102584807-labirinitis.pdf

5
LABIRINITIS Leo Wiryana NIM I1A006069 Pembimbing dr. Nur Qamariah, SP.THT BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT THT FK UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN Agustus 2012

Upload: fauziahputri29

Post on 18-Feb-2015

559 views

Category:

Documents


129 download

TRANSCRIPT

Page 1: 102584807-LABIRINITIS.pdf

LABIRINITIS

Leo Wiryana

NIM I1A006069

Pembimbing

dr. Nur Qamariah, SP.THT

BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT THT

FK UNLAM – RSUD ULIN

BANJARMASIN

Agustus 2012

Page 2: 102584807-LABIRINITIS.pdf

Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin). Keadaan ini dapat ditemukan

sebagai bagian dari suatu proses sistemik atau merupakan suatu proses tunggal pada labirin saja.

Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intra temporal dari radang telinga tengah.

Penderita otitis media kronik yang kemudian tiba-tiba vertigo, muntah dan hilangnya

pendengaran harus waspada terhadap timbulnya labirinitis supuratif.

Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum (general),

dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan labirinitis yang terbatas (labirinitis

sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saraf saja.

Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua

bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Pada labirinitis serosa toksin

menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang, sedangkan pada labirinitis supuratif, sel

radang menginvasi labirin, sehingga terjadi kerusakan yang ireversibel, seperti fibrosis dan

osifikasi.

Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan

infeksi dari telinga tengah. Kadang-kadang juga diperlukan drainase nanah dari labirin untuk

mencegah terjadinya meningitis. Pemberian antibiotika yang adekuat terutama ditujukan kepada

pengobatan otitis media kronik dengan atau tanpa kolesteatoma.

Schuknecht (1974) membagi labirinitis bakteri atas 4 stadium:

Labirinitis akut atau toksik (serous) yang terjadi sebagai akibat perubahan kimia di dalam

ruang perilimf yang disebabkan oleh proses toksik atau proses supuratif yang menembus

membran barier labirin seperti melalui membran rotundum tanpa invasi bakteri.

Labirinitis akut supuratif terjadi sebagai akibat invasi bakteri dalam ruang perilimf

disertai respon tubuh dengan adanya sel-sel radang. Pada keadaan ini kerusakan fungsi

pendengaran dan fungsi keseimbangan irreversible.

Labirinitis kronik supuratif yaitu terlibatnya labirin oleh bakteri dengan respons inflamasi

jaringan sudah dalam waktu yang lama. Keadaan ini biasanya merupakan suatu

komplikasi dari penyakit telinga tengah kronis dan penyakit mastoid.

Labirinitis fibroseus yaitu suatu respons fibroseus di mana terkontrolnya proses inflamasi

pada labirin dengan terbentuknya jaringan fibrous sampai obliterasi dari ruangan labirin

dengan terbentuknya kalsifikasi dan osteogenesis. Stadium ini disebut juga stadium

penyembuhan.

Page 3: 102584807-LABIRINITIS.pdf

Labirinitis Serosa Labirinitis Akut Supuratif Labirinitis Kronik

Supuratif

Gejala vertigo spontan dan nistagmus

rotatoar, biasanya ke arah

telinga yang sakit. Kadang-

kadang disertai mual dan

muntah, ataksia dan tuli saraf.

Ada riwayat gejala labirinitis

sebelumnya, suhu badan

normal atau mendekati normal.

tuli total pada telinga yang sakit

diikuti dengan vertigo berat, mual,

muntah, ataksia dan nistagmus

spontan ke arah telinga yang sehat.

Mual, muntah, vertigo dan ataksia

dapat berat sekali bila awal dari

perjalana labirinitis supiratif

tersebut cepat.

Terdapat nistagmus horizontal

rotatoar yang komponen cepatnya

mengarah ke telinga yang sehat.

Dalam beberapa jam pertama

penyakit, sebelum seluruh fungsi

labirin rusak, nistagmus dapat

mengarah ke telinga yang sakit.

Jika fungsi koklea hancur, akan

mentebabkan tuli saraf total

permanen. Suhu badan normal atau

mendekati normal, bila terdapat

kenaikan, mungkin disebabkan oleh

otitis media atau mastoiditis. Tidak

terdapat rasa nyeri. Bila terdapat,

mungkin disebabkan oleh lesi lain,

bukan oleh labirinitis.

Selama fase akut, posisi pasien

sangat khas. Pasien akan berbaring

pada sisi ynag sehat dan matanya

mengarah ke sisi yang sakit, jadi ke

arah komponen lambat nistagmus.

Posisi ini akan mengurangi

perasaan vertigo.

Terjadi tuli total di sisi

yang sakit. Vertigo

ringan dan nistagmus

spontan biasanya ke arah

telinga yang sehat dapat

menetap sampai

beberapa bulan atau

sampai sisa labirin yang

berfungsi dapat

mengkompensasinya.

Pemeriksaan

fisik yang

didapatkan

Tes fistula akan positif kecuali

bila fistulanya tertutup

jaringan.

ketulian bersifat temporer,

biasanya tidak berat,

Tes kalori maupun tes rotasi tidak

boleh dilakukan selama fase akut,

sebab vertigo akan diperhebat.

Tes kalori tidak

menimbulkan respon di

sisi yang sakit dan tes

fistula pun negatif,

walaupun terdapat

fistula.

Page 4: 102584807-LABIRINITIS.pdf

Labirinitis Serosa Labirinitis Akut Supuratif Labirinitis kronis

supuratif

Etiologi Masuknya toksin atau bakteri

melalui tingkap lonjong, atau

melalui erosi tulang labirin.

Absorpsi produk bakteri di

telinga dan mastoid ke dalam

labirin.

Operasi fenestrasi

merupakan kelanjutan dari

labirinitis serosa yang infeksinya

masuk melalui tingkap lonjong atau

tingkap bulat. Pada banyak

kejadian, labirinitis ini terjadi

sekunder dari otitis media akut

maupun kronik dan mastoiditis.

Pada beberapa kasus abses subdural

atau meningitis, infeksi dapat

menyebar ke dalam labirin dengan

atau tanpa terkenanya telinga

tengah, sehingga terjadi labirinitis

supuratif.

Labirinits supuratif

stadium kronik atau laten

dimulai, segera sesudah

gejala vestibuler akut

berkurang. Hal ini mulai

dari 2-6 minggu sesudah

awal periode akut.

Gambaran

Histologi

infiltrasi seluler awal dengan

eksudat serosa atau serofibrin.

Infiltrasi labirin oleh sel-sel

leukosit polimorfonuklear dan

destruksi struktur jaringan lunak.

Sebagian dari tulang labirin

nekrosis, dan terbentuk jaringan

granulasi yang dapat menutup

bagian tulang yang nekrotik

tersebut.

Kira-kira akhir minggu

ke X setelah serangan

akut telinga dalam

hampir seluruhnya terisi

oleh jaringan granulasi.

Beberapa area infeksi

tetap ada. Jaringan

granulasi secara bertahap

berubah menjadi jaringan

ikat dengan permulaan

kalsifikasi.

Terapi tirah baring (bed rest) total,

diberikan sedatif ringan.

Pemberian antibiotika yang

tepat dan dosis yang adekuat.

Drainase telinga tengah harus

dipertahankan.

Pada staium lanjut OMA,

mungkin diperlukan

mastoidektomi sederhana

(simpel) untuk mencegah

labirinitis

serosa. Timpanomastoidektomi

diperlukan bila terdapat

kolesteatom dengan fistula.

Dengan antibiotika mutahir

komplikasi meningitis dapat sukses

diobati, sehingga harus dicoba

terapi medikamentosa dahulu

sebelum tindakan operasi. Bila

terjadi gejala dan tanda komplikasi

intrakranial yang menetap,

walaupun telah diberikan terapi

adekuat dengan antibiotika,

drainase labirin akan member

iprognosis lebih baik daripada bila

dilakukan tindakan operasi radikal.

Terapi lokal harus

ditujukan kesetiap infeksi

yang mungkin ada.

Drainase bedah atau

eksenterasi labirin tidak

di indikasikan, kecuali

suatu fokus di labirin

atau daerah perilabirin

telah menjalar atau

dicurigsi menyebar ke

struktur intrakaranial dan

tidak memberi respons

terhadapterapi

antibiotika.

Page 5: 102584807-LABIRINITIS.pdf

Bila ada indikasi dapat

dilakukan

mastoidektomi. Bila

dicurigai ada fokus

infeksi dilabirin atau di

os petrosus, dapat

dilakukan drainase

labirin dengan salah satu

operasi labirin. Setiap

sekuestrum yang lepas

harus dibuang, harus

dihindari terjadinya

trauma N VII. Bila saraf

fasial lumpuh, maka

harus dilakukan dengan

kompresi saraf tersebut.

Bila dilakukan operasi

tulang temporal, maka

harus biberikan

antibiotika sebelun dan

sesudah operasi.

Prognosis baik, dalam arti menyangkut

kehidupan dan kembalinya

fungsi labirin secara lengkap.

Labirinitis supuratif akut difus

tanpa komplikasi, prognosis ad

vitam baik.

Baik. Pembentukan

tulang baru dapat

mengisi penuh ruangan-

ruangan labirin dalam 6

bulan sampai beberapa

tahun pada 50 % kasus.