1. sk. keb. skp.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: 1. SK. KEB. SKP.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081802/563db7fc550346aa9a8f7ec7/html5/thumbnails/1.jpg)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
Jl. Soekarno – Hatta Telp. (0282) 542749 Menganti Cilacap – 53274Email: [email protected] Fax (0282) 54274
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “AFDILA” CILACAP
NOMOR :.... ....................................TENTANG
KEBIJAKAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “AFDILA” CILACAP
Menimbang : a. bahwa Sasaran Keselamatan Pasien adalah seluruh pelayanan pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak “Afdila” Cilacap harus terstandar dan terstruktur serta didukung oleh manajemen fasilitas yang memenuhi standar;
b. bahwa guna menghasilkan peningkatan keselamatan pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak “Afdila” Cilacap maka pelaksanaan komunikasi harus efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh resipien/penerima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Direktur Tentang Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak “Afdila” Cilacap Cilacap;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/Per/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit;6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit;7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/Menkes/Per/I/2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;8. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 Tentang Standar pelayanan kedokteran;9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien.10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197 Tahun 2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
![Page 2: 1. SK. KEB. SKP.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081802/563db7fc550346aa9a8f7ec7/html5/thumbnails/2.jpg)
MEMUTUSKANMenetapkan;
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RSIA “AFDILA” CILACAP TENTANG KEBIJAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “AFDILA”CILACAP;
KEDUA : Kebijakan Kebijakan sebagaimana Diktum KESATU termuat dalam lampiran Keputusan ini;
KETIGA : Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan secara terstruktur dari keseluruhan manajemen rumah sakit dengan pengawasan dari komite perbaikan mutu dan keselamatan pasien;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : CilacapPada tanggal : 1 November 2015 Direktur RSIA “AFDILA” Cilacap
dr. ADITYA RACHMAN
Tembusan :1. Ketua YAA2. Ka. Keperawatan;3. KABAG. Umum;4. KABAG, Keuangan;5. Komite Medik.
![Page 3: 1. SK. KEB. SKP.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081802/563db7fc550346aa9a8f7ec7/html5/thumbnails/3.jpg)
Lampiran:Keputusan Direktur RSIA “AFDILA” CilacapNomor : Tanggal : 1 November 2015
KEBIJAKAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “AFDILA”CILACAP
I. IDENTIFIKASI PASIEN
1. Identifikasi menggunakan gelang pasien,identifikasi terdiri dari tiga identitas: nama
pasien,nomor rekam medic, dan tanggal lahir.
2. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang
warna pink, sedangkan gelang warna merah sebagai penanda alergi, dan gelang
kuning penanda resiko jatuh.
3. Pada gelang identifikasi pasien: nama pasien harus ditulis lengkap sesuai KTP
elektronik bila tak ada dengan KTP/kartu identitas lainnya, nama tidak boleh
disingkat, tak boleh salah ketik walau satu huruf.
4. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus dicetak, tulisan tangan hanya
boleh jika printer sedang rusak atau tidak ada fasilitas untuk itu dan harus segera
diganti bila printer berfungsi kembali. Entifikasi terdiri dari tiga identitas: nama
pasien, nomor rekam medic dan tanggal lahir
5. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari identitas diatas. Identifikasi
dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan visual (melihat
gelang pasien)
6. Semua pasien harus diidentifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian obat,
tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur/tindakan, diambil sample darah, urin atau
cairan tubuh lainnya.
7. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan
lain oleh RS, misalnya ruang haemodialisa, endoskopi.
8. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda “HATI-HATI PASIEN DENGAN
NAMA SAMA” pada rekam medic dan semua formulir permintaan.
![Page 4: 1. SK. KEB. SKP.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081802/563db7fc550346aa9a8f7ec7/html5/thumbnails/4.jpg)
II. PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada
perawat.
3. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya.
4. Simpan obat narkotika secara terpisah dalam lemari double, setiap pengeluaran harus
diketahui penanggungjawabnya dan dicatat.
5. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk
memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis.
6. Obat high alert dalam infuse: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infuse,
tempel stiker lebel nama obat pada daftar infuse dan diisi dengan catatan dan sesuai
ketentuan
7. Setiap unit yang obat harus punya daftar obat high alert, obat LASA, elektrolit
konsentrat, serta panduan penatalaksanaan obat high alert.
8. Setiap staf klinis terkait harus tahu penatalaksanakan obat high alert.
9. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas.
10. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergency, atau nama obat
harus dieja perhuruf HIGH.
![Page 5: 1. SK. KEB. SKP.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081802/563db7fc550346aa9a8f7ec7/html5/thumbnails/5.jpg)
III. MENERIMA PERINTAH LISAN/LISAN LEWAT TELEPON
1. Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan
konfirmasi.
2. Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima
perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan ( pada
kesempatan berikutnya).
3. Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA , maka nama
obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya.
4. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat look alike sound alike, look alike, dan
sound alike.
5. Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat, misal
pemberi perintah tak mau tanda tangan.
Direktur RSIA “AFDILA” Cilacap
dr. ADITYA RACHMAN