mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

70
Irja Barat Kepr i N D A L

Upload: zeus-kang

Post on 30-Jun-2015

278 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Semester 3, Adm.Neg, Akasius Akang

TRANSCRIPT

Page 1: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Irja Barat

Kepri

N DAL

Page 2: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

I.TUJUAN OTONOMI DAERAHI.TUJUAN OTONOMI DAERAH

PELAYANAN PELAYANAN PUBLIKPUBLIK

CIVILCIVILSOCIETYSOCIETY

MASYARAKAT SEJAHTERAMASYARAKAT SEJAHTERA

Menciptakan Menciptakan kesejahteraankesejahteraanMenciptakan Menciptakan

kesejahteraankesejahteraanDEMOKRASIDEMOKRASIDEMOKRASIDEMOKRASI

EFISIENEFISIENEFEKTIFEFEKTIF

EKONOMISEKONOMISAKUNTABELAKUNTABEL

EFISIENEFISIENEFEKTIFEFEKTIF

EKONOMISEKONOMISAKUNTABELAKUNTABEL

PENINGKATANPENINGKATANPENDIDIKANPENDIDIKAN

POLITIKPOLITIKLOKALLOKAL

PENINGKATANPENINGKATANPENDIDIKANPENDIDIKAN

POLITIKPOLITIKLOKALLOKAL

Page 3: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

II. II. FORMAT PEMERINTAHAN DAERAHFORMAT PEMERINTAHAN DAERAH

1.1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah ?Kenapa Perlu Ada Pemerintah ?a.a. Untuk menciptakan “Law and Order”Untuk menciptakan “Law and Order”

(ketentraman dan ketertiban)(ketentraman dan ketertiban)b.b. Untuk menciptakan “Welfare”Untuk menciptakan “Welfare”

(Kesejahteraan)(Kesejahteraan)

2.2. Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ?Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ?a.a. Wilayah Negara terlalu luasWilayah Negara terlalu luasb.b. Menciptakan kesejahteraan secara Menciptakan kesejahteraan secara

demokratisdemokratis

Page 4: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

III. TATARAN NORMATIF UUD NEGARA RI 1945)

Alinea IV Pembukaan UUD Negara RI 1945

“Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…. dst

Kesimpulan : Pemerintah RI dibentuk untuk melindungi (Law and Order) dan mensejahterakan rakyat (Welfare)

Page 5: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Pasal 181) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah

daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang. **)

2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. **)

3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggotaanggotanya dipilih melalui pemilihan umum. **)

4) Gubernur, Bupati dan Walikota masingmasing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. **)

5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluasluasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undangundang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. **)

Page 6: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

STRATEGI PEMERINTAH MENSEJAHTERAKAN MASYARAKATDEKONSENTRASI

(PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION)

FUNCTIONAL FIELDADMINISTRATION;KANDEP/KANWIL

INTEGRATED/UNIFIED FIELDADMINISTRATION;KEPALA WILAYAH

POWER SHARING

1. OTONOMI MATERIIL (ULTRA VIRES)2. OTONOMI FORMIL (GENERAL

COMPETENCE)DESENTRALISASI

(PEMERINTAH DAERAH)

IV. SISTEM PEMERINTAHAN RI

PEMERINTAH PUSAT

Page 7: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

M P R D P R PRESIDEN

DAERAHOTONOM

DESENTRALISASI

SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR & INSTANSI VERTIKAL

DEKONSENTRASI

BADAN PENGELOLA

BUMN, OTORITA,DLL

DELEGASI(DESENTRALISASI FUNGSIONAL)

DPDB P K M A M K

TUGAS PEMBANTUAN

PEMERINTAHAN DAERAH/

PEMERINTAHAN DESA

MENTERI/K.LPNK

KAB/KOTA

DPRDPEMDA

DPRDPEMDA

PROVINSI

Page 8: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

TNI/POLRI

dewan pertimbangan

KY

UUD 1945

Kementerian Negara

PUSAT

DAERAH

TUN

Militer

Agama

Umum

Lingkungan Peradilan

KAB/KOTA

DPRDPEMDA

KPUKPU

BANK SENTRAL

DPR DPDMPR

PERWAKILAN BPK PROV

PRESIDEN/WAPRES

BPKMA MK

DPRDPEMDA

PROVINSI

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Page 9: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

99

GUBERNURGUBERNUR

WAKILWAKIL

SETDA SETDA (unsur staf)(unsur staf)

BAPPEDABAPPEDA(unsur perencana)(unsur perencana)

Ps 150 (2)Ps 150 (2)

SET DPRDSET DPRD(unsur pelayanan)(unsur pelayanan)

INSPEKTORATINSPEKTORAT(unsur pengawas)(unsur pengawas)

( PP 79/2005)( PP 79/2005)

DPRDDPRD

Ps. 121Ps. 121

Ps. 124Ps. 124 Ps. 125Ps. 125 Ps. 123Ps. 123

Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi.Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi.Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi.Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi.

DINAS DRHDINAS DRH(unsur pelaksana)(unsur pelaksana)

LTDLTD(BADAN,KTR & RSD)(BADAN,KTR & RSD)

(unsur penunjang)(unsur penunjang)

Garis komando

Garis koordinasi

Garis pertanggungjawaban

STAF AHLISTAF AHLI

LEMBAGA LAINLEMBAGA LAIN(pelaks per UU)(pelaks per UU)

Page 10: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

BUPATI/BUPATI/WALIKOTAWALIKOTA

WAKILWAKIL

SETDASETDA (unsur staf)(unsur staf)

BAPPEDABAPPEDA(unsur perencana)(unsur perencana)

Ps 150 (2)Ps 150 (2)

SET DPRDSET DPRD(unsur pelayanan)(unsur pelayanan)

INSPEKTORATINSPEKTORAT(unsur pengawas)(unsur pengawas)

( PP 79/2005)( PP 79/2005)

DPRDDPRD

Kab/KotaKab/KotaKab/KotaKab/Kota

Ps. 121Ps. 121

Ps. 124Ps. 124 Ps. 125Ps. 125 Ps. 123Ps. 123

LEMBAGA LAINLEMBAGA LAIN(pelaks per UU)(pelaks per UU)

LTDLTD(BADAN,KTR & RSD)(BADAN,KTR & RSD)

(unsur penunjang)(unsur penunjang)

KECAMATANKECAMATANPs. 126Ps. 126

KELURAHANKELURAHANPs. 127Ps. 127

Garis komando

Garis koordinasi

Garis pertanggungjawaban

DINAS DRHDINAS DRH(unsur pelaksana)(unsur pelaksana)

STAF AHLISTAF AHLI

Page 11: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH SEBAGAI DAERAH OTONOMSEBAGAI DAERAH OTONOM

PEMERINTAH PUSAT

TERGANTUNG & SUBORDINASI

DAERAH OTONOM PROVINSI

DAERAH OTONOM KAB/KOTA

Page 12: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

GUBERNUR(WAKIL PEMERINTAH)

Pembinaan, Pengawasan, Supervisi,

Monev Fasilitasi

Kab/Kota melaksanakan Otda

PELAYANAN OPTIMAL

PERAN GUBERNUR SEBAGAI

WAKIL PEMERINTAH

PP19/2010

Page 13: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Tugas GubernurTugas Gubernur

1.1. Gub sebagai wakil Pemerintah memiliki tugas melaksanakan Gub sebagai wakil Pemerintah memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan meliputi:urusan pemerintahan meliputi:a.a. koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemda prov dgn koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemda prov dgn

instansi vertikal, dan antarinstansi vertikal di wil provi ybs;instansi vertikal, dan antarinstansi vertikal di wil provi ybs;b.b. koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemda prov dgn koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemda prov dgn

pemda kab/kota di wil prov ybs;pemda kab/kota di wil prov ybs;c.c. koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antar pemda kab/kota di koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antar pemda kab/kota di

wil prov ybs;wil prov ybs;d.d. Binwas penyelenggaraan pemda kab/kota;Binwas penyelenggaraan pemda kab/kota;e.e. menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara

keutuhan NKRI;keutuhan NKRI;f.f. menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan

demokrasi;demokrasi;g.g. memelihara stabilitas politik;memelihara stabilitas politik;h.h. menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di daerah; menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di daerah;

dandani.i. koordinasi binwas penyelenggaraan TP di daerah prov dan kab/kota.koordinasi binwas penyelenggaraan TP di daerah prov dan kab/kota.

2.2. Selain melaksanakan urusan pemerintahan, gub sebagai wakil Selain melaksanakan urusan pemerintahan, gub sebagai wakil Pemerintah juga melaksanakan urusan pemerintahan di wil prov Pemerintah juga melaksanakan urusan pemerintahan di wil prov yg menjadi kewenangan Pemerintah sesuai dengan ketentuan per-yg menjadi kewenangan Pemerintah sesuai dengan ketentuan per-uu-an.uu-an.

Page 14: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

WewenangWewenangDalam melaksanakan tugas, gubernur sebagai wakil Dalam melaksanakan tugas, gubernur sebagai wakil Pemerintah memiliki wewenang meliputi:Pemerintah memiliki wewenang meliputi:a.a. mengundang rapat bup/walkot beserta perangkat daerah (PD) mengundang rapat bup/walkot beserta perangkat daerah (PD)

dan pimpinan instansi vertikal;dan pimpinan instansi vertikal;b.b. meminta kpd bup/walikota beserta PD dan pimpinan instansi meminta kpd bup/walikota beserta PD dan pimpinan instansi

vertikal utk segera menangani permasalahan penting vertikal utk segera menangani permasalahan penting dan/atau mendesak yang memerlukan penyelesaian cepat;dan/atau mendesak yang memerlukan penyelesaian cepat;

c.c. memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/walikota memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/walikota terkait dengan kinerja, pelaksanaan kewajiban, dan terkait dengan kinerja, pelaksanaan kewajiban, dan pelanggaran sumpah/janji;pelanggaran sumpah/janji;

d.d. menetapkan sekda kab/kota sesuai dengan ketentuan per-uu-menetapkan sekda kab/kota sesuai dengan ketentuan per-uu-an;an;

e.e. mengevaluasi rancangan perda tentang APBD, pajak daerah, mengevaluasi rancangan perda tentang APBD, pajak daerah, retribusi daerah, dan tata ruang wil kab/kota;retribusi daerah, dan tata ruang wil kab/kota;

f.f. memberikan persetujuan tertulis terhadap penyidikan anggota memberikan persetujuan tertulis terhadap penyidikan anggota DPRD kab/kota;DPRD kab/kota;

g.g. menyelesaikan perselisihan dlm penyelenggaraaan fungsi menyelesaikan perselisihan dlm penyelenggaraaan fungsi pemerintahan antar kab/kota dalam satu prov;danpemerintahan antar kab/kota dalam satu prov;dan

h.h. melantik kepala instansi vertikal dari kementerian dan melantik kepala instansi vertikal dari kementerian dan Lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) yg ditugaskan Lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) yg ditugaskan di wilayah provinsi ybs.di wilayah provinsi ybs.

Page 15: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

BINWASBINWAS1)1) Gub dlm melaksanakan pembinaan penyelenggaraan pemda Gub dlm melaksanakan pembinaan penyelenggaraan pemda

kab/kota melalui:kab/kota melalui:a.a. pemberian fasilitasi dan konsultasi penyelenggaraan pemberian fasilitasi dan konsultasi penyelenggaraan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kab/kota urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kab/kota di wilayah prov ybs;di wilayah prov ybs;

b.b. pemberian fasilitasi dan konsultasi pengelolaan pemberian fasilitasi dan konsultasi pengelolaan kepegawaian kab/kota di wilayah prov ybs;kepegawaian kab/kota di wilayah prov ybs;

c.c. penyelesaian perselisihan yang timbul dalam penyelesaian perselisihan yang timbul dalam penyelenggaraan fungsi pem antar kab/kota di wilayah prov penyelenggaraan fungsi pem antar kab/kota di wilayah prov ybs; danybs; dan

d.d. upaya penyetaraan kualitas pelayanan public antar upaya penyetaraan kualitas pelayanan public antar kab/kota di wilayah prov ybs.kab/kota di wilayah prov ybs.

2)2) Gub dlm melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pemda Gub dlm melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pemda kab/kota melalui:kab/kota melalui:

a.a. pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemda kab/kota;dilaksanakan oleh pemda kab/kota;

b.b. pengawasan perda dan peraturan kepala daerah kab/kota;pengawasan perda dan peraturan kepala daerah kab/kota;c.c. usul pembatalan perda kab/kota kepada usul pembatalan perda kab/kota kepada Presiden melalui Presiden melalui

Mendagri; danMendagri; dan

d.d. pengawasan kinerja pemda kab/kota.pengawasan kinerja pemda kab/kota.

Page 16: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

SPMLATAR BELAKANG

SPMLATAR BELAKANG

PP PP 38/2007 ttg PUP merupakan 38/2007 ttg PUP merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan peraturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 14 ayat (3) UU NoPasal 14 ayat (3) UU Nomormor 32 Tahun 32 Tahun 20042004 (PP 25/2000). (PP 25/2000).

PP 65 Tahun 2005 ttg pedoman PP 65 Tahun 2005 ttg pedoman penyusunan & penerapan SPM penyusunan & penerapan SPM merupakan peraturan pelaksanaan dari merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan ketentuan Pasal 1Pasal 111 ayat ( ayat (44) ) dan Pasal 14 dan Pasal 14 ayat (3) ayat (3) UU NoUU Nomormor 32 Tahun 2004. 32 Tahun 2004.

Page 17: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

17

Pasal 11 ayat (4) dan Pasal 14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 7 Ayat 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 65 Tahun 2005

Pasal 5 Ayat 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 65 Tahun 2005

Pasal 10 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2005

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2007 Tentang Penyusunan dan

Penetapan Standar Pelayanan Minimal

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 100 - 05.76 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Tim Konsultasi Penyusunan Standar Pelayanan Minimal

Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri Tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

KETERKAITAN REGULASI SPMKETERKAITAN REGULASI SPM(STANDAR PELAYANAN MINIMAL)(STANDAR PELAYANAN MINIMAL)

Page 18: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

MENGAPA PUSAT MENYUSUN SPM DAN DAERAH MENERAPKANNYA

Pemerintah Pusat menyusun SPM dengan maksud dan tujuan perlindungan hak konstitusional; kepentingan nasional; ketentraman dan ketertiban umum; keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan komitmen nasional sehubungan perjanjian dan konvensi internasional.

Pemerintah Daerah menerapkan SPM dengan pengertian bahwa pusat pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat adalah di tingkat Daerah c.q. Kabupaten/Kota.

Pemerintah Propinsi berdasarkan SPM dari Pusat dalam kapasitasnya sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah memfasilitasi Kabupaten dan Kota yang ada dalam wilayah kerjanya untuk menerapkan dan mencapai SPM tersebut.

18

Page 19: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

1. Dengan adanya SPM maka masyarakat akan terjamin menerima suatu pelayanan publik dari Pemda dengan mutu tertentu.

2. SPM sebagai alat untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan suatu pelayanan dasar. dan menjadi landasan dalam penentuan perimbangan keuangan dan bantuan lain yang lebih adil dan transparan.

3. SPM dapat dijadikan dasar dalam menentukan Anggaran Kinerja berbasis manajemen kinerja. SPM dapat menjadi dasar dalam alokasi anggaran daerah dengan tujuan yang lebih terukur.

4. SPM dapat menjadi alat untuk meningkatkan akuntabilitas Pemda terhadap masyarakat. Masyarakat dapat mengukur sejauhmana Pemda dapat memenuhi kewajibannya untuk menyediakan pelayanan publik.

5. Adanya SPM dapat menjadi argumen bagi peningkatan pajak dan retribusi daerah karena baik Pemda dan masyarakat dapat melihat keterkaitan pembiayaan dengan pelayanan publik yang disediakan Pemda.

6. SPM dapat merangsang rationalisasi kelembagaan Pemda, karena Pemda akan lebih berkonsentrasi pada pembentukan kelembagaan yang berkorelasi dengan pelayanan masyarakat.

7. Adanya SPM dapat membantu Pemda dalam merasionalisasi jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan. Kejelasan pelayanan akan membantu Pemda dalam menentukan jumlah dan kualifikasi pegawai untuk mengelola pelayanan publik tersebut.

Page 20: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHAN DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHAN ANTAR TINGKAT PEMERINTAHANANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN

Kriteria Distribusi Urusan Pemerintahan Antar Tingkat Pemerintahan :

1. Externalitas (Spill-over)

Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus

2. Akuntabilitas

Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi)

3. Efisiensi

Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik yang efisien dan mencegah High Cost Economy

Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale) pelayanan publik

Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan (catchment area) yang optimal

Page 21: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

1.1. Pusat:Pusat: Berwenang menetapkan Norma, Standar, Berwenang menetapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Prosedur dan Kriteria (NSPK)(NSPK), Monev, supervisi, , Monev, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas Nasional.eksternalitas Nasional.

2.2. Provinsi:Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas Kab/Kota) regional (lintas Kab/Kota) [Mengacu pd NSPK][Mengacu pd NSPK]

3.3. Kab/Kota:Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota)lokal (dalam satu Kab/Kota) ) ) [Mengacu pd [Mengacu pd NSPK]NSPK]

URUSAN PEMERINTAHAN YANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING

TINGKATAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN 3 TINGKATAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN 3 KRITERIAKRITERIA

Page 22: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

HUBUNGAN ANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN DLM SPM

Basis penerapan SPM ada di Kabupaten/Kota dan Prov Pemerintah Pusat melalui Kementerian sektor / LPNK

bertugas membuat SPM untuk masing-masing pelayanan yang menjadi bidang tugasnya

Gubernur sebagai wakil Pemerintah, bekerjasama dengan Kabupaten/Kota membahas bagaimana pencapaian SPM tersebut.

Kabupaten/Kota menentukan tata cara pelaksanaan pelayanan berdasarkan SPM yg telah disepakati pencapaiannya dgn Provinsi. SPM yang di-implementasikan di tingkat Kabupaten/Kota menjadi dasar bagi pengawasan yang dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah.

Pemerintah Pusat wajib membiayai daerah dlm penyediaan pelayanan dasar bagi daerah-daerah yang kurang mampu

Pusat dpt menarik otonomi suatu daerah bila daerah tsb tdk mampu melaksanakan kewenangan wajib yg telah ditentukan SPM-nya, padahal Pemerintah sudah mengalokasikan biayanya.

Gubernur sebagai wakil pusat di Daerah membina dan mengawasi pelaksanaan SPM di Kabupaten/Kota.

Page 23: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Muatan Inti:• Jenis Pelayanan Dasar• Indikator dan Nilai SPM• Batas waktu pencapaian SPM• PengorganisasianSPM

Departemen/ LPND terkaitUrusan Wajib

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Muatan Inti:• Jenis Pelayanan Dasar• Indikator dan Nilai SPM• Batas waktu pencapaian SPM• PengorganisasianSPM

Departemen/ LPND terkaitUrusan Wajib

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Departemen/ LPND terkaitUrusan Wajib

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Page 24: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Pemda menyusun rencana pencapaian SPM

Target tahunan pencapaian SPM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renstra SKPD)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)

Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

Klasifikasi belanja daerah dengan pertimbangan

kemampuan keuangan daerah

Mengacu pada

Dituangkan dalam

Dituangkan dalam

Berdasarkan

Muatan Inti:• Jenis Pelayanan Dasar• Indikator dan Nilai SPM• Pengorganisasian SPM• Batas waktu pencapaian

SPM

Page 25: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Tindak Lanjut Permenkominfo No. Tindak Lanjut Permenkominfo No. 22 tahun 22 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Minimal

Bidang Kominfo di Kabupaten/KotaBidang Kominfo di Kabupaten/KotaSegera ditindak lanjuti dengan beberapa kegiatan sebagai berikut:Segera ditindak lanjuti dengan beberapa kegiatan sebagai berikut:

A. Persiapan implementasi Peraturan Menteri Kominfo Nomor A. Persiapan implementasi Peraturan Menteri Kominfo Nomor 22 th 201022 th 2010

1. Penyusunan Petunjuk Teknis tentang Definisi Operasional, Pembilang, 1. Penyusunan Petunjuk Teknis tentang Definisi Operasional, Pembilang, Penyebut dan sumber datanya, langkah-langkah kegiatan dan variabelnya, Penyebut dan sumber datanya, langkah-langkah kegiatan dan variabelnya, target/benchmarking, pedoman/standar teknis yang dikeluarkan target/benchmarking, pedoman/standar teknis yang dikeluarkan kemenkominfo.kemenkominfo.

2. Penyusunan Pedoman Analisis Biaya Kominfountuk implementasi SPM 2. Penyusunan Pedoman Analisis Biaya Kominfountuk implementasi SPM dalam perencanaan dan pengganggaran SPM Kominfo Kabupaten/Kota.dalam perencanaan dan pengganggaran SPM Kominfo Kabupaten/Kota.

3. Penyusunan Pedoman Kebutuhan SDM Kominfo.3. Penyusunan Pedoman Kebutuhan SDM Kominfo.

4. Penyusunan Pedoman Advokasi dan Advokasi-Kit SPM Bidang Kominfo.4. Penyusunan Pedoman Advokasi dan Advokasi-Kit SPM Bidang Kominfo.

5. Penyusunan Organisasi Perangkat Dinas Kominfo Kabupaten/Kota.5. Penyusunan Organisasi Perangkat Dinas Kominfo Kabupaten/Kota.

6. Sosialisasi dan Fasilitasi penyelenggaraan SPM Bidang Kominfo di 6. Sosialisasi dan Fasilitasi penyelenggaraan SPM Bidang Kominfo di Kabupaten/Kota.Kabupaten/Kota.

Page 26: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

PERMENKOMINFO NOMOR 22 TH 2010PERMENKOMINFO NOMOR 22 TH 2010

TENTANG TENTANG

SPM BIDANG KOMINFO DI KAB/KOTASPM BIDANG KOMINFO DI KAB/KOTA

2 JENIS PELAYANAN DASAR2 JENIS PELAYANAN DASAR

8 INDIKATOR8 INDIKATOR

Page 27: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

IMPLIKASI PENERAPAN IMPLIKASI PENERAPAN SPMSPM

ALOKASI ANGGARAN SDM KELEMBAGAAN SARANA PRASARANA SISTEM INFORMASI KERJASAMA ANTAR DAERAHKERJASAMA ANTAR DAERAH

DAERAH HRS MEMPUNYAI KAPASITAS DANKOMPETENSI UTK MENDUKUNG SPM

Page 28: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

V. NORMA, STANDAR, V. NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PROSEDUR DAN KRITERIA

(NSPK)(NSPK)SESUAI DENGAN PP38/2007SESUAI DENGAN PP38/2007

Page 29: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

VIVI. LANDASAN HUKUM NSPK . LANDASAN HUKUM NSPK

1.1. UUD 1945 (Hub. Psl 4, Psl 17 dan Psl 18)UUD 1945 (Hub. Psl 4, Psl 17 dan Psl 18)

2.2. UU 32/04 ttg Pemerintahan DaerahUU 32/04 ttg Pemerintahan Daerah

3.3. UU 10/04 ttg Tata Urutan PerUUanUU 10/04 ttg Tata Urutan PerUUan

4.4. UU Lintas Sektor sesuai Urusan UU Lintas Sektor sesuai Urusan PemerintahanPemerintahan

5.5. PP 38/07 ttg Pembagian Urusan PP 38/07 ttg Pembagian Urusan PemerintahanPemerintahan

6.6. Peraturan Perundang2an lainnya yang Peraturan Perundang2an lainnya yang terkaitterkait

Page 30: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

VIIVII. FILOSOFI NSPK. FILOSOFI NSPK1.1. Negara RI merupakan negara kesatuan & Negara RI merupakan negara kesatuan &

negara hukumnegara hukum2.2. Pemerintah membentuk daerah otonom Pemerintah membentuk daerah otonom 3.3. Penyerahan Setiap urusan yang Penyerahan Setiap urusan yang

disentralisasikan diatur secara hkmdisentralisasikan diatur secara hkm4.4. Hub. antara pusat & daerah Hub. antara pusat & daerah

(Kewenangan, Keuangan, Pelayanan dan (Kewenangan, Keuangan, Pelayanan dan Pembagian Hasil)Pembagian Hasil)

5.5. Koordinasi, Sinkronisasi, Keterpaduan, Koordinasi, Sinkronisasi, Keterpaduan, dan Sinergitas kebijakan, Program dan dan Sinergitas kebijakan, Program dan Kegiatan penyelenggaraan urusan Kegiatan penyelenggaraan urusan pemerintahan pemerintahan

Page 31: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

VIIIVIII. URGENSI NSPK. URGENSI NSPKa.a. Mempertegas dan memperjelas urusan Mempertegas dan memperjelas urusan

pemerintahan yg menjadi kewenangan Pemerintah, pemerintahan yg menjadi kewenangan Pemerintah, Provinsi dan Kab/KotaProvinsi dan Kab/Kota

b.b. Menghindari tumpang tindih penyelenggaraan dan Menghindari tumpang tindih penyelenggaraan dan pengelolaan urusan pemerintahanpengelolaan urusan pemerintahan

c.c. Meminimalisasi konflik masing-masing tingkatan Meminimalisasi konflik masing-masing tingkatan pemerintahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.pemerintahan.

d.d. Memperjelas arah kebijakan pemerintahan daerahMemperjelas arah kebijakan pemerintahan daerahe.e. Menjadi pedoman dan acuan dalam Menjadi pedoman dan acuan dalam

penyelenggaraan urusan Pemerintahanpenyelenggaraan urusan Pemerintahan

Page 32: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

1.1. Mempertegas dan memperjelas Mempertegas dan memperjelas landasan hukumlandasan hukum..2.2. Menjadi Menjadi pedoman dan acuan pedoman dan acuan (petunjuk pelaksanaan (petunjuk pelaksanaan

urusan pemerintahan)urusan pemerintahan)3.3. Menjadi pedoman dalam penyusunan Menjadi pedoman dalam penyusunan kelembagaan kelembagaan

daerahdaerah4.4. Memperjelas Memperjelas mekanisme, tata cara, persyaratan, mekanisme, tata cara, persyaratan,

kriteria, pengelolaan urusan pemerintahankriteria, pengelolaan urusan pemerintahan5.5. Mempermudah Mempermudah Perencanaan program & kegiatanPerencanaan program & kegiatan6.6. Memperjelas Memperjelas kewenangan Provinsi dan Kab/Kotakewenangan Provinsi dan Kab/Kota7.7. Memperjelas Memperjelas pelaksanan MONEVpelaksanan MONEV8.8. Memperjelas Memperjelas pelaporanpelaporan9.9. Memperjelas Memperjelas pendanaan pendanaan 10.10. Memperjelas Memperjelas pembinaan dan pengawasanpembinaan dan pengawasan11.11. Memperjelas Memperjelas management urusan pemerintahanmanagement urusan pemerintahan

MANFAAT NSPKMANFAAT NSPK MANFAAT NSPKMANFAAT NSPK

Page 33: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

NONO KEWENANGANKEWENANGAN PUSATPUSAT PROVINSIPROVINSI KAB/KOTAKAB/KOTA

1.1.

2.2.

PUSATPUSATPUSATPUSAT DAERAH DAERAH PROVPROV

DAERAH DAERAH PROVPROV

DAERAH KAB/KOTDAERAH KAB/KOT

PENETAPANPENETAPANPENETAPANPENETAPAN PELAKSANAPELAKSANAPELAKSANAPELAKSANA PELAKSANAPELAKSANA

URUSANURUSANPP38/07PP38/07URUSANURUSANPP38/07PP38/07

NSPKNSPKPP38/07PP38/07

NSPKNSPKPP38/07PP38/07

PERMEN/K.LPNKPERMEN/K.LPNK

KOORDINASIKOORDINASI/FASILITASI/FASILITASI

KOORDINASIKOORDINASI/FASILITASI/FASILITASI PENERAPANPENERAPAN

SPMSPMPP65/05PP65/05

SPMSPMPP65/05PP65/05

Page 34: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

NONO KEWENANGANKEWENANGAN PUSATPUSAT PROVINSIPROVINSI KAB/KOTAKAB/KOTA

3.3.

4.4.

KEMENTERIANKEMENTERIAN/LPNK/LPNK

KEMENTERIANKEMENTERIAN/LPNK/LPNK

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

PUSATPUSATPUSATPUSATDAERAHDAERAH(SESUAI (SESUAI NSPK)NSPK)

DAERAHDAERAH(SESUAI (SESUAI NSPK)NSPK)

DAERAHDAERAH(SESUAI (SESUAI NSPK)NSPK)

DAERAHDAERAH(SESUAI (SESUAI NSPK)NSPK)

KELEMBAGAANKELEMBAGAANPP41/07PP41/07

KELEMBAGAANKELEMBAGAANPP41/07PP41/07

SDMSDMSDMSDM

Page 35: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

NONO KEWENANGANKEWENANGAN PUSATPUSAT PROVINSIPROVINSI KAB/KOTAKAB/KOTA

5.5.

HIBAHHIBAHHIBAHHIBAH HIBAHHIBAHHIBAHHIBAH

DAKDAKDAKDAK DAKDAKDAKDAK

APBNAPBNAPBNAPBN APBDAPBDAPBDAPBD APBDAPBDAPBDAPBDPENDANAANPENDANAANPENDANAANPENDANAAN

HIBAHHIBAHHIBAHHIBAH

DAKDAKDAKDAK

APBNAPBNAPBNAPBN

APBNAPBNAPBNAPBN

Page 36: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

NONO KEWENANGANKEWENANGAN PUSATPUSAT PROVINSIPROVINSI KAB/KOTAKAB/KOTA

33 33 GUBERNURGUBERNURINSTANSI INSTANSI VERTIKALVERTIKAL

33 33 GUBERNURGUBERNURINSTANSI INSTANSI VERTIKALVERTIKAL

DEKONDEKONPP7/08PP7/08DEKONDEKONPP7/08PP7/08

TUGASTUGASPEMBANTUANPEMBANTUAN

PP7/08PP7/08

TUGASTUGASPEMBANTUANPEMBANTUAN

PP7/08PP7/08

DESADESADESADESA

DEKON

TPTPTPTP

KementerianKementerian/LPNK/LPNK

TPTPPROVINSIPROVINSI

KementerianKementerian/LPNK/LPNK

TPTPKAB/KOTAKAB/KOTA

Page 37: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

NONO KEWENANGANKEWENANGAN PUSATPUSAT PROVINSIPROVINSI KAB/KOTAKAB/KOTA

6.6.PELAYANANPELAYANAN

KEMENTERIANKEMENTERIAN/LPNK/LPNK

KEMENTERIANKEMENTERIAN/LPNK/LPNK

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

SKPDSKPD(DINAS (DINAS

dan dan LEMTEK)LEMTEK)

PELAYANANPELAYANANPELAYANANPELAYANAN

Skala PusatSkala Pusat(Lintas (Lintas Provinsi)Provinsi)

Skala ProvSkala Prov(Lintas (Lintas

Kab/kota)Kab/kota)

Skala Skala Kab/KotaKab/Kota

(Lokalitas)(Lokalitas)

DASAR HUKUMDASAR HUKUM

- UU25/09 UU25/09 Pelayanan PublikPelayanan Publik- Permendagri Permendagri 24/0524/05 Pelayanan 1 PintuPelayanan 1 Pintu- Permendagri Permendagri 20/0820/08 Pelayanan TerpaduPelayanan Terpadu

DASAR HUKUMDASAR HUKUM

- UU25/09 UU25/09 Pelayanan PublikPelayanan Publik- Permendagri Permendagri 24/0524/05 Pelayanan 1 PintuPelayanan 1 Pintu- Permendagri Permendagri 20/0820/08 Pelayanan TerpaduPelayanan Terpadu

Page 38: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

NONO KEWENANGANKEWENANGAN PUSATPUSAT PROVINSIPROVINSI KAB/KOTAKAB/KOTA

7.7.

8. 8.

MENTERIMENTERIMENTERIMENTERI GUB/SKPDGUB/SKPDGUB/SKPDGUB/SKPDBUPATI/BUPATI/

WALIKOTA/WALIKOTA/SKPDSKPD

BUPATI/BUPATI/WALIKOTA/WALIKOTA/

SKPDSKPD

MENTERIMENTERIMENTERIMENTERI GUB/GUB/SKPDSKPDGUB/GUB/SKPDSKPD

BUPATI/BUPATI/WALIKOTA/WALIKOTA/

SKPDSKPD

BUPATI/BUPATI/WALIKOTA/WALIKOTA/

SKPDSKPD

MONEVMONEVPP79/05PP79/05PP6/08PP6/08

MONEVMONEVPP79/05PP79/05PP6/08PP6/08

PELAPORANPELAPORANPP3/07PP3/07PP6/08PP6/08

PELAPORANPELAPORANPP3/07PP3/07PP6/08PP6/08

Page 39: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

NONO KEWENANGANKEWENANGAN PUSATPUSAT PROVINSIPROVINSI KAB/KOTAKAB/KOTA

9.9.

MENTERIMENTERIMENTERIMENTERIPROVINSIPROVINSI

GUB/SKPDGUB/SKPD

PROVINSIPROVINSI

GUB/SKPDGUB/SKPD

KAB/KOTAKAB/KOTA

BUPATI/BUPATI/WALIKOTA/WALIKOTA/

SKPDSKPD

KAB/KOTAKAB/KOTA

BUPATI/BUPATI/WALIKOTA/WALIKOTA/

SKPDSKPD

PEMBINAANPEMBINAANPP79/05PP79/05PP38/07PP38/07

PEMBINAANPEMBINAANPP79/05PP79/05PP38/07PP38/07

INSPEKTORATINSPEKTORATINSPEKTORATINSPEKTORAT INSPEKTORAT INSPEKTORAT PROVPROV

INSPEKTORAT INSPEKTORAT PROVPROV

INSPEKTORAT INSPEKTORAT KAB/KOTAKAB/KOTA

INSPEKTORAT INSPEKTORAT KAB/KOTAKAB/KOTA

PENGAWASANPENGAWASANPP79/05PP79/05

PENGAWASANPENGAWASANPP79/05PP79/05

BINWASBINWAS

Page 40: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

APABILA APABILA NSPKNSPK BLM DITETAPKAN YG BLM DITETAPKAN YG TERJADI ANTARA LAIN:TERJADI ANTARA LAIN:

1.1. Tidak ada Kepastian HukumTidak ada Kepastian Hukum

2.2. Tidak jelas Pengelolaan UrusanTidak jelas Pengelolaan Urusan

3.3. Tidak jelas KelembagaanTidak jelas Kelembagaan

4.4. Tidak jelas PersonilTidak jelas Personil

5.5. Tidak jelas KeuanganTidak jelas Keuangan

6.6. Tidak jelas PembinaanTidak jelas Pembinaan

7.7. Tidak jelas Pelayanan Tidak jelas Pelayanan

Page 41: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

TINDAK LANJUT NSPK DARI MASING2 TINDAK LANJUT NSPK DARI MASING2 KEMENTERIAN/LPNKKEMENTERIAN/LPNK

SOSIALISASISOSIALISASISOSIALISASISOSIALISASI

MODEL MODEL BUILDINGBUILDINGMODEL MODEL BUILDINGBUILDING

MONEVMONEVMONEVMONEV

SUPERVISISUPERVISISUPERVISISUPERVISI

FASILITASIFASILITASIFASILITASIFASILITASI

BEST BEST PRACTICEPRACTICEBEST BEST PRACTICEPRACTICE

PEMBINAAN PEMBINAAN DAN DAN PENGAWASPENGAWASANAN

PEMBINAAN PEMBINAAN DAN DAN PENGAWASPENGAWASANAN

1111

2222 3333

4444

5555

66667777

GRAND GRAND STRATEGISTRATEGIGRAND GRAND STRATEGISTRATEGI

ROAD ROAD MAP/RENMAP/RENCANA CANA AKSIAKSI

ROAD ROAD MAP/RENMAP/RENCANA CANA AKSIAKSI

Page 42: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

TINDAK LANJUT NSPK OLEH TINDAK LANJUT NSPK OLEH PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTAPEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTAGRAND STRATEGI DAN ROAD MAP/RENCANA AKSIGRAND STRATEGI DAN ROAD MAP/RENCANA AKSIGRAND STRATEGI DAN ROAD MAP/RENCANA AKSIGRAND STRATEGI DAN ROAD MAP/RENCANA AKSI

• MENYESUAIKAN DALAM BENTUK MENYESUAIKAN DALAM BENTUK PERDA/PERGUB/PERBUP/PERWALKOTPERDA/PERGUB/PERBUP/PERWALKOT

• MELAKSANAKAN SESUAI KEWENANGAN MELAKSANAKAN SESUAI KEWENANGAN • MENYESUAIKAN KELEMBAGAANMENYESUAIKAN KELEMBAGAAN• MENYESUAIKAN SDMMENYESUAIKAN SDM• MENGAKORMODIR DALAM MENGAKORMODIR DALAM

KEUANGAN/APBDKEUANGAN/APBD• MENINGKATKAN KAPASITAS DAERAHMENINGKATKAN KAPASITAS DAERAH• BEST PRACTICE/INOVASIBEST PRACTICE/INOVASI• PELAYANAN PUBLIKPELAYANAN PUBLIK• MONEVMONEV• PELAPORANPELAPORAN

Page 43: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

SPM LATAR BELAKANG

SPM LATAR BELAKANG

PP PP 38/2007 ttg PUP merupakan 38/2007 ttg PUP merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan peraturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 14 ayat (3) UU NoPasal 14 ayat (3) UU Nomormor 32 Tahun 32 Tahun 20042004 (PP 25/2000). (PP 25/2000).

PP 65 Tahun 2005 ttg pedoman PP 65 Tahun 2005 ttg pedoman penyusunan & penerapan SPM penyusunan & penerapan SPM merupakan peraturan pelaksanaan dari merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan ketentuan Pasal 1Pasal 111 ayat ( ayat (44) ) dan Pasal 14 dan Pasal 14 ayat (3) ayat (3) UU NoUU Nomormor 32 Tahun 2004. 32 Tahun 2004.

Page 44: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

IXIX.. ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

Urusan pemerintahan yg Sepenuhnya mnjd. Wewenang Pemerintah: {Psl 10 (1) & (3)}

Urusan pemerintahan di luar Psl 10 (3)dpt. dikelola bersama (Pemerintah, Prov, Kab/Kota) Dibagi dgn kriteria Psl 11 (1):

- Politik Luar Negeri- Pertahanan- Keamanan- Yustisi- Moneter & Fiskal Nasional- Agama

• Eksternalitas• Akuntabilitas• Efisiensi

Urusan Pemerintah

Urusan Pemerintahan Daerah

WAJIBPelayanan

Dasar{Psl 11 (3)}

PILIHANSektor

Unggulan{Psl 11 (3)}

{Psl 10 (5)}• MenyeL.

sendiri• Melimpahkan

sebagian ur kpd Gub.

• Menugaskan sebagian urusan kepada Pemda dan/atau Pemdes

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

{Psl 11 (4)}

Diselenggarakan berdasarkan asas otonomi & tugas pembantuan {Psl 10

(2)}

Page 45: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XX. STANDAR PELAYANAN MINIMAL. STANDAR PELAYANAN MINIMAL

SPM merupakan standar minimum pelayanan Publik SPM merupakan standar minimum pelayanan Publik yang wajib disediakan oleh Pemda kepada yang wajib disediakan oleh Pemda kepada masyarakat. masyarakat. Adanya SPM akan menjamin minimum Adanya SPM akan menjamin minimum pelayanan yang berhak diperoleh masyarakat pelayanan yang berhak diperoleh masyarakat Indonesia dari PemerintahIndonesia dari Pemerintah

Bagi Pemda : SPM dapat dijadikan tolok ukur Bagi Pemda : SPM dapat dijadikan tolok ukur (benchmark)(benchmark) dalam penentuan biaya yang dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk membiayai penyediaan pelayanan.diperlukan untuk membiayai penyediaan pelayanan.

Bagi masyarakat : SPM akan menjadi acuan Bagi masyarakat : SPM akan menjadi acuan mengenai kualitas dan kuantitas suatu pelayanan mengenai kualitas dan kuantitas suatu pelayanan publik yang disediakan oleh Pemda.publik yang disediakan oleh Pemda.

SPM harus mampu menjamin terwujudnya hak-hak SPM harus mampu menjamin terwujudnya hak-hak individu serta dapat menjamin akses masyarakat individu serta dapat menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar yang wajib disediakan mendapat pelayanan dasar yang wajib disediakan Pemda sesuai ukuran yang ditetapkan oleh Pemda sesuai ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah.

ESENSI SPM

Ketentuan ttg jenis dan mutu pelayanan dasar yg merupakan urusan wajib yg berhak diperoleh setiap warga

Page 46: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XIXI. . ESENSI PELAYANAN PUBLIKESENSI PELAYANAN PUBLIK

Fungsi pokok Pemda adalah mensejahterakan masyarakatFungsi pokok Pemda adalah mensejahterakan masyarakat Tingkat kesejahteraan tergantung tingkat pelayanan publik Tingkat kesejahteraan tergantung tingkat pelayanan publik

yg disediakan Pemdayg disediakan Pemda Pemda mendapat legitimasi dari rakyat untuk Pemda mendapat legitimasi dari rakyat untuk

menyelenggarakan pelayanan publikmenyelenggarakan pelayanan publik Rakyat membayar pajak atas penyelenggaraan public Rakyat membayar pajak atas penyelenggaraan public goods goods

and public regulations and public regulations yang memenuhi kebutuhan yang memenuhi kebutuhan masyarakat .masyarakat .

Undang-Undang No.32/2004 mengisyaratkan Pemda untuk Undang-Undang No.32/2004 mengisyaratkan Pemda untuk melaksanakan otonomi seluas-luasnyamelaksanakan otonomi seluas-luasnya

Dalam Undang-Undang No.32/2004, dalam menentukan isi Dalam Undang-Undang No.32/2004, dalam menentukan isi otonomi, pelaksanaan urusan Pemda haruslah dikaitkan otonomi, pelaksanaan urusan Pemda haruslah dikaitkan dengan kebutuhan riil masyarakatnya.dengan kebutuhan riil masyarakatnya.

Pelaksanaan urusan harus direaktualisasi untuk Pelaksanaan urusan harus direaktualisasi untuk menghindari pelaksanaan yang selama ini cenderung menghindari pelaksanaan yang selama ini cenderung diseragamkan, mengarah kepada pelaksanaan urusan yang diseragamkan, mengarah kepada pelaksanaan urusan yang berdasarkan kebutuhan riil masyarakatberdasarkan kebutuhan riil masyarakat

Page 47: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

• Dalam penyelenggaraan urusan wajib daerah berpedoman pada SPM yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap. (pasal ayat (4) UU 32/2004)

• Pemerintahan daerah yang melalaikan penyelenggaraan urusan wajib, penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah dengan pembiayaan bersumber dari APBD daerah yang bersangkutan. (pasal 8 ayat (2) PP 38/2007)

RAMBU-RAMBU SPM RAMBU-RAMBU SPM

Page 48: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XIIXII. . MENGAPA PEMERINTAH PUSAT YG MENGAPA PEMERINTAH PUSAT YG MENETAPKAN SPM DAN DAERAH MENETAPKAN SPM DAN DAERAH

MENERAPKANNYAMENERAPKANNYA Pemerintah Pusat menetapkan SPM dengan maksud Pemerintah Pusat menetapkan SPM dengan maksud

dan tujuan perlindungan hak konstitusional; dan tujuan perlindungan hak konstitusional; kepentingan nasional; ketentraman dan ketertiban kepentingan nasional; ketentraman dan ketertiban umum; keutuhan Negara Kesatuan Republik umum; keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan komitmen nasional sehubungan Indonesia; dan komitmen nasional sehubungan perjanjian dan konvensi internasional.perjanjian dan konvensi internasional.

Pemerintah Daerah menerapkan SPM dengan Pemerintah Daerah menerapkan SPM dengan pengertian bahwa pusat pelayanan yang paling pengertian bahwa pusat pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat adalah di tingkat Daerah dekat dengan masyarakat adalah di tingkat Daerah c.q. Kabupaten/Kota. c.q. Kabupaten/Kota.

Pemerintah Propinsi berdasarkan SPM dari Pusat Pemerintah Propinsi berdasarkan SPM dari Pusat dalam kapasitasnya sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam kapasitasnya sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah memfasilitasi Kabupaten dan Kota yang di Daerah memfasilitasi Kabupaten dan Kota yang ada dalam wilayah kerjanya untuk menerapkan dan ada dalam wilayah kerjanya untuk menerapkan dan mencapai SPM tersebut. mencapai SPM tersebut.

Page 49: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Tujuan SPMTujuan SPM1.1. Dengan adanya SPM maka masyarakat akan terjamin menerima Dengan adanya SPM maka masyarakat akan terjamin menerima

suatu pelayanan publik dari Pemda dengan mutu tertentu.suatu pelayanan publik dari Pemda dengan mutu tertentu.

2.2. SPM sebagai alat untuk menentukan jumlah anggaran yang SPM sebagai alat untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan suatu pelayanan dasar. dan menjadi dibutuhkan untuk menyediakan suatu pelayanan dasar. dan menjadi landasan dalam penentuan perimbangan keuangan dan bantuan lain landasan dalam penentuan perimbangan keuangan dan bantuan lain yang lebih adil dan transparan. yang lebih adil dan transparan.

3.3. SPM dapat dijadikan dasar dalam menentukan Anggaran Kinerja SPM dapat dijadikan dasar dalam menentukan Anggaran Kinerja berbasis manajemen kinerja. SPM dapat menjadi dasar dalam alokasi berbasis manajemen kinerja. SPM dapat menjadi dasar dalam alokasi anggaran daerah dengan tujuan yang lebih terukur. anggaran daerah dengan tujuan yang lebih terukur.

4.4. SPM dapat menjadi alat untuk meningkatkan akuntabilitas Pemda SPM dapat menjadi alat untuk meningkatkan akuntabilitas Pemda terhadap masyarakat. Masyarakat dapat mengukur sejauhmana terhadap masyarakat. Masyarakat dapat mengukur sejauhmana Pemda dapat memenuhi kewajibannya untuk menyediakan Pemda dapat memenuhi kewajibannya untuk menyediakan pelayanan publik.pelayanan publik.

5.5. Adanya SPM dapat menjadi argumen bagi peningkatan pajak dan Adanya SPM dapat menjadi argumen bagi peningkatan pajak dan retribusi daerah karena baik Pemda dan masyarakat dapat melihat retribusi daerah karena baik Pemda dan masyarakat dapat melihat keterkaitan pembiayaan dengan pelayanan publik yang disediakan keterkaitan pembiayaan dengan pelayanan publik yang disediakan Pemda.Pemda.

6.6. SPM dapat merangsang rationalisasi kelembagaan Pemda, karena SPM dapat merangsang rationalisasi kelembagaan Pemda, karena Pemda akan lebih berkonsentrasi pada pembentukan kelembagaan Pemda akan lebih berkonsentrasi pada pembentukan kelembagaan yang berkorelasi dengan pelayanan masyarakat.yang berkorelasi dengan pelayanan masyarakat.

7.7. Adanya SPM dapat membantu Pemda dalam merasionalisasi jumlah Adanya SPM dapat membantu Pemda dalam merasionalisasi jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan. Kejelasan pelayanan akan dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan. Kejelasan pelayanan akan membantu Pemda dalam menentukan jumlah dan kualifikasi membantu Pemda dalam menentukan jumlah dan kualifikasi pegawai untuk mengelola pelayanan publik tersebut.pegawai untuk mengelola pelayanan publik tersebut.

Page 50: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XXIIIIII. . PRASYARAT PENYUSUNAN SPM PRASYARAT PENYUSUNAN SPM1.1. Adanya pembagian kewenangan yang jelas antar Adanya pembagian kewenangan yang jelas antar

tingkatan pemerintahan (Pusat, Propinsi dan tingkatan pemerintahan (Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota) menjadi prasyarat utama untuk Kabupaten/Kota) menjadi prasyarat utama untuk menentukan SPM.menentukan SPM.

2.2. Pembagian kewenangan baru menunjukkan siapa Pembagian kewenangan baru menunjukkan siapa melakukan apa, namun belum menunjukkan kewenangan-melakukan apa, namun belum menunjukkan kewenangan-kewenangan apa saja yang memerlukan SPM. Karena kewenangan apa saja yang memerlukan SPM. Karena tidak semua kewenangan membutuhkan SPM.tidak semua kewenangan membutuhkan SPM.

3.3. Ada tiga kriteria utama yang dapat dijadikan acuan Ada tiga kriteria utama yang dapat dijadikan acuan dalam membagi kewenangan antara tingkatan dalam membagi kewenangan antara tingkatan pemerintahan yaitu:pemerintahan yaitu:

a. Externalitas b. Akuntabilitas c. Efisiensia. Externalitas b. Akuntabilitas c. Efisiensi 5.5. Adanya output Pemda yang jelas dalam bentuk pelayanan Adanya output Pemda yang jelas dalam bentuk pelayanan

dari kewenangan wajib tersebut.dari kewenangan wajib tersebut.

5.5. Output tersebut harus ada standard minimum yang harus Output tersebut harus ada standard minimum yang harus dipenuhi Daerah untuk menjamin adanya keseimbangan dipenuhi Daerah untuk menjamin adanya keseimbangan antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik.antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik.

Page 51: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XXIVIV. HUBUNGAN ANTAR TINGKAT . HUBUNGAN ANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN DLM SPMPEMERINTAHAN DLM SPM

Basis penerapan SPM ada di Kabupaten/Kota dan ProvBasis penerapan SPM ada di Kabupaten/Kota dan Prov Pemerintah Pusat melalui Kementerian sektor / LPNK bertugas Pemerintah Pusat melalui Kementerian sektor / LPNK bertugas

membuat SPM untuk masing-masing pelayanan yang menjadi membuat SPM untuk masing-masing pelayanan yang menjadi bidang tugasnyabidang tugasnya

Gubernur sebagai wakil Pemerintah, bekerjasama dengan Gubernur sebagai wakil Pemerintah, bekerjasama dengan Kabupaten/Kota membahas bagaimana pencapaian SPM Kabupaten/Kota membahas bagaimana pencapaian SPM tersebut.tersebut.

Kabupaten/Kota menentukan tata cara pelaksanaan pelayanan Kabupaten/Kota menentukan tata cara pelaksanaan pelayanan berdasarkan SPM yg telah disepakati pencapaiannya dgn berdasarkan SPM yg telah disepakati pencapaiannya dgn Provinsi. Provinsi. SPM yang di-implementasikan di tingkat SPM yang di-implementasikan di tingkat Kabupaten/Kota menjadi dasar bagi pengawasan yang dilakukan Kabupaten/Kota menjadi dasar bagi pengawasan yang dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah.oleh Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah.

Pemerintah Pusat wajib membiayai daerah dlm penyediaan Pemerintah Pusat wajib membiayai daerah dlm penyediaan pelayanan dasar bagi daerah-daerah yang kurang mampupelayanan dasar bagi daerah-daerah yang kurang mampu

Pusat dpt menarik otonomi suatu daerah bila daerah tsb tdk Pusat dpt menarik otonomi suatu daerah bila daerah tsb tdk mampu melaksanakan kewenangan wajib yg telah ditentukan mampu melaksanakan kewenangan wajib yg telah ditentukan SPM-nya, padahal Pemerintah sudah mengalokasikan biayanya.SPM-nya, padahal Pemerintah sudah mengalokasikan biayanya.

Gubernur sebagai wakil pusat di Daerah membina dan Gubernur sebagai wakil pusat di Daerah membina dan mengawasi pelaksanaan SPM di Kabupaten/Kota.mengawasi pelaksanaan SPM di Kabupaten/Kota.

Page 52: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XXVV. Hambatan Terhadap . Hambatan Terhadap Pelaksanaan SPMPelaksanaan SPM

1.1. Terbatasnya anggaran Pemda dapat menjadi Terbatasnya anggaran Pemda dapat menjadi penghalang utama untuk melaksanakan SPM.penghalang utama untuk melaksanakan SPM.

2.2. Sering terdapat kerancuan antara standard Sering terdapat kerancuan antara standard tehnis suatu pelayanan dengan SPM. tehnis suatu pelayanan dengan SPM.

3.3. peraturan perUUan sektor dan daerah yg peraturan perUUan sektor dan daerah yg belum di Harmonisasibelum di Harmonisasi

4.4. Kewenangan atau urusan pemerintahan Kewenangan atau urusan pemerintahan sering belum berkorelasi dengan pelayanan. sering belum berkorelasi dengan pelayanan. Kewenangan lebih untuk mencari kekuasaan Kewenangan lebih untuk mencari kekuasaan yang berkaitan dengan uang atau yang berkaitan dengan uang atau penerimaan.penerimaan.

Page 53: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XVI.XVI. MEKANISME PENYUSUNAN MEKANISME PENYUSUNAN SPM PEMERINTAHSPM PEMERINTAH

Muatan Inti:• Jenis Pelayanan Dasar• Indikator dan Nilai SPM• Batas waktu pencapaian SPM• PengorganisasianSPM

Departemen/ LPND terkaitUrusan Wajib

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Muatan Inti:• Jenis Pelayanan Dasar• Indikator dan Nilai SPM• Batas waktu pencapaian SPM• PengorganisasianSPM

Departemen/ LPND terkaitUrusan Wajib

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Departemen/ LPND terkaitUrusan Wajib

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Hasil Kerja Tim KonsultasiSPM

Menteri Dalam Negeri/ DirekturJenderalOtonomiDaerah

Dewan Pertimbangan OtonomiDaerah (DPOD)

Menteri/ PimpinanLPND

PenyusunanSPM oleh Menteri/ PimpinanLPND

Menjadireferensiuntukselanjutnyadigunakandalam

Membuatrekomendasidanmenyampaikannyakepada

Menyampaikanhasiltersebutkepada

PeraturanMenteri/PeraturanMenteriTerkait

Ditetapkanmenjadi

Yang dikoordinasikanoleh

Page 54: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XVII. XVII. MEKANISME PENERAPAN SPM MEKANISME PENERAPAN SPM PEMDAPEMDA

Pemda menyusun rencana pencapaian SPM

Target tahunan pencapaian SPM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renstra SKPD)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)

Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

Klasifikasi belanja daerah dengan pertimbangan

kemampuan keuangan daerah

Mengacu pada

Dituangkan dalam

Dituangkan dalam

Berdasarkan

Muatan Inti:• Jenis Pelayanan Dasar• Indikator dan Nilai SPM• Pengorganisasian SPM• Batas waktu pencapaian

SPM

Page 55: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

XVIII. XVIII. PENATAAN PELAYANAN PENATAAN PELAYANAN PUBLIKPUBLIK

1.1. Tumpang tindih pelayanan publik karena belum jelasnya Tumpang tindih pelayanan publik karena belum jelasnya batas-batas kewenangan antar tingkat pemerintahanbatas-batas kewenangan antar tingkat pemerintahan

2.2. Terjadinya gejala alokasi APBD lebih untuk biaya aparatur Terjadinya gejala alokasi APBD lebih untuk biaya aparatur (overhead cost) dibandingkan biaya untuk pelayanan (overhead cost) dibandingkan biaya untuk pelayanan publikpublik

3.3. Belum adanya transparansi mengenai standar pelayanan Belum adanya transparansi mengenai standar pelayanan publik; biaya, prosedur dan waktu penyelesaianpublik; biaya, prosedur dan waktu penyelesaian

4.4. Pemda cenderung belum responsif untuk menanggapi Pemda cenderung belum responsif untuk menanggapi keluhan masyarakat tentang kualitas pelayanan publikkeluhan masyarakat tentang kualitas pelayanan publik

5.5. Masih sulit mendorong sikap enterpreneurship, inovatif Masih sulit mendorong sikap enterpreneurship, inovatif dan kreatif di kalangan birokrasi Pemdadan kreatif di kalangan birokrasi Pemda

6.6. Pemda masih sulit untuk membuat kebijakan daerah yang Pemda masih sulit untuk membuat kebijakan daerah yang kondusif untuk investasikondusif untuk investasi

7.7. Masih sulit mengubah budaya dari dilayani menjadi Masih sulit mengubah budaya dari dilayani menjadi melayanimelayani

Page 56: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

KesimpulanKesimpulan SPM pertama-tama menuntut adanya distribusi urusan SPM pertama-tama menuntut adanya distribusi urusan

antara tingkatan pemerintahan (Pusat, Propinsi, antara tingkatan pemerintahan (Pusat, Propinsi, Kabupten/Kota) secara obyektif atas dasar kriteria Kabupten/Kota) secara obyektif atas dasar kriteria externalitas, akuntabilitas dan efisiensiexternalitas, akuntabilitas dan efisiensi

disusunnya SPM oleh Departemen/LPND sebagai acuan disusunnya SPM oleh Departemen/LPND sebagai acuan bagi Pemda dalam melaksanakan pelayanan publik bagi Pemda dalam melaksanakan pelayanan publik berbasis SPM.berbasis SPM.

SPM sulit akan berjalan tanpa sosialisasi, fasilitasi, SPM sulit akan berjalan tanpa sosialisasi, fasilitasi, pengawasan, monitoring dan evaluasi yang harus pengawasan, monitoring dan evaluasi yang harus dilakukan secara intensif oleh Pusat dan Propinsi agar dilakukan secara intensif oleh Pusat dan Propinsi agar Pemda Kabupaten/Kota dapat menjalankan pelayanan Pemda Kabupaten/Kota dapat menjalankan pelayanan dengan SPM-nya secara optimal. Untuk itu berbagai dengan SPM-nya secara optimal. Untuk itu berbagai kegiatan penguatan sistem, kelembagaan dan personil kegiatan penguatan sistem, kelembagaan dan personil Pemda harus dilakukan secara intensif.Pemda harus dilakukan secara intensif.

SPM akan menciptakan berbagai rationalisasi dalam SPM akan menciptakan berbagai rationalisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan dilaksanakannya SPM akan membantu Pemda dalam dilaksanakannya SPM akan membantu Pemda dalam melakukan rationalisasi terhadap kelembagaan, personil, melakukan rationalisasi terhadap kelembagaan, personil, keuangan sebagai pilar utama dalam penyelenggaraan keuangan sebagai pilar utama dalam penyelenggaraan otonomi daerah.otonomi daerah.

Page 57: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

Terima Kasih, Terima Kasih,

Page 58: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm
Page 59: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm
Page 60: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm
Page 61: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

EKONOMI POLITIK EKONOMI POLITIK REFORMASI EKONOMIREFORMASI EKONOMI

Page 62: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

MASALAH PENDUDUK DAN IMPLIKASINYAMASALAH PENDUDUK DAN IMPLIKASINYA YANG DIMAKSUD DENGAN YANG DIMAKSUD DENGAN MASALAH PENDUDUKMASALAH PENDUDUK ADALAH ADALAH

MASALAH PERTAMBAHAN JUMLAH PENDUDUK YANG SANGAT MASALAH PERTAMBAHAN JUMLAH PENDUDUK YANG SANGAT BESAR DINEGARA BERKEMBANG. HAL INI MENIMBULKAN BESAR DINEGARA BERKEMBANG. HAL INI MENIMBULKAN MASALAH PADA USAHA-USAHA PEMBANGUNAN. DISATU SISI MASALAH PADA USAHA-USAHA PEMBANGUNAN. DISATU SISI DENGAN PERTAMBAHAN JUMLAH PENDUDUK YANG BESAR AKAN DENGAN PERTAMBAHAN JUMLAH PENDUDUK YANG BESAR AKAN BERPENGARUH PADA JUMLAH TENAGA KERJA.BERPENGARUH PADA JUMLAH TENAGA KERJA.

MASALAH PENDUDUK SAAT INI ADALAH KEMAMPUAN NEGARA MASALAH PENDUDUK SAAT INI ADALAH KEMAMPUAN NEGARA MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA YANG SANGAT TERBATAS MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA YANG SANGAT TERBATAS SEHINGGA AKAN BERPENGARUH PADA ANGKA PENGANGGURAN. SEHINGGA AKAN BERPENGARUH PADA ANGKA PENGANGGURAN. PENDUDUK DUNIA DIPERKIRAKAN BERTAMBAH SEBANYAK 100-PENDUDUK DUNIA DIPERKIRAKAN BERTAMBAH SEBANYAK 100-120 JUTA DAN SEKITAR 80-90 JUTA JIWA ADA DINEGARAYANG 120 JUTA DAN SEKITAR 80-90 JUTA JIWA ADA DINEGARAYANG SEDANG BERKEMBNG.SEDANG BERKEMBNG.

Page 63: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

1.1. PADA ERA 1980-AN BANYAK NEGARA BERKEMBANGPADA ERA 1980-AN BANYAK NEGARA BERKEMBANG

MENGALAMI KRISIS EKONOMI (EXTERNAL SHOCKS), MENGALAMI KRISIS EKONOMI (EXTERNAL SHOCKS), TERUTAMA TERUTAMA DIAKIBATKAN OLEH PEMBENGKAKAN HUTANG LUAR DIAKIBATKAN OLEH PEMBENGKAKAN HUTANG LUAR NEGERI NEGERI SEHINGGA MEMBUAT NEGARA-NEGARA TERSEBUT SEHINGGA MEMBUAT NEGARA-NEGARA TERSEBUT MENGALAMI MENGALAMI STAGNASI DIBIDANG EKONOMI, PENURUNAN STAGNASI DIBIDANG EKONOMI, PENURUNAN PENDAPATAN PENDAPATAN PERKAPITA, DAN INSTABILITAS MAKRO EKONOMI.PERKAPITA, DAN INSTABILITAS MAKRO EKONOMI.

2. 2. NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN, ASIA DAN AFRIKA, NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN, ASIA DAN AFRIKA, MERESPON MERESPON KRISIS EKONOMI TERSEBUT DENGAN MENCOBA KRISIS EKONOMI TERSEBUT DENGAN MENCOBA MEMBUAT MEMBUAT STRATEGI BARU MISALNY A SUBSTITUSI IMPOR STRATEGI BARU MISALNY A SUBSTITUSI IMPOR DIGANTI DIGANTI DENGAN INSTITUSI PASAR (MARKET MECHANISM) DENGAN INSTITUSI PASAR (MARKET MECHANISM) DALAM DALAM MENGGERAKAN EKONOMI KHUSUSNYA DALAM MENGGERAKAN EKONOMI KHUSUSNYA DALAM KEBIJAKAN KEBIJAKAN PRIVATISASI DAN LIBERALISASI.PRIVATISASI DAN LIBERALISASI.

FAKTOR YANG MEMPERCEPAT PERKEMBANGAN PENDUDUK

Page 64: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

• KEBIJAKAN SUBSTITUSI IMPOR (SI) MARAK KEBIJAKAN SUBSTITUSI IMPOR (SI) MARAK DIPROMOSIKAN DIPROMOSIKAN DINEGARA-NEGARA BERKEMBANG DINEGARA-NEGARA BERKEMBANG UNTUK MENGATASI UNTUK MENGATASI PERSOALAN PERSOALAN PERSOALAN PERSOALAN DEFISIT NERACA DEFISIT NERACA PEMBAYARAN , DIMANA NEGARA PEMBAYARAN , DIMANA NEGARA MAJU MEMPEROLEH MAJU MEMPEROLEH SURPLUS BEGITU BESAR DARI SURPLUS BEGITU BESAR DARI PERDAGANGANNYA PERDAGANGANNYA DENGAN NEGARA-NEGARA DENGAN NEGARA-NEGARA BERKEMBANG.BERKEMBANG.

• MODEL BARU PERAN PEMERINTAH DALAM KEGIATAN MODEL BARU PERAN PEMERINTAH DALAM KEGIATAN EKONOMI YANG LEBIH MENGEDEPANKAN PASAR EKONOMI YANG LEBIH MENGEDEPANKAN PASAR SEBAGAI INSTRUMEN EKONOMI SESUNGGUHNYA SEBAGAI INSTRUMEN EKONOMI SESUNGGUHNYA TIDAK LEPAS DARI PERAN LEMBAGA-LEMBAGA TIDAK LEPAS DARI PERAN LEMBAGA-LEMBAGA

KEUANGAN MULTILATERAL SEPERTI WORD BANK & KEUANGAN MULTILATERAL SEPERTI WORD BANK & IMF YANG BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP SRATEGI IMF YANG BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP SRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI TERSEBUT.PEMBANGUNAN EKONOMI TERSEBUT.

Page 65: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

•WORD BANK MENYEBUT BAHWA PENYESUAIAN WORD BANK MENYEBUT BAHWA PENYESUAIAN STRUKTURAL STRUKTURAL /RESTRUKTURISASI EKONOMI./RESTRUKTURISASI EKONOMI.

• TUJUAN DARI RESTRUKTURISASI TERSEBUT ADALAH TUJUAN DARI RESTRUKTURISASI TERSEBUT ADALAH UNTUK UNTUK MENGHAPUSKAN KETIDAKSEIMBANGAN MENGHAPUSKAN KETIDAKSEIMBANGAN EKONOMI EKONOMI YANG TERUS MENERUS MELANDA HAMPIR YANG TERUS MENERUS MELANDA HAMPIR SEMUA SEMUA NEGARA BERKEMBANGNEGARA BERKEMBANG

Page 66: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

PROGRAM RESTRUKTURISASI EKONOMI SENDIRI IALAH SUATU PROGRAM RESTRUKTURISASI EKONOMI SENDIRI IALAH SUATU PROSES PROSES REFORMASI KEBIJAKAN YANG REFORMASI KEBIJAKAN YANG BERORIENTASI BERORIENTASI PADA PADA PENYELESAIAN KRISIS, PENYELESAIAN KRISIS, MENGURANGI INFLASI DAN MENGURANGI INFLASI DAN MENCIPTAKAN MENCIPTAKAN KONKONDDISI BAGI PENINGKATAN PENDAPATAN ISI BAGI PENINGKATAN PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN PERKAPITA SECARA BERKESINAMBUNGAN (AHRENS, PERKAPITA SECARA BERKESINAMBUNGAN (AHRENS,

2000: 79). 2000: 79). DENGAN RETSRUKTURISASI EKONOMI DENGAN RETSRUKTURISASI EKONOMI DIHARAPKAN DIHARAPKAN FUNDAMENTAL MAKFUNDAMENTAL MAKRORO PEREKONOMIAN PEREKONOMIAN NEGARA BERKEMBANG NEGARA BERKEMBANG DALAM DALAM KONDISI STABIL KONDISI STABIL SEHINGGA MEMUDAHKAN SEHINGGA MEMUDAHKAN OPERASIONALISASI LANGKAH2 OPERASIONALISASI LANGKAH2 PEMBANGUNAN.PEMBANGUNAN.

Page 67: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

REFORMASI EKONOMI DAN RINTANGAN POLITIKREFORMASI EKONOMI DAN RINTANGAN POLITIK

1.1. IMF DAN BANK DUNIA DUA LEMBANGA KEUANGAN DUNIA YANG IMF DAN BANK DUNIA DUA LEMBANGA KEUANGAN DUNIA YANG DIBENTUK SAAT BERLANGSUNG KONFERNSI BRETON WOODS DIBENTUK SAAT BERLANGSUNG KONFERNSI BRETON WOODS SEUSAI PERANG DUNIA KE-II, DENGAN TUJUAN UTAMA UNTUK SEUSAI PERANG DUNIA KE-II, DENGAN TUJUAN UTAMA UNTUK MERSEKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR DUNIA DAN MEMBANTU MERSEKONSTRUKSI INFRASTRUKTUR DUNIA DAN MEMBANTU NEGRARA2 ANGGOTA . SELAIN ITU KEDUA LEMBAGA INI JUGA NEGRARA2 ANGGOTA . SELAIN ITU KEDUA LEMBAGA INI JUGA MEMILIKI FUNGSI LAIMEMILIKI FUNGSI LAINN YANG PENTING YAKNI MENGHADANG YANG PENTING YAKNI MENGHADANG PENGARUH-PENGARUH NEGARA SOSIALIS DALAM MEMPERLUAS PENGARUH-PENGARUH NEGARA SOSIALIS DALAM MEMPERLUAS IDE SISTEM EKONOMINYA TERUTAMA KE NEGARA DUNIA IDE SISTEM EKONOMINYA TERUTAMA KE NEGARA DUNIA KETIGA (KLOBY, 1997:171-172)KETIGA (KLOBY, 1997:171-172)

2.2. SEHINGGA DESEHINGGA DENNGAN GETOL MENYALURKAN DANA (UTANG LUAR GAN GETOL MENYALURKAN DANA (UTANG LUAR NEGERI) KE- NEGRARA2 DUNIA KETIGA DENGAN PERSYARATAN NEGERI) KE- NEGRARA2 DUNIA KETIGA DENGAN PERSYARATAN YANG CUKUP LUNAK (SOFT LOAN) YAITU BUNGA RINGAN DAN YANG CUKUP LUNAK (SOFT LOAN) YAITU BUNGA RINGAN DAN TENGGANG PEMBAYARAN (TENGGANG PEMBAYARAN (GESTATION PERIOD) GESTATION PERIOD) YANG LAMA. YANG LAMA. PROSEDUR TERSEBUT AGAR LEMBAGA KEUANGAN DUNIA BISA PROSEDUR TERSEBUT AGAR LEMBAGA KEUANGAN DUNIA BISA MEMPENGARUHI NEGARA2 DUNIA KETIGA UNTUK MENGIKUTI MEMPENGARUHI NEGARA2 DUNIA KETIGA UNTUK MENGIKUTI GAGASAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG TELAH GAGASAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG TELAH DIFORMULASIKAN.DIFORMULASIKAN.

Page 68: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

PERT. VIPERT. VI

MENURUT PENELITIAN JOHNSON DAN SCHAFER (1997):MENURUT PENELITIAN JOHNSON DAN SCHAFER (1997):• SELAMA THN 1965-1995 PEREKONOMIAN 48 DARI 98 SELAMA THN 1965-1995 PEREKONOMIAN 48 DARI 98

NEGARA BERKEMBANG PENERIMA BANTUAN IMF TDK ADA NEGARA BERKEMBANG PENERIMA BANTUAN IMF TDK ADA PERUBAHAN YG SIGNIFIKANPERUBAHAN YG SIGNIFIKAN

• BAHKAN 32 DARI 48 NEGARA BERKEMBANG MENJADI BAHKAN 32 DARI 48 NEGARA BERKEMBANG MENJADI TAMBAH MISKIN DAN MEMUNCULKAN KRISIS YG BERULANG-TAMBAH MISKIN DAN MEMUNCULKAN KRISIS YG BERULANG-ULANG BAGAIKAN ULANG BAGAIKAN ROLLER COASTER ROLLER COASTER

DAN MENJADI PASIEN BAGI IMF SELAMA PULUHAN TAHUNDAN MENJADI PASIEN BAGI IMF SELAMA PULUHAN TAHUN

Page 69: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm

LANJUTAN…LANJUTAN…

BEBERAPA TEMUAN SEMENTARA INI BEBERAPA TEMUAN SEMENTARA INI SAMPAI PADA TAHAP KESIMPULAN SAMPAI PADA TAHAP KESIMPULAN ANTARA LAIN: UTANG ITU DISERTAI ANTARA LAIN: UTANG ITU DISERTAI DENGAN PERSYARATAN-PERSYARATAN DENGAN PERSYARATAN-PERSYARATAN TIDAK MENGUNTUNGKANTIDAK MENGUNTUNGKAN BAGI NEGARA BAGI NEGARA DEBITUR (MISALNYA PEMBUKAAN DEBITUR (MISALNYA PEMBUKAAN PASAR DOMESTIK BAGI BARANG ASING), PASAR DOMESTIK BAGI BARANG ASING), BANYAK SARAN KEBJAKAN YANG TIDAK BANYAK SARAN KEBJAKAN YANG TIDAK TEPAT SASARAN. TEPAT SASARAN.

Page 70: Mk. otoda & keb. pol. 4 hubungan antara pemerintah dgn spm