bab ii landasan teori - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. bab ii.pdf ·...

21
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Dalam pengertian sederhana, kredit merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Dalam bahasa Latin, kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Hal ini berarti pihak yang memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar. Di lain pihak, penerima kredit mendapat kepercayaan dari pihak yang memberi pinjaman, sehingga pihak peminjam berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang diterimanya. Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat (11) menyebutkan bahwa kredit adalahpenyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan. Menurut para ahli, kredit dapat diartikan sebagai berikut: a. “Kredit itu adalah suatu pemberian prestasi yang balas prestasinya (kontra prestasi) akan terjadi pada suatu waktu di hari yang akan datang.” (Batubara) b. “Kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.” (Rivai dan Veithzal)

Upload: tranhanh

Post on 09-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kredit

2.1.1 Pengertian Kredit

Dalam pengertian sederhana, kredit merupakan penyaluran dana dari pihak

pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Dalam bahasa Latin, kredit

berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Hal ini berarti pihak yang

memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit bahwa kredit

yang diberikan pasti akan terbayar. Di lain pihak, penerima kredit mendapat

kepercayaan dari pihak yang memberi pinjaman, sehingga pihak peminjam

berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang diterimanya.

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang

atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya

kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat

(11) menyebutkan bahwa kredit adalahpenyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.

Menurut para ahli, kredit dapat diartikan sebagai berikut:

a. “Kredit itu adalah suatu pemberian prestasi yang balas prestasinya (kontra

prestasi) akan terjadi pada suatu waktu di hari yang akan datang.”

(Batubara)

b. “Kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak

(kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain

(nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima

kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua

belah pihak.” (Rivai dan Veithzal)

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

5

Dari berbagai pengertian kredit yang telah disebutkan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa kredit adalah suatu pemberian fasilitas keuangan kepada

debitur dengan prinsip kepercayaan antara keduabelah pihak dimana pihak debitur

mempunyai kewajiban untuk membayar pinjamannya berupa angsuran pokok serta

balas jasanya yang berupa bunga sesuai jangka waktu tertentu yang diperjanjikan.

Jangka waktu yang diberikan sesuai dengan kebutuhan debitur yang digolongkan

menjadi tiga golongan, diantaranya:

a. Jangka pendek, pemberian kredit maksimal 1 tahun

b. Jangka mengengah, pemberian kredit berkisar antara 1-3 tahun

c. Jangka panjang, pemberian kredit lebih dari 3 tahun

2.1.2 Unsur-unsur Kredit

Dalam pemberian kredit terdapat unsur-unsur diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Kreditur

Kreditur merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada

pihak lain yang memperoleh pinjaman. Dalam hal ini pihak yang berperan

sebagai kreditur adalah pihak bank.

b. Debitur

Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang

mendapat pinjaman dari pihak lain. Dalam hal ini pihak yang berperan

sebagai debitur adalah nasabah yang diberikan kredit atau pinjaman oleh

pihak kreditur.

c. Kepercayaan (Trust)

Dalam kata kredit terdapat unsur kepercayaan yang berarti kreditur

memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada pihak yang menerima kredit

(debitur) untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pinjaman yang

telah diterima sesuai dengan jangka waktu yang disepakati sebelumnya.

d. Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang

dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur) yang

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

6

mengatur segala sesuatu mengenai kredit seperti jangka waktu, persentase

bunga yang dikenakan, hingga penjelasan mengenai jaminan, dan lain

sebagainya.

e. Resiko

Resiko merupakan kemungkinan kerugian yang akan timbul atas

penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank akibat dari tidak kembalinya

dana. Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan

dalam pembayaran angsuran hingga resiko tidak tertagihnya pinjaman

yang telah diberikan.

f. Jangka Waktu

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur

untuk membayar pinjaman yang telah diterima kepada kreditur sesuai

dengan kesepakatan keduabelah pihak.

g. Balas Jasa

Dalam penyaluran dana yang diberikan tentunya pihak kreditur

menghendaki imbalan yang dalam bank konvensional biasa disebut dengan

bunga, atau dalam bank syariah biasa dikenal dengan bagi hasil,yang

dicantumkan dalam perjanjian atau kontrak.

2.1.3 Tujuan Kredit

Dalam pemberian kredit memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan yang

ingin dicapai diantaranya adalah:

a. Mendapatkan keuntungan

Dengan kredit yang diberikan maka bank akan menerima bentuk bunga

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada

debitur.

b. Membantu usaha nasabah

Nasabah yang memperoleh kredit dari bank dapat berupa dana investasi

maupun dana untuk modal kerja sehingga pihak debitur dapat

memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan dan memperluas

usahanya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

7

c. Membantu pemerintah

Semakin banyak kredit yang disalurkan berarti terdapat banyak debitur

yang sedang mengembangkan dan memperluas usahanya sehingga terjadi

adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

2.1.4 Fungsi Kredit

Fungsi kredit pada dasarnya merupakan suatu bentuk pelayanan kepada

masyarakat guna memenuhi kebutuhannya dalam bentuk dana yang diberikan

oleh bank. Secara terperinci, fungsi kredit diantaranya yaitu:

a. Meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa

Uang merupakan suatu alat pembayaran yang sah. Dalam hal tukar

menukar barang dan jasa, apabila uang belum tersedia maka dengan

adanya kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa.

b. Sebagai alat untuk memanfaatkan idle fund

Dalam kehidupan perekonomian terdapat dua pihak, yaitu pihak yang

memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Dengan

adanya kredit, maka pihak yang memiliki kelebihan dana (idle fund) dapat

menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan dana melalui

perantara bank dengan cara menanamkan uangnya dalam bentuk simpanan

dan/atau simpanan lainnya yang nantinya akan disalurkan kepada

masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit.

c. Sebagai alat pengendali harga

Pemberian kredit kepada masyarakat akan berpengaruh terhadap

banyaknya jumlah uang yang beredar. Apabila bank memberikan kredit

yang ekspansif maka jumlah uang beredar meningkat dan harga akan

menjadi naik. Namun apabila bank membatasi pemberian kredit kepada

masyarakat maka jumlah uang beredar akan menurun dan harga akan

menjadi turun.

d. Meningkatkan manfaat ekenomi yang ada

Dengan pemberian kredit maka akan mendorong masyarakat untuk

melakukan aktivitas seperti memproduksi barang, meningkatkan volume

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

8

perdagangan, dan lain sebagainya sehingga nantinya akan berdampak pada

kenaikan potensi ekonomi.

2.1.5 Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat

dibagi berdasarkan beberapa hal berikut:

a. Dilihat dari Tujuan Penggunaan

Berdasarkan tujuan penggunaan kredit dibagi menjadi tiga, yaitu:

Kredit Modal Kerja

Kredit Modal Kerja merupakan kredit yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan modal kerja suatu perusahaan seperti perluasan usaha,

pembelian bahan baku, ataupun untuk kegiatan operasional lainnya.

Kredit jenis ini biasanya habis dalam satu siklus usaha karena sifatnya

hanya digunakan selama 1 tahun sehingga termasuk jenis kredit jangka

pendek.

Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan jenis kredit jangka menengah atau panjang

yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha, pengadaan barang-

barang modal yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun

yang ditujukan untuk pengadaan proyek baru.

Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan secara pribadi

untuk keperluan konsumsi seperti pembelian barang dan jasa, dan tidak

digunakan untuk keperluan usaha.

b. Dilihat dari Jangka Waktunya

Berdasarkan jangka waktu yang diberikan maka kredit dibagi menjadi 3,

diantaranya:

Kredit Jangka Pendek(short-term loan)

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang diberikan dalam kurun

waktu maksimal 1 tahun yang biasanya digunakan untuk keperluan

modal kerja yang jumlah nominalnya tidak besar.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

9

Kredit Jangka Menengah(medium-term loan)

Kredit jangka menengah merupakan kredit yang diberikan dalam kurun

waktu minimal 1 tahun sampai dengan 3 tahun. Biasanya diberikan

untuk kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumtif dengan

jumlah nominal yang tidak terlalu besar.

Kredit Jangka Panjang(long-term loan)

Kredit jangka panjang merupakan kredit yang diberikan dalam kurun

waktu lebih dari 3 tahun karena jumlah nominal yang diberikan

sangatlah besar. Biasanya diberikan untuk kredit investasi serta kredit

konsumtif dengan nilai yang besar seperti KPR.

c. Dilihat dari Jaminannya

Setiap pemberian kredit debitur wajib menyerahkan jaminan sebagai bukti

bahwa debitur tersebut akan memenuhi kewajibannya sesuai kesepakatan.

Dalam hai ini kredit dibedakan berdasarkan jaminannya, yaitu:

Kredit dengan Jaminan (secured loan)

Kredit dengan jaminan (secured loan) merupakan kredit yang didukung

dengan adanya jaminan (agunan) baik berupa barang yang berwujud

maupun barang tidak berwujud.

Kredit tanpa Jaminan (unsecured loan)

Kredit tanpa jaminan (unsecured loan) merupakan kredit yang tidak

didukung adanya jaminan (agunan). Pemberian kredit jenis ini

sangatlah beresiko karena diberikan dengan melihat prospek usaha,

karakter, serta loyalitas atau nama baik debitur tersebut selama

berhubungan dengan bank atau pihak lain.

d. Dilihat dari Sektor Usaha

Dilihat dari sektor usaha nasabah maka kredit dapat dibagi menjadi

beberapa diantaranya:

Sektor Industri

Kredit ini diberikan kepada nasabah yang memiliki usaha disektor

perindustrian, baik industri kecil, menengah, maupun besar. Beberapa

contoh sektor industri antara lain:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

10

Industri elektronik

Industri pertambangan

Industri kimia

Industri tekstil

Sektor Perdagangan

Kredit ini diberikan kepada nasabah yang memiliki usaha disektor

perdagangan, baik perdagangan kecl, menengah, maupun besar dengan

tujuan untuk memperluas usahanya.

Sektor Jasa atau Profesi

Kredit ini diberikan kepada nasabah yang memiliki profesi dibidang

jasa seperti pendidikan, angkutan, dan lain sebagainya.

Sektor Perumahan

Kredit ini diberikan kepada nasabah yang usahanya bergerak dibidang

pembangunan atau pembelian rumah yang biasanya diberikan dalam

bentuk kredit konstruksi dan berjangka waktu panjang.

Sektor Perkebunan & Pertanian

Kredit ini diberikan kepada nasabah dalam rangka meningkatkan hasil

usaha dibidang perkebunan dan pertanian dengan jangka pendek

maupun panjang. Kredit ini biasanya diberikan dalam bentuk kredit

modal kerja maupun kredit investasi.

Sektor Peternakan

Kredit ini diberikan kepada nasabah yang bergerak disektor peternakan,

baik yang bersifat jangka panjang maupun pendek.

e. Dilihat dari Cara Penarikannya

Kredit dapat dibagi sesuai dengan cara penarikannya maupun

pengembaliannya menjadi 3 jenis, yaitu:

Kredit Sekaligus (aflopend credit)

Merupakan kredit yang pencairannya dilakukan secara sekaligus

sebesar jumlah plafond yang telah disetujui, baik dengan cara tunai

maupun pemindahbukuan ke dalam rekening tabungan/giro milik

debitur.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

11

Kredit Bertahap

Merupakan kredit yang pencairannya dilakukan secara bertahap sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh bank baik berdasarkan tingkat

penyelesaian proyek maupun kebutuhan dana dari debitur

Kredit Rekening Koran(revolving)

Merupakan kredit yang pencairannya dilakukan sesuai dengan

kebutuhan debitur, yang dapat dilakukan lebih dari satu kali setalah

seluruh ketentuan telah dipenuhi dengan cara bertahap melalui

pemindahbukuan.

f. Dilihat dari Jumlahnya

Berdasarkan besarnya jumlah kredit yang diberikan terdiri dari:

Kredit UMKM

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah bentuk pemberian

kredit kepada nasabah yang mempunyai usaha dengan skala sangat

kecil.

Kredit UKM

Kredit Usaha Kecil Menengah adalah bentuk pemberian kredit kepada

nasabah yang memiliki usaha dengan modal yang cukup serta

administrasi yang lebih baik daripada UMKM, dengan batasan antara

Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 350.000.000,-

Kredit Korporasi

Kredit korporasi adalah bentuk pemberian kredit kepada debitur besar

(korporasi) dengan data keuangan yang lengkap, administrasi yang

baik, serta struktur permodalan yang kuat. Dalam hal ini debitur besar

akan mendapatkan jumlah kredit yang sangat besar.

2.1.6 Penggolongan Kredit

Setiap fasilitas kredit mempunyai tingkat kemungkinan realisasi

pembayaran pinjaman oleh debitur yang berbada-beda atau tingkat kolektibilitas

yang berbeda-beda. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung banyak sekali

resiko yang mungkin akan timbul, diantaranya adalah resiko tidak terbayarnya

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

12

kredit mulai dari angsuran pokok hingga pendapatan bunga yang akan diterima

oleh bank. Untuk meminimalisir resiko tersebut bank telah melakukan analisis

sebelum memberikan kredit kepada calon debiturnya. Namun hal tersebut tidak

mengurangi resiko yang akan diterima oleh bank. Bank melakukan penggolongan

kualitas kredit guna meminimalisasi resiko pemberian kredit menjadi dua

golongan, yaitu performing loan dan non performing loan.

2.1.6.1 Performing loan

Performing Loan merupakan kredit yang tidak bermasalah, yang

dibagi kedalam dua kategori, yaitu:

a. Kredit kualitas Lancar

Kredit dengan kualitas lancar merupakan kredit yang diberikan kepada

nasabah dan dalam pembayarannya tidak terjadi tunggakan, baik

tunggakan angsuran pokok maupun bunga. Berikut adalah kriteria dari

kredit kualitas lancar:

Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga dilakukan tepat

waktu

Hubungan antara bank dengan debitur baik serta selalu

menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat

Kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang baik

Memiliki mutasi rekening yang aktif

b. Kredit kualitas Dalam Perhatian Khusus

Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus merupakan kredit yang

diberikan kepada nasabah yang dalam pembayarannya masih

digolongkan lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan. Berikut adalah

kriteria dari kredit kualitas dalam perhatian khusus:

Terdapat tunggakan dalam pembayaran angsuran pokok dan/atau

bunga sampai dengan 90 hari

Jarang mengalami cerukan atau overdraft

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

13

Hubungan antara bank dengan debitur baik serta selalu

menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih

akurat

Mutasi rekening relatif aktif

Kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas

2.1.6.2 Non performing loan

Non Performing Loan dikategorikan dalam kredit bermasalah karena

telah terdapat tunggakan dalam pembayarannya. Kredit bermasalah ini

dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Kredit Kurang Lancar

Kredit dengan kategori kurang lancar merupakan kredit yang telah

mengalami tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga.

Berikut adalah kriteria dari kredit kurang lancar:

Terdapat tunggakan dalam pembayaran angsuran pokok dan/atau

bunga melampaui 90 hari sampai dengan kurang dari 180 hari

Terdapat cerukan atau overdraft yang berulang kali khususnya

untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas

Hubungan antara bank dengan debitur memburuk serta informasi

keuangan debitur tidak dapat diyakini oleh bank

Kegiatan usaha berpotensi tumbuh sangat terbatas atau tidak

tumbuh

b. Kredit Diragukan

Kredit dengan kategori diragukan merupakan kredit yang telah

mengalami penundaan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga.

Berikut adalah kriteria dari kredit diragukan:

Terdapat penundaan dalam pembayaran angsuran pokok dan/atau

bunga antara 180 hingga 270 hari

Terjadi cerukan atau overdraft yang bersifat permanen khususnya

untuk menutupi kerugian dan kekurangan arus kas

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

14

Hubungan antara bank dengan debitur semakin memburuk serta

informasi keuangan debitur tidak tersedia atau tidak dapat

dipercaya oleh bank

Kegiatan usaha menurun

c. Kredit Macet

Kredit dengan kategori macet merupakan kredit yang telah menunggak

melampaui 270 hari dan bank akan mengalami kerugian atas kredit macet

tersebut. Berikut adalah kriteria dari kredit diragukan:

Potensi pertumbuhan usaha debitur sangat diragukan dan sulit

pulih, atau kemungkinan besar akan terhenti

Hubungan debitur dan bank sangat buruk dan informasi keuangan

tak tersedia atau tak dapat dipercaya

2.2 Kredit Bermasalah

2.2.1 Pengertian Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan

nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai

dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah. Kredit

bermasalah sering juga disebut non performing loan yang dapat diukur dari

kolektibilitasnya. Berikut terdapat beberapa pengertian kredit bermasalah, yaitu:

a. Kredit bermasalah merupakan kredit yang di dalam pelaksanaannya belum

mencapai / memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank.

b. Kredit bermasalah merupakan kredit dimana pembayaran kembalinya

dalam bahaya, terutama apabila sumber-sumber pembayaran kembali yang

diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar kembali kredit

sehingga belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh bank.

c. Kredit bermasalah merupakan kredit dimana terjadi cedera janji dalam

pembayaran kembali sesuai dengan perjanjian, sehingga terdapat

tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga

memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari bagi bank

dalam arti luas.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

15

d. Menurut Rahman (1998 : 120), kredit bermasalah adalah kredit dengan

kolektibilitas macet ditambah dengan kredit-kredit yang memiliki

kolektibilitas diragukan yang mempunyai potensi menjadi macet.

e. Menurut Anas (Rahman 1998 : 121), kredit bermasalah adalah kredit yang

pembayaran kembali utang pokok dan kewajiban bunganya tidak sesuai

dengan persyaratan-persyaratan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan

pemberi kredit serta mempunyai resiko dalam penerimaan pendapatan dan

bahkan mungkin punya potensi untuk mendatangkan kerugian terhadap

bank sebagai kreditur.

Dari berbagai pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kredit bermasalah yaitu kredit yang telah disalurkan oleh bank kepada debiturnya

namun dalam hal pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tidak sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati sehingga menimbulkan kerugian bagi

bank dikemudian hari. Persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan

mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun tidak akan

menghilangkan timbulnya masalah-masalah seperti terjadinya default atau

penunggakan pembayaran. Semakin cepat bank menganggap kredit yang

diberikan menjadi bermasalah, maka hal tersebut akan semakin baik karena

nantinya bank dapat melakukan upaya penyelamatan dengan segera sehingga

kredit yang bermasalah dapat segera ditangani dan kerugian yang akan ditanggung

oleh bank bisa diminimalisir.

2.2.2 Penyebab Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana pengembalian

kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami

rugi yang potensial. Bank perlu melakukan tindakan yang dapat meminimalisir

terjadinya kredit bermasalah. Namun sebelum penulis membahas hal tersebut

kiranya perlu diketahui apa yang menjadi penyebab kredit bermasalah tersebut.

Perlu diketahui bahwa menganggap kredit bermasalah selalu dikarenakan

kesalahan debitur merupakan persepsi yang keliru. Kredit yang berkembang

menjadi kredit bermasalah dapat disebabkan tidak hanya kesalahan debitur namun

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

16

dapat berasal dari kondisi eksternal bahkan bank pemberi kredit itu sendiri.

Berikut akan dijabarkan apa yang menjadi faktor-faktor penyebab kredit

bermasalah:

a. Kesalahan Nasabah

Dalam hal kredit bermasalah, unsur kesengajaan yang dilakukan oleh

nasabah diantaranya yaitu:

Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada

bank

Debitur melakukan ekspansi terlalu besar sehingga dana yang

dibutuhkan terlalu besar

Menggunakan dana kredit dengan tidak semestinya, misalnya dana

kredit untuk investasi digunakan untuk modal kerja atau keperluan

konsumtif

Nasabah tidak jujur mengenai informasi yang diberikan kepada bank

b. Faktor Internal Bank

Kredit bermasalah tidak hanya disebabkan karena kesalahan debitur saja

namun bisa dikarenakan kesalahan bank, diantaranya yaitu:

Analisis yang kurang tepat

Bank terlalu banyak memberikan kelonggaran kepada nasabah dalam

hal pembayaran pinjaman

Kurang berpengalamannya pejabat kredit atau account officer

Pengikatan agunan yang kurang sempurna

Campur tangan yang berlebihan dari pemilik

Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit

debitur

Ada kepentingan pribadi pejabat bank yang bersangkutan

c. Faktor Eksternal

Selain faktor kesalahan dari pihak debiturdan juga bank, terdapat faktor

eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya kredit bermasalah, yaitu:

Terjadinya bencana alam yang menyebabkan usaha debitur

mengalami kerugian sehingga tidak mampu membayar pinjaman

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

17

Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berdampak pada

usaha debitur

Perusahaan debitur tidak dapat bersaing dengan pasar sehingga

volume penjualan menurun dan perusahaan rugi

2.2.3 Dampak Kredit Bermasalah

Dengan adanya kredit bermasalah maka hal tersebut menimbulkan dampak

yang signifikan bagi bank di kemudian hari. Dampak yang akan ditimbulkan

antara lain:

a. Terjadinya penurunan laba bank akibat adanya penurunan pendapatan

bunga kredit

b. Rasio aktiva produktif menjadi lebih rendah

c. Biaya pencadangan penghapusan kredit meningkat yang berakibat pada

penurunan keuntungan bank

2.2.4 Upaya Mitigasi Kredit Bermasalah

Bank menggunakan berbagai teknik dan kebijakan yang berbeda untuk

mengelola resiko kredit dalam upaya meminimalkan kemungkinan atau

konsekuensi kehilangan kredit yang dikenal sebagai mitigasi risiko kredit. Upaya

untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dirasa perlu dilakukan agar kredit

yang diberikan tetap sehat dan tidak berkembang menjadi kredit bermasalah.

Jadi dalam menentukan apakah akan memberikan suatu pinjaman atau

tidak, seorang bankir harus bisa memperkirakan atau mengukur resiko pinjaman

macet. Resiko ini dapat diperkirakan dengan melakukan beberapa langkah

mitigasi pemberian kredit, diantaranya yaitu:

a. Administrasi dan Dokumentasi Kredit

Dalam arti luas, pengertian administrasi kredit meliputi kegiatan-

kegiatan berupa pengumpulan informasi, penyajian data-data, pencatatan,

penguasaan dokumen yang ada kaitannya dengan proses kegiatan

perkreditan oleh unit-unit kerja terkait dalam penyelenggaraan pengelolaan

portofolio kredit bank yang sehat. Jadi administrasi kredit yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

18

dilaksanakan dengan baik diharapkan merupakan instrumen pengawasan

kredit serta dapat memperjelas pertanggungjawaban pelaksanaan peraturan

dan kebijakan yang diterapkan pada bidang perkreditan. Feedback dari

proses administrasi kredit ini adalah output berupa sistem informasi yang

memberikan manfaat dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen bank.

Dalam hal ini administrasi kredit berfungsi sebagai berikut:

Sebagai sumber informasi

Alat komunikasi bank dengan nasabah

Sebagai instrumen pengawasan kredit

Sumber materi pembuat laporan

Alat untuk penentuan kualitas kredit

Alat bukti dan antisipasi apabila terjadi sengketa

Semua kegiatan yang berkaitan dengan fasilitas kredit ini harus dibuat

rekamannya agar posisi bank lebih kuat dan mampu mengantisipasi

keadaan mendatang. Kegiatan ini disebut pelaksanaan dokumentasi kredit.

Pelaksanaan dokumentasi yaitu kelengkapan dokumen perkreditan

sehingga posisi bank baik dari aspek yuridis maupun dari aspek ekonomis

bertambah kuat. Rekaman dokumen yang lengkap itu minimal harus

meliputi faktor-faktor diantaranya:

Bentuk hukum perusahaan, izin domisili, dan izin usaha

Surat kuasa berhak meminjam dan surat-surat kuasa lainnya

Proposal dan committment letter dan perjanjian kredit

Jenis-jenis pengikatan jaminan dan surat-surat aksep

Penutupan asuransi dan perubahan-perubahannya

Prasyarat dan syarat-syarat kredit

Pembebanan provisi, committment fee, biaya materai, dan lain-lain

Dokumentasi yang lengkap, tertib, dan genuine akan menunjang

kecepatan dan ketepatan laporan, pengambilan keputusan, dan

memudahkan pengawasan sehingga dapat memperkuat posisi bank

khususnya di waktu mendatang.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

19

b. Analisa Kredit

Analisa kredit yaitu usaha untuk mengetahui resiko-resiko yang

mungkin menjadi penyebab gagalnya usaha nasabah dan untuk mengetahui

kondisi cashflow nasabah agar diketahui kemampuan melunasi

kreditnya.Analisis kredit ini dilakukan dengan tujuan agar kredit yang

diberikan mencapai sasaran, yaitu aman. Artinya kredit tersebut harus

diterima kembali pengembaliannya oleh bank secara tertib, teratur, dan

tepat waktu, sesuai dengan perjanjian antarbank dengan nasabah sebagai

penerima dan pengguna kredit. Analisa pemberian kredit perlu dilakukan

secara benar, tepat, dan akurat sebelum memberikan kredit kepada calon

debitur.

Dalam menganalisis kredit harus mencakup penilaian kuantitatif

maupun kualitatif karena analisis kualitatif yang diikuti kuantitatif akan

memberi kejelasan bagi pembuat keputusan.

Beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan sebelum memutuskan

permohonan kredit calon debitur antara lain dikenal dengan prinsip 5C.

Berikut akan dijabarkan mengenai prinsip-prinsip 5C:

Character

Analisa ini menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur

dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana itikad /

kemauan debitur untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay)

sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan.

Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari

calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:

Meneliti riwayat hidup calon nasabah

Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya

Meminta bank to bank information

Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon

debitur berada

Mencari informasi apakah calon debitur suka judi

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

20

Mencari informasi apakah calon debitur memiliki hobi berfoya-

foya

Karakter merupakan faktor yang dominan sebab walaupun calon

debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya, tetapi

jika tidak mempunyai itikad baik tentu akan membawa berbagai

kesulitan bagi bank di kemudian hari. Idealnya karakter calon nasabah

mempunyai nilai-nilai (values) yang berimbang dalam diri pribadinya.

Capacity

Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam

menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.

Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui / mengukur

sampai sejauh mana calon debitur mampu untuk mengembalikan atau

melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu dari usaha

yang diperolehnya.Semakin baik kemampuan keuangan calon debitur,

maka akan semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya dan dapat

dipastikan bahwa kredit akan dapat dibayar lunas sesuai jangka

waktunya.

Pengukuran capacity dapat dilakukan melalui berbagai

pendekatan, antara lain yaitu:

Pendekatan historis, yaitu menilai past performance yang

menunjukkan perkembangan usaha

Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan

para pengurus

Pendekatan yuridis, yaitu menilai kapasitas calon debitur untuk

mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan

perjanjian kredit dengan bank

Pendekatan manajerial, yaitu menilai kemampuan dan

keterampilan nasabah dalam melaksanakan fungsi manajemen

dalam memimpin perusahaan

Pendekatan teknis, yaitu menilai kemampuan calon debitur dalam

mengelola faktor-faktor produksi

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

21

Capital

Analisa ini melihat jumlah dana / modal sendiri yang dimiliki

debitur sebagai objek kredit dan perlu dilakukan analisis yang lebih

mendalam. Penilaian atas besarnya modal sendiri merupakan hal yang

penting mengingat kredit bank hanya sebagai tambahan pembiayaan

dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan. Modal

sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tanggung

jawab debitur dalam menjalankan usahanya karena ikut menanggung

resiko terhadap gagalnya usaha.

Analisa rasio keuangan dilakukan apabila calon debitur

merupakan perusahaan. Dalam hal calon debitur merupakan

perorangan maka dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan

setelah dikurangi utang-utangnya. Hal ini untuk melihat tujuan

penggunaan kredit yang jelas. Semakin besar modal yang dimiliki

oleh calon debitur, maka akan semakin meyakinkan bagi bank akan

keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit.

Collateral

Analisa ini merupakan jaminan / agunan yang diberikan oleh

calon debitur atas kredit yang diajukan. Collateral tersebut harus

dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban

finansial debitur kepada bank. Penilaian terhadap collateral ini dapat

ditinjau dari dua segi sebagai berikut:

Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang

akan diagunankan

Segi yuridis, yaitu agunan tersebut harus memenuhi syarat-syarat

yuridis untuk dipakai sebagai agunan

Hasil dari penjualan agunan nantinya akan dijadikan sumber

pembayaran kedua apabila nantinya debitur tersebut tidak dapat

memenuhi kewajibannya. Resiko pemberian kredit dapat dikurangi

sebagian atau seluruhnya dengan meminta collateral yang baik kepada

nasabah.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

22

Condition of Economy

Analisa ini mempertimbangkan sektor usaha calon debitur yang

dikaitkan dengan kondisi perekonomian dan melihat apakah kondisi

ekonomi tersebut akan berpengaruh terhadap usaha calon debitur di

masa yang akan datang. Untuk mendapat gambaran mengenai hal

tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:

Keadaan konjungtur

Peraturan pemerintah (pusat dan daerah)

Situasi, politik, dan perekonomian dunia

Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran

c. Pengawasan dan Monitoring Kredit

Pengawasan kredit dapat diartikan sebagai salah satu fungsi

manajemen yang berupaya untuk menjaga dan mengamankan kredit itu

sebagai kekayaan bank dan dapat mengetahui terms of lending serta

asumsi-asumsi sebagai dasar persetujuan kredit tercapai atau terjadi

penyimpangan. Pengawasan kredit juga berarti mengamati,

mengendalikan, dan meluruskan pelaksanaan kredit sehingga dapat

diketahui, diikuti atau tidak persyaratan kredit dan asumsi-asumsi yang

dipergunakan sebagai landasan dari persetujuan kredit.

Sementara monitoring kredit dapat diartikan sebagai alat yang

dipergunakan untuk melakukan pemantauan kredit agar dapat diketahui

sedini mungkin (early warning system) yang terjadi akan membawa akibat

turunnya mutu kredit (collectibility), sehingga memungkinan bank

mengambil langkah-langkah untuk tidak timbul kerugian.

Monitoring dan pengawasan kredit itu lebih mendekati upaya sebagai

penjagaan dan pengamanan kredit (harta / kekayaan bank) yang bersifat

preventive. Fungsi monitoring dan pengawasan kredit merupakan alat

kendali apakah dalam pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dibidang

perkreditan, yaitu dalam bentuk surat edaran atau peraturan ataupun

ketentuan-ketentuan lain yang berlaku secara umum maupun khusus.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

23

Dalam pengertian pengawasan kredit yang diuraikan diatas secara

jelas tujuannya adalah sebagai penjaga dan pengaman dalam pengelolaan

tahap-tahap pemberian kredit. Disamping hal-hal tersebut, monitoring dan

pengawasan kredit akan memperkuat posisi bank dan nasabah dalam

menghadapi resiko-resiko mendatang. Bila dirinci, tujuan monitoring dan

pengawasan kredit dapat berupa sebagai berikut:

Sistem / prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar credit

operation dapat dilaksanakan semaksimum mungkin

Penjagaan dan pengamanan kredit sebagai kekayaan bank harus

dikelola dengan baik agar tidak timbul resiko yang diakibatkan oleh

penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik oleh nasabah maupun

oleh intern bank

Administrasi dan dokumentasi kredit harus terlaksana sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga ketelitian, kelengkapan,

keaslian, dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini

manajemen yang terlibat dalam perkreditan

Efektivitas dan efisiensi meningkat dalam setiap tahap pemberian

kredit sehingga perencanaan kredit dapat dilaksanakan dengan baik

Pembinaan portofolio baik secara individual maupun secara

keseluruhan dapat dilakukan sehingga bank mempunyai kualitas

aktiva yang produktif dan mendukung menjadi bank yang sehat

Bank harus mampu melihat bahwa pengawasan kredit meliputi tiga

aspek pokok, yaitu:

Aspek administratif, meliputi penatausahaan dan penguasaan kegiatan

perkreditan sejak sebelum permohonan sampai menetapkan pelunasan

dan penghapusannya

Aspek supervisi, meliputi perkembangan kredit (debitur) yang diikuti

secara continue untuk mengetahui pencapaian target usaha dan tingkat

kolektibilitasnya

Aspek penagihan, meliputi penarikan kembali kredit sesuai dengan

skedul yang disetujui untuk mencegah timbulnya kerugian

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30152/3/3. BAB II.pdf · Sebagai contoh resiko dalam penyaluran kredit yaitu keterlambatan dalam pembayaran angsuran

24

Proses dasar dari pengawasan adalah sama, yaitu terdiri dari langkah-

langkah diantaranya:

1. Menetapkan suatu standar baku yang menjadi pedoman dasar dalam

penentuan kolektibilitas kredit

2. Menentukan actual performance kredit itu sendiri

3. Membandingkan actual performance kredit dengan standar, kemudian

melaksanakan evaluasi untuk mengetahui deviasinya

4. Melakukan corrective program sendiri-sendiri atau bersama dengan

unit lainnya

Agar mudah memilih monitoring yang sesuai dengan kondisi kredit

saat itu, monitoring ini diklasifikasi dalam tiga jenis berikut ini:

On Desk Monitoring, yaitu pemantauan kredit secara administratif,

yakni melalui instrumen-instrumen administrasi seperti laporan-

laporan, financial statement, kelengkapan dokumen, informasi pihak

ketiga.

On Site Monitoring, yaitu pemantauan kredit itu langsung ke lapangan

(nasabah), baik sebagian atau menyeluruh, maupun khusus atau kasus

tertentu untuk membuktikan pelaksanaan kebijakan kredit bank, atau

secara menyeluruh apakah ada deviasi yang terjadi atas terms of

lending yang disepakati.

Exception Monitoring, yaitu pemantauan kredit dengan memberikan

tekanan kepada hal-hal yang kurang berjalan baik dan hal-hal yang

telah berjalan sesuai dengan terms of lending, dikurangi intensitasnya.