10 candi budha di indonesia

Upload: yuniar-aris-setiyono

Post on 14-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

10 candi indonesia

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    1/30

    10 CANDI BUDHA DI INDONESIA

    1. Candi Borobudur

    Ciri-Ciri nya :

    Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur

    sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya.

    Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

    Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa

    Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km

    di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha

    Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

    http://tentangindonesiadandunia.blogspot.com/2013/05/10-candi-hindu-dan-budha-di-indonesia.htmlhttp://tentangindonesiadandunia.blogspot.com/2013/05/10-candi-hindu-dan-budha-di-indonesia.html
  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    2/30

    2. Candi Mendut

    Ciri-Ciri nya :

    Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi

    dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan

    seekor garuda.

    Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di

    desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer

    dari candi Borobudur.

    Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam

    prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah

    membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh

    seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi

    Mendut.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    3/30

    3. Candi Ngawen

    Ciri-Ciri nya :

    Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda

    dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan

    posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu

    candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah

    ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.

    Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari

    arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurut perkiraan,

    candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram

    Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti

    Karang Tengah pada tahun 824 M.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    4/30

    4. Candi Lumbung

    Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi

    Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad

    ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan kumpulan dari satu candi

    utama (bertema bangunan candi Buddha)

    Ciri-cirinya :

    Dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang keadaannya masih relatif cukup bagus.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    5/30

    5. Candi Banyunibo

    Candi Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) adalah candi Buddha

    yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah timur dari kota

    Yogyakarta ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada saat

    zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang

    merupakan ciri khas agama Buddha.

    Ciri-cirinya:

    Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan ukiran relief kala-makaradan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat jelas. Candi yang mempunyai bagian

    ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan

    sekarang berada di tengah wilayah persawahan.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    6/30

    6. Kompleks Percandian Batujaya

    Kompleks Percandian Batujaya adalah sebuah suatu kompleks sisa-sisa percandian Buddha

    kuna yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang,

    Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang

    tersebar di beberapa titik.Cirri-cirinya:

    Dari segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuh secara umum sebagaimana layaknya

    sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan candi tersebut ditemukan hanya di

    bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa bangunan di situs Candi Blandongan.

    Candi-candi yang sebagian besar masih berada di dalam tanah berbentuk gundukan bukit

    (juga disebut sebagai unur dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa). Ternyata candi-candi ini

    tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan yang sama.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    7/30

    7. Candi Muara Takus

    Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia. Kompleks

    candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar

    atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks

    candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir

    Sungai Kampar Kanan.

    Ciri-cirinya:

    Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula

    tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke

    pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua,

    Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu

    pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini

    dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas

    galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat

    dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting

    dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran

    bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    8/30

    8. Candi Sumberawan

    Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari, Malang.

    Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini Merupakan peninggalan Kerajaan

    Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.Candi Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,

    +/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu andesit dengan

    ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada ketinggian 650 mDPL, di kaki bukit

    Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat

    sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.

    Cirri-cirinya:

    Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi

    terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Di atas kaki candi

    berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan

    bantalan Padma, sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    9/30

    9. Candi Brahu

    Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi. Pendapat

    lain, candi ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar Trowulan. Menurut buku

    Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau Warahu. Nama ini didapat dari

    sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan dalam prasasti Alasantan, yang ditemukan

    tak jauh dari candi brahu. Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok pada tahun 861 Saka atau

    9 September 939,

    Cirri-cirinya:

    Candi Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Brawijaya.

    Anehnya dalam penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas abu mayat

    dalam bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran candi yang dilakukan pada tahun 1990

    hingga 1995.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    10/30

    10. Candi Sewu

    Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi Prambanan (hanya

    beberapa ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi Sewu (seribu) ini diperkirakandibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran (746 784). Candi

    Sewu merupakan komplek candi Buddha terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi

    Roro Jonggrang merupakan candi bercorak Hindu.

    Menurut legenda rakyat setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat oleh seorang

    tokoh sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malam saja, sebagai

    prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang. Namun keinginannya itu gagal

    karena pada saat fajar menyingsing, jumlahnya masih kurang satu.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    11/30

    10 CANDI HINDU DI INDONESIA

    1. Candi Cetho

    Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir

    pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van

    de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi

    (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh

    Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai

    diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di

    Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian

    1400m di atas permukaan laut.

    Ciri-cirinya:Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak.

    Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca

    penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih

    berupa halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat

    Dusun Cetho.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    12/30

    2. Candi Asu

    Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi

    Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-

    kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi

    Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut

    merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya.

    Ciri-cirinya :

    Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa

    yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu anjing. Disebut Candi Lumbung karena

    diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain

    ada di kompleks Taman Wisata candi Prambanan). Ketiga candi tersebut terletak di pinggir

    Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai

    Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur

    sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35

    meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu

    hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk

    bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu

    (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    13/30

    3. Candi Gunung Wukir

    Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di dusun Canggal,

    kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada

    di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa

    Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun

    pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun

    732 M (654 tahun Saka).

    Ciri-cirinya:

    Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu

    andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal

    sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung

    lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    14/30

    4. Candi Prambanan

    Berdiri di bawah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini selarik puisi tiba-tiba terlintas di

    benak

    Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang ini menyimpan suatu

    legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku ajaran bagi anak-anak sekolah dasar.

    Kisah Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging yang ingin memperistri dara cantik

    bernama Roro Jonggrang. Si putri menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000 candi

    yang dibuat hanya dalam waktu semalam. Bandung yang memiliki kesaktian serta merta

    menyetujuinya. Seribu candi itu hampir berhasil dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut

    campur. Bandung yang kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga

    menjadi arca Batari Durga di salah satu candi.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    15/30

    5. Candi Gunung Sari

    Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa. Lokasi candi ini

    berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal.

    Ciri-cirinya:

    Candi Gunung Sari dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya kemungkinan lebih tua

    daripada Candi Gunung Wukir. Di Puncak Gunung Sari kita bisa melihat pemandangan yang

    sangat mempesona dan menakjubkan. Candi Gunung Sari terletak di Desa Gulon, Kecamatan

    Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Semoga di masa depan Candi Gunung

    Sari semakin dikenal oleh banyak orang untuk dapat menemukan inspirasi dan keindahannya

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    16/30

    6. Arca Gupolo

    Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang terletak di dekat

    candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan,

    Yogyakarta. Gupolo adalah nama panggilan dari penduduk setempat terhadap patung

    Agastya yang ditemukan pada area situs. Walaupun bentuk arca Agastya setinggi 2 meter ini

    sudah tidak begitu jelas, namun senjata Trisula sebagai lambang dari dewa Siwa yang

    dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa arca yang lain, kebanyakan adalah arca dewa

    Hindu dengan posisi duduk.

    Ciri-cirinya:

    Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang dipakai oleh penduduk

    setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim kemarau panjang sumur ini tidak

    pernah kering. Menurut legenda rakyat setempat, Gupolo adalah nama patih (perdana

    menteri) dari raja Ratu Boko yang diabadikan sebagai nama candi Ratu Boko (ayah dari dewi

    Loro Jonggrang dalam legenda candi Prambanan).

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    17/30

    7. Candi Cangkuang

    Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah

    Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali

    ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.

    Cirri-ciri nya:

    Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran

    yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang

    berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma,

    pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur

    terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lbar 1,26 m.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    18/30

    8. Candi Gedong Songo

    Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya

    Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa

    Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat lima

    buah candi.

    Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya

    Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).

    Ciri-cirinya:

    Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini

    terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini

    cukup dingin (berkisar antara 19-27C)

    Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam

    yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang

    mengandung belerang.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    19/30

    9. Candi Pringapus

    Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo, Temanggung 22 Km arah barat

    laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan

    Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Candi

    tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan

    di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932.

    Ciri-cirinya:

    Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata.

    Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang

    menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    20/30

    10. Candi Sukuh

    Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten

    Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai

    candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan

    kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek

    lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.

    Cirri-cirinya:

    Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para

    pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan

    dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

    Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di

    Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para

    pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    21/30

    Peininggalan berupa masjid

    Masjid merupakan tempat ibdah bagi umat Muslim, berikut adalah masjid peninggalan

    kerajaan Islam.

    1. Masjid Agung Banten (bangun beratap tumpang)

    Masjid Agung Banten termasuk masjid tua yang penuh nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini

    ramai dikunjungi para peziarah yang datang tak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tapi juga

    dari berbagai daerah di Pulau Jawa.

    Masjid Agung Banten terletak di Kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar

    10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana

    Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kasultanan Demak. Ia adalah putra pertama SunanGunung Jati.

    Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap bangunan utama yang

    bertumpuk lima, mirip pagoda China. Ini adalah karya arsitektur China yang bernama Tjek

    Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan

    selatan bangunan utama.

    Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan Banten serta keluarganya. Yaitu

    makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu

    Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana

    Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.

    Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan

    inti Masjid Agung. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang

    dengan gaya arsitektur Belanda kuno. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda

    bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat, dan kajian Islami

    dilakukan di sini.

    Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid Agung Banten. Terletak

    di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24

    meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada

    83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh

    satu orang. Dari atas menara ini, pengunjung dapat melihat pemandangan di sekitar masjiddan perairan lepas pantai, karena jarak antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km.

    Dahulu, selain digunakan sebagai tempang mengumandangkan azan, menara yang juga

    dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.

    http://1.bp.blogspot.com/_nGewbIqDXag/TTAzLZLROdI/AAAAAAAAADQ/gtQzO00hVmM/s1600/300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_moskee_en_minaret_in_Karang_Antu_TMnr_3728-818.jpg
  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    22/30

    2. Masjid Demak (dibangun para wali)

    Masjid Agung Demak adalah sebuah mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di

    desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat

    berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk

    membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan

    Demak, pada sekitar abad ke-15 Masehi.

    Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki

    empat tiang utama yang disebut saka guru. Tiang ini konon berasal dari serpihan-serpihan

    kayu, sehingga dinamai 'saka tatal'Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya

    berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit.

    Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja

    Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi

    berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.

    http://2.bp.blogspot.com/_nGewbIqDXag/TTA0AzxEWPI/AAAAAAAAADY/sBKUzh8w280/s1600/250px-Masjid_demak.jpg
  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    23/30

    3. Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)

    Mesjid Menara Kudus (disebut juga sebagai mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) adalah

    mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah

    dengan menggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama dan

    terletak di desa Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mesjid ini

    berbentuk unik, karena memiliki menara yang serupa bangunan candi. Masjid ini adalah

    perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu.

    http://1.bp.blogspot.com/_nGewbIqDXag/TTA20D-2MqI/AAAAAAAAADg/AXgYISPs7fw/s1600/index.jpg
  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    24/30

    4. Masjid Keraton Surakarta, Yogyakarta, Cirebon (beratap tumpang)

    Keraton (Istana) Surakarta merupakan salah satu bangunan yang eksotis di zamannya. Salah

    satu arsitek istana ini adalah Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan

    Hamengkubuwono I) yang juga menjadi arsitek utama Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu

    tidaklah mengherankan jika pola dasar tata ruang kedua keraton tersebut (Yogyakarta dan

    Surakarta) banyak memiliki persamaan umum. Keraton Surakarta sebagaimana yang dapat

    disaksikan sekarang ini tidaklah dibangun serentak pada 1744-45, namun dibangun secara

    bertahap dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang tetap sama dengan awalnya.

    Pembangunan dan restorasi secara besar-besaran terakhir dilakukan oleh Susuhunan

    Pakubuwono X (Sunan PB X) yang bertahta 1893-1939. Sebagian besar keraton ini

    bernuansa warna putih dan biru dengan arsitekrur gaya campuran Jawa-Eropa.

    Secara umum pembagian keraton meliputi: Kompleks Alun-alun Lor/Utara, Kompleks

    Sasana Sumewa, Kompleks Sitihinggil Lor/Utara, Kompleks Kamandungan Lor/Utara,

    Kompleks Sri Manganti, Kompleks Kedhaton, Kompleks Kamagangan, Kompleks

    Srimanganti Kidul/Selatan (?) dan Kemandungan Kidul/Selatan, serta Kompleks Sitihinggil

    Kidul dan Alun-alun Kidul. Kompleks keraton ini juga dikelilingi dengan baluwarti, sebuah

    dinding pertahanan dengan tinggi sekitar tiga sampai lima meter dan tebal sekitar satu meter

    tanpa anjungan. Dinding ini melingkungi sebuah daerah dengan bentuk persegi panjang.

    Daerah itu berukuran lebar sekitar lima ratus meter dan panjang sekitar tujuh ratus meter.

    Kompleks keraton yang berada di dalam dinding adalah dari Kemandungan Lor/Utara sampai

    Kemandungan Kidul/Selatan. Kedua kompleks Sitihinggil dan Alun-alun tidak dilingkungi

    tembok pertahanan ini.

    http://1.bp.blogspot.com/_nGewbIqDXag/TTA3od6x-9I/AAAAAAAAADo/fzawJDV2swU/s1600/220px-Keraton_Surakarta.JPG
  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    25/30

    5. Masjid Agung Pondok Tinggi (beratap tumpang)

    Masjid Agung Pondok Tinggi merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Kabupaten

    Kerinci. Ia merupakan saksi nyata penyebaran Islam pada tahun 1874 M di Kabupaten

    Kerinci.

    Bukan sekedar mendapatkan wawasan, tapi anda juga bisa menikmati arsitekturnya yang

    khas. Keindahan yang pertama nampak dari Masjid Agung ini adalah desain atapnya yaitudesain tumpang berlapis tiga. Makin ke atas makin kecil dan lapisan atap paling atas

    berbentuk piramida.

    Selain itu dinding dan tiang-tiang masjid semua berbahan dari kayu. Berbagai macam motif

    ukiran pada dinding dan tiang masjid menghiasi mesjid sehingga tampak indah.

    Desain arsitektur masjid ini merupakan refleksi dari sebagian pandangan hidup masyarakat

    berkaitan dengan adat istiadat dan ketuhanan. Masjid setinggi 100 kaki atau sekitar 30,5

    meter dari lantai dasar hingga ke puncak atap ini ditopang oleh 36 buah tiang yang besar dan

    kokoh.

    Tiang itu dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu Tiang panjang sambilea (sembilan), berjumlah

    empat buah, membentuk segi empat pada ruang masjid yang paling dalam. Keempat tiang

    yang berasal dari batang pohon yang utuh dan kuat tersebut dinamai tiang tuo. Tiang tuo

    tersebut diberi paku emas untuk menolak bala, dan pada puncaknya diberi kain berwarna

    merah dan putih sebagai lambang kemuliaan. Kemudian Tiang panjang limau, berjumlah

    delapan buah, membentuk segi empat pada ruang tengah, lalu 24 buah Tiang panjang duea,

    yang membentuk segi empat pada bagian ruang yang paling luar.

    http://2.bp.blogspot.com/_nGewbIqDXag/TTA5e7UcoXI/AAAAAAAAADw/shNy1uTP3m4/s1600/mesjid+agung+pondok+tinggi.jpg
  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    26/30

    6. Masjid Raya Aceh, Masjid Raya Deli (dibangun zaman Sultan Iskandar Muda)

    Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah

    tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro

    Aceh Darussalam. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang

    dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Mesjid raya ini memangpertama kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis

    pada agresi tentara Belanda kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam

    peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya

    pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk

    sebelah utara mesjid.

    http://2.bp.blogspot.com/_nGewbIqDXag/TTA8-aYWidI/AAAAAAAAAD4/tazz_9zP3SU/s1600/rrrrrrr.jpg
  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    27/30

    7. Masjid Cirebon, Cirebon, Jabar Abad 15 M K. Cirebon

    Masjid Agung Sang Cipta Rasa (dikenal juga sebagai Masjid Agung Kasepuhan atau Masjid

    Agung Cirebon) adalah sebuah masjid yang terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan,

    Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Konon, masjid ini adalah masjid tertua di Cirebon, yaitu

    dibangun sekitar tahun 1480 M atau semasa dengan Wali Songo menyebarkan agama Islam

    di tanah Jawa. Nama masjid ini diambil dari kata "sang" yang bermakna keagungan, "cipta"

    yang berarti dibangun, dan "rasa" yang berarti digunakan. Dalam pembangunannya, Sunan

    Gunung Jati menunjuk Sunan Kalijaga sebagai arsiteknya. Selain itu, Sunan Gunung Jati juga

    memboyong Raden Sepat, arsitek Majapahit yang menjadi tawanan perang Demak-

    Majapahit, untuk membantu Sunan Kalijaga merancang bangunan masjid tersebut.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    28/30

    8. Masjid Katangka. Katangga, Sulsel Abad 16 M K. Gowa

    Masjid ini dibangun pada tahun 1603 Masehi pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-24,Aku Manga'ragi Daeng-Manrabbiakaraeng Lakiung, Sultan Alauddin. Kemudian pada tahun

    1605 Masehi, masjid ini benar-benar dirubah untuk diberi nama Masjid Katangka. Masjid

    berukuran 14,1 x 14,4 meter dan sebuah bangunan tambahan 4,1 x 14,4 meter. Tinggi

    bangunan 11,9 meter dan dindingnya memiliki tebal sampai dengan 90 meter. Bahan baku

    dari batu bata dengan atap ubin dan lantai porselen. Lokasi di Katangka, Gowa.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    29/30

    9. Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh Abad 15 M K. Aceh

    Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang berada di pusat Kota Banda Aceh.

    Masjid ini dahulunya merupakan masjid Kesultanan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang kota

    Banda Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar, kemudian pada tahun 1875 Belanda

    membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya. Mesjid ini berkubah tunggal dan

    dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi

    3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959-1968). Mesjid ini

    kemudian telah diperluas dan saat ini memiliki 7 kubah. Masjid ini merupakan salah satu

    masjid yang terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran yang menarik,

    halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan masjid tersebut.

  • 5/24/2018 10 Candi Budha Di Indonesia

    30/30

    10. Masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jatim Abad 15 M

    Masjid Ampel adalah sebuah masjid kuno yang terletak di kelurahan Ampel, kecamatan

    Semampir, kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid seluas 120 x 180 meter persegi ini didirikan

    pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel, yang didekatnya terdapat kompleks pemakakaman

    Sunan Ampel. Masjid yang saat ini menjadi salah satu objek wisata religi di kota Surabaya

    ini, dikelilingi oleh bangunan berarsitektur Tiongkok dan Arab disekitranya. Disamping kiri

    halaman masjid, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah,

    biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.