113347452 evaluasi dan pengendalian strategi 2

38
EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI (Tugas Manajemen Strategi) D I S U S U N OLEH : MAHRIZAL NIM : 430905789 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AR-RANIRY BANDA ACEH 2011/2012

Upload: prisman-cahya-nugraha

Post on 26-Nov-2015

279 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

  • EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI

    (Tugas Manajemen Strategi)

    D

    I

    S

    U

    S

    U

    N

    OLEH :

    MAHRIZAL

    NIM : 430905789

    JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH

    INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    AR-RANIRY BANDA ACEH

    2011/2012

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah

    memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan menyelesaikan penyusunan tugas ini yang berjudul evaluasi dan pengendalian

    strategi. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

    Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir

    zaman.

    Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat perkuliahaan mata kuliah

    Manajemen Strategi di Jurusan Manajemen Dakwah Iain Ar-Raniry.

    Dalam penyusunan tugas ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat

    banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, Namun berkat

    adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penyusuna tugas ini dapat

    terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada

    semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

    Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang

    penulis miliki. Apabila terdapat kesempurnaan itu berasal dari Allah.

    Banda Aceh, 28 Mei 2012

    Penulis

    MAHRIZAL

  • ABSTRACT

    Strategic management model that is in every book shows how the evaluation and feedback and

    control to be assimilated into the whole management process. Evaluation and control information

    must be relevant to what is being monitored. Associated with strategic control of the company's

    strategic direction in relation to the corporate environment. Tactical control, by contrast, is

    associated primarily with the implementation of strategic planning. Oprasional control activities

    associated with short-term (days to 6 months) and focus on what can be done at this point to be

    able to achieve success, both in the near and long term future. At the corporate level of control is

    focused on maintaining a balance among a variety of different activities in the Performance

    Management as a whole. At the divisional level of control associated primarily with the

    maintenance and improvement of competitive position. At the functional level of the control role

    is to develop and strengthen the distinctive competence based on function.

    According to W. Edward Deming, 85% of defects are caused in the system that directs the

    company's employees work and only 15% of these defects can be traced directly to the

    employees.

  • ABSTRAK

    Model manajemen strategis yang ada di setiap buku menunjukan bagaimana evaluasi dan

    pengendalian menjadi umpan balik dan terasimilasi kedalam seluruh proses manajemen.

    Informasi evaluasi dan pengendalian harus relevan dengan apa yang sedang dipantau.

    Pengendalian strategis berhubungan dengan arah strategis dasar perusahaan didalam

    hubungannya dengan lingkungan perusahaan. Pengendalian taktis, sebaliknya, berhubungan

    terutama dengan pelaksanaan perencanaan strategis. Pengendalian oprasional berhubungan

    dengan berbagai aktifitas jangka pendek ( hari ini sampai 6 bulan kedepan) dan memfokuskan

    pada apa yang dapat dilakukan pada saat ini untuk dapat mencapai kesuksesan, baik dalam waktu

    dekat maupun dalam jangka panjang kedepan. Pada tingkat korporasi pengendalian difokuskan

    pada menjaga keseimbangan diantara berbagai aktifitas yang berbeda dalam perushaan sebagai

    satu kesatuan. Pada tingkat divisional pengendalian berkaitan terutama dengan pemeliharaan dan

    peningkatan posisi kompetitif. Pada tingkat fungsional peran pengendalian adalah

    mengembangkan dan memperkuat kompetensi distingtif berdasarkan fungsi Menurut W Edward

    Deming, 85% produk cacat disebabkan dalam sistem perusahaan yang mengarahkan kerja para

    karyawan dan hanya 15% dari produk cacat tersebut yang dapat ditelusuri langsung pada para

    karyawan.

  • i

    DAFTAR ISI

    1. Kata Pengantar

    2. Abstrak

    3. Daftar isi ............................................................................................................ i

    4. BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah................................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 1

    C. Tujuan ........................................................................................................... 2

    5. BAB II PEMBAHASAN

    A. Evaluasi strategi

    I. Defisi dan Fungsi Evaluasi ........................................................................ 2

    II. Karakteristik Dari Evaluasi Strategi .......................................................... 2

    III. Kerangka Kerja Evaluasi Strategi .............................................................. 6

    IV. Balanced Scoredcard .................................................................................. 9

    V. sumber-sumber publikasi mengenai informasi

    evaluasi strategi .......................................................................................... 10

    VI. Alat Yang Digunakan Dalam Evalusi Strategi .......................................... 11

    VII. Karakteristik Sistem Evaluasi Yang Efektif .............................................. 13

    B. Pengendalian strategi

    I. Definisi Pengendalian ................................................................................ 16

    II. Jenis-Jenis Pengendalian ............................................................................ 16

    III. Sistem Informasi Strategis ......................................................................... 20

  • ii

    IV. Pusat-pusat pertanggung jawaban .............................................................. 22

    V. Mengukur Kinerja ...................................................................................... 24

    VI. Proses Pengendalian Strategi Yang Adaptif .............................................. 27

    VII. Pentingnya Informasi Dalam Pengendalian Strategi ................................. 29

    VIII. Pedoman untuk melakukan pengendalian .................................................. 29

    6. BAB III PENUTUP

    Kesimpulan dan saran ......................................................................................... 31

    7. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Dalam setiap perusahaan atau pun organisasi pasti memerlukan manajemen strategi untuk

    mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Strategi itu ditujukan dalam setiap proses yang terjadi di

    dalam manajemen, adapun pengendalian strategi sangat penting ada dalam perusahaan atau

    organisasi dengan begitu akan terkontrolnya suatu strategi yang sedang dilaksanakan oleh

    perusahaan tersebut sehingga tidak terjadinya pelencengan tujuan awal dari perusahaan tersebut.

    Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik sekalipun

    menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal organisasi berubah. Hal itu dikarenakan

    bahwa strategi itu bersifat progresif. Sangatlah penting bagi para penyusun strategi untuk

    menelaah, mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi secara sistematis. Dalam

    pembahasan kali ini akan membahas tentang definisi dari evakuasi dan pengendalian manajemen

    strategis serta kerangka kerja yang bisa memandu usaha manajer dalam mengevaluasi aktivitas

    manajemen strategis, memastikan ia bekerja dengan baik, dan untuk melakukan perubahan antar

    waktu.

    Evaluasi strategi yang efektif memungkinkan sebuah perusahaan atau organisasi untuk

    memaksimalkan manfaat dari kekuatan internal saat mereka berkembang, untuk memaksimalkan

    manfaat dari peluang eksternal saat mereka muncul, mengenali dan bertahan dari ancaman, dan

    untuk meminimalkan kelemahan internal sebeleum menimbulkan kerusakan.

    B. IDENTIFIKASI MASALAH

    Berdasarkan kepada Latar Belakang di atas, maka yang dapat menjadi permasalah dalam

    pembahasan ini :

    1. Bagaimana Kerangka kerja dalam proses Evaluasi dan Pengendalian Strategi?

    2. Adakah alat yang dapat digunakan dalam mengevaluasi strategi?

    3. Mengapa diperlukan evaluasi dan pengendalian manajemen strategic dalam suatu

    perusahaan?

    4. Seberapa pentingkah Evaluasi dan Pengendalian Manajemen Strategi di dalam

    Perusahaan?

  • 2

    C. TUJUAN

    Adapun tujuan pembahasan masalah ini adalah untuk bisa menghasilkan suatu

    pemahaman yang mendalam mengenai Manajemen Strategik terutama pada pembahasan

    mengenai Evaluasi dan Pengendalian Strategi .

    BAB II

    PEMBAHASAN

    EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI

    Pada dasarnya strategi bersifat progresif, dirancang agar dapat tercapai pada masa yang

    akan datang dan berdasarkan pada asumsi-asumsi manajemen yang belum terjadi. Model

    Manajemen strategis yang ada menunjukan bagaimana evaluasi dan pengendalian/control

    menjadi umpan balik dan terasimilasi ke dalam seluruh proses manajemen. Oleh karena itu

    Setiap evaluasi dan pengendalian selalu ada pada tahap proses manajemen.

    A. EVALUASI STRATEGI

    I. DEFINISI DAN FUNGSI EVALUASI

    Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan

    berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan

    penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang. Sedangkan fungsi

    evaluasi

    a. Sebagai alat seleksi

    b. Sebagai alat pengukur keberhasilan

    c. Sebagai alat penempatan

    d. Sebagai alat diagnostik

    II. KARAKTERISTIK DARI EVALUASI STRATEGI

    Semua penyusun strategi sepakat bahwa evaluasi strategi sangat vital bagi

    kelangsungan organisasi ; evaluasi antar waktu dapat memberikan peringatan dini kepada

    manajemen terhadap masalah atau potensi masalah sebelum situasi menjadi lebih parah.

  • 3

    Evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas dasar :

    1. Memeriksa dasar strategi perusahaan

    2. Mambandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil actual

    3. Mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja sejalan dengan rencana.

    Umpan balik yang memadai dan tepat waktu adalah dasar bagi evaluasi strategi

    yang efektif. Evaluasi strategi sama pentingnya dengan informasi yang mendasari

    operasinya.

    Evaluasi strategi merupakan pekerjaan yang kompleks dan sensitif. Penekanan

    yang berlebihan pada evaluasi strategi mungkin bisa menelan biaya yang tinggi dan

    kontraproduktif. Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan agar tujuan yang

    telah ditetapkan bisa tercapai.

    Dalam berbagai organisasi, evaluasi strategi hanyalah penilaian sederhana tentang

    seberapa baik kinerja organisasi. Evaluasi strategi harus memiliki focus jangka pendek

    maupun jangka panjang. Strategi biasanya tidak berpengaruh dalam hasil operasional

    jangka pendek sehingga sering terjadi keterlambatan dalam perubahan yang diperlukan.

    Richard Rumelt menemukan empat kinerja yang bisa dipakai untuk

    mengevaluasi sebuah strategi :

    1. Konsistensi (consistency)

    Sebuah startegi seharusnya tidak membuat tujuan dan kebijakan yang tidak

    konsisten. Terdapat tiga panduan untuk membantu menunjukkan apakah masalah

    organisasi merupakan hasil dari ketidakkonsistenan dalam strategi :

    Jika masalah manajerial terus berlanjut meskipun telah terjadi pergantian

    personel dan jika masalah tersebut cenderung lebih berbasis isu ketimbang

    berbasis manusia, maka strategi mungkin tidak konsisten.

    Jika keberhasilan satu departemen dalam organisasi memiliki arti, atau

    diinterpretasikan sebagai kegagalan departemen lain, maka strategi mungkin

    tidak konsisten.

    Jika masalah dan isu kebijakan selalu dibawa ke atas untuk mendapatkan

    pemecahan, maka strategi mungkin tidak konsisten.

    2. Konsonan (consonance)

  • 4

    Konsonan (consonance) mengacu pada kebutuhan penyusun strategi unutk

    menilai satu rangkaian trend dan juga tren individual dalam mengevaluasi strategi.

    Suatu strategi harus mewakili respons yang adaptif pada lingkungan eksternal dan

    pada perubahan kritis yang terjadi di dalamnya. Kesulitan dalam menyesuaikan antara

    factor internal dan eksternal utama dalam perumusan strategi perusahaan adalah

    disebabkan oleh sebagian besar tern yang merupakan hasil interaksi dengan tern

    lainnya.

    3. Kelayakan (feasibility)

    Sebuah strategi harus mengolah dengan seksama sumber daya yang tersedia atau

    menghasilkan masalah turunan yang tidak terpecahkan. Tes terakhir dari suatu

    strategi adalah kelayakan (feasibility) yaitu, bisakah strategi dicapai dengan sumber

    daya fisik, manusia, dan keuangan yang ada dalam perusahaan? Sumber daya

    keuangan dari suatu bisnis paling mudah untuk dihitung dan biasanya merupakan

    keterbatasan pertama saat strategi dievaluasi. Hal tersebut terkadang terlupakan,

    namun demikian, pendekatan inovatif pada keuangan biasanya dimungkinkan.

    4. Keunggulan (advantage)

    Suatu strategi harus memfasilitasi pembuatan dan/atau pemeliharaan dari sebuah

    keunggulan kompetitif dalam area aktivitas yang terpilih.

    Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil dari superioritas dalam satu dari

    tiga area berikut :

    1) Sumber daya

    2) Keahlian

    3) Posisi

    Ide bahwa positioning dari satu sumberdaya dapat meningkatkan kombinasi

    efektivitasnya berasal dari teori militer, pemain catur, dan diplomat. Posisi juga dapat

    digunakan dalam peran yang menentukan di strategi perusahaan. Sekali diperoleh,

    posisi yang bagus dapat dipertahankan-artinya, untuk mendapatkan posisi tersebut

    lawan membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga tidak berani melakukan

    serangan dalam skala besar. Karakteristik utama dari posisi yang bagus adalah ia

    memungkinkan perusahaan untuk meraih keunggulan dari kebijakan yang tidak

    memberikan keunggulan bagi lawan di posisi yang sama. Oleh karena itu, dalam

  • 5

    mengevaluasi strategi, organisasi harus memeriksa karakteristik dari keunggulan

    posisional yang berkaitan dengan strategi yang dipilih.

    Evaluasi strategi sangat penting karena perusahaan menghadapi lingkungan yang

    dinamis dimana faktor-faktor internal maupun eksternal sering berubah dengan cepat

    dan dramatis. Sebuah organisasi tidak boleh terlena dengan keberhasilannya.

    Evaluasi strategi menjadi semakin sulit dari waktu ke waktu karena berbagai

    sebab. Salah satu alasan mengapa evaluasi strategi lebih sulit unutk dilakukan pada

    saat ini adalah adanya tren berikut ini :

    a. Peningkatan yang dramatis dalam kompleksitas lingkungan

    b. Meningkatkan tingkat kesulitan dalam memprediksi masa depan dengan akurat

    c. Jumlah variabel yang semakin banyak

    d. Makin cepatnya sebuah rencana yang bagus menjadi tidak relevan dan using

    e. Meningkatnya jumlah kejadian domestic dan dunia yang memengaruhi organisasi

    f. Makin pendeknya batas waktu suatu perencanaan bisa dilakukan, ditambah dengan

    berbagai ketidakpastian yang menyertainya.

    Proses Mengevaluasi Strategi

    Evaluasi strategi dibutuhkan oleh semua tipe dan ukuran organisasi.Evaluasi strategi

    seharusnya mampu mempertanyakan ekspektasi dan asumsi yang dibuat oleh manajemen,

    mamicu timbulnya penilaian terhadap tujuan dan nilai, dan merangsang kreativitas dalam

    mengembangkan alternative dan rumusan criteria evaluasi.

    Disamping ukuran organisasi, diperlukan manajemen dengan berkeliling

    (management by wondering around) ke semua tingkatan organisasi untuk mewujudkan

    evaluasi strategi yang efektif. Aktivitas evaluasi strategi harus dilakukan terus-menerus,

    tidak hanya pada akhir periode atau saat permasalahan muncul.

    Manajer dan pegawai perusahaan harus menyadari perkembangan yang terjadi dalam

    pencapaian tujuan perusahaan, secara terus-menerus. Saat factor kunci utama berubah,

    anggota organisasi harus terlibat dalam menentukan tindakan korektif yang tepat. Bila

    asumsi dan ekspektasi berbeda secara signifikan dengan prediksi, maka sudah saatnya bagi

    perusahaan untuk memperbarui formulasi strategi dan implementasi strategi, oranglah yang

    menjadikannya berbeda. Melalui keterlibatan dalam proses evaluasi strategi, akan timbul

  • 6

    komitmen pada manajer dan pegawai untuk menjaga agar perusahaan terus bergerak kearah

    tujuannya.

    III. KERANGKA KERJA EVALUASI STRATEGI

    Penting diketahui bahwa tindakan korektif hampir selalu dibutuhkan kecuali ketika :

    1. Faktor internal dan eksternal tidak berubah secara signifikan

    2. Perusahaan mengalami perkembangan yang menggembirakan dalam mencapai tujuan

    strategi.

    Menelaah Berdasarkan Strategi

    Berbagai faktor internal dan eksternal dapat menghambat perusahaan untuk

    mencapai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Secara eksternal, tindakan

    para pesaing, perubahan permintaan, perubahan teknologi, perubahan ekonomi,

    perpindahan demografi, dan tindakan pemerintah dapat menghambat pencapaian tujuan

    organisasi. Secara internal, strategi yang tidak efektif mungkin dipilih atau implementasi

    yang buruk mungkin dilakukan. Tujuan mungkin terlalu optimistic. Oleh karena itu,

    kegagalan untuk mencapai tujuan mungkin saja bukan merupakan hasil dari pekerjaan

    manajer dan pegawai yang tidak memuaskan. Seluruh anggota organisasi perlu

    mengetahui hal ini unutk mendorong timbulnya dukungan mereka terhadap aktivitas

    evaluasi strategi.

    Mengukur Kinerja Organisasi

    Aktivitas evaluasi strategi lainnya yang juga penting adalah mengukur kinerja

    organisasi. Aktivitas ini berguna untuk membandingkan antara hasil yang diharapkan

    dengan hasil sesungguhnya, menyelidiki deviasi dalam rencana, mengevaluasi kinerja

    individu, dan menilai perkembangan yang terjadi dalam mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan. Baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang bisa dipakai dalam

    proses ini. kriteria untuk mengevaluasi strategi harus bisa diukur dan mudah diverifikasi.

    kriteria untuk memprediksi strategi harus hasil mungkin lebih penting dibandingkan

    kriteria yang mengungkapkan hal yang telah terjadi.

    Menentukan tujuan mana yang paling utama dalam melakukan evaluasi strategi

    dapat menjadi satu hal yang sulit. Evaluasi strategi didasarkan pada criteria kuantitatif

  • 7

    maupun kualitatif. Memilih kombinasi criteria yang tepat dalam mengevaluasi strategi

    bergantung pada ukuran organisasi, industri, filosofi manajemen, dan strategi.

    kriteria kuantitatif yang umum digunakan dalam evaluasi strategi adalah rasio keuangan,

    yang digunakan oleh para penyusun strategi untuk melakukan tiga perbandingan :

    1. Membandingkan kinerja perusahaan dalam periode waktu yang berbeda

    2. Membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing

    3. Membandingkan kinerja perusahaan dengan rata-rata indutri.

    Beberapa rasio keuangan utama yang biasa dipakai sebagai kriteria untuk melakukan

    evaluasi strategi adalah :

    1. Pengembalian atas investasi (return on investment-ROI)

    2. Pengembalian atas ekuitas (return on equity-ROE)

    3. Margin laba (profit margin)

    4. Pangsa pasar (market share)

    5. Utang terhadap ekuitas (debt to equity)

    6. Laba per saham (earnings per share)

    7. Pertumbuhan penjualan (sales growth)

    8. Pertumbuhan asset (asset growth)

    Namun terdapat beberapa potensi masalah yang berkaitan dengan penggunaan kriteria

    kuantitatif untuk untuk mengevaluasi strategi yaitu :

    1. Sebagian besar kriteria kuantitatif lebih mengacu pada tujuan tahunan daripada tujuan

    jangka panjang

    2. Metode akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda dalam

    berbagai kriteria kuantitatif

    3. Penilaian secara intuitif hampir selalu dilakukan dalam penjabaran kriteria kuantitatif.

    Karena alasan-alasan tersebut dan alasan lainnya, kriteria kualitatif juga dibutuhkan

    dalam mengevaluasi strategi. Faktor manusia seperti tingkat ketidakhadiran dan rasio

    turnover yang tinggi, kualitas dan kuantitas produksi yang rendah, atau tingkat kepuasan

    karyawan yang rendah, merupakan penyebab menurunnya kinerja. Faktor-faktor dalam

    pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang, atau sistem informasi manajemen juga dapat

    menimbulkan masalah keuangan.

  • 8

    Seymour Tilles mengemukakan enam pertanyaan kualitatif yang dapat digunakan

    dalam mengevaluasi strategi :

    1. Apakah secara internal strategi tersebut konsisten?

    2. Apakah strategi tersebut konsisten dengan lingkungan?

    3. Apakah strategi tersebut memadai untuk melihat smber daya yang etrsedia?

    4. Apakah strategi tersebut memiliki tingkat risiko yang masih bisa diterima?

    5. Apakah strategi tersebut memiliki kerangka kerja yang memadai?

    6. Apakah strategi tersebut bisa dilaksanakan?

    Beberapa tambahan pertanyaan yang mengemukakan kebutuhan akan penilaian

    kualitatif dan intuitif dalam mengevaluasi strategi adalah sebagai berikut:

    1. Seberapa baik keseimbangan investasi perusahaan antara proyek berisiko tinggi

    dengan proyek berisiko rendah?

    2. Seberapa baik keseimbangan investasi perusahaan antara proyek jangka panjang

    dengan proyek jangka pendek?

    3. Seberapa baik keseimbangan investasi perusahaan antara pasar yang tumbuh lambat

    dengan pasar yang tumbuh cepat?

    4. Seberapa baik keseimbangan investasi perusahaan antar divisi yang berbeda?

    5. Sampai sejauh mana alternative strategi perusahaan bisa dipertanggung jawabkan

    secara social?

    6. Bagaiman respons para pesaing utama terhadap strategi tersebut?

    Mengambil Tindakan Korektif

    Aktivitas evaluasi strategi yang terakhir, yaitu mengambil tindakan korektif

    (taking corrective action) adalah melakukan perubahan untuk memosisikan kembali

    perusahaan ke tempat yang lebih kompetitif bagi masa depan.

    Contoh perubahan yang mungkin dibutuhkan adalah memperbaiki struktur

    organisasi, mengganti satu atau dua individu yang penting, menjual sebuah divisi, atau

    merevisi misi perusahaan. Perubahan lain termasuk membuat atau merevisi tujuan,

    membuat kebijakan baru, mengeluarkan saham untuk mendapatkan modal, menambah

    tenaga penjual, mengalikasikan sumber daya secara berbeda, atau membuat insentif

  • 9

    kinerja yang baru. Mengambil tindakan korektif tidak berarti bahwa strategi terdahulu

    akan ditinggalkan sama sekali atau bahkan membuat suatu strategi baru.

    Tidak ada organisasi yang bisa bertahan hidup bagaikan sebuah pulau, tidak ada

    organisasi yang bisa lari dari perubahan. Mengambil tindakan korektif sangat penting

    untuk menjaga organisasi tetap pada jalur pencapaian tujuan. Dalam bukunya yang

    membangkitkan pemikiran, Future Shock dan Third Wave, Alvin Toffler mengatakan

    bahwa lingkungan bisnis telah menjadi sangat dinamis dan kompleks sehingga

    mengancam masyarakat dan organisasi dengan kejutan masa depan (future shock), yang

    terjadi ketika karakteristik, tipe, dan kecepatan dari perubahan mengalahkan kekuatan

    dan kemampuan individu atau organisasi. Evaluasi strategi meningkatkan kemampuan

    organisasi untuk dapat beradaptasi dengan situasi yang berubah.

    Tindakan korektif harus memiliki kerangka waktu dan perhitungan risiko yang

    memadai. Hal-hal tersebut harus konsisten secara internal dan bisa dipertanggung

    jawabkan secara social. Yang terpenting, tindakan korektif memperkuat posisi bersaing

    sebuah organisasi dalam industri. Evaluasi strategi secara berkesinambungan membuat

    para penyusun strategi bisa terus memantau perkembangan dan bisa menyediakan

    informasi yang dibutuhkan bagi sistem manajemen strategis yang efektif.

    Carter Beyles menggambarkan manfaat dari evaluasi strategi sebagai berikut :

    Aktivitas evaluasi bisa meningkatkan kepercayaan diri dalam penerapan strategi

    bisnis atau saat membutuhkan tindakan koreksi terhadap beberapa kelemahan, seperti

    menurunnya superioritas produk atau ketertinggalan teknologi. Dalam banyak kasus,

    manfaat evaluasi strategi jauh lebih besar sebagai hasil suatu proses yang bisa menjadi

    landasan penyusunan strategi baru untuk meningkatkan pendapatan, sekalipun bisnis

    tersebut telah meraih keuntungan yang besar. Kemungkinan inilah yang membenarkan

    bahwa manfaat evaluasi strategi bisa sangat besar.

    IV. BALANCED SCOREDCARD

    Balanced scoredcard juga merupakan topic evaluasi strategi yang penting. Proses ini

    memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi strategi berdasarkan empat perspektif :

    kinerja keuangan, pengetahuan konsumen, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

    pertumbuhan.

  • 10

    Analisis Balance Scoredcard membantu perusahaan mencari jawaban atas

    pertanyaan-pertanyaan berikut dan mengombinasikan informasi itu dengan ukuran-

    ukuran keuangan mengevaluasi strategi yang telah diterapkan, secara efektif dan

    memadai :

    1. Seberapa bagus perusahaan ,melakukan peningkatan dan menciptakan value

    terus-menerus seperti inovasi, kepemimpinan teknologi, kualitas produk, efisiensi

    operasional, dan lain sebagainya.

    2. Seberapa bagus perusahaan mempertahankan dan bahkan meningkatkan

    kompetensi inti dan keunggulan kompetitifnya?

    3. Seberapa puas konsumen perusahaan?

    Perusahaan menilai enam isu utama dalam mengevaluasi strateginya :

    1. Konsumen

    2. Manajer/karyawan

    3. Operasi/proses

    4. Komunitas/Tanggung jawab social

    5. Etika Bisnis/Lingkungan Hidup

    6. Keuangan

    Bentuk dasar balanced scoredcard bisa jadi berbeda untuk tiap organisasi.

    Pendekatan balanced scoredcard pada evaluasi strategi bertujuan untuk menyeimbangkan

    antara perhatian jangka panjang dengan jangka pendek, menyeimbangkan perhatian

    terhadap keuangan dengan nonkeuangan, serta menyeimbangkan perhatian terhadap

    internal dengan eksternal. Balanced scoredcard dikembangkan secara berbeda untuk tiap

    perusahaan, dan diadaptasikan terhadap berbagai industry dengan satu tujuan, yaitu

    mengevaluasi strategi perusahaan berdasarkan ukuran kuantitatif dan kualitatif.

    V. SUMBER-SUMBER PUBLIKASI MENGENAI INFORMASI EVALUASI

    STRATEGI

    Sejumlah puiblikasi bisa dimanfaatkan untuk mengevaluasi strategi perusahaan.

    Sembilan atribut utama digunakan sebagai kriteria evaluasi :

    Kualitas manajemen

    Tingkat inovasi

  • 11

    Kualitas produk atau jasa

    Nilai investasi jangka panjang

    Kinerja keuangan

    Tanggung jawab social dan masyarakat

    Kemampuan untuk menarik, Mengembangkan , Mempertahankan orang-orang

    berbakat

    Penggunaan asset perusahaan

    Wawasan internasional

    Meski sumber publikasi dari informasi evaluasi strategi sebagian besar mengupas bisnis

    yang besar dan sering terpublikasi, rasio komparatif, dan informasi lain yang berkaitan

    tetap bisa digunakan untuk mengevaluasi bisnis kecil dan perusahaan milik pribadi.

    VI. Alat Yang Digunakan dalam Evaluasi Strategi

    AUDIT

    Alat yang sering sekali digunakan dalam evaluasi strategi adalah audit. Audit

    (auditing) didefinisikan oleh American Accounting Assosiation (AAA) sebagai sebuah

    proses sistematik dari suatu tujuan pencarian dan pengevaluasian bukti tercatat tentang

    kejadian dan tindakan ekonomi untuk menyelidiki tingkat keterkaitan anatar catatan-

    catatan tersebut dengan criteria yang digunakan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada

    pihak-pihak yang membutuhkan.

    Auditor independent biasanya diwakili oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

    menyediakan jasa kepada organisasi untuk sejumlah biaya tertentu, mereka memeriksa

    laporan keuangan suatu organisasi unutk menentukan apakah ia telah disusun

    berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting

    principles-GAAP) dan apakah mereka menunjukkan aktivitas sebenarnya yang terjadi di

    perusahaan.

    Auditor independen menggunakan standar yang disebut standar audit yang

    berlaku umum (generally accepted auditing principles-GAAS). Perusahaan akuntan

    publik sering kali memiliki divisi yang menyediakan jasa evaluasi strategi.

    Isu yang Terlihat atau Tersembunyi

  • 12

    Terdapat alasan yang masuk akal untuk membiarkan proses strategi serta strategi

    terlihat dan terbuka bagi orang lain daripada tersembunyi dan rahasia. Namun, juga

    terdapat alasan yang masuk akal untuk menjaga agar strategi tersembunyi kecuali bagi

    eksekutif tingkat atas. Para penyusun strategi harus memutuskan bagi diri mereka apa

    yang terbaik bagi perusahaan. Beberapa alasan perlunya keterbukaan yang menyeluruh

    dalam proses strategi dan keputusan yang mengikutinya adalah :

    1. Manajer, karyawan, stakeholder lain bisa dipersiapkan untuk berkontribusi dalam

    proses. Mereka terkadang memiliki ide yang cemerlang. Kerahasiaan akan

    menghilangkan banyak ide cemerlang.

    2. Investor, kreditor dan stajeholder lainnya memiliki dasar dukungan yang lebih

    kuat apabila mereka mengetahui apa yang sedang dilakukan perusahaan dan

    kemanan perusahaan akan melangkah.

    3. Keterbukaan mendorong timbulnya demokrasi sementara kerahasiaan mendorong

    otokrasi. Perusahaan domestic dan sebagian besar perusahaan asing lebih memilih

    demikrasi daripada otokrasi sebagai gaya manajemen.

    4. Partisipasi dan keterbukaan meningkatkan pemahaman, komitmen, dan

    komunikasi dalam perusahaan.

    Alasan mengapa beberapa perusahaan lebih memilih untuk melakukan perencanaan

    startegi secara tertutup dan menjaga strategi tersembunyi dari semua pihak kecuali

    eksekutif tingkat atas adalah sebagai berikut:

    1. Penyebaran strategi perusahaan secara bebas bisa dengan mudah diubah menjadi

    intelijen persaingan oleh pesaing yang akan mengeksploitasi informasi tersebut.

    2. Kerahasiaan membatasi kritik, tebak-tebakan, dan restrorpeksi ke depan.

    3. Partisipan dalam proses strategi yang etrbuka menjadi lebih menarik sehingga

    bisa menarik minat pesaing.

    4. Kerahasiaan membatasi pesaing untuk meniru atau menduplikasi strategi

    perusahaan dan melemahkan perusahaan.

    Pendekatan dari Atas-ke Bawah atau dari Bawah-ke Atas

    Pendukung pendekatan dari atas ke bawah (top-down approach) mengatakan

    bahwa eksekutif tingkat atas adalah satu-satunya posisi dalam perusahaan yang memiliki

  • 13

    pengalaman kolektif, keahlian, tanggung jawab yang dipercayakan unutk membuat

    keputusan strategis utama. Sebaliknya pendukung pendekatan dari bawahkeatas (bottom-

    up approach) beralasan bahwa manajer tingkat bawah, tingkat menengah, dan karyawan

    yang akan menerapkan strategi perlu dilibatkan secara aktif dalam proses perumusan

    strategi untuk memastikan dukungan dan komitmen.

    Meningkatnya pendidikan dan keanekaragaman angkatan kerja di semua

    tingkatan adalah alasan mengapa manajer tingkat bawah dan menengah-dan bahkan

    bukan manajer-seharusnya disertakan unutk berpartisipasi dalam proses perencanaan

    strategis perusahaan, setidaknya pada bidang di mana mereka memiliki minat dan

    kemampuan untuk berkontribusi.

    Hubungan Pengendalian Manajemen Dengan Internal Auditing

    Pengendalian manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajer, selain itu

    internal auditing adalah kegiatan staf yang dimaksudkan untuk menjamin keakuratan

    informasi sesuai dengan aturan kesalahan yang minimum terhadap pelaporan asset dan

    menjamin pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien.

    VII. KARAKTERISTIK SISTEM EVALUASI YANG EFEKTIF

    Evaluasi strategi yang efektif harus memenuhi beberapa persyaratan dasar.

    Pertama, aktivitas evaluasi strategi harus ekonomis, informasi terlalu banyak sama

    buruknya dengan informasi yang terlalu sedikit, terlalu besar control juga bisa

    mengakibatkan kerusakan disbanding perbaikan. Aktivitas ini harus memberikan

    informasi yang berguna bagi manajer mengenai pejkerjaan di mana mereka memiliki

    kendali dan pengaruh. Aktivitas evaluasi strategi harus bisa menyediakan informasi antar

    waktu, pada kondisi dan area tertentu, seorang manajer terkadang membutuhkan

    informasi harian.

    Evaluasi strategi harus didesain unutk memberikan gambaran sesungguhnya dari

    apa yang sedang terjadi. Dan pula proses evaluasi strategi tidak boleh mendominasi

    keputusan, ia harus mendorong pemahaman yang saling menguntungkan, saling percaya,

    dan secara umum bisa diterima. Namun, kunci bagi sitem evaluasi strategi yang efektif

  • 14

    adalah kemampuan untuk meyakinkan orang bahwa kegagalan mencapai tujuan tertentu

    dalam suatu waktu bukanlah refleksi sesungguhnya dari kinerja mereka.

    Tidak ada satupun sistem evaluasi yang ideal atau karakteristik unik dari suatu

    organisasi seperti ukurannya, gaya manajemen, tujuan, masalah, dan kekuatannya, bisa

    menjadi acuan bagi desain akhir sistem control dan evaluasi strategi.

    Premis dasar dari manajemen strategis yang baik adalah bahwa perusahaanc

    merencanakan cara untuk menghadapi kejadian yang diinginkan maupun tidak diinginkan

    sebelum mereka benar-benar terjadi. Terlepas dari seberapa cermat strategi dirumuskan,

    diimplementasikan. Dan dievaluasi, kejadian tidak terduga seperti mogok, boikot, bencana

    alam, masuknya pesaing asing, dan kebijakan pemerintah dapat membuat strategi menjadi

    tidak relevan lagi. Unutk meminimalkan dampak dari potensi ancaman yang ada organisasi

    harus mengembangkan rencana kontijensi sebagai bagian dari proses evaluasi strategi

    mereka.

    PERENCANAAN KONTIJENSI

    Rencana kontijensi dapat didefinisikan sebagai suatu rencana alternative yang bisa

    digunakan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hanya area-area dengan prioritas

    tinggi yang memerlukan kepastian adanya rencana kontijensi. Penyusun strategi tidak bisa

    dan tidak seharusnya mencoba membuat rencana kontijensi bagi setiap kemungkinan yang

    ada.

    Beberapa rencana kontijensi yang umunya dibuat oleh perusahaan meliputi hal-hal

    berikut :

    1. Jika laporan intelejen mengindikasikan bahwa pesaing utama menarik diri daripasar,

    tindakan apa yang harus diambil perusahaan?

    2. Jika tujuan penjualan kita tidak tercapai, tindakan apa yang harus diambil oleh

    perusahaan untuk menghindari kerugian?

    3. Jika permintaan terhadap produk kita melebihi yang diperkirakan, tindakan apa yang

    harus diambil perusahaan unutk memenuhi permintaan yang tinggi tersebut?

    4. Jika suatu bencana terjadi -seperti hilangnya kemampuan komputer, percobaan

    pengambilalihan perusahaan secara paksa, hilangnya proteksi paten, kerusakan

  • 15

    fasilitas manufaktur akibat gempa bumi, tornado, atau angin topan-tindakan apa yang

    harus diambil perusahaan.

    5. Jika perkembangan teknologi baru membuat produk baru kita menjadi ketinggalan

    zaman lebih cepat dari yang kita perkirakan, tindakan apa yang harus diambil

    perusahaan?

    Strategi alternatif yang tidak terpilih untuk diimplementasikan dapat dipakai sebagai

    rencana kontijensi jika aewaktu-waktu strategi utama tidak bekerja sesuai yang

    diharapkan.

    Ketika aktivitas evaluasi strategi menimbulkan kebutuhan akan perubahan besar

    secara cepat, suatu rencana kontijensi yang sesuai dapat dipergunakan. Rencana

    kontijensi bisa menunjukkan kemampuan para penyusun strategi dalam merespons

    perubahan internal maupun eksternal secara cepat terhadap strategi organisasi yang

    digunakan saat itu.

    Lineman dan Chandran menyarankan bahwa rencana kontijensi meliputi proses yang

    terdiri atas tujuh langkah :

    1. Mengidentifikasi baik kejadian yang menguntungkan maupun yang tidak

    diharapkan yang bisa menggangu strategi

    2. Menentukan titik pemicu. Menghitung kapan kejadian kontijensi sepertinya akan

    terjadi

    3. Menilai dampak yang ditimbulkan oleh tiap kejadian kontijensi. Memperkirakan

    potensi keuntungan maupun kerugian unutk tiap kejadian kontijensi

    4. Mengembangkan perencanaan kontijensi. Memastikan bahwa rencana kontijensi

    telah sejalan dengan strategi saat itu dan secara ekonomi bisa diterima.

    5. Menilai dampak sebaliknya dari tiap rencana kontijensi. Yaitu, memerkirakan

    seberapa besar tiap rencana kontijensi akan bisa mengambil atau menghilangkan

    manfaat dari suatu kejadian kontijensi. Langkah ini menguantifikasi nilai potensi

    dari tipa rencana kontijensi.

    6. Menentukan sinyal peringatan dini bagi kejadian-kejadian kontijensi yang utama.

    Memonitor sinyal-sinyal peringatan dini tersebut.

  • 16

    7. Unutk kejadian kontijensi dengan sinyal peringatan dini yang bisa diandalkan,

    kembangkanlah rencana tindakan secepat mungkin untuk mengambil keuntungan

    dari selisih waktu yang tersedia.

    B. PENGENDALIAN STRATEGI

    Setelah suatu strategi diimplementasikan, tahap berikutnya dalam proses manajemen

    strategi adalah tahap pengendalian strategi. Secara umum, pengendalian sering didefinisikan

    sebagai tindakan untuk membuat sesuatu terjadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan

    sebelumnya. Dalam pengendalian ini manajemen harus memiliki pemahaman yang jelas

    mengenai hasil yang diinginkan.

    I. Definisi Pengendalian

    Pengendalian strategis adalah suatu usaha manajemen untuk melacak suatu

    strategi saat dilaksanakan,menedeteksi masalah-masalah atau perubahan perubahan

    dalam asumsi dasarnya, dan membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan

    II. Jenis-Jenis Pengendalian

    P. Lorange, M. F. S. Morton, dan S. Goshal, dalam buku mereka mengenai

    pengendalian strategis, mengidentifikasi 3 jenis pengendalian yaitu:

    1) PENGENDALIAN STRATEGIS. Berhubungan dengan arah strategis dasar

    perusahaan didalam hubungannya dengan lingkungan perusahaan. Pengendalian

    strategis memfokuskan pada organisasi sebagai satu keseluruhan dan

    menekankan pada pengukuran jangka panjang (1thn atau lebih), seperti ROI dan

    perubahan dalam nilai pemegang saham (adalah nilai sekarang dari antisipasi

    aliran arus kas dimasa yang akan datang dari sebuah bisnis ditambah dengan

    nilai perusahaan apabila diliquidasi).

    Pengendalian strategi dapat dikatakan sebagai bentuk pengendalian

    kemudi. Pengendalian strategis diperlukan untuk mengemudikan perusahaan

    melalui peristiwa-peritiwa yang terjadi dalam situasi lingkungan dan internal

    perusahaan selama proses perusahaan berjalan. Pengendalian harus

    menyediakan dasar untuk menyesuaikan tindakan strategis dan arahan

  • 17

    perusahaan sebagai jawaban terhadap berbagai perkembangan dan perubahan

    tersebut.

    4 jenis dasar pengendalian strategi :

    1. Pengendalian premis

    Pengendalian premis. Setiap strategi didasarkan pada perencanaan atas

    premis tertentuyaitu asumsi atau prediksi. Pengendalian premis ini

    dirancang untuk memeriksa secara sistemasis dan terus-menerus apakah

    prinsip yang mendasari srategi masih dapat berlaku. Jika premis utama tidak

    dapat berlaku maka strategi itu mungkin harus diubah. Perencanaan

    pemikiran terutama berkaitan dengan :

    a. Factor lingkungan. Inflansi, technology, tingkat bunga, peraturan,

    perubahan demografis/social merupakan contoh-contoh dari factor-

    faktor lingkungan. Factorfaktor ini berpengaruh besar terhadap

    kesuksessan strateginya, dan strategi strategi ini biasanya

    didasarkan pada premis-premis utamanya.

    b. Factor industry. Kinerja perusahaan dalam suatu industry

    dipengaruhi oleh factor-faktor industry. Factor industry adalah

    pesaing, pemasok, pengganti produk, dan hambatan untuk masuk

    merupakan beberapa factor industry yang dijadikan sebagai asumsi-

    asumsi strategis.

    Strategi-strategi sering sekali didasarkan oleh banyak premis, baik

    mayor(utama) maupun minor, mengenai variable lingkungan dan

    industry. Para manager harus memilih prinsip-prinsip yang

    perubahananya : 1). Mungkin sekali. 2). Akan memiliki suatu

    pengaruh besar terhadap perusahaan dan strateginya.

    2. Pengamatan strategis

    Pengamatan strategis. Pengamatan strategis dirancang untuk memantau

    secara luas berbagai peristiwa didalam dan diluar perusahaan yang mungkin

    sekali mempengaruhi pelaksanaan strategi dimasa depan. Berbeda dengan

  • 18

    pengendalian premis yang bersifat terfokus, pengamatan strategi tidak

    terfokus.

    3. Pengendalian berupa peringatan khusus

    Pengendalian berupa peringatan khusus. Merupakan tindakan tindakan

    manajemen yang dilakukan secara teliti, dan umumnya sangat cepat, untuk

    memikirkan kembali strategi perusahaan karena sebuah peristiwa mendadak

    dan tidak diharapkan.

    4. Pengendalian atas implementasi

    Pengendalian atas implementasi. Dirancang untuk menilai apakah

    keseluruhan strategi harus diubah dengan mempertimbangkan hasil-hasil

    yang berkaitan dengan tindakantindakan tambahaan dalam keseluruhan

    strategi. Dua jenis dasar pengendalian atas implementasi adalah

    1) pemantauan tujuan atau proyek strategis.

    2) pemeriksaan peristiwa penting.

    Daya dorong atau proyek strategis, usaha khusus yang merupakan

    langkah awal dalam melaksanakan suatu strategi yang lebih luas, biasanya

    melibatkan komitmen sumberdaya yang besar tetapi umpan balik yang

    ditentukan di awal akan membantu menejemen menentukan apakah

    melanjutkan mengejar strategi adalah sesuai atau membutuhkan penyesuaian

    atau perubahan besar.

    Pemeriksaaan peristiwa penting, yang terjadi pada saat selesainya

    bagian utama dari sebuah strategi yang lebih besar, dimana para manager

    telah menatapkan bahwa mereka akan melaksanakan suatu jenis

    pemeriksaan lanjut-tidak lanjut mengenai strategi mendasar yang

    berkaitan dengan strategi yang lebih besar.

    Pemeriksaaan peristiwa penting mungkin juga terjadi secara bersamaan

    ketika sebuah langkah besar dalam pelaksana strategi diambil atau

    ketidakpastian penting diselesaikan. Apapun dasar bagi pemilihan saat itu,

    tujuan penting dari suatu pemeriksaan penting adalah memeriksa secara

    teliti strategi perusahaan untuk mengendalikan masa depan strategi tersebut.

  • 19

    Pengendalian atas implementasi juga dimungkinkan melalui system

    pengendalian operasional seperti anggaran, jadwal, dan factor-factor kunci

    kesuksesan.

    Meski pengendalian strategis berusaha mengarahkan perusahaan selama suatu

    periode yang lebih panjang (5thn atau lebih). Pengendalian operasional menyediakan

    evaluasi dan pengendalian pasca tindakan selama periode pendek (1bulan - 1tahun ).

    Agar efectif, system pengendalian operasi harus menetapkan 4 langkah umum bagi

    seluruh pengendalian pascatindakan yaitu:

    Menetapkan standar kinerja

    Mengukur kinerja sebenarnya

    Mengidentifikasikan penyimpangan dari standar yang telah ditetapkan

    Memulai tindakan pembetulan

    Metode Balance Scorecard

    Suatu pendekatan alternative yang menghubungkan operasi dan pengendalian strategis yang

    dikembangkan oleh professor Robert Kaplan dan David Norton dari Harvard business school.

    Balance scorecard itu sendiri adalah suatu system pengendalian manajemen yang

    menungkinkan perusahaan untuk memperjelas strategi mereka, menerjemahkan strategi

    menjadi tindakan, dan menghasilakn umpan balik yang bermanfaat, seperti apakah strategi

    tersebut menciptakan nilai, berpengaruh terhadap kompetensi inti, memuaskan pelanggan

    perusahaan, dan menghasilkan penghargaan keuangan untuk para pemegang saham.

    2) PENGENDALIAN TAKTIS

    Berhubunagn dengan pelaksanaan perencanaan strategis. Pengendalian taktis

    menekankan pada implementasi berbagai program dan menggunakan

    pengukuran jangka menengah (dari 6bln 1thn), seperti pangsa pasar pada

    kategori produk tertentu.

    3) PENGANDALIAN OPERASIONAL

    Berhubungan dengan berbagai aktivitas jangka pendek (hari ini sampai 6

    bln ke dpn) dan memfokuskan pada apa yang dapat dilakukan pada saat ini

  • 20

    untuk dapat mencapai kesuksesan, baik waktu dekat maupun dalam jangka

    panjang ke depan.

    Lorange, morton, dan Goshal menyatakan bahwa ada hirarki pengendalian

    dalam pengendalian. Berikut ini yang merupakan tahapan dari pengendalian

    adalah :

    Pada tingkat korporasi, pengendalian difokuskan pada menjaga

    keseimbangan diantara diantara berbagai aktivitas berbeda dalam perusahaan

    sebagai satu kesatuan. Pengendalian strategis dan taktis merupakan hal yang

    sangat penting. Keseluruhan profitabilitas tahunan merupakan kuncinya.

    Tingkat divisional, pengendalian berkaitan dengan pemeliharaan dan

    peningkatan posisi kompetitif. Pada tingkatan ini pengendalian taktis

    mendominasikan. Pangsa pasar dan biaya yang dikeluarkan oleh setiap unit

    bisnis diperhatikan dengan hati-hati setiap bulan dan triwulan.

    Tingkat fungsional, peran pengendalian adalah mengembangkan dan

    memperkuat kompetensi distingtif berdasarkan fungsi. Jumlah pemenuhan

    permintan, penjualan, jumlah keluhan pelanggan, dan jumlah produk cacat

    diperhatikan setiap hari dan tiap minggunya.karena lingkupnya sangat singkat,

    pengendalian operasional dan taktis yang banyak di gunakan pada tingkatan ini,

    sedangkan pengendalian strategis sangat sedikit perhatian.

    Untuk membantu mencapai sasaran organisasional, para manager strategis

    harus memastikan bahwa keseluruhan hierarki pengendalian terintegrasi dan

    berjalan dengan semestinya.

    III. Sistem Informasi Strategis

    Sebelum alat ukur kinerja yang dapat mempengaruhi manajemen strategis

    digunakan, alat-alat ukur tersebut harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan orang-

    orang yang bertanggung jawab terhadap perumusan implementasi rencana-rencana

    strategis. System informasi strategi berbasis computer ataupun manual, formal atau

    informal- dapat melakukan fungsi tersebut dengan memberikan layanan informasi yang

    dibutuhkan oleh manajemen puncak.

  • 21

    Fungsi dari informasi strategi adalah untuk mengontrol keputusan keputusan

    pembelian. Sehingga perusahaan dapat merespon dengan fleksible perubahan-perubahan

    besar yang terjadi dan peristiwa yang tidak terduga lainnya.

    Factor-faktor penting kesuksesan (CSF) adalah berbagai hal yang harus berjalan

    dengan baik untuk menjamin kesuksesan sebuah perusahaan. CSF seharusnya

    merupakan:

    Factor penting untuk mencapai keseluruhan sasaran dan tujuan perusahaan.

    Factor yang dapat diukur dan dikendalikan oleh organisasi ketika diaplikasi

    Relative sedikit jumlahnya

    Mengekspresikan berbagai hal yang harus dilaksanakan

    Dapat diaplikasi pada seluruh perusahaan dalam industry yang memiliki

    kesamaan sasaran dan strategi.

    Bersifat hierarkis. Beberapa CSF akan berpengaruh terhadap keseluruhan

    perusahaan, sementara factor lainnya pengaruhnya lebih sempit,yaitu dalam satu

    wilayah fungsional.

    CSF memberikan titik awal untuk mengembangkan satu system informasi. System

    informasi tertentu akan menunjukkan dengan tepat wilayah-wilayah penting yang

    menuntut perhatian seorang meneger.

    Pada tingkat divisional (SBU) system informasi harus mampu mendukung,

    memperkuat, atau memperluas strategi tingkat unit bisnis dengan satu komponen

    pendukung keputusan. SBU yang menggunakan strategi yang menekankan

    kepemimpinan biaya pada seluruh aspek, dapat menggunakan system informasinya untuk

    membantu mengurangi biaya baik itu melalui peningkatan produktifitas atau melalui

    penggunaan sumber-sumber dayalainya, seperti persediaan atau mesin-mesin lainnya.

    SBU lain, sebaliknya, mungkin perlu menggunakan strategi diferensiasi. SBU tersebut

    dapat menggunakan system informasinya untuk membantu menambah keunikan pada

    produk atau jasa yang dihasilkannya dan memberikan kontribusi pada kualitas, jasa

    layanan, atau citra yang diinginkan oleh wilayah-wilayah fungsionalnya.

    Pemilihan strategi tingkat unit bisnis akan menentukan jenis system informasi yang

    dibutuhkan oleh suatu SBU baik dalam mengimplementasikan maupun mengontrol

    aktivitas-aktivitas strategis. Berbagai system informasi yang ada akan dibentuk secara

  • 22

    berbeda-beda untuk memonitor aktivitas yang berbeda-beda pula karena jenis strategi

    tingkat unit bisnis tersebut memiliki factor-faktor penting kesuksessan yang juga berbeda.

    IV. Pusat-pusat pertanggung jawaban

    System-sistem pengendalian dapat dibangun untuk memantau fungsifungsi, proyek-

    proyek atau divisi-divisi tertentu. Contohnya adalah anggaran biasanya digunakan untuk

    mengontrol indictor-indikator kinerja keuangan bersama dengan pusat pertanggung

    jawaban. Pusat pertanggungjawaban adalah unit yang dapat di evaluasi terpisah dari unit

    perusahaan yang lain. Setiap pusat pertanggung jawaban di pimpin oleh manger yang

    bertangung jawab ataas kinerja itu, memiliki anggaran sendiri, dan dievaluasi

    berdasarkan penggunaan sumberdaya pada anggarannya. Pusat pertanggungjawaban

    menggunakan sumberdaya (diukur dalam bentuk biaya atau pengeluaran) untuk

    menghasilkan jasa atau produk (diukur dalam bentuk jumlah atau pendapatan yang

    diterima). Jenis-jenis pusat pertanggungnjawaban yang digunakan di tentukan oleh cara

    system control perusahaan mengukur sumberdaya tersebut atau jasa produk yang

    dihasilkan. Ada 5 jenis utama pusat pertangguang jawaban yaitu:

    a) Pusat biaya standar

    Terutama digunakan dalam fasilitas fasilitas manufaktur, biaya-biaya standar

    (atau perkiraaan) dihitung untuk setiap operasi berdasarkan data historis. Untuk

    mengevaluasi kinerja pusat pertanggunag jawaban, total biaya standar pusat

    pertanggunag jawaban dikalikan unit produksi yang dihasikan ; hasilnya adalah

    perkiraan biaya produksi, yang kemudian dibandingkan dengan biaya produksi

    actual.

    b) Pusat pendapatan Produksi,

    biasanya dalam bentuk unit produksi penjualan dalam dolar, diukur tanpa

    memperhatikan biaya sumberdaya (missal gaji). Pusat pertanggunga jwaban

    dinilai dalam hal efektifitas dari pada efesiensi. Efektifitas wilayah penjualan,

    misalnya, ditentukan oleh perbandingan penjualan actual dengan proyeksi

    penjualan atau penjualan lalu. Laba tidak diperhatikan karena departemen

    penjualan memiliki pengaruh terbatas terhadap biaatau penjualan lalu. Laba tidak

  • 23

    diperhatikan karena departemen penjualan memiliki pengaruh terbatas terhadap

    biaya yang dikeluarkan untuk produka yang mereka jual.

    c) Pusat pengeluaran

    Sumber-sumberdaya diukur dalam dollar tanpa memperhatikan biaaya produk

    atau jasa layanan yang dihasilkan. Dengan demikian anggaran di persiapkan

    untuk pengeluaran-pengeluaran rekayasa(biaya-biaya yang dapat dihitung) dan

    pngeluaran discretionary (biaya yang hanya dapat diestimasi). Pusat pengeluaaran

    ini biasanya berasal dari departemen-departemen yang bersifat administrative,

    pelayanan, dan penelitian. Pusat pertanggungjawaban ini memang sangat

    membebani pendapatan oraganisasi atau perusahaan namun memberikan

    kontribusi terhadap pendapatan yang diterima secara tidak langsung.

    d) Pusat laba

    Pada pusat pertanggungjawabaan ini kinerja diukur berdasarkan selisih antara

    pendapatan (yang diukur dalam produksi) dan pengeluaran yag diukur dalam

    pemakaian sumberdaya. pusat laba biasanya ditetapkan ketika sebuah unit

    organsasi berusaha mengontrol sumbersumberdayanya dan produk atau jasa yang

    dihasilkannya. Dengan demikian, perusahaan dapat diorganisasikan kedalam

    devisi-devisi lini produk yang terpisah. Para manager setiap devisi diberi otonomi

    yang besarnya berdasarkan kemampuan mempertahankan laba pada tingkat yang

    memuaskan(atau lebih baik).

    e) Pusat investasi

    Oleh karena banyak divisi dalam perusahaan-perusahaan pemanufakturan besar

    menggunakan asetnya dengan cukup signifikan dalam memproduksi produk

    mereka, maka penilaian atas asset harus dimasukan sebagai factor atau unsure

    penting dalam menilai kinerja divisi tersebut. Bila hanya memfokuskan pada laba

    yang diperoleh, bagaimana dalam pusat laba, maka penilaian kinerja tidak akan

    cukup memadai. Kinerja pusat investasi diukur berdasarkan selisih antara

  • 24

    penggunaan sumberdaya dan produk atau jasa yang dihasilkan. Ukuran kinerja

    pusat investasi yang paling banyak digunakan adalah ROI.

    V. Mengukur Kinerja

    Informasi-informasi tertentu berisi data kinerja dan laporan aktivitas yang terdapat

    pada tahap evaluasi dan pengendalian manajemen strategis. Jika kinerja yang tidak

    diinginkan merupakan hasil dari penggunaan yang tidak tepat dari sebuah proses

    manajemen strategis, maka para manager operasional harus segera menngetaahui hal

    tersebut. Tanpa melibatkan manager puncak dalam memperbaiki aktivitas karyawanya.

    Akan tetapi bila kinerja yang tidak diinginkan berasal dari proses mereka sendiri, manager

    puncak dan manager operasional harus dapat mengetahuinya dan kemudian mereka harus

    melakukan pengembangan program atau prosedur implementasi yang baru.

    Pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada

    bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang

    ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses management strategis

    (dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan penggurangan biaya, dari

    berbagai ukuran lainnya) harus betul-betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan

    selama masa implementasi strategi.

    Return on investment (ROI), adalah ukuran yang baik untuk mengevaluasi

    kemampuan perusahaan atau divisi dalam mencapai sasaran profitabilitas. ROI memiliki

    keterbatasan dalam mengukur sasaran perusahaan lainnya seperti tanggung jawab social,

    perusahaan, dan pengembangan karyaawan. ROI menunjukkan apa yang telah terjadi

    setelah fakta diperoleh bukan apa yang sedang terjadi atau yang akan terjadi. ROI

    merupakan ukuran paling umum yang digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan

    (dalam hal laba yang diperoleh). ROI di dapat dari hasil pembagian antaraa pendapatan

    bersih sebelum pajak dengan total aktiva.

    Keunggulan dari ROI :

    ROI merupakan gambaran tunggal keseluruhan yang dipengaruhi oleh segala

    sesuatu yang telah terjadi

  • 25

    ROI mengukur seberapa baik manger divisi menggunakan aktiva perusahaan untuk

    mengghasilkan laba. ROI juga merupakan cara yang baik untuk mengecek akurasi

    proposal investasi modal yang diajuakan.

    ROI merupakan satuan umum yang dapat diperbandingkan dengan banyak entitas

    bisnis lainnya

    ROI menyediakan sebuah insentif untuk menggunakan aktiva yang ada dengan

    efisien

    ROI memberikan sebuah insentif untuk memperoleh aktiva baru hanya bila

    penggunaan aktiva tersebut akan meningkatkan return yang diinginkan.

    Keterbatasan ROI:

    Sangat sensitive terhadap kebijakan penyusutan yang digunakan.

    Sensitive terhadap nilai buku

    Harga perpindahan yang sulit ditentukan

    Akan jelas terlihat lebih baik divisi yang menguntungkan di banding divisi lain

    Rentang waktu penilaian yang tersedia sangat pendek

    Daur hidup bisnis sangat mempengaruhi kinerja ROI, seringkali mengabaikan

    kinerja manajerial yang ada.

    Selain ROI ada pula pengukuran yang lumayan popular yaitu earning per share (EPS),

    dan return of equity (ROE).

    Kekurangan dari EPS adalah karena adanya prinsip-prinsip akuntansi alternative ,

    EPS dapat berbeda-beda menurut prinsip akuntansi yang dianut walaupun sama-sama

    mempunyai nilai yang dapat diterima,tergantung pilihan prinsip akuntansinya yang

    digunakan dalam penghitunganya. Selain itu EPS didasarkan pada pendapatan yang

    diterima dimuka oleh karena itu EPS mengabaikan nilai waktu uang. Kekurangan ROE

    juga karena ia juga diperoleh berdasarkan data keuangan akuntansi. Pada dasarnya ROE

    dan EPS tidak cukup baik untuk mengukur kinerja perusahaan.

    Setiap stakeholder memiliki criteria tersendiri untuk mentukan seberapa baik kinerja

    yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan kepentingannya stakeholdernya itu.

    olehkarena itu manajemen puncak harus dapat menjaga nilai dari stakeholdernya sehingga

    manajemen puncak harus menetapkan satu atau lebih pengukuran sederhana untuk setiap

    kategori stakeholdernya.

  • 26

    Contohnya,

    Kategori stakeholder Alat ukur jangka pendek yang

    memungkinkan

    Alat uukur jangka panjang

    yang memungkinkan

    Pelanggan

    Penjualan

    Pelanggan baru

    Jumlah pelanggan baru yang

    kebutuhannya terpenuhi

    (para pencoba)

    Pertumbuhan dalam

    penjualan

    Perbutaran berdasarkan

    pelanggan

    Kemampuan untuk

    mengendalikan harga

    pemasok

    Biaya bahan mentah

    Waktu pengiriman

    persediaan

    Ketersediaan bahan mentah

    Tingkat pertumbuhan:

    biaya, bahan mentah, waktu

    pengiriman persediaan

    Ide-ide baru dari para

    pemasok

    Komunitas keuangan

    EPS

    Harga saham

    Jumlah daftar yang membeli

    saham

    ROE

    Kemampuan untuk

    meyakinkan Wall Street

    tentang strategi yang

    ditempuh

    Pertumbuhan ROE

    karyawan

    Jumlah saran dari karyawan

    Produktifitas

    Jumlah desas-desus yang

    berkembang

    Jumlah promosi internal

    Keluar masuk karyawan

    DPR

    Jumlah peraturan yang

    mempengaruhi perusahaan

    Akses kepada tokoh kunci

    dan staf wakil rakyat

    Jumlah peraturan baru

    yang mempengaruhi

    industry

    Rasio antara pertemuan

    dengan wakil rakyat yang

    menghasilkan kerja

    sama vs menjadi

    pesaing

  • 27

    Lembaga perwakilan

    konsumen

    Jumlah pertemuan dengan

    lembaga perwakilan

    konsumen

    Jumlah pertemuan yang

    penuh permusuhan

    Jumlah kerjasama yang

    dihasilkan

    Jumlah tuntutan hokum

    terhadap perusahaan

    Jumlah perusahaan dalam

    kebijakan terhadap

    lembaga perwakilan

    konsumen

    Jumlah bantuan yang

    diberikan kepada lembaga

    perwakilan konsumen

    Para pencinta

    lingkungan Sama sama

    Kategori stakeholder Alat ukur jangka pendek

    Para manager dapat menetapkan berbagai pengendalian untuk tetap memfokuskan

    diri mereka baik dalam aktivitas yang menghasilkan kinerja(prilaku)atau dalam hasil

    actual kinerja (output). Pengendalian terhadap prilaku menunjukan bagaimana

    sesuatu harus dilakukan melalui serangkaian kebijakan, aturan, prosedur standar operasi,

    dan perintah dari atasan. Pengandalian terhadap output, menunjukan apa yang yang

    harus dicapai dengan memfokuskan pada hasil akhir perilaku tertentu melalui

    penggunaan sasaran dan target kinerja atau tonggak peristiwa penting.

    VI. Proses Pengendalian Strategi Yang Adaptif

    Pengendalian strategi seyogyanya menurut Pearce dan Robinson adaptif terhadap

    berbagai perubahan yang terjadi selama proses manajemen strategi berlangsung.

    Menurut Pearce dan Robinson ada 4 tipe dasar pengendalian strategi :

    a. Pengendalian Premis (Premise Control)

    Setiap strategi biasanya didasarkan pada premis perencanaan tertentu, asumsi-

    asumsi atau prediksi-prediksi. Pengendalian premis didesain untuk mengecek secara

    sistematis dan kontinyu apakah premis-premis, asumsi-asumsi dan prediksi-prediksi

    yang digunakan sebagai dasar analisa lingkungan untuk memformulasi strategi

    validitasnya masih bisa dipercaya atau tidak? Apabila suatu premis yang vital tidal

  • 28

    lagi valid, suatu strategi mungkin harus disesuaikan bahkan harus diubah. Semakin

    cepat suatu premis yang tidak valid dapat diketahui maka semakin cepat pula

    kesempatan untuk mengubah strategi yang ada.

    Menurut Pearce dan Robinson ada berbagai premis yang biasa diamati, di

    antaranya adalah premis perencanaan yang sangat berhubungan dengan lingkungan

    dan industry. Faktor lingkungan yang dicermati diantaranya adalah tingkat inflasi,

    teknologi, tingkat bunga, regulasi dan berbagai perubahan social budaya yang ada.

    Sedangkan faktor-faktor industry diantaranya adalah pesaing, pemasok, produk

    substitusi, dan hambatan-hambatan untuk masuk dalam suatu industry.

    b. Pengendalian Implementasi ( Implementation Control )

    implementasi strategi bisanya terdiri atas rangkaian langkah-langkah, program-

    program, investasi, serta berbagai hal yang terjadi selama periode waktu yang lama.

    Pengendalian implementasi didisain untuk menilai apakah strategi secara

    keseluruhan harus diubah, sejalan dengan hasil yang berkaitan dengan tindakan

    implementasi strategi secara keseluruhan.

    Dua tipe dasar dari pengendalian implementasi

    dua tipe dasar dari pengendalian implementasi yang biasa digunakan adalah

    monitoring strategic thrust dan milestone reviews.

    a) Strategic thrust memberikan informasi yang membantu manajemen untuk

    menilai strategi secara keseluruhan, apakah berjalan sesuai rencana atau

    perlu beberapa penyesuain.

    b) Sedangkan dalam milestone reviews manajemen sering berusaha untuk

    mengidentifikasikan kejadian-kejadian yang signifikan, yang akan dialami

    selama strategi diimplementasikan. Kejadian tersebut biasanya meliputi

    penilaian kembali atas full scale reassessment.

    c. Pengawasan Strategi (Strategic Surveillance)

    Pengawasan strategi didisain untuk memonitor rangkaian kejadian yang luas di

    dalam dan di luar perusahaan, yang nampaknya akan mempengaruhi tindakan

    strategi perusahaan. Gagasan mendasar di belakang pengawasan strategi adalah

  • 29

    informasi penting yang hingga sekarang tidak diantisipasi mungkin ditemukan

    melalui pemonitoran umum dari sumber informasi yang banyak. Pengawasan

    strategi seharusnya merupakan aktivitas penelitian lingkungan (environmental

    scanning) yang tidak ketat.

    d. Pengendalian Sinyal Khusus (Special Alert Control)

    Pengendalian sinyal khusus ini adalah pertimbangan kembali mendalam, sering dan

    cepat dari perusahaan, karena kejadian yang mendadak atau tidak diharapkan.

    Kejadian ini memerlukan penilaian kembali yang segera dan intensif atas strategi

    perusahaan dan situasi strategi sekarang. Keempat tipe tersebut mempunyai tujuan

    umum yang sama, yaitu untuk menilai apakah strategi harus diubah sejalan dengan

    kejadian-kejadian yang berkembang. Tidak seperti pengendalian operasional,

    pengendalian strategi didesain untuk secara berkesinambungan dan proaktif

    menanyakan arah dasar strategi. Baik pengendalian operasional maupun

    pengendalian strategi, kedua-duanya diperlukan untuk mengelola proses strategi

    secara efektif.

    VII. Pentingnya Informasi Dalam Pengendalian Strategi

    Agar pengendalian strategi berhasil secara optimal, manajemen harus memiliki

    informasi yang benar dan akurat serta dapat dipercaya yang merefleksikan berbagai

    pengukuran kinerja perusahaan. Tanpa informasi seperti itu, kegiatan yang diambil

    untuk menggunakan pengendalian strtaegi akan menjadi sangat subyektif serta hanya

    memiliki kesempatan kecil untuk memperbaiki kinerja perusahaan secara konsisten.

    Informasi merupakan sumber utama dari suksesnya pengendalian strategi.

    VIII. Pedoman untuk melakukan pengendalian

    Dalam mendesain system pengendalian,manajemen puncak perlu mengingat

    bahwa pengendalian yang dilakukan harus sesuai dengan strategi yang ditetapkan.

    Beberapa pedoman berikut ini direkomendasikan untuk melakukan pengendalian yang

    tepat.

  • 30

    1. Pengendalian yang dilakukan hanya melibatkan sejumlah kecil informasi yang

    diperlukan untuk memberikan gambaran yang dapat dipercaya mengenai suatu

    kejadian. Karena kebanyakan pengendalian yang dilakukan akan

    menimbulkan kebingungan. Fokuslah hanya pada 20 faktor yang menentukan

    80% hasil yang ingin di capai.

    2. Pengendalian tersebut hanya memantau aktivitas dan hasil yang memiliki arti

    cukup penting, dengan mengesampingkan kesulitan pengukuran yang

    mungkin muncul.

    3. Pengendalian harus tepat pada waktunya sehingga dapat diambil tindakan

    perbaikan sebelum terlambat.

    4. Pengendalian jangka panjang harus dilakukan seperti halnya pengendalian

    jangka pendek

    5. Pengendalian harus menunjukan kekecualian engan tepat, yaitu hanya

    memperhatikan aktivitas atau hasil yang gagal diluar batas toleransi yang telah

    ditetapkan sebelumnya.

    6. Pengendalian harus digunakan untuk memenuhi penghargaan yang akan

    diberikan atau melebihi standar yang ditetapkan. Bukan untuk menghukum

    kegagalan dalam mencapai standar yang ada. Hukuman yang berlebihan akan

    mengakibatkan perubahan tujuan. Para manager akan memalsukan laporan

    dan melakukan lobi untuk standar-standar yang lebih rendah.

    Jika budaya perusahaan melengkapi dan memperkuat orientasi strategisnya, maka

    perusahaan biasanya hanya akan membutuhkan sedikit system pengendalian formal

    yang intensif. Dalam bukunya ,In search of Excellent, TJ. Peters dan R.H. Waterman

    menyatakan bahwa semakin kuat budaya perusahaan dan semakin budaya itu

    diarahkan pada pasar sasaran, semakin sedikit kebutuhan dan kebijakan-kebijakan

    manual, gambar-gambar stuktur organisasi, atau aturan prosedur yang detail. Dalam

    perusahaan tersebut, karyawan yang mengerjakan lini produksi mengetahui apa yang

    seharusnya mereka lakukan dalam kebanyakan situasi karena pedoman nilai yang

    dipegang telh mengkristal dengan jelas.

  • 31

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    1. Terdapat kerangka kerja Evaluasi Strategi yang terdiri dari proses Menelaah Berdasarkan

    Strategi, Mengukur kinerja organisasi, dan Mengambil tindakan Korektif.

    2. Dalam proses Evaluasi dan Pengendalian Strategi terdapat alat yang dapat digunakan

    seperti Audit.

    3. Setiap perusahaan atau organisasi memerlukan adanya evaluasi dan pengendalian di

    setiap proses manajemennya agar tercapainya tujuan dari perusahaan atau organisasi

    tersebut.

    4. Evaluasi dan pengendalian sangat penting di dalam suatu perusahaan atau organisasi

    bahkan hal ini tidak dapat dipisahkan dari suatu proses manajemen karena lingkungan

    internal dan eksternal akan terus berubah seiring dengan berjalannya waktu.

    SARAN

    1. Dengan adanya evaluasi dan pengendalian dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat

    memberikan hasil yang efektif yang sesuai dengan tujuan perusahaan atau organisasi

    tersebut.

    2. Oleh karena itu dengan adanya evaluasi dan pengendalian darimanajemen strategi yang

    ada dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan.

  • 32

    DAFTAR PUSTAKA

    Purnomo Setiawan Hari, Zulkieflimansyah, Sebuah Konsep Pengantar, Manajemen

    Strategi, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996.

    Fred R. David, Mc Graw Hill, Strategic Management, Salemba Empat, Edisi 10.

    J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, Yogyakarta : 1996.

    Michael A. Hitt, dkk, Daya Saing dan Globalisasi, Manajemen Strategi, Salemba

    Empat, 2002.

    Setiawan Hari Purnomo, SE, MBA, Zulkieflimansyah, Ph.D, Manajemen Strategi,

    Fakultas Ekonomi UI, 1999.

    http://tukangblog.blogspot.com/2011/05/evaluasi-dan-pengendalian-dalam.html