1 pengaruh tindakan penagihan aktif dalam usaha

14
1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA MENCAIRKAN TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PRATAMA TAMANSARI SATU JAKARTA Affan Marhaendi Fakultas Ekonomi Universtas Gunadarma E-mail : [email protected] Abatrak Masalah pajak adalah masalah masyarakat, negara dan setiap orang yang hidup di dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan pajak, oleh karena itu masalah pajak juga menjadi masalah keseluruhan rakyat dalam negara tersebutPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah surat – surat yang telah diterbitkan oleh KPP Pratama Tamansari Satu Jakarta sebagai pelaksanaan tindakan penagihan aktif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak akibat penagihan aktif. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tamansari Satu Jakarta. Statistik uji yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan data diolah dengan menggunakan SPSS Versi 10. Penelitian ini membuktikan bahwa jumlah surat – surat yang diterbitkan oleh KPP Pratama Tamansari Satu Jakarta sebagai pelaksaan tindakan Penagihan Aktif tidak berpengaruh signifikan baik terhadap pencairan tunggakan pajak Akibat Penagihan aktif di KPP Pratama Tamansari Satu Jakarta. Kata Kunci : Tindakan Penagihan Aktif, Penciran Tunggakan Pajak Pendhuluan Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakan – kebijakan di bidang pajak oleh karena itu, pajak merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat. Dalam era globalisasi / era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

Upload: dangliem

Post on 13-Jan-2017

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

1

PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA MENCAIRKAN

TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PRATAMA TAMANSARI SATU JAKARTA

Affan Marhaendi

Fakultas Ekonomi Universtas Gunadarma

E-mail : [email protected]

Abatrak

Masalah pajak adalah masalah masyarakat, negara dan setiap orang yang hidup di dalam

suatu negara pasti atau harus berurusan dengan pajak, oleh karena itu masalah pajak juga

menjadi masalah keseluruhan rakyat dalam negara tersebutPenelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah jumlah surat – surat yang telah diterbitkan oleh KPP Pratama Tamansari Satu

Jakarta sebagai pelaksanaan tindakan penagihan aktif mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pencairan tunggakan pajak akibat penagihan aktif.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tamansari Satu Jakarta.

Statistik uji yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan data diolah dengan menggunakan

SPSS Versi 10.

Penelitian ini membuktikan bahwa jumlah surat – surat yang diterbitkan oleh KPP

Pratama Tamansari Satu Jakarta sebagai pelaksaan tindakan Penagihan Aktif tidak berpengaruh

signifikan baik terhadap pencairan tunggakan pajak Akibat Penagihan aktif di KPP Pratama

Tamansari Satu Jakarta.

Kata Kunci : Tindakan Penagihan Aktif, Penciran Tunggakan Pajak

Pendhuluan

Seiring dengan perkembangan

perekonomian Indonesia akan diikuti pula

dengan kebijakan – kebijakan di bidang

pajak oleh karena itu, pajak merupakan

fenomena yang selalu berkembang di

masyarakat. Dalam era globalisasi / era

persaingan bebas inilah cepat atau lambat

Page 2: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

2

tidak dapat ditolak dan harus menerima

keberadaan globalisasi ekonomi serta yang

paling penting yaitu mengambil kesempatan

yang dapat timbul akibat adanya perubahan

ekonomi internasional. Sebagai salah satu

perangkat pendukung yang menunjang agar

tercapai keberhasilan ekonomi dalam meraih

peluang adalah hukum. Hukum pajak sering

disebut juga dengan hukum fiskal yaitu

keseluruhan dari peraturan – peraturan yang

meliputi wewenang pemerintah untuk

memungut pajak. Dengan kata memungut

terlihat adanya kegiatan mengambil

kekayaan seseorang dan mengerahkan

kembali kepada masayarakat melalui kas

negara (Waluyo, 2006 : 1-2).

Masalah pajak adalah masalah

masyarakat, negara dan setiap orang yang

hidup di dalam suatu negara pasti atau harus

berurusan dengan pajak, oleh karena itu

masalah pajak juga menjadi masalah

keseluruhan rakyat dalam negara tersebut.

Dengan demikian setiap orang sebagai

anggota masyarakat harus mengetahui

segala permasalahan yang berhubungan

dengan pajak, baik mengenai asas – asasnya,

jenis atau macam – macam pajak yang

berlaku di negaranya, tatacara pembayaran

pajak serta hak dan kewajibannya sebagai

wajib pajak ( Munawir, 1992 : 1 ).

Dengan berpegang teguh pada prinsip

kepastian hukum, keadilan dan

kesederhanaan arah dan tujuan perubahan

Undang – Undang tentang ketentuan umum

dan tata cara perpajakan ini mengacu pada

kebijaksanaan pokok yaitu :

a. meningkatkan efisiensi

pemungutan pajak dalam

rangka mendukung

penerimaan negara.

b. Meningkatkan pelayanan,

kepastian hukum dan

keadilan bagi masyarakat

guna meningkatkan daya

saing dalam bidang

penanaman modal, denagn

tetap mendukung

pengembangan usaha kecil

dan menengah.

c. Menyesuaikan tuntutan

perkembangan social

ekonomi masyarakat serta

perkembangan dibidang

tekhnologi informasi.

d. Meningkatkan keseimbangan

antara hak dan kewajiban.

e. Menyederhanakan prosedur

administrasi perpajakan.

f. Meningkatkan penerapan

prinsip self assessment secara

akuntabel dan konsisten, dan

Page 3: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

3

g. Mendukung iklim usaha ke

arah yang lebih kondusif dan

kompetitif

Dengan dilaksanakannya kebijakan

pokok tersebut diharapkan dapat

meningkatkan penerimaan negara dalam

jangka menengah dan panjang seiring

dengan meningkatkannya kepatuhan

sukarela dan membaiknya iklim usaha.

Dalam rangka meningkatkan

penerimaan negara sendiri di dalam sektor

pajak, dapat dilakukan intensifikasi dan

ekstensifikasi usaha – usaha untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat ( wajib

pajak ) dalam memenuhi kewajibannya

membayar pajak sebagai bentuk ikut

berpartisipasi dalam pembangunan.

Mengoptimalkan dan mengefektifkan

penerimaan dari sektor pajak ini tergantung

pada kedua belah pihak, yaitu pemerintah

sebagai aparat pajak (fiscus) dan masyarakat

sebagai wajib pajak atau yang dikenai pajak.

Pajak sebagai salah satu pungutan

negara mengandung ciri sebagai berikut :

a. pajak dipungut berdasarkan /

dengan kekuatan undang –

undang serta aturan

pelaksanaannya

b. dalam pembayaran pajak

tidak dapat ditunjukan

adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah

c. pajak dipungut oleh negara

baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah

d. pajak diperuntukan bagi

pengeluaran – pengeluaran

pemerintah yang apabila dari

pemasukannya masih

terdapat surplus

dipergunakan untuk

pembiayaan public

investment

e. pajak dapat pula mempunyai

tujuan lain yang budgeter,

yaitu sebagai alat kebijak

perekonomian nasional.

Dalam menghitung berapa besarnya

pajak yang harus dibayar wajib pajak, di

Indonesia menganut Self Assesment System

terutama untuk pajak langsung seperti pajak

penghasilan. Self Assesment System adalah

suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada wajib pajak

untuk menentukan sendiri besarnya pajak

yang terutang. Di dalam Self Assesment

System tedapat ciri – cirri sebagai berikut :

a. Wewenang untuk

menentukan besarnya pajak

terutang ada pada Wajib

Pajak Sendiri.

Page 4: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

4

b. Wajib pajak aktif, mulai dari

menghitung, menyetor dan

malaporkan sendiri pajak

yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan

hanya mengawasi.

Hambatan – hambatan yang terdapat

dalam pemungutan pajak dapat

dikelompokkan menjadi :

a. Perlawanan pasif

Masyarakat enggan ( pasif )

membayar pajak, yang dapat

disebabkan antara lain:

1. Perkembangan intelektual

dan moral masyarakat.

2. Sistem perpajakan yang (

mungkin ) sulit dipahami

masyarakat.

3. Sistem control tidak dapat

dilakukan atau

dilaksanakan dengan

baik.

b. Perlawanan aktif

Perlawanan aktif meliputi semua

usaha dan perbuatan yang secara

langsung ditujukan kepada fiskus

dengan tujuan untuk menghindari

pajak.

1. Tax avoidance, usaha

untuk meringankan beban

pajak dengan tidak

melanggar undang –

undang.

2. Tax evasion, usaha untuk

meringankan beban pajak

dengan cara melanggar

undang – undang (

menggelapkan pajak )

(Mardiasmo, 2006 : 7-9).

Berdasarkan latar belakang tersebut

penulis tertarik untuk melakukan

penelitian pajak dengan mengajukan

judul PENGARUH TINDAKAN

PENAGIHAN AKTIF DALAM

USAHA MANCAIRKAN

TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP

PRATAMA TAMANSARI SATU

JAKARTA.

KAJIAN TEORI DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Menurut Undang – Undang Nomor

19 Tahun 2000 tentang penagihan pajak

dengan surat paksa ;

Penagihan pajak merupakan

serangkaian tindakan agar penaggung pajak

melunasi utang pajak dan biaya penagihan

pajak dengan menegur atau

memperingatkan, melaksanakan pengaihan

seketika dan sekaligus, memberitahukan

suart paksa, menguslkan pencegahan,

melaksanakan penyitaan, melaksanakan

Page 5: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

5

penyanderaan, dan menjual barang yang

telah disita.

B. Menurut Rochmat Soemitro, :

Penagihan ialah perbuatan yang

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak,

karena wajib pajak tidak mematuhi

ketentuan undang – undang pajak,

khususnya mengenai pembayaran pajak.

A. Menurut Moeljo Hadi, :

Penagihan adalah serangkaian

tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal

Pajak, berhubung wajib pajak tidak melunasi

baik sebagian/seluruh kewajiban perpajak

yang terutang menurut undang – undang

perpajakan yang berlaku.

2.3 Tahapan Penagihan Pajak Dengan

Surat Paksa Berdasarkan

Keputusan Dirjen Pajak Nomor

Kep-382/PJ.4.1985

Sebelum berlakunya Keputusan

Dirjen Pajak Nomor Kep-20/Pj/1995,

tahapan pelaksanaan penagihan pajak

dengan surat paksa diatur berdasarkan

Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-

382/Pj/1985 tentang jadwal Waktu Tindakan

Penagihan Pajak yang ditetapkan tenggal 19

September 1985 dan mulai berlaku sejak

tanggal 1 Januari 1986. keputusan ini

dikeluarkan berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 951/KMK.04/1983

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan

dan Penunjuk Pejabat yang Berwenang

Mengeluarkan Surat Paksa tanggal 31

Desember 1983. dengan berlakunya

keputusan ini, ketentuan – ketentuan lama

yang mengatur tentang jadwal waktu

penagihan pajak negara dinyatakan tidak

berlaku.

Tahapan pelaksanaan penagihan

pajak denga Surat Paksa Berdasarkan

Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-

382/Pj/1995 adalah sebagai berikut :

a. Pengeluaran surat teguran

sebagai awal tindakan

pelaksanaan penagihan pajak

dikeluarkan setelah (7) tujuh hari

dan selambat – lambatnya (10)

sepuluh hari sejak saat jatuh

tempo pembayaran dari jumlah

pajak yang masih harus

dibayarkan. surat teguran

dikeluarkan oleh Kepala Inspeksi

Pajak.

b. Dalam jangka waktu (7) tujuh

hari setelah tanggal surat teguran

wajib pajak/penaggung pajak

harus melunasi pajaknya.

c. Apabila jumlah pajak yang masih

harus dibayar tidak dilunasi

dalam jangka waktu sebagaiman

ditentukan dalam surat teguran,

jumlah pajak yang masih harus

Page 6: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

6

dibayar dapat ditagih denga surat

paksa diterbitkan oleh Kepala

Inspeksi Pajak.

d. Kepala Inspeksi Pajak

menrbitkan surat paksa paling

lambat 21 (dua puluh satu) hari

sejak tanggal surat teguran.

e. Apabila pajak yang masih harus

dibayar tidak dilunasi dalam

jangka waktu 2 (dua) hari setelah

tanggal surat paksa, Kepala

Inspeksi Pajak dapat menerbitkan

Surat Perintah Melakukan

Penyitaan (SPMP).

f. Setelah dilakukan penyitaan dan

wajib pajak/penaggung pajak

belum juga melunasi utang

pajaknya, maka setelah 10

(sepuluh) hari sejak tangagl

SPMP, Kepala Inspeksi Pajak

mengajukan permintaan

penetapan tanggal pelelangan

kepada Kepala Kantor Lelang

Negara setempat.

g. Setelah ditentukan hari, tanggal,

jam dan tempat pelelengan akan

dilaksanakan, jurusita pajak

memberitahukan denga segera

secara tertulis tentang hal ini

kepada wajib pajak/penanggung

pajak.

h. Tehadap wajib pajak/penanggung

pajak yang tidak memenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam surat perintah penagihan

seketika dan sekaligus segera

dapat dilakukan tindakan

penagihan pajak dengan surat

paksa serta diikuti tindakan

penagihan selanjutnya tanpa

memperhatikan tenggang waktu

yang telah ditetapkan.

METODE PENELITIAN

Pengolahan data dalam penelitian ini

diperoleh dari KPP (Kantor Pelayanan

Pajak) Pratama Taman Sari Satu yang

berlokasi Jl. Mangga Besar No. 52 Jakarta.

Variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel tidak

bebas atau dependent (variabel Y) yaitu

pencairan tunggakan pajak akibat penagihan

aktif, sedangkan variabel bebas atau

independent (variabel X) yaitu jumlah surat

– surat yang diterbitkan oleh KPP Tamansari

Satu sebagai pelaksana tindakan penagihan

aktif.

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier

sederhana adalah hubungan secara

linier antara satu variabel

independent (x) dengan variable

Page 7: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

7

dependen (y). analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara

variable independent dengan

variable dependen apakah positif

atau negative dan untuk

memprediksi nilai variable

dependent apabila nilai variabel

independent mengalami kenaikan

atau penurunan. Data yang

digunakan biasanya berskala

interval atau rasio.

Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut: (Dwi

Priyanto,2008).

Y’ = a + b X

Keterangan:

Y’ = Variabel dependent

(Pencairan tunggakan pajak

akibat penagihan aktif).

X = Variabel independent

(Jumlah surat – surat yang

diterbitkan oleh KPP).

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X

= 0 ).

b = Koefisien regresi (Nilai

peningkatan ataupun

penurunan).

Nilai a dan b dapat dihitung

dengan rumus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai rata – rata (mean) dari variable

independent, yaitu berupa jumlah total surat

– surat yang diterbitkan dalam rangka

pelaksanaan tindak penagihan aktif dari

surat teguran yang diterbitkan sampai

denagn surat penrintah melaksanakan

penyitaan, sebesar 434.04. jumlah total

minimum surat – surat yang diterbitkan oleh

KPP Taman Sari Satu pada bulan Januari

2007 adalah 0 lembar, sedangkan jumlah

total maksimum surat – surat yang

diterbitkan oleh KPP Taman Sari Satu pada

bulan Desember 2008 adalah sebanyak 904

lembar. Menunjukan bahawa jumlah surat –

surat yang diterbitkan telah mengalami 11

kali penurunan dan 13 kali peningkatan

dapat di simpulkan sebagai berikut : dimulai

dari bulan Januari dan Febuari peningkatan

pada bulan Maret penurunan di bulan April

peningkatan kembali pada bulan Mei dan

Juni penurunan pada bulan Juli terjadi

peningkatan lagi bulan Agustus, penurunan

pada bulan September, peningkatan pada

bulan Oktober dan November, penurunan

bulan Desember dan Januari (2008), terjadi J∑yL J∑x²L - J∑xL J∑xyL

a =

n J∑x²L - J∑xL²

n J∑xyL - J∑xL J∑yL b =

n J∑x²L - J∑xL²

Page 8: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

8

peningkatan pada bulan Febuari, Maret dan

April, terjadi penurunan bulan Mei, terjadi

peningkatan bulan Juni, terjadi penurunan

bulan Juli, Peningkatan Agustus dan

September, terjadi penurunan bulan Oktober

dan November, dan terjadi peningkatan

bulan Desember. Apabila di rangkum bulan

Januari (2007), Febuari, April, Juli,

September, Desember, Januari (2008), Mei,

Juli, Oktober dan November, 11 bulan yang

mengalami penurunan dengan jumlah surat

– surat yang telah diterbitkan yaitu sebanyak

3240 surat. Di mulai dari bulan Maret, Mei,

Juni, Agustus, Oktober, November, Febuari,

Maret, April, Juni, Agustus, September, dan

Desember, 13 bulan yang mengalami

peningkatan dengan jumlah surat – surat

yang telah diterbitkan yaitu sebanyak 7177

surat. Dapat diartikan bahwa peraturan –

peraturan perpajakan yang ada kurang untuk

dipatuhi oleh wajib pajak / penanggung

pajak, pengetahuan tentang pajak yang

kurang dipahami oleh wajib pajak /

penanggung pajak dan pihak aparat pajak

(fiskus) telah menjalani tugasnya sesuai

dengan peraturan penagihan pajak yang

berlaku saat ini. Nilai standar deviasi

sebesar 216.51 . Perbedaan jumlah surat –

surat yang telah diterbitkan ini dapat

dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya

peraturan – peraturan, pengetahuan tentang

pajak dan ketersediaan fasilitas yang

memadai.

Nilai rata – rata (mean) dari variable

dependen, yaitu berupa jumlah pencairan

tunggakan pajak akibat penagihan aktif

sebesar Rp 4.686.727.08. jumlah pencairan

tungakan pajak akibat penagihan aktif

minimum adalah sebesar Rp 0 pada bulan

Januari 2007, sedangkan jumlah pencairan

tunggakan pajak akibat penagihan aktif

mksimum adalah sebesar Rp 28.416.850.

nilai standar deviasi Rp 6.622.324.29

menunjukan perbedaan pencairan tunggakan

akibat penagihan aktif tiap bulannya.

Perberdaan ini dapat dipengaruhi oleh

penjumlahan saldo awal tunggakan

pajak dengan penambahan tunggakan pajak

dikurangi dengan saldo akhir tunggakan

pajak dan di bagi beberapa persen kemudian

sisanya untuk pencairan tunggakan tanpa

akibat penagihan aktif. Perhatikan table 1.

Tabel 1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pencairan tunggakan

akibat penagihan aktif 24 0 28416850 4686727.08 6622324.29

Page 9: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

9

jumlah surat" yang di

terbitkan 24 0 904 434.04 216.51

Valid N (listwise) 24

Normalitas P-P Plot

Berdasarkan gambar 4.6 diatas

terlihat bahwa nilai Plot PP terletak disekitar

garis diagonal.

Denga

n demikian dapat diartikan bahwa distribusi

dalam penelitian ini adalah normal.

Berikut bentuk model regresi

sederhana dari penelitian ini berdasarkan

table Coefficients adalah :

Tabel 2

Coefficients

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 5616208 3142096 1.787 .088

jumlah surat"

yang di

terbitkan

-2141.456 6504.982 -.070 -.329 .745

a. Dependent Variable: pencairan akibat penagihan aktif

Persamaan regresinya sebagai

berikut :

Y = a - bX

Y = 5.616.208 -2.141.456X

Bila b negatif berarti bertambahnya nilai X

(Jumlah surat – surat yang diterbitkan oleh

Page 10: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

10

KPP Taman Sari Satu sebagai pelaksnaan

tidakan penagihan aktif. mengakibatkan

berkurangnya nilai Y (Jumlah pencairan

tunggakan pajak akibat penagihan aktif).

Dimana :

Y : Jumlah pencairan tunggakan pajak

akibat penagihan aktif

X :Jumlah surat – surat yang diterbitkan

oleh KPP Taman sari Satu sebagai

pelaksanaan tindakan penagihan aktif.

Hipotesisnya :

Ho : Jumlah surat – surat yang diterbitkan

oleh KPP Pratama Taman Sari Satu

sebagai pelaksanaan tindakan

penagihan aktif tidak berpengaruh

signifikan terhadap pencairan

tunggakan pajak akibat penagihan

aktif.

H1 : Jumlah surat – surat yang diterbitkan

oleh KPP Pratama Taman Sari Satu

sebagai pelaksanaan tindakan

penagihan aktif berpengaruh signifikan

terhadap pencairan tunggakan pajak

akibat penagihan aktif.

a. proses perhitungannya adalah sebagai

berikut

- derajat bebas

(df) = n-k-1

= 24 – 1-1 = 22

thitung = -0.329, ttabel = 2.074

dengan probabilitas (P) =

0.749

b.kriteria pengujian diterima atau

ditolakadalah :

-Ho diterima = ttabel < thitung<ttabel

-Ho ditolak = thitung < ttabel atau thitung >

ttabel atau,

-Ho diterima = Sig > 0.05

-Ho ditolak = Sig < 0.05

- kesimpulan pengujian :

Dari hasil uji-t diatas dapat diketahui

thitung < ttabel ( -0.329<2.074) dan Sig >

0.05(0.749>0.05) maka Ho diterima,

ini menunjukan bahwa Jumlah surat –

surat yang diterbitkan oleh KPP

Pratama Taman Sari Satu sebagai

pelaksanaan tindakan penagihan aktif

(X) tidak berpengaruh secara nyata

(signifikan) terhadap pencairan

tunggakan pajak akibat penagihan aktif

(Y).

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

-2.074 -0.329 2.074

Gambar 3

Page 11: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

11

Hasil pengijian hipotesis (uji t)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan permasalahan yang ada,

maka dapat diambil kesimpulan,

yaitu:

Pada uji regresi, dimana uji-t dilakukan

untuk mengetahui kemampuan pengaruh

Jumlah surat – surat yang diterbitkan oleh

KPP Pratama Taman Sari Satu sebagai

pelaksanaan tindakan penagihan aktif

terhadap pencairan tunggakan pajak akibat

penagihan aktif. Diketahui bahwa jumlah

surat – surat tersebut yang diterbitkan tidak

mempengaruhi terhadap pencairan

tunggakan pajak akibat penagihan aktif.

Diketahui bahwa hubungan antara variabel

jumlah surat – surat yang diterbitkan oleh

KPP Pratama Taman Sari Satu sebagai

pelaksanaan tindak penagihan aktif dengan

variabel jumlah pencairan tunggakan pajak

akibat penagihan aktif sangat rendah. Dari

hasil statistik tersebut menunjukan ada

pengaruh ekonomi, yang mengakibatkan

menurunnya tingkat ekonomi di wilayah

KPP Pratama Tamasari Satu Jakarta. Hal

tersebut disebabkan karena penagihan aktif

yang dilakukan tidak efektif karena bisa

terjadi disebabkan oleh surat – surat yang

diterbitkan tidak sampai ke wajib pajak.

Tidak berpengaruhnya penerbitan

surat – surat, yaitu surat teguran, surat

paksa, da surat perintah melaksanakan

penyitaan, sebagai pelaksanaan tindak

penagihan aktif yang dilakukan oleh KPP

Pratama Taman Sari Satu terhadap jumlah

pencairan tunggakan pajak akibat penagihan

aktif disebabkan oleh :

1. Kesadaran Wajib Pajak /

Penanggung Pajak dalam membayar

hutang pajak yang rendah. Masalah

perpajakan dalam masyarakat

Indonesia ada pada perilaku wajib

pajaknya yang belum sepenuhnya

sadar membayar pajak, hal ini

disebabkan oleh rendahnya ketaatan

masyarakat terhadap hukum dan

kurang mengerti arti dari maksud

pembayaran pajak tersebut. Apabila

wajib pajak tersebut tidak taat

terhadap pembayaran pajak tersebut

akan menimbulkan tingkat

pertumbuhan perekonomian semakin

rendah / lambat.

2. Belum optimalnya kegiatan

penagihan yang dilakukan pada

beberapa waktu dalam periode

penelitian. Sehingga jumlah

Page 12: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

12

tunggkan pajak kumulatif terus

mengalami peningkatan. Hal tersebut

ditimbulkan dari tindakan aparat

penagihan terhadap sikap dan

perilaku wajib pajak / penanggung

pajak yang tidak sesuai dengan

aturan teknis perpajakan yang

berlaku.

3. Mobilitas wajib pajak / penanggung

pajak, terutama wajib pajak orang

pribadi, yang dengan pertumbuhan

semakin cepat sehingga wajib pajak /

penanggung pajak tidak melaporkan

alamat barunya dan mengakibatkan

aparat penagihan mengalami

kesulitan menagih hutang pajak

tersebut.

4. Kendala dalam mencari data aset

perusahaan. Hal ini terjadi karena

kebanyakan wajib pajak menyewa

atau mengontrak kantor yang mereka

tempati. (Berita Pajak. 2002 : 15).

Hal ini dapat merugikan pihak KPP

yang mengalami kerugian akan

berdampak terhadap penerimaan

KPP Pratama Taman Sarisatu, yaitu

akan berkurangnya jumlah

penerimaan di dalam KPP Pratama

Taman Sarisatu Jakarta dalam

periode tertentu. berakibatkan

penurunan penerimaan pajak yang

akan mengakibatkan lambatnya

pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan di sekitar wilayah

KPP Pratama Taman Sarisatu

Jakarta. Pajak mempunyai dua fungsi

yaitu : Fungsi Budgetir dan fungsi

regulered. Fungsi budgetir adalah

fungsi untuk menghimpun dana

maksud dari menghimpun dana, dana

yang diperolah dari hasil penyetoran

wajib pajak / penanggung pajak atas

kewajibannya. Sedngakan fungsi

regulered adalah fungsi untuk

mengatur perekonomian, contohnya :

Bila Pemerintah Indonesia

menurunkan pajak PPn import-nya

dari 10% menjadi 6% (seperti di

Singapura). Pasti produk impor akan

masuk dengan suburnya dan produk

lokal akan kalah saing apalagi jika

produk lokalnya hasil kerajinan

masyarakat atau produk olahan usaha

kecil. Hal ini dapat mengakibatkan

tingkat penangguran yang semakin

banyak dan terpuruknya

perekonomian di Indonesia yang

diakibatkan berkurangnya

penerimaan pajak tersebut.

(www.wikipedia.com)

5.2 Saran

Page 13: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

13

Saran yang bisa diberikan

berdasarkan hasil dari penelitian adalah

perlu ditingkat lagi tindakan law

enforcement (pelaksaan hukum)terhadap

para pelaku pajak baik wajib pajak maupun

aparat pajak itu sendiri. Dengan lebih

ditingkatkan lagi law enforcement akan

lebih tegas lagi menindak lanjuti

penyelewengan yang terjadi terhadap pajak.

Banyak wajib pajak yang belum sepenuhnya

sadar untuk melakukan kewajibannya

disebabkan oleh kurang taatnya terhadap

hukum. Jadi solusinya adalah memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum

(Pastika,2004).

Mengoptimalkan kegiatan penagihan

yang dilakukan oleh aparat pajak tindakan

yang harus lebih tegas dan menaati

peraturan tekhnis perpajakan yang berlaku.

Aparat pajak yang melakukan penagihan

sebaiknya ditemani apabila melakukan

penagihan terhadap wajib pajaknya

mencegah hal – hal yang tidk diinginkan

seperti memanipulasikan data aset wajib

pajak dengan menerima sogokan dari wajib

pajak tersebut.

Lebih disiplin dan lebih rajin untuk

mendeteksi keberadaan wajib pajak yang

terhutang apabila wajib pajak tersebut

pindah dari tempat yang ditinggalkannya

maka aparat pajak tidak bingung untuk

mencari wajib pajak tersebut. Aparat pajak

tersebut lebih rajin dan sabar untuk

melakukan memberikan pengetahuan betapa

pentingnya pajak terhadap wajib pajaknya

untuk kepentingan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan

Pajak, Pedoman Penagihan Pajak

Edisi 2008, 2008. Jakarta.

Dwi Priyanto, 2008. “Mandiri Belajar

SPSS (Statistical Product and

Service Solution)”. Yogyakarta :

Mediakom.

Eko Lesmana, 1992. “Sistem Perpajakan

Indonesia”. Jakarta : Prima Kampus

Grafika.

Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 148/KMK.04/2000

tanggal 17 Mei 2000 Tentang tata

Cara Pelaksanaan Surat Paksa

dan Penyitaan

di luar wilayah kerja pejabat yang

menerbitkan Surat Paksa.

Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 561/KMK.04/2000

22 tanggal 26 Desember 2000

Page 14: 1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF DALAM USAHA

14

Tentang tata Cara Pelaksanaan

penagihan seketika 23 sekaligus

dan pelaksanaan Surat Paksa.

Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 562/KMK.04/2000

25 tanggal 26 Desember 2000

Tentang Syarat - syarat, Tata

Cara

Pengangkatan Dan 26

Pemberhentian Juru Sita Pajak.

Mardiasmo,2006 “Perpajakan”. C. V Andi.

Yogyakarta.

Marihot P. Siahaan, S.E. 2004. “Utang

Pajak, Pemenuahan Kewajiban,

dan Penagihan Pajak Dengan

Surat Paksa”.Jakarta : Rajawali

Pers.

Munawir, 1992. “Perpajakan”. Yogyakarta

: Liberty.

Neltje F. Katuuk,1993. “Hukum Pajak dan

Perpajakan” Universitas

Gunadarma. Jakarta.

Undang – Undang Perpajakan Tahun 2000.

2000. Citra Umbara. Bandung.

Waluyo, 2006. “Perpajakan Indonesia :

Pembahasan Sesuai Denagn

Ketentuan Perundang – Undangan

Perpajakan dan Aturan

Pelaksanaan Perpajakan Terbaru”.

Jakarta : Salemba empat.

www.google.com.

www.wikipedia.com