102457_nubika(1)

Upload: putu-sukma-dharmalaksana

Post on 08-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Nubika

TRANSCRIPT

Intelijen dalam menjalankan tugasnya, terdapat tahap-tahap dalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya. Tahap-tahap tersebut masuk kedalam Roda Perputaran Intelijen (RPI). RPI atau Daur Intelijen (Intelligence Cycles) adalah proses pengembangan informasi dasar menjadi produk bagi pengguna untuk pengambilan keputusan atau tindakan. Dalam RPI terdapat lima tahap, antara lain perencanaan dan pengarahan (planning and direction), pengumpulan (collecting), pengolahan (processing), analisis dan produksi (analysis and production), dan tahap yang paling akhir yakni distribusi (dissemination). Informasi yang diproses tentunya harus memiliki kriteria-kriteria khusus antara lain, sumber informasi harus terpercaya, kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan, dan bukan merupakan informasi hasil desepsi atau penyesatan. Faktor penentu di dalam RPI adalah pengolahan. Pengolahan berkenaan dengan pengubahan sejumlah informasi yang masuk kedalam sistem menjadi produk intelijen akhir. Informasi yang tidak langsung diserahkan kepada analis, dipilah dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat digunakan kembali. Jika sumber informasi yang diperoleh bagus, lengkap, dan komperehensif namun apabila dalam tahap pengolahan tidak maksimal, maka output yang dihasilkan dalam bentuk produk intelijen juga tidak akan maksimal. Pengolahan dilakukan melalui kegiatan pencatatan, penilaian, penafsiran, pengintegrasian dan kesimpulan. Pencatatan yang simetris membantu pengembangan informasi. Pencatatan yang baik, bila sederhana, memudahkan pencatatan selanjutnya, retrival (pencarian kembali) dapat cepat. Sarana pencatatan terdiri dari buku harian, peta situasi, lembaran kerja, peralatan filing, dan karto theek (Riwayat Hidup). Penilaian terhadap suatu informasi dilakukan dengan cara membandingkan isi informasi dengan informasi yang lain, baik dari sumber yang sama maupun sumber berbeda. Penafsiran dilakukan terhadap suatu informasi dengan cara membandingkan dengan info lain dan di cocokkan dengan informasi yang ada. Pengintegrasian dilakukan terhadap suatu informasi dengan cara menyatukan dengan info lain yang telah ada.Pada saat ini nubika telah menjadi perhatian khusus dikarenakan banyak negara yang mulai mengembangkan nubika menjadi alat pemusnah massal seperti Iran yang telah mendeklarasikan dirinya dapat mempekaya uranium dan Korea Utara yang juga mengembangkan senjata Nuklir pada saat ini. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut merupakan suatu ancaman bagi dunia termasuk Indonesia.Salah satu contoh penyalahgunaan teknologi di bidang Nubika yaitu pada pemrosesan basis data pada laboratorium pengembangan Nubika itu sendiri. Basis data menjadi penting untuk mendukung kegiatan verifikasi terhadap seluruh fasilitas laboratorium. Ketika pada pemrosesan basis data tidak sesuai maka akan berdampak kepada hasil dari pemrosesan tersebut.Contoh lain kesalahan proses teknologi dalam nuklir yaitu tragedi Chernobyl. Pembangkit listrik tenaga nuklir di kota Chernobyl, Ukraina Utara. Reaktor Chernobyl didirikan di atas tanah rawa, di utara Ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor nomor satu mulai beroperasi pada 1877, kemudian reaktor nomor dua pada tahun 1978 dan reaktor nomor tiga pada tahun 1981 dan reaktor nomor empat pada tahun 1983. Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dirancang menghasilkan plutonium, untuk pembuatan senjata nuklir serta listrik. Model Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang berfungsi ganda pada saat itu, tidak ada di negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Prancis, yang merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet sebagai pioner pertama. PLTN ini menjadi sumber bencana pada tanggal 26 April 1986. Saat itu terjadi masalah di reaktor nomor empat PLTN di daerah Pripyat, Ukraina sehingga menyebabkan ledakan yang sangat dahsyat. Ledakan tersebut terjadi dini hari tepatnya pukul 01.23. dan menimbulkan korban dua orang pekerja PLTN tersebut. Selain itu, efek dari ledakan tersebut adalah radiasi yang menimpa seluruh penduduk di sana dengan berbagai tingkat radiasi. Detik-detik bencana, terjadi pada tanggal 25 April 1986, reaktor nomor empat yang direncanakan akan dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung teknisi akan melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi. Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 dini hari pada 25 April 1986. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem keselamatan yang kemudian pilihan ini membawa malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat peningkatan daya di Kiev. Proses pemadaman dan tes dianjutkan kembali pada pukul 23.10 malam di 25 April 1986. Pada pukul 01.00 dini hari di tanggal 26 April 1986 daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada situasi yang membahayakan. Operator berusaha mengompensasikan rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat meyanggani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya reaktor meledak. Kecelakaan PLTN Chernobyl ini masuk level tertinggi yaitu level ke-7 atau sering disebut major accident. Sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The International Nuclear Event Scale). Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar standard operation procedure. PLTN Chernobyl ini juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Desain reaktor tidak stabil pada daya rendah. Daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Akibatnya setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara. Pelanggaran proses prosedur dilakukan oleh operator. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30 batang agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelumnya kecelakaan yang terjadi. Contoh kesalahan proses teknologi dalam bidang bioteknologi yaitu kloning. Secara harfiah, kata klon (Yunani: klon, klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning berarti proses pembuatan (produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik secara genetik. Kloning ditemukan pada tahun 1997 oleh Dr. Ian Willmut seorang ilmuan Skotlandia dengan menjadikan sebuah sel telur domba yang telah direkayasa menjadi seekor domba tanpa ayah atau tanpa perkawinan. Domba hasil rekayasa ilmuan Skotlandia tersebut diberi nama Dolly.Kloning manusia adalah proses membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan.Adanya penyalahgunaan proses teknologi seperti kloning dnilai sebagai sesuatu yang dapat membahayakan dan mengancam peradaban manusia. Kloning merupakan suatu proses pembuahan tanpa menggunakan sperma. Kejadian diluar batas ini telah membuat produk kloning mengalami berbagai komplikasi yang membahayakan. Sebagai contoh, seekor kambing yang diberikan hormon manusia dapat tumbuh dan berkembang akan tetapi terdapat bagian-bagian tubuh tertentu yang mengalami kelumpuhan. Kemajuan ilmu bioteknologi memiliki dampak negatif dan positif. Dampak positif yang ditimbulkan antara lain munculnya metode dan berbagai macam cara deteksi, identifikasi, dan neutralisasi agen biologi patogen secara lebih cepat. Modifikasi materi genetik/DNA organisme juga telah diterapkan untuk membuat racun, elemen yang menular, maupun senjata biologi yang mematikan. Kemajuan bioteknologi juga dapat disalahgunakan oleh sebagian orang untuk mengembangkan rekayasa genetik pada makhluk hidup yang dapat menimbulkan efek yang berbahaya. Selain itu, bioteknologi juga dimanfaatkan untuk pembuatan agen biologi yang tidak dapat dikenali oleh sistem imun atau antibodi tubuh karena profil imunologisnya telah diubah. Apabila pengawasan dalam pengembangan di bidang bioteknologi tidak selalu di terapkan dengan baik hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai celah bagi oknum-oknum tertentu untuk mengembangkan bioterorisme atau penyalahgunaan bioteknologi yang akan mengancam keamanan dan ketentraman masyarakat di dunia.Proses penyalahgunaan teknologi sering kali juga terdapat pada humint atau human intelligence. Dalam pemrosesan informasi menjadi sebuah produk yang bernilai intelijen, petugas intelijen terkadang mengubah substansi informasi yang didapatkan dalam proses pengumpulan (collecting). Substansi informasi yang dimaksud ialah makna dari informasi itu sendiri. Sebuah informasi didapat dari fakta dan pengamatan di lapangan. Dari dasar tersebut dibangunlah konstruksi tulisan, sehingga sesuai nalar dan logika, agar mudah dipahami user. Jadi jika dalam proses pengolahan informasi terdapat kesalahan, maka substansi tulisan akan salah pula, sehinngga konstruksi informasi akan berantakan, dan kesimpulan yang ditarik akan ikut salah. Apabila terjadi kesalahan pada pemprosesan informasi ini, aka mengakibatkan dampak pada kesalahan pada proses analisa dalam menentukan kebijakan oleh policy maker. Dengan adanya kesalahan pada pembuatan kebijakan ini akan menyebabkan munculnya kekacauan yang akan mengancam pada keamanan dan ketahanan nasional. Keslahan pembuatan kebijakan ini juga akan menyebabkan munculnya ancaman dari pihak-pihak yang berusaha untuk menjatuhkan pemerintah.Proses penyalahgunaan teknologi sering kali juga terdapat pada Sigint atau Signal Intelligence. Pada saat seorang agent lapangan mengumpulkan informasi dari sumber terbuka, informasi yang ia dapatkan belum dapat dibuktikan kebenaran dan kerelevananya. Agen lapangan sering kali hanya mengambil langsung dari media massa/ internet tanpa melakukan check, recheck, dan crosscheck terhadap informasi yang ia ambil. Apabila informasi tersebut masuk pada tahap pemrosesan data, maka data yang akan diolah tersebut akan menyebabkan kekacauan informasi secara beruntun. Ketidakrelevanan informasi tersebut dapat mengakibatkan hasil akhir informasi yang telah diproses menyebabkan munculnya kebingungan informasi terhadap user karena adanya perbedaan fakta yang diberikan oleh agen yang berbeda-beda. Dengan begitu, user juga akan mengalami kesulitan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang tidak dapat dibuktikan kebenaranya hanya akan memunculkan pembiasan informasi dan kebingungan informasi oleh user. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut, pada saat seorang agen lapangan mengumpulkan informasi dengan menggunakan sumber dari media massa/ internet, perlu dilakukan check, recheck dan crosscheck terlebih dahulu agar tidak terjadi pembiasan informasi terhadap user.ReferensiReferensiMengenang Bencana Chernobyll. (2015, February 6). Retrieved from Tony Subekti: www.pesona.co.idRachmadi, A. (2012, Desember 6). Retrieved from Senjata Pemusnah Masal: inberegu.blogspot.com