bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3964/3/nofita yuli pratama bab...

17
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak yang ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam atau nafas cepat (40-50 kali atau lebih tiap menit) (Misnadiarly, 2008). Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkrim paru. Pneumonia disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut: virus, bakteri (mikroplasma), fungi, parasit, atau aspirasi zat asing. Pola penyakitnya bergantung pada: agens penyebab, usia anak, reaksi anak, luasnya lesi, dan derajat obstruksi bronkus (Betz, 2009). Dahlan (2010) menerangkan bahwa Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkrim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Sedangkan menurut Smeltzer (2011) menerangkan bahwa Pneumonia adalah proses inflamatori parenkrim paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pneumonia adalah proses peradangan yang mengenai parenkim paru disertai sesak nafas dan batuk pilek yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius. Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: phamduong

Post on 03-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak yang ditandai

dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam atau nafas cepat (40-50 kali atau

lebih tiap menit) (Misnadiarly, 2008). Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi

pada parenkrim paru. Pneumonia disebabkan oleh satu atau lebih agens

berikut: virus, bakteri (mikroplasma), fungi, parasit, atau aspirasi zat asing.

Pola penyakitnya bergantung pada: agens penyebab, usia anak, reaksi anak,

luasnya lesi, dan derajat obstruksi bronkus (Betz, 2009). Dahlan (2010)

menerangkan bahwa Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkrim

paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius

dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan

pertukaran gas setempat. Sedangkan menurut Smeltzer (2011) menerangkan

bahwa Pneumonia adalah proses inflamatori parenkrim paru yang umumnya

disebabkan oleh agen infeksius.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pneumonia

adalah proses peradangan yang mengenai parenkim paru disertai sesak nafas

dan batuk pilek yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius.

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

10

B. Etiologi

Menurut Misnadiarly (2008), Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat

umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau mikroplasma (bentuk peralihan

antara bakteri dan virus).

1. Pneumonia disebabkan oleh bakteri

Bakteri yang pada umumnya muncul, antara lain :

a. Streptococcus .pneumoniae

b. Staphylococcus. Aureus

c. Klebsiella Sp

d. Pseudomonas sp

Sebenarnya bakteri penyebab Pneumonia paling umum adalah Sreptoccocus

pneumoniae yang sudah ada di kerongkongan manusia yang sehat.

2. Pneumonia disebabkan oleh virus

Setengah dari kejadian Pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus.

Saat ini makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meskipun

virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernafasan bagian atas,

terutama pada anak-anak, ganguan ini bisa memicu Pneumonia.

Apabila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa

berat dan kadang menyebabkan kematia. Virus yang menginfeksi paru

akan berkembang biak walaupun tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi

cairan.

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

11

3. Pneumonia disebabkan oleh mikroplasma

Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya, bila

dibandingkan pneumonia pada umumnya. Karena itu diduga disebabkan

oleh virus yang belum ditemukan dan sering juga disebut pneumonia yang

tidak tipikal (Atypical Pneumonia)

4. Pneumonia jenis lain

Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP)

yang diduga disebakan oleh jamur. PCP dan biasanya menjadi tanda awal

serangan penyakit pada pengindap HIV/AIDS.

C. Tanda dan Gejala

Gejala penyakit Pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas

akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh

meningkat dapat mencapai 40 derajat celcius, sesak nafas, nyeri dada, dan

batuk berdahak kental. Tanda dan gejala lainnya, antara lain :

1. Batuk nonproduktif

2. Retraksi intercosta

3. Penggunaan otot bantu nafas

4. Demam

5. Ronchi

6. Sesak nafas

7. Menggigil

8. Berkeringat

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

12

D. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 Sistem Pernafasan (Nurarif & Kusuma, 2013)

Sistem Pernafasan

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan

pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang

bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan memungkinkan setiap

sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan

selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida dan air dihilangkan.

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

13

Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam

jaringan atau “pernapasan dalam” dan di dalam paru-paru atau “pernapasan

luar”.

Udara di tarik ke dalam paru-paru pada waktu menarik napas dan di dorong

keluar paru-paru pada waktu mengeluarkan napas (Pearce, 2009)

1. Anatomi

Struktur tubuh yang berperan dalam sistem pernafasan yaitu :

a. Nares Anterior

Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu

bermuara di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam

bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini

dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares

anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar.

Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung (Pearce, 2011)

b. Rongga Hidung

Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh

darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus

yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah

pernafasan dilapisi epitelium silinder dan sel spitel berambut yang

mengandung sel cangkir atau sel lendir. Sekresi sel itu membuat

permukaan nares basah dan berlendir. Di atas septum nasalis dan konka,

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

14

selaput lendir ini paling tebal, yang diuraikan di bawah. Tiga tulang

kerang (konka) yang diselaputi epitelium pernafasan, yang menjorok dari

dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan

selaput lendir tersebut.

Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang

terdapat di dalam vestibulum. Karena kontak dengan permukaan lendir

yang dilaluinya, udara menjadi hangat, dan karena penguapan air dari

permukaan selaput lendir, udara menjadi lembap (Pearce, 2011)

c. Faring (tekak)

Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan

krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (nasofaring), di belakang

mulut (orofaring) dan di belakang laring (faring-laringeal) (Pearce, 2011)

d. Laring (tenggorok)

Terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari

kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra

servikalis dan masuk ke dala m trakea di bawahnya.

Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh

ligamen dan membran. Yang terbesar di antaranya ialah tulang rawan

tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneus yang

dikenal sebagai jakun, yaitu sebelah depan leher. Laring terdiri atas dua

lempeng ataunlamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

15

terdapat lekukan berupa V . tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid,

bentuknya seperti cincin mohor di sebelah belakang (ini adalah tulang

rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan

lainnya adalah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang di sebelah

belakang krikoid, kanan dan kiri tulang rawan kuneiform kornikulata

yang sangat kecil (Pearce, 2011)

e. Trakea ( batang tenggorok)

Trakea atau batang tenggorok kira-kira sembilan sentimeter panjangnya.

Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebratorakalis

kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronkus (bronki). Trakea

tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa

cincin tulang rawan yang di ikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang

melengkapi lingkaran disebelah belakang trakea; selain itu juga memuat

beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas

epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergeak menuju ke atas ke

arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya

yang larut masuk bersama dengan pernafasan dapat dikeluarkan.

f. Bronkus (cabang tenggorokan)

Bronkus merupakan lanjutan dari trakhea ada dua buah yang terdapat

pada ketinggian vertebratorakalis IV dan V mempunyai struktur serupa

dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus

itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampak paru-paru.

Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri,

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

16

terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang

dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin dan

mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang paling

kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli terdapat gelembung

paru/gelembung hawa atau alveoli (Pearce, 2011)

g. Paru-paru

Paru-paru ada dua , dan merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru

mengisi rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur

lainnya yang terletak didalam mediastinum. Paru-paru adalah organ

yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) di atas dan muncul

sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal

paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-

paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan

dalam yang memuat tampuk paru-paru, sisi belakang yang menyentuh

tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan

jantung.

2. Fisiologi

Menurut Pearce (2011) fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan

karbondioksida. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna,

oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas, oksigen

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

17

masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan

erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.

Hanya satu lapisan membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang

memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan

dipungut oleh haemoglobin sel darah merah dan di bawa ke jantung. Dari sini

dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-

paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobin 95%

jenuh oksigen.

Didalam paru-paru CO2, salah satu hasil buangan metabolisme,

menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler-kapiler darah ke alveoli,

dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui

hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoneratau

pernafasan eksterna :

1) Ventilasi Pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam

alveoli dengan udara luar

2) Arus darah melalui paru-paru

3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah

tepat dapat mencapai semua bagian tubuh

4) Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2

lebih mudah berdifusi daripada O2

Semua proses ini telah diatur sedemikian rupa sehingga darah yang

meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

18

gerak badan, lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu

banyak CO2 dan terlampau sedikit O2 ; jumlah CO2 itu tidak dapat

dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini

merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan

dalamnya pernafasan. Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan

memungut lebih banyak O2.

E. Patofisiologi

Pneumonia adalah peradangan dimana terdapat konsolidasi yang

disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat

berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan

sekitara alveoli yang tidak berfuungsi. Hipoksemia dapat terjadi tergantung

seberapa banyak jaringan paru-paru yang sakit.

Pneumonia sering kali disebabkan oleh bahan-bahan infeksi yang

teraspirasi ke dalam bronkus distal dan alveoli. Beberapa individu tertentu

memiliki kerentanan yang khusus. Orang-orang ini adalah orang yang

mekanisme pertahanan normalnya rusak atau terganggu seperti pada orang

yang menderita penyakit paru obstruksi kronik, influenza dan trakheostomi,

orang yang baru saja mendapat aneshtesia, penderita multiple myeloma,

hipogamaglobulinemia, alkoholik dan orang yang memiliki respon sel-sel

darah putih terhadap infeksi (Long, 1996)

Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi

inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli dan

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

19

menghasilkan eksudat yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta

karbondioksida. Sel-sel darah putih kebanyakan neutrofil juga bermigrasi ke

dalam alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya mengandung udara. Area

paru tidak mendapatkan ventilasi yang cukup karena sekresi, edema mukosa,

dan bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli dengan

mengakibatkan penurunan tekanan oksigen alveolar. Darah vena yang

memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan keluar ke

sisi kiri jantung tanpa mengalami oksigensi. Pada pokoknya darah terpisah dari

sisi kanan ke sisi kiri jantung. Percampuran darah yang teroksigenasi dan tidak

teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.

Pneumonia kemungkinan ditularkan oleh droplet pernafasan yang

terinfeksi, melalui kontak individu ke individu. Pasien dapat diperiksa terhadap

antibody mikroplasma (Smeltzer, 2001)

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

20

F. Pathway

Jamur, bakteri,

protozoa

Peningkatan suhu

tubuh

Masuk alveoli

Kongestif (4-12

jam) eksudat masuk

alveoli

Hepatisasi merah

(48 jam ) paru-paru

tampak merah dan

bergranula karena

SDM & leukosit

DNA mengisi

alveoli

berkeringat Metabolisme

meningkat

Hepatisasi kelabu

(3-8 hari) paru

tampak kelabu

karena leukosit &

fibrin mengalami

konsolidasi didalam

alveoli

Konsolidasi

jaringan paru

Resti

kekurangan

volume cairan

Metabolise

meningkat

Resti kekurangan

volume cairan

Resti nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Resti terhadap

penyebaran infeksi

Penumpuka

n cairan

dalam

alveoli

Gangguan

pertukaran gas

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

21

Compliance paru

menurun

Suplai o2 menurun

mual, muntah

Sputum kental

(Nurarif & Kusuma, 2013)

G. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Misnadiarly (2008) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan

adalah :

1. Sinar X

Mengidentifikasi distribusi struktural (misal ; lobar, bronchial); dapat juga

menyatakan abses/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar

atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul

(lebih sering virus). Pada pneumonia mikroplasma sinar X dada mungkin

lebih bersih

2. GDA

Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan

penyakit paru yang ada.

Gangguan pola

nafas

Gangguan

bersihan jalan

nafas

Intoleransi

aktifitas

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

22

3. JDL Leukositosis

Biasanya ditemukan, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi

virus, kondisi tekanan imun.

4. LED meningkat

5. fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat

dan komplain menurun

6. elektrolit Na dan Cl mungkin rendah

7. bilirubin meningkat

8. aspirasi/biopsi jaringan paru

Alat diagnosa termasuk sinar X dan pemeriksaan sputum. Perawatan

tergantung dari penyebab pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh bakteri

dirawat dengan antibiotik.

Pemeriksaan penunjang :

1. Rontgen dada

2. Pembiakan dahak

3. Hitung jenis darah

4. Gas darah arteri

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

23

H. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaaan medis terutama bersifat suportif dan mencakup

memperbaiki oksigenasi dengan oksigen dan terapi pernapasan. Antibiotik

digunakan untuk mengobati pneumonia bakterial berdasarkan kultur dan uji

sensitivitas. Hospitalisasi bergantung pada keparahan penyakit, usia anak,

perlunya suplemen oksigen, organisme yang dicurigai, dan keadekuatan

lingkungan rumah. Jika terjadi efusi pleura, mungkin diperlukan torasentesis

atau drainase slang toraks.

I. Pengkajian Keperawatan

1. Kaji kepatenan jalan nafas

2. Kaji adanya tanda-tanda gawat pernapasan dan respons terhadap terapi

oksigen. Pantau nilai saturasi oksigen

3. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi

4. Kaji respon anak terhadap pengobatan

5. Kaji kemampuan keluarga untuk mengelola program pengobatan di rumah

J. Fokus Intervensi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan

sekret menurut Wong (2008)

Tujuan : mempertahankan jalan nafas, sekret dapat keluar

Kriteria hasi : pernafasan normal 24 - 30x/menit

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

24

Intervensi :

a. monitor TTV

b. berikan section sesuai indikasi

c. beri posisi yang nyaman

d. anjurkan untuk minum yang banyak

e. kolaborasi terapi nebulizer sesuai dengan ketentuan

2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

NOC :

a. dapat memahami penyakit

b. tingkat pengetahuan bertambah

NIC :

a. kaji tingkat pengetahuan keluarga pasien

b. beritahu tentang proses penyakit

c. beritahu keluarga setiap akan melakukan tindakan

3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kesulitan menelan

NOC :

a. BB pasien meningkat

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

25

b. mempertahankan massa tubuh dan BB dalam batas normal

NIC :

a. observasi adanya kenaikan/penurunan BB

b. anjurkan pasien makan sedikit tapi sering

c. pantau kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

NOC :

a. suhu tubuh dalam rentang normal

b. nadi dan RR dalam rentang normal

c. tidak ada perubahan warna kulit

NIC :

a. monitor temperatur suhu tubuh

b. observasi TTV

c. anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak

d. berikan kompres pada lipatan axila dan paha

e. berikan antipiretik sesuai program tim medis

Asuhan Keperawatan Pada..., Nofita Yuli Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017