penelitianberkisar antara 1,462
Kata kunci: Enfleurasi; Minyak Melati
Jasmine oil is an oil produced from the flowers jasmine (Jasmine Sambac). methods enfleurage and vacuum distillation. enfleurasi method, Assessing the impact of type of adsorbent used in the process enfleurasi and Assessing the impact of time on the enfleurasi. Bgood absorben and optimal time enfleurasi process to obtain a high yield. of the allround flavouring agent because it has a distinctive aroma, attractive and widely used incosmetic industry for perfumes such as soaps, perfumes. In this study there are two kinds of variables, that is remain variable and changed variable. pressure, temperature 50oC, and a distillation of enfleurage 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20 day and type of absorbent form of petroleum jelly and beef tallow. Jasmine is obtained from Pemalang, Central Java. The observations made are the the determination, organoleptic testing, refractive index and density of jasmine oil. study, for the absorbent vaseline the highest yield of 2.07% at 20 days and enfleurasi time for absorbent beef tallowproduce the highest yielAccording organoleptic color of jasmine oil is yellow and distinctive smell of jasmine. Density obtained ranged from 0.835 ml / g to 0.915 ml / g. Refractive index obtained from the study ranged between 1.462 to 1.482.
Keyword: Enfleurage; Jasmine oil
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
PENGARUH WAKTU DAN JENIS ABSORBEN PADA PROSES ENFLEURASIBUNGA MELATI (Jasminum Sambac
Muliasari Kurniati Muchtar, Fitrika Dwi Hanani, Diyono IkhsanJurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
arto Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax: (024) 7460058
Abstrak
Minyakmelatiadalahminyak yang dihasilkandari bunga melati(Jasmine Sambac).Dalam penelitian inimenggunakan metodeenfleurasi dandistilasi vakum. Tujuan daripenelitian iniadalah minyak melati dengan metode enfleurasi, mengkaji pengaruh jenis adsorbent yang digunakan pada proses enfleurasi dan mengkaji pengaruh waktu pada proses enfleurasi. Manfaat dari percobaan ini
absorben yang baik dan waktu yang optimal dalam proses enfleurasi sehingga diperoleh perbandingan berat minyak dengan berat absorben yang tinggi.MinyakMelatidikenal sebagaisalah satu agenpenyedapallroundkarena memilikiaroma yang khas
digunakandalam industri kosmetikuntuk parfumseperti sabunpenelitian iniada duamacamvariabel, yaituvariabeltetap dan variabelberubah
tekanan distilasi 0,5atm,suhu500C,dan waktu distilasi 3 jam. Untuk variablberubahnya meliputi waktu enfleurasi yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20 hari dan jenis absorben berupa vaselin dan lemak sapi. Bunga Melatidiperoleh dari Pemalang, Jawa Tengahyang dilakukanadalah penentuanhasil, pengujianorganoleptik, indeks biasdan densitas minyakmelati.
, untukabsorben vaselin menghasilkanhasil tertinggisebesar 2,07padawaktu enfleurasi20 haridan untuk absorben lemak sapi menghasilkanyieldtertinggi1,9956%pada
Menurut analisa organoleptik dari minyak melati dihasilkan warna kuningdanbau yang khasmelati. Densitas yang diperoleh berkisar antara 0,835 ml/gr Indeks biasyang diperolehdari penelitianberkisar antara 1,462 - 1,482.
Minyak Melati
Abstract
Jasmine oil is an oil produced from the flowers jasmine (Jasmine Sambac). In this study, using the methods enfleurage and vacuum distillation. The purpose of this experiment is taking jasmine oil enfleurasi method, Assessing the impact of type of adsorbent used in the process enfleurasi and
of time on the enfleurasi. Benefits of this experiment was to determine the type of good absorben and optimal time enfleurasi process to obtain a high yield. Jasmine oil is known as one of the allround flavouring agent because it has a distinctive aroma, attractive and widely used incosmetic industry for perfumes such as soaps, perfumes. In this study there are two kinds of variables, that is remain variable and changed variable. For remain variables consist of: distillation 0.5 atm
C, and a distillation time of 3 hours. For changed variable include the time of enfleurage 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20 day and type of absorbent form of petroleum jelly and
is obtained from Pemalang, Central Java. The observations made are the the termination, organoleptic testing, refractive index and density of jasmine oil.
study, for the absorbent vaseline the highest yield of 2.07% at 20 days and enfleurasi time for produce the highest yield of 1.9956% at the time of enfl
According organoleptic color of jasmine oil is yellow and distinctive smell of jasmine. Density obtained ranged from 0.835 ml / g to 0.915 ml / g. Refractive index obtained from the study ranged
smine oil
, Tahun 2013, Halaman 93-97 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
93
PENGARUH WAKTU DAN JENIS ABSORBEN PADA PROSES Sambac)
Diyono Ikhsan *) Teknik Universitas Diponegoro
arto Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax: (024) 7460058
.Dalam penelitian ini, Tujuan daripenelitian iniadalah mengambil
minyak melati dengan metode enfleurasi, mengkaji pengaruh jenis adsorbent yang digunakan pada anfaat dari percobaan ini
absorben yang baik dan waktu yang optimal dalam proses enfleurasi sehingga diperoleh perbandingan berat minyak dengan berat absorben yang tinggi.. MinyakMelatidikenal sebagaisalah satu agenpenyedapallroundkarena memilikiaroma yang khas,
digunakandalam industri kosmetikuntuk parfumseperti sabun, parfum. Dalam yaituvariabeltetap dan variabelberubah. Untukvariabel
,dan waktu distilasi 3 jam. Untuk variable berubahnya meliputi waktu enfleurasi yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20 hari dan jenis absorben
Jawa Tengah. Pengamatan indeks biasdan densitas minyakmelati.
untukabsorben vaselin menghasilkanhasil tertinggisebesar 2,07% padawaktu enfleurasi20 haridan untuk absorben lemak sapi menghasilkanyieldtertinggi1,9956%pada
dari minyak melati dihasilkan warna . Densitas yang diperoleh berkisar antara 0,835 ml/gr 0,915 ml/gr.
In this study, using the The purpose of this experiment is taking jasmine oil
enfleurasi method, Assessing the impact of type of adsorbent used in the process enfleurasi and enefits of this experiment was to determine the type of
Jasmine oil is known as one of the allround flavouring agent because it has a distinctive aroma, attractive and widely used in the cosmetic industry for perfumes such as soaps, perfumes. In this study there are two kinds of variables,
For remain variables consist of: distillation 0.5 atm time of 3 hours. For changed variable include the time
of enfleurage 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20 day and type of absorbent form of petroleum jelly and is obtained from Pemalang, Central Java. The observations made are the the
termination, organoleptic testing, refractive index and density of jasmine oil. The results of this study, for the absorbent vaseline the highest yield of 2.07% at 20 days and enfleurasi time for
the time of enfleurasi 20 days. According organoleptic color of jasmine oil is yellow and distinctive smell of jasmine. Density obtained ranged from 0.835 ml / g to 0.915 ml / g. Refractive index obtained from the study ranged
-
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
1. Pendahuluan
Minyakmelatiadalahminyak yang dihasilkandari bunga melatisetelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga melati terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri lalu minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. Pengambilan minyak atsiri yang terkandung dalam bunga melati tidak bisa dilakukan dengan cara penyulingan/destilasi seperti halnya pada cengkeh, nilam, ataupun kenanga. Hal ini disebabkan oleh penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relative lama cenderung merusapolimerisasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah. Oleh karena itu mharus diproses dengan metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk melati adalah metode Enfleurasi.
Pada proses ini, adsorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah (keadaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkpelarut mudah menguap yang menggunakan cara modern, namun metode kuno yaitu enfleurasi masih memegperanan pentingdan selalu disempurnakan. Prinsip kerja proses Enfleurasi cukup sederhana. Medengan lemak yang mempunyai daya adsorbsi tinggi. Pada akhir proses, lemak akan jenuh dengan minyak bunga. Kemudian minyak bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol dipisahkan menggunakan teknik pemisahan distilasi vakum supaya alkohol menguap dan dihasilkan absolut.
Tujuan daripenelitian iniadalahadsorbent yang digunakan pada proses enfleurasi dan mengkaji pengaruh
2. Bahan Dan Metode Penelitian 2.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketel suling berbahan bahan yang digunakan: 1. Bunga Melatisebagai absorben.3.Alkohol 96% sebagai pelarut.
Gambar1. Gambar Rangkaian Alat Penyusun Pada Proses Enfleurasi; (1). Plate, (2). Kaca, (3). Lemari Penyimpanan
2.2 Prosedur Penelitian
Tahap pertama yang dilakukan adalah perhitungan kadar air untuk menentukan jumlah bahan yang akan digunakan. Selanjutnya preparasi lemak sapi dengan pencampuran kemenyan 0,6%.enfleurasi Bunga melati ditaburkan diatas permukaan lemak chassisdan dibiarkan selama2 hariselama variabel waktu yang ditentukanbunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan perlu diingat adalahpada saat memoleskan lemak dipermukaan bingkai kaca ataudigores dengan alat apapun yangbisa menciptakan pola
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
Minyakmelatiadalahminyak yang dihasilkandari bunga melati(Jasmine Sambac).Pada umumnya bunga melati setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga melati terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri lalu minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat.
k atsiri yang terkandung dalam bunga melati tidak bisa dilakukan dengan cara penyulingan/destilasi seperti halnya pada cengkeh, nilam, ataupun kenanga. Hal ini disebabkan oleh penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relative lama cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisa, polimerisasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah. Oleh karena itu mharus diproses dengan metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk melati adalah metode Enfleurasi.
Pada proses ini, adsorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah (keadaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas. Walaupun telah dikenal sistem ekstraksi dengan pelarut mudah menguap yang menggunakan cara modern, namun metode kuno yaitu enfleurasi masih memeg
dan selalu disempurnakan. Prinsip kerja proses Enfleurasi cukup sederhana. Medengan lemak yang mempunyai daya adsorbsi tinggi. Pada akhir proses, lemak akan jenuh dengan minyak bunga. Kemudian minyak bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol
ik pemisahan distilasi vakum supaya alkohol menguap dan dihasilkan absolut.
Tujuan daripenelitian iniadalahmengambil minyak melati dengan metode enfleurasi, mengkaji pengaruh jenis adsorbent yang digunakan pada proses enfleurasi dan mengkaji pengaruh waktu pada proses enfleurasi.
Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketel suling berbahan stainless steelbahan yang digunakan: 1. Bunga Melati, yang diambil dari Pemalang, Jawa Tengah. sebagai absorben.3.Alkohol 96% sebagai pelarut. 4. Kemenyan 0,6%
Gambar Rangkaian Alat Penyusun Pada ; (1). Plate, (2). Kaca, (3). Lemari
Gambar 2. Rangkaian Alat Distilasi VakumDistilasi,(2). Waterbath,(3). Kompor Listrikdan Klem,(5). Termometer Pendingin Liebig,(8). Pipa U, (9). Erlenmeyer, (10).Pompa Vakum.
pertama yang dilakukan adalah perhitungan kadar air untuk menentukan jumlah bahan yang akan Selanjutnya preparasi lemak sapi dengan pencampuran kemenyan 0,6%.
Bunga melati ditaburkan diatas permukaan lemak tersebut yang telahdioleskan pada bingkai kaca atau 2 hari, kemudian diganti dengan bunga yang masih segar.
selama variabel waktu yang ditentukan, pada akhir proses lemakakan jenuh dengan minyak bunga. Minyak diekstraksi dari lemak dengan menggunakan etanol dan selanjutnya etanol
perlu diingat adalahpada saat memoleskan lemak dipermukaan bingkai kaca atauchassisdigores dengan alat apapun yangbisa menciptakan pola garis garis dipermukaan lemak.Tujuannya adalah untuk
, Tahun 2013, Halaman 93-97 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
94
Pada umumnya bunga melati setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga melati terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri lalu minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat.
k atsiri yang terkandung dalam bunga melati tidak bisa dilakukan dengan cara penyulingan/destilasi seperti halnya pada cengkeh, nilam, ataupun kenanga. Hal ini disebabkan oleh penyulingan
k komponen minyak karena proses hidrolisa, polimerisasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah. Oleh karena itu melati harus diproses dengan metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk melati adalah metode Enfleurasi.
Pada proses ini, adsorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah (keadaan dingin) sehingga an oleh panas. Walaupun telah dikenal sistem ekstraksi dengan
pelarut mudah menguap yang menggunakan cara modern, namun metode kuno yaitu enfleurasi masih memegang dan selalu disempurnakan. Prinsip kerja proses Enfleurasi cukup sederhana. Mengontakkan bunga
dengan lemak yang mempunyai daya adsorbsi tinggi. Pada akhir proses, lemak akan jenuh dengan minyak bunga. Kemudian minyak bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol
ik pemisahan distilasi vakum supaya alkohol menguap dan dihasilkan absolut.
mengambil minyak melati dengan metode enfleurasi, mengkaji pengaruh jenis waktu pada proses enfleurasi.
stainless steel. Sedangkan bahan-, yang diambil dari Pemalang, Jawa Tengah. 2.Vaselin dan lemak sapi
Gambar 2. Rangkaian Alat Distilasi Vakum; (1).Labu . Kompor Listrik,(4). Statif
Termometer ,(6). Termo Control,(7). . Pipa U, (9). Erlenmeyer,
pertama yang dilakukan adalah perhitungan kadar air untuk menentukan jumlah bahan yang akan Selanjutnya preparasi lemak sapi dengan pencampuran kemenyan 0,6%. Kemudian, pada proses
yang telahdioleskan pada bingkai kaca atau , kemudian diganti dengan bunga yang masih segar. Proses ini dilakukan
, pada akhir proses lemakakan jenuh dengan minyak bunga. Minyak selanjutnya etanol dipisahkan. Hal yang
chassis, lemak hendaknya garis dipermukaan lemak.Tujuannya adalah untuk
-
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
memperluas permukaan penyerapanminyak bunga oleh lemak, sehingga minyak bunga yang diserap akan lebih banyak (Guenther, 1987).
Dalam penelitian ini dilakukan 4 analisa hasil yaitu rendemen, organolepdihasilkan dari proses enfleurasi minyak melati tersebut.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil a. Bahan baku : Bunga Melati
Berat bahan : 150 gram (basis kering)Absorben : Vaselin Tabel 1. Hasil penelitian dengan absorben
Run Waktu (hari) Rendemen(1 2 0,3222 4 0,5853 6 0,7254 8 0,7605 10 0,9376 12 0,9927 14 1,2858 16 1,4859 18 1,87510 20 2,07
b. Bahan baku : Bunga MelatiBerat bahan : 150 gram (basis kering)Absorben : Lemak SapiTabel 2. Hasil penelitian dengan absorben
Run Waktu (hari) Rendemen(%)1 2 0,222 2 4 0,483 3 6 0,525 4 8 0,732 5 10 0,837 6 12 0,942 7 14 1,285 8 16 1,399 9 18 1,775
10 20 1,907
3.2 Pembahasan Dari hasil penelitian didapat bahwa
didapatkan juga semakin besar, karena waktu kontak fase antara solven dengan bahan semakin lama sehingga minyak yang terambil semakin optimal yang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 3. Grafik Pengaruh Waktu
0 2 4 6
ren
de
me
n (
%)
waktu enfleurasi (hari)
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
memperluas permukaan penyerapanminyak bunga oleh lemak, sehingga minyak bunga yang diserap akan lebih
Dalam penelitian ini dilakukan 4 analisa hasil yaitu rendemen, organoleptik, indeks bias dan densitas yang dihasilkan dari proses enfleurasi minyak melati tersebut.
Bunga Melati gram (basis kering)
Hasil penelitian dengan absorbenvaselin Rendemen(%) Indeks bias Densitas
0,322 1,462 0,860 0,585 1,467 0,856 0,725 1,469 0,856 0,760 1,471 0,860 0,937 1,474 0,870 0,992 1,474 0,890 1,285 1,475 0,890 1,485 1,476 0,890 1,875 1,476 0,910
0 1,482 0,910
Bunga Melati gram (basis kering)
: Lemak Sapi . Hasil penelitian dengan absorben lemak sapi
(%) Indeks bias Densitas 1,462 0,835 1,464 0,840 1,464 0,840 1,468 0,840 1,469 0,860 1,469 0,860 1,471 0,870 1,473 0,870 1,475 0,870 1,477 0,890
Dari hasil penelitian didapat bahwa semakin lama penyulingan minyak atsiri didapatkan juga semakin besar, karena waktu kontak fase antara solven dengan bahan semakin lama sehingga minyak yang terambil semakin banyak. Tetapi setiap jenis bahan mempunyai batas waktu penyoptimal yang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
. Grafik Pengaruh Waktu Enfleurasi terhadap Rendemen.
8 10 12 14 16 18 20waktu enfleurasi (hari)
vaselin
lemak sapi
, Tahun 2013, Halaman 93-97 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
95
memperluas permukaan penyerapanminyak bunga oleh lemak, sehingga minyak bunga yang diserap akan lebih
tik, indeks bias dan densitas yang
maka berat minyak yang didapatkan juga semakin besar, karena waktu kontak fase antara solven dengan bahan semakin lama sehingga
banyak. Tetapi setiap jenis bahan mempunyai batas waktu penyulingan yang
lemak sapi
-
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
Bila dilihat dari waktu enfleurasi dapat disimpulkan, semakin lama waktu enfleurasi maka dihasilkan semakin tinggi. Rendemenyaitu sebesar 2,07%. Rendemenenfleurasi 2 hari. Hal ini disebabkan kondisi kekerasan lemak sapi yang digunakan sebagai absorben tidak stabil setiap harinya dan cenderung semakin mengeras setiap harinya sehingga kemampuan untuk mengabsorbsi menurun.
Hasil penelitian didapat kenaikan plate. Hal ini dapat terjadi karena kondisi menyebabkan senyawa pada bunga melati tidak terjerap absorben secara optimal, intensitas pergantian bunga melati sangat mungkin terjadi kontak dengan udara luar hal itu dapat menminyak melati sebagian menguap sehingga dapat
Pada Tabel 1 dan Tabel 2 terlihat Indeks bias pada hasil penelitian diAbsolute melati pada penelitian ini ditinjau dari indeks biasnya memenuhi syarat sebagai minyak melati karena berada pada kisaran 1,400 1,810(Guenther,1988). Densitas yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar 0,8gr/ml 0,9550 gr/ml. Densitas yang dihasilkan pada penelitian ini berada dibawah densitas melati yang ada di pasaran disebabkan karena masih adanya etanol di dalam minyak melati yang belum terpisah secara sempurna pada proses distilasi vakum.
Tabel 3 berikut merupakan hasil analisa organoleptik berupa warna dan bau dari minyak melati.
Tabel 3. Hasil Analisa Organoleptik
Run Waktu Warna
Vaselin Lemak Sapi1 2 KM
2 4 KM
3 6 KM
4 8 KM
5 10 K
6 12 K
7 14 K
8 16 K
9 18 K
10 20 K
*K= Kuning KM= Kuning Muda
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa warna produk minyak (Kuning) dan sedikit yang berwarna KM (Kuning muda)dari panelis yaitu sekitar 60-90. Menurut panelis, bau minyak melati dengan absorbanpasaran dibanding dengan absorban lemak sapi.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
Bila dilihat dari waktu enfleurasi dapat disimpulkan, semakin lama waktu enfleurasi maka Rendemen tertinggi dihasilkan dari variabel vaselin dengan waktu enfleurasi 20 hari
Rendemen terkecil sebesar 0,2217% yang dihasilkan variabel lemak sapi dengan waktu disebabkan kondisi kekerasan lemak sapi yang digunakan sebagai absorben tidak stabil
setiap harinya dan cenderung semakin mengeras setiap harinya sehingga kemampuan untuk mengabsorbsi
didapat kenaikan rendemen tidak sebanding dengan penambahan bunga melati kedalam plate. Hal ini dapat terjadi karena kondisi penutupan chassis pada proses enfleurasi kurang rapat dapat menyebabkan senyawa pada bunga melati tidak terjerap absorben secara optimal, intensitas pergantian bunga
gat mungkin terjadi kontak dengan udara luar hal itu dapat menyebabkan senyawa terpen penyusuminyak melati sebagian menguap sehingga dapat mempengaruhi rendemen pada setiap variabel.
terlihat Indeks bias pada hasil penelitian didapat kisaran 1,462 Absolute melati pada penelitian ini ditinjau dari indeks biasnya memenuhi syarat sebagai minyak melati karena
1,810(Guenther,1988). Densitas yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar 0,80,9550 gr/ml. Densitas yang dihasilkan pada penelitian ini berada dibawah densitas melati yang ada di
pasaran disebabkan karena masih adanya etanol di dalam minyak melati yang belum terpisah secara sempurna
berikut merupakan hasil analisa organoleptik berupa warna dan bau dari minyak melati.
OrganoleptikMinyak Melati Bau Lemak Sapi Vaselin
Lemak Sapi
K 65 60
K 70 65
K 70 65
K 70 70
K 70 60
K 80 70
K 70 65
K 80 70
K 85 70
K 90 70
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa warna produk minyak melati yang dihasilkan ratadan sedikit yang berwarna KM (Kuning muda), sedangkan baunya memiliki tingkat penilaian bervariasi
Menurut panelis, bau minyak melati dengan absorbanpasaran dibanding dengan absorban lemak sapi.
, Tahun 2013, Halaman 93-97 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
96
Bila dilihat dari waktu enfleurasi dapat disimpulkan, semakin lama waktu enfleurasi maka rendemen yang vaselin dengan waktu enfleurasi 20 hari
dihasilkan variabel lemak sapi dengan waktu disebabkan kondisi kekerasan lemak sapi yang digunakan sebagai absorben tidak stabil
setiap harinya dan cenderung semakin mengeras setiap harinya sehingga kemampuan untuk mengabsorbsi
gan penambahan bunga melati kedalam proses enfleurasi kurang rapat dapat
menyebabkan senyawa pada bunga melati tidak terjerap absorben secara optimal, intensitas pergantian bunga yebabkan senyawa terpen penyusun
pada setiap variabel.
dapat kisaran 1,462 1,482. Kualitas Absolute melati pada penelitian ini ditinjau dari indeks biasnya memenuhi syarat sebagai minyak melati karena
1,810(Guenther,1988). Densitas yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar 0,835 0,9550 gr/ml. Densitas yang dihasilkan pada penelitian ini berada dibawah densitas melati yang ada di
pasaran disebabkan karena masih adanya etanol di dalam minyak melati yang belum terpisah secara sempurna
berikut merupakan hasil analisa organoleptik berupa warna dan bau dari minyak melati.
yang dihasilkan rata-rata berwarna K , sedangkan baunya memiliki tingkat penilaian bervariasi
Menurut panelis, bau minyak melati dengan absorban vaselin lebih mendekati
-
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:
Waktu enfleurasi terbaik adalah 20 hari dengan menghasilkan menghasilkan kualitas minyak melati yang lebih baik yaitu vaselin yang memiliki berwarna kuning, berbau khas melati, indeks bias sebesar 1,482 dan densitas sebesar 0,915 gr/ml. Sedangkan Lemak Sapi memiliki rendemen1,478 dan densitas sebesar 0,89 gr/ml.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada1. Kedua orang tua, atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan.2. Bapak Ir. Diyono Ikhsan, SU selaku dosen pembimbing yang telah memberi pengarahan dan bimbingan selama
proses pembuatan laporan penelitian ini.3. Bapak Ir. Budiyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas4. Semua pihak yang telah mendukung
Daftar Pustaka
Ginting, Nahitma.2008.Analisis Minyak Mawar (Rosa hybrid Hort) yang diperoleh dengan Cara Enfleurasi menggunakan Gliseolat Stearin
Guenther. 1952. Minyak Atsiri, diterjemahkan oleh S. KatarHamid, A.A. 2011. Essential oils : Its Medical and Pharmacological Uses.
Research. University of llorin, Nigeria.Handy, Lubis Ifri.1999. Pengaruh Jenis Lemak dan Frekuensi Penggantian Bunga pada
Rendemen dan Mutu Minyak MelatiHuda, Muhammad Nurul. 2010. Pengambilan Minyak Bunga Melati dengan Metode Enfleurasi Menggunakan
Lemak Sapi Kambing Ayam. Program StudiNovalny, Dian. 2006. Pengaruh Ukuran Rajangan Daun dan Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan
Karakteristik Minyak Sirih. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.Padumanonda Tanit. 2007. The Development of Local Animal Fat as an Alternative Method in the Extraction of
Essential Oil for AromatherapyParth N Patel. 2011. Extraction of Herbal Aroma Oils from Solid Surface.
Pharmacy. Gujarat India. Pensuk Worraruethai. 2007. Comparison of the Chemical Constituents in Michelia alba Flower Oil Extracted by
Steam Distillation, Hexane Extraction and Enfleurage Method.Medicine. Thailand.
Sumirat, Nawang. 2000. Pengaruh Lama Ekstraksi dan Kapasitas Ekstraktor Berputar Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Melati ( Jasminum sp).
Suyanti.2002. Teknologi Pascapanen Bunga Sedap MalamSyahbana Rusli, Meika. 2010. Sukses Memproduksi Minyak AtsiriYulianingsih. 2007. Teknik Enfleurasi dalam Proses Pembuatan Minyak Mawar
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:
Waktu enfleurasi terbaik adalah 20 hari dengan menghasilkan rendemen absolute 2,07 %.Absorben yang menghasilkan kualitas minyak melati yang lebih baik yaitu vaselin yang memiliki rendemenberwarna kuning, berbau khas melati, indeks bias sebesar 1,482 dan densitas sebesar 0,915 gr/ml. Sedangkan
rendemensebesar 1,9956 %, berwarna kuning, berbau khas melati, indeks bias sebesar ,89 gr/ml.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada : Kedua orang tua, atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan.
selaku dosen pembimbing yang telah memberi pengarahan dan bimbingan selama proses pembuatan laporan penelitian ini. Bapak Ir. Budiyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.Semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan penelitian ini.
Analisis Minyak Mawar (Rosa hybrid Hort) yang diperoleh dengan Cara Enfleurasi menggunakan Gliseolat Stearin.INOVASI, Vol. 5 (4).
, diterjemahkan oleh S. Kataren (Jakarta UI Press). Essential oils : Its Medical and Pharmacological Uses. International Journal of Current
Research. University of llorin, Nigeria. Pengaruh Jenis Lemak dan Frekuensi Penggantian Bunga pada
Rendemen dan Mutu Minyak Melati. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.Bogor.Pengambilan Minyak Bunga Melati dengan Metode Enfleurasi Menggunakan
. Program Studi Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang.Pengaruh Ukuran Rajangan Daun dan Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan
. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.The Development of Local Animal Fat as an Alternative Method in the Extraction of
Essential Oil for Aromatherapy. Journal of Thai Traditional & Alternative Medicine. Thailand.Extraction of Herbal Aroma Oils from Solid Surface. International Journal of Comprehensive
Comparison of the Chemical Constituents in Michelia alba Flower Oil Extracted by Steam Distillation, Hexane Extraction and Enfleurage Method. Journal of Thai Tradition
Pengaruh Lama Ekstraksi dan Kapasitas Ekstraktor Berputar Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Melati ( Jasminum sp). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Teknologi Pascapanen Bunga Sedap Malam. Litbang Pertanian.21(1). Sukses Memproduksi Minyak Atsiri.Edisi 1.Agromedia Pustaka.Jakarta.
Teknik Enfleurasi dalam Proses Pembuatan Minyak Mawar. J Hort.17(4),
, Tahun 2013, Halaman 93-97 s1.undip.ac.id/index.php/jtki
97
absolute 2,07 %.Absorben yang rendemen sebesar 2,07 %,
berwarna kuning, berbau khas melati, indeks bias sebesar 1,482 dan densitas sebesar 0,915 gr/ml. Sedangkan sebesar 1,9956 %, berwarna kuning, berbau khas melati, indeks bias sebesar
Kedua orang tua, atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan. selaku dosen pembimbing yang telah memberi pengarahan dan bimbingan selama
Teknik Universitas Diponegoro.
Analisis Minyak Mawar (Rosa hybrid Hort) yang diperoleh dengan Cara Enfleurasi
International Journal of Current
Pengaruh Jenis Lemak dan Frekuensi Penggantian Bunga pada Proses Enfleurasi . Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Pengambilan Minyak Bunga Melati dengan Metode Enfleurasi Menggunakan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang.
Pengaruh Ukuran Rajangan Daun dan Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan . Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
The Development of Local Animal Fat as an Alternative Method in the Extraction of . Journal of Thai Traditional & Alternative Medicine. Thailand.
ternational Journal of Comprehensive
Comparison of the Chemical Constituents in Michelia alba Flower Oil Extracted by Journal of Thai Traditional & Alternative
Pengaruh Lama Ekstraksi dan Kapasitas Ekstraktor Berputar Terhadap Rendemen dan Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
.Edisi 1.Agromedia Pustaka.Jakarta. . J Hort.17(4), 393-398.