10. bab ii

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi ilmu (Notoatmodjo, 2005). 2. Pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif Pengetahuan orang tua terutama ibu merupakan salah satu faktor yang penting dalam tubuh kembang anak 8

Upload: angga-satria-amril

Post on 16-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

alat permainan edukatig

TRANSCRIPT

22

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pengetahuan 1. Pengertian PengetahuanPengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi ilmu (Notoatmodjo, 2005).

2. Pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatifPengetahuan orang tua terutama ibu merupakan salah satu faktor yang penting dalam tubuh kembang anak karena dengan pengetahuan ibu yang baik maka ibu dapat menerima informasi tentang pentingnya alat permainan yang mendidik bagi anak. Dengan tingkat pengetahuan yang tinggi khususnya tentang alat permainan edukatif, diharapkan ibu bisa mengetahui bagaimana cara menggunakan alat permainan tersebut dengan tepat dan aman bagi anak sehingga manfaat yang diharapkan dari alat permainan tersebut bisa dipergunakan oleh anak secara optimal (Yuriastien et al., 2009).3. Pengukuran pengetahuanPengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan. Bila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan baik secara lisan atau tulisan, maka dapat dikatakan ia mengetahui bidang itu (Notoatmodjo, 2005).

B. Konsep Dasar Alat Permainan EdukatifAlat Permainan Edukatif (APE) yaitu alat yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Alat ini mengandung nilai pendidikan, dimainkan sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak(Tanuwidjaya, 2002).Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dan mempunyai beberapa ciriya itu dapat dimainkan dengan berbagai macam tujuan, manfaat maupun bentuknya dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan (Tedjasaputra, 2001).Alat Permainan Edukatif dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kemampuan anak dengan mengetahui kelompok usia si anak dan mengerti syarat alat permainan edukatif sehingga stimulasi fisik maupun mental dapat dilakukan sedini mungkin (Soetjiningsih, 2002). Alat permainan edukatif dapat berfungsi sebagai media pendidikan yang dapat mengatasi sikap pasif anak. Oleh karena itu APE yang digunakan hendaknya dapat: (a) menimbul kangairah belajarpada anak,(b)memberikan kemungkinandan peluangpada anakuntukberinteraksi secara langsung dengan lingkungan dan realitas, (c) memberikan kemungkinan danpeluang untuk belajar mandiri menurut minat dan kemampuannya (Sadiman, 2003).Menurut Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (2003) APE yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat permainan yang terdapat pada KPSP untuk anak usia 4 sampai 6 tahun, yaitu :1. KubusMenyusun lima kubus membentuk seperti menara.2. Alat tulisMembuat lingkaran sampai tiap ujungnya terhubung dan tidak putus-putus.3. Sepeda roda tigaMengayuh sepeda sejauh sedikitnya 3 meter.4. Persegi empat berwarnaMenunjuk dan menyebutkan warna pada persegi empat tersebut.(Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2003)

C. Konsep Dasar Petumbuhan dan Perkembangan Anak1. Pertumbuhana. Definisi Tumbuh KembangPerkembangan anak biasanya dibahas bersama dengan pertumbuhan, karena keduanya berjalan beriringan. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan besar dalam hal jumlah dan ukuran pada tingkat sel, organ, maupun jaringan. Perkembangan (development) adalah peningkatan kemampuan dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan memiliki pola yang teratur dan dapat diprediksi yang merupakan hasil dari proses pematangan (Nugroho, 2009).Pertumbuhan dijelaskan sebagai peningkatan secara bertahap dari organ dan jaringan tubuh. Hal ini dapat diamati dari pertambahan berat badan dan tinggi badan anak. Berat badan dan tinggi badan anak menunjukkan status gizinya, apabila status gizi anak baik maka kecerdasan dan perkembangan anak juga akan baik. Sedangkan perkembangan adalah penampilan kemampuan (skill) yang diperoleh dari kematangan sistem saraf pusat khususnya otak. Anak yang sehatperkembangannya searah dengan pertumbuhannya (Yuriastien et al., 2009).Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak, karena pada masa ini terjadi perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia yang merupakan landasan bagi perkembangan anak selanjutnya (Yuriastien et al., 2009).Mempelajari tumbuh kembang mempunyai tujuan umum untuk menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, mental, emosi dan sosial sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Disamping itu tujuan khususnya ialah mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar kita dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat mengatasi permasalahannya (Tanuwidjaya, 2002).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang AnakTanuwidjaya (2002), menyebutkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat di bagi menjadi 2 golongan yaitu :1) Faktor dalam (internal)Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri, baik faktorbawaan maupun faktor yang diperoleh seperti:a) Hal-hal yang diturunkan dari orang tua maupun generasi sebelumnya yaitu warna rambut, bentuk tubuh.b) Unsur berpikir dan kemampuan intelektual.c) Keadaan kelenjar zat-zat tubuh yaitu kekurangan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.d) Emosi dan sifat-sifat tertentu yaitu pemalu, pemarah, tertutup dan lainnya.2) Faktor luar (external/lingkungan)Faktor luar merupakan faktor-faktor yang ada di luar atau berasal dari luar anak mencakup lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak, yaitu:a) KeluargaPengaruh keluarga adalah pada sikap dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak, hubungan orang tua.b) GiziKeadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh.c) BudayaFaktor lingkungan masyarakat dalam hal asuhan ini dan kebiasaan suatu masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya: hal kebersihan, kesehatan dan pendidikan.d) Teman bermain dan sekolahLingkungan sosial seperti teman sebaya, tempat, alat bermaindan kesempatan pendidikan yang diperoleh di sekolah akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Perkembangana. Definisi PerkembanganPerkembangan anak adalah proses yang dimulai dari konsepsi dan merangkul berbagai aspek, mulai dari pertumbuhan fisik anak, perilaku, kognitif, sosial, dan emosional hingga sarafnya berkembang dengan baik. Hasil akhir dari pengembangan adalah seorang anak mampu merespon kebutuhannya dan bereaksi terhadap lingkungan dalam kehidupnya (Figueiras et al., 2012).Perkembangan anak terdiri dari 5 fase, yaitu : (1) fase infants (bayi), dari usia 1 bulan sampai 1 tahun; (2) fase todler, terdiri dari usia 1 tahun sampai 3 tahun; (3) fase usia pra sekolah, terdiri dari usia 3 tahun sampai 6 tahun; (4) fase usia sekolah, dari usia 6 tahun sampai 12 tahun dan (5) fase remaja (pubertas) dari usia12 sampai 18 tahun (Supariasaet al., 2002).

b. Jenis-Jenis PerkembanganMenurut Soetjiningsih (2002) semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, meliputi :1) Personal social (perilaku sosial)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.2) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat.3) Language (bahasa)Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.4) Gross motor (gerakan motorik kasar)Aspek yang berhubungan dengan pergerakkan dan sikap tubuh.c. Tahapan PerkembanganAnak-anak berkembang secara keseluruhan karena tidak ada tempat prioritas yang lebih tinggi dalam perkembangan anak. Pendekatan secara keseluruhan terhadap pendidikan dan perawatan memberikan proses dan menghindari kecenderungan dalam perkembangan kepribadian anak. Untuk sebagian besar, perkembangan anak usia dini terjadi melalui saling melengkapi dan saling terkait dari tiap tempat sehingga anak yang mengalami kemajuan di suatu tempat sangat mempengaruhi kemajuan perkembangan anak di tempat yang lainnya (Damovskaet al., 2009).Anak-anak harus tahu dan mampu melakukan sesuatu yang sesuai dengan tingkat usianya masing-masing. Pembelajaran dini dan Pengembangan mengacu pada rentang usia 0-6 tahun (0-72 bulan), dibagi dalam kelompok umur sebagai berikut:1) 0-2 tahun (0-6 bulan, 6-18 bulan dan 18-24 bulan)2) 2-3 tahun (24-36 bulan)3) 3-4 tahun (36-48 bulan)4) 4-6 tahun (48-60 bulan, 60-72 bulan)Rentang usia tersebut ditentukan oleh ketentuan hukum yang merupakan dasar bagi Organisation of the Work of Kindergartens dan pembagian anak-anak ke dalam kelompok masing-masing (Damovska et al., 2009).d. Perkembangan usia diniAnak usia dini secara sosial, kognitif dan emosional hidup di dunia yang secara kualitatif berbeda dengan dunia anak yang lebih besar. Karya Jean Piaget, telah membuat guru sadar betapa besar perbedaan kebutuhan perkembangan anak usia dini dibandingkan anak yang lebih besar. Piaget memakai istilah pra-operasional untuk menggambarkan cara berfikir anak usia 2, 3 sampai 6 tahun. Maksud istilah ini adalah anak usia dini belum menggunakan operasi logika (numerasi, serial, berfikir terbalik dan sebagainya) dalam proses mental untuk memahami dunia sekitar mereka (Amstrong, 2011).Otak anak usia dini secara struktur dan fungsional berbeda. Seperti pada penelitian Diamond & Hopson (1998) energi yang digunakan oleh otak anak usia 2 tahun setara dengan orang dewasa. Selanjutnya, hal ini akan terus meningkat sampai usia 3 tahun. Otak anak dua kali lebih aktif dari pada otak orang dewasa. Keritik, gemeristik, kerja dan nyala sel otak ini akan terus berkembang dengan dengan kecepatan dua kali orang dewasa sampai usia 9 atau 10 tahun, di saat itu metabolisme mulai menurun dan mencapai tahap dewasa di usia 18 tahun (Amstrong, 2011).Anak usia dini memiliki banyak dendrit (hubungan antar sel) yang mengalami proses pemangkasan bagian yang tidak berguna, yakni hubungan neuron diperkuat atau dibuang tergantung pada jenis rangsangan yang diterima anak atau tidak diterima anak dari lingkungannya. Faktor sosial dan emosional di sekitar anak sangat penting bagi perkembangan otak(Amstrong, 2011).Sistem saraf anak usia dini di beberapa bagian otak belum benar-benar terbungkus oleh selaput myelin. Myelinasi adalah proses pelapisan atau pembatasan akson oleh selaput myelin untuk membuat jalur gelombang listrik efisien melewati otak. Myelinasi yang belum sempurna ini mungkin bisa menjelaskan mengapa banyak persepsi dan pemikiran anak usia dini sangat berbeda dengan anak yang lebih besar dan orang dewasa. Keelastisan otak anak yang luar biasa menunjukkan pentingnya lingkungan anak, ruang sosial yang aman dan penuh kasih dipadu dengan lingkungan interaksi yang dicobanya untuk mendorong pertumbuhan neurologi yang sehat. Aktivitas metabolisme yang tinggi dalam otak anak usia dini menyarankan bahwa anak sebaiknya diberi pengalaman yang dinamis dan kreatif (Amstrong, 2011).e. Kebutuhan dasar seorang anakPerkembangan seorang anak dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi dengan orang tua. Tanpa disertai suasana hangat penuh kasih sayang yang mendasari terjalinnya hubungan batin dan kedekatan emosi antara orang tua dan anak, proses tumbuh kembang tidak akan berjalan optimal. Agar proses tumbuh kembang anak berjalan optimal, terapkanlah pola asuh, asih dan asah dalam setiap aktivitas merawat dan mengasuhnya (Yuriastien et al., 2009).1) AsuhAsuh merupakan kegiatan perawatan anak. Jadi, sedapat mungkin selalu sertakan ungkapan kasih sayang. Kebutuhan asuh ini mencakup asupan gizi anak selama dalam kandungan, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, serta perawatan kesehatan dini.2) AsihAsih dapat menciptakan ikatan batin yang kuat antara ibu dengan anak dan timbulnya rasa aman pada diri anak. Selain itu, kebutuhan anak akan kasih sayang, perhatian, penghargaan, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab dan kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Hal ini bertujuan agar perkembangan emosinya baik. Sebaiknya memberikan contoh-contoh yang mendidik dengan penuh kasih sayang.3) AsahAsah mencakup upaya dan kegiatan yang bertujuan untuk mengasah atau merangsang berbagai kemampuan yang tersimpan di dalam otak anak secara terus-menerus. Salah satunya, melalui proses pembelajaran dan pendidikan. Proses ini sebaiknya diberikan sedini mungkin, terutama pada anak periode keemasan usia 4 sampai 5 tahun. Pada masa ini, perkembangan kemampuan anak mengingat secara pesat sehingga membentuk etika, kepribadian yang mantap, kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan produktivitas yang baik (Yuriastien et al., 2009).f. Manfaat bermain bagi anakProgram kegiatan bermain dapat membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya (Santrock, 2007).Bermain umumnya dilandasi oleh motivasi instrinsik dari dalam diri anak, bermain melibatkan keaktifan anak memunculkan efek positif. Adapun manfaat bermain antara lain memberikan kesempatan untuk mencoba hal baru melalui eksplorasi dan penemuan dalam belajar melalui bermain, mengaplikasikan kenyataan dalam representasi simbolis, memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah, mengembangkan rasa egosentriske rasa sosial, belajar bekerjasama dengan teman melalui bermain kooperatif dan mengembangkan kreativitas (Pratisti, 2008).

3. Pengukuran Perkembangana. Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang di tujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan terdapat 10 pertanyaan. Kegunaan KPSP untuk mengetahui ada atau tidak hambatan dalam perkembangan anak, namun hasil yang positif tidak selalu berarti bahwa perkembangan anak tersebut tidak normal,tetapi menunjukkan anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pertanyaan di ajukan sesuai dengan usia anak. Penilaian kuesioner praskrining perkembangan (KPSP), apabila jumlah jawaban ya = 9 atau 10 berarti anak normal, jika kurang dari 9 maka perlu di teliti kembali mengenai usia anak, dan jawaban anak, jika jawaban ya = 7 atau 8, maka dilakukan pemeriksaan ulang seminggu kemudian, dan jika kurang dari 6 maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjut/rujuk (Library FK UPNVJ).Menurut Depkes (2005), untuk memantau perkembangan balita menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan anak yaitu daftar pertanyaan singkat yang di tujukan kepada para orang tua dan di pergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Kegunaan KPSP untuk mengetahui ada atau tidak hambatan dalam perkembangan anak. Cara menggunakan KPSP yaitu petugas kesehatan di lapangan membaca KPSP terlebih dahulu dan kemudian memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam kartu data tumbuh kembang anak. Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari di bulatkan menjadi 1 bulan. Cara mencatat hasil KPSP yaitu : di bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak. Hasil KPSP di catat dalam kartu data tumbuh kembang anak. Tuliskan jawaban ya atau tidak pada kotak yang di sediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan umur anak kemudian hitunglah jawabannya (Depkes RI, 2005).b. Penilaian hasil kuisoner praskrining perkembanganPemantauan perkembangan balita meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, juga daya lihat. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi (Kemenkes RI, 2011).Interpretasi:1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya. (1. Jawaban Ya, bila ibu/ pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. 2. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu).2) Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).3) Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan.4) Jumlah jawaban Ya= 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangannya.5) Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)Intervensi:1) Bila perkembangan anak sesuai umur, lakukan tindakan berikut:a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.d) Ikutlah anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan BKB.jika anak sudah memasuki usia pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat di ikutkan pada kegiatan di pusat PADU, kelompok bermain dan taman kanak-kanak.e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai dengan 72 bulan.2) Bila perkembangan anak meragukan, lakukan tindakan berikut:a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau mengejar ketinggalannya.b) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.c) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.d) Jika hasil KPSP ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan.3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan, lakukan tindakan berikut:Rujukan ke rumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan.

D. Kerangka Teori

(Tanuwidjaya, 2002)Faktor eksternal dan internal

(Santrock, 2007)BermainKebutuhan dasar anak:AsuhAsihAsah(Yuriastienet al., 2009)(Tanuwidjaya, 2002)Alat permainan edukatifPerkembangan Anak

(Yuriastienet al., 2009) Pengetahuan Ibu

Gambar 2.1 Kerangka Teori(Aris Munandar, 2013)8