119-236-1-sm

12
Gizi Indon 2012, 35(1):10-21 Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  10 PENGARUH SUPLEMENTASI KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN ASAM LAKTAT PADA ATLET PENCAK SILAT Toto Sudargo, Rieska Afidah, Harry Freitag, Riantina Rizky Amalia, Resti Kurnia Triatanti, Dian Saraswati, Qomarudin Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Karbohidrat dianggap memainkan peran utama sebagai sumber energi selama latihan karena fungsinya adalah sebagai sumber energi utama. Potensi lain sebagai sumber energi adalah Medium Chain of Tryglicerides (MCT). Branch Chain Amino Acid  (BCAA) adalah sekelompok asam amino yang dapat merangsang pembentukan protein, membantu pembentukan glikogen kembali, mencegah kelelahan, dan mempertahankan fungsi metabolisme aerobik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi karbohidrat (CHO), lemak (MCT), dan protein (BCAA) terhadap ketersediaan cadangan energi dan kemampuan pemulihan saat latihan. Penelitian ini termasuk eksperimen dengan randomized double blind controlled trial with placebo. Subjek penelitian ini adalah 6 orang atlet pencak silat UN Y laki-laki yang berpartisipasi dalam Puslatda PON Yogyakarta. Independent sample t test  digunakan untuk melihat perbedaan antara masing-masing kelompok suplementasi dengan plasebo, sedangkan ANOVA digunakan untuk melihat perbedaan kadar glukosa dan laktat darah antara semua kelompok perlakuan. Hasil menunjukkan bahawa kadar glukosa darah pada kelompok suplementasi MCT + CHO +BCAA, memiliki hasil yang signifikan (p <0,05) dibandingkan dengan plasebo, dan kadar laktat dalam waktu 3 menit latihan dalam kelompok ditambah CHO + MCT telah menurun secara signifikan (p < 0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan, baik kadar glukosa dalam darah (p = 0,098) dan kadar laktat darah (p = 0,273 dan p = 0,972). Dapat disimpulan bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa dan laktat darah yang signifikan antara kelompok atlet yang diberi suplementasi MCT + CHO + BCAA dibandingkan dengan plasebo. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan, baik kadar glukosa darah dan kadar laktat darah. Kata kunci: karbohidrat ,lemak, protein suplementation, laktat darah, glukosa darah ABSTRACT THE EFFECT OF CARBOHYDRATE, FAT, AND PROTEIN SUPPLEMENTATIONS TO THE LEVEL OF BLOOD GLUCOSE AND LACTATE ACID AMONG PENCAK SILAT ATHLETES Athletes require adequate energy to maximize their performance during competition. Performance of endurance athletes depend on the usage of glycogen levels and fat and its deposits in the muscle. Carbohydrates are considered an energy source during exercise. Another potential source of energy is Medium Chain of Tryglicerides (MCT). Branch Chain Amino Acid (BCAA)  is a group of amino acids which stimulates the formation of proteins, helps the formation of glycogen, prevents fatigue and maintains the function of aerobic metabolism. The purpose of this study was to investigate the effect of supplementation of carbohydrate (CHO), fats (MCT), and pr oteins (BCAA) to the availability of energy reserves and recovery ability after exercises. Randomized double blind controlled trial with placebo was applied. Subjects of this study are 6 pencak silat atheletes males of UNY who were participated in Puslatda PON Yogyakarta. Independent sample t test was used to see the differences between each supplemented group with placebo, whereas ANOVA was used to see the differences in levels of glucose and blood lactate between all treatment groups. When compared with placebo, blood glucose levels in the supplemented group of MCT + CHO + BCAA have a significant result (p <0.05) and lactate levels within 3 minutes of exercise in the supplemented group of CHO + MCT was a significantly decreased (p <0.05). There were no significant differences between treatment groups, both in blood glucose levels (p = 0.098) and blood lactate levels (p = 0.273 and p = 0.972). In conclusion, there were significant differences in blood glucose and lactate levels in supplemented group of MCT+CHO+BCAA compared with placebo. There were no significant differences between treatment groups, both in blood glucose levels and blood lactate levels. Keywords: carbohydrate, fat, protein supplementations, blood lactate, blood glucose

Upload: zuzuoon

Post on 13-Apr-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 1/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

10

PENGARUH SUPLEMENTASI KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN TERHADAP KADARGLUKOSA DARAH DAN ASAM LAKTAT PADA ATLET PENCAK SILAT

Toto Sudargo, Rieska Afidah, Harry Freitag, Riantina Rizky Amalia, Resti Kurnia Triatanti,Dian Saraswati, Qomarudin

Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK

Karbohidrat dianggap memainkan peran utama sebagai sumber energi selama latihan karena fungsinyaadalah sebagai sumber energi utama. Potensi lain sebagai sumber energi adalah Medium Chain ofTryglicerides  (MCT). Branch Chain Amino Acid   (BCAA) adalah sekelompok asam amino yang dapatmerangsang pembentukan protein, membantu pembentukan glikogen kembali, mencegah kelelahan, danmempertahankan fungsi metabolisme aerobik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh suplementasi karbohidrat (CHO), lemak (MCT), dan protein (BCAA) terhadap ketersediaan

cadangan energi dan kemampuan pemulihan saat latihan. Penelitian ini termasuk eksperimen denganrandomized double blind controlled trial with placebo . Subjek penelitian ini adalah 6 orang atlet pencaksilat UNY laki-laki yang berpartisipasi dalam Puslatda PON Yogyakarta. Independent sample t test  digunakan untuk melihat perbedaan antara masing-masing kelompok suplementasi dengan plasebo,sedangkan ANOVA digunakan untuk melihat perbedaan kadar glukosa dan laktat darah antara semuakelompok perlakuan. Hasil menunjukkan bahawa kadar glukosa darah pada kelompok suplementasi MCT+ CHO +BCAA, memiliki hasil yang signifikan (p <0,05) dibandingkan dengan plasebo, dan kadar laktatdalam waktu 3 menit latihan dalam kelompok ditambah CHO + MCT telah menurun secara signifikan (p <0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan, baik kadar glukosa dalam darah (p= 0,098) dan kadar laktat darah (p = 0,273 dan p = 0,972). Dapat disimpulan bahwa terdapat perbedaankadar glukosa dan laktat darah yang signifikan antara kelompok atlet yang diberi suplementasi MCT +CHO + BCAA dibandingkan dengan plasebo. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompokperlakuan, baik kadar glukosa darah dan kadar laktat darah.

Kata kunci: karbohidrat ,lemak, protein suplementation, laktat darah, glukosa darah

ABSTRACT

THE EFFECT OF CARBOHYDRATE, FAT, AND PROTEIN SUPPLEMENTATIONS TO THE LEVEL OF BLOODGLUCOSE AND LACTATE ACID AMONG PENCAK SILAT ATHLETES

Athletes require adequate energy to maximize their performance during competition. Performance ofendurance athletes depend on the usage of glycogen levels and fat and its deposits in the muscle.Carbohydrates are considered an energy source during exercise. Another potential source of energy isMedium Chain of Tryglicerides (MCT). Branch Chain Amino Acid (BCAA)  is a group of amino acids whichstimulates the formation of proteins, helps the formation of glycogen, prevents fatigue and maintains thefunction of aerobic metabolism. The purpose of this study was to investigate the effect ofsupplementation of carbohydrate (CHO), fats (MCT), and proteins (BCAA) to the availability of energyreserves and recovery ability after exercises. Randomized double blind controlled trial with placebo wasapplied. Subjects of this study are 6 pencak silat atheletes males of UNY who were participated inPuslatda PON Yogyakarta. Independent sample t test was used to see the differences between eachsupplemented group with placebo, whereas ANOVA was used to see the differences in levels of glucoseand blood lactate between all treatment groups. When compared with placebo, blood glucose levels in thesupplemented group of MCT + CHO + BCAA have a significant result (p <0.05) and lactate levels within 3minutes of exercise in the supplemented group of CHO + MCT was a significantly decreased (p <0.05).There were no significant differences between treatment groups, both in blood glucose levels (p = 0.098)and blood lactate levels (p = 0.273 and p = 0.972). In conclusion, there were significant differences inblood glucose and lactate levels in supplemented group of MCT+CHO+BCAA compared with placebo.There were no significant differences between treatment groups, both in blood glucose levels and bloodlactate levels.

Keywords: carbohydrate, fat, protein supplementations, blood lactate, blood glucose

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 2/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

11

PENDAHULUAN

restasi atlet pelajar dan mahasiswa diPropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) semakin menurun dalam 6 tahun

terakhir.1  Permasalahan yang sering dihadapipara atlet Indonesia pada saat bertandingadalah kelelahan karena kekurangan cadanganenergi dan tingginya kadar asam laktat di dalamdarah.

 Atlet membutuhkan ketersediaan energi.Energi berfungsi sebagai bahan bakar yangmengaktifkan proses kontraksi otot danmemaksimalkan performa atlet. Sementara itu,

ketersediaan energi selama bertandingtergantung pada 2 komponen utama. Pertama,tingkat ketersediaan energi yang akanmenjamin jumlah kekuatan energi yangdikeluarkan atlet selama bertanding. Kedua,ketersediaan substrat yang akan mensuplaienergi setelah waktu bertanding.2,3

Tubuh memiliki 2 sistem metabolisme untukmenghasilkan energi. Pertama, metabolismeyang bergantung oksigen (metabolismeaerobik). Kedua, metabolisme yang tidak

bergantung oksigen (metabolisme anaerobik).Glukosa dapat dipecah secara lebih efektifmenjadi energi dan memproduksi 18-19 kalilebih banyak ATP pada metabolisme aerobik.Sistem metabolisme ini juga dapatmenyediakan ATP dengan cara memetabolismelemak dan protein. Akan tetapi, metabolismeaerobik dibatasi oleh ketersediaan substrat,kelanjutan dan kecukupan suplai oksigen, danketersediaan koenzim3. Oleh karena itu, apabilaaktivitas terus berlanjut dan penyediaan energisudah tidak mencukupi, energi akan disediakan

dengan cara mengurai glikogen otot danglukosa darah melalui jalur glikolisis anaerobik.

Proses glikolisis anaerob menghasilkanproduk akhir berupa asam laktat. Glukosa dariglikogen otot dipecah menjadi asam laktat.Tanpa produksi asam laktat, proses glikolisis initidak akan dapat berjalan.3  Sementara itu,penumpukan asam laktat akan menghambatglikolisis, sehingga timbul kelelahan otot.4

Kadar asam laktat yang tinggi pada atletakan memberikan dampak negatif padaperforma atlet. Kadar asam laktat yang tinggi

akan menyebabkan asidosis pada dan di sekitarsel-sel otot, menghambat koordinasi,

meningkatkan resiko cedera, menghambatsistem energi dari kreatin fosfat, danmemperlambat oksidasi lemak.

Paparan di atas menunjukkan bahwa atletharus selalu memiliki cadangan energi yangcukup untuk menunjang performa danmencegah pembetukan asam laktat. Olehkarena itu, pemberian suplementasi zat gizimerupakan hal yang perlu dilakukan. Polasuplementasi sumber energi dapatmeningkatkan ketahanan atlet.5

Karbohidrat dianggap berperan besarsebagai sumber energi selama latihan karenafungsinya adalah sebagai sumber energi utama.

Telah diketahui bahwa konsumsi karbohidrat(CHO) selama berolahraga dapat meningkatkankapasitas daya tahan serta performa dalamolahraga jangka panjang (> 2 jam).5

Substrat pengganti atau pendampingkarbohidrat perlu dikonsumsi untuk mensuplaisumber energi eksogen tambahan untuk otot.Salah satu kandidat potensial sebagai sumberenergi adalah Medium Chain Tryglicerides (MCT). MCT telah diketahui dapat dipecahmenjadi gliserol lebih cepat6.

Suplementasi MCT dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan asam lemakbebas sebagai sumber energi dan menghematcadangan glikogen endogen untuk tahap akhirkompetisi. Kemampuan untuk mempertahankanlatihan dapat ditingkatkan dengan peningkatanpersediaan lemak7.

Beberapa studi baru-baru ini menyatakanbahwa mengonsumsi asam amino esensialsebanyak 3-6 gram sebelum dan atau setelahlatihan dapat merangsang pembentukanprotein8. Mengkonsumsi asam amino esensialbersamaan dengan karbohidrat segera setelah

latihan ketahanan dapat meningkatkan adaptasiterhadap latihan pada pria non-atlet9. Secarateoritis, hal ini dijelaskan sebagai efek asamamino esensial yang dapat meningkatkanpembentukan protein dan adaptasi terhadaplatihan. Karena asam amino esensial jugamengandung BCAA (branched chain aminoacid ) maka efek biologis yang disebabkan olehasam amino esensial terkait dengan fungsiBCAA10. International Society of Sports NutritionMenyebutkan  bahwa BCAA merupakankelompok asam amino yang dapat merangsang

pembentukan protein, membantu pembentukanglikogen kembali, mencegah kelelahan, dan

P

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 3/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

12

menjaga fungsi metabolisme aerobik. Sehinggapemberian asam amino esensial bersamadengan karbohidrat dapat dikatakan aman danefektif.

Berdasarkan uraian di atas, suplementasikarbohidrat, lemak, dan protein secara teoritismampu meningkatkan performa atlet melaluipeningkatan cadangan energi. Penelitian iniakan mengkaji pengaruh dari suplementasikarbohidrat, lemak, dan protein terhadap kadarasam laktat dan glukosa dalam darah atlet UKMPencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta(UNY) yang tergabung dalam PemusatanLatihan Daerah (Pelatda) PON di Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini ingin melihat pengaruhsuplementasi karbohidrat, lemak, dan protein terhadap kadar glukosa dan asam laktat darahatlet pencak silat. Jenis penelitian ini adalahpenelitian eksperimental dengan rancanganpenelitian randomized crossover controlledfeeding design with periods of 7 days each,separated by a 1-week washout period. 

Subjek Penelitian

Pengambilan sampel penelitianmenggunakan metode purposive sampling . Dari20 orang atlet pencak silat UKM Pencak SilatUniversitas Negeri Yogyakarta (UNY) yangmengikuti Pemusatan Latihan Daerah PON diYogyakarta, didapatkan 6 orang atlet sebagaisampel subjek penelitian. Waktu penelitianNovember 2010-Januari 2011. Kriteria inklusipenelitian ini antara lain: usia 18-32 tahun, laki-laki, sehat, tidak menderita diabetes mellitus

dan intoleransi laktosa, serta mengisi informedconsent . Kriteria eksklusi penelitian ini adalahmenderita penyakit kronis dan mengkonsumsimakanan atau minuman lain selama dilakukanperlakuan.

Karakteristik responden yang berupa berat

badan, tinggi badan, usia, V  O2  max , pola

makan, dan pola aktivitas diukur pada awalpenelitian. Data berat badan diukurmenggunakan timbangan digital denganketelitian 0,1 kg, tinggi badan dengan microtoise

dengan ketelitian 0,1 cm, V 

O2  max   dengan

multistage fitness test , pola makan dengan

Semi Quantitative Food FrequencyQuestionnaire (SQFFQ), dan pola aktivitas fisikdengan Δ Physical Activity Level   (Δ PAL)selama 7 hari. Data pola aktrivitas fisikdikategorikan menjadi sedentary (≥ 1,0 - < 1,4);kurang aktif (≥ 1,4 - < 1,6); aktif (≥ 1,6 - < 1,9);dan sangat aktif (≥ 1,9 - < 2,5) (Gerrior et al .,2006).

Pelaksanaan Penelitian

Subjek penelitian hadir di tempat penelitianpada pukul 06.30 dan diberikan sarapan berupa1 buah roti basah. Subjek diukur kadar glukosadan laktat darah awal dengan menggunakanalat ukur digital pada 1 jam kemudian. Setelah

itu, subjek penelitian diberi minuman berupasusu yang telah diberi suplementasi. Padapenelitian ini subjek penelitian mendapatkanminuman berupa susu yang telah diberisumplementasi berbeda dengan plasebo, danmasing-masing perlakuan diberikan kepadasubjek dengan selang waktu minimal 1 minggu.

Minggu pertama, subjek penelitiandiberikan minuman susu coklat yang telahditambahkan formula karbohidrat (CHO)+lemak(MCT). Minggu kedua, subjek penelitian

diberikan minuman susu coklat yang telahditambah formula karbohidrat tinggi(CHO)+MCT. Minggu ketiga, subjek penelitiandiberikan minuman susu coklat yang telahditambah formula MCT+protein (BCAA). Minggukeempat, subjek penelitian diberi minuman susucoklat yang telah ditambah formula plasebo.

Setelah 30 menit, Subjek melakukanmultistage fitness test   hingga mencapai 65%

V  O2 max . Pelaksanaan multistage fitness test  

dilakukan ruangan terbuka (Lapangan UNY)pada pukul 08.30 –10.00 dengan suhu sekitar

27°C.Segera setelah latihan selesai dilakukan,

subjek diukur kadar glukosa darah akhir danlaktat sesaat setelah latihan. Tiga menit setelahlatihan, subjek kembali diukur kadar asam laktatdarahnya. Pengukuran kadar glukosa dan laktatdarah menggunakan alat ukur digital. 

 Alat ukur glukosa darah dalam penelitian iniadalah alat tes gula darah digital merk accu-chek. Batas pengukuran alat ini adalah 10-600mg/dL. Bias alat ini <5% sehingga tergolongakurat (Diggelmann, 2012). Sementara itu, alatukur asam laktat dalam penelitian ini adalah theedge “blood lactate monitoring system” .

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 4/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

13

Batas pengukuran alat ini adalah 10-200mg/dL. Kedua alat tersebut dapat digunakandalam penelitian ini karena murah dan mudah. Alat ini hanya membutuhkan darah kapilersubjek penelitian sehingga tidak terlalumemberikan rasa tidak nyaman pada subjekpenelitian.

Pemegang kode pada penelitian ini adalahorang yang membuat minuman yang berupasusu yang telah diberi suplementasi, dan tidakterlibat dalam proses penelitian. Kode dibukasetelah analisis berakhir.

Minuman Suplementasi 

Pada kelompok CHO+MCT, subjek

mendapatkan 0,42 g/kg BB glukosa bubuk danMCT yang diberikan berupa Virgin Coconut Oil  (VCO) dalam jumlah 0,08 g/kg BB. KelompokHCHO + MCT, karbohidrat diberikan sebesar0,6 g/kg BB. Kelompok CHO + MCT + BCAAdiberikan karbohidrat 0,42 g/kg BB; MCT 0,08g/kg BB dan protein 0,105 g/kg BB dalambentuk BCAA (Gambar 1).

Gambar 1 Alur Penelitian

Analisis Data

Data yang didapat dianalisis dengan

menggunakan analisis statistik independentsample t test untuk melihat perbedaan antara

masing-masing kelompok suplementasi denganplasebo, sedangkan untuk melihat perbedaan

kadar glukosa dan laktat darah antar seluruhkelompok perlakuan digunakan uji ANOVA.

Skrining

Rekruitmen subjek penelitian sebanyak 6 orang

Pengambilan data karakteristik responden, pola makan,

ola aktivitas dan V  O2 max

Pengukuran kadar asam laktat dan glukosa darah awal sebelum latihan 

Pemberian suplementasi atau plasebo aktif (susu coklat) 30 menit sebelumlatihan dengan selang waktu 1 minggu untuk setiap perlakuan

Latihan dengan multistage fitness test

Pengukuran kadar asam laktat darah sesaatsetelah latihan berakhir (maksimal 30 detik)

dan 3 menit setelah latihan berakhir

Pengukuran kadar glukosa darahsesaat setelah latihan berakhir

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 5/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

14

HASIL

Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjekpenelitian yang terdiri dari usia, berat badan,

tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), V  O2 

max , Δ PAL, dan rata-rata asupan energi dalam

satu hari. Rata-rata usia subjek penelitianadalah 19,50 (SD=1,05). Rata-rata IndeksMassa Tubuh (IMT) subjek penelitian termasukdalam status gizi normal yaitu 21,35 (SD=1,66).Selain itu, rata-rata berat badan subjekpenelitian adalah 59,87 (SD=7,64).

Table 1Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek Mean SD Min Max

Usia (tahun) 19,50 1,05 18,00 21,00

Berat Badan (kg) 59,87 7,64 51,10 68,70

Tinggi Badan (cm) 167,22 7,35 158,70 177,50

IMT (kg/m2) 21,35 1,66 20,29 24,57

V  O2 max  (ml/kg/menit) 47,65 4,24 43,60 53,70

Δ PAL 2,33 0,46 1,84 3,07

Rata-rata asupan energi/hari (kcal) 3074,9 694,91 1749,70 3637,20

 Asupan protein (g) 106,02 33,10 54,90 139,80

 Asupan lemak (g) 91,42 28,63 58,70 130,70

 Asupan karbohidrat (g) 463,18 110,30 253,40 569,60

Salah satu indikator yang dapat digunakanuntuk melihat performa atlet adalah melalui

kadar V 

O2 max . Subjek penelitian ini memilikirata-rata V  O2  max   sebesar 47,65 ml/kg/menit

(SD=4,24). Nilai V  O2  max   terendah adalah

43,60 ml/kg/menit dan yang paling tinggi 53,70ml/kg/menit.

Tingkat aktivitas fisik subjek penelitiandiukur dengan menggunakan Δ Physical ActivityLevel   (PAL). Dua orang subjek penelitiantermasuk dalam kategori aktif (≥ 1,6 - ˂  1,9)dan empat orang lainnya termasuk dalamkategori sangat aktif (≥ 1,9 - ˂  2,5). Rata-rata

nilai PAL subjek penelitian adalah 2,33(SD=0,46) dengan nilai PAL terendah 1,84 dantertinggi 3,07.

Rata-rata asupan energi per hari padasubjek penelitian adalah 3.074,9 kcal(SD=694,91). Rata-rata asupan yang palingrendah adalah 1.749,70 kcal dan yang palingtinggi adalah 3.637,20 kcal. Rata-rata asupanprotein, lemak, karbohidrat berturut-turut adalah106,02 gram (SD=33,10); 91,42 gram(SD=28,63); dan 463,18 gram (SD=110,30).Rata-rata asupan per hari ini didapatkan

dengan menggunakan Semi Quantitative FoodFrequency Questionnaire (SQFFQ).

Tabel 2 menunjukkan hasil uji independentsample t test yang dilakukan denganmembandingkan antara masing –masingsuplementasi dengan placebo. Kadar glukosadarah pada kelompok suplementasiCHO+MCT+BCAA, mempunyai hasil yangbermakna (p<0,05) jika dibandingkan denganplacebo. Sedangkan untuk kelompoksuplementasi lainnya menunjukkan hasil yangtidak bermakna.

Hasil pengukuran kadar asam laktat sesaatsetelah latihan masing-masing juga

dibandingkan dengan placebo. Hasil ujimenunjukkan tidak ada kenaikan kadar asamlaktat yang bermakna pada ketiga kelompoksuplementasi. Pengukuran kadar asam laktat 3menit setelah latihan dilakukan untuk melihatpenurunan kadar asam laktat. Penurunan kadarasam laktat pada kelompok CHO + MCTmenujukkan hasil yang bermakna (p<0,05) .Sedangkan pada kelompok HCHO + MCTmaupun CHO + MCT + BCAA tidakmenunjukkan hasil yang signifikan dibandingdengan plasebo.

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 6/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

15

Tabel 2Perbandingan Kelompok Suplementasi dengan Plasebo

Suplementasip value 

KadarGlukosa

Kadar asamlaktat (sesaat)

Kadar asamlaktat (3 menit)

CHO + MCT –Plasebo 0,360 0,582 0,036

HCHO + MCT – Plasebo 0,727 0,613 0,080

CHO + MCT + BCAA - Plasebo 0,038 0,658 0,207

Gambar 2Kadar Glukosa Darah Subjek Penelitian {* CHO + MCT + BCAA berbeda secara signifikan dibandingkan denganplasebo (p<0,05); † HCHO + MCT berbeda secara signifikan dibandingkan dengan plasebo (p<0,05); ᵝ CHO +

MCT berbeda secara signifikan dibandingkan dengan plasebo (p<0,05)}

Gambar 3Kadar asam laktat Darah Subjek Penelitian {* CHO + MCT + BCAA berbeda secara signifikan dibandingkan

dengan plasebo (p<0,05); † HCHO + MCT berbeda secara signifikan dibandingkan dengan plasebo (p<0,05); ᵝ CHO + MCT berbeda secara signifikan dibandingkan dengan plasebo (p<0,05)}

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 7/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

16

Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahuibahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darahyang signifikan pada kelompok suplementasiCHO + MCT + BCAA bila dibandingkan denganplasebo, sedangkan pada kelompok HCHO +MCT dan CHO + MCT tidak menunjukkanperbedaan yang signifikan. Gambar 3

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaanyang signifikan pada semua kelompokperlakuan untuk perubahan kadar asam laktatsesaat setelah latihan. Penurunan kadar asamlaktat darah 3 menit setelah latihan ditunjukkanberbeda secara signifikan pada kelompoksuplementasi CHO + MCT.

Tabel 3Kadar Glukosa dan Laktat Darah antar Kelompok Perlakuan

Kadar Glukosa dan LaktatDarah

Kelompok Perlakuanp value 

CHO + MCT HCHO + MCT CHO + BCAA + MCT Plasebo

Glukosa awal - glukosaakhir (mg/dl)

23,67 (16,84) 11,17 (31,42) 8,67 (23,14) -16,00 (10,00) 0,098

Laktat sesaat - laktat awal(mmol/L)

3,90 (1,88) 4,02 (3,05) 3,85 (5,06) 3,18 (2,44) 0,972

Laktat sesaat - laktat 3menit (mmol/L)

1,55 (2,34) 1,38 (3,22) 1,13 (4,87) -1,92 (2,63) 0,273

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahuibahwa tidak terdapat perbedaan yangbermakna antar kelompok perlakuan, baik padakadar glukosa darah (p=0,098) maupun kadarasam laktat darah (p=0,273 dan p=0,972). Halini dapat disebabkan karena beberapa faktor,antara lain: aktivitas fisik subjek penelitian yangberbeda-beda selama masa wash-out, asupanmakan subjek penelitian yang tidak dikontrolpada hari sebelum diberikan perlakuan, dan juga waktu pengukuran kadar glukosa danlaktat darah yang hanya dilakukan pada awaldan akhir perlakuan sehingga perbedaan kadarglukosa dan laktat darah tidak dapat terlihatsecara jelas.

BAHASAN

Formula CHO+MCT

Pemberian CHO+MCT memberikanpengaruh yang signifikan terhadap penurunankadar asam laktat setelah latihan dibandingkanpada pemberian plasebo (p<0,05). Penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Angus et al. (2000) menyatakan bahwa penambahan MCTtidak memberikan peningkatan kinerja lebihlanjut terhadap konsentrasi laktat plasma11.Penelitian lainnya tentang suplementasiminuman berkarbohidrat dan elektrolit padaatlet menunjukkan bahwa penurunan kadarasam laktat darah akibat lactate removal

setelah latihan lebih cepat secara signifikanpada suplementasi minuman elektrolit-karbohidrat 12,5 g% pada 10 menit dan 20menit setelah latihan12. Metode yang digunakandalam penelitian Khanna and Manna (2005)berbeda dengan penelitian ini. Pada penelitiantersebut, suplementasi yang diberikan berupakarbohidrat 5 g; sodium 9,2 mg;dan potasium13,6 mg (selama latihan berlangsung) dankarbohidrat 12,5 g; sodium 24,5 g; danpotassium 34,1 mg (setelah latihan selesai).Selain itu jenis dan durasi latihan serta intervalpengukuran kadar asam laktat juga berbeda.

Nilai kadar asam laktat  post-exercise sangat bergantung pada protokol tes danpengaruh spesifik seperti intensitas latihan,ukuran kenaikan penambahan latihan, serta

durasi latihan13

. Berdasarkan pembahasantersebut, jenis dan durasi serta intensitas latihanyang dilakukan dalam penelitian ini berbedadengan penelitian-penelitian yang dilakukansebelumnya.

Formula HCHO+MCT

Pada kelompok yang diberikansuplementasi HCHO+MCT, tidak terdapatperbedaan kadar glukosa dan laktat darah yangbermakna bila dibandingkan dengan plasebo(p<0,05). Hal ini dapat disebabkan karena jumlah glukosa yang terlalu tinggi padakelompok suplementasi HCHO+MCT, sehingga

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 8/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

17

penyerapan glukosa ketika latihan menjadi tidakmaksimal. Selain itu, adanya perasaankembung pada subjek penelitian setelahmengkonsumsi suplementasi HCHO+MCT jugadapat menyebabkan performa yang tidakmaksimal pada subjek penelitian.

Formula CHO+MCT+BCAASuplementasi CHO + MCT + BCAA

memberikan pengaruh yang signifikan terhadapkadar glukosa darah dibandingkan padapemberian plasebo (p<0,05). Pada penelitianlainnya, pemberian suplementasi CHO+MCTpada atlet yang melakukan latihan berupabersepeda, secara grafik dapat memelihara

kadar glukosa darah selama latihan14.Pemberian suplemen karbohidrat dan proteinberpengaruh menaikkan kadar glukosa darah(p<0,05)15. Penelitian ini menunjukkankonsentrasi kadar glukosa saat kelelahan padapemberian plasebo adalah 3,15 ± 0,21 mmol/Ldan 3,79 ± 0,19 mmol/L pada suplementasikarbohidrat dan 3,96 ± 0,2 mmol/L padasuplementasi karbohidrat dan protein. Hal inimenunjukkan dengan penambahan proteinakan lebih baik dalam mempertahankan kadarglukosa. Pada penambahan protein pada

suplementasi karbohidrat akan mampumendukung kebutuhan karbohidrat padaintensitas latihan yang lebih berkelanjutan15.Penambahan protein juga akan menunda waktukelelahan tanpa simpanan glikogen otot yangadekuat.

Kadar GlukosaKebutuhan energi saat berolahraga dapat

dipenuhi melalui sumber-sumber energi yangtersimpan di dalam tubuh, yaitu melaluipembakaran karbohidrat, pembakaran lemak,serta pemecahan protein sekitar 5%. Di antaraketiganya, simpanan protein bukanlah sumberenergi yang langsung dapat digunakan olehtubuh. Protein baru akan dipakai jika simpanankarbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampuuntuk menghasilkan energi yang dibutuhkanoleh tubuh16.

Sumber glukosa utama untuk aktivitas ototberasal dari simpanan glikogen otot itu sendiri.Ketika simpanan glikogen habis, tubuh akanmelakukan glikogenolisis dan glukoneogenesis

(keduanya dilakukan di dalam hati) untukmempertahankan suplai glukosa3. 

Glikogen otot dan glukosa plasmadioksidasi oleh otot skelet untuk menyuplaikebutuhan energi dari karbohidrat pada latihanberat yang dilakukan selama beberapa jam.Dengan adanya peningkatan durasi latihan,akan terjadi pertukaran dari glikogen otot keglukosa darah. Pemberian karbohidrat selamalatihan akan menunda kelelahan selama 30-60menit, tetapi tidak dapat mencegah terjadinyakelelahan. Selain itu, pemberian karbohidratselama latihan juga dapat mempertahankanoksidasi glukosa darah5.

Selain karbohidrat, lemak juga merupakansalah satu sumber energi yang dapat digunakandalam olahraga. Lemak merupakan bahan

bakar pada latihan dengan intensitas ringanhingga sedang3. Asam lemak bebas dalamplasma yang berasal dari jaringan adiposabertindak sebagai sumber energi utama darilemak selama latihan yang ringan17. Walaupunbegitu, persentase penggunaan asam lemakbebas ini akan turun dan penggunaantrigliserida otot akan meningkat seiring denganmeningkatnya intensitas latihan mencapai 60%

V  O2 max. Pada titik ini, lemak dan karbohidrat

memiliki kontribusi yang sama besar padapengeluaran energi.

Hasil penelitian ini tidak menunjukkanadanya perbedaan kadar glukosa darah antarkelompok perlakuan (p>0,05). Hasil ini sejalandengan hasil penelitian yang menyatakanbahwa tidak terdapat perbedaan pada kadarglukosa darah antara kelompok suplementasiCHO, CHO+MCT, dan HCHO+MCT17. Namundemikian, hasil ini berbeda dengan penelitianlainnya, yang menyatakan bahwa terdapatperbedaan yang bermakna (p<0,05) pada kadarglukosa darah akhir antara kelompok perlakuanyang diberikan suplementasi CHO+MCT,

kelompok yang diberikan CHO saja, dan jugakelompok plasebo11.

Perbedaan hasil penelitian ini denganpenelitian sebelumnya dapat terjadi karenaperbedaan jenis dan durasi latihan yangdigunakan. Tubuh dapat mengoksidasikarbohidrat (glukosa) sebanyak 1 –1,1 g/menitatau sebanyak 60 g dalam 1 jam5,18. Rata-rata jumlah glukosa yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebanyak ± 26  – 36 gram,sedangkan waktu yang digunakan selama

latihan (multistage fitness test ) berlangsunghanya <10 menit, sehingga oksidasi glukosa

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 9/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

18

pada tiap-tiap kelompok suplementasi kurangmaksimal.

Selain itu, hal ini dapat disebakan olehrespon fisiologis tubuh terhadap kadar glukosadarah yang merupakan bagian dari mekanismehomeostasis tubuh. Pemeliharaan glukosadarah mendekati normal yaitu pada rentang 4 -5,5 mM (90 –100 mg/dl) sangat diperlukan untukfungsi otak dan sistem syaraf yang optimal.Pada saat olahraga kadar glukosa darah dapatdipelihara atau ditingkatkan denganpeningkatan pelepasan glukosa dari hati danginjal ke darah juga dapat dengan mobilisasisumber energi yang lain yang dapat digunakansebagai alternatif 19. Koordinasi respon fisiologis

untuk memelihara homeostasis glukosa darahpada saat olahraga diatur dengan regulasihormon, sistem syaraf autonom dan perubahanaktifitas enzim19. Dalam keadaan normal,beberapa mekanisme kontrol fisiologismemastikan terdapat keterkaitan uptake glukosa (rata –rata kehilangan glukosa) pada jaringan dan adanya glukosa (rata –ratamunculnya glukosa) pada aliran darah.

Kadar asam laktat

 Asam laktat merupakan produk akhir dari

proses glikolisis anaerob. Tanpa produksi asamlaktat, proses glikolisis ini tidak akan dapatberjalan3. Laktat merupakan metabolit pentingpada resintesis ATP, dan penghilangan laktatdapat menjadi cara untuk mendapatkan kembalienergi20. Oleh karena itu, oksidasi laktat dapatberkontribusi untuk mengemat cadangankarbohidrat otot dan membantu untukmenyokong intensitas latihan dalam latihanmelelahkan jangka panjang19.

 Asam laktat penting untuk olahragaintensitas tinggi yang lamanya 20 detik –2 menitseperti sprint 200 –800 m, renang gaya bebas100 m dan pencak silat. Olah raga pencak silatmembutuhkan tenaga yang tinggi dengan waktubertanding yang sangat pendek. Dengandemikian glukosa dari glikogen otot dipecahmenjadi asam laktat. Asam laktat penting untukexercise anaerobik dengan intensitas tinggiyang berguna untuk melakukan kontraksi otot.Setelah 1,5 –2 menit melakukan exerciseanaerobik, penumpukan laktat yang terjadi akanmenghambat glikolisis, sehingga timbul

kelelahan otot. Melalui proses pembentukanasam laktat dari 1 mol (180 gram) glikogen otot

dihasil 3 molekul ATP. Kadar asam laktat yanglebih dari 6 mmol/L sudah cukup tinggi untukberkontribusi terhadap terjadinya kelelahan17.

Karakteristik metabolisme laktat dansignifikansi konsentrasi laktat plasma berbedasesuai respon terhadap latihan intensitas tinggi jangka pendek (short duration high intensityexercise) atau latihan ketahanan jangkapanjang ( prolonged endurance exercise),seperti perlombaan 400 m dan perlombaanmarathon sebagai contoh yang ekstrim. Selamashort duration high intensity exercise, laktatterakumulasi dalam konsentrasi yang tinggikarena kontribusi dari glukolisis anaerob dalammenghasilkan ATP yang sangat besar. Hidolisis

 ATP hasil glikolisis melepaskan H+

  yangmereduksi pH otot dan arteri. Karena glikolisisanaerob dengan akumulasi laktat menyediakanenergi dalam jumlah besar yang dibutuhkanketika short duration high intensity exercise,semakin tinggi laktat yang diproduksi danterakumulasi, semakin baik performa latihan.Sebaliknya, pada latihan ketahanan (endurance performance), performa akan lebih baik padakonsentrasi plasma laktat yang lebih rendah21.

Laktat secara kontinyu hilang dari daraholeh oksidasi di hati dan ginjal. Oleh karena itu,

konsentrasi laktat pada sampel darahmerupakan fungsi dari beberapa proses dinamisseperti produksi otot, konsumsi otot, laju difusike dalam darah dan laju penghapusan(removal ) dari darah. Sebagai konsekuensinya,pengukuran akumulasi laktat darah harusdiinterpretasikan dengan hati-hati karena laktatyang diukur dalam darah tidak dapatdiasumsikan merupakan refleksi dari hubungankonsisten atau langsung baik dengan produksilaktat otot maupun akumulasi laktat otot13.

Hasil penelitian ini tidak menunjukkanadanya perbedaan kadar asam laktat darahantar kelompok perlakuan (p>0,05). Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitiansebelumnya yang menyatakan bahwa tidakterdapat perbedaan bermakna pada kadarasam laktat darah antara kelompoksuplementasi CHO, CHO + MCT, dan HCHO +MCT11,14.

Mekanisme yang mendasari akumulasilaktat darah selama latihan tidak sama denganmekanisme penentuan penghilangan laktat

setelah latihan. Selama latihan, beberapa faktormempengaruhi konsentrasi laktat yang

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 10/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

19

ditemukan di otot (dan tercermin di dalamdarah), beberapa dari faktor tersebutmempengaruhi produksi laktat dan faktor yanglain mempengaruhi pembersihan laktat. Ketikalatihan berhenti, meskipun ketika latihanpemulihan dengan intensitas rendah digunakan,hanya faktor yang mempengaruhi penghilanganlaktat yang berkaitan. Oleh karena itu, hasilpenelitian11,13  tidak dapat dibandingkan denganhasil pada penelitian ini karena pada penelitiantersebut laktat darah diukur di awal latihan,ketika istirahat dan setiap 30 menit selamalatihan berlangsung. Sedangkan pada penelitianini, laktat diukur pada awal latihan sebelumsuplementasi, sesaat setelah dan 3 menit

setelah latihan berakhir.Penelitian tentang suplementasi minumanberkarbohidrat dan elektrolit pada atletmenunjukkan bahwa penurunan kadar asamlaktat darah akibat lactate removal setelahlatihan lebih cepat secara signifikan padasuplementasi minuman elektrolit-karbohidrat12,5 g% pada 10 menit setelah latihan dan 20menit setelah latihan12. Metode yang digunakandalam penelitian tersebut berbeda denganpenelitian ini, di mana pada penelitian tersebutsuplementasi yang diberikan berupa karbohidrat

5 g; sodium 9,2 mg;dan potasium 13,6 mg(selama latihan berlangsung) dan karbohidrat12,5 g; sodium 24,5 g; dan potassium 34,1 mg(setelah latihan selesai) dan latihan yangdigunakan menggunakan metode lari dengantreadmill  dengan kecepatan 6 km/jam selama 2menit dan ditambahkan bebannya sebanyak 2km/jam setiap 2 menit berikutnya hinggamencapai fase kelelahan. Selain itu,pengukuran laktat selama masa pemulihandilakukan dengan interval 5 menit setelahlatihan sampai 20 menit. Sedangkan pada

penelitian ini jenis latihan yang digunakanadalah multistage fitness test  hingga mencapai65% VO2  max dan pengukuran kadar asamlaktat selama masa pemulihan hanya dilakukansatu kali yaitu 3 menit setelah latihan selesai.

Nilai kadar asam laktat  post-exercise sangat bergantung pada protokol tes danpengaruh spesifik seperti intensitas latihan,ukuran kenaikan penambahan latihan, sertadurasi latihan13. Berdasarkan pembahasan diatas, jenis, durasi dan intensitas latihan yangdilakukan dalam penelitian ini berbeda dengan

penelitian-penelitian yang dilakukansebelumnya. Bagaimanapun perlu dicatat

bahwa perbedaan laktat darah dapat terjadimenurut perbedaan darah yang digunakan(vena vs arteri vs kapiler), tempat perlakuansampling   dan  post-sampling   serta metodepengujian22.

Penghilangan laktat (lactate removal )setelah latihan dapat terjadi dalam bentukpemulihan aktif dan pasif. Selain itu, telahterbukti bahwa intensitas latihan yang berbedadapat menimbulkan efek yang berbeda pulapada penghilangan laktat darah.23

Organoleptik Formula

Formula diberikan dalam bentuk minuman,volumenya tergantung dari jenis formula dan

berat badan subjek penelitian denganmempertimbangkan kadar glukosa dalamformula berkisar 8 persen. Pada formula HCHO+ MCT mempunyai formula yang lebih besardibandingkan dengan formula lainnya karenaglukosa yang diberikan lebih banyak daripadaformula lainnya.

Homogenisasi larutan sangatmempengaruhi wujud dari formula.Penambahan MCT dan BCAA menyebabkanformula sedikit berminyak dan kurang tercampursempurna, sehingga pada penelitian ini formula

diberikan dalam keadaan hangat untukmeminimaliasir penggumpalan. Formula inimempunyai bau yang khas yaitu manis dangurih.

Secara keseluruhan formula padapenelitian ini mempunyai rasa yang maniskarena mengandung glukosa dan penggunaansusu coklat sebagai pelarutnya. Selain ituterdapat rasa gurih yang khas karenapenggunaan Virgin Coconut Oil. Sedangkanuntuk formula CHO + BCAA + MCT munculsedikit rasa pahit karena penambahan BCAApowder pada formula.

GI Discomfort

Penelitian yang memberikan MCTsebanyak 86 g terdapat gastrointestinaldiscomfort   pada atlet24. Pemberian MCT lebihbesar dari 30 g dimungkinkan dapatmenyebabkan diare dan gangguangastrointestinal25. Pada penelitian ini subjekpenelitian merasa kembung setelah pemberiansuplementasi HCHO + MCT, dimungkinkan

karena volumenya yang lebih besar (±500 ml)dibandingkan dengan suplementasi lainnya.

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 11/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

20

Kelemahan pada penelitian ini adalah tidakmenghitung besar sampel untuk kadar guladalam darah, sehingga ada kemungkinanberbengaruh terhadap hasil analisis.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kadar glukosa darah pada kelompoksuplementasi CHO + MCT + BCAA, mempunyaihasil yang bermakna (p<0,05) jika dibandingkandengan placebo. Kemudian penurunan kadarasam laktat pada kelompok CHO + MCTmenunjukkan hasil yang bermakna (p<0,05)dibanding plasebo. Tidak terdapat perbedaanyang bermakna antar kelompok perlakuan, baikpada kadar glukosa darah (p=0,098) maupunkadar asam laktat darah (p=0,273 danp=0,972).

Saran

Perlu kontrol yang ketat mengenai makanandan aktivitas fisik yang dilakukan beberapa harisebelum pengambilan data. Jenis, durasi, danintensitas latihan perlu ditingkatkan untukmencapai derajat kelelahan yang sesuai untuk

pengukuran laktat dan kadar glukosa darah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan yang baik ini, kamimengucapkan terima kasih kepada atlet UKMPencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta(UNY) yang tergabung Pemusatan LatihanDaerah (Pelatda) PON di Yogyakarta yang telahbersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.Selanjutnya ucapan terima kasih pada Bapak

dr. M. Nurhadi, MKes yang telah bersediamendampingi atlet tersebut selama penelitianberlangsung. Juga kepada Rio Jati Kusumo,SGz dan Nur Aini Kusmayanti, SGz yang telahmembantu pelaporan penelitian ini.

RUJUKAN

1.  Direktorat Pemuda Olah Raga. Prestasiatlet pelajar. DIY: Dikpora; 2009. 

2.  Horvath PJ, Eagen CK, Fisher NM, Leddy

JJ, dan Pendergast DR. 2000. The Effectsof Varying Dietary Fat on Performance and

Metabolisme in Trained Male and FemaleRunners. Journal of the American Collegeof Nutrition. 2000;19, 52 –60.

3. 

Mahan, L. K. & Stump, S. E. Krause’s Foodand Nutrition Theraphy. 12th edition. USA:Elseviere; 2008.

4.  Hernawati. Produksi Asam Laktat PadaExercise  Aerobik dan Anaerobik . Skripsi.Bandung: FMIPA, Universitas PendidikanIndonesia; 2010.

5.  Jeukendrup, A. E. 2004. CarbohydrateIntake During Exercise and Performance.Nutrition. 2004;20: pp. 669 – 677.

6.  St-Onge, Marie-Pierre. Ross R., Parsons,

WD., and Jones, P.J.H. 2003. Medium-chain triglycerides increase energyexpenditure and decrease adiposity inoverweight men. Obesity Research;2003;11(3)395-401

7.  McArdle, W. D., Katch, F. I., Katch, V. L.Sports and Exercise Nutrition. USA:Lippincott Williams & Wilkins; 1999.

8.  Wolfe RR. 2002. Regulation of muscleprotein by amino acids. J Nutr.. 2002;132(10):3219S-24S.

9. 

Esmarck B, Andersen JL, Olsen S, RichterEA, Mizuno M, Kjaer M. Timing ofpostexercise protein intake is important formuscle hypertrophy with resistance trainingin elderly humans. J Physiol.2001;15(535):301-11.

10.  Garlick PJ. The role of leucine in theregulation of protein metabolisme. J Nutr.2005;135(6 Suppl):1553S-6S.

11.  Angus, D. J., Hargreaves, M., Dancey, J., &Febbraio, M. A. 2000. Effect Of

Carbohydrate Or Carbohydrate PlusMedium-Chain Triglyceride Ingestion OnCycling Time Trial Performance. Journal of Applied Physiology . 2000;88: 113-119.

12.  Khanna, G. L. and Manna, I. 2005.Supplementary effect of carbohydrate-electrolyte drink on sports performance,lactate removal & cardiovascular responseof athletes. Indian J Med Res. 2005;121:665-669.

13.  Armstrong, N. and. Fawkner, S. G.  Aerobic

Fitness.  In: N. Armstrong (ed), PaediatricExercise Physiology: Advances in Sport

7/25/2019 119-236-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/119-236-1-sm 12/12

Gizi Indon 2012, 35(1):10-21  Pengaruh suplementasi karbohidrat, lemak, dan protein Toto S., dkk  

21

and Exercise Science Series. USA: ChurcillLivingstone Elsevier; 2007.

14.  Jeukendrup, A. E., Saris, W. H. M., Brouns,

F., Halliday, D., & Wagenmakers, A. J. M.1996. Effects of Carbohydrate (CHO) andFat Supplementation on CHO MetabolismDuring Prolonged Exercise. Metabolism.1996; 45(7): 915-921.

15.  Ivy,John L.,Res, Peter T., Sprague, RobertC, Widzer,Matthew O.  Effect ofCarbohydrate-Protein Supplement onEndurance Performance During Exercise ofVarying Intensity. International Journal ofSport Nutrition and Exercise Metabolism.2003;13:302-386

16. 

Irawan, M. A. Nutrisi, Energi, dan PerformaOlahraga. Sport Science Brief in PoltonSports Science and Performance Lab.2007;(1)4.

17. 

Williams. Nutrition for Health, Fitness, andSport 8th Edition. New York: The McGraw-Hill Companies; 2007.

18. 

Kerksick C., Harvey T., Stout J., CampbellB., Wilborn C., Kreider R. 2008.International Society of Sports Nutritionposition stand: Nutrient timing. Journal of

the International Society of Sports Nutrition.2008;(5)17.

19. 

Suh, S., Pail, I.Y., Jacobs, K.A,.2007.Regulation of Blood Glucose Homeostasisduring Prolonged Exercise. Mol. Cells.2007;23(3): 272-279

20. 

Robergs, R. A., Farzenah, G. and Daryl, P.Biochemistry of   Exercise-inducedMetabolic Acidosis.  American Journal of  Physiology-Regulatory Integrative andComparative Physiolog. 2004;  287: 502 –516.

21. 

Peronnet, Francois. 2010. Lactate as anEnd Product and Fuel. Deutsche ZeischriftFur Sportmedizin. 2010;61(5):112-116.

22. 

Spurway, N. and. Jones, A. M. LactateTesting . In: Winter, E. M., Jones, A. M.,Davison, R. C. R., Bromley , P. D. andMercer , T. H. (ed), Sport and ExercisePhysiology Testing Guidelines. New York:Routledge; 2007.

23. 

Baldari, C., Videira, M., Madeira, F., Sergio,J. and Guidetti, L. Blood lactate removalduring recovery at varous intensities belowthe individual anaerobic threshold intriathletes. Journal of   Sports Medicine andPhysical Fitness. 2005; 45: 460-466.

24.  Van Zyl CG, Lambert EV, Hawley JA,Noakes TD, Dennis SC. 1996. Effects ofmedium-chain triglyceride ingestion on fuelmetabolism and cycling performance. J

 Appl Physiol. 1996 ;80:2217-25.25.

 

Graham TE. The importance ofcarbohydrate, fat and protein for theendurance athlete. In: Shephard RJ, Astrand P-O, editores. Endurance in sport .Oxford: Blackwell Science; 2000.