1041 - ppi kebijakan isolasi penyakit imunocompromised
DESCRIPTION
kebijakan isolasiTRANSCRIPT
-
Tindakan Nama
Disiapkan dr. Ridha Wahyutomo, Sp. MK
Diperiksa dr. H. Makmur Santosa, MARS
Disetujui Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR :
KEBIJAKAN ISOLASI
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
1
Jabatan Tandatangan
dr. Ridha Wahyutomo, Sp. MK Ketua Komite PPI
r. H. Makmur Santosa, MARS Direktur Pelayanan
Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes Direktur Utama
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 1041/PER/RSI-SA/I/2014
TENTANG
KEBIJAKAN ISOLASI PENYAKIT IMUNOCOMPROMISED
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
Tanggal
11 Januari 2014
15 Januari 2014
17 Januari 2014
-
2
Bismillaahirrahmaanirrohiim
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 1041/PER/RSI-SA/I/2014
TENTANG
KEBIJAKAN ISOLASI PENYAKIT IMUNOCOMPROMISED
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
MENIMBANG : a. Bahwa untuk mengelola pasien dengan infeksi airborne untuk jangka
waktu pendek ketika ruang bertekanan negatif tidak tersedia di rumah
sakit;
b. Bahwa untuk mewujudkan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat
serta untuk mencegah infeksi nosokomial maka perlu di buat Ruang
Isolasi;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a dan b, maka perlu
diterbitkan Surat Ketetapan Direktur tentang Kebijakan Isolasi
Penyakit Imunocompromised di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT : 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
Lainnya;
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya;
3. Surat Keputusan Dirjen.Yanmed. Depkes. Republik Indonesia Nomor
YM.02.04.3.5.846 tentang ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Islam
Sultan Agung;
4. Surat Keputusan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor:
066/SK/YBW-SA/X/2005 tentang Pengangkatan Jabatan Direktur
Rumah Sakit Islam Sultan Agung;
5. ART YBW-SA Pasal IV ayat 12;
6. Buku Pedoman dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya, DEPKES RI, 2007;
7. Buku Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, DEPKES RI
8. Surat Keputusan Direktur RSI Sultan Agung Nomor 99/KPTS/RSI-
-
3
SA/I/2013 Tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang;
9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.07.06/III/2371/2009 tentang Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit
Islam Sultan Agung;
10. Surat Keputusan Pengurus Badan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung
Nomor 68/SK/YBWSA/V/2013 tentang Pengesahan Struktur Organisasi
Rumah Sakit Islam Sultan Agung;
11. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung
Nomor: 090/SK/YBWSA/XII/2009 tentang Pengangkatan Direksi
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Masa Bakti 2009-2013.
M E M U T U S K A N :
MENETAPKAN :
KESATU : Pedoman Organisasi Instalasi Informasi Teknologi Rumah Sakit Islam
Sultan Agung sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Semarang
Tanggal : 15 Rabiul Awal 1435H
17 Januari 2014M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes
Direktur Utama
Tembusan Yth:
1. Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Unit terkait
3. Arsip
-
4
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 1041/PER/RSI-SA/I/2014
TANGGAL : 17 JANUARI 2014
KEBIJAKAN ISOLASI PENYAKIT IMUNOCOMPROMISED
A. Pengertian
Penyakit Imunocompromised merupakan kasus penurunan ketahanan tubuh dimana
faktor penyebab terjadinya penurunan ketahanan tubuh karena rusaknya fungsi organ
limfoid (pabrik kekebalan) primer maupun sekunder, antara lain disebabkan oleh
mikroorganisme (virus, bakteri, mikroplasma, fungi, protozoa, parasit internal).
Tanda yang sering muncul antara lain respon terhadap vaksinasi yang tidak optimal,
mudah sakit, respon terhadap pengobatan buruk, seolah-olah obat tidak manjur dan
organ-organ limfoid mengecil (thymus dan bursa).
Macam jenis penyakit imunocompromised antara lain:
1. Pasien dalam terapy kemotherapy
2. Pasien dengan gangguan hematologi (leukemia, limfoma)
3. AIDS/HIV pada pasien dengan hasil CD4
-
5
D. Cakupan Kegiatan
1. Pasien dalam kondisi kemoterapi
Penatalaksanaan :
a. Ruangan sesuai dengan standar isolasi berdasarkan transmisi kontak
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau perawatan
c. APD yang digunakan meliputi : Google, Gaun pelindung, Topi/ Pelindung
rambut/kepala, Handscoen steril, sepatu boat, dan masker
d. Pengelolaan Sampah :
1) Linen setelah dipakai mengoplos maupun memasukkan obat kemo ditaruh
di tempat linen infeksius.
2) Sampah flabot dimasukkan di plastik warna ungu
3) Spuit langsung dimasukkan pada safety box
4) Sampah APD (topi, masker, handscoon) dimasukkan dalam plastik warna
ungu.
5) Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi,
desinfeksi dan sterilisasi dengan benar dengan cara diguyur dengan air
mengalir (saat diruangan) kemudian dimasukkan dalam kantong infeksius
(warna kuning) dan dikirim ke CSSD
2. Pasien dengan gangguan hematologi (leukemia, limfoma)
Penatalaksanaan :
a. Ruangan sesuai dengan standart isolasi room berdasarkan transmisi kontak
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau perawatan.
c. APD yang digunakan meliputi handscoon steril dan masker
d. Pengelolaan sampah : semua linen dan APD yg sudah terpakai dan terkena cairan
tubuh pasien dibuang dalam sampah infeksius.
e. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi,
desinfeksi dan sterilisasi dengan benar dengan cara diguyur dengan air mengalir
(saat diruangan) kemudian dimasukkan dalam kantong infeksius (warna kuning)
dan dikirim ke CSSD
3. HIV/ AIDS (dengan hasil CD4 < 150)
Penatalaksanaan :
a. Ruangan sesuai standart isolasi room berdasarkan transmisi kontak
b. Penerapan kewaspadaan universal yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau perawatan.
2) Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai untuk setiap tindakan seperti
sarung tangan, gaun pelindung, celemek, masker, kacamata pelindung
untuk setiap kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lain.
3) Pengelolaan dan pembuangan alat tajam dengan hati-hati.
-
6
4) Salah satu cara pencegahan dengan membuang benda tajam pada wadah
yang aman (safety box).
5) Semua limbah padat yang tercemar darah, cairan tubuh, specimen
laboratorium, jaringan tubuh harus ditempatkan dalam kantong plastik
kuning tidak bocor. Limbah cair harus dibuang melaui sistem pengolahan
limbah cair.
6) Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi,
desinfeksi dan sterilisasi dengan benar dengan cara diguyur dengan air
mengalir (saat diruangan) kemudian dimasukkan dalam kantong infeksius
(warna kuning) dan dikirim ke CSSD.
7) Linen yang sudah digunakan dimasukkan kedalam kantong plastik warna
kuning.
4. Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)
Penatalaksanaan :
a. Ruangan sesuai standart isolasi room
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau perawatan
c. Penggunaan Alat Pelindung Diri berdasarkan transmisi kontak seperti : masker,
handscoon, gaun pelindung dan penutup kepala.
d. Pengelolaan sampah dan limbah: semua linen yang sudah terpakai dimasukkan
dalam sampah infeksius, untuk alat-alat bekas pakai dibersihkan dengan air
mengalir kemudian dimasukkan dalam kantong infeksius dan dikirim ke CSSD