1. purwaceng-ardhia

Upload: elinabeth-swann

Post on 03-Mar-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ll

TRANSCRIPT

BAB IPendahuluanA. Latar BelakangPurwaceng (Pimpinella pruatjan) termasuk salah satu tanaman obat yang paling banyak dibicarakan terkait manfaatnya sebagai aprodisiak, khususnya untuk kaum lelaki. Sebagai tanaman obat yang mempunyai sebaran geografi terbatas, dan aspek budiayanya belum banyak diketahui. Purwaceng banyak diambil dan ditambang dari alam, sehingga keberadaan tanaman ini terancam punah. Purwaceng merupakan tanaman obat asli Indonesia yang langka. Tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan) adalah salah satu tanaman di Dataran Tinggi Dieng yang diduga memiliki khasiat sebagai obat tradisional.Dataran Tinggi Dieng, selain digunakan sebagai hutan lindung, juga dimanfaatkan sebagai lahan pertanian berupa sayur-sayuran dan umbi-umbian. Di antara tanaman tegalan dan tanaman hutan lindung di Dataran Tinggi Dieng ditemukan tanaman khas yaitu tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan). Tanaman ini sekarang keberadaannya secara alami sudah mulai langka, seiring dengan hilangnya hutan lindung di wilayah tersebut sebagai akibat aktifitas perambahan hutan yang tidak terkendali oleh masyarakat sekitar. Purwaceng yang secara fisik berupa herba juga ikut terbuang seiring dengan pembukaan lahan untuk pertanian tanaman kentang. Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) letak geografisnya memiliki ketinggian antara 1900 2200 m dpl, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 15 0 C dan 50 C pada malam hari dan bahkan dapat mencapai suhu 00 C pada bulan Agustus September,Purwaceng (Pimpinella pruatjan) di Kabupaten Wonosobo, secara alami hanya ditemukan di desa Sikunang, Siterus dan desa Dieng, Kecamatan Kejajar. Purwaceng sebagai tanaman obat yang tumbuh di Dataran Tinggi Dieng diduga mengandung senyawa aktif yang memberi efek rasa hangat pada tubuh serta meningkatkan emosi. Di Kabupaten Banjarnegara Purwaceng tumbuh dan berkembang di desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur. Purwaceng dapat ditanam kapan saja bahkan pada musim kemarau sekalipun karena tidak membutuhkan penyiraman air sebanyak pada budidaya kentang.B. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :1. Morfologi tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan)2. Fisiologi tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan)3. Adaptasi tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan)

BAB IIPembahasan

Purwaceng adalah tumbuhan herba yang diduga memiliki beberapa kegunaan diantaranya bersifat andronat, menambah stamina tubuh, menghilangkan masuk angin dan pegal linu serta beberapa manfaat lainnya. Tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan) memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom: PlantarumDivisio: SpermatophytaSub divisio: AngiospermaeKelas: DicotyledoneaeFamilia: UmbellifloraeBangsa/ordo: UmbelliferaeGenus: PimpinellaSpesies: Pimpinella pruatjan

1. Morfologi tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan)Deskripsi purwoceng varietas Pimpinella pruatjan Asal : populasi turunan asal Desa Sekunang, Kecamatan Kejajar, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten WonosoboSilsilah : seleksi massaGolongan varietas: bersari bebasDiameter tajuk : 13,7 21,1 cmUkuran daun: panjang 18,53 19,87 cm, lebar 15,60 16,44 cmUkuran tangkai daun: panjang 5,9 9,7 cm, diameter 1,24 2,76 mmJumlah pelepah daun: 10 16 helaiJumlah anak daun: 9 15 helaiTipe daun: majemuk menyirip gasal, berhadapanPhyllotaxis: rosetWarna daun muda: hijau GB 143 (Royal Horticultural Society Colour Chart)Warna daun tua: hijau GA 139 (Royal Horticultural Society Colour Chart)Warna tangkai daun : merah keunguan GA N79 (Royal Horticultural Society Colour Chart)Warna tulang daun: merah keunguan GC N79 (Royal Horticultural Society Colour Chart)Bentuk ujung daun : tumpulBentuk tepi daun: bertoreh, menggerigi dengan inggit berukuran kecilTekstur permukaan daun : halus, bergelombangBentuk batang : bulatWarna batang: merah keunguan GA N79 (Royal Horticultural Society Colour Chart)Tipe pembungaan : bunga majemuk, bentuk tandanWarna mahkota bunga : putih kemerahanWarna kelopak bunga : hijauWarna anther : merah keunguanWarna biji muda : hijau, pada bagian ujung biji berwarna merah keunguanHabitus: herba, menutup tanah, dengan ketinggian mencapai 25 cm. Penciri utama: warna tangkai daun dan tulang daun merah keunguanKeunggulan varietas : stabilitas produksi akar, produksi terna dan akar segar tinggi, kadar bahan aktif utama (stigmasterol dan sitosterol) tinggiWilayah adaptasi: beradaptasi dengan baik di dataran tinggi dengan ketinggian 1.500 m dpl

2. Fisiologi tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan)Purwaceng (Pimpinella pruatjan) termasuk famili Apiaceae merupakan tanaman herbal tahunan aromatis yang tumbuh pada habitat dataran tinggi. Purwaceng merupakan tanaman terna, membentuk rosset, tangkai daun berada di atas permukaan tanah sehingga tajuk tanaman menutupi permukaan tanah hampir membentuk bulatan dengan diameter tajuk 3.645 cm (Rahardjo et al. 2006). Purwaceng merupakan tanaman berumah satu dan dapat menyerbuk silang. Purwaceng berbunga pada umur 5 - 6 bulan setelah tanam, tangkai bunga keluar pada bagian ujung tanaman. Setiap tandan bunga yang berbentuk payung terdapat bunga antara 8 15, yang selanjutnya akan membentuk biji. Dalam satu tanaman dapat menghasilkan 1.500 2.500 biji (Rahardjo et al. 2006). Purwaceng termasuk kelas Dicotyledoneae berakar tunggang. Ukuran akar bagian pangkal akan bertambah besar seiring dengan bertambahnya umur tanaman, sehingga terlihat seperti ginseng, tetapi ukurannya tidak sebesar ginseng. Akar-akar rambut keluar di ujung-ujung akar tunggang.

3. Adaptasi tanaman Purwaceng (Pimpinella pruatjan)Purwaceng merupakan tanaman yang telah beradaptasi di dataran tinggi, tumbuh di daerah pada ketinggian tempat 1.800-3.300 m di atas permukaan laut (Rifai, 1992),terutama di dataran tinggi Dieng. Heyne (1987) melaporkan bahwa Purwaceng tumbuh baik pada ketinggian 2.000 3.000 m dpl., tumbuh subur pada tempat dengan ketinggian 2.000 m dpl pada tanah yang subur dan gembur, suhu udara berkisar 15 260 C, kelembaban udara berkisar 60 70%, dengan curah hujan di atas 4.000 mm/ tahun. Namun dari hasil penelitian pada akhir-akhir ini Purwaceng juga dapat tumbuh baik di ex situ pada ketinggian tempat hingga 1.500 m dpl, dengan suhu udara berkisar 16 260 C, dan kelembaban udara berkisar 60 90%. Untuk pertumbuhannya selain memerlukan tanah yang gembur dan subur, Purwaceng juga memerlukan tanah yang kaya bahan organik, dan pH tanah dengan kisaran 5,7 6,0. Purwaceng tidak dapat tumbuh baik pada tanah yang bertekstur liat. Untuk tanah yang kurang subur perlu dilakukan pemupukan, terutama pupuk organik.Purwaceng awalnya merupakan tanaman liar yang tumbuh di bawah tegakan tanaman keras atau hutan, sehingga kurang bagus pertumbuhannya apabila tanaman ini mendapat penyinaran sinar matahari langsung. Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan diantaranya ketersediaan makanan, unsur hara, ketersediaan air, cahaya matahari, suhu udara, oksigen dan hormon pertumbuhan. Semua faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selanjutnya proses fotosintesis akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Fitter dan Hay, 1991). Demikian juga dengan tanaman Purwaceng, intensitas cahaya yang optimal akan meningkatkan pertumbuhan.

BAB IIIKesimpulan

Purwaceng awalnya merupakan tanaman liar yang tumbuh di bawah tegakan tanaman keras atau hutan, sehingga kurang bagus pertumbuhannya apabila tanaman ini mendapat penyinaran sinar matahari langsung. Purwoceng merupakan tanaman yang telah beradaptasi di dataran tinggi, tumbuh di daerah pada ketinggian tempat 1.800-3.300 m di atas permukaan laut terutama di dataran tinggi Dieng.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. SOP Budidaya Purwaceng. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, BogorFathonah Dasiyem, 2008, Tesis Pengaruh IAA dan GA3 Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Saponin Tanaman Purwaceng (pimpinella alpina, molk.), UNS SurakartaFitter, A. H. Dan Hay, R. K. M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman (Diterjemahkan oleh Sri Andani dan E. D. Purbayanti). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia (Buku III), Dept. Kehu-tanan, Jakarta 1550 h.Rahardjo, M., Rosita S.M.D. dan I. Darwati. 2006. Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu simplisia purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb).Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 12 :73-79.Rifai, M.A. 1992. Tiga puluh tumbuhan obat langka di Indonesia. Sisipan Florabunda 2. Penggalang taksonomi tumbuhan Indonesia, Bogor, h. 22-23.

Lampiran

Gambar tanaman Purwaceng

Gambar akar tanaman PurwacengGambar bunga tanaman Purwaceng

Gambar tanaman PurwacengGambar tanaman Purwaceng

MAKALAHPURWACENG ( Pimpinella pruatjan )

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugasMata Kuliah Kapita Selekta Tumbuhan

DISUSUN OLEH:

ARDHIA OKTAVIANANIM. 0402514062

PROGRAM PASCASARJANAPENDIDIKAN IPA (BIOLOGI)UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

9