120459890-hhshshs

24
1 WALK THROUGH SURVEY PENDAHULUAN Kunci disiplin dalam kesehatan okupasi adalah pengenalan, evaluasi dan kontrol. Dokter-dokter okupasi memerlukan data-data tertentu agar dapat memberikan pelayanan kesehatan okupasi yang efektif. Pengetahuan tentang tempat kerja merupakan tanggungjawab yang paling penting bagi para ahli yang menyediakan pelayanan kesehatan okupasi. (1, 2, 3) Dalam memberi pelayanan kesehatan okupasi pada klien baru, suatu usaha untuk memperolah informasi tentang tempat kerja klien harus dilakukan. Maka, sering dilakukan “walk through survey” (survey sepintas), untuk mendapat pandangan umum dan orientasi karyawan terhadap kesehatan dan program keselamatan. Secara umum, survey sepintas dapat mengambil waktu selama 1 hingga 2 jam. Survei ini sangat membantu dalam membina hubungan antara pegawai kesehatan dengan karyawan yang cedera serta memahami pekerjaan klien tersebut. Namun survey sepintas ini adakalanya tidak terlalu bermanfaat terutama pada industry yang mempunyai karyawan yang terlatih. (2) Dalam kedokteran okupasi, teknik “Walk through survey” yang paling penting adalah mengenali “occupational health hazards”. Untuk melakukan survei ini, dapat dimulai dengan mengetahui tentang manejemen perencanaan yang benar, berdiskusi tentang tujuan melakukan survey, dan menerima keluhan-keluhan baru yang releven. Dapat juga menyediakan terlebih dahulu diagram yang memudahkan alur proses. (1) Bahaya apa dan dalam situasi yang bagaimana bahaya dapat timbul, merupakan sebagai hasil dari penyelenggaraan kegiatan Walk Through Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya dan lamanya paparan bahaya terhadap pekerja

Upload: kelling

Post on 24-Nov-2015

92 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

  • 1

    WALK THROUGH SURVEY

    PENDAHULUAN

    Kunci disiplin dalam kesehatan okupasi adalah pengenalan, evaluasi dan

    kontrol. Dokter-dokter okupasi memerlukan data-data tertentu agar dapat

    memberikan pelayanan kesehatan okupasi yang efektif. Pengetahuan tentang

    tempat kerja merupakan tanggungjawab yang paling penting bagi para ahli yang

    menyediakan pelayanan kesehatan okupasi. (1, 2, 3)

    Dalam memberi pelayanan kesehatan okupasi pada klien baru, suatu usaha

    untuk memperolah informasi tentang tempat kerja klien harus dilakukan. Maka,

    sering dilakukan walk through survey (survey sepintas), untuk mendapat

    pandangan umum dan orientasi karyawan terhadap kesehatan dan program

    keselamatan. Secara umum, survey sepintas dapat mengambil waktu selama 1

    hingga 2 jam. Survei ini sangat membantu dalam membina hubungan antara

    pegawai kesehatan dengan karyawan yang cedera serta memahami pekerjaan klien

    tersebut. Namun survey sepintas ini adakalanya tidak terlalu bermanfaat terutama

    pada industry yang mempunyai karyawan yang terlatih. (2)

    Dalam kedokteran okupasi, teknik Walk through survey yang paling

    penting adalah mengenali occupational health hazards. Untuk melakukan survei

    ini, dapat dimulai dengan mengetahui tentang manejemen perencanaan yang benar,

    berdiskusi tentang tujuan melakukan survey, dan menerima keluhan-keluhan baru

    yang releven. Dapat juga menyediakan terlebih dahulu diagram yang memudahkan

    alur proses. (1)

    Bahaya apa dan dalam situasi yang bagaimana bahaya dapat timbul,

    merupakan sebagai hasil dari penyelenggaraan kegiatan Walk Through Survey.

    Mengenal bahaya, sumber bahaya dan lamanya paparan bahaya terhadap pekerja

  • 2

    dalam Walk Through Survey memerlukan informasi tentang bahan mentah dan

    bahan kimia tambahan yang digunakan, proses kerja dan operasi, produk akhir dan

    produk samping yang dihasilkan. Pemahaman ini diperlukan untuk mengetahui

    secara tepat bahaya yang dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan pekerja

    dan perusahaan dalam bentuk kecelakaan, kecederaan, penyakit akibat kerja,

    kebakaran dan pencemaran lingkungan. (4)

    Telah diketahui secara luas bahwa bahaya kesehatan di lingkungan kerja

    dapat dikategorikan pada: (4)

    Bahaya fisik seperti bising dan tekanan panas, radiasi dan lain-lain

    Bahaya kimia seperti larutan kimia, gas, uap, debu dan lain-lain

    Bahaya biologi seperti kuman, bakteri, binatang buas dan lain-lain

    Ergonomi seperti ketidak sesuaian peralatan dengan ukuran tubuh pekerja dan lain-

    lain

    Psikologi

    Dengan demikian bahaya di lingkungan kerja dapat didefinasikan sebagai

    bahan, material, atau kondisi lingkungan kerja yang dapat menimbulkan efek atau

    gangguan yang berarti terhadap kesehatan pekerja yang terpapar. (4)

    Dengan mengikuti alur proses sesuai perencanaan, biasanya merupakan

    cara yang paling produktif. Harus diperhatikan juga tentang Warning label, yaitu

    suatu deskripsi tentang materi dari komposisi bahan kimia, dan paket materi yang

    akan didapat. Sebagai usaha untuk evaluasi kasus-kasus individual, program

    kesehatan okupasi sebaiknya menggalakkan karyawan dalam berbagi informasi

  • 3

    tentang deskripsi pekerjaan, laporan tentang industrial higienis dan mengenai

    loss-control reports. (1, 2)

    SURVEI SEPINTAS SECARA KOMPREHENSIF DI TEMPAT KERJA

    Dalam situasi tertentu melakukan walk-through survey secara komprehensif

    di tempat kerja dapat membantu penyediaan layanan kesehatan kerja. Secara

    umum ini dilakukan saat penyedia layanan kesehatan melayani jumlah pekerja

    yang banyak dengan berbagai macam bahaya kerja atau saat pekerja mau

    mengimplementasikan program kesehatan dan keselamatan kerja secara

    komprehensif. Pada situasi yang lain, pekerja mungkin mau mengetahui secara

    umum keamanan dan bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja. Tugas dari

    pekerja okupasi adalah memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya

    pencegahan dari hasil evaluasi tempat kerja, identifikasi bahaya yang mungkin

    terjadi dan upaya pencegahan yang sesuai. (2)

    PELAKSANAAN WALK THROGH SURVEY

    PRE-WALK THROUGH

    Sebelum melakukan Walk Through Survey perlu dilakukan lobi terlebih

    dahulu dengan manejemen bidang produksi tentang rencana pelaksanaan Wlak

    Through Survey dan mendapatkan informasi singkat. (4)

    Dokter okupasi kesehatan harus mengidentifikasi orang yang dikontak dan

    memahami sepenuhnya tujuan waktu melakukan survey sepintas ini, serta manfaat

    waktu yang diijinkan oleh klien untuk mengobservasi tempat kerjanya dan cara

    bekerja para karyawan. Dapat juga meminta izin untuk mengambil foto-foto

    ditempat-tampat tertentu yang dapat mengundang kebahayaan (hazard), untuk

    tujuan pembelajaran atau orientasi buat pegawai okupasi kesehatan lainnya. (2)

  • 4

    Informasi yang relevan tentang industri antara lain tentang : riwayat industri,

    ukuran, kompleksitas, proses operasi, dan informasi tehnis lainnya. Jelaskan

    maksud dan tujuan tindakan diadakannya Walk Through Survey. (4)

    Pada saat bertemu dengan manejeman juga perlu diceritakan tentang maksud

    dan tujuan pelaksanaan Walk Through Survey, dan minta agar ada pekerja yang

    bisa menggambar bisa pula diwawancarai tentang unit kerja yang dioperasikan dan

    informasi lain yang diperlukan. (4)

    OPENING CONFERENCE (DISKUSI PEMBUKAAN)

    Konferensi terbuka dalam survey sepintas berguna dalam memperoleh

    pandangan umum tentang suatu perusahaan, struktur dan administrasi, program

    kesehatan dan keselamatan okupasi yang telah ada, dan identifikasi masalah di

    area tersebut. Wakil dari karyawan untuk menghadiri konferensi adalah karyawan

    yang bertanggungjawab mengenai kesehatan dan keselamatan, sumber daya

    manusia, dan kadang teknisi. Pada konferens ini, pihak okupasi kesehatan dapat

    menanyakan tentang tipe-tipe kecelakaan kerja yang pernah terjadi di perusahaan

    tersebut serta undang-undang yang telah diterapkan dapam perusahaan tersebut. (2)

    Diskusi pembukaan dengan perwakilan industri sebelum memulai

    pelaksanaan Walk Through Survey, kerana ini merupakan kesempatan yang paling

    baik untuk mengumpul data yang bersifat kebijakan, legalitas dan kekuatan SDM

    dan lain-lain informasi manajerial yang bersifat umum. Diskusi pembukaan juga

    merupakan kesempatan kita untuk menarik simpati dan mendapatkan dukungan

    atas apa yang menjadi perhatian dan pelaksanaan Walk Through Survey. (4)

    Sebagai informasi tambahan, dapat ditanyakan juga tentang riwayat

    perencanaan kerja dan administrasi perusahaan sebelumnya. Sebagai contoh,

    riwayat perubahan penggunaan bahan baku atau proses kerja oleh suatu

  • 5

    perusahaan, dapat bermaksud menilai paparan sebelumnya (contohnya asbestos,

    bahan heavy metal dan sebagainya) terhadap karyawan sehingga kedepannya bisa

    menghindari factor resiko penyakit akibat kerja. Riwayat ada atau tidak personal

    equipment untuk proteksi diri adalah penting karena para karyawan bisa saja tidak

    dilindungi dari kebisingan atau kebahayaan yang lainnya. Dermografik dari

    karyawan juga sebaiknya dieksplorasi, termasuklah jumlah karyawan yang ada,

    rasio seks laki-laki dan perempuan, bahasa primer yang digunakan, latar belakang

    pendidikan, dan shift kerja. Semua faktor-fakor ini dapat mempengaruhi resiko

    tahap kecederaan atau penyakit yang didapatkan oleh karyawan, serta pihak

    okupaasi kesehatan dapat memahami para karyawan dengan lebih mendalam. (2)

    Perhatikan juga tentang servis kesehatan dan keselamatan yang disediakan

    oleh perusahaan yang akan dilakukan survey sepintas tersebut. Termasuklah

    organisasi dari tanggungjawab mengenai kesehatan dan keselamatan, serta siapa

    yang mendapat insuransi kompensasi. (2)

    Pada waktu menjelaskan diskusi pembukaan, ruang lingkup Walk Through

    Survey perlu dijelaskan, dan ajukan pertanyaan yang mengarah pada maksud dan

    tujuan Walk Through Survey diadakan, sehingga informasi umum yang berkaitan

    dengan kepentingan walk through survey dapat diperoleh misalnya: (4)

    1. Kebijakan perusahaan akan K3

    2. Proses produksi

    3. Denah dari perusahaan

    4. pengaturan tenaga kerja

    5. populasi pekerja

  • 6

    6. pandangan pimpinan dan pekerja akan K3

    7. gambaran penerapan K3 dilakukan

    8. data pelaporan K3

    9. dan sebagainya yang lebi bersifat manejerial

    Informasi yang lebih detail dan menyangkut tehnis kadang-kadang masih bisa

    kita peroleh pada saat diskusi pendahuluan misalnya informasi tentang : (4)

    1. Daftar semua bahan dasar dan kimia yang digunakan dalam proses produksi

    2. Daftar peralatan dari industri yang menunjukkan dimana dan bagaimana

    penggunaan bahan-bahan dasar dan kimia tadi

    3. Daftar produk dan produk damping lainnya

    4. Dan sebagainya yang lebih bersifat tehnis

    WALK THROUGH (Peninjauan Lapangan)

    Secara umum survei sepintas sebaiknya dilakukan sewaktu shipping yakni

    barang-barang yang dipesan dihantarkan ke perusahaan tersebut supaya pihak

    okupasi kesehatan dapat melihat manufacturing yang sebenarnya atau proses-

    proses lain yang berlaku di tempat kerja. Ini dapat membantu dokter okupasi

    kesehatan lebih memahami keadaan yang terjadi sewaktu bekerja. Sewaktu

    melakukan survey sepintas, penting untuk pihak okupasi kesehatan bicara dengan

    para karyawan, serta mengetahui pendapat meraka sendiri tentang bahaya

    kesehatan dan keselamatan atau potensi bagi pengukuran preventif. Selain itu, ini

    merupakan suatu inisiasi bagi para karyawan untuk memahami tentang kerjanya

    sendiri serta potensi munculnya bahaya kerja dan sikap meraka terhadap kesehatan

    dan keselamatan mereka. Dapat ditanyakan kepada karyawan: (2)

  • 7

    - Bahaya apa saja yang berisiko untuk terkena sewaktu bekerja?

    - Apakah tindakan yang anda ambil agar anda berada dalam keadaan yang selamat?

    - Apakah tindakan-tindakan yang anda pikir bermanfaat untuk tempat kerja anda?

    Ketika melakukan survei sepintas, dokter okupasi kesehatan wajib mengambil

    perhatian tentang empat kategori umum risiko: (2)

    - Tugas (2)

    o Pihak okupasi kesehatan harus memperhatikan faktor-faktor dari pekerja seperti

    posisi badan dan postur badan. Pergerakan yang bagaimana dilakukan oleh

    pekerja? Observasi sikap pergerakan termasuk perhatikan pergerakan yang

    dipaksakan, arah pergerakan (kedepan, kebelakang, dll), lokasi (kaki ke pinggang

    atau batas bahu ke atas), frekuensi (satu kali per jam atau satu kali per menit) dan

    durasi (beberapa menit atau intermiten).

    o Harus juga memahami tugas itu sendiri, termasuk dari aspek praktek kerja sebagai

    ekspektasi produktivitas, variasi dari kebutuhan fisik sepanjang hari bekerja, dan

    bagaimana kompensasi dari kerja tersebut. Sebagai contoh ada tidak sistem kuota

    atau system insentif? Insentif meningkatkan produktivitas namun ia juga dapat

    meningkatkan risiko kumulatif gangguan trauma akibat pergerakan fisik yang

    berterusan.

    - Lingkungan tempat tugas tersebut dilakukan (2)

    o Ahli pengobatan kesehatan dan lingkungan harus melihat kondisi tempat kerja

    seperti suhu, ventilasi, label, saluran pipa, kerapian, sanitasi fasilitas dan

    pencahayaan. Tingkat kepadatan (crowding), derajat kebisingan, dan pemandangan

    dari tempat kerja adalah berhubungan dengan keselamatan dan kerentanan

    mendapat kecelakaan atau penyakit. Contohnya seperti peningkatan derajat

    kebisingan dapat stimulasi system saraf simpatetik dan meningkatkan

    kecenderungan untuk mendapat kecelakaan. Terdapat bukti tentang pengurangan

  • 8

    derajat kebisingan dapat mengurangi angka kecelakaan. Housekeeping yang

    buruk dapat meningkatkan risiko kecelakaan seperti adanya minyak atau air di

    lantai mengakibatkan jatuh yang mana ianya membahayakan.

    o Tanda dan label, penyimpanan bahan kima, alat dan bahan untuk gawat darurat

    [seperti stasiun pembersih mata, automatic emergency defibrillator (AEDs), first

    aid kit], alat pemadam kebakaran dapat diperiksa dan dievaluasi susunan kerja,

    kesesuaian dan lokasi dengan tempat kerja.

    o Kondisi lingkungan setiap tahun itu berubah. Proses manufacturing yang

    memerlukan panas (contohnya manufacturing kima) dapat menyebabkan heat

    stress di musim panas. Eksposur yang lama terhadap panas atau dingin

    berhubungan dengan risiko kesehatan, yang mana dapat di cegah dengan langkah

    preventif.

    - Peralatan yang digunakan untuk melakukan tugas (2)

    o Peralatan yang digunakan termasuklah size dan komposisi dari alat, tool

    automation (automatic screw drivers), torque control, atau hand-tool suspension.

    Hand tools harus diinspeksi dari aspek ergonomik kesesuaian, digunakan secara

    baik dan maintenance. Sebagai contoh dasign dari hand-tool dapat mempengaruhi

    posisi tangan ketika menggunakannya. Bentuk dan komposisi dari alat handle

    dapat mempengaruhi kenyamanan sewaktu memakainya nammun dapat juga

    meningkatkan resiko cumulated-trauma disorder dengan penggunaan yang lama.

    o Mesin dapat diinspeksi untuk tujuan ergonomic, keefektifitas dan maintenance.

    Harus diperhatikan juga safety devices dan keefektifitasnya suatu mesin yang

    digunakan. Design mesin yang modern telah mengurangi risiko dari trauma

    kecelakaan mayor dan pekerja haruslah dididik dalam penggunaannya dan

    keefektifitasnya, hendaklah tidak dimodifikasi atau bypassed mesin/ alat yang

    digunakan.

  • 9

    o Pihak okupasi kesehatan seharusnya mempunyai pengetahuan tentang bagaimana

    fungsi system ventilasi serta masalah-masalah yang dapat terjadi. Terdapat empat

    komponen basic dalam system ventilasi yakni:

    hoods untuk menangkap kontaminan

    Ducts untuk menyalurkan kontaminan ke filter

    Filters untuk membersihkan kontaminan

    Stacks merupakan final section dari ducts yakni discharge point ke luar bangunan

    *Dikutip dari kepustakaan 6

    Figure 2: Basic component of local Exhaust ventilation (LEV)

    Namun tidak semua design dari sistem ventilasi dapat kontrol kebahayaan pada

    kesehatan. Contohnya hoods yang tidak menangkap kontaminan dengan efektif

    atau ducts yang tidak begitu seimbang atau maintained. Pihak okupasi kesehatan

    haruslah dapat menanyakan tentang sistem ventilasi agar dapat memastikan alat ini

    berfungsi secara efektif. Fungsi dari sistem ventilasi adalah untuk kenyamanan

    pekerja dengan kontrol humiditas dan menyingkirkan bau yang tidak

    menyenangkan.

    - Pekerja (2)

    o Survei sepintas ini dapat member peluang kepada ahli okupasi pengobatan

    kesehatan lingkungan untuk mengobservasi pekerja secara direk. Apabila dokter

  • 10

    okupasi melihat karyawan cedera di poliklinik dan bukan di tempat kerja, ini dapat

    menimbulkan selection bias. Dengan mengobservasi pekerja secara langsung pihak

    okupasi kesehatan dapat memberikan nasehat kepada employer mengenai

    intervensi seperti program promosi kesehatan dan program screening. Selain itu

    bicara langsung dengan pekerja juga dapat megetahui tentang sikap mereka

    terhadap kesehatan dan keselamatan, pengetahuan mereka tentang bahaya ketika

    bekerja, dan perasaan mereka terhadap kerja yang mereka lakukan.

    Sangat diharapkan bahwa peninjauan lapangan dilakukan bersama-sama

    dengan perwakilan dari bagian operasi. Peninjauan lapangan dimulai dari awal

    proses produksi, dimulai dari tempat penyimpanan bahan dasar/mentah (raw

    material) untuk proses, kemudian dilanjutkan dengan mengikuti aliran proses

    berikutnya. (4)

    Informasi yang berkaitan dengan bahan dasar/mentah yang digunakan sudah

    harus diperoleh pada saat diskusi pembukaan, informasi tersebut akan membantu

    dalam mendapatkan informasi berikutnya. Catatan kecil dalam bentuk daftar

    periksa singkat perlu dibuat agar peninjauan lapangan dapat mencakup semua

    kebutuhan yang diperlukan dan tidak ada yan terlewatkan. (4)

    Wawancara dengan pekerja yang berada di lingkungan unit kerja merupakan

    bahagian yang penting dalam pengumpulan data, data yang dikumpulkan akan

    lebih bersifat tehnis, dan akan dapat menggali lebih banyak permasalahan yang

    timbul di unit kerja. (4)

    Peralatan yang sederhana dan mudah dibawa seperti Sound Level Meter atau

    alat pengukur gas yang portable dan direct reading dapat dibawa sepanjang tidak

    mengganggu pelaksanaan kunjungan lapangan. (4)

    Dapat disimpulkan bahwa ntara hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • 11

    1. Sumber Kontaminasi udara

    Pertimbangan bagaimana bahan dasar akan berubah bentuk selama proses

    produksi menjadi produk samping. Banyak proses operasi yang berpotensi

    berbahaya dapat dideteksi melalui pengamatan mata telanjang. Operasi yang

    sangat kotor akan dapat terlihat secara jelas namun tidak berarti bahwa operasi

    tersebut yang paling berbahaya. Tidak ditemukannya debu berterbangan yang

    dapat dilihat dengan mata bukan berarti bahwa udara sekitar tempat kerja telah

    bebas dari kontaminasi debu. (4)

    Adanya banyak uap dan gas dapat dideteksi dengan indera penciuman.

    Bagaimanapun juga, banyak substansi yang memiliki ambang bau yang melebihi

    tingkat paparan yang aman diperkenankan. Misalnya : bau dari uap korban tetra

    klorida ada pada jumlah yang sangat kecil dan jarang, namun cukup berbahaya

    untuk paparan yang berkelanjutan dan lama. (4)

    2. Kontak Lansung Dengan Bahan Kimia

    Amati bagaimana bahan dasar itu digunakan dan ditangani serta bagaimana

    pekerja kontak dengan bahan tersebut. Ada tiga jalan masuk kontaminan ke dalam

    tubuh (saluran pernapasan, saluran makanan dan kulit) yang dapat menimbulkan

    masalah. Ada banyak bahan kimia dalam benyuk bahan mentah, produk samping

    dan limbah produk yang dapat menimbulkan iritasi dan mencederai kulit. (4)

    3. Bahaya Fisik

    Sumber panas radiasi, temperatur dan kelembapan yan tidak normal,

    kebisingan yang berlebihan, penerangan yang kurang memadai, radiasi sinar

    ultraviolet dan radiasi mengion lainnya perlu dicatat dalam tinjauan lapangan.

    Tanpa bantuan peralatan adalah tidak mungkin mengindikasikan potensial bahaya

  • 12

    yang mungkin timbul. Banyak informasi penting yang dapat diperoleh selama

    melakukan tinjauan lapangan, yaitu dengan mengamati bagaimana bahaya fisik

    dapat timbul, berapa pekerja yang terpapar. (4)

    4. Alat-alat Pengendali

    Catat upaya pengendalian yang telah dilakukan dan berikan penilaian

    efektifitasnya. Pengendali yang perlu dicatat antara lain pengendal tehnis seperti

    ventilasi pengenceran, isolasi, insulasi alat pelindung diri, dan alat keselamatan

    kerja lainnya ataupun pengendalian administratif. (4)

    Panduan umum yang dapat digunakan untuk melihat apakah upaya

    pengendalian berjalan efektif, ialah alat pengendali harus dapat menangani debu

    dengan baik, bagaimana kualitas duct, apakah kipas tidak beroperasi, atau kondisi

    alat pelindung diri yang tidak dipelihara dengan baik. (4)

    Inspeksi terhadap alat keselamatan kerja yang perlu ada perlu dilakukan

    secara rutin. Alat keselamatan kerja seharusnya disimpan dalam tempat

    penyimpanan yang khusus higienis dan diberi keterangan (label) yang jelas tentang

    tanggal pemeriksaan dan kondisi alat. (4)

    5. Fasilitas Kesejahteraan dan Fasilitas Lainnya

    Pemeriksa fasilitas kesejahteraan, perlengkapan dan obat-obatan pertolongan

    pertama pada kecelakaan (P3K) dan kualitas dari fasilitas yang ada misalnya

    kondisi sanitasi linkungan, penyediaan air minum, tempat sampah, penerangan dan

    lain-lainnya apakah memenuhi persyaratan yang berlaku. (4)

    Selain kualitas dari fasilitas kesejahteraan, perlu juga diperhatikan

    kuantitasnya, apakah jumlahnya sesuai dengan jumlah pekerja, dan apakah

    letaknya jauh dari tempat kerja sehingga sulit untuk dicapai. (4)

  • 13

    6. Fasilita s dan Kondisi Kesehatan Lainnya

    Adakah penilaian terhadap kebersihan linkungan, kerapian, penataan barang-

    barang perusahaan (good house keeping), estetika tentukan juga apakah keindahan

    juga merupakan bagian dari pemeliharaan. (4)

    Setelah melakukan peninjauan lapangan, denah unit kerja perlu digambar

    dengan baik, gunakan denah yang mempunyai skala agar hasilnya lebih baik lagi,

    karena keterangannya akan lebih akurat. Denah akan sangat berguna untuk

    mengetahui secara persis dimana letak sumber bahaya, serta pola paparan, lokasi

    alat pengendali yang ada, dan tempat-tempat penyimpanan alat-alat keselamatan

    yang dipergunakan. (4)

    Wawancara dengan pekerja dan pimpinan perusahaan (pengawas) selama

    peninjauan lapangan akan sangat bermanfaat sekali untuk mendapatkan informasi

    yang diperlukan. (4)

    Bila diperlukan investigasi yang lebih mendalam misalnya dengan

    mendapatkan konfirmasi komposisi bahan kimia dan bahan dasar, produk dan hasil

    samping, besarnya paparan pekerja secara sederhana dan lain-lain peru dilakukan

    dengan pengadaan pengukuran secara sederhana dengan alat-alat sederhana pula. (4)

    TABLE 4.2 Checklist walk-through di tempat kerja

    I. Tugas

    1. Adakah kerja yang dilakukan dengan menggunakan shift?

    2. Adakah waktu kerja yang berjam-jam itu layak?

    3. Adakah periode istirahat yang cukup diberikan dan digunakan?

    4. Berapa banyak waktu over time dikerjakan? Apakah itu perlu?

  • 14

    5. Adakah tugas kerja harus dilakukan dengan cepat dan tepat?

    6. Apakah pekerja dapat menyatakan masukan/idea dalam design kerja yang

    dilakukannya?

    7. Apakah perubahan-perubahan yang berlaku dijelaskan kepada pekerja?

    8. Adakah waktu kerja berat yang berlebihan?

    9. Adakah pekerja mengalami gangguan penglihatan?

    A. Kebutuhan fisik

    1. Berapa banyak kerja mengangkat, menarik, menolak perlu dilakukan?

    2. Berapakah frekuensi dari kerja fisik?

    3. Di mana saja lokasi dari aksi fisik?

    4. Adakah pekerjaan ini memerlukan penggunaan posisi yang tidak nyaman?

    5.Adakah pekerja diharuskan bekerja pada kecepatan olahragawan?

    6. Dapatkah kerja dilakukan apabila semua peraturan keselamatan dipatuhi?

    7. Adakah pekerja semuanya terlatih?

    8. Adakah latihan tersedia dalam bahasa yang digunakan pekerja?

    9. Adakah kerja dilakukan duduk, berdiri, atau berjalan atau kombinasi dari yang

    tersebut?

    B. Mental demands

    1. Adakah arah yang diberikan gampang dimengerti?

    2. Adakah sering kerjanya melibatkan mengambil keputusan?

    3. Apakah pekerja harus menggunakan konsentrasi penuh dalam jangka waktu

    yang panjang?

    4. Adakah waktu istirahat ketika monitor atau inspeksi dilakukan?

    5. Apakah kerja yang dillakukan harus diselesaikan dengan cepat?

  • 15

    6. Apakah pekerjaannya menimbulkan kebosanan?

    7. Apakah ada interaksi sosial?

    8. Apakah pekerja mempunyai sensi dalam mengontrol pekerjaannya?

    9. Bagaimana hubungan manejemen pekerja?

    II. Lingkungan

    1. Apakah ruangan bekerja adekuat?

    2. Apakah tempat bekerja nyaman atau tidak nyaman, memaksa atau stretching?

    3. Apakah ada tanda yang jelas mengenai jalan keluar dan pintu darurat?

    4. Apakah permukaan tempat kerja licin atau keras?

    5. Apakah terdapat objek yang tertonjol (handles, knob, materials)?

    6. Apakah ada sudut buta?

    7. Apakah ruang tempat kerja aman untuk menggunakan kendaraan pengangkut

    barang (truk, cranes)?

    8. Apakah ruangan bekerja terletak di kawasan yang luar biasa panas, dingin,

    bising atau kontaminasi?

    9. Apakah suhu ruangan nyaman?

    10. Apakah pernah terjadi suhu yang ekstrim?

    11. Apakah humiditas relative nyaman?

    12. Apakah ventilasi umum adekuat?

    13. Apakah alat ventilasi, pemanasan dan pendingin berfungsi dengan baik?

    14. Apakah pencahayaan bagus untuk suasana kerja?

    15. Apakah housekeeping efektif?

    III. Peralatan

    1. Apakah peralatan dan mesin susah untuk dikendalikan?

    2. Apakah tempat kontrol sukar dicapai?

    3. Apakah pergerakan kontrol membutuhkan usaha yang eksesif?

  • 16

    4. Apakah konrol bisa digerakkan tanpa meletakkan tangan, pergelangan tangan,

    lengan atau badan dalam posisi yang tidak nyaman?

    5. Apakah kontrol sesuai dengan karakteristik operator?

    6. Apakah tempat pengukuran dan instrument gampang di baca dan dimengerti?

    7. Apakah karakteristik dari hand kontrol sesuai dengan kekuatan yang diperlukan

    untuk mengoperasi (bentuk, size, permukaan) dan adakah kekuatan yang

    digunakan memadai?

    8. Apakah tersedia asses kecemasan untuk dari lokasi

    9. Apakah kunci tersedia dan adakah ia foolproof?

    10. Apakah fungsi dari kontrol dilabel atau sudah tercantum.

    11. Apakah fungsi dari kontrol mengikut masuk akaldan kompatibel dengan stereotype

    atau ekspektasi operator?

    12. Apakah kursi dan bangku nyaman digunakan?

    13. Apakah ia dapat di atur ketinggiannya?

    14. Apakah disediakan sandaran?

    15. Apakah ada ruang yang adekuat buat kaki?

    16. Apakah permukaan kerja sesuai dengan ketinggian agar tidak perlu membungkuk,

    menggapai, stretching dll?

    17. Apakah permukaan kerja menyebabkan paksaan pada mata untuk melihat?

    18. Apakah pedal kaki digunakan untuk mengoperasi alat?

    19. Apakah pedal kaki dilindungi?

    20. Apakah pedal kaki digunakan oleh operator yang berdiri?

    21. Apakah alat perlindungan dan keselamatan digunakan dan berfungsi dalam kondisi

    yang baik?

    22. Apakah ianya mengganggu operasi atau maintenance dalam cara apa pun?

    23. Apakah alat jenis bergetar dan menghasilkan bunyi bising yang eksesif?

  • 17

    24. Apakah alat yang bergerak stabil?

    25. Apakah peralatan pengendali tidak menutup lapangan pandang di semua arah?

    26. Apakah konteiner digunakan dan apakah ukuran, ketinggian dan berat bersesuaian?

    27. Apakah ada bagian dari tubuh terekspos secara berterusan pada alat?

    A. Hand tools

    1. Apakah peralatan gampang dipegang?

    2. Apakah peralatan terlalu berat?

    3. Apakah peralatan mempunyai ujung yang tajam?

    4. Apakah peralatan mempunyai pinch point?

    5. Apakah susah menggunakan peralatan (contohnya susah digenggam, diputar,

    licin dll)?

    6. Apakah peralatan yang digunakan bersifat getaran?

    7. Apakah peralatan tersebut tipe elektronik yang mengeluarkan bunyi bising?

    8. Apakah penggunaan peralatan membutuhkan seperti lengan, pergelangan

    tangan, bahu atau posisi badan yang kurang nyaman?

    9. Apakah peralatan dirawat sebaik-baiknya?

    10. Apakah peralatan dapat dipilih?

    B. Personal protective equipment (PPE)

    1. Apakah ada disediakan PPE?

    2. Apakah PPE yang disediakan adekuat, nyaman dan efektif?

    3. Apakah perlu adanya alat perlindungan personal?

    4. Apakah alat-alat dipilih atau disesuaikan dengan benar?

    5. Adakah peralatan nyaman digunakan atau menambah iritasi?

    6. Apakah peralatan semuanya dimaintained?

    7. Apakah alat keselamatan mengaburkan pandangan atau mengundang

    kebahayaan pada pengguna?

  • 18

    8. Apakah alat keselamatan menyebabkan keyakinan yang salah terhadap

    penggunaannya?

    9. Adakah policy tertulis dan prosedur mengenai penggunaan PPE? Apakah

    pelatihan penggunaan PPE itu efektif?

    10. Adakah manfaat yang dirasakan pekerja dengan penggunaan PPE?

    IV. Pekerja

    1. Berapa banyakkah jumlah pekerja?

    2. Berapakah distribusi umur semua pekerja?

    3. Bahasa apakah yang digunakan oleh pekerja?

    4. Berapakah kadar turnover?

    5. Apakah latar belakang pendidikan pekerja?

    6. Apakah kondisi pekerja untuk tenaga kerja?

    7. Apa saja masalah keshatan yang sering dikeluhkan oleh pekerja?

    8. Apakah sumber psikososial tersedia buat para pekerja di tempat kerja?

    9. Apakah sumber psikososial tersedia buat para pekerja dalam komunitas?

    10. Adakah satuan pekerja merupakan ahli organisasi?

    * Dikutip dari kepustakaan 2

    PASKA WALK THROUGH

    Setelah komprehensif walk-through survey, pihak okupasi kesehatan

    dokumentasikan maklumat hasil dari observasi dan rekomendasi serta membantu

    dalam menuntun employer dalam improving tentang kesehatan dan keselamatan

    pekerja di tempat kerja. Laporan dapat dimulai dengan ringkasan penyataan,

    identifikasi proses manufacturing mayor, kepentingan tentang kebahayaan

    kesehatan okupasi, dan memberi cadangan langkah pencegahan. (2)

  • 19

    Jadi inti dari laporan harus mengandung identifikasi dari setiap bahaya yang

    didapatkan (table 4.3), langkah preventif yang rasional dan masukan tentang

    langkah preventif. Dapat juga memberi masukan dari langkah preventif tentang

    pemberian edukasi dan latihan kepada semua pekerja. (2)

    TABLE 4.3 Hazard Analysis

    - Eksposur apa saja yang terpapar?

    - Apa saja sumber dari eksposur?

    - Bahan alami dari eksposur terdiri dari apa: frekuensi, jumlah, asli, kontaminasi?

    - Apa saja tindakan kontrol yang dilakukan?

    - Bagaimana keefektifitas dari tindakan kontrol yang dilakukan?

    - Apa saja ambient dari kondisi lingkungan yang terpapar dengan eksposur?

    - Apa saja interaksi dari pekerja dengan bahan eksposur tersebut?

    - Apa saja langkah preventif yang direkomendasikan?

    * Dikutip dari kepustakaan 2

    Diskusi Penutup

    Setelah melakukan peninjauan lapangan, kita kembali ke ruang pertemuan awal

    untuk mengklarifikasi semua informasi yang diperoleh selama kunjungan lapangan

    sebagai diskusi penutup. Informasi yang disampaikan akan sangat berguna bagi

    manejemen karena manejemen sering tidak mendapatkan laporan yang akurat dari

    permasalahan yang ada di lapangan.

    Pada diskusi penutup dengan perwakilan dari perusahaan perlu dijelaskan apa yang

    ditemukan selama peninjauan lapangan, berikan penjelasan lebih detail pada

    bagian-bagian yang memerlukan perhatian khusus (yang berkaitan potensi bahaya

    kesehatan) dan berikan saran-saran yang dapat diterapkan untuk perbaikan

    disamping merekomendasikan penilaian lebih lanjut untuk hal-hal yang khusus.

  • 20

    Setiap masalah yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut harus dilaporkan dan

    hasilnya diteruskan kepada yang berkepentingan. Bila konsultasi lebih lanjut

    diperlukan, maka perwakilan perusahaan harus diberitahu dan bagaimana

    konsultasi dapat dilakukan atau dimana penjelasan dapat diperoleh.

    LAPORAN HASIL PENINJAUAN LAPANGAN

    Setelah melakukan peninjauan lapangan secara lengkap, kemudian perlu dibuat

    laporan. Hasil peninjauan/pengamatan lapangan Walk Through Survey harus

    mencakup hal-hal berikut :

    1. Hasil Pengamatan

    Kondisi K3 perusahaan secara umum perlu dijelaskan, kemudian semua bahaya

    kesehatan yan dijumpai, baik yang telah memenuhi perundangan maupun yang

    belum disusun sesuai aliran proses produksi, denah unit kerja, prosedur operasi,

    dan inventarisasi pekerja yang terpapar perlu diutamakan.

    Selain itu perlu dilaporkan pekerja dan pekerjaan yang beresiko untuk

    mendapatkan gangguan kesehatan, untuk memberikan informasi kepada

    manejemen dan memancing manejemen untuk mengeluarkan kebijakan dan

    ideanya dalam menangani masalah tersebut.

    Informasi yang lebih detail berkaitan dengan program kesehatan perusahaan

    (pemeriksaan kesehatan calon pekerja atau pun pemeriksaan kesehatan berkala

    tahunan), Pendidikan kesehatan, dan program pelatihan (penanganan bahan kimia

    berbahaya, prosedur emergency, dan alat kesehatan kerja), perlu mendapatkan

    perhatian dalam pembuatan laporan, karena ini akan menjelaskan sedikit banyak

    tentang hubungan antara kesehatan pekerja dan lingkungan kerjanya.

  • 21

    2. Evaluasi

    Bila pengukuran sederhana dilakukan maka nperlu dilaporkan :

    Cara-cara pengukuran

    Hasil pengukuran dan interpretasinya

    Bandingkan dengan Nilai Ambang Batas(TWA) yang berlaku

    Apakah hasil pemeriksaan memenuhi atau tidak memenuhi standar persyaratan

    kesehatan

    Setiap penyebab terjadinya peningkatan konsentrasi atau paparan yang serius dari

    bahaya yang ada perlu dilaporkan. Evaluasi terhadap efektifitas pengendalian

    tehnis juga akan sangat berguna bila dilaporkan.

    3. Rekomendasi

    Untuk melindungi kesehatan pekerja lebih jauh maka keterangan dalam bentuk

    rekomendasi harus termasuk dalam laporan, misalnya:

    Pengendalian administrasi dan tehnis yang perlu dilakukan

    Perlindungan individu dengan APD

    Program hygiene Industry yang sesuai

    Surveilance kesehatan yang dilaksanakan

    Untuk kasus-kasus yang memerlukan penyelidikan lebih lanjt perlu dilaporkan

    secara lebih terperinci. Tindak lanjut hasil Walk Through Survey sebaiknya dibuat

    dalam bentuk matriks agar mudah difahami.

  • 22

    KESIMPULAN

    Walk Through survey merupakan survey preliminary, kadang dipanggil juga

    sebagai survey observasional, yang mana melibatkan suatu tur berjalan di tempat

    kerja (makanya dinamakan walk through). Keuntungan dari melakukan survey ini

    termasuklah: (5)

    - Memperoleh satu pandangan umum tentang seluruh operasional

    - Dapat mengidentifikasi kunci dari kebahayaan di area tempat kerja

    - Mengakses keefektifitas terhadap metode control pada tempat

    Ketika walk-through, pihak okupasi kesehatan dapt menanyakan hal-hal

    seperti berikut: (5)

    - Apakah suatu pengukuran tindakan itu diperlukan di area ini?

    - Jika iya, apakah kebahayaan perlu diukur?

    - Pekerja mana yang paling mungkin terpapar kebahayaan?

    - Apakah tindakan yang harus diambil?

    - Apa konklusi yang dapat dibuat setelah hasil didapatkan?

    Pihak okupasi kesehatan dapat kemudian merekomendasikan monitoring survey

    untuk memperoleh kadar kuantitas eksposur atau kesehatan okupasi mengenai risk

    assessment. (4)

    Dari banyak literature dapat disimpulkan bahwa Walk Through

    Survey atau Survei Jalan Sepintas meliputi hal-hal sebagai berikut :

    Pemeriksaan dilakukan secara sederhana dan umum

    Pemeriksaan dilakukan pada unit kerja secara keseluruhan

    Hasilnya kepentingan perencanaan dan pembuatan program kerja baru

    Hasilnya digunakan untuk menentukan prioritas tindakan

  • 23

    Jangka waktu pemeriksaan lebih singkat

    Dilaksanakan di suatu unit kerja dimana kegiatan higiene Industri akan mulai

    diterapan, dan dapat diulangi sesuai kebutuhan, umumnya lebih dari satu tahun.

    Walk Through Survey bertujuan :

    1. Memahami proses produksi, denah tempat kerja dan lingkungannya secara umum

    2. Mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas tentang K3.

    3. Memahami pekerjaan dan tugas-tugas pekerja

    4. Mengantisipasi dan mengenal potensi bahaya yang ada dan mungkin akan timbul

    5. Menginventarisir upaya-upaya K3 yang telah dilakukan mencakup kebijakan K3,

    upaya pengendalian, pemenuhan peraturan perundangan dan sebagainya.

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Fowler D.P., Industrial Hygiene. In: LaDao J., 3rd ed. CURRENT Occupational &

    Environmental Medicine. McGrawHill. p. 638-747.

    2. Patterson W.B., Establishing an Occupational Health Program. In: McCunney R.J.,

    3rd

    ed. A Practical Approach to Occupational & Environmental Medicine. USA:

    Lippincott Williams and Wilkins; 2003. p. 41-55.

    3. Harrington J.M., Gill F.S., 3rd ed. Pocket Consultant: Occupational Health. Great

    Britain: Blackwell Science; 1994. p. 638-747.

    4. Thalib D.J., Walk Through Survey.

    5. Anonymous. Walk-through Survey. [online]. 2005. [Cited on Saturday, 2008

    November 16]. [1 screen]. Available from:

    http://www.nioh.ac.za/sections/hygiene/hygiene_walk_survey.htm

    6. Anonymous. Industrial Ventilation. [online]. January 10, 2008. [Cited on

    Saturday, 2008 November 16]. [7 screen]. Available from:

    http://www.ccohs.ca/oshanswers/prevention/ventilation/introduction.html