11. muslim, nonmuslim, ham

36
MUSLIM & NON MUSLIM HAM Muhammad Reza ( 110 1125 053 ) Nurjanah ( 110 1125 061 ) Putri Rahma Nastiti ( 110 1125 068 ) Alfiah Tri Handayani ( 110 1125 091 ) 6B

Upload: tariningrum

Post on 21-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

k/

TRANSCRIPT

MUSLIM &

NON MUSLIMHAM

Muhammad Reza ( 110 1125 053 )Nurjanah ( 110 1125 061 )

Putri Rahma Nastiti ( 110 1125 068 )Alfiah Tri Handayani ( 110 1125 091 )

6B

Non-Muslim

• Kata Non Muslim mancakup seluruh komunitas umat di luar umat Islam, baik kaum agamawan maupun non agamawan, termasuk di antaranya adalah : Yahudi, Nashrani, Hindu, Budha, dan orang kafir.

• Al-Qur’an menyebutkan beberpa komunitas agama, antara lain adalah : Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashrani), al-shabi’un, al-majus, komunitas agama lain, Musyrik, dan Kafir.

Ahlul kitab dan kedudukannya

• Istilah Ahlul Kitab pada surat al-Ankabut ayat 46, menurut al-Thaba’thaba’i ialah umat Yahudi dan Nasrani. Pada ayat itu, dijelaskan bahwa umat Islam dilarang berdebat dengan Ahlul Kitab kecuali dengan cara yang lebih baik.

• Kedudukan Ahlul Kitab : Dalam pandangan Islam, status Ahlul Kitab jelas termasuk kategori kufur. Menurut Imam al-Ghazali (w. 505 H) kufur berarti pendustaan terhadap Rasulullah saw dan ajaran yang dibawanya.

HUBUNGAN KERJA SAMA MUSLIM DENGAN NON MUSLIM

1. Dalam masalah ibadah, hubungan muslim dengan non muslim diatur dengan jelas dan tegas, bahwa kaum muslim harus menghormati ibadah mereka. Hal ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah : 139, al-Qashash : 55, Asy-Syura : 15, al-Kafirun : 1-6 (tantang toleransi dalam ibadah) dan al-HaJJ : 40 tentang melindungi tempat ibadah).

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku

sembah.6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

2. Dalam masalah muamalah, al-Qur’an banyak menjelaskan tentang hubungan muslim dengan non muslim dalam masalah muamalah.

3. Hubungan muslim dengan non muslim dalam masalah sosial (mu’amalah). Pada Surah Ali Imran : 28 Allah swt. Berfirman :

28. janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali[192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu).

Berikut ini adalah batasan-batasan dalam bermuamalah dengan non muslim:

1. Tidak menyetujui keberadaannya di atas kekufuran dan tidak ridha terhadap kekufuran.

2. Membenci orang kafir, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala juga benci mereka.

3. Tidak memberikan wala’ (kedekatan, loyalitas, kesetiaan) dan kecintaan kepada orang kafir. (Qs. Ali Imran : 28)

4. Bersikap adil dan berbuat baik kepadanya, selama orang kafir tersebut bukan kafir muhârib (orang kafir yang memerangi kaum Muslimin). (Qs. Al-Mumtahanah: 8)

5. Mengasihi orang kafir dengan kasih sayang yang bersifat umum. .”(HR. At-Tirmidzi, no. 1924).

6. Tidak mengganggu harta, darah, dan kehormatan, selama dia bukan kafirmuhârib. (HR.Muslim, no. 2577).7. Boleh memberikan hadiah kepadanya dan boleh juga menerima hadiah darinya serta diperbolehkan memakan daging sembelihan ahli kitab. (Qs. Al-Maidah : 5)8. Tidak boleh menikahkan wanita muslimah dengan laki-laki kafir (walaupun lelaki ini Ahli kitab) dan laki-laki muslim tidak boleh menikahi wanita kafir, kecuali wanita ahli kitab. (Qs. Al-Mumtahanah : 10) (Qs. Al-Baqarah : 221) (Qs. Al-Maidah : 5)9. Tidak mendahului orang kafir dalam mengucap salam. (HR. Ibnu Majah, no. 3697)10. Mendoakannya jika ia bersin dengan memuji Allah, kita do’akan:

“Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu, dan memperbaiki urusanmu.”

Adapun bentuk interaksi dengan orang kafir (selain kafir harbi) yang diwajibkan adalah:

1. Memberikan rasa aman kepada kafir dzimmi dan kafir musta’man selama ia berada di negeri kaum muslimin sampai ia kembali ke negerinya. (Qs. At Taubah: 6)

2. Berlaku adil dalam memutuskan hukum antara orang kafir dan kaum muslimin. (Qs. Al Maidah: 8)

3. Mendakwahi orang kafir untuk masuk Islam (Hukumnya Fardhu).4. Diharamkan memaksa orang kafir lainnya untuk masuk Islam. (Qs. Al

Baqarah: 256)5. Dilarang memukul atau membunuh orang kafir (selain kafir harbi).

6. Tidak boleh bagi seorang muslim pun menipu orang kafir (selain kafir harbi).7. Diharamkan seorang muslim menyakiti orang kafir (selain kafir harbi). (Qs. Al Baqarah: 83)8. Berbuat baik kepada tetangga yang kafir (selain kafir harbi) dan tidak mengganggu mereka.9. Wajib membalas salam apabila diberi salam oleh orang kafir.

Bentuk – Bentuk

Muamalah yang

Dibolehkan

Jual Beli

“Bab Jual-Beli dengan Orang-Orang Musyrik dan Musuh” Abdurrahman bin Abi Bakar , ia berkata,

“Ketika kami tengah bersama dengan Nabi, datanglah seorang laki-laki musyrik yang rambutnya panjang dan tidak rapi sambil menuntun

seekor kambing. Nabi bertanya kepadanya, ‘Apakah ini untuk dijual atau hadiah?’ Dia menjawab, ‘Tidak, ini hanya untuk dijual.’ Lalu Nabi

membeli kambing itu darinya.”

Ibnu Baththal“Bermuamalah dengan orang kafir boleh-boleh saja, selain menjual sesuatu yang

dapat membantu orang-orang kafir/musuh untuk memudaratkan kaum

muslimin.”

Mengambil manfaat dari orang-orang kafir dan produk

mereka

Nabi pernah memanfaatkan tenaga orang-orang Yahudi dengan

mempekerjakannya mengolah ladang di Khaibar dan hasilnya dibagi dua.

(HR. al-Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya “Kitabul Muzara’ah”, “Bab Muzara’ah ma’al

Yahud” jilid 5 no. 2331)

Bertetangga

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu

mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang

ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat,

ibnu sabil, serta hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

(an-Nisa: 36)

Rasulullah menerangkan hal ini dalam banyak hadits. Sekalipun si tetangga itu kafir, ia tetap mendapatkan hak

sebagai tetangga dan tidak boleh disakiti. Bahkan, kalau dia fakir, kita dibolehkan memberinya

sedekah dan hadiah serta menyampaikan nasihat yang bermanfaat, karena bisa jadi, hal itu menjadi sebab

timbulnya kecintaan dan masuknya yang bersangkutan ke dalam Islam.

Mendonorkan Darah

Asy-Syaikh Abdul Aziz Ibnu Baz mengatakan, ”Jika ada orang kafir mua’had atau kafir musta’man—yaitu yang tidak terlibat peperangan dengan muslimin

—sangat membutuhkan darah, tidak mengapa mendonorkan darah kita untuk mereka. Saya tidak

melihat adanya larangan dalam hal itu. Bahkan, Anda akan mendapat pahala. Anda tidak berdosa jika

membantu meringankan beban orang yang membutuhkan.”

(Fatawa Nur ’alad Darb. Lihat Wajadilhum hlm. 95)

Menjawab Salam

”Apabila orang-orang Yahudi mengucapkan salam kepada kalian, biasanya sebagiannya mengatakan, ‘As-sam ‘alaikum (Kebinasaan atas kalian).’ Oleh karena itu, jawablah,

‘Wa’alaika (Atas kalian juga)’.”

(HR. al-Bukhari dalam Shahih-nya, “Kitabul Isti’dzan” 11/42, no. 6257, Muslim dalam Shahih-nya, 4/1706,

no. 2164).

Rasulullah juga bersabda, “Jika para ahli kitab mengucapkan

salam kepada kalian, maka jawablah dengan‘Wa ‘alaikum’.”

(HR. al-Bukhari )

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin mengemukakan dalam Syarh Riyadhus Shalihin,

“Seandainya orang kafir itu mengucapkan salam dengan sempurna seperti salam kaum

muslimin, sebagai bentuk keadilan adalah menjawabnya sesuai dengan ucapan

salamnya.”

Masuk Masjid

Rasulullah pernah mengikat seorang kafir di masjidnya di Madinah. Bahkan, beliau membiarkan utusan Bani Tsaqif ketika mereka masuk ke masjid. Utusan orang-

orang Nasrani pun memasuki masjid beliau. Ini semua menunjukkan bolehnya orang-orang kafir masuk ke masjid-masjid kaum muslimin, termasuk

Masjid Nabawi, jika ada keperluan, seperti bertanya tentang Islam, mendengarkan ceramah Islam, dan

keperluan lainnya yang bermaslahat.

KECUALI, MASJIDIL HARAM

D. HUBUNGAN ANTARA HAM DENGAN ISLAM

Hak Asasi Manusia dalam islam tertuang secara transenden untuk kepentingan manusia, lewat syariah islam yang diturunkan melalui wahyu.

Menurut syariah, manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung

jawab dan karena ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang

ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13, yang artinya sebagai berikut :“Hai Manusia, sesnungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan permpuan dan kamu jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kaum adalah yang paling takwa.”

• Pada dasarnya HAM dalam islam terpusat pada lima hal pokok yang terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam islam).

• Konsep itu mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu yaitu : hifdzu al-din, hifdza al-mal, hifdzu al-nafs wa al-ird, hifdzu al-‘aql dan hifdzu al-nasl.

E. PERLINDUNGAN ISLAM TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

• Hak Hidup• Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan

Pribadi • Hak Bekerja

Hak Hidup

Hak hidup dibagi atas beberapa hak antara lain:

Hak Pemilikan Hak Berkeluarga Hak Keamanan Hak Keadilan Hak Saling Membela dan Mendukung Hak Keadilan dan Persamaan

Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi

"Dan seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman orang di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya?" (QS. 10: 99).

Untuk menjamin kebebasan kelompok, masyarakat dan antara negara, Allah memerintahkan memerangi kelompok yang berbuat aniaya terhadap kelompok lain (QS. 49: 9). Begitu pula hak beribadah kalangan non-muslim. Khalifah Abu Bakar menasehati Yazid ketika akan memimpin pasukan: "Kamu akan menemukan kaum yang mempunyai keyakinan bahwa mereka tenggelam dalam kesendirian beribadah kepada Allah di biara-biara, maka biarkanlah mereka."

Hak Bekerja

• "Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari).

• Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).

DANKE

شكرا

감사합니다

TERIMA KASIH

XIE XIE谢谢

MERCI

ありがとう

спасибо

धन्यवा�द