113 indonesian journal of fundamental sciences vol.6, no.2
TRANSCRIPT
113 Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol.6, No.2, October 2020
Batako Ringan Interlock Material Komposit I Gede Yohan Kafrain, Hence Roring, Fenny Moniaga Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik De La Salle Manado
Email: [email protected]
Abstrak. Sampah plastik sangat sulit terurai dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat terurai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat batako yang, ringan, mudah dikerjakan dengan sistem pemasangan interlock dan ramah lingkungan dengan menggunakan bahan komposit limbah botol plastik kemasan air minum. Penelitian dilakukan dengan cara membuat batako menggunakan bahan tambah material komposit plastik. Komposisi campuran untuk biji plastik 50%, 70% dan 90% terhadap volume pasir dan untuk campuran serat plastik 30% dan 50%. Dari hasil pengujian, didapatkan kuat tekan batako campuran biji plastik dengan komposisi 50%, 70% dan 90% berturut turut yaitu 63,88 kg/cm2, 56,28 kg/cm2, dan 51,22 kg/cm2 sedangkan untuk berat isinya berturut-turut yaitu 1503 kg/m3, 1482 kg/m3 dan 1341 kg/m3. Untuk kuat tekan batako dengan campuran serat limbah plastik dengan komposisi campuran 30% yaitu sebesar 30,13 kg/cm2 dengan berat isi 1437 kg/m3 dan campuran 50% menghasilkan kuat tekan sebesar 19,75 kg/cm2, dengan berat isi 1267 kg/m3. Batako dengan campuran biji plastik masuk dalam mutu bata beton pejal kelas II-III, sedangkan untuk batako dengan serat plastik masuk dalam kelas IV. Berdasarkan berat isi, batako yang dihasilkan masuk dalam kelas beton ringan. Keywords: Interlock; Material Komposit; Plastik.
INDONESIAN JOURNAL OF
FUNDAMENTAL SCIENCES
(IJFS) E-ISSN: 2621-6728 P-ISSN: 2621-671x Submitted : April, 1st 2020 Revised : June, 26th 2020 Accepted : August, 26th 2020 Abstract. Plastic waste is tough to
decompose, and it takes a long time to
decompose. The purpose of this research is
to make bricks, lightweight, easy to work
with an interlock installation system, and
are environmentally friendly using plastic
waste composite materials from drinking
water bottles. The research was conducted
by making concrete blocks using plastic
composite material added. The composition
of the mixture for plastic pellets is 50%, 70%,
and 90% by volume of sand and for plastic
fiber mixtures of 30% and 50%. From the
results, the compressive strength of mixed
plastic pellet blocks with a composition of
50%, 70%, 90% was 63.88 kg/cm2, 56.28
kg/cm2, and 51.22 kg/cm2 respectively. while
for the weight of the contents, respectively,
namely 1503 kg/m3, 1482 kg/m3, 1341 kg/m3.
For the compressive strength of the brick
with a mixture of plastic waste fibers with a
mixed composition of 30%, namely 30.13
kg/cm2 with a content weight of 1437 kg/m3
and a mixture of 50% produces a
compressive strength of 19.75 kg/cm2, with
a content weight of 1267 kg/m3. The brick
with a mixture of plastic pellets is included
in the class II-III solid concrete brick quality
level, while for concrete bricks with plastic
fibers it is in class IV. Based on the fill
weight, of the concrete blocks produced, it
is classified as lightweight concrete.
PENDAHULUAN
Sampah botol plastik adalah salah satu sampah yang sulit untuk terurai
dikarenakan berbahan plastik. Sampai saat ini sampah plastik sudah menjadi
masalah global yang dialami oleh dunia. Indonesia merupakan salah satu negara
penghasil sampah plastik terbesar ke dua. Sampah plastik sudah banyak
menimbulkan kerusakan ekosistem. Sampai saat ini produksi botol plastik masih
dilakukan dan masyarakat pada umumnya masih menggunakan botol plastik
sebagai kemasan air minum. Sehingga saat ini diperlukan suatu penangan untuk
mengatasi sampah plastik ini khususnya sampah betol plastik bekas kemasan air
minum. Maka dalam hal ini peneliti akan melakukan penelitian yang memanfaatkan
sampah botol plastik sebagai material komposit untuk membuat batako ringan
interlock. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu agar dapat mengurangi limbah
plastik khusunya limbah botol plastik dan memanfaatkan limbah botol plastik
menjadi material yang berguna dan menghasilkan nilai tambah. Penelitian ini sangat
penting dan urgen dilakukan karena apabila penelitian ini berhasil maka akan
memberikan dampak yang positif pada lingkungan. Masyarakat yang menggunakan
material batako komposit plastik sebagai dinding akan mendapatkan harga batako
yang murah dan dari segi struktur beban bangunan akibat dinding akan lebih ringan
dibandingkan menggunakan batako konvensional.
Imam Trianggoro Saputro pada tahun 2017 melakukan penelitian mengenai
Batako Ringan, yaitu batako dibuat dari campuran semen, pasir dan Styrofoam.
Iman Trianggoro Saputro mengganti volume agregat terhadap Styrofoam sebesar
15%, 30%, 45% dan 60%. Dan menghasilkan berat volume berturut-turut yaitu 2052,92
kg/m3, 1866,58 kg/m3, 1639,01 kg/m3, 1396,26 kg/m3, dan 1044,68 kg/m3. Sesuai
dengan hasil pengujiannya, batako yang memenuhi klasifikasi III (SNI 03-0349-1989,
Bata Beton Untuk Pasangan Dinding, 1989) adalah batako dengan rasio Styrofoam
30% dan 45% (Imam Trianggoro Saputro, 2017).
Pada tahun 2017 Prasetyo Ramadhan dan Nursyamsi melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Penggunaan Limbah Plastik LDPE Sebagai Agregat Pada Batako
Beton Ringan dengan cara mendaur ulang plastik LDPE bekas menjadi biji plastik
untuk dijadikan agregat. Ukuran batako yang dibuat yaitu 40 cm x 20 cm x 10 cm,
selain membuat sampel betako dibuat juga sampel silinder untuk pengujian kuat
tekannya. Komposisi campuran yang dibuat yaitu 1:6:0,24 antara semen, pasir dan
air dengan komposisi substitusi biji plastik yang dipakai adalah 20% terhadap pasir.
Dari hasil penelitian ini diperoleh berat isi rata-rata batako yang menggunakan biji
plastik LDPE 20% sebesar 1.606 g/cm3. Kuat tekan yang dihasilkan sebesar 43,05
kg/cm3 (Prasetyo Ramadhan & Nursyamsi, 2017).
Pada tahun 2017 Nursyamsi dan Vincent Theresa juga meneliti mengenai
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik HPDE Sebagai Substitusi Pasir Pada
Campuran Batako. Pada penelitian ini digunakan limbah plastik HDPE sebanyak 0%,
Batako Ringan Interlock – I Gede Yohan Kafrain (113-126) 114
115 Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol.6, No.2, October 2020
10%, 20% dan 30%. Dari penelitian ini didapatkan bahwa batako yang paling ringan
dihasilkan dari komposisi 30% plastik HDPE, sedangkan kuat tekan yang dihasilkan
semakin menurut seiring bertambahnya jumlah kandungan plastik HDPE pada
batako (Nursyamsi & Vincent Theresa, 2017).
METODE PENELITIAN
Adapun metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:
A. Persiapan Pada tahap ini dilakukan studi literatur, studi pendahuluan penentuan
rumusan masalah, tujuan dan Batasan dari penelitian.
B. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan terdiri dari:
1. Semen Portland (PPC) 2. Limbah botol plastik yang sudah dihancurkan menjati biji plastik dan serat
plastik 3. Air 4. Pasir
C. Peralatan Penelitian 1. Timbangan 2. Gelas ukur 3. Wadah penampung material 4. Bekisting cetakan batako 5. Sendok cetok 6. Sekop 7. Universal Testing Machine (UTM)
D. Langkah-langkah penelitian 1. Pemeriksaan dan pengujian bahan dasar
a. Pemeriksaan semen b. Pemeriksaan pasir c. Pemeriksaan air d. Pemeriksaan plastik
2. Pembuatan benda uji a. Trial mix kebutuhan material pembuatan batako, silinder beton dan
balok beton b. Pembuatan batako c. Pembuatan silinder beton
3. Pengujian Benda Uji a. Pengujian kuat tekan batako ringan interlock material komposit b. Pengujian berat isi
E. Metode Analisis Data 1. Pengujian kuat tekan batako ringan interlock material komposit
Untuk menghitung kuat tekan batako interlock material komposit digunakan
persamaan:
Keterangan :
f’c = Kuat tekan beton (Mpa) Pu = Beban maksimum (N) A = Luas penampang tekan (mm2)
Berdasarkan lampiran A (SNI 1974:2011 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton,
2011, p. 19), Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder, diketahu tabel
konversi untuk diameter silinder.
Tabel 1. Estimasi Korelasi Kuat tekan Silinder Beton Berdasarkan Diameter Benda Uji (L/D=2)
Diameter (D) mm Tinggi (L) mm FaktorKoreksi
50 100 1.09
75 150 1.06
100 200 1.04
125 250 1.02
150 300 1
175 350 0.98
200 400 0.96
250 500 0.93
300 600 0.91 Sumber: lampiran A (SNI 1974:2011 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, 2011), Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder
Tabel 2. Syarat-syarat Fisis Bata Beton
Syarat Fisis Satuan
Tingkat mutu bata
beton pejal
I II III IV
1. Kuat tekan bruto rata-rata min.
kg/cm2 100 70 40 25
2. Kuat tekan bruto masing-masing benda uji min.
kg/cm2 90 65 35 21
3. Penyerapan air rata-rata % 25 35 - -
Sumber: (SNI 03-0349-1989, Bata Beton Untuk Pasangan Dinding, 1989, p. 03), Bata beton
untuk pasangan dinding
Batako Ringan Interlock – I Gede Yohan Kafrain (113-126) 116
117 Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol.6, No.2, October 2020
2. Pengujian berat isi batako ringan interlock material komposit Pengujian berat isi dilakukan pada saat beton batako sudah dalam keadaan
keras yaitu pada saat batako sudah berumur 28 hari. Untuk menghitung berat isi
dari batako digunakan persama seperti di bawah ini:
Keterangan :
w = Berat isi (kg/m3)
W = Berat benda uji (kg)
V = Volume benda uji (m3)
Tabel 3. Beton Ringan Berdasarkan Kuat Tekan dan Berat Jenisnya [4]
Jenis beton ringan Berat jenis (kg/m3) Kuat tekan (MPa)
Beton ringan struktural (structural lightweight concretes)
1400-1800 >17
Beton ringan untuk pasangan batu (masonry concretes)
500-800 6,9 – 17,3
Beto n ringan penahan panas (insulating concretes)
< 800 0,7 - 7
Sumber: (A.M & Brooks, 1987)
Tabel 4. Jenis beton berdasarkan berat jenisnya
Jenis beton Berat jenis (kN/m3) Tujuan konstruksi
Beton sangat ringan ≤10 non-struktur
Beton ringan 15 – 30 Struktur ringan
Beton normal (beton biasa) 30 – 40 Struktur
Beton berat 40– 80 Perisai sinar -X
Sumber: (Tjokrodilmuljo, 2007)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan material penyusun batako ringan material komposit
Pengumpulan botol plastik dilakukan melalui pengepul botol plastik yang ada
di kota Manado. Untuk material pasir digunakan pasir dari daerah Kabupaten
Minahasa Selatan yaitu dari Amurang. Sedangkan semen yang digunakan dari
penelitian ini yaitu semen Conch.
Gambar 1. Pengumpulan Material Penyusun Batako
B. Pengujian Material Penyusun Batako
Setelah material-material penyusun batako komposit terkumpul kemudian
dilakukan pengujian dasar material di laboratorium. Pengujian dasar ini terdiri dari
pengujian berat jenis, berat isi, dan gradasi dari pasir dan biji plastik dari limbah
botol plastik yang sudah dihancurkan
Gambar 2. Pengujian Berat Jenis, Berat Isi dan Gradasi Pasir
Gambar 3. Pengujian Berat Jenis, Berat Isi dan Gradasi Biji Plastik
Pengujian air dan semen dilakukan dengan mengamati kondisi secara fisik
dari material tersebut. Air yang digunakan merupakan air bersih yang tidak
berwarna dan tidak berbau. Material semen yang digunakan yaitu semen Conch
yang baru dibuka dari pengamatan terlihat semen dalam keadaan yang baik tidak
terdapat gumpalan-gumpalan semen.
Batako Ringan Interlock – I Gede Yohan Kafrain (113-126) 118
119 Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol.6, No.2, October 2020
1. Hasil Pengujian Berat Jenis Pasir
Tabel 5. Hasil Pengujian Berat Jenis Pasir
No Sample 1 2 Rata-rata
Berat sample kondisi SSD (gr) 500 500
Berat sample kering A (gr) 472.49 474.68
Brt. Piknometer + air B (gr) 667.38 664.77
Brt. Piknometer + sample + air C (gr/cc)
969.53 965.48
Berat Jenis Bulk A/(B+500-C) (gr/cc) 2.388 2.382 2.385
Berat Jenis SSD 500/(B+500-C) (gr/cc) 2.527 2.509 2.518
Berat Jenis Semu A/(B+A-C) (gr/cc) 2.774 2.729 2.751
Penyerapan (500-A)/A*100 (%) 5.822 5.334 5.578 Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
2. Hasil Pengujian Berat Jenis Biji Plastik
Tabel 6. Berat Jenis Biji Plastik
No Sample 1 2 Rata-rata
Berat sample kondisi SSD (gr) 20 20
Berat sample kering A (gr) 19.78 19.82
Brt. Piknometer + air B (gr) 666.06 665.97
Brt. Piknometer + sample + air C (gr/cc)
669.83 669.51
Berat Jenis Bulk A/(B+500-C) (gr/cc) 1.219 1.204 1.211
Berat Jenis SSD 500/(B+500-C) (gr/cc) 1.232 1.215 1.224
Berat Jenis Semu A/(B+A-C) (gr/cc) 1.235 1.217 1.226
Penyerapan (500-A)/A*100 (%) 1.112 0.908 1.010 Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
3. Hasil Pengujian Berat Isi Pasir
Tabel 7. Berat Isi Pasir
No Sample Lepas Padat
1 2 1 2
Berat mould (A) gr 7820 7820 7820 7820
Berat sample + mould (B) gr 20300 20320 21440 21480
Berat sample (C=B-A) gr 12480 12500 13620 13660
Berat mould + Air (D) gr 17600 17600 17600 17600
Berat Air/Isi mould (E = D-A) gr 9780 9780 9780 9780
Berat isi (F =C/E) gr/cc 1.276 1.278 1.393 1.397
Rata-rata berat isi 1.277 1.395
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
4. Hasil Pengujian Berat Isi Pasir
Tabel 8. Berat Isi Pasir
No Sample Lepas Padat
1 2 1 2
Berat mould (A) gr 7820 7820 7820 7820
Berat sample + mould (B) gr 10180 10120 11100 11150
Berat sample (C=B-A) gr 2360 2300 3280 3330
Berat mould + Air (D) gr 17600 17600 17600 17600
Berat Air/Isi mould (E = D-A) gr 9780 9780 9780 9780
Berat isi (F =C/E) gr/cc 0.241 0.235 0.335 0.340
Rata-rata berat isi 0.238 0.338
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
5. Hasil Pengujian Analisis Saringan Pasir
Gambar 4. Grafik Analisa Saringan Pasir
6. Hasil Pengujian Analisis Saringan Biji Plastik
Gambar 5. Grafik Analisa Saringan Biji Plastik
Batako Ringan Interlock – I Gede Yohan Kafrain (113-126) 120
121 Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol.6, No.2, October 2020
C. Pembuatan Benda Uji
Tahapan selanjutnya setelah dilakukan pengujian material dasar penyusun
batako yaitu mix desain dan pencampuran material untuk pembuatan benda uji
batako dan silinder dengan ukuran D = 10 cm, H = 20 cm. Mix desain dilakukan
dengan beberapa variasi yaitu:
1. Plastik cacah (serat plastik) 30% dan 50% dengan diberikan kode PT 30% dan
PT 50%
2. Plastik yang dilelehkan (biji plastik) 50%, 70% dan 90% dengan diberikan kode
BK 50%, BK 70% dan BK 90%
Gambar 6. Pencampuran material
Gambar 7. Pembuatan Benda Uji Silinder dan Batako
Gambar 8. Batako Ringan Interloc Material Komposit
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan parawatan beton dengan cara direndam
dalam bak air.
Gambar 9. Perawatan Benda Uji Beton
D. Pengujian Silinder Beton dan Batako
Pengujian benda uji silinder dan batako dilakukan setelah benda uji berumur
14 hari dan 28 hari. Pengujian yang dilakukan yaitu uji tekan untuk mengetahui kuat
tekan dari benda uji silinder dan batako serta pengukuran berat isi dari beton
batako.
1. Hasil pengujian kuat tekan silinder dan batako umur 14 hari
Untuk hasil pengujian silinder, terlebih dahulu dilakukan korelasi kuat tekan
silinder beton berdasarkan diameter benda uji (L/D =2)
Tabel 9. Hasil Pengujian Benda Uji Silinder
Nama
Benda Uji
Hasil Pengujian (Kg) Rata-rata Hasil
Pengujian (Kg)
Kuat Tekan
(kg/cm2) Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
BK 50% 2800 4270 2970 3346.67 44.32
BK 70% 2632 3724 2759 3038.37 40.23
BK 90% 2720 2730 2310 2586.67 34.25
PT 30% 860 1329 884 1024.33 13.56
PT 50% 715 532 821 689.23 9.13
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
Batako Ringan Interlock – I Gede Yohan Kafrain (113-126) 122
123 Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol.6, No.2, October 2020
Tabel 10. Hasil Pengujian Benda Uji Batako
Nama
Benda Uji
Hasil Pengujian (Kg) Rata-rata Hasil
Pengujian (Kg)
Kuat Tekan
(kg/cm2) Benda Uji 1 Benda Uji 2
BK 50% 5984 5875 5929.63 51.14
BK 70% 4482 4126 4304.00 38.31
BK 90% 3504 3932 3718.00 29.95
PT 30% 1310 1162 1236.00 11.20
PT 50% 1092 968 1030.00 9.33
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
Tabel 11. Rata-rata Kuat Tekan Benda Uji Silinder dan Batako umur 14 hari
Nama
Benda Uji
Kuat Tekan (kg/cm2) Rata-rata Kuat
Tekan (kg/cm2) Silinder Batako
BK 50% 50.36 58.12 47.73
BK 70% 45.72 43.53 39.27
BK 90% 38.92 34.03 32.10
PT 30% 15.41 12.73 12.38
PT 50% 10.37 10.61 9.23
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
2. Hasil pengujian kuat tekan silinder dan batako umur 28 hari
Tabel 12. Hasil Pengujian Benda Uji Silinder
Nama
Benda Uji
Hasil Pengujian (Kg) Rata-rata Hasil
Pengujian (Kg)
Kuat Tekan
(kg/cm2) Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
BK 50% 2800 4270 2970 4963.33 65.72
BK 70% 2632 3724 2759 4373.33 57.91
BK 90% 2720 2730 2310 3901.33 51.66
PT 30% 860 1329 884 2340.37 30.99
PT 50% 715 532 821 1289.67 17.08
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
Tabel 13. Hasil Pengujian Benda Uji Batako
Nama
Benda Uji
Hasil Pengujian (Kg) Rata-rata Hasil
Pengujian (Kg)
Kuat Tekan
(kg/cm2) Benda Uji 1 Benda Uji 2
BK 50% 5984 5875 7258.00 62.03
BK 70% 4482 4126 6393.67 54.65
BK 90% 3504 3932 5942.33 50.79
PT 30% 1310 1162 3425.67 29.28
PT 50% 1092 968 2623.33 22.42
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
Tabel 14. Rata-rata Kuat Tekan Benda Uji Silinder dan Batako umur 28 hari
Nama
Benda Uji
Kuat Tekan (kg/cm2) Rata-rata Kuat
Tekan (kg/cm2) Silinder Batako
BK 50% 65.72 62.03 63.88
BK 70% 57.91 54.65 56.28
BK 90% 51.66 50.79 51.22
PT 30% 30.99 29.28 30.13
PT 50% 17.08 22.42 19.75
Sumber: hasil pengujian laboratorium 2020
Gambar 10. Grafik Hasil Pengujian Batako Ringan Interloc Material Komposit Biji
Plastik
Dari Gambar 10 dapat diketahui bahwa semakin tinggi kandungan material
biji plastik dalam campuran batako, maka kekutannya juga akan semakin menurun,
penurunan kekuatan batako dari kandungan plastik 50% ke 90% sebesar 19,8%.
Gambar 11. Grafik Hasil Pengujian Batako Ringan Interloc Material Komposit Serat
Plastik
Batako Ringan Interlock – I Gede Yohan Kafrain (113-126) 124
125 Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol.6, No.2, October 2020
Dari Gambar 11 dapat diketahui bahwa semakin tinggi kandungan material biji
plastik dalam campuran batako, maka kekutannya juga akan semakin menurun,
penurunan kekuatan batako dari kandungan serat plastik 30% ke 50% sebesar
34,46%.
Gambar 12. Grafik perbandingan kuat tekan batako ringan interlock material komposit
biji plastik dan serat plastik
Dengan kandungan plastik yang sama dari penelitian ini dapat diketahu
bahwa plastik yang dibentuk menjadi biji-biji plastik akan menghasilkan kuat tekan
batako yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tekan batako dari material serat
plastik. Selisih kuat tekan yang dihasilkan yaitu sebesar 44,13 kg/cm2 atau sebesar
69,08% Berdasarkan hasil pengujian maka dapat diketahu kelas dari batako yang
dihasilkan dengan membandingkan hasil pengujian batako maupun silinder beton
yang sudah dilakukan dengan standar kuat tekan batako sesuai dengan SNI.
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa batako interloc material komposit untuk
material biji plastik masuk dalam tingkat mutu bata beton pejal kelas II-III. Untuk
batako dengan material plastik yang dicacah (serat plastik) yang diteliti baik
kandungan plastik 30% maupun 50% belum masuk dalam kelas IV bata beton pejal
yang ada di SNI.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil-hasil pengujian yang telah dibahas di atas maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Semakin tinggi kandungan plastik dalam campuran batako maka kekuatan
batako juga akan semakin menurun.
2. Penurunan kekuatan batako dengan penambahan kandungan plastik untuk
campuran dengan biji plastik sebesar 19,8% dan untuk campuran serat plastik
sebesar 34,46%.
3. Kuat tekan batako yang dihasilkan dari campuran biji plastik dengan
persentase kandungan plastik yang sama jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan kuat tekan batako yang dihasilkan dari serat plastik dengan selisih
69,08%.
4. Kuat tekan batako dengan komposisi campuran biji plastik 50%, 70% dan 90%
pada umur 28 hari berturut-turut yaitu 63,88 kg/cm2, 56,28 kg/cm2, 51,22
kg/cm2 dan masuk dalam mutu batako kelas II-III
5. Kuat tekan batako dengan komposisi campuran serat plastik 30% dan 50%
pada umur 28 hari berturut-turut yaitu 30,13 kg/cm2, 19,75 kg/cm2 dan masuk
dalam mutu batako kelas IV.
6. Batako yang dihasilkan merupakan batako ringan dengan berat ini batako
komposisi campuran biji plastik 50%, 70%, 90% dan campuran serat plastik 30%
dan 50%, berturut-turut yaitu 1503 kg/m3, 1482 kg/m3, 1341 kg/m3, 1437 kg/m3,
dan 1267 kg/m3.
DAFTAR PUSTAKA
A.M, N., & Brooks, J. J. (1987). Concrete Technology. Longman. Scientific and
Technical.
Imam Trianggoro Saputro. (2017). Formulasi Proporsi Styrofoam Terhadap Pasir
Merapi dan Pengaruhnya Pada Kuat Tekan dan Kuat Lentur Batako Ringan.
Jurnal Rancang Bangun, 3(1), 18–27.
Nursyamsi, & Vincent Theresa. (2017). Pengaruh Penambahan Limbah Plastik HDPE
Sebagai Substitusi Pasir Pada Campuran Batako.
Prasetyo Ramadhan, & Nursyamsi. (2017). Pengaruh Penggunaan Limbah Plastik LDPE
Sebagai Agregat Halus Pada Batako Beton Ringan.
SNI 03-0349-1989, Bata Beton Untuk Pasangan Dinding. (1989). Badan Standarisasi
Nasional.
SNI 1974:2011 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. (2011). Badan Standarisasi
Nasional.
Tjokrodilmuljo. (2007). Teknologi Beton. Biro Penerbit, Teknik Sipil Universitas
Gadjah Mada.
Batako Ringan Interlock – I Gede Yohan Kafrain (113-126) 126