1 pengembangan multimedia interaktif sistem endokrin manusia
TRANSCRIPT
1
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM ENDOKRIN
MANUSIA BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK SISWA KELAS XI
SMA NEGERI 1 LAWANG
Delonix Regia, Endang Suarsini, dan Sri Rahayu Lestari
Universitas Negeri Malang
e-mail: [email protected]
Abstrak : Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang berpengaruh untuk
meningkatkan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Berdasarkan analisis
kebutuhan di SMAN 1 Lawang menunjukkan 73,3% siswa dan 66% guru menyatakan kesulitan
pada pembelajaran materi sistem endokrin manusia, serta menginginkan multimedia interaktif
sebagai media dalam pembelajaran. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk
mengembangkan multimedia interaktif sistem endokrin manusia berbasis metode pembelajaran
inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan dan pola berpikir ilmiah siswa. Penelitian dan
pengembangan multimedia menggunakan model ASSURE yang terdiri dari 6 tahap. Produk
dikembangkan menggunakan aplikasi Adobe flash CS3. Produk divalidasi oleh validator ahli
(materi, media dan praktisi lapangan) dan diujicoba dalam kelas menggunakan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing. Produk pengembangan berupa multimedia interaktif sistem
endokrin manusia berbasis inkuiri terbimbing yang dikemas dalam ekstensi file.exe. Hasil validasi
produk oleh ahli materi (88%), ahli media (88%), dan praktisi lapangan (92%) menunjukkan
tanggapan positif untuk setiap indikator. Respons siswa (82,8%) menunjukkan tanggapan positif
terhadap multimedia interaktif. Ketuntasan belajar klasikal sebesar 90,3% serta signifikansi pre-
test dan post-test yang tergolong dalam katergori tinggi (High-g), (g) 0,724 ≥ 0,7. Hasil validasi
dan ujicoba menunjukkan produk multimedia interaktif sistem endokrin valid dan dapat digunakan
dalam proses pembelajaran di SMAN 1 Lawang. Kata Kunci : Sistem Endokrin, Multimedia, ASSURE
Abstract : Instructional media is one of the components that influential on improving
communication in teaching and learning activities. The results of the needs analysis in SMAN 1
Lawang showed that 73.3% students and 66% teachers expressed difficulty in learning activities
about human endocrine system. The data also showed that 73.3% students want interactive
multimedia as an Instructional media in learning activities. This research and development aimed
to developing an interactive multimedia about human endocrine system based of guided inquiry
learning methods to enhance students ability and patterns of scientific thinking process. This
multimedia’s research and development used ASSURE model that consists of six phases. The
products developed using Adobe Flash CS3 program. The products validated by an experts
(materials expert, media expert, biology teacher) and tested in the classroom using guided inquiry
learning methods. The product of this research and development is an Interactive multimedia about
human endocrine system based of guided inquiry methods are packed in .exe file extension. The
results of product validation by material experts (88%), media expert (88%), and biology teacher
(92%) showed positive responses for each indicator. Students responses (82.8%) showed positive
responses to interactive multimedia. The values of classical learning completeness reach 90,3% as
well as the significance of the pre-test and post-test result were classified in high category, (High-
g), (g) 0.724 ≥ 0.7. The validation and student responses result indicate that the product
interactive multimedia about human endocrine system is valid and can be used in the learning
process at SMAN 1 Lawang.
Keyword : Endocrine System, Multimedia, ASSURE
2
Multimedia interaktif merupakan kombinasi dari beberapa jenis media
pembelajaran yang dikemas dalam satu produk dengan memanfaatkan teknologi.
Multimedia berbasis teknologi mendukung pembelajaran bersifat konstruktivis,
dimana siswa mampu menyelesaikan sebuah masalah melalui self-exploration,
kolaborasi dan partisipasi aktif dari siswa (Cairnncross & Mannion, 2001).
Hwang (2012: 376) menyatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat
menjelaskan konsep yang kompleks dan dinamis dengan lebih jelas, memfasilitasi
untuk mengingat konten lebih mudah dan meningkatkan pemahaman isi topik
melalui perspektif siswa, serta membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran.
Inkuiri terbimbing merupakan salah satu tingkatan metode inkuiri berupa aktivitas
yang melibatkan kegiatan observasi, mengutarakan pertanyaan atau rumusan
masalah, mengumpulkan informasi, menganalisis dan menginterpretasi data,
mengutarakan jawaban, penjelasan, prediksi, dan mengkomunikasikan hasil atau
kesimpulan yang diperoleh dengan melibatkan peran aktif siswa dalam
pelaksannanya (Llewellyn, 2013). Integrasi dari penggunaan berbagai media pada
sebuah struktur yang utuh dalam bentuk multimedia dapat memfasilitasi sebuah
pembelajaran dengan lebih efektif, hal ini dikarenakan siswa akan dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan learning by doing dan understanding
abstract concept yang dilakukan oleh siswa (Malik, 2012: 468). Sistem endokrin
adalah salah satu sistem regulator tubuh disamping sistem saraf (Sherwood,
2012). Sistem saraf bekerja secara umum mengizinkan transmisi berkelanjutan
dari informasi diantara bagian tubuh yang berbeda, sedangkan Sistem Endokrin
bekerja untuk mengkomunikasikan produksi dan pelepasan hormon dari berbagai
kelenjar yang ada dan mentransporkan hormon tersebut melalui peredaran darah
(Hiller- Sturmhofel, 1998: 154). Sistem endokrin tersusun atas kelenjar-kelenjar
yang menghasilkan hormon yang akan ditranspor menuju seluruh tubuh melalui
aliran darah. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf menjaga fungsi
tubuh berjalan dengan seharusnya (McDowell, 2011).
Berdasarkan observasi di SMAN 1 Lawang menunjukkan 73,3% siswa
dan 66% guru menyatakan kesulitan pada pembelajaran materi sistem endokrin
manusia. Kesulitan ini disebabkan beberapa faktor, yaitu materi sistem endokrin
manusia yang sulit dan abstrak, serta penggunaan media dan metode pembelajaran
3
yang kurang sesuai. Salah satu solusi yang disajikan untuk menyelesaikan
permasalahan tentang kesulitan dalam proses pembelajaran biologi materi sistem
endokrin manusia adalah dengan mengembangkan suatu multimedia interaktif,
yang memanfaatkan teknologi informatika (animasi), dan menggunakan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) untuk SMA Negeri 1 Lawang.
Pemanfaatan teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran bertujuan untuk
meningkatkan mutu atau kualitas, efisiensi dan efektivitas pembelajaran
(Permendikbud No. 103, 2014).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah model
ASSURE yang dikembangkan oleh Smaldino et. al, tahun 2005. Model
pengembangan ASSURE dipilih karena model ini berorientasi pada pemanfaatan
media informatika dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas
pembelajaran yang diinginkan. Prinsip dari model ASSURE ini sesuai dengan
tujuan penelitian dan pengembangan yaitu untuk menghasilkan suatu multimedia
pembelajaran berbasis teknologi. Tahap pengembangan berdasarkan model
ASSURE yang terdiri dari 6 tahap. Tahap I: analyze learner characteristics,
Tahap II: state performance objectives, Tahap III: select methods, media and
materials, utilize materials, Tahap IV: utilize Media and Materials, Tahap V:
requires learner participation, dan Tahap VI: evaluation and revision.
Produk dikembangkan menggunakan teknologi aplikasi Adobe flash CS3.
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh validator ahli (materi, media dan
praktisi lapangan), respon pengguna produk (siswa), presentase nilai ketuntasan
belajar klasikal (LKS) dengan menggunakan produk multimedia dalam kegiatan
belajar mengajar serta nilai signifikasi pre-test dan post-test penggunaan
multimedia dalam kegiatan belajar mengajar. Data kualitatif diperoleh dari saran
dan komentar oleh ahli media, ahli materi, praktisi lapangan dan siswa.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini
berupa; (1) lembar validasi materi yang berisi indikator tentang kesesuaian materi
4
dengan KD yang digunakan; (2) lembar validasi multimedia yang berisi indikator
tentang aspek teknis pemrograman media serta desain yang ditampilkan; (3)
lembar validasi praktisi lapangan yang berisi indikator yang mecakup aspek
keterbacaan, keinteraktifan dan kesesuaian materi multimedia pengembangan; (4)
angket respon siswa berisi indikator tentang kemudahan penggunaan, keterbacaan,
isi materi dan daya tarik media sebagai sarana atau alat bantu pembelajaran materi
terkait; (5) lembar kerja siswa berupa lembar evaluasi kognitif yang diberikan
kepada pengguna produk (siswa) saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Hasil atau nilai yang diperoleh dari lembar kerja siswa dianalisis
untuk mengetahui prosentase nilai ketuntasan belajar individual dan klasikal; (6)
instrumen penilaian signifikansi pre-test dan post-test berupa 10 butir soal/
evaluasi mengenai materi sistem endokrin manusia yang ditampilkan dalam
multimedia interaktif hasil produksi penelitian dan pengembangan. Soal pre-test
dan post-test disusun berdasarkan indikator percapaian materi sistem endokrin
yang telah diturunkan dari KD 3.10 biologi kelas XI MIA.
Teknik Analisis Data
Data Validasi (Materi, media, praktisi Lapangan) dan Angket Respon Siswa
Data atau skor validasi dan angket respons siswa dihintung dengan menggunakan
rumus:
Akbar, 2013: 82)
Keterangan :
V = Validitas Tse = Total skor empirik Tsh = Total skor maksimal
Data dianalisis, dideskripsikan dan disimpulkan berdasarkan kriteria kualifikasi
validitas media pembelajaran, untuk menentukan kriterian validitas yang produk
multimedia yang dikembangkan. Kriteris validitas media pembelajaran dinyatakan
valid apabila skor % ≥61%
Data Ketuntasan Belajar (Lembar Kerja Siswa)
Hasil nilai lembar kerja siswa dianalisis sebagai nilai ketuntasan belajar individual
siswa dan ketuntasan belajar klasikal dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
5
kbi = Ketuntasan belajar individual
kbk = Ketuntasan belajar klasikal
Ketuntasan belajar individual tercapai apabila diperoleh nilai kompetensi
pengetahuan tiap individu mencapai skala B- atau 2.66 (nilai ≥ 66%) (Kriteria
Kelulusan Minimal menurut Permendikbud nomor 53 tahun 2015). Ketuntasan
belajar klasikal tercapai apabila diperoleh % ≥ 85%, tidak tuntas jika % < 85%
(Mulyasa, 2007).
Signifikansi Pre-test dan Post-test
Signifikansi hasil pre-test dan post-test dihitung dengan uji normalitas gain score
atau uji N-gain dengn rumus sebagai berikut.
(Hake, 1998: 65)
Dimana (Sf) adalah nilai final/ post-test, dan (Si) adalah nilai inisial/ pre-test,
hasil rata-rata kelas diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut.
Jika g ≥ 0.7, maka signifikasi termasuk dalam kategori tinggi (High-g)
Jika 0.7 > g ≥ 0.3, maka signifikansi termasuk dalam kategori sedang (medium-g)
Jika g < 0.3, maka signifikansi termasuk dalam kategori rendah (low-g).
HASIL
Deskripsi Produk Pengembangan
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini berupa
multimedia interaktif yang dikemas dalam satu file (Compact Disk) secara
ringkas. Multimedia interaktif yang dihasilkan berisi gambar, video, animasi, teks
dan narasi mengenai materi sistem endokrin yang disusun menggunakan dasar
sintaks metode pembelajaran Guided Inquiry/ Inkuiri Terbimbing. Spesifikasi
produk multimedia interaktif berupa halaman pembuka/ judul multimedia
interaktif mrupakan suatu halaman yang menampilkan judul multimedia
interaktif, logo universitas, identitas penyusun media, dan advisor atau
pembimbing penyusunan multimedia. Halaman beranda/ Home menampilkan lima
menu utama dalam multimedia interaktif sistem endokrin, yaitu menu kompetensi,
materi, evaluasi, pengembang dan referensi serta tombol petunjuk, tombol suara
(untuk mematikan atau menyalakan audio dalam multimedia interaktif).
6
Menu kompetensi menampilkan KD, indikator dan tujuan yang digunakan
sebagai dasar dari isi multimedia interaktif sistem endokrin manusia.. Menu materi
menampilkan 5 sub-menu mengikuti sintaks metode pembelajaran Guided
Inquiry. Tampilan sub-menu tersebut meliputi sub-menu penyajian feomena,
merumuskan masalah, investigasi, menganalisis data dan menyimpulkan data.
Menu evaluasi merupakan halaman/ frame yang menampilkan 10 butir soal
evaluasi bertipe analisis tentang sistem endokrin manusia dalam bentuk soal
pilihan ganda. Menu pengembang merupakan halaman/ frame yang menampilkan
profil atau identitas dari penulis atau pengembang multimedia interaktif yang
dikembangkan, dan menu referensi merupoakan halaman/ frame yang
menampilkan rujukan atau referensi yang digunakan dalam pengembangan
multimedia interaktif sistem endokrin manusia.
Hasil Validasi Materi
Hasil validasi materi dihitung dan dianalisis menggunakan teknik analisis data
dan diperoleh kesimpulan seperti tertera pada Tabel 3.
Tabel 3 Rekapitulasi Data Kuantitatif Validasi oleh Ahli Materi
No Indikator Penilaian Tse Tsh V (%) Kriteria
1 Judul multimedia relevan dengan konsep dan isi
materi
5 5 100 Sangat Valid
2 Kesesuaian tujuan pembelajaran dalam media
pembelajaran dengan konsep
4 5 80 Sangat Valid
3 Kesesuaian kedalaman materi dalam media
pembelajaran secara teori dan konsep
4 5 80 Sangat Valid
4 Kesesuaian kebenaran materi secara konsep 5 5 100 Sangat Valid 5 Penggunaan tata bahasa mudah dimengerti 4 5 80 Sangat Valid 6 Tampilan materi diorganisasi secara tepat (runtut) 4 5 80 Sangat Valid 7 Gambar yang digunakan dalam media
pembelajaran relevan dengan judul & isi materi
4 5 80 Sangat Valid
8 Video yang digunakan dalam media
pembelajaran relevan dengan judul & isi materi
4 5 80 Sangat Valid
9 Animasi yang digunakan dalam media
pembelajaran relevan dengan judul & isi materi
5 5 100 Sangat Valid
10 Audio atau musik dalam aplikasi pembelajaran
relevan dengan materi
4 5 80 Sangat Valid
11 Multimedia interaktif mudah untuk dioperasikan 5 5 100 Sangat Valid 12 Tampilan menu dalam media pembelajaran jelas 5 5 100 Sangat Valid 13 Semua tombol dapat dioperasikan dengan baik 5 5 100 Sangat Valid 14 Tata letak menu dan tombol konsisten 4 5 80 Sangat Valid 15 Multimedia bersifat interaktif 4 5 80 Sangat Valid
Total Validasi 66 75 88 Sangat Valid Keterngan:
V= Validitas Tse= Total Skor Empirik Tsh= Total Skor Maksimal
7
Hasil Validasi Media
Hasil validasi media dihitung dan dianalisis menggunakan teknik analisis data dan
diperoleh kesimpulan seperti tertera pada Tabel 4.
Tabel 4 Rekapitulasi Data Kuantitatif Validasi oleh Ahli Media
No Indikator Penilaian Tse Tsh V (%) Kriteria
1 Komposisi warna sesuai atau tidak
mengacaukan tampilan
5 5 100 Sangat Valid
2 Jenis huruf yang digunakan tepat dan sesuai 5 5 100 Sangat Valid 3 Ukuran huruf sesuai, sehingga mudah dibaca 5 5 100 Sangat Valid 4 Pemilihan warna teks serasi dengan warna latar
belakang
5 5 100 Sangat Valid
5 Penggunaan tata bahasa mudah dimengerti 4 5 80 Sangat Valid 6 Tampilan halaman diorganisasi secara tepat
(runtut)
5 5 100 Sangat Valid
7 Keserasihan tampilan teks, video, gambar dan
animasi
4 5 80 Sangat Valid
8 Gambar yang digunakan relevan dengan materi 5 5 100 Sangat Valid 9 Kualitas gambar baik 5 5 100 Kurang Valid 10 Video yang digunakan relevan dengan materi 4 5 80 Sangat Valid 11 Kualitas video baik 2 5 40 Sangat Valid 12 Animasi yang digunakan relevan dengan materi 5 5 100 Sangat Valid 13 Kualitas animasi baik 4 5 80 Sangat Valid
Tabel 4 Rekapitulasi Data Kuantitatif Validasi oleh Ahli Media Lanjutan
No Indikator Penilaian Tse Tsh V (%) Kriteria
14 Pengaturan tata letak gambar/ video/ animasi
pada layar tepat
4 5 80 Sangat Valid
15 Audio atau musik dalam aplikasi pembelajaran
relevan dengan materi
4 5 80 Sangat Valid
16 Kualitas audio atau musik baik dan jelas 4 5 80 Sangat Valid 17 Multimedia interaktif mudah dioperasikan 4 5 80 Sangat Valid 18 Semua tombol dapat dioperasikan dengan baik 5 5 100 Sangat Valid 19 Tata letak menu dan tombol konsisten 4 5 100 Sangat Valid 20 Multimedia bersifat interaktif 4 5 100 Sangat Valid Total Validasi 88 100 88 Sangat Valid
Keterangan: V= Validitas Tse= Total Skor Empirik Tsh= Total Skor Maksimal
Hasil Validasi Praktisi Lapangan
Hasil validasi praktisi lapangan dihitung dan dianalisis menggunakan teknik
analisis data dan diperoleh kesimpulan seperti tertera pada Tabel 5.
Tabel 5 Rekapitulasi Data Kuantitatif Validasi oleh Praktisi Lapangan
No Indikator Penilaian Tse Tsh V (%) Kriteria
1 Kesesuaian tampilan judul multimedia dengan
KD Materi
5 5 100 Sangat Valid
2 Kejelasan tujuan pembelajaran dalam
multimedia (realistis dan terukur)
5 5 100 Sangat Valid
3 Relevansi tujuan pembelajaran dalam
multimedia dengan indikator dan KD Materi
4 5 80 Sangat Valid
4 Kebenaran materi secara teori dan konsep 5 5 100 Sangat Valid 5 Sistematika penyusunan materi runtut dan
jelas
4 5 80 Sangat Valid
6 Kedalaman materi sesuai dengan kompetensi 5 5 100 Sangat Valid
8
siswa SMA
7 Gambar yang digunakan sesuai dan
mendukung materi
4 5 80 Sangat Valid
8 Video yang digunakan sesuai dan mendukung
materi
4 5 80 Sangat Valid
9 Animasi yang digunakan sesuai dan
mendukung materi
5 5 100 Kurang Valid
10 Audio yang digunakan sesuai dan mendukung
materi
5 5 100 Sangat Valid
11 Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan
sesuai materi
4 5 80 Sangat Valid
12 Gambar & animasi jelas (mudah dilihat) 5 5 100 Sangat Valid 13 Suara atau video terdengan jelas 5 5 100 Sangat Valid 14 Multimedia pembelajaran bersifat interaktif 4 5 80 Sangat Valid 15 Multimedia pembelajaran dapat dijadikan
alternatif media pembelajaran materi sistem
endokrin
5 5 100 Sangat Valid
Total Validasi 69 75 92 Sangat Valid
Hasil Angket Respon Siswa
Hasil angket respons dihitung dan dianalisis menggunakan teknik analisis data
dan diperoleh kesimpulan seperti tertera pada Tabel 6.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Respon oleh Subjek uji Coba
No Indikator Penilaian ∑Tse ∑Tsh V (%) Kriteria
1 Judul pembuka multimedia menarik 129 150 86 Sangat Valid
2 Warna latar belakang yang digunakan
menarik
120 150 80 Valid
3 Ukuran teks proporsional 106 150 71 Valid
4 Warna teks jelas dan serasi dengan latar
belakang
123 150 82 Sangat Valid
5 Penggunaan kalimat pada media jelas 121 150 81 Sangat Valid
6 Gambar/ video/ animasi jelas (mudah
dilihat)
130 150 86 Sangat Valid
7 Audio/ suara jelas 97 150 65 Valid
8 Multimedia Interaktif dapat dimulai
dioperasikan dengan mudah
128 150 85 Sangat Valid
9 Tombol-tombol navigasi mudah digunakan 131 150 87 Sangat Valid
10 Bahasa yang digunakan mudah dipahami
dan sesuai materi
128 150 85 Sangat Valid
11 Gambar/ video/ animasi sesuai dengan judul
dan isi materi
141 150 94 Sangat Valid
12 Keruntutan penyajian materi 121 150 81 Sangat Valid
13 Multimedia pembelajaran membantu proses
pembelajaran
136 150 91 Sangat Valid
14 Multimedia pembelajaran bersifat interaktif 124 150 83 Sangat Valid
15 Multimedia pembelajaran menambah
motivasi belajar materi sistem Endokrin
128 150 85 Sangat Valid
Total Validasi 1863 2250 82,8 Sangat Valid
Keterangan:
V = Validitas Tse = Total Skor Empirik Tsh = Total Skor Maksimal
Ketuntasan Belajar (Lembar Kerja Siswa)
9
Hasil analisis data ketuntasan belajar individual menunjukkan bahwa 28 siswa
dinyatakan tuntas dengan mencapai nilai ≥ 66% (skala B- atau 2.66), sedangkan 3
siswa memperoleh nilai ≤ 66%. Berdasarkan hasil ketuntasan belajar individual
diperoleh presentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 90,3 %, tergolong tuntas,
jika % ≥ 85%, (Mulyasa, 2007).
Signifikansi Pre-test dan Post-test
Hasil analisis uji normalitas gain score (N-gain) nilai pre-test dan post-test
menunjukkan signifikansi termasuk dalam kategori “tinggi (High-g)”. Hal ini
berdasarkan nilai signifikanis hasil pre-test dan post-test sebesar 0,724 memenuhi
kriteria, yaitu g (0,724) ≥ 0,7 maka nilai signifikasi termasuk dalam kategori
tinggi (High-g).
PEMBAHASAN
Kajian Produk yang Telah Direvisi
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini yaitu berupa
multimedia interaktif sistem endokrin manusia berbasis Guided Inqiry yang
dikemas dalam bentuk Application flash (.exe) dalam CD (Compact Disc).
Multimedia interaktif dikembangkan menggunakan aplikasi Adobe flash CS3
terdiri atas uraian kompetensi dan materi sistem endokrin manusia, dengan 5
menu utama (kompetensi, materi, evaluasi, pengembang dan referensi). Tujuan
multimedia interaktif ini dikembangkan adalah sebagai salah satu solusi
membantu guru dalam memanfaatkan teknologi komputer yang dipadu dengan
metode pembelajaran sebagai media penyampai informasi kepada siswa. Produk
multimedia interaktif sistem endokrin manusia mencakup beberapa jenis media
yang dikembangkan berdasarkan metode Guided Inquiry. Metode Guided Inquiry
dipilih karena metode ini merupakan salah satu cara untuk mengasah kemampuan
berfikir ilmiah siswa dan melibatkan peran aktif siswa. Pernyataan ini didukung
oleh Holmes (2011) yang menyatakan bahwa dengan melibatkan peran aktif siswa
maka akan membuat mereka dapat menemukan atau membangun konsep sendiri
(self-discovered), maka pemahaman yang diperoleh siswa akan lebih dalam dan
melekat.
10
Multimedia interaktif sistem endokrin manusia memadukan beberapa jenis
media pembelajaran dalam satu kemasan, diantaranya yaitu media audio, visual,
video dan animasi. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan
kemampuan atau kapasitas manusia dalam memproses informasi. Proses
pemahaman materi biologi yang abstrak akan terbantu dengan penggunaan
multimedia. Hal ini dikarenakan siswa tidak hanya akan mengimajinasikan
konsep yang mereka peroleh, tapi juga dapat menyaksikan visualisasinya secara
lebih jelas, sehingga resiko terjadinya kesalahan konsep dapat dihindari (Mayer,
2009).
Kevalidan Multimedia Interaktif Sistem Endokrin Manusia
Hasil validasi multimedia interaktif sistem endokrin manusia diperoleh
angka validasi sebesar 88% dalam aspek kevalidan materi (validator materi), 88%
dalam aspek media atau pemrograman (validator media) serta 92% dalam aspek
kesesuaian dengan kompetensi dan kedalaman materi SMA (Praktisi lapangan).
Hasil uji coba pengguna produk (siswa) menunjukkan prosentase sebesar 82,8%.
Hasil validasi dan uji coba pengguna multimedia interaktif sistem endokrin yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa produk media pembelajaran hasil
pengembangan valid dan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran
sistem endokrin manusia, %≥61% (Akbar, 2013). Kevalidan produk multimedia
interaktif ini juga didukung dengan perolehan presentase ketuntasan belajar
klasikal yang mencapai angka 90,3%, presentase ini mengindikasikan ketuntasan
belajar klasikal mencapai kriteria yaitu ≥ 85%, (Mulyasa, 2007). Nilai signifikasi
pre-test dan post-test yang termasuk dalam kategori tinggi (High-g) yaitu g
(0,724) ≥ 0,7.
Kelebihan dan Kekurangan dari Multimedia Interaktif Sistem Endokrin
Manusia
Kelebihan dari multimedia interaktif sistem endokrin manusia berbasis
guided inquiry adalah dapat dioperasikan pada berbagai macam sistem operasi
komputer (windows, linux,dll) dan bersifat offline dikemas dalam CD (Compact
Dics), telah melalui tahap validasi oleh para ahli (ahli materi, media dan praktisi
lapangan), tahap ujicoba pengguna produk serta telah melalui tahap revisi, serta
mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 90,3% dan signifikansi pre-test dan
11
post-test yang termasuk dalam kategori tinggi (High-g) yaitu g (0,724) ≥ 0,7.
sehingga multimedia interaktif ini telah dinyatakan valid dalam segi materi
maupun media (desain) sehingga dapat digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar materi sistem endokrin manusia.
Kekurangan dari multimedia interaktif sistem endokrin manusia berbasis
guided inquiry adalah hanya menyajikan satu materi yaitu tentang sistem endokrin
manusia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian dan pengembangan ini yakni dihasilkannya
produk multimedia interaktif sistem endokrin manusia berbasis guided inquiry
yang telah dinyatakan kevalidannya melalui uji validasi (materi, media, praktisi
lapangan) dan ujicoba produk pada pengguna (respons siwa, ketuntasan belajar
klasikal 80,6%, signifikasi pre-test dan post-test termasuk kategori High-g).
Saran pemanfaatan produk yaitu pengguna dapat mengoperasikan Adobe
flash untuk mengoperasikan produk dengan mudah. Diseminasi produk sebaiknya
dilakukan pada beberapa sekolah yang memiliki fasilitas komputer, sehingga
pengaruh penggunaan produk multimedia dan keefektifannya terlihat secara jelas.
Melaksanakan penelitian eksperimen untuk menguji pengaruh penggunaan produk
multimedia interaktif sistem endokrin manusia kelas XI dalam kegiatan belajar
mengajar serta melakukan pengembangan serupa untuk materi-materi sistem lain
(sistem saraf, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, dll.).
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Cairncross, S. & Mike M. 2001. Interactive Multimedia and Learning “Realizing
the Benefits”. Jornal Innovation in Education and Teaching International:
156-164.
Hiller-Sturmhofel, Susanne & Andrzej Bartke. 1998. e-Journal Alcohol Healt &
Researc World Vol. 22 No. 3: The Endocrine System an Overview
(hlm.153-164). (pdf) (www.users.mct.open.ac.uk)
12
Holmes, V. 2011. Standarizing the Inquiry Lesson “Improving the Caliber of
Science Inquiry”. E-journal of Literacy Through Science Vol. 1: 1-19,
(online) (http://ejlts.ucdavis.edu), diakses 5 November 2015
Hwang, Isabel, Tam M & Lam S Land Lam P. 2012. The Electronic Journal of e-
Learning Volume 10 Issue 4: Review of Use of Animation as a
Supplementary Learning Material of Physiology Content in Four
Academic Years (pp368-377). (pdf) (www.ejel.org)
Llewellyn, D. 2013. Teaching High School Science Through Inquiry and
Argumentation 2nd edition. UK: Corwin
Malik, S & A. Agamal. 2012. International Journal of Information and Education
Technology, Vol. 2 No 5 October 2012 : Use of Multimedia as A New
Educational Technology Tool-study (hlm.468-471) (pdf)
(ejournal.ijiet.org)
Mayer, R. 2009. Multimedia Learning Second Edition. New York: Cambridge
University Press
McDowell, J.. 2011. Encyclopedia Of Human Body Systems. USA: ABC-CLIO,
LLC
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA – MA. (pdf)
Sherwood, L. 2012. Fundamentals of Human Physiology, Fourth Edition. USA:
Brooks/Cole, Cengage Learning
Smaldino, S. E, James D. R., Robert H. & Michael, M. 2005.Instructional
Technology and Media for Learning Eight Edition. Ohio: Pearson Prentice
Hall