1001 inventions - summary

4
Mengambil Pelajaran dari Buku ʻ1001 Inventions - The Enduring Legacy of Muslim Civilization, 3rd Editionʼ 0. Outline: 1. Sejarah penulisan buku 2. Sekilas tentang isi buku 3. Poin penting dan pelajaran dari buku 1. Sejarah penulisan buku Tahun 1975: Lord. B.V. Bowden dari Univ. of Manchester, Institute of Science and Technology menyatakan ketertarikannya dengan keberhasilan ummat Islam pada suatu era masa lalu dalam mengelola wilayah pemerintahan yang terbentang dari China sampai Spanyol. Ini berarti ummat Islam juga menguasai dua samudra : Atlantik dan Pasifik (catatan: saat itu perdagangan lebih banyak berpusat di Atlantik, karena Pasifik baru dijelajahi Eropa setelah era Columbus dengan tujuan utama memutus rantai perdagangan timur barat yang dikuasai ummat Islam). Lord Bowden juga menyatakan tertarik dengan ummat Islam yang berhasil mencegah efek negatif dari inflasi dengan indexing, sesuatu yang saat itu tidak berhasil dilakukan oleh imperium Romawi. Dalam pertemuan House of Lords, beliau menyatakan Inggris harus belajar dari ummat Islam yang telah menerapkan ekonomi syariah 1400 tahun yang lalu. Ia kemudian mendirikan Institute for the History of Muslim Science, Technology, and Commerce dan kemudian merekrut beberapa professor, salah satunya adalah pengarang buku : Prof. Salim T.S Al Hassani. Pada tahun 1989, Lord Bowden meninggal. Tahun 1993: Prof. Donald Cardwell (kepala dari Dept. of History of Science and Technology dan pendiri Museum of Science and Industry di Manchester) menantang Prof. Salim. Ia mengatakan kepada Prof. Salim : “Selama masa Dark Ages, kita kehilangan ribuan tahun sejarah sains. Sebagian besar dari pengetahuan yang hilang itu berbahasa arab , dan kini menghiasi berbagai perpusatakaan terkenal di dunia. Kamu adalah professor yang terbaik dalam bidang engineering dan kamu juga bisa bahasa Arab. Kamulah yang pantas melakukan sesuatu untuk mengisi kekosongan ini”. Tindak lanjut dari Prof. Salim adalah melakukan riset. Ia membaca banyak manuskrip, buku, dan jurnal. Ia sampai pada sebuah kesimpulan bahwa memang benar ada sebuah kekosongan (kita menyebutnya : research gap) tentang : “apa yang terjadi selama rentang waktu antara Archimedes (287-212 B.C) ~ Johannes Gutenberg (1400-1468). Ada sekitar 1600 tahun waktu kosong yang sebenarnya bisa menjelaskan “akar dari peradaban Eropa saat ini”. Selain itu, gap ini juga bisa menjawab pertanyaan, “Benarkah renaissance dan revolusi industri berakar dari kebudayaan Yunani kuno ?” Bagaimana perjalanan Prof. Salim menghasilkan karya buku fenomenal ini ? Prof. Salim mendapatkan dukungan dari Prince Charles. Bahkan Prince Charles berpidato pada tahun 1993 di Sheldonian Theatre, Oxford dengan judul “Islam and The West”. Ini berarti : dukungan secara kebijakan dan politik dari penguasa . Prof. Donald Cardwell menyediakan dukungan teknis , dengan menyediakan ʻpanggungʼ bagi Prof. Salim untuk presentasi, menyampaikan keynote speech, dan lectures.

Upload: sunu-wibirama

Post on 07-Jul-2016

246 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Ringakasan dari buku 1001 Inventions

TRANSCRIPT

Page 1: 1001 Inventions - Summary

Mengambil Pelajaran dari Buku ʻ1001 Inventions - The Enduring Legacy of Muslim Civilization, 3rd Editionʼ

0. Outline:1. Sejarah penulisan buku2. Sekilas tentang isi buku 3. Poin penting dan pelajaran dari buku

1. Sejarah penulisan buku

Tahun 1975: Lord. B.V. Bowden dari Univ. of Manchester, Institute of Science and Technology menyatakan ketertarikannya dengan keberhasilan ummat Islam pada suatu era masa lalu dalam mengelola wilayah pemerintahan yang terbentang dari China sampai Spanyol. Ini berarti ummat Islam juga menguasai dua samudra : Atlantik dan Pasifik (catatan: saat itu perdagangan lebih banyak berpusat di Atlantik, karena Pasifik baru dijelajahi Eropa setelah era Columbus dengan tujuan utama memutus rantai perdagangan timur barat yang dikuasai ummat Islam). Lord Bowden juga menyatakan tertarik dengan ummat Islam yang berhasil mencegah efek negatif dari inflasi dengan indexing, sesuatu yang saat itu tidak berhasil dilakukan oleh imperium Romawi.

Dalam pertemuan House of Lords, beliau menyatakan Inggris harus belajar dari ummat Islam yang telah menerapkan ekonomi syariah 1400 tahun yang lalu. Ia kemudian mendirikan Institute for the History of Muslim Science, Technology, and Commerce dan kemudian merekrut beberapa professor, salah satunya adalah pengarang buku : Prof. Salim T.S Al Hassani. Pada tahun 1989, Lord Bowden meninggal.

Tahun 1993: Prof. Donald Cardwell (kepala dari Dept. of History of Science and Technology dan pendiri Museum of Science and Industry di Manchester) menantang Prof. Salim. Ia mengatakan kepada Prof. Salim : “Selama masa Dark Ages, kita kehilangan ribuan tahun sejarah sains. Sebagian besar dari pengetahuan yang hilang itu berbahasa arab, dan kini menghiasi berbagai perpusatakaan terkenal di dunia. Kamu adalah professor yang terbaik dalam bidang engineering dan kamu juga bisa bahasa Arab. Kamulah yang pantas melakukan sesuatu untuk mengisi kekosongan ini”.

Tindak lanjut dari Prof. Salim adalah melakukan riset. Ia membaca banyak manuskrip, buku, dan jurnal. Ia sampai pada sebuah kesimpulan bahwa memang benar ada sebuah kekosongan (kita menyebutnya : research gap) tentang : “apa yang terjadi selama rentang waktu antara Archimedes (287-212 B.C) ~ Johannes Gutenberg (1400-1468). Ada sekitar 1600 tahun waktu kosong yang sebenarnya bisa menjelaskan “akar dari peradaban Eropa saat ini”. Selain itu, gap ini juga bisa menjawab pertanyaan, “Benarkah renaissance dan revolusi industri berakar dari kebudayaan Yunani kuno ?”

Bagaimana perjalanan Prof. Salim menghasilkan karya buku fenomenal ini ?

• Prof. Salim mendapatkan dukungan dari Prince Charles. Bahkan Prince Charles berpidato pada tahun 1993 di Sheldonian Theatre, Oxford dengan judul “Islam and The West”. Ini berarti : dukungan secara kebijakan dan politik dari penguasa.

• Prof. Donald Cardwell menyediakan dukungan teknis, dengan menyediakan ʻpanggungʼ bagi Prof. Salim untuk presentasi, menyampaikan keynote speech, dan lectures.

Page 2: 1001 Inventions - Summary

• Prof. Salim mendirikan FSTC (Foundation for Science, Technology, and Civilization) untuk melakukan institusionalisasi riset. Ini adalah salah satu cikal bakal website www.muslimheritage.com yang memuat berbagai hasil riset Prof. Salim.

• Mengumpulkan data (foto, manuskrip, paper, dll) tentang kebudayaan Islam dan sains dalam masa pemerintahan Islam.

• Menyewa ahli sejarah untuk melakukan verifikasi timeline peristiwa penemuan sains dalam pemerintahan Islam.

• menjadikan tema “reconstruction of Islamic discoveries” sebagai tema skripsi anak-anak S1. Tujuan utamanya adalah: membuat visualisasi object 3D dari penemuan sains ilmuwan di masa pemerintahan Islam, kemudian dengan teknologi yang ada saat ini model 3D tersebut bisa diwujudkan sebagai miniatur, atau souvenir yang bisa dipegang, dimainkan, dan dipelajari oleh anak-anak kecil.

• Publikasi hasil riset di www.muslimheritage.com. Situs ini memiliki pageviews sangat tinggi, sampai dengan 50,000 page views / day.

• Menjadikan momentum 9/11 sebagai spotlight, karena peristiwa WTC menjadikan banyak orang penasaran dengan “Apa sih Islam itu?” Prof. Salim justru memanfaatkan peristiwa ini untuk melakukan publikasi sains di masa pemerintahan Islam secara masif.

Riset ini tidak cukup jika tidak dipublikasikan kepada masyarakat awam dalam bahasa yang populer dan menarik. Selain menulis buku, Prof. Salim memikirkan ide lain untuk memperkenalkan sains Islam dengan cara yang berbeda. Maka Prof. Salim mendirikan 1001 Inventions initiative khusus untuk menangani segala hal yang berhubungan dengan publikasi hasil riset.

Tahun 2006: FSTC mengadakan pameran yang pertama secara besar-besaran di Inggris, dengan sponsor pemerintah. Pameran ini dilakukan di seluruh museum sains di Inggris selama dua tahun (2006-2008), kemudian Prof. Salim melakukan eksebisi di depan Houses of Parliament (parlemen Inggris) dan United Nations (UN). Buku 1001 Inventions cetakan 1 dan cetakan 2 terjual lebih dari 100.000 kopi.

Tahun 2010: FSTC mengadakan pameran dan peluncuran buku edisi ketiga. Pameran ini dilakukan di Science Museum London. Selain itu, ada ahli sejarah independen yang melakukan verifikasi terhadap akurasi fakta sejarah yang ditampilkan dalam pameran ini. Pengunjungnya 400.000 dalam waktu 5 bulan, sebagian besar bahkan sama sekali belum pernah datang ke Science Museum London sebelumnya.

Dukungan politik dan kebijakan luar negeri dimulai dari Turki. PM. Erdogan meminta secara pribadi kepada Prof. Salim untuk mengadakan eksebisi di Turki. Eksebisi dilakukan selama 7 bulan, dengan pengunjung sekitar 450.000 orang. Setelah eksebisi di Turki, Prof. Salim mengadakan eksebisi di New York City, Amerika dengan pengunjung lebih dari 50.000 orang dalam waktu 1 minggu.

Tahun 2011: Prof. Salim melakukan pameran di Timur Tengah, dan melakukan penerjemahan konten buku 1001 Inventions menjadi bahasa Arab.

Tahun 2012: Prof. Salim kembali melakukan pameran di Washington DC, Amerika.

Page 3: 1001 Inventions - Summary

2. Sekilas tentang isi buku

Buku ini berfokus pada pembahasan penemuan sains dan teknologi oleh ilmuwan dari berbagai kepercayaan (Islam, Kristen, Yahudi) yang dilakukan pada masa pemerintahan Islam. Prof. Salim membagi penemuan ini menjadi tujuah bagian: Home, School, Market, Hospital, Town, World, dan Universe. Masing-masing bagian mencakup detail dari penemuan yang ada. Di bagian akhir buku juga dijelaskan profil masing-masing ilmuwan yang cukup terkemuka dan memberikan pengaruh besar pada ilmu pengetahuan saat ini. Sisi menarik lain dari buku ini adalah adanya timeline dari masa awal perkembangan Islam jaman Rasulullah sampai tersebarnya ilmu pengetahuan di Eropa.

Hal menarik dari buku ini adalah penjelasan tentang sekolah dan universitas. Buku ini memberikan informasi kepada kita bahwa sistem guru-murid yang lazim kita temui saat ini justru dipopulerkan oleh ummat Islam, dimulai dari Rasulullah SAW. Selain itu buku ini juga menjelaskan bahwa universitas pertama di dunia didirikan oleh seorang muslim bernama Fatimah al-Fihri (Universitas Al Qarawiyin di Maroko).

3. Poin penting dan pelajaran dari buku

• Penulis buku menyebutkan perjalanan dan proses penyusunan buku. Ini penting karena pembaca perlu mengetahui seberapa besar effort yang dibutuhkan untuk menyusun buku ini. Selain itu pembaca perlu tahu metodologi yang digunakan penulis untuk menyusun buku ini.

• Memberi informasi kepada pembaca tentang proses diseminasi ilmu dengan dukungan kebijakan politik pemerintah, diskusi dan presentasi, dukungan teknis (pameran di museum), institusionalisasi riset (FSTC), dan publikasi yang baik (website).

• Penemuan sains dan teknologi dilakukan oleh ilmuwan dari BERBAGAI kepercayaan di masa pemerintahan Islam. Ini adalah publikasi yang baik untuk konsep legalisasi syariah di level negara. Buku ini jelas sekali memberikan informasi bagaimana pemerintahan Islam mendukungan toleransi (conviventia di masa pemerintahan Islam Cordoba) dan pengembangan sains.

• Proses majunya ilmu pengetahuan sebuah bangsa dimulai dari proses translasi (penerjemahan). Saat pemerintahan Islam, banyak diterjemahkan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab. Selain itu pemerintahan Islam juga menerjemahkan ilmu mereka ke dalam bahasa Arab, Latin, dan Spanyol. Belajar dari Jepang dan India, kalau Indonesia ingin maju ada dua hal yang bisa dilakukan: memberikan perhatian pada penerjemahan buku-buku teks sains dan teknologi, serta menerbitkan dengan harga yang murah.

• Islam meletakkan sains dan agama sejajar dalam konteks sistem pembelajarannya. Hal ini dibuktikan dengan pembelajaran sains dimulai dari masjid. Ini sesuai dengan konsep Al Ghazali yang menyatakan “Semua ilmu itu Islami, hanya terbagi dua: yang syarʼi dan tidak syarʼi”.

• Dari poin di atas: kita bisa tahu bahwa masjid adalah central dari kebangkitan ummat. Kalau ummat ingin bangkit, fokuskan pembinaan ummat dan masjid. Di masa Rasulullah, masjid pun juga menjadi tempat rapat, berlatih perang, dan juga menuntut ilmu (tapi bukan tempat jual beli). Tolok ukur kebangkitan ummat : saat jumlah jamaʼah sholat subuh sama dengan jumlah jamaʼah sholat jumat.

Page 4: 1001 Inventions - Summary