1. perencanaan program kebutuhan ruang · e. kantor perwakilan agen perjalanan (cruise lines) f....
TRANSCRIPT
22
IV. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
1. PERENCANAAN PROGRAM KEBUTUHAN RUANG
Penentuan besaran ruang didasarkan atas survey, pengamatan, dan wawancara
dengan kegiatan usaha-usaha lain yang sejenis. Karena fasilitas-fasilitas
tersebut belum ada atau belum punya suatu standard tertentu maka penentuan
standard yang digunakan mengacu pada fasilitas lain sebagai bahan atau
informasi perbandingan. Namun demikian tidak semua ruangan dan fasilitas
dapat disurvey secara langsung, jadi beberapa fasilitas ditinjau dari studi
perbandingan secara literatur.
1.1 Pengelompokan Ruang
Ruang-ruang yang ada dalam proyek ini dikelompokkan menjadi 4
kelompok berdasarkan pertimbangan persamaan karakteristik dan waktu
aktivitas, yaitu:
1.1.1 Fasilitas Terminal Penumpang. Meliputi Terminal Keberangkatan
dan Terminal Kedatangan beserta penunjangnya.
1.1.2 Fasilitas Rental. Menurut jenisnya Fasilitas Rental ibagi menjadi
Rental Tipikal dan Spesifik.
1.1.3 Fasilitas Kantor Pengelola. dan Fasilitas Servis.
23
.2 Kapasitas Proyek Dan Luasan Ruang
Luasan ruang diperoleh dari penentuan kapasitas proyek, pengolahan data
literatuf dan data survei disesuaikan dengan modul parkir dan struktur
serta mengalami sedikit perubahan sesuai desain. Kapasitas proyek
ditentukan berdasarkan tabel di bawah ini:
TabeU.l
Realisasi Kunjungan Kapal dan Penumpang 1995-1997
Tahun
1995
1996
1997
Jumlah
penumpang
(orang)
1.037.794
1.046.547
1.024.711
Jumlah
kunjungan kapal
(buah)
737
734
701
Jumlah
penumpang
perhari
(orang)
2.843
2.867
2.807
Jumlah
kunjungan
kapal perhari
(buah)
2
2
2
Jumlah penumpang rata-rata per hari dari tahun 1995 - 1997 = 2.839
orang/hari. Jumlah kunjungan kapal rata-rata per hari dari tahun 1995 -
1997 = 2 kapal/hari.
Jumlah penumpang rata-rata yang diangkut 1 kapal = 1.431,91
orang/kapal.
Pada tahun 2003 prediksi jumlah kapal = 1.772 kapal/tahun = 5
kapal/hari.
Sehingga jumlah ^enumpang/hari pada tahun 2003 = 5 x 1.431,91 =
7.159,55 orang/hari.
24
Kapasitas dermaga minimal 1 kapal dan maksimal 3 kapal motor
penumpang, sehingga jumlah penumpang maksimal pada jam terpadat =
3 x 1.431,91 = 4.296 orang/hari.
Jadi ditentukan kapasitas terminal penumpang harus dapat
menampung minimal 4.296 orang. Berdasarkan data dari Master Plan
Pelabuhan Tanjung Perak s/d Gersik 2018, diasumsikan terdapat 75%
penumpang domestik (3.222 orang) dan 25% penumpang intemasional
(1.074 orang).
Perbandingan jumlah penumpang naik adalah 1: 1 sehingga perincian
penumpang adalah:
• Jumlah penumpang naik = 2.148 orang -> 1.611 penumpang domestik
naik dan 537 penumpang intemasional naik
• Jumlah penumpang turun = 2.148 orang -> 1.611 penumpang domestik
turun 537 penumpang intemasional turun.
Atas dasar perhitungan tersebut di atas, maka ditentukanlah luasan tiap-
tiap ruang sebagai berikut:
25
Tabel 4.2
Luasan Ruang
No.
A.
1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
Jenis Ruang
TERMINAL
KEBERANGKATAN
Pelataran Keberangkatan:
a. Hall
b. Kounter tiket
c. Kounter peron
Lobby Umum:
a. Foyer pengecekan
b. Cruise concourse
(lobby keberangkatan)
c Kounter informasi +
posko
d. Kounter check-in tiket
e. Kantor perwakilan agen
perjalanan (cruise lines)
f. Pusat dokumentasi
kapal
g. Karantina
Ruang tunggu keberangkatan
domestik
a. Ruang duduk
b. Ruang tunggu VIP
Ruang tunggu
keberangkatan intemasional
a. Ruang duduk
b. Kounter imigrasi, bea
cukai, karantina
Waving gallery
Telepon umum
Toilet
Ka pasitas
360 org
5bh
1 org
1.300 org
4 org
17ktr
5 org
5bh
1.611 org
25 org
1.000 org
4ktr
1.074 org
4bh
22 wc
14url
8wtfl
Standard
(rtrl
tss
as
as
as
tss
as
as
sb
as
sb
n
sb
sb
as
hd
sb
n
n
n
1
5
2
1
2
1,5
20
0,9
1,2
1
1,5
0,65
0,9
1,8
0.9
0.54
Total luas area + sirkulasi 30%
Studi Ruang
Asumsi aktivitas
terpadat = 12 jam ->
4.296 orang : 12 - 358
org/jam
± 30% x jumlah
pengunjung « 30% x
4.296 - 1..288,8 orang
Waktu check-in = 2 jam.
1 org dilayani 2 menit ->
2 jam = 60 org/kounter.
Utk penumpang 1 kapal
(±1.000 org) selama 2
jam dibutuhkan 1.000 :
60 - 16,7 kounter
Rata-rata kelas 1 = 50
org. 3 kapal x 50 = 150
org. Asumsi 15% di
ruang tunggu -> 15% x
150 = 23 org
50% x pengantar =
50% x 2.148 = 1074 org
Asumsi 20% x 4.296 =
860 org. L:P= 1:1 =430
org. 1 L • 2 menit, 1 jam
= 30 org-» 430:30 = 14
url. WC = 30% url = 4
wc. 1 P = 2,5 menit, 1
jam = 24 org-* 430 : 24
= 18 wc.
Perhitungan
360x1
5 x 2
1 x2
1.300 x 1
4 x 2
17x1,5
5x20
1.611x0,9
25 x 1,2
1.000x1
4x1,5
1074x 0,65
4x0,9
22 x 1,8
14x0,9
8 x 0,54
5.124,62 + 1.537386
Luas (m*)
360
25
2
30
1.300
8
25,5
100
5
25
1.449,9
30
1.000
6
698,1
3,6
39,6
12,6
4,32
6.662
26
No.
a i.
2.
3.
5.
6.
Jen is Ruang
TERMINAL
KEDATANGAN
Pelataran Kedatangan:
a. Lobby
b. Kounter taxi
c. Kounter informasi
Ruang penerima kedatangan
domestik
a. Ruang tun ggu
b. Kounter transit
Ruang penerima kedatangan
intemasional
a. Ruang tun ggu
b. Ruang duduk (cafe)
c Kounter imigrasi, bea
cukai, karantina
d. Ruang imigrasi
e. Ruang bea cukai
f. Ruang laboratorium
karantina
g. Ruang KPLP
h. Ruang serba
guna/interogasi
Telepon umum
Toilet
Kapasitas
1.000 org
lbh
1 org
350 org
lbh
322 org
300 org
5bh
4buah
10 wc
4url
3wtfl
Standard
(»f)
tss
as
as
n
as
sb
as
sb
sb
sb
sb
as
as
as
n
n
n
1
1
1,4
2
30
30
25
25
20
0,9
1,8
0,9
0,54
Total luas + sirkulasi 30%
Stud! Ruang
Jumlah penjemput utk 1
kapal
Penumpang langsung
turun dgn bagasi masing-
masing. Waktu total yg
dibutuhkan utk keluar dr
lkapal(1.000org) = ± 3
jam -> 1 jam = 333 org
Asumsi 5% x 4.296 =
215 org-) L:P - 1:1 =
108 org
L-> 1 org = 2 menit, 1
jam = 30 org -» 108 : 30
= 4url
WC - 30% url = 2 wc
P -> 1 org • 3 menit, 1
jam - 20 org-) 108 : 20
= 6 wc
Perhitungan
1.000x1
5 x 2
350x1
322 x 1,4
300x1
5 x 2
4 x 0,9
10x1,8
4x0,9
3x0,54
2.306,62 +691,986
Luas (nr1)
1.000
25
2
350
2
450,8
300
10
10
30
30
25
25
20
3,6
18
3,6
1,62
2.998,06
27
No.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis Ruang
FAS. RENTAL & UMUM
Hall
Telepon umurrt
Fasilitas medis
Typical rental
Specific rental:
a. warungtelekomunikasi
b. kantor pos
c. duty-free shop
d. money changer
e. bank
f. ATM
g. Drug store
Kios pengganti kaki lima
Kapasitas
100 org
4 buah
22 bh
lbh
lbh
lbh
lbh
lbh
2bh
lbh
10 bh
Standard
tss
sb
as
as
sb
sb
as
sb
sb
hd
as
as
1
0,9
15
2,25
8
Total luas + sirkulasi 30%
Studi Ruang Perhitungan
100x1
4 x 0,9
22x15
2 x 2,25
10x8
758,1 +227,43
Luas (m*)
100
3,6
25
330
30
10
50
30
75
4,5
20
80
985,5
No.
D.
1.
2.
3.
Jenis Ruang
RESTAURANT & CAFE
Restaurant
a. Ruang makan
b. Dapur
c Gudang
Cafe
a. Ruang makan
b. Dapur
c Gudang
Toilet
Kapasitas
195 org
455 org
6WC
3url
4wtfl
Standard
n
n
as
n
n
as
n
n
n
1,4
1,2
1,8
0.9
0.54
Total luas + sirkulasi 30%
Studi Ruang
20% x luas ruang makan
15% x luas ruang makan
30% x 650 = 195 org ->
L:P= 1:1 =98 org
L: 1 org = 2 menit-> 1
jam = 30 org -> 98: 30 =
3 urinal
WC = 30% urinal = 1
wc
P: 1 org = 3 menh -^ 1
jam = 20 org -» 98 : 20
= 5WC
Perhitungan
195 x 1,4
20% x 273
455 x 1,2
15% x 546
6x1,8
3x0,9
4x0,54
1.031,16 + 309,348
Luas (m2)
273
54,6
40
546
81,9
20
10,8
2,7
2,16
1340,5
28
No.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis Ruang
KANTOR PENGELOLA
Hall
Ruang tamu
Dinas Tenninal Penumpang
& Pelayanan Umum
a. Ruang Kadin
b. Ruang Kasubdin
c. Ruang staff
d. Ruang arsip
Dinas Armada
a. Ruang Kadin
b. Ruang Kasubdin
c. Ruang staff
d. Ruang arsip
Dinas Pemanduan
a. Ruang Kadin
b. Ruang Kasubdin
c. Ruang staff
d. Ruang arsip
Fasilitas karyawan
a. Ruang ganti karyawan
b. Locker
c. Ruang makan karyawan
d. Pantry
Toilet
Total luas + sirkulasi 30%
Kapasitas
50 org
10 org
1 og
3 org
30 org
1 org
3 org
30 org
1 org
2 org
10 org
27 org
80 org
27 org
4WC
2url
2wtfl
Standard
(m>)
tss
as
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
1
1,2
25
10
4
3,6
25
10
4
3,6
25
10
4
3,6
0,83
0,36
0,83
1,8
0,9
0,54
Studi Ruang
20% x L ruang makan
30% x jumlah karyawan
= 30%x81 =27 org-*
L:P - 1:1 = 14 org +
pengunjung rental dan
umum " 30 org
1 L = 2 menit -» 30
men it = 1 5 org -> 30 :
15 = 2 url. WC = 30%
x 2 url = 1 wc.
1 P = 3 menit -> 30
menit = 10 org -> 30 :
10 =3WC
596 + 178,8
Perti itungan
50x1
10x1,2
1 x25
3x10
30 x 4
1 x25
3x 10
30 x 4
1x25
2 x 10
10x4
27x0,83
80x0,36
27x0,83
20%x 22,41
4x1,8
2 x 0,9
2 x 0,54
Luas (m*)
50
12
25
30
120
3,6
25
30
120
3,6
25
20
40
3,6
22,41
28,8
22,41
4,5
7a 1,8
1,08
774,8
29
No.
F.
1.
2.
3.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
14.
Jenis Ruang
FASILITAS SERVIS
Pos jaga
Musholla
Ruang operator PABX,
CCTV
Ruang PLN
Ruang Irafo
Genset
Ruang pompa
Tandon
STP
Ruang mesin AC
AHU
Ruang panil -I- shaft
Ruang pemeliharaan
Gudang
Kapasitas
2 org
± 20 org
Total luas + sirkulasi 30%
Standard
(nrl
sb
as
mee
mee
mee
mee
mee
mee
BPDS
BPDS
BPDS
Studi Ruang
l%r.ber-AC
0,5%- l%r. mesin AC
463 + 138,9
Luas (m*)
10
24
12
10
10
100
15
40
30
120
12
20
20
40
601,9
No.
G.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Fasilitas
FASILITAS PARKIR
Terminal
Rental dan umum
Restaurant dan cafe
Pengelola
Sepeda motor
Bus wisata
Luas (m1)
9.660,066
985,5
1.340,5
774,8
Standard
1/60
1/100
1/30
as
30% jumlah
mobil
300 tuns
Jumlah mobil
162
10
45
5
30 x 246 =74
6 x 4 2
Total luas
Luas
4.050
250
1.125
125
155,4
252
6.557,4
Di bawah ini dapat dilihat rekapitulasi luasan ruang Terminal Penumpang
Pelabuhan Terpadu Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yaitu sebagai berikut:
Terminal Keberangkatan
Terminal Kedatangan
Rental & Umum
Restaurant & Cafe
Kantor Pengelola
Area Servis
Parkir
L U A S T O T A L
6.915.5 m2
4.259.6 m2
985,5 m2
1.340,5 m2
774,8 m2
500,11m2
6.557,4 m2 +
21.333,41m2
30
1.3 Karakteristik Ruang
Aktivitas dan karakteristik ruang pada bangunan Terminal Penumpang
Terpadu ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Aktivitas dan Karakteristik Ruang
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
S.
9.
10.
11.
12.
13
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
TERMINAL KEBERANGKATAN & KEDATANGAN
Jenis Ruang
Hall Keberangkatan
Kounter Tiket & Peron
Check-in Bagasi
Foyer Pengecekan
Cruise Concourse
Kounter info + posko
Kounter check-in
Pusat Dokumentasi Kapal
Karantina
R. Tunggu Keberangkatan
R. Tunggu VIP
Selasar Keberangkatan I
Selasar Keberangkatan II
R. Tunggu Keberangkatan
Waving Gallery
R. Tunggu Multifungsi
Lobby Kedatangan
Kounter Taxi
Kounter Informasi
R. Tunggu Kedatangan
R. Tunggu Kedatangan &
Baggage Claim
Kounter Transit
Aktivitas
Berkumpul untuk menuju ruang tujuan
masing-masing
Jual beli tiket keberangkatan & peron
Menimbang bagasi
Check tiket, peron, keamanan barang
Duduk, menunggu kapal berangkat
Memberi info, pengumuman, pos
keamanan
Check-in tiket kedua kalinya
Memeriksa kelengkapan surat kapal
Mengecek dokumen, memeriksa binatang
bawaan
Menunggu kapal (khusus penumpang
domestik)
Menunggu kapal utk penumpang kelas I
domestik
Antri naik kapal (domestik)
Antri naik kapal (intemasional)
Menunggu kapal (khusus penumpang
intemasional)
Menghantar kepergian penumpang,
melambai
Menampung kelebihan penumpang
(datang dan pergi)
Menunggu kedatangan (utk penjemput)
Memesan dan memanggil taxi
Mencari dan memberi informasi
Menampung penumpang datang
(domestik),
Menampung penumpang datang
(intemasional), menunggu bagasi
Melapor dan mengurus pemindahan ke
kapal lain
Karakteristik
1 V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
2
V
V
V
V
V
V
V
V
3
V
a V
V
V
V
V
V
b V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
C
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
d
V
V
V
V
e V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
f
V
V
31
No.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
TERMINAL KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN
Jenls Ruangan
Selasar Kedatangan I
Selasar Kedatangan II
Kounter Imigrasi
Kounter Bea Cukai
Kounter Info Wisata
Telepon Umum
Toilet
FASILITAS RENTAL DA
Hall
Fasilitas Medis
Typical Rental
Warung Telekomunikasi
Kantor Pos
Duty-free Shop
Money Changer
Bank
ATM
Drug Store
Kios Pengganti Kaki Lima
Telepon Umum
KAN Hall
Ruang Tamu
R Kadin Terminal
R. Staff Kadin Terminal
R Arsip Dinas Terminal
R Kepala KPLP
R. Staff KPLP
R. Kadiv Armada/Teknik
R. Kabag
R. Staff Armada/Teknik
R. Arsip Divisi
Armada/Teknik
R. Ganti Karyawan
Locker
R Makan Karyawan
Pantry
Toilet
Akti vitas
Antri turun dari kapal domestik
Antri turun dari kapal internasional
Antri menunggu pemeriksaan surat-surat
Menggeledah, memeriksa barang
penumpang
Mencari dan memberi info wisata di Jatim
Antri, menelepon
Huang air, membasuh tangan
NUMUM
Berkumpul untuk menuju ruang tujuan
masing-masing
Tempat mengobati bila ada kecelakaan
Jual beli barang dan jasa
Menelepon ke dalam/luar negeri, fax,
sambungan internet
Mengirim surat, membeli benda pos
Jual beli barang (utk penumpang dg visa)
Jual beli, tukar mata uang asing
Transaksi Keuangan
Penarikan, penyetoran uangtunai
Jual beli barang kebutuhan sehari-hari
Jual beli barang, souvenir, snack, dll
Menelepon
TOR PENGELOLA
Berkumpul untuk menuju ruang tujuan
masing-masing
Menerima tamu, duduk, bercakap-cakap
Bekerja, rapat dengan staff
Bekerja, surat menyurat, pengarsipan, dll
Menyimpan data dan arsip
Bekerja, mengontroi keamanan
Bekerja, surat menyurat, pengarsipan, dll
Bekerja, rapat dengan staff
Bekerja, surat menyurat, pengarsipan, dll
Bekerja, surat menyurat, pengarsipan, dll
Menyimpan data dan arsip
Ganti baju
Menyimpang barang-barang
Makan, mengobrol, istirahat kecil
Menyiapkan makanan, menyimpan,
mencuci peralatan makan
Buang air, membasuh muka
Karakteristik
1 V
V
V
V
2
v
V
V
3 a V
V
b V
V
V
V
V
V
V
c V
V
V
V
V
V
V
d e V
V
f
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
32
No.
l.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
RESTAURANT DAN CAFE
Jenis Ruang
Ruang Makan
Dapur
Gudang
Toilet
Akti vitas
Makan, minum, bercakap-cakap
Memasak, membuat minuman,
menyiapkan hidangan, raencuci peralatan
Menyimpan bahan dan barang keperluan
masak
Buang air, membasuh tangan
S E R V I S
Pos Jaga
Musholla
Ruang Operator
Ruang PLN/Gardu
Ruang Trafo
Genset
Ruang Pompa
Tandon
STP
Ruang Mesin AC
A H U
Ruang Panil
Ruang Pemeliharaan
R. Pembuangan Sampah
Gudang
Mengontrol keamanan
Wudhu dan sholat
Menjalankan, memantau sistemPABX,
CCTV
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Memeriksa, membersihkan, memperbaiki
Menyimpan alat-alat
Mengumpulkan sampah utk diangkut
Menyimpan alat dan bahan pembersih
KARAKTERISTIK
1 V
V
2 3
V
V
a V
V
b V
V
V
V
c
V
V
V
d V
e V
f V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan:
1 = publik
2 = semi publik/semi privat
3 = privat
a = pencahayaan alami
b = pencahayaan buatan
c = penghawaan alami
d = penghawaan buatan
e = pemandangan ke luar
f = ketenangan
2. PERANCANGAN TAPAK
33
2.1 Orientasi dan Letak Bangunan dalam Tapak
Letak dan orientasi bangunan dalam tapak ditentukan berdasarkan analisa
terhadap urban dan tapak:
2.1.1 Letak bangunan mundur 11 meter dari jalan dan 30 meter dari tepi
dermaga sesuai peraturan GSB.
2.1.2 Orientasi bangunan secara struktural tegak lurus jalan dan dermaga
untuk mendapatkan penggunaan lahan yang efektif.
«««oftr«roC)re«ac=3
SITR - i -
remuniliircin S<:lurjh Bangunan
Gambar 4.4
Orientasi dan Letak Bangunan dalam Tapak
34
2.2 Peletakan Jalan Masuk
Peletakan jalan masuk ke dalam maupun ke luar tapak ditentukan
berdasarkan analisa terhadap lalu lintas dan arah pandang tapak.
2.2.1 Jalan masuk utama. Berada di jl. Jamrud Utara-Jamrud Selatan
yang tegak lurus dengan jl. Perak Barat-Perak Timur. Pada pertemuan
kedua jalan tersebut, dibuat sebuah putaran demi kelancaran lalu lintas.
Sedangkan jalan masuk kedua diletakkan di jl. Kalimas Baru, dengan 2
pintu masuk yang terpisah untuk kendaraan pribadi dan bus wisata.
2.2.2 Jalan keluar kendaraan. Bagi kendaraan roda empat pribadi
diletakkan di jl. Kalimas Baru dengan pintu keluar 2 buah agar
menghindari keramaian di satu titik. Jalan keluar bus wisata diletakkan
terpisah di jl. Kalimas Baru.
2.2.3 Jalan masuk servis. Diletakkan di jl. Kalimas Baru, terpisah dengan
jalan masuk kendaraan lain agar tidak tercampur dengan sirkulasi masuk
umum karena bisa mengganggu pemandangan, dekat dengan fasilitas
servis, memudahkan pengawasan dan sirkulasi servis di dermaga, serta
menciptakan area servis yang bersifat privat untuk melayani kebutuhan
kapal-kapal yang sedang bertambat.
2.2.4 Jalan masuk dan keluar sepeda motor. Diletakkan pada jl Jamrud
Utara namun terpisah dengan jalur kendaraan roda empat, dan
dikelompokkan dalam satu area agar memudahkan pengawasan.
35
Arah Datang Kapa!
Pintu Kduar BILS Wisata
Pintu Masiik Roda Dua Pencapaian Sokunder
Pintu Keliiar Servis I
limiHi
Pencapaian Utama Gambar 4.5
Peletakan Jalan Masuk
2.3 Peletakan Focal Point dan Ruang Penangkap
Peletakan focal point dan ruang penangkap sesuai dengan arah pandang
tapak, analisis lalu lintas dan analisis urban solid.
36
2.3.1 Ruang Penangkap. Karena letaknya yang tegak lurus jalan -
dengan posisi tusuk sate - maka ruang penangkap keseluruhan adalah
tampak bangunan selatan, tanpa melupakan potensi tampak bangunan ke
laut yang akan dinikmati secara utuh oleh penumpang kapal dari kejauhan.
2.3.2 Focal Point. Menara diletakkan di tengah bangunan untuk menarik
perhatian ke proyek dan memecah kemonotonan bangunan.
Pemtindiinin Bangunan
Tertingsi
Focal Point
Gambar 4.6
Peletakan Focal Point dan Space Penangkap
37
2.4 Zoning
Zoning ditentukan berdasarkan hasil analisis tapak dan urban, dimana:
2.4.1 Fasilitas Terminal Keberangkatan. Diletakkan dekat dengan jalan
utama dengan pertimbangan kebutuhan akan akses yang mudah dan cepat.
2.4.2 Fasilitas Terminal Kedatangan. Diletakkan di dekat jl. Kalimas
Baru, terpisah dari terminal keberangkatan agar memecah keramaian di
mana jalan keluar dari terminal langsung lewat jl. Kalimas Baru dan tidak
perlu melewati jl. Perak Barat-Timur lagi.
2.4.3 Fasilitas Rental dan Umum. Diletakkan paling dekat dengan pintu
masuk dengan pertimbangan terdapat beberapa orang yang mungkin
membutuhkan barang atau jasa dengan cepat tanpa hams mengganggu
sirkulasi kegiatan terminal.
2.4.4 Fasilitas Servis. Diletakkan di dekat dermaga dengan sirkulasi
servis tersendiri agar mudah melayani kebutuhan kapal yang sedang
bertambat dan menyembunyikan kegiatan-kegiatan yang bukan umum.
2.4.5 Fasilitas Kantor Pengelola. Diletakkan di area paling privat dan
tenang namun dengan kebebasan akses ke mana saja tanpa mengganggu
sirkulasi pengunjung umum.
Keterangan: A " servis area B = rental & umum C • terminal keberangkatan D = restoran E = terminal kedatangan F - k. pengelola G " parkir term. Keberangkatan H = parkir term. Kedatangan I = open area
Gambar 4.7
Zoning
2.5 Pola Sirkulasi dalam Tapak
Pola sirkulasi dalam bangunan ditentukan berdasarkan analisis hubungan
antar ruang dan sirkulasi berdasarkan aktivitas. Sirkulasi ini dibedakan
menjadi 5 sirkulasi yang bertemu jadi satu.
39
Tabel 4.8
Pola Sirkulasi dalam Tapak
FASILITAS
Terminal Keberangkatan
dan Kedatatangan
Rental dan Umum
Kantor Pengelola
Restaurant & Cafe
Servis
KEBUTUHAN
peralihan sirkulasi linear.
pengawasan keamanan
kemudahan pelayanan dan
koordinasi
distribusi pandangan merata
semua terlewati
etisiensi
pencapaian
kemudahan pelayanan (radial)
dan koordinasi
etisiensi
pencapaian
SIRKULASI
• - v
\ / peng \ j r. \ / Se \ ° H ecek H tung H la 1
1 \ *n / V n" / V w J
• ~ \
s~\ \ J /—\ Semua ( R 1 J3L ( R ) v y ^ \x_y tok°
T Hall J / ~ Y V _ - ^ T N terlihat ( R j ^ T T [ R J
C^ R. Arsip J) C boss ^ )
( R . Staff )
( R. Tamu ) ( R. Bapat J
( Dor \~( Gdg \-( Opr J
( RM A. /RM )
> > ^ ^ V
^ S\^ j / *• >
A Pur j . > J — _ f S T*
•^x A dermaga f
X - r - ^ y karya Y ^>~——-f \̂ 1 wan /"
Sirkulasi dalam tapak terbagi menjadi empat jenis, yaitu sirkulasi
sepeda motor, servis (langsung menuju loading dock atau area dermaga),
pejalan kaki, dan mobil (pribadi, umum dan bus wisata) yang
menyediakan dua titik penurunan penumpang yaitu di depan terminal
40
keberangkatan dan di depan terminal kedatangan. Akses masuk parkir ke
basement dipusatkan menjadi satu dari dua arah yaitu arah terminal
keberangkatan dan arah terminal kedatangan.
Keterangan:
• • • • • • • • = Sirkulasi Mobil Umum
& Pribadi
OLLUCEO cn> m > = Sirkulasi Sepeda Motor
H . . _« . ._ -_ . . M O M : Sirkulasi Bus Wisata
"" " " « | | "|"^™""""^= Sirkulasi Servis
yAAAjptr* /NAAAA»- Pedestrian (sepanjang tapak)
Gambar 4.9
Sirkulasi dalam Tapak
41
3. PERANCANGAN BENTUK MASSA
3.1 Penentuan Jumlah Massa
Proyek Terminal Penumpang Terpadu ditentukan terdiri dari satu massa
berdasarkan pertimbangan:
3.1.1 Hubungan antar fasilitas. Hubungan antar fasilitas sangat
membutuhkan hubungan langsung dan cepat
3.1.2 Aktivitas dalam proyek. Aktivitas dalam proyek menuntut suatu
ruang yang benar-benar terlindung dari panas dan hujan.
3.2 Konsep Dasar
Konsep dasar yang digunakan untuk merancang bentuk massa ini
diturunkan dari penelusuran kerangka pola pikir dengan landasan filosofis
yang melatarbelakanginya. Dilihat dari interaksi aktivitasnya, terdapat tiga
kegiatan utama yang berlangsung pada setiap bangunan terminal, yaitu
interaksi aktivitas manusia yang datang (those who arrive), manusia yang
menetap (those who stay) dan manusia yang pergi (those who depart).
Landasan filosofis kedua adalah adanya keterbatasan manusia dengan
daratan dan lautan. Sedangkan landasan filosofis yang ketiga adalah
terminal sebagai wadah pertemuan berbagai budaya yang dibawa oleh
setiap manusia.
Dari ketiga hal di atas terdapat reinterpretasi untuk
ditransfbrmasikan ke dalam bentuk arsitektural dimana pengolahan bentuk
massa bangunan dilakukan dengan pendekatan landasan filosofis pertama
42
dan ketiga, sedangkan pengolahan bentuk tampilan dilaksanakan
berdasarkan landasan filosofis kedua, dengan menggunakan elemen-
elemen fisik kapal dan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh di
sekitar tapak, yang dapat dilihat pada skema di bawah ini:
LANDASAN FILOSOFIS • Interaksi aktivitas manusia
yang datang (those who arrive), manusia yang menetap (those who stay), dan manusia yang pergi (those who depart).
• Keterbatasan manusia dengan daratan-daratan dan lautan-lautan.
• Terminal sebagai wadah pertemuan berbagai budaya yang dibawa oleh setiap manusia.
*
DASAR KONSEPSI PERANCANGAN • Pengolahan bentuk massa
bangunan dengan konsep filosofis (point 1 dan 3).
• Pengolahan bentuk tampilan berdasarkan landasan filosofis (point2).
• Penggunaan elemen-elemen fisik kapal dan memperhatikan faktor-aktor yang berpengaruh di sekitar tapak.
Pendekatan Berarsitektur
• Penggunaan bentuk dinamis • Bcntuk/wujud bidang, garis,
titik • Struktur, olah tampilan • Teknik olah bentuk • Persenyawaan bentuk opaque
dan transparan
Skema 4.10
Kerangka Pola Pikir
BENTUK
Hasil penggabungan dan reinterpretasi merupakan konsep dasar, yaitu:
penggabungan beberapa bentuk dari setiap interaksi aktivitas manusia,
persatuan bentuk-bentuk tersebut bersifat kompleks, dan persenyawaan
bentuk-bentuk yang mewakili lautan dan daratan.
43
3.3 Proses Terjadinya Bentuk Dasar
Bentuk dasar, yang meruupakan transformasi dari konsep dasar, dicari
dengan cara menelusuri sifat-sifat setiap point di atas lalu mencari
padanannya di arsitektur.
Tabel4.ll
Sifat Dasar
Those who arrive Those who stay
Those who depart
Akulturasi budaya: • Perdagangan • Perkawinan
Penjajahan Daratan Lautan Pintu Gerbang Menuju Surabaya
SIFAT Dari arah laut ke daratan, penetrasi Statis, diam di tempat, menerima pengaruh dari luar Bergerak keluar, mengembangkan diri, meninggalkan asalnya Tukar menukar, persenyawaan, penetrasi
Solid masif opaque Transparan ringan bergerak Terbuka, menyambut,
Bentuk kotak -> statis -> those who stay
Pengaruh dari luar (dari arah laut ke darat) -> (those who arrive)
Kotak -> bending krn pengaruh dr luar -> pecah Jadi 3 bagian (akulturasi budaya: perdagangan, Perkawinan, penjajahan)
Kotak yang sudah mengalami bending mendapat Perlawanan Those who depart -> bereksplorasi keluar
Gambar4.12
Proses Terjadinya Bentuk Dasar
44
3.4 Desain Awal
Di bavyah ini dapat dilihat desain awal dan masukan serta kritik demi
pengembangannya.
Su "Ml
I fp ^igWfeSaSn ^ ' >. etrrrtt.
GO
J /3 /
Kritik:
Skyline monoton, terlalu datar,
Tampak bangunan tidak menunjukkan konsepsi
terminal dan kelautannya
Belum ada kesatuan bentuk model selasar
Belum ada kesatuan antara selasar dan bangunan utama
Belum memikirkan denah secara global, sistem struktur,
dan utilitas
Gambar 4.13
Desain Awal
45
3.5 HasilAkhir
Hasil akhir merupakan penggabungan bentuk yang sudah mengalami
beberapa kali pengembangan dengan memperhatikan aspek-aspek penting
lainnya selain konsep dasar, seperti sistem struktur, utilitas, perancangan
ruang luar, dan program ruang.
Pengolahan fasade bangunan didasarkan pada konsepsi elemen-
elemen yang terdapat pada kapal, yang dipadukan dengan karakteristik
laut serta penggalian kembali tampilan art deco yang sisanya masih dapat
dilihat pada menara pandu di ujung Pangkalan Jamrud. Sehingga pada
tampak bangunan terdapat paduan sirip-sirip horisontal dan vertikal (art
deco), atap bergelombang (karakteristik laut), serta kabel tarik di segala
sisi dan jendela berbentuk bulat (elemen kapal). Perancangan juga
diarahkan untuk menekankan keberadaan bangunan ini sebagai landmark
mayor, baik dari arah laut maupun dari arah jalan.
Bahan-bahan yang dipakai dalam bangunan bervariasi antara solid dan
void seperti beton dan kaca. Untuk kanopi bahan yang digunakan
kebanyakan adalah polycarbonat.
46
^psMi ipSBB5j|i|
•TO*W;
•mwr i ^ H j ^ I l ^ ^ ^ ^
Gambar4.14
Tahap Akhir Desain
4. SISTEM STRUKTUR
Karena fungsi utama bangunan ini adalah sebagai terminal yang
mengumpulkan jumlah massa yang sangat besar dalam satu kurun waktu,
maka bangunan ini membutuhkan ruang-ruang yang luas, sehingga
diputuskanlah untuk menggunakan sistem struktur rangka dengan jarak
47
kolom 12 meter x 12 meter. Tinggi setiap lantai adalah 5 meter agar ruangan
terasa lapang namun untuk bagian rental umum tinggi setiap lantai adalah 4
meter, pembedaan ketinggian ini mengharuskan adanya delatasi.
,A ' > ,c' .0- * K «. K i, J, |K, L,
1 i i i n ^ n i i i i i
Skema4.15
Perbedaan Tinggi Bangunan
5. SISTEMUTILITAS
5.1 Sistem Distribusi Air Bersih
Pada bangunan terminal penumpang terpadu ini digunakan sistem down
feed karena:
5.1.1 Luasan Bangunan yang Besar. Sehingga bila sistem up-feed
yang digunakan akan diperlukan sebuah pompa yang berkapasitas sangat
besar untuk menunjang distribusi airnya yang pada akhirnya akan
membuat biaya operasionalnya sangat besar dan pompa akan bekerja
secara terus menerus.
48
5.1.2 Luas bangunan besar, namun debit air tidak mencukupi.
Dibutuhkan persediaan yang besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut
yaitu dengan cara mengumpulkannya terlebih dahulu baru kemudian
didistribusi.
5.1.3 Massa bangunan besar. Dikhawatirkan tekanan pada titik
distribusi terakhir akan menjadi kecil sehingga dibutuhkan suatu sistem
yang bisa mengalirkan air secara merata. Dibutuhkan menara air atau
sistem down feed.
Namun untuk kebutuhan air kebakaran digunakan sistem up-feed
menggunakan pompa terpisah sebab dengan sistem ini biaya yang
dikeluarkan lebih kecil dibandingkan bila kita hams menaruh cadangan
air kebakaran di tandon atas yang berarti pula akan membutuhkan
penguatan struktur bangunan.
Perhitungan Dimensi Tandon Bawah adalah sebagai berikut:
• Terminal Penumpang -> 3 ltr/hari x jumlah penumpang
3 ltr/hari x 3000 org
9.000 ltr/hari
• Restaurant & Cafe
Restaurant -» 30 ltr/hari x (70%x 195 org)
30 ltr/hari x 136,5
4.095 ltr/hari
Cafe -> 15 ltr/hari x (70% x 455 org)
49
Pelayan ->
Kantor Pengelola ->
• Retail Store ->
151tr/harix319
4.785 ltr/hari
82 org x 100 Itr
8.200 ltr/hari
100 ltr/hari x 81 org
8.100 ltr/hari
40 ltr/hari x 650 org
26.000 ltr/hari
Total kebutuhan air bersih = 60.180 Itr + (100% x 60.180 Itr)
= 120.360 Itr
Dimensi tandon bawah = 120,4 m3
Perhitungan Dimensi Tandon Atas adalah sebagai berikut:
Kebutuhan air/hari =
Lama Pemakaian =
Kebutuhan air/jam rata-rata =
Kebutuhan air pd jam puncak =
Selang waktu pompa =
Kapasitas tandon atas =
120,4 m3
15 jam
8 m3
200%x8m3=16m3
2 jam
32 m3
50
Perhitungan Kapasitas
Volume tandon atas
Frekwerisi pengisian
Kebutuhan
Lama pengisian
Kapasitas pompa
Pompa
=
=
=
=
=
32 m3
2 jam
64 m3 / 2 jam
30 menit
64 m3/ 30 mei
PPAM *ag
*WFT
SHAFT
R.PCfrlPA
<gM
T.A
M&NM&A
WslA<ZA
MSNAM
R&3TOK4KJ *• KAF&
P.TUNGGU TEKM|Nf>\L
LOW T«MlfML
PytR KIR JCrtl bA&VfcKT
Skema4.16
Distribusi Air Bersih
5.2 Sistem Pembuangan
Sistem pembuangan pada proyek ini terdiri dari:
5.2.1 Sistem pembuangan air kotor dan kotoran. Sistem pembuangan
air kotor dan kotoran adalah sebagai berikut: air kotor dan kotoran
langsung disalurkan dari pipa-pipa cabang horisontal menuju pada pipa
vertikal yang tertanam pada shaft masing-masing toilet untuk kemudian
51
disalurkan melalu pipa-pipa honsontal dengan kemiringan 2% menuju
tempat pembuangan akhir. Untuk lantai basement dari shaft langsung
menuju tempat pembuangan akhir.
Sistem tempat pembuangan akhir utama yang dipilih adalah
Sewage Treatment Plant dengan alasan sebagai berikut:
• pembuangan yang jumlahnya bany'ak, sehingga tidak efisien bila
harus membuat bak penampungan yang sangat besar seperti apabila
menggunakan sistem konvensional (septic tank)
• pertimbangan air tanah yang jelek
• penghematan lahan karena STP dapat ditempatkan di ruang
basement dengan dimensi yang kecil
• proses yang lebih praktis dan cepat
Namun konsekuensinya adalah biaya pembuatan yang besar dan
perawatan operasional yang membutuhkan biaya serta pengawasan yang
cermat dan kontinu.
Sedangkan untuk daerah rental area di bagian barat tapak
menggunakan septic tank sebagai tempat pembuangan akhir dengan
pertimbangan jaraknya dengan STP cukup jauh sehingga untuk
menghemat jalur pipa horisontal maka dibuatlah septic tank tepat di
bawah shaft vertikal sehingga air kotor dan kotoran dari pipa horisontal
di masing-masing toilet langsung menuju septic tank melalui pipa
vertikal. Untuk buangan dapur restoran disalurkan melewati shaft dan
pipa horisontal dengan kemiringan 2% ke pemecah lemak untuk
kemudian disalurkan ke sumur resapan dan berakhir di riol kota.
52
Perhitungan Dimensi STP
Asumsi jumlah orang dalam satu hari = 4.296 orang
Asumsi jumlah orang dalam satu tahun = 4.296 x 365 = 1.568.040 org
Pembuangan padat/orang = 3 0 ltr/tahun
Pembuangan cair/orang = 100 ltr/tahun
Jumlah pembuangan padat total
1.568.040x30 =47.041.200 ltr/tahun
= 47.041,2 mVtahun
= 128,88 mVhari
Jumlah pembuangan cair total
1.568.040 x 100 = 156.804.000 ltr/tahun
= 156.804 m3/tahun
- 429,6 m3 /hari
Kapasitas STP = 558,48 mVhari
LuasanSTP = 84 m2
Toilet barat Area rental &umum
Bak Cuci (Dapur/Pantry)
Ground
Toilet Sayap timur, utara, selatan. Area terminal
Septic Tank Semi basement
Pemecah Lemak
STP Semi basement
Skema4.17
Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
53
5.2.2 Sistem pembuangan sampah. Sistem yang digunakan untuk
pembuangan sampah adalah Carry Out System dimana sampah-sampah
dikumpulkan secara manual untuk kemudian dibawa menuju ke tempat
pembuangan akhir. Tidak diperlukan shaft sampah karena jumlah lantai
pada bangunan ini tidak terlalu banyak.
5.2.3 Sistem pembuangan air hujan. Air hujan disalurkan melalui sistem
pembuangan yang terpisah dengan sistem pembuangan air kotor/kotoran
dengan pertimbangan menghindari arus balik yang mungkin terjadi yang
memungkinkan air hujan keluar melalui alat-alat plambing. Bangunan ini
mempunyai atap plat dak beton. Air hujan dialirkan menuju gutter yang
kemudian oleh talang vertikal disalurkan ke bawah menuju bak kontrol
dan berakhir di saluran air untuk dialirkan ke saluran kota. Selain itu, air
yang jatuh langsung pada perkerasan jalan atau paving dapat ditampung
oleh saluran air dan dialirkan ke saluran kota. Saluran drainase yang
menuju saluran kota dibuat sebagai saluran tertutup yang dilengkapi
dengan bak-bak kontrol untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan
serta pembersihan. Keuntungan dari saluran tertutup antara lain:
• tidak berbau
• lebih estetis karena tersembunyi
• volume air buangan tidak mendapat tambahan dari luar
54
5.3 Sistem Listrik
Sumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan cadangan genset
sebagai backup menyeluruh 100%, bila ada pemadaman dari PLN. Hal
ini dikarenakan fungsi proyek sebagai bangunan umum dengan kapasitas
manusia sangat besar, sehingga kelancaran sistem di dalam gedung
sangat diperlukan. Untuk kebutuhan lampu evakuasi dan pompa
kebakaran, disediakan rangkaian tersendiri.
PLN Gardu PLN
Di luar bangunan
I
Panil .distribusi rental & umum (sayap barat)
Ground
R. Panil & Panil
distribusi Lantai 4,5,6
menara
R. Panil Lantai 3
R Panil Lantai 2
R. Panil Lantai 1
Panil distribusi terminal & menara (sentral)
J R. Mekanikal-Elektrikal
(semi basement)
trafo ^ Panil PLN
Gen set ->
Panil genset
Panil Utama
ATS (Automatic Transfer System)
R Panil Semi
basement
Skema4.18
Sistem Listrik
55
5.4 Sistem Komunikasi
Semua fasilitas menggunakan sambungan tidak langsung (melalui
operator) karena penyambungan tidak perlu cepat, kecuali area menara
kontrol yang berkomunikasi dengan kapal yang akan bersandar.
Sedangkan komunikasi di dalam gedung menggunakan intercom.
5.5 Sistem Sinyal
Sistem yang digunakan pada proyek ini meliputi:
5.5.1 Sistem alarm kebakaran dan sekuriti. Alarm kebakaran
dihubungkan dengan:
• detektor panas di fasilitas dapur dengan pertimbangan tidak beresiko
bereaksi bila terkena asap masakan dan tidak menunggu kebakaran
besar bila bereaksi.
• detektor asap di fasilitas terminal, rental, kantor pengelola serta
servis kecuali dapur dan ruang mekanikal elektrikal dengan
pertimbangan ekonomis, sesuai dengan isi fasilitas tersebut (kertas,
tekstil, dan Iain-lain).
• detektor ionisasi untuk ruang mekanikal dan elektrikal dengan
pertimbangan mampu mendeteksi percikal partikel yang keluar dari
panil, genset, dan Iain-lain serta merupakan detektor awal yang
sangat sesuai bagi ruang dengan resiko kebakaran tinggi.
Sedangkan alarm sekuritas dihubungkan dengan detektor gerak
pada tiap-tiap bukaan pada proyek ini.
56
sum ber
Detektor kebakaran alarm
i m r LiAi'x I A I
Detektor security alarm
Panil kontrol (r. keamanan)
sirine
Sprinkler
PMK Tg Perak
Pemutus listrik otomatis
Pembangkh listrik cadanean
Skema4.19
Sistem Detektor
5.5.2 Sistem tata suara. Meliputi background music dan general
paging, dimana background music digunakan pada fasilitas terminal,
fasilitas rental, dan kantor pengelola, sedangkan general paging
digunakan untuk fesilitas terminal dan rental.
LT. 1 + Semi Basemenet Microphone (info desk, taxi/car call, pengumuman)
LT.2 Tape deck (r. tunggu)
LT.3,4,5,6 Radio (k.pengelola, menara knntroM
p A
X
Power amplifier
Selector mike
LT.l
Power amplifier
R.PANTL
Panil distribusi
r. terminal & menara
r. rental & umum
k. pengelola restoran
Skema 4.20
Sistem Tata Suara
57
5.5.3 Sistem televisi jaringan tertutup. Digunakan untuk memonitor
keamanan dengan perletakan kamera sebagai berikut: cruise concourse,
hall, ruang duduk keberangkatan dan kedatangan di terminal penumpang
domestik dan internasional, entrance retail, jalan masuk dan keluar
parkir, ruang tamu pengelola serta loading dock. Dengan pertimbangan
ruang-ruang tersebut merupakan area publik yang berhubungan langsung
dengan bukaan atau akses langsung ke gedung ini.
Kamera pada LT.1: hall, r. tunggu terminal.
LT.2 : r. tunggu terminal & selasar
W Kontrol Penguat h,
w
" Monitor Monitor Monitor
R. KP3 (keamanan) LT.2
Skema 4.22
Sistem Jaringan Televisi Tertutup
Sistem Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran
Terdapat beberapa metode pencegahan dan pemadaman kebakaran,
yaitu:
5.6.1 Titik panggil manual. Titik panggil manual terpasang pada
setiap lantai dimana untuk setiap titip panggil manual harus dapat
melayani luas maksimum 900 m2 dengan jarak dari suatu titik
semabarang ke posisi titik panggil manual adalah maksimum 30 meter
dan ketinggian dari lantai 1,40 meter.
58
5.6.2 Alarm kebakaran. Alarm kebakaran dibedakan atas:
• daerah pertokoan dan restoran merupakan ruang dengan tingkat
kebisingan normal yang tinggi, untuk itu tingkat kekerasan alarm
audio minimal 5 dB A dari kebisingan normal.
daerah kantor pengelola, tingkat kekerasan alarm audio minimal 75
dBA.
pada ruangan-ruangan khusus dimana suara-suara dari luar tidak
terdengar seperti ruang generator, alarm audio juga harus terpasang.
5.6.3 Panel kebakaran. Panel kebakaran terletak di ruang panel
kontrol pada setiap tingkat di service core dan pada daerah retail di
sebelah barat bangunan ini.. Panel kontrol harus dilengkapi dengan
peralatan-peralatan, sehingga operator dapat mengetahui kondisi instalasi
baik pada saat normal maupun pada saat terdapat gangguan. Peralatan-
peralatan tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:
• perlengkapan untuk pengujian terhadap bekerjanya sistem secara
keseluruhan.
• perlengkapan pengujian untuk mengetahui apabila terjadi kerusakan
pada sistem.
• perlengkapan pemberitahuan apabila terjadi sinyal palsu.
perlengkapan pemantauan sistem catu daya.
perlengkapan lampui indikator yang menunjukkan suatu keadaan
dimana detektor/alarm kebakaran dalam suatu zona sedang bekerja
59
• fasilitas yang menunjukkan bahwa catu daya dalam keadaan
ada/tidak ada berasal dari PLN, baterai atau pembangkit listrik
darurat yang dilengkapi dengan alat ukur tegangan (voltmeter).
5.6.4 Sistem sprinkler. Karena bangunan ini mencapai ketinggian
17,8 m (klasifikasi D), maka penggunaan sprinkler diharuskan mulai dari
lantai satu. Dengan klasifikasi bahaya kebakaran sedang kelompok III,
maka jumlah maksimum kepala sprinkler yang dapat dipasang pada satu
katup kendali adalah 1000 buah dan jarak antara dinding dan kepala
sprinkler tidak boleh lebih daripada 2 meter. Sumber air diperoleh dari
tandon. Sedangkan pompa untuk kebakaran digunakan pompa khusus
untuk kebakaran yang tidak boleh digunakan untuk sistem utilitas lain
demi mendapatkan air yang bertekanan dan siap digunakan setiap saat
dimana kapasitas pompa minimum adalah 66 mVjam atau 1,1 mVmenit.
5.6.5 Sistem hidran. Bangunan terminal ini termasuk dalam
klasifikasi E dimana untuk ruang tertutup dibutuhan satu buah hidran
setiap 800 m dan untuk ruang tertutup dan terpisah, dibutuhkan 2 buah
hidran setiap 800 m. Sedangkan jarak antar hidran untuk hidran halaman
adalah maksimum 60 meter.
5.6.6 PAR (Pemadam Api Ringan). Sebagian besar ruangan pada
ini kebanyakan bahan-bahannya mengandung bahan padat yang mudah
terbakar seperti kayu, kertas, plastik, textil, dan sebagainya (kecuali
60
logam) yang termasuk dalam Golongan A. Untuk itu dibutuhkan Jenis
PAR A yang prinsip pemadamannya adalah menurunkan suhu dengan
cepat lewat semburan air/cairan dimana bahan pemadamnya adalah air
bertekanan, zat kimia larut air bertekanan, busa,asam soda,
monoamonium fosfat, atau diamonium fosfat dalam tabung. Sedangkan
untuk klasifikasi Golongan C adalah daerah generator, panil listrik, dan
peralatan permesinan dimana kebakaran disebabkan oleh arus listrik.
Untuk itu dibutuhkan PAR jenis C yang prinsip pemadamannya adalah
memutuskan kontinuitas di elektrik atau isolasi dari oksigen dimana
bahan atau zat pemadamnya adalah zat yang tidak bermuatan listrik,
C02, zat kimia kering yang menggunakan natrium dan kalium
bikarbonat, dan sebagainya. Untuk lantai semi basement dimana terdapat
daerah parkir, kebakaran akan disebabkan oleh bahan cair atau gas
seperti bensil, solar, bensol, butane, sehingga diklasifikasikan dalam
Golongan B. Untuk itu dibutuhkan PAR jenis B yang prinsip
pemadamannya adalah menghilangkan oksigen/menghalangi nyala api
dimana zat atau bahan pemadamnya adalah zat kimia peredam api seperti
C02, zat kimia kering, atau busa. Berat minimum PAR untuk bangunan
yang tingginya lebih 14 meter ini adalah 2 kg dengan jarak maksimum 20
meter dan luas jangkauan 100 m2.
61
Tabel 4.22
Penggunaan PAR dalam Bangunan
Klasifikasi Kebakaran
A
B
C
Bahan .
bahan padat yang mudah
terbakar seperti kayu, kertas,
plastik, textil,
bahan cair atau gas seperti
bensil, solar, bensol, butane
kebakaran yang disebabkan
oleh arus listrik
Ruang
Semua ruangan kecuali :
area parkir dan area ME
(genset, panil, dll)
daerah parkir (semi
basement)
generator, panil listrik,
ruang ME, peralatan
permesinan
Jenis PAR
A
B
C
5.7 Sistem Penangkal Petir
Penangkap petir dibutuhkan oleh bangunan ini karena indeks bahayanya
lebih dari 11 point, yaitu:
A = macam struktur bangunan
-> berisi banyak sekali orang ->
B = konstruksi bangunan
-> bangunan dengan konstruksi beton
bertulang kerangka besi atap bukan logam ->
C = tinggi bangunan
-> sampai dengan 25 meter ->
D = tanah datar pada semua ketinggian ->
E = hari guruh per tahun-> 128 ->
Perkiraan bahaya : sangat besar
Pengamanan : sangat perlu pengaman
indeks A = 3
indeks B = 2
indeks C = 4
indeks D = 0
indeks E = 6
indeks R = 15
62
Mengingat hal-hal tersebut di atas maka Sistem yang dipilih untuk
penangkal petir adalah Sistem Sangkar Faraday, dengan pertimbangan:
• rasio ketinggian area atap yang dilindungi relatif kecil
• area atap yang dilindungi sangat luas.
Jarak antar antena 28 meter dihubungkan dengan konduktor per 7,5
meter, pertanahan melalui kolom bagian luar.
5.8 Sistem Pengkondisian Udara
Sistem tata udara di proyek ini dipilih chilled water system (menurut
bahannya) dan sistem sentral (menurut distribusinya).
Skema distribusi Pengkondisian Udara dapat dilihat di bawah ini:
Skema 4.23
Distribusi Pengkondisian Udara
63
5.9 Sistem Keamanan
Mengingat pada proyek ini sekuritas peredaran barang dan manusia
sangat diperhatikan, terutama penyelundupan barang terlarang dan
penelusupan penumpang gelap, maka digunakan tiga sistem terpadu
yaitu pengamanan manual (satpam), pengamanan alarm (detektor gerak
dan detektor logam) dan sistem televisi jaringan tertutup. Untuk satpam
atau sekuriti ditempatkan pada titik-titik rawan seperti:
• pintu masuk dan keluar terminal penumpang.
• pintu masuk ruang tunggu terminal keberangkatan.
• pintu keluar ruang tunggu terminal kedatangan.
• pintu masuk selasar keberangkatan.
• pintu keluar selasar kedatangan.
Selain itu petugas sekuriti juga disebar di beberapa tempat seperti
parkir, lobby keberangkatan/kedatangan, area rental dan umum, serta
dermaga. Untuk itu pihak pelabuhan (KP3) bekerja sama dengan
kepolisian setempat.
Pengaman alarm ditempatkan pada pintu masuk ruang tunggu
terminal keberangkatan dan pintu keluar ruang tunggu kedatangan. Hal
ini untuk mencegah terjadinya penyelundupan benda-benda terlarang
seperti senjata tajam, bahan peledak, obat bius, binatang (yang diawetkan
maupun yang hidup), atau benda seni dan bersejarah.
Jaringan televisi tertutup ditempatkan pada ruang-ruang dengan
jumlah massa yang besar, seperti hall, ruang tunggu terminal
keberangkatan dan ruang tunggu terminal kedatangan.