1184

Upload: al-afif-muhammad

Post on 08-Jul-2015

197 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/10/2018 1184

    1/18

    Presiding Tridasawarsa Puslitbang Geoteknologi LIPI, 1994

    PENE LIT IAN NA NNO PLA NG TON D AN B IO STRA TIG RA FI TER SIERD I INDONESIASapri HadiwisastraPuslitbang Geoteknologi

    Jl. CisituNo. 21/154D Bandung 40135, IndonesiaSARI - Peneli tian b iostrat igra fi dan penyeba ran nanno fo si l di I nd on es ia mu la i b er kembang padadekade J 98O -a n. P ema ka ia n n an no fo si l i ni m empun ya i b eb er ap a k eu nt un ga n t er ut ama dal am mene nt u-kan umu r s es ua tu la pis an a ta up un s atu an y an g d ie nd ap ka n d alam li ng ku ng an la ta . P en gama ta n b io s-tr atig ra fi P ale og en d an N eo ge n y an g d ite lit i t er ba ta s p ad a b eb er ap a d ae ra h di Jaw a dan M aluku.Kumpu lan nanno fo s il Pa leogen di d ae ra b Nang gu la n, K a ra ng sambung d an I an im bar m emp er li ha tk anbeberapa persamaan spesies yang dominan seperti Discoaster saipanensis da n Reticulofenestra umbi-lica.

    P er be da an p ola s ed im en ta si a ta up un te kto nik y an g b er pe ng ar uh pada k eti ga d ae ra n te rs eb utd ic e rm inkan o teh pe rbedaan kumpulan nanno fo si l yang t erdapa t.P en ye ba ra n d an k umpul an n an no fo si l N e og en t er ba ta s p ad a d ae ra n T im o r m enc ak up umur P li os en- P le st os en s ed an gk an di d ae ra h T an im ba r m elip uti u mu r M io se n T en ga h h in gg a P lio se n. K um pu la nnannojosil ya ng p alin g dominan di d ae ra h T im or ad ala h Discoaster penraradiatus, Discoasterbrouweri, Pseudoemilian lacunosa, Helicosphaera kamptneri da n Gephyrocapsa. Sedangkan did ae ra h T an im ba r k um pu la n n an no fo sil y an g p alin g d om in an a da la n Discoaster brouweri, Discoasterpentaradiatus, Coccolithus pelagicus, Reticulofenestra pseudournbilica, Helicosphaera kamptneri,Hclicosphaera sellii.

    PENDAHULUAN

    Pemakaian nannofosil dalam kaitannya dengan penentuan umur suatu batuan telahberkembang dengan pesat di Indonesia. Hingga periode tahun 1980-an, penentuan umurrelatif satuan batuan sedimen di Indonesia umumnya lebih didominasi oleh pemakaian fosilforaminifera baikplangton maupun foraminifera bentos besar,Nannofosil merupakan bagian rangka yang dihasilkan oleh suatu Coccolithopyceae yaitu

    suatu kelas d a n ganggang plangton laut. Suatu bentuk yang sangat kecil berukuran 1-50mikron (Ellis .dkk., 1972). Pemakaian nannofosil dalam pembagian kolom zona biostrati-grafi sangat baik mengingat beberapa hal, yaitu (Hay dan Mohler, 1967) :1. Jalur evolusi dan bentuk yang khas2. Penyebaran3. Keberadaan secara vertikal4. Ketahanan faunaPerkembangan evolusi dari beberapa kelompok spesies tertentu memperlihatkan peru-

    bahan yang cepat, kelompok lain memperlihatkan perubahan evolusi secara bertahap danada pula spesies tertentu yang muncul dengan tiba-tiba tanpa melalui bentuk keturunansebelumnya (ancestor), berkembang singkat dan kemudian punah, Faktor kedua adalahnannofosiI memperlihatkan penyebaran yang luas sekali di semua bagian dunia dalam ling-kungan laut. Kebanyakan spesies ditemukan dalam wilayah tropis dan perairan iklim sedang.Bentuknya yang kecil memungkinkan nannofosil akan memberikan masukkan tidak terbatasbagi seorang paleontolog, dimana dalam 1 cc sedimen laut ( oceanic ooze) bisa didapatkan

    II-46

  • 5/10/2018 1184

    2/18

    Penelitian. Nannoplangton dan Biostraiigrafi Tersier tii Indonesia

    1012 spesimen, sehingga untuk studi hanya cukup dengan sedikit contoh batuan. Faktorketiga meliputi jangka hidup dalam rentang umur yang ditemukan mulai dari Jura hinggalapisan sedimen laut Resen. Sedangkan faktor ke empat adalah menyangkut kecenderungannannofosil sering ditemukan dalam lapisan yang jauh lebih muda karena pengaruh prosespengendapan ulang. Bentuk fosil yang sangat kecil membuat nannoplangton tahan terhadapabrasi dan karenanya berlaku sebagai partikel klastik.Perkembangan biostratigrafi nannofosil telah digunakan secara luas dalam penelitian

    penentuan Iingkungan purba (paleoenvironment) termasuk iklim purba (paleoclimate) danpaleo-oseanografi.. Kenampakan awal fosil nannoplangton pada umur Jura dan dicirikanoleh suatu perkembangan evolusi yang cepat sepanjang Mesozoik dan Kenozoik, tersebarluas pada lingkungan laut dari daerah tropis hingga kutub dan terdapat melimpah dalamsedimen baik di daerah paparan hingga cekungan laut dalam,Penelitian nannofosil dalam sedimen Tersier telah dilakukan di berbagai tempat baik di

    Jawa, Timor dan Tanimbar meliputi satuan yang berumur Paleogen hingga Pliosen, DiP.Jawa penelitian biostratigrafi nannoplangton dilakukan pada Formasi Nanggulan danFormasi Karangsambung. Kedua satuan tersebut berumur Eosen dan memperlihatkanperbedaan yang mencolok baik dalam proses sedimentasinya rnaupun keadaan tektoniknya.Sedangkan di daerah Timor dan Tanimbar pengamatan dilakukan pada satuan yang berumurMiosen hingga Pliosen Atas. Lokasi pengamatan seperti tertera pada Gambar 1.Dari pengamatan dan penelitian penyebaran dan zonasi biostratigrafi nannofosil selama

    ini terungkap bahwa daerah tropis di Indonesia sering memperlihatkan perbedaan denganpenyebaran ataupun zonasi baku yang telah dikemukan baik oleh Martini (1971) maupunoleh Okada &Bukry (1980) sehingga sering menyulitkan dalam pembuatan zonasi biostrati-grafinya.

    GEOLOGIStratigrafi PaleogenDalarn rangka pemakaian nannofosil tersebut satuan batuan Paleogen yang telah ditelitidiantaranya adalah Formasi Karangsambung, Formasi Nanggulan dan Formasi Tangustubun

    Daerah Karangsambung.Satuan Paleogen di daerah Karangsambung terdiri dari Formasi Karangsambung dan

    Formasi Totogan. Tidak selaras dibawah satuan Formasi Karangsambung terdiri dari batuanPra Tersier dimana Sukendar (1974) memasukkannya kedalam Komplek Melange Lok Ulo.Pengambilan contoh batuan dari Formasi Karangsambung tersebar di beberapa tempat seper-ti terlihat pada Gambar 2. Formasi Karangsambung terdiri atas sedimen yang diendapkanoleh proses pelongsoran dimana sedimen turbid it dengan lensa-lensa konglomerat, batu-gamping dan batupasir dalam lempung tergeruskan di bagian bawah satuan dan sedimennormal berupa napal yang berselingan dengan tufa dari Anggota Banjarsari di bagian atassatuan tersebut, Ketidak teraturan lapisan dengan ciri bongkah yang tercampur aduk dalamFormasi Karangsambung in i mengindikasikan suatu sedimentasi yang terjadi oleh prosespelongsoran di bawah permukaan laut.Urnur Formasi Karangsambung diperkirakan Eosen, Satuan Oligosen di daerah Karangsam-bung berupa Formasi Totogan yang terdiri dari lempung breksi, breksi volkanik dan

    II-47

  • 5/10/2018 1184

    3/18

    Pro si di ng T ri da sawa rsa Pus li tb ang Geote kn ol og i UP I , 1 9 94

    lempung dengan sisipan batugamping, dan tufa napalan.Perubahan sedimen yang terjadi pada masa Paleogen ini memperlihatkan suatu pergeserandari lingkungan laut dalam di zona penekukan ke arab cekungan di bagian rumpang palung -busur (Sukendar, 1974).Daerah KulonprogoDi daerah Kulonprogo, endapan Paleogen mencakup satuan Formasi Nanggulan dan

    Formasi Andesit Tua (Purnamaningsih dan Pringgoprawiro, 1981). Formasi Nanggulandidominasi oleh batuan lempung dan batupasir yang memperlihatkan umur Bosen hinggaOligosen. Forrnasi Nanggulan dikenal dengan kandungan fosil Eosen yang melimpah danpembagian satuan ini juga didasarkan atas kekhasan fauna yang terdapat. Gerth dan Oppe-noorth (1929) menamakan satuan ini sebagai Nanggulan Group yang terbagi atas 3 formasirneliputi : Axinea Beds, Djogjakarta Beds dan Discocyclina Beds. Hartono (1969) menam-bahkan satu satuan lagi Globigerina Marl kedalam pembagiantersebut sedangkan Purna-maningsih dan Pringgoprawiro (1981) cenderung memasukkan Globigerina marl ini sebagaibagian dari Anggota Seputih Formasi Nanggulan yang umumya ditentukan mulai dari BosenTengah hingga Oligosen Atas.Bagian bawah satuan ini berupa batupasir dengan sisipan lignit dan batupasir dengan sejum-lah fosil pelecypoda yang mencerminkan lingkungan pengendapan fasies litora!. Bagiantengah terutarna didominasi oleh lapisan napal, batupasir dan lempung dan konkresi gampin-gan. Satuan ini dicirikan oleh sejumlah lapisan yang sangat kaya akan fosil foraminiferabesar seperti Nummulites djogdjakartae Martin dan gastropoda.Di atas satuan tersebut diendapkan lapisan napal dan batugamping dimana pada beberapalapisan sangat kaya akan Discocyclina . Satuan Formasi Nanggulan ini ditutupi secara tidakselaras oleh Formasi Andesit Tua.Daerah P_ Yamdena, Tanimbar.Satuan Paleogen di daerah Kepulauan Tanimbar adalah Formasi Tangustubun (Sukardi

    & Sutrisno, 1981). Di sebelah barat Pulau Yamdena, satuan Paleogen ini terdiri dari batu-gamping sedangkan ke bagian tengah dari Pulau Yamdena, satuan Paleogen ini umumnyadibentuk oleh lapisan batupasir kuarsa, batulempung dengan sisipan tipis rijang (vanBemmelen, 1970). Didaerah Oktofan, Wermatang di sebelah timur Batuputih terlihat bahwasatuan batuan Paleogen tersebut disusun oleh selang seling batupasir kuarsa dengan batulem-pung kehitarnan, beberapa lapisan diantaranya terdapat sisipan tipis rijang yang berwarnacoklat terang. Di daerah sungai Arumit, sebelah timurlaut Yamdena, satuan tersebut terdiridari rijang radiolaria yang berselingan dengan batulanau dan batupasir turbid it ( Chariton,1987).Stratlgrafi NeogenPenelitian dan pemakaian nannofosil dilakukan pada satuan Neogen di Indonesia bagian

    tirnur mencalcup P.Timor dan Tanimbar.Satuan Tersier Pulau TimorPengamatan terbatas pada batuan Plio-Plestosen meliputi satuan Formasi Batuputih dan

    Formasi Noele di daerah Soe, Timor bagian tengah. Bagian bawah Formasi Batuputih

    II-48

  • 5/10/2018 1184

    4/18

    Penelitian Nannoplangton. dan Blostratigrafi Tersier Iii Indonesia

    disusun oleh kalsilutit, tufa, napal yang secara perlahan berubah ke bagian atas menjadinapal, kalkarenit, batupasir dan konglomerat. Formasi Noele terutama. disusun oleh napal,selang seling dengan batupasir, Di daerah Fekofatu, Soe, Formasi Noele ini terdiri dariselang seling batupasir dan lempung abu-abu yang mengandung fosil rnoluska,Satuan Tersier Pulau TanimbarPulau Yamdena, yang merupakan pulau terbesar di Kepulauan Tanimbar terutama ditut-

    up oleh sedimen Tersier, Satuan batuan Tersier yang tersingkap di Pulau Tanimbar melip-uti Formasi Tangustubun (Paleogen), Formasi Batumafudi dan Formasi Batilembuti yangberumur Neogen (Sukardi dan Sutrisno, 1981).Formasi Batimafudi terdiri dari napal dengan sisipan kalkarenit , batugamping pasiran

    dan sisipan gentel lempung (clay pellet). Sedangkan Fonnasi Batilembuti terutama disusunoleh lapisan napal dan sisipan kalkarenit. Kedua satuan terakhir, menutupi hampir sebagianbesar Pulau Yamdena, terutama di bagian timur dan selatan pulau.Kumpula n d an Penyebaran Nannofosil.Penelitian nannofosil dalam studi biostratigrafi di berbagai daerah di Indonesia bagian

    barat dan timur memperlihatkan hal yang menarik , dimana sebagian menunjukkan kese-bandingan dengan pembagian zona dari fosil lain dan ada pula yang mengungkapkan perbe-daan hingga perlu diadakan perubahan dalam penentuan umurnya.Penyebaran nannofosil Paleogen di daerah KarangsambungPengambilan contoh batuan untuk dianalisa tersebar di beberapa tempat yang dipilih

    sedemikian rupa memotong struktur antiklin Karangsambung. Penyebaran nannofosil yangada dalam satuan ini cukup menarik dimana keberadaan spesies yang tua maupum mudatercarnpur dan terawetkan dengan baik dan jumlahnya cukup melimpah.Di sekitar daerahJatibungkus dimana bukit gamping yang juga merupakan bongkah dalam bagian FonnasiKarangsambung memperlihatkan penyebaran fosil nannoplangton. Penyebaran nannofosiIPaleogen di daerah Karangsambung seperti terlihat pada Tabel 1.0i sebelah barat bukitJatibungkus (Jtb - 3) ditemukan kumpulan nannoplangton Pra 'Iersier seperti Wa/znaueria,Cretarhabdus, Micula , Markalius, Predicosphaera dan Quadrum, sedangkan di bagiantimurnya (Ks-l la +b) ditemukan kumpulan nannoplangton Bosen seperti Reticulofenestradictyoda, Reticulofenestra scissura, Sphenoiimus pseudoradians, Helicosphaera seminulum,He/icosphaera lophota dsb. Di bagian tengah daerah Karangsambung (inti antiklin),Formasi Karangsambung ditandai dengan kumpulan Retculojenestra dictyoda, Reticulofe-nestra umbilica, Discoaster saipanensis, Coeeolithus pelagicus dan Cyclocargolithus abisec-tus, dimana kumpulan tersebut memperlihatkan umur Bosen Atas (NP 17). Di sayap antik-lin bagian utara, nannofosil yang terdapat umumnya terdiri dari Diseoaster saipanensis,Reticulofenestra umbilica, Reticulofenestra dictyoda Reticulofenestra scissura, Helicospha-era bramlettei. Spesies yang paling menonjol dari .kumpulan terse but adalah Discoastersaipanensis, Reticulofenestra umbilica dan Retieulofenestra dictyoda (Hadiwisastra, 1990)Dari Formasi Totogan selain spesies Bosen seperti Pemma basquensis, Sphenolithus

    pseudo radians dan Sphenolithus belemnos, juga ditemukan tercarnpur aduk dengan spesiesMiosen seperti Discoaster deflandrei, Discoaster bollii, Discoaster loeblichi, CycZocargoli-thusfloridanus dan Hayaster perplexus. Adanya pencarnpuran spesies dengan spesies yang

    ll-49

  • 5/10/2018 1184

    5/18

    P ro sid ing T rid asa warsa P uslitba ng G eo te kno lo gi U P l, 1 99 4

    berumur Miosen ini merupakan indikasi bahwa Fonnasi Totogan tersebut bukan hanyadiendapkan pada saat Oligosen (Sukendar ,1974) tetapi juga berlangsung hingga Miosen .Analisis foraminifera oleh Djoehanah (1973), menunjukkan bahwa Formasi Karangsam-bung terdapat pada kisaran umur PlO-PI5 atau Eosen 'Iengah hingga Bosen Atas, Di Otway

    Basin, Australia tenggara, kenampakan utama Chiasmolitus solitus digunakan secara luassebagai datum biostratigrafi Bosen Tengah yang diletakkan pada zona P 12 sedangkankebradaan yang melimpah dari Daktylethra punctulata diletakkan dekat puncak zona forami-nifera P 13 . Demikian pula gabungan Daktylethra punctulata dan Reticulofenestra scissurasebanding dengan zona P 13 (Shafik, 1983). Di Italia dan juga di Samudera Hindia (DSDP214) Reticulofenestra scissura diletakan bersamaan dengan Orbulinoides beckmani (zona P13): .Di Karangsambung, Chiasmolitus solitus dan Daktylethra punctulata tidak berkernbangdengan baik sehingga spesies tersebut tidak bisa dipakai sebagai penciri umur tertentu. Di

    beberapa tempat, Sphenolithus dipakai dalam pembagian zona pada masa Oligosen sepertiSphenolithus distensus. Dimana Okada (1981) menentukan umur Oligosen Tengah dalamFormasi Nanggulan berdasarkan keberadaan Sphenolithus distentus. Akan tetapi di Karang-sambung spesies terse but tidak berkembang dengan baik, sehingga suiit untuk bisa dipakaisebagai penciri urnur,Berdasarkan keberadaan Discoaster saipanensis dan Reticulofenestra scissura yang

    merupakan spesies paling dominan ditemukan di wilayah ini, penulis lebih condong mele-takkan Formasi Karangsambung berada pada umur NP 17 atau P14-15.Penyebaran nannofosil Paleogen di daerah Kulonprogo

    Di bagian bawah penampang dari Formasi Nanggulan, kumpulan nannoplangton lebihdidominasi oleh spesies Pemma dan Micrantholithus. Spesies Pemma yang ditemukanantara lain Pemma papillatum, Pemma basquensis dan Pemma angulata. Sedangkan dibagian atas satuan, lebih berkembang spesies Discoaster saipanensis, Helicosphaera lopho-ta, Helicosphaera compacta , Cyclocargolithus floridanus, Cyclocargolithus abisectus ,Reticulofenestra urnbilica .Reticulofenestra dictyoda dan Sphenolithus pseudoradian. Penye-baran nannofosil dalam Formasi Nanggulan seperti terlihat pada Tabel 2 (Hadiwisastra,1989).Berdasarkan pembagian zona biostratigrafi nannofosil dari Fonnasi Nanggulan mulai bagianbawah termasuk pada zona selang Helicosphaera seminulum - Reticulofenestra umbilicayang sebanding dengan zona NP 15 dari Martini (1971). Zona tersebut ditentukan olehpemunculan awal Reticulofenestra umbilica dan kenampakan akhir Helicosphaera seminu-lum, sedangkan dari biostratigrafi foraminifera, Purnamaningsih dan Pringgoprawiro (1981)mengemukakan zona selang Globigertna boweri - Globorotalia bulbrooki yang sebandingdengan zonas PlO-PIl.Zona berikutnya adalah zona selang Discoaster tani nodifer - Discoaster gemmifer. Batasatas zona ini ditentukan oleh kenampakan akhir Dlscoaster tani nodifer dan Discoastergemmifer . Spesies yang umum terdapat dalam zona ini adalah ditandai dengan rnelimpahnyaspesies Micrantholithus articulata, Pemma papillatum dan Discoaster saipanensis, Zonaini ditempatkan dalam zona NP16, yang sebanding dengan bagian bawah dari zona selangGloborotalia bulbrooki - Truncarotaloides rohri atau zona P12-P14. Zona berikut agaksulit untuk menyebandingkannya secara tepat, dimana bagian bawah ditentukanoleh kenam-

    IT-50

  • 5/10/2018 1184

    6/18

    Penetitian Nannoplangton dan Biostratigrafi Tersier di Indonesia

    pakan akhir Discoaster gemmifer dan Discoaster binodosus hingga kenampakan akhirDiscoaster saipanensis. Zona ini terdapat pada zona NP 17-20 yang sebanding dengan PI5hlngga bagian bawah P16.Zona terakhlr ditentukan oleh kenampakan awal Sphenolithus pseudoradians padabatas bawahnya. Spesies yang urnum dalam interval ini adalah Coccolithus pelagicus,Pemma angulata, Pemma basquensis, Pemma papillatum dan Discoaster barbadiensis.Menurut Okada (1981) bagian bawah Formasi Nanggulan jarang sekali mengandung

    nannofosil, kecuali pada bagian tengah dan atas dari formasi tersebut. Dari kumpuJannannofosilnya, sebanding dengan umur Eosen Tengah pada zona Nannotetrina quadrava(CP 13) dan zona Reticulafenestra umbilica (CP14).Sedangkan Grandeso(dalam M.ZacccheUo, 1984) berdasarkan pemakaian foraminifera

    plangton mengungkapkan bahwa bagian tertua termasuk pada umur Eosen Tengah dariFormasi Nanggulan bagian bawah yang didasarkan alas keberadaan Giob igerina pr imi ti vasedangkan Bosen Tengahnya dicirikan oleh Truncarotaloides rohri, Globorotalia cerroazu-lensis.Nannofosil Paleogen di daerah TanimbarDari penampang stratigrafi yang dibuat pada sedimen Paleogen di daerah Oktofan,

    Wermatang terlihat litologinya didominasi oIeh lapisan batupasir dan lempung hitam yangberlapis baik, Bagian bawah sayatan mengandung sejumlah taksa seperti Reticulofenestraumbilica, Cyclocargolithus bisectus, Cyclocargolithus fioridanus, Helicosphaera obliquadan Helicosphaera intermedia. Dibagian alas sayatan, variasi kandungan nannofosilnya lebihberagam, Di bagian ini taksa yang paling dominan adalah Discoaster saipanensis, Coccoli-thus reticulatus, Cyclocargolithus floridanus dan Reticulofenestra umbilica.Penyebaran nannofosil Paleogen yang terdapat di Tanimbar seperti terlihat pada Tabel3,

    (Hadiwisastra dkk, 1993)Penyebaran nannofosil Neogen di daeran TimorPenelitian biostratigrafi nannofosil yang dilakukan di sekitar Soe, Timor meliputi daerah

    Fekofatu, Mina dan Sebau. Dari ketiga daerah tersebut , nannofosil yang terdapat mencak-up umur Pliosen Atas - Pleistosen. Pembagian zonasi terutama didasarkan atas pemunculanawal dan kenampakan akhir suatu taksa tertentu. Selain itu beberapa zona didasarkan atasinterval kenampakan akhir bagian alas maupun bagian bawahnya. Pembagian zona yangterdapat di daerah Soe itu meliputi (Tabel 4~Hadiwisastra , 1986):1. Zona Discoaster variabilis.Zona ini merupakan bagian paling bawah dari sayatan yang ada, dimana batas atas

    zona didasarkan atas kenampakan akhir Discoaster variabilis, Discoaster intercalaris danDiscoaster challengeri. Batas bawah zona tidak dapat ditentukan dan zona ini dapat dise-bandingkan dengan subzona Discoaster tamalis atau CN 12a dari Okada & Bukry (1980).Discoaster variabilis merupakan taksa yang paling umum di daerah tersebut daripadaDiscoaster intercalaris ataupun Discoaster challengeri, sedangkan Discoaster tamalisyang merupakan spesies petunjuk zona tersebut menurut Okada &Bukry (1980) tidak ditem-ukan. Spesies yang paling umum ditemukan antara lain Discoaster brouweri; Helicosphaerasellii, Pontosphaera discopora, Ceratolithus rugosus.Calcidiscus leptopora, Calcidiscus

    II-51

  • 5/10/2018 1184

    7/18

    Pre si di ng T ri da sawars a Pusl it bang Geot ekno iogi UP], 1994

    madntyrei dan Coccoli thus pelagicus.

    2. Zona Discoaster surculus.Zona ini ditandai dengan kenampakan akhir Discoaster variabi li s dibatas bawah hinggakenampakan akhir Discoas ter su rcu lu s di batas atas zona. Discoas ter su rcu lu s rnerupakanpenciri utama untuk zona tersebut. Di daerah Sebau, Discoas ter su rcu lu s terse but tidakberkembang dengan baik, sehingga diatas Zona Discoaster variabilis langsung terdapatZona Discoaster pentaradia tus. Spesies lain yang dominan terdapat pada zona ini antaralain Helicoasphaera kamptneri, Oolitithus fragilis dan Pontosphaera.3.Zona Discoas ter peniaradiatusPada zona ini Discoaster pentaradiatus merupakan taksa paling dominan denganjumlah melimpah dari spesies discoaster yang ada. Zona ini didasarkan pada kenampakan

    akhir Di scoa st er var ia bit is , D is co as te r in te rcala ri s dan berkurangnya secara drastis Dis-coaster pentaradiatus dibagian atas. Spesies yang umum terdapat dalam zona ini antara lainPseudoem ili an i la cu no sa , D is co as te r a symet ricus , D is co as te r b ro uweri dan Haya ste r p er -plexus. Dalam zona ini terlihat bahwa Heli co sphaera kamptner i lebih banyak dan ukuran-nya lebih besar dibandingkan dengan Helicosphaera sellii.4 . Z on a D is co as te r b ro uwer i,Pada zona ini Dis coas te r b rouwer i sangat menonjol baik jumlah maupun ukurannya.Batas bawah didasarkan atas penurunan yang drastis dari Discoaster pentaradiatus sedang-

    kan batas atasnya ditandai dengan kenampakan akhir Discoaster brouweri. Selain itusemua bentuk discoaster juga punah bersamaan dengan Discoas ter b rouweri . Nannofosilyang terdapat dalarn zona tersebut relatif lebih kaya dan umumnya terdiri dari farnili Prin-siaceae. Kepunahan semua bentuk discoaster ini merupakan peneiri batas antara Pliosendan Plestosen. Martini (1971) menempatkan zona Discoaster brouweri ini pada NN 18,sedangkan Okada &Bukry (1980) menyebut dengan zona Calcidiscus macintyre i atau CN12d. Demikian pula Ericson dkk.(1963) menentukan kepunahan bentuk discoaster ini seba-gai kriteria dalam menentukan batas Pliosen -Plestosen dalam sedimen Iaut dalam. Takaya-ma ( 1970) mencatat suatu pola kepunahan yang sarna pada pemboran V21-98 di selatanItaly, dimana satu demi satu spesies discoaster punah yang diakhiri dengan hilangnyaDiscoas ter b rouweri . Pada awal ataupun pertengahan zona mulai muneul bentuk Gephyro-capsa.5 . Z on a Pseudoemiliani lacunosaZaman Plestosen diawali dengan zona Pseudoem il ia ni la cu no sa yang ditandai oleh

    kenampakan akhir Discoas ter b rouwer i dan kenampakan akhir Pseudoemi li an i l acunosa.Pseudoemiliani lacunosa tampak sangat menyolok sekali dibandingkan dengan spesies lain-nya dati dipakai sebagai nama zona. Martini ( 1971) menetapkan zona ini pada NN 19,sedangkan Okada & Bukry (1980) yang menyebut zona NN 19 dengan CN 13 ,membagi lagizona tersebut menjadi 3 subzona yaitu subzona CN 13a, subzona E miliania annula (P.lacunosa berbentuk bundar), subzona CN 13b, subzona Gephyrocapsa caribbeanica danCN14a, subzona Emiliania ovata (P lacunosa berbentuk elip).

    II-52

  • 5/10/2018 1184

    8/18

    Peneli tian Nannoplangton dan Biostratigraf i Tersier di Indonesia

    6. Zona Gephyrocapsa oceanica.Nannofosil yang terdapat pada zona ini terutama didorninasi oleh spesies gephyrocapsa

    dengan jumlah yang melimpah ,dirnana Gephyrocapsa oceanica terlihat paling dominan.Zona ini batas bawah didasarlean atas pemunculan awal Gephyrocapsa oceanica.sedangkanbatas atasnya sulit untuk ditentukan. Zona ini terletak pada NN 20 (Martini,1971) atauCNI4b, subzona Ceratolithus cristatus (Okada & Bury, 1980).Nannofosil Neogen di daerah Kepulauan. Tanimbar.Pengamatan nanofosil Neogen di daerah Tanimbar ini mencakup Formasi Batimafudi

    dan Formasi Batilembuti, Sayatan stratigrafi dari Pormasi Batimafudi dilakukan didaerahAruidas dan Kampung Tarik Lama, dirnana dad kedua daerah tersebut hampir seluruhnyadisusun oleh napal dengan sisipan kalkarenit dan sisipan tipis lempung abu-abu. Bagianbawah Formasi Batimafudi , di daerah Aruidas, memperlihatkan kandungan nannofosil yangdidominasi oleh kumpulan taksa Discoaster deflandrei, Discoaster dilatus; Cyclocargo/ithusfloridanus, Cyclocargolithus abisectus dan Sphenolithus heteromorphus. Kumpulan spesiesini dapat disebandinglean dengan zona NN5 dan NN7 ( Martini, 1971), dimana zona inidicirikan oleh kenampakan akhir Sphenolithus heteromorphus dan Discoaster dej1andrei.. Dari beberapa penampang, kumpulan nannofosilnya memperlihatkan zona biostratigrafi.yang berbeda, mulai dari zona NN 5 hingga NN 15. Di daerah Aruidas, pembagian zonayang ada meliputi zona NN5 hingga zona NN 11, sedangkan di daerah Kampung TarikLama mencakup zona NN15. Zona NN7 di daerah Aruidas dicirikan oleh Discoaster exilisdan Cyclocargolithus floridanus dengan spesies lainnya yang umum adalah Discoasterbrouweri, Discoaster chailengeri, Discoastervavriabilis, Discoaster intercalaris, Reticulofe-nestra pseudoumbilica dan Helicosphaera kamptneri. Sedangkan zona NNll dicirikan olehkumpulan spesies Discoaster brouweri, Discoaster challengeri, Discoaster asymetricus,Sphenolithus moriformis dan Rhabdosphaera procera.Di daerah Kampung Tarik Lama, kumpulan nannofosil dari kedua sayatan terukur yang

    dilakukan menunjukkan umur NN 15 atau Pliosen dirnana spesies yang paling dominanditemukan adalah Discoas ter b rouweri , Discoaster pentaradiatus , D i scoas ter a symet ri cu s ,Coccolithus pelagicus, Reticulofenestra minuta, Recatolithus rugosus, Pseudoemiliani lacu-nasa, Amauroluhus delicatus dan genus Syracosphaera seperti Syracosphaera pasifica,Syracosphaera pulcherina, Syracosphaera globulata dan Syracosphaera apsteini. Sedang-lean bagian bawahnya diperkirakan menunjukkan Miosen Akhir ( CN 9, Okada & Bukry,1980) yang dicirikan dengan keberadaan Discoaster berggrenii.Satuan Neogen paling atas di daerah 'Ianimbar adalah Formasi Batilernbuti. Satuan ini

    tersingkap dengan baik di daerah Tanjung Batilembuti, sebelah utara Saumlaki dan Kam-pung Batuputih di Yamdena bagian barat. Dari uraian Sukardi & Sutrisno ( 1981) danjuga Charlton ( 1987), cenderungkan menempatlean Formasi Batilembuti pada umur Plesto-sen. Berdasarkan analisa nannofosil dari sayatan stratigrafi di daerah Tanjung Batilembutiterungkap bahwa umur formasi tersebut masih berada pada umur Pliosen. Nannofosil yangterleandung dalam satuan tersebut umumnya sangat kaya dan terawetlean dengan baik, dariseluruh contoh, keberadaan nannofosil yang paling dominan adalah Discoaster brouweri,Discoaster pentaradiatus, Coccolithus pelagicus, Reticulofenestra pseudoumbilica danReticulofenestra minuta. Bentuk nannofosil Plestosen seperti Emiliani dan Gephyrocapsatidak ditemukan sedangkan di bagian atas penampang, Discoaster brouweri masih ditemu-

    II-53

  • 5/10/2018 1184

    9/18

    Pros id ing Tndasawarsa Pusl il bang Geo tekno iog i liPl, 1994

    kan dalam jumlah jang sangat mencolok . Peralihan atau batas Plio sen - Plestosen diberbagai tempat, terutama ditandai dengan musnahnya semua bentuk discoaster, sedangkandi bagian atas Formasi Batilembuti bentuk tersebut masih ditemukan dengan baik danmelimpah. Sehubungan dengan hal tersebut rnaka Pormasi Batilembuti masih berada dalamumur Pliosen dan belum beralih ke jenjang umur Plestosen.Penyebaran nannofosil Neogen yang terdapat di daerah Tanimbar seperti terlihat pada

    Tabel 5, dan 6.PEMBAHASAN

    Ketiga daerah Paleogen di Jawa dan Maluku memperlihatkan perbedaan yang menyolokbaik dalam keberadaan spesies nannoplangton maupun proses sedimentasinya. Karangsam-bung yang terletak pada daerah tektonik aktif pada masa Paleogen dicirikan oleh kebera-daan berbagai kumpulan spesies yang berbeda umur dalam jenjang waktu yang cukup besar.Suatu kumpulan nannofosil Kapur yang terkumpul dalam satu contoh maupun terdapatbersama sebagai fosil yang terendap ulangkan , merupakan kondisi yang umum ditemukan.Spesies nannofosil Kapur yang terdapat dalam formasi terse but umumnya memperlihatkanspesies laut terbuka seperti Mic ra nt ho li th us , Wa tz na ue ri a (perch-Nielsen, 1985) . Sedang-kan nannofosil Paleogen yang diternukan terutama spesies R eticu lo fen estra pseu dou mb ilica ,R eti cu lo fe ne st ra d ic ty od a dan D is co as te r s ai pa ne ns is lebih mencerminkan suatu kondisilaut terbuka. Dari kumpulan nannofosil yang terdapat dalam berberapa contoh di berbagailokasi di wilayah Karangsambung ini terlihat bahwa terdapat percarnpuran berbagai nan-nofosil dengan umur yang berbeda mulai dari Kapur hingga Easen. Percampuran spesiesyang muda dan tua seringkali merupakan hal yang umum dalam menganalisa nannofosil,akan tetapi yang terdapat di daerah ini selain terjadinya percampuran spesies dalam satucontoh adalah ditemukannya kumpulan yang berbeda umur dari contoh yang berbeda dalamsatu formasi.Hal ini merupakan indikasi kuat bahwa proses sedimentasi dalam cekunganyang membentuk Formasi Karangsambung berlangsung dalam kondisi dimana tektonikmemegang peranan penting.

    Di daerah Nanggulan, kumpulan nannofosil Braarudosphaeraceae yang terdapat sepertiBraarudosphaera, Pemma, Micrantholithus menunjukkan lingkungan laut dekat pantai danendapan hemipelagik (perch-Nielsen, 1985), sedangkan Pontosphaera dan Zygrhablithusmerupakan ciri lingkungan tepian pantai (Shafik, 1983).Suatu kondisi serupa juga terjadi di daerah Tanimbar, dimana suatu cekungan Paleogen

    cenderung membuka ke arah barat. Hal ini terlihat dari posisi litologinya dimana diperkira-kan suatu tinggian struktur terletak di bagian tengah PuIau Yamdena . Litologi batuanPaleogen di daerah ini cenderung berupa batupasir kuarsa dengan sisipan lempung hitamdan makin ke arah barat pulau , sedimen Paleogen cenderung disusun lapisan batugamp-ing. Dati kumpulan nannofosil, kondisi cekungan cenderung terletak pada lingkungan laut .D isc oa ste r s aip an en sis , C yc lo ca rg olith us b ise ctu s, C yc lo ca rg olith us flo rid an us dan Reticu-lofenestra umbilica merupakan spesies paling dominan di daerah ini, Berbeda dengan didaerah Kulon Progo, Pemma yang merupakan ciri spesies dangkal, jarang ditemukan .Dari ketiga tempat endapan Paleogen diatas terlihat bahwa terdapat kesamaan dari

    beberapa spesies nannofosil yang mendominasi perkembangan dan penyebaran hidupnya ,yaitu Discoaster saipanensis dan Reticulofenestra umbilica. Di Karangsambung dan Nang-

    II54

  • 5/10/2018 1184

    10/18

    Penelitian Nannoplangton dan Biostratigrafi Tersier Iii Indonesia

    gulan .spesies lainnya yang sarna adalah Coccotitnus pelagicus, dan Reticulofenestra diety-oda sedangkan antara Nanggulan dan Tanimbar , spesies lainnya yang punya kesamaanadalah Cyclocargolithus floridanus.Di daerah Kulon Progo dimana Fonnasi Nanggulan diendapkan, memperlihatkanperbedaan yang mencolok dibandingkan dengan di daerah Karangsambung. Dari kenampa-kan litologi terlihat bagian bawah Formasi Nanggulan memperlihatkan kondisi lingkunganpayau .Ke arah lapisan yang lebih muda kondisi lingkungan berubah menjadi lebih marin.Kondisi ini terlihat pada satuan Axinea dimana ditemukan sejumIah moluska dan sisipanlignit. Zacchallo (1984) mengungkapkan kemiripan yang besar dari moluska Bosen di Jawadengan fauna sarna di daratan Eropah. Kemiripan tersebut berkaitan dengan em adanyahubungan laut dari Tethys . Suatu penurunan wiJayah berlangsung selama masa Bosen yangmengakibatkan terjadinya pergeseran kondisi lingkungan dari kondisi payau menjadi lautterbuka yang berlanjut hingga OIigosen. Pergeseran kondisi Iingkungan tersebut tampaknyaberkaitan erat dengan proses tektonik seperti yang terjadi di daerah Karangsambung.Perbedaannya mungkin terbatas pada posisi kedua daerah tersebut dalam sistem eekungan,dimana Nanggulan diperkirakan terletak lebih ke arah daratan dibandingkan Karangsarn-bung.Kumpulan nannofosiI Neogen di daerah Timor dan Tanimbar didominasi oleh Discoaster

    brouweri, Discoaster pentaradiatus, He/icosphaera kamptneri, Helicosphaera sellii, Reticu-lofenestra pseudoumbilica. Dari litologi dan juga kumpulan nannofosil yang ada di daerahtersebut rnemperlihatkan kondisi lingkungan laut terbuka,

    PUSTAKABemrnelen van, 1970, Geology of Indonesia. 2nd ed. p.472-474.Charlton, 1987, The Stratigraphy, Structure and Petroleoum Prospects of the Tanimbar

    Islands, Eastern Indonesia. Unp.Rep., 53 p.Ellis C.H.,W.H. Lowman and lL. Wray, 1972, Upper Cenozoic Calcareous Nannofossils

    From the Gulf of Mexico (DSDP Leg 1,Site3). Quart.Colorado School of Mines. 67(3) 103 p.

    Ericson D.B., M.Ewing and G.Wollin, 1963, Pliocene -Pleistocene Boundary in deep-seasediments. Science, 139, p.727-737.

    Oppenoorth W.EE and H.Gerth , 1929, The Upper Eocene Nanggoelan Beds near Djogja-karla. Excursion Guide D 1. Fourth Pasific Science Congres Java.

    Hadiwisastra S., 1986, Plio-Plestosen Nannofosil Biostratigrafi dari Daerah Soe, Timor.PIT XV lAG! Yogyakarta.

    Hadiwisastra S., 1989 , Nannoplankton Flora From Th e NangguJan Formation. WorkingGoup Meeting on Tethys, Bandung, Tidak dipublikasikan,

    Hadiwisastra S., 1991, Nannoplangton Eosen Formasi Karangsambung, Karangsamoung,Jawa Tengah. Tidak dipublikasikan,

    Hadiwisastra S., Wahyoe Soepri Hantoro, 1993, Geologi dan Biostratigrafi Tersier DiDaerah Tanimbar, Maluku Selatan.Laporan PeneIitian No.45/01.06/02A1PPPGT/93

    Hadiwisastra S., 1993, Revisi Umur Formasi Batilembuti, Tanimbar, Maluku: Implikasiumur dan biostratigrafi nannoplangton. Riset Geologi dan Pertambangan ( Inpres)

    II-55

  • 5/10/2018 1184

    11/18

    P ro sid in g T ri da sa wa rs a P us litb an g G e ote kn olo gi U P I, 1 99 4

    Hartono H.M.S., 1960, Hantkenina In The Nanggulan Area. Publ.Teknik Seri Paleontolo-gi n.I p 3-7.

    Hay W .W ., .an d H.P.Mohler, 1967, Calcareous Nannoplankton From Early Teriary Rocksat Pont Labau, France, and Paleocene - Early Eocene Correlations. Jour. Paleontol-ogy 41, p 1505 - 1541

    Martini E., 1970, Standard Tertiary and Quaternary Calcareous Nannoplankton Zonation.Proc.of the nPlanktonic Conference, Roma. A.Farinacci ,ed. Edizioni Tecnosscien-za, Rome. p 739 -785.

    Okada K and D.Bukry, 1980, Supplementary Modification and Introduction Of CodeNumbers to the Low Latitude Coccolith Biostratigraphic Zonation. Marine Micropal-eotology 5. p 321 - 325.

    Pierch-Nielsen K., 1985, Cenozoic Calcareous Nannofossils. In Plankton Stratigraphy,Cambridge Univ.Press, p427-554

    Purnamaningsih Siregar and H.Pringgoprawiro, 1981, Stratigraphy and Planktonic Forami-nifera of The Eocene - Oligocene Nanggulan Formation, Central Java.Pub.GRDC,Paleontology Series, No 1, p 9-28.

    Shafik S., 1983, Calcareous Nannofossil Biostratigraphy: an assesment of foraminiferalevents in the Eocene of the Olmry Basin, southeastern Australia. BMR Jour.Austra-liaan Geology and Geophysics. v8,1,pl-18.

    Sukardi dan Sutrisno, 1981, Preliminary Geological Map of the Tanimbar Island Quadran-gle, Maluku. 1:250.000. GRDC

    Sukendar A., 1974, Evolusi Geologi Jawa Tengah dan Sekitamya Ditinjau Dari Segi TeoriTektonik Dunia Yang Barn. Thesis Doktor, tidak dipublikasikan .

    Takayama , 1970, The Pliocene- Pleistocene Boundary in the Lamont Core V 21-98 abd atle Castella, Southern Italy. Journ.Marine Geology, v.6,n 2,p70-77.

    Zacchallo M., 1984, The Eocene Mollusc Fauna From Nanggulan (Java) And Its Palaeoge-ographic Bearing. Memorie Di Scienze Geologiche. v.36,p377-390.

    II-56

  • 5/10/2018 1184

    12/18

    Gambar 1. Lokasi pene li ti an biast rat igra fi nannofos il

  • 5/10/2018 1184

    13/18

    Pro sid ing T ridas awar sa PusLit bang Ge ot ek no log! UP l, 1994

    Tabel 1. Di st ri bu si nanno fo si l Fo rmasi Karangs ambungCONTOH =:). Jlb Ks Ks Ks Ks Ks Ks Ks Ks KsFOSIL Jj -3 II 11 3 4 7b 7c 8 9 10

    a bWalzl1aueria barnesae A - - - - - - - - -Watznaueria biporta F - - - - - - - - -Cretarhabdus crenulatus F - - - - - - - - -Micula cOl1cava C - - - - - - - - -Markalius circumradiatus F - - F - - - - - -Markalius pemmatoidea R - - - - - - - - -Predicosphaera cretacea F - - - - - - - - -Qudrum trifadum R - - - - - - - - -Discoaster barbadiensis - F - - - - - - R -Discoaster saipanensis - - F F A C A C C FDiscoaster toni nodifer - - F - - R - - R -Discoas te r ma rt in i - - - - R - - - - -Discoaster elegans - - - - - F - F - -Discoaster multiradiatus - - F - - - - - - -Coccolithus pelagicus - C C C F F F R F FCocco/i thus formosus - 'F F - - - - R C -Cyclocargoiithus abisectus - - C C F A A R C -He li co sphae ra b ram le tt ei - F - R C - - - - -Helicosphaera lophota - F F C C F - - F FHelicosphaera pappilata - C F - - - - - - -Helicosphaera seminulum - - R - - - - - - -Helicosphaera parallela - - - - - - R - - -Helicosphaera intermedia - - - - - - - - A -Reticulofenestra dictyoda - A C A F F C A A CReticulofenestra hillae - F - - - R R R - -Re ti cu lo fe n es tr a umbl li ca - F A F A F C F A -Reticulofenestra scissura - A A C F F F - - -Pontosphaera muliipora - C C - - - - - - -Sphenolithus radians - - - R F - - - - -Sphenolithus moriformis - - - F R - - - - -Sphenolithus pseudo radians - F F - - - - - - -Sphenolithus primus - - - - - - - - C -Pemma basquensis - - - - - - - - R RRhabdosphaera truncate - - - - - - - - R -Cribrosphaerella ehrenbergi - - - - - R - - - -

    II-58

  • 5/10/2018 1184

    14/18

    Penelitian Nannoplangton dan Biostratigrafi Tersier di Indonesia

    Tabel2. Penyebaran nannotosii Formasi Nanggulan; Jawa Tengah

    CONTOH=> NN NN NN NN NG NG NG NG NG NG NGFOSILU I 2 3 4 6 2 3 4 5 7 9Braarudophaera bigelow; - C - - R R - - - - -Calcldiscus protoanula - - - - - - R - - - FChiasmolithus modestus - - - - - - - - - - FCoccol ithus fo rmosus - - - - - - R F - - -Coacolithus pelagicus - C A A R C - C F F RCyclocargolithus - F C F - C F F - - RfloridanusDtscoaste r barbad iensi s - - C - - - F - - - CDiscoaster deflandre; - - F - - - - - - - -Discoaste r b inodosus - - - F - - R - - - CDiscoaster saipanensis - - - F R .R C - F F -Helicosphaera bramletei - - - - - - - - - - -Helicosphaera compacta - - F - - - F - - - -Helicosphaera lophota - R C F - C - C F - FHelicosphaera seminulum - - - R - R - - - - RMicrantholithus altus - - - - - R - R - - -Micranthalithus articulata - - - - - - C - - - -Mtcrantholithus attenuatus - F - F R C - R - - RMarkalius inversus - F R - - - - - - - -Pemma angu la ta - - - C - R - - - - FPemma basquensis - R - A - F F C - - CPemma papillatum - - - A F C C F - R CReticulofenestra dictyoda - - C C F C C C C F FRe t icu lo fenest ra umb i lica F F F F R C F C C R FReticulofenestra scissura - - C - - - - - - - -Sphenolithus editus - - - - - F F - - - -Spheno li thus mor ifo rmis - - F - - R F F - - FSphenolithus - R F F - F - - - R RpseudoradiansSphenollthus spiniger - - - - - - - - - R -Semihololithus kerabyi - R - - - - - - - - -Zygrhablethus biyugatus - - - - - R - R - - -Dictyococcites bisectus - - - - - F - - - - -Coronocyc lus n i te scens - - - - - - - - F - F

    II-59

  • 5/10/2018 1184

    15/18

    Pro si di ng I ri da sawa rsa PusH tb ang Geot ek no lo gi Up l, 1 9 94

    Tabel 3. P en ye ba ra n n an no fo si l P a le og en F o rma si T un gu stu bu n, T a nimb ar

    CONTOH=> TNB TNB TNB TNB TNB TNB TNB TNBSPESIES jJ 62 63 64 66 69 71 73 74Discoaster saipanensis - - - - R C F -Dlscoaster barbadiensis - - - - - F R -Discoaster tani nodiftr - - - - - R R -Discoaster deflandrei - - - - C R - -Cyclococcolithus retlculatus - - - - - C - -Coccolithus eopelagicus R - - - - - C -Coccolithus pelagicus - - - - - F R RCyclocargolithus bisectus R R - - C C C RCyclocargolithus floridanus R - - R F C F CCyc/ocargolithus abisectus - - - - - F C FCl'_C/ococcolithus Jormosus - - - - - F F FReticulofenestra umbilica R R - - - C F RReliculofenestra hi/lae R - - - - F F -Reticulofenestra hampdenensis - - - - - F F FReticulofenestra scissura - - - - - F F FHe li co spha era euph rat is - - - - R - R -Helicosphaera intermedia - R - - R R - -He li co sp ha er a o bl tq ua - F R - - - R -Ne oc oc co li th us d ub ui s - - - - - C F -Coronoc y cl us n it es ce n s - - - - - R R RChiasmolithus gigas - - - - - - R -Sphenolithus moriformis - R - - F - - -Sphenolithus grandi - - - - - - F -Braarudosphaera bigelow! - - - - R F - -Pemma angulata - - - - - R - -Pemma basquensis - - - - - R - -

    11-60

  • 5/10/2018 1184

    16/18

    ZONATIONOKADA~aU KRY

    1980

    DtSCOASTER VARIAal~IS

    LOCAL ZONATION

    IN CENTRAL TIP.~OR

    G e? HY RO CA ?S A O C: A. "t JC A

    G SP H Y ROC AP SA O C EA NI C A(HEL ICOSPHAeRA WALLICHU

    CN 13ae ?H YA OC AP SA C AA A IS :C AN IC A

    PSEUOOEMILIANI LACUNO....

    CN 12

    ~15COASTeR BROUWERI

    DISCOASTER PENTARADIATUS

    DISCOASHR SURCUW5

    Tabel 4. Kisaran stratigrafi pada spesies batugamping nannoplankton di Timor Tengah

    t S.kA,CIWI:SASTJilA.

  • 5/10/2018 1184

    17/18

    P ene li ti an Na rmo pl an gt on d an B io st ra tig ro fi T e rs ie r di Indonesia

    Tabe l5 . Pen yebaran nanno fo s ii F o rmas i Ba timafud i e li d ae ra h A ru id as , T an imb arCONTOH => TR TR TR TR TR TR TR TR TR TR TR TR TR

    SPESIES U 6 7 s 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19Discoaster brollweri - - F - . C F F F l' F i\Discoaster challenR:eri - - F R - . R F F R R R CDiscoaster asvmetricus - - - - - F F R R CDiscoas ter de flandre; i\ A A A F F - - . - - -Discoas ter d i la tus C C i\ A R R F R - RDiscoas ter in tercalari s . - F - - - - R - -Discoaster exilis R R C R - - - F - - -Discoaster pentaradiatns - - - . - - - R - R .Dlscoaster surculus - - - F R - . -Discoaster variabllis - - F - R C R R F R ADiscoaster barbadien sis - - . - - R R - . -Havaster nerplexus F R A R R F - - R F - F -Coccolithus oelazicus Rc R F C R F F F R C F C FCalc id i scus macint yre i - - R F R F F F F F - FCalc id i scus l eotooora . R - - R - - - R R - RCvdoca rgo li th u s ab is ec tu s I\. A A - R - R R R F R F RCvclocarzolithus Ilortdamu C C A F R F R F C C R C RCvclocargo l it hus b i sec tus - - - - . - - - -He l ico sphae r a kammner i F R C F R F F F C F F AHelicosphaera sellii - - - - - - - -Hel tcosohaera in termed ia R R .R R R - - - -Hel icosnhaera granu la ta R F - - - - - - -Reticulofenestra - - . C R A C C A C C C AnseudoumbilicaSplllmolilJJtls moriformis C C C R R F R - I' R F R cSDhenolithus heteromorohus F C A - R - - - - - - -Catinaster coalithus - - - - - F C F FRhabdosphaera nrocera - - R - - - - -

    11-62

  • 5/10/2018 1184

    18/18

    Pros/ding Tridasawarsa Puslitbang Geoteknologi UPl, 1994

    Tabel 6. Pen ye ba ra n n an no fo si l F ormas i B a tim a fu di b ag ia n a ta s di Kamp un g T ar ik L ama , T an imb arCONTOH~ TR TR TR TR TR TR ill TR TR TR

    SPESIESU. 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49Discoaster brouweri A A A A A A A A A RDiscoas ter pen tarad ta tus A A C C R F C C C -Discoaster trlradiatus - - - R F R - - - -Discoaster asvmetricus F F R F R R - - - -Discoaster vorlabilis - F R - - - - - - -Discoaster challengeri F R - - :. - - - - -Discoaster pansus F C - - - - - - - -Discoaster berggrenii F F - - - - - - - -Coccolith us pelagicus A A A A A A C A A -Calcidiscus macintvrei C R F F F C F F - -Caloidisous leptopora C F F F F R R F F -Helicosphaera kamptneri A A F A A A F A A -Helicosphaera sellii A A F A A A F A F -Reticulofenestra minuta F F A A A F F R F FAmaurolithus delicatus F F - - - - - - - -Ceratolithus rugosus F F R F F R - R - -Ceratolithus armatus R R - - - - - - - -Pseudoemiliana lacunosa R F F R R [l C F C -Pontosphaera iaponica F F F R F F R R R -Pontosphaera discopora F F F R F F R F F ASyracosphaera pasiflca F F R F C C - - - -Syracosphaera pulcherina F F R . - R - - - - -Syracosphaera globulata R F - - R - - R - -Syracosphaera apsteini F F R F - R - - - -Rhabdosphaera procera R - R - - - - R R RThoraco sphae ra tube ro se F C R F F F - F - -

    II-63