101267640 2 alinyemen horizontal
DESCRIPTION
gckhgmgvTRANSCRIPT
Alinyemen Horisontal
Alinyemen Horisontal
• Alinyemen horisontal atau trase jalan adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horisontal.
• Alinyemen horizontal terdiri atas bagian garis lurus (tangen) dan bagian garis lengkung (tikungan).
• Perencanaan alinyemen horisontal sebagian besar menyangkut perencanaan tikungan yang diusahakan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan.
Kemiringan Melintang pada Jalan lurus
normal e en
=
2% 2%
CL
- Untuk mengalirkan air yang jatuh dipermukaan
- Nilai e normal tergantung jenis lapis permukaan
• Kendaraan yang melewati busur lingkaran akan mendapatkan gaya sentrifugal
• Gaya sentrifugal dapat diimbangi oleh:
1. Gaya gesek melintang antara ban kendaraan dengan permukaan jalan
2. Berat kendaraan akibat kemiringan melintang
• Koefisien gesekan melintang (f) = Fs/N
• Koefisien gesekan melintang dipengaruhi:
- jenis dan kondisi ban
- tekanan ban
- kekasaran permukaan perkerasan
- kecepatan kendaraan dan keadaan cuaca
Superelevasi• Kemiringan melintang pada suatu tikungan
yang berguna untuk mengimbangi gaya sentrifugal dari kendaraan yang berjalan pada tikungan.
• Superelevasi (e), faktor gesekan sisi (f), kecepatan rencana (Vr), dan jari-jari lengkung (R), mempunyai hubungan sebagai berikut:
127.R
Vrfe
2
=+
SUPERELEVASI MAKSIMUM & KOEFISIEN GESEKAN MELINTANG MAKSIMUM
• Nilai superelevasi maksimum sesuai Bina Marga:
jalan luar kota 10%,
daerah yang sering hujan & kabut 8%,
daerah perkotaan antara 4% - 6%.
• Superelevasi yang diperlukan untuk setiap tikungan diberikan berdasarkan kecepatan rencana, dan jari-jari lengkung.
SUPERELEVASI MAKSIMUM & KOEFISIEN GESEKAN MELINTANG MAKSIMUM
• Besarnya jari-jari minimum untuk setiap kecepatan rencana ditentukan oleh nilai koefisien gesek melintang maksimum (f maks), yang direkomendasikan berkisar antara 0.14 sampai 0.17 (demi kenyamanan mengemudi).
• Koefisien gesekan melintang maksimum:
- 40 km/jam≤Vr≤80 km/jam fmaks= -0,00065V+0,192
- 80 km/jam≤Vr≤112 km/jam fmaks= -0,00125V+0,24
Perubahan Kemiringan Melintang
Gambar Metode Penentuan SuperelevasiSumber : Bina Marga, 1990
R(m) V=50 km/jam V= 60 km/jam V= 70 km/jam
e Ls e Ls e Ls
573028651910143211469558197165734774093583182862392051791591431301191101029590848075
LNLNLNLPLPLPLPLP
0,0260,0310,0350,0390,0430,0480,0550,0620,0680,0740,0790,0830,0870,0910,0930,0960,0970,0990,0990,10
00045454545454545454545454545454545454550505050606060
LNLNLPLPLP0,0230,0260,0290,0360,0420,0480,0540,0590,0640,0730,0800,0860,0910,0950,0980,10
0050505050505050505050505050505060606060
LNLPLP0,0210,0250,0310,0350,0390,0470,0550,0620,0680,0740,0790,0880,0940,0980,0990,10
0606060606060606060606060606060606060
Tabel panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang diperlukan (e maksimum = 10%, metode Bina Marga)
Lengkung Peralihan
• lengkung yang disisipkan diantara bagian lurus jalan dan bagian lengkung jalan berjari-jari tetap R, berfungsi mengantisipasi perubahan alinyemen jalan dari bentuk lurus (R tak terhingga) sampai bagian lengkung jalan berjari-jari tetap R, sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berjalan di tikungan berubah secara berangsur-angsur, baik ketika kendaraan mendekati tikungan maupun meninggalkan tikungan.
Persamaan untuk menentukan panjang lengkung peralihan
tV0,278L 'S ××=
maxnL ).B.me(eS +≥
C
V.e2,727
R.C
V0,022L
3
S −=
90
θs.π.Rc Ls =
Lama perjalanan 3 detik
Landai relatif maksimum
Modifikasi Shortt
Bentuk lengkung spiral (khusus untuk S-S)
Bentuk Lengkung Horizontal
Garis lengkung dapat terdiri dari:
• Busur lingkaran saja (Circle).
• Busur lingkaran ditambah busur peralihan (Spiral-Circle-Spiral),
• Busur peralihan saja (Spiral-Spiral),
Lengkung Busur Lingkaran Sederhana (Full Circle)
• Lengkung Full Circle ini digunakan pada lengkung yang berjari-jari besar dan sudut tangen yang relatif kecil yang memberikan e ≤ 3%.
p≤ 0,10 (AASHTO).
Diagram superelevasi untuk lengkung berbentuk Full Circle. (belok kanan)
Persamaan yang digunakan dalam lengkung busur lingkaran sederhana :
2tgRTc
∆×=
RΔ0,01745Lc ××=
4tgTE cc
∆×=
1/m = (e + en).B/Ls
Lengkung Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)syarat Lc ≥ 20 m, Lc ≥ 25 m (AASHTO)
? /2 ? /2
θcθs θs
θs
Diagram Superelevasi S-C-S
π.Rc
90.Ls=Sθ
π.Rc180
θc Lc =
Persamaan :
Es = (Rc+P)sec1/2 Δ-Rc Ts = (Rc+P) tg 1/2 Δ+k
1/m = (e + en).B/Ls
θc = Δ - 2θs
SYARAT Lc ≥ 20 m Lc ≥ 25 m
)cos1(6
2
ss RR
Lp θ−−=
ss
s RSinR
LLk θ−−=
2
3
40
Lengkung Spiral-Spiral (S-S)Ls berdasar bentuk lengk spiral harus ≥Ls Tabel (atau ke 3 pers)
Persamaan :
)cos-Rc(1-6Rc
Ls2
θ=p
θs = ½ Δ
90
θs.π.Rc Ls =
L = 2 Ls
Ts = (Rc+p) tg1/2Δ +k
Es = (Rc+p)sec1/2Δ-Rc
1/m = (e + en).B/Ls
θsin Rc-40.Rc
Ls - Ls k
2
3
=
(Ls Berdasar bentuk lengkung spiral HARUS > Ls Tabel)
DIAGRAM SUPERLEVASI
stasioning
PI1
PI2
PI3
TS1ST1
TS2SC CS
ST2
SC=CSTC
CT
A
B
STA A = STA 0 + 000
STA TS1 = STA A + dAPI1-Ts1
STA PI1 = STA A + dAPI1
STA SC=CS = STATs1 + Ls1
STA ST1 = STA SC=CS + Ls1
STA TS2 = STA ST1 + dPI1PI2 – Ts1 – Ts2
STA PI2 = STA TS2 + Ts2
STA SC = STA TS2 + Ls
STA CS = STA SC + Lc
STA ST2 = STA CS + Ls
STA TC = STA ST2 + dPI2PI3 -Ts2-Tc
STA PI3 = STA TC + Tc
STA CT = STA TC + Lc STA B = STA CT + dPI3B - Tc