1202116036-3-bab ii.pdf

Upload: ridwanrafaaisthafizh

Post on 06-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    1/21

     

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 ASI Eksklusif

    2.1.1  Pengertian

    Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan

    garam – garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu. Penelitian telah

    membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat

    memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai usia enam bulan. ASI eksklusif adalah

    Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan

    lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan

    makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan

    tim sampai usia enam bulan (Roesli, 2000). WHO menganjurkan pemberian ASI

    eksklusif, yakni bayi diberi ASI selama enam bulan pertama tanpa mendapat

    tambahan apapun. Selama ASI eksklusif pemantauan tumbuh kembang bayi harus

    dilakukan rutin tiap bulan baik posyandu atau di rumah sakit (Tjipta, 2009).

    Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik

    fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat

    terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan

    menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Oleh karena

    itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu dapat tetap

    memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai enam bulan dan dapat

    dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO

    dan Pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

    7

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    2/21

    8

    450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif

     pada bayi Indonesia mulai tanggal 7 April 2004 ( Puslitbang Gizi dan Makanan,

    2009).

    2.1.2  Komposisi

    ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, vitamin, dan

    mineral yang berfungsi sebagai makanan bayi. ASI mengandung laktosa yang

    merupakan karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber

    energi untuk otak. Kandungan laktosa di dalam ASI hampir dua kali lipat lebih

     banyak dibandingkan di dalam susu formula. Namun kejadian diare akibat tidak

    mampu mencerna laktosa jarang ditemukan pada bayi (intoleransi laktosa). Ini

    disebabkan penyerapan laktosa ASI jauh lebih baik dibandingkan dengan susu

    sapi atau susu formula (IDAI, 2008).

    Laktosa dirubah menjadi asam laktat dan asam asetat dengan bantuan

    lactobacillus bifidus. Asam laktat dan asam asetat ini menjadikan saluran

     pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorgaisme

    (Roesli, 2000).

    Protein merupakan makronutrien yang ditemukan pada ASI. Susu sapi

    mengandung lebih banyak protein (3,5 g/dl) dibandingkan dengan ASI (0,7 g/dl),

    tetapi kadar ini melebihi kebutuhan bayi. ASI lebih banyak mengandung protein

    whey, terutama  laktalbumin suatu protein yang lebih komplek dibandingkan

    dengan protein kasein. Tingginya persentase kasein dalam susu sapi menyebabkan

    terbentuknya gumpalan keju keras dan besar (Wong dkk, 2009).

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    3/21

    9

    ASI mengandung asam amino yang lebih lengkap dibandingkan dengan susu sapi.

    ASI juga kaya akan nukleotida (berbagai sebanyawa organik yang tersusun dari

    tiga jenis basa nitrogen, karbohidrat dan fosfat ) dan memiliki kualitas yang lebih

     baik dibandingkan dengan susu sapi. nukleotida ini memiliki peran dalam

     pertumbuhan dan kematangan usus serta meninkatkan penyerapan besi dan daya

    tahan tubuh (IDAI, 2008).

    Asam lemak tak jenuh tunggal lebih banyak terkandung di dalam ASI, terutama

    asam linokleat, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung lemak tak jenuh

    ganda. ASI memiliki butiran lemak yang lebih kecil dibandingkan susu sapi yang

    memungkinkan bayi mampu mengabsorbsi lemak ASI lebih efisien (Wong dkk,

    2009). Lemak mampu membantu meningatkan berat badan bayi dengan cepat

    karena ASI mengandung lemak dengan nilai kalori tinggi. ASI mengandung

    lipase yang mampu memecah lemak agar mudah diserap (Mainstone, 2008).

    Lemak omega 3 dan 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi, yang banyak

    ditemukan pada ASI. ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang

    dari pada asam  Dokosahesaoik   (DHA) dan asam  Arakidonat (ARA) yang

     berkembang terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

    ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada tiga minggu pertama

    menyusui, bahkan dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi. Karnitin ini

    membantu dalam proses pembentukan energi yang dapat mempertahankan

    metabolism tubuh. Konsetrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi

    dibandingan bayi yang mendapat susu formula.

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    4/21

    10

    Zat gizi lainya yang terkandung di dalam ASI yaitu vitamin D, E, A, K dan

    vitamin yang larut dalam air. Vitamin D rendah di dalam ASI tetapi sudah cukup

    mampu memenuhi kebutuhan bayi. Vitamin E berfungsi dalam mempertahankan

    diding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan anemia.

    Bahan baku pembuat vitamin A yaitu beta karoten banyak ditemukan pada ASI.

    Vitamin A berfungsi menjaga kesehatan mata, mendukung pembelahan sel,

    kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Hal ini yang dapat menerangkan kenapa anak

    dengan ASI mengalami tumbuh kembang dan daya tahan yang baik. Vitamin K

    dibutuhkan dalam pembekuan darah, kadar vitamin K di dalam ASI hanya

    seperempat dibandingkan dengan susu formula, oleh karena itu bayi baru lahir

    diberikan vitamin K dalam bentuk injeksi (IDAI, 2008).

    Hampir seluruh vitamin yang larut di dalam air seperti vitamin B, asam folat, dan

    vitamin C terdapat di dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi di dalam

    ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah di dalam ASI

    ibu yang gizi kurang. Vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal pertumbuhan bayi,

    sehingga ibu menyusui penting diberikan vitamin ini. Vitamin B12 cukup banyak

    ditemukan pada makan sehari-hari kecuali pada orang vegetarian (IDAI, 2008).

    Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mepunyai fungsi

     pertumbuhan jaringan otak dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan

    darah. Kekurangan kalsium berupa kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi

    yang hanya mendapat susu formula.

    Kandungan zink rendah pada susu sapi dan ASI, akan tetapi zink pada ASI lebih

    cepat diserap bayi (Wong dkk, 2009). Zink merupakan mineral yang sangat

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    5/21

    11

    esensial di dalam tubuh manusia. Mineral ini dibutuhkan dalam metabolisme

    tubuh. Salah satu penyakit akibat kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis

    enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal

     pada tumbuh (IDAI, 2008).

    ASI mengandung banyak anti bodi yang dibagi menjadi dua bagian yaitu sel darah

     putih dan faktor lain. Pada sel darah putih mengandung limfosit B, limfosit T ,

    makrofag , dan neutrophil . Molekul lain yang ditemukan di dalam ASI adalah IgA,

     bifidus, oligosakarida, asam lemak, laktoferin, dan mucin (Mainstone, 2008). ASI

    terutama kolostrum mengandung kadar tinggi aktivitas lisoenzim dan IgA yang

    memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit bakteri dan virus terutama

    yang mengenai saluran pernafasan termasuk otitis media akut dan gastrointestinal.

    Bukti bahwa ASI melindungi tubuh terhadap terjadinya alergi dan memperkuat

    respon imun aktif terhadap vaksin  Haemophilus influenza  tipe B (Wong dkk,

    2009).

    2.1.3  Manfaat

    Manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek

    imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek

     penundaan kehamilan (Danuatmaja, 2006).

    a.  ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik.

    ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan secara premature

    komposisinya akan berbeda dengan ASI yang yang dihasilkan ibu yang

    melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik

    kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    6/21

    12

     baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi

    hingga usia enam bulan (IDIAI, 2008).

     b.  ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh

    Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan atau daya

    tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat

    akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan

    memproduksi sendiri imunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar

    empat bulan. Pada saat kadar imunoglobulin dari ibu menurun dan yang dibentuk

    sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan

    imunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau

    dikurangi dengan pemberian ASI. Air Susu Ibu merupakan cairan yang

    mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung

     bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur (IDIAI, 2008)

    c.  ASI eksklusif membantu perkembangan anak

    Kecerdasan perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan

     pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak

    adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan

    otak cepat. Lompatan pertumbuhan pertama atau  growth sport sangat penting

     pada periode inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Nutrisi pada ASI yang tidak

    ada atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi yaitu taurin, laktosa, hidrat arang,

    dan asam lemak ikatan panjang (Prastyo, 2010).

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    7/21

    13

    d. 

    ASI meningkatkan jalinan kasih sayang bayi

    Hal ini karena anak sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui dapat

    merasakan kasih sayang ibu, rasa aman, tenteram dan terlindung. Perasaan

    terlindung dan disayang inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi anak,

    yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri

    (IDIAI, 200)8

    e.  Pemberian ASI dapat menurunan risiko kanker payudara (breast cancer ).

    Ibu yang tidak pernah menyusui menurut  American Cancer Society  (2011)

     berisiko 3,4 kali mengalami kanker payudara. Dengan menyusui kelejar payudara

    akan berfungsi secara fisiologis, tetapi pada ibu yang tidak menyusui kelenjar

     payudara tidak difungsikan secara maksimal sehingga dapat memicu

     pembentukan sel kanker.

    2.2 Ibu Primipara

    Primipara adalah wanita yang pertama kali melahirkan anak yang mampu

     bertahan hidup. Ibu primipara sebagai wanita yang telah menyelesaikan satu

    kehamilan dengan bayi yang dapat bertahan hidup. Ibu primipara merupakan

    wanita yang baru pertama kali mempunyai anak dan baru menjadi seorang ibu.

    Beberapa ibu primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi

    yang bebas dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk

    mencari pengetahuan tentang perawatan maternal, salah satunya yaitu tentang cara

     pemberian ASI yang benar (Lowdermilk, 2005)

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    8/21

    14

    2.3 Konsep Pengetahuan

    2.3.1 

    Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan hasil dari “ tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

     penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

    indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

    raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang

    menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau

    responden (Notoatmodjo, 2010)

    2.3.2  Manfaat pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

    sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ). Dari

     pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

     pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

     pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang

    terjadi proses yang berurutan yakni:

    a.   Awareness  (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam diri

    mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

     b.   Interest   (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap

    subyek sudah mulai timbul.

    c. 

     Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

    tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    9/21

    15

    d. 

    Trial , sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

    apa yang dikehendaki oleh stimulus.

    e.   Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

    kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.Apabila penerimaan perilaku baru

    atau diadopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh

     pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

     bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2009).

    2.3.3  Tingkat pengetahuan

    Menurut (Notoatmodjo, 2009) tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat,

    yaitu: 

    a.  Tahu ( Know)

    Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

    Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari antara lain:

    menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

    Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak

     balita.

     b.  Memahami (Comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar,

    dengan cara menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

    c. 

    Aplikasi ( Aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

    dipelajari pada situasi atau kondisi yang real  (sebenarnya).

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    10/21

    16

    d. 

    Analisis ( Analysis).

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

    dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan

    masih ada kaitannya satu sama lain.

    e.  Sintesis (Synthesis).

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

     baru dari formulas-formulasi yang ada.

    f. 

    Evaluasi ( Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

     penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan

     pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

    yang telah ada.

    2.3.4  Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

    a.  Umur

    Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya

     bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses

     perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.

    Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang

    itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    11/21

    17

    simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

     pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur

    tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

     pengetahuan akan berkurang.

     b.  Inteligensi

    Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak

    guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan

    salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi

    seseorang merupakan salah satu model untuk berfikir dan mengolah berbagai

    informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan

     berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

    c. 

    Lingkungan

    Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana

    seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk

    tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan

    memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

    d. 

    Sosial budaya

    Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang

    memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena

    hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu

     pengetahuan.

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    12/21

    18

    e. 

    Pendidikan

    Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

    mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran

     pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

    f.  Informasi

    Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun

    seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi

    yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar akan dapat

    meningkatkan pengetahuan seseorang.

    g. 

    Pengalaman

    Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa

     pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara

    untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi

     pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini

    dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

    memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

    2.3.5  Pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

    menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

    responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

    kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2007). Cara

    mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan,

    kemudian dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    13/21

    19

     jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan

    kurang. Dikatakan baik(> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    14/21

    20

     b. 

    Motivasi sekunder

    Motivasi sekunder adalah motivasi yang dapat dimodifikasi, dikembangkan, dan

    dipelajari, seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu.

    2.4.3  Aspek Motivasi

    Menurut Ghufron, (2010) ada beberapa aspek motivasi yaitu :

    a. 

    Kesenangan

    Kesenangan berupa bentuk ekspresi individu dalam melakukan tugas pekerjaaan

    tanpa disertai dengan keterpaksaan.

     b.  Ketertarikan

    Ketertarikan keinginan individu dalam melakukan karena merasa pekerjaan

    tersebut memiliki daya tarik tersendiri.

    c.  Mengerti akan kemampuan

    Mengerti akan kemampuannya yang bermakna derajat atau tingkat individu dalam

    melakukan pekerjaan secara baik dan benar didorong oleh kemampuan yang ada

     pada diri individu tersebut

    d.  Kebebasan untuk memilih

    Kebebasan untuk memilih. Setiap individu bebas memilih suatu tugas pekerjaan

    yang dirasa sangat tepat dan cocok untuk dijalaninnya.

    2.4.4  Faktor Penggerak Motivasi

    Menurut Djamarah (2002), motivasi terbagi menjadi dua jenis yaitu motivasi

    intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    15/21

    21

    a. Motivasi Intrinsik

    Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

     perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan

    untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya

    karena kesadaran.

    Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik

    yaitu:

    1. Kebutuhan (need)

    Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan

     baik biologis maupun psikologis.

    2. Harapan (expentancy)

    Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan

     bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan

    menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.

    3. Minat

    Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada

    yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain).

     b. Motivasi Ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik

    adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau

     pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah, 2009).

    Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik

    adalah :

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    16/21

    22

    1. Dorongan keluarga

    Ibu memberikan ASI bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari

    keluarga seperti suami, orang tua, teman.

    2. Lingkungan

    Lingkungan adalah tempat di mana seseorang tinggal. Lingkungan dapat

    mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu.

    Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi

    seseorang dalam mengubah tingkah lakunya.

    3. Media

    Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi seseorang mungkin karena

     pada era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan

    dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio,

    komputer/internet) sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang

    akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap

    kesehatan.

    2.4.5  Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

    Menurut Ghufron (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi

    seseorang, yaitu :

    a.  Prestasi

    Kebutuhan untuk berprestasi adalah keinginan manusia untuk memperjuangkan

    tugas dan melibatkan usaha individu dalam menghadapi lawan dan tantangan.

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    17/21

    23

     b. 

    Pengakuan

    Pengakuan adalah keinginan untuk diakui secara sosial dan keinginan untuk

    terampil. Sementara reputasi adalah penghargaan orang lain terhadap individu

    karena kecakapannya. Individu akan merasa dihargai apabila pengalaman

    digunakan dalam partisipasi menyelesaikan tugas yang lebih rumit dan penting.

    c.  Pekerjaan itu sendiri

    Individu senang dengan pekerjaannya karena pekerjaan itu sendiri. Individu

    menyukai pekerjaan tersebut karena diikuti dengan minat dan bakat yang dimiliki.

    Individu merasa pekerjaan yang ada menjadi sesuatu yang menantang untuk

     berkembang dan menjadi lebih baik.

    d.  Tanggung jawab

    Tanggung jawab adalah keinginan manusia agar dapat mengerjakan tugas dengan

     baik dan memadai. Hal ini berarti individu mempunyai keinginan untuk merasa

    dapat melakukan tugas dan tanggung jawab.

    e.  Kemajuan

    Individu merasa bahwa pekerjaan yang diperoleh sekarang ini memberikan

    kemajuan dalam bekerja. Pekerjaan memberikan kesempatan bagi individu untuk

    menambah wawasan, mengembangkan bakat, dan kemajuan.

    f. 

    Perkembangan

    Sejalan dengan kemajuan, perkembangan mempunyai dimensi yang banyak dan

     jangkauan yang lebih luas. Kemajuan tidak hanya dalam bidang kerja, tetapi

    meluas pada bidang kehidupan. Prestasi kerja dan pekerjaan akan memberikan

    kepercayaan pada diri sendiri untuk mengembangkan diri pada segi kehidupan

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    18/21

    24

    yang lain seperti bersosialisai, mengembangkan bakat, dan menambah wawasan

    dan pengetahuan.

    2.4.6  Cara Meningkatkan Motivasi

    Dengan tehnik verbal menurut Widayatun (dalam Sriami, 2010) yaitu :

    a. 

    Berbicara untuk membangkitkan semangat.

     b. 

    Pendekatan pribadi.

    c. 

    Diskusi dan sebagianya.

    d.  Tehnik tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan).

    e.  Tehnik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada.

    f.  Supertisi (kepercayaan akan sesuatu secara logis, maupun membawa

    keberuntungan).

    g.  Citra/image  yaitu dengan imajinasi atau daya khayal yang tinggi maka

    individu termotivasi.

    2.4.7  Penilaian Motivasi

    Menurut Winardi (dalam Eka Desi, 2012) ada 2 macam metode yang sering kali

    digunakan untuk menilai kekuatan keinginan yaitu dengan cara:

    a. 

    Pertama-tama pernyataan yang berhubungan dengan keinginan-keinginan

    spesifik untuk memberikan ASI eksklusif, dirumuskan dan para ibu diminta

    untuk menunjukkan ada tidaknya keinginan-keinginan demikian pada diri

    mereka.

     b.  Prosedur kedua adalah mengasumsi bahwa masing-masing pekerja memiliki

    suatu hirarki kebutuhan, dimana ada kebutuhan tertentu, yang lebih kuat

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    19/21

    25

    dibandingkan dengan kebutuhan lain, dan bahwa seorang individu akan

     berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada waktu permulaan.

    Setelah data terkumpul akan dihitung menggunakan rumus:

    Keterangan :

     N = Presentase

    SP = Jumlah nilai yang di dapat

    SM = Jumlah item yang dinilai

    Penilaian motivasi menurut Arikunto (dalam Eka Desi, 2012) dapat dibedakan

    menjadi :

    1) 

    Tinggi :75-100%

    2) 

    Sedang :56-75%

    3) Rendah :

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    20/21

    26

    Menurut Yani (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku ibu untuk

    memberikan ASI secara eksklusif salah satunya adalah motivasi ibu dan

     pengetahuan. Pengetahuan dan motivasi ibu dalam memberikan ASI merupakan

    faktor yang berhubungan. Semakin tinggi pengetahuan semakin tinggi pula

    motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Seseorang yang memiliki

     pengetahuan tetapi tanpa motivasi atau kepercayaan diri tidak akan melakukan hal

     positif (Nurma, 2009).

    Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

    sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ).

    Perubahan prilaku maupun motivasi ibu didasari oleh pengetahuan bagaimana

     pentingnya ASI eksklusif. Pada awalnya pengetahuan akan memberikan

     Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam diri mengetahui

    terlebih dahulu pentingnya ASI eksklusif. Setelah itu ibu akan merasa  Interest  

    (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subyek sudah

    mulai timbul. Munurut wadjosumidjo (2002) sikap merupakan arah intensitas

     perasaan yang didasari keyakinan, penalaran, pemahaman dan penghayatan

    mengenai suatu objek yang relatif tetap serta memberikan motivasi kepada

    individu untuk membuat respon positif maupun negatif terhadap objek tersebut.

    Hal ini berarti sikap hanya menunjukkan adanya ketertarikan individu terhadap

     pemberian ASI eksklusif dan dengan motivasi yang tinggi diharapkan sikap ini

    akan menjadi prilaku yang nyata.

    Sedangkan menurut Ghufron, (2010) dengan pengetahuan dan sikap yang baik

    akan dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk melakukan apa yang

  • 8/16/2019 1202116036-3-BAB II.pdf

    21/21

    27

    diyakininya baik bagi dirinya. Dengan tiga komponen ini baik pengetahuan, sikap,

    motivasi akan mendorong seseorang mencoba terus prilaku positif dan beradaptasi

    dengan kebiasaan tersebut sehingga prilaku positif ini akan bersifat langgeng

    (Notoatmodjo, 2009). Hasil ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh Widiarti

    (2012) menemukan ada hubungan signifikan pengetahuan dengan motivasi ibu

    dalam memberikan ASI eksklusif dan penelitian lain yang dilakukan Kartikasari

    (2009) menemukan ada hubungan signifikan motivasi dengan pemberian ASI

    eksklusif.