1 penanganan hewan percobaan

8
A. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik hewan-hewan yang lazim digunakan dalam percobaan 2. Mengetahuibeberapa teknik dalam memperlakukan dan menangani hewan percobaan 3. Mengetahui berbagai teknik pemberian obat pada hewan percobaan B. DASAR TEORI Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun lalu. Agar mengetahui bagaimana cara kita sebagai mahasiswa maupun sebagai seorang peneliti dalam hal ini mengetahui tentang kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang berhubungan dengan efek toksiknya maupun efek sampingnya tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan percobaan. Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional, dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan yang meng-gunakan manusia antara lain dikatakan

Upload: tia-riesta

Post on 04-Oct-2015

259 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

A. TUJUAN1. Mengetahui karakteristik hewan-hewan yang lazim digunakan dalam percobaan2. Mengetahuibeberapa teknik dalam memperlakukan dan menangani hewan percobaan3. Mengetahui berbagai teknik pemberian obat pada hewan percobaan

B. DASAR TEORIPeranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun lalu. Agar mengetahui bagaimana cara kita sebagai mahasiswa maupun sebagai seorang peneliti dalam hal ini mengetahui tentang kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang berhubungan dengan efek toksiknya maupun efek sampingnya tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan percobaan.Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional, dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan yang meng-gunakan manusia antara lain dikatakan perlunya diakukan percobaan pada hewan, sebelum percobaan di bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas hewan per-cobaan mempunyai mission di dalam keikutsertaannya menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian biomedis.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam hewan percobaan penanganan hewan percobaan hendaklah dilakukan dengan penuh rasa kasih sayang dan berprikemanusiaan. Didalam menilai efek farmakologis suatu senyawa bioaktif dengan hewan percobaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : 1. Faktor internal (dari hewan): Umur, jenis kelamin, berat badan, keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetic.2. Factor eksternal (lingkungan sekitar): Keadaan kandang, suasana kandang, populasi dalam kandang, keadaan tempat pemeliharaan, pengalaman hewan percobaan sebelumnya, suplaioksigen dalam ruang pemeliharaan, dan cara pemeliharaan.3. Faktor lainnya: Faktorfaktor ini dapat merubah atau mempengaruhi respon hewan percobaan terhadap senyawa bioaktif yang diujikan. Penanganan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat mempengaruhi hasil percobaan, memberikan penyimpangan hasil. Di samping itu cara pemberian senyawa bioaktif terhadap hewan percobaan tentu mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa bioaktif yang bersangkutan terutama segi kemunculan efeknya. Cara pemberian yang digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau bentuk sediaan yang akan digunakan serta hewan percobaan yang akan digunakan. Sebelum senyawa bioaktif dapat mencapai tempat kerjanya, senyawa bioaktif harus melalui proses absorpsi terlebih dahulu.

Jenis-jenis hewan percobaan:

Sifat dan karakteristik hewan percobaan:1. Mencit (Mus musculus)Mudah ditangani, penakut, fotofobik, cenderung berkumpul dengan sesamanya, cenderung bersembunyi, lebih aktif pada malam hari daripada siang hari, kehadiran manusia mengurangi aktivitasnya.2. Tikus (Rattus norvegiens)Resiaten terhadap infeksi, sangat cerdas, tenang dan mudah diangani, tidak begitu fotofobik, tidak cenderung berkumpul dengan sesamanya, kehadiran manusia tidak begitu mengganggu aktivitasnya, bila diperlakukan kasar dan mengalami defisiensi nutrisi menjadi galak dan menyerang.3. KelinciJarang bersuara (kecuali nyeri), berontak jika merasa tidak aman, suhu berubah sesuai lingkungan.

C. ALAT, BAHAN DAN HEWAN Hewan:1. Mencit (Mus musculus)2. Tikus (Rattus norvegiens) Bahan:1. Aquadest

Alat:1. Sarung tangan2. Sonde3. Kandang dan kawat kandang

D. PROSEDURa. Cara memperlakukan mencit (Mus musculus)1. Mencit diangkat dengan memegang pada ujung ekornya oleh tangan kanan dan dibiarkan menjangkau kawat kandang dengan kaki depannya2. Dengan tangan kiri, cubit kulit diantara 2 telinga dengan ibu jari dan telunjuk dan 3 jari yang lain memegang kulit punggung3. Posisi tubuh dibalikan sehingga bagian perut menghadap ke kita4. Ekornya dipindahkan dari tangan kanan ke antara jari manis dan jari kelingking tangan kiri hingga mencit erat dipegang. Mencit siap diberi perlakuan.

b. Cara memperlakukan tikus (Rattus norvegiens)1. Tikus diangkat dengan memegang tubuhnya atau ekornya2. Letakan diatas permukaan yang kasar3. Tangan kiri bergerak dari belakang dengan jari tengah dan telunjuk mengunci tengkuknya, sehingga ibu jari dan telunjuk menjepit kaki kanan depan sedangkan kaki kiri depan tikus di antara jari tengah dan jari manis. 4. 2 jari yang lain memegang bagian punggung sampai perut.5. Posisi tubuh dibalikan sehingga bagian perut menghadap ke kita. Tikus siap diberi perlakuan.

E. PEMBAHASANPercobaan kali ini adalah membahas tentang bagaimana cara penanganan hewan. Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Sebelum kita melakukan pemberian obat terhadap hewan coba, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara penanganan hewan coba yang baik dan benar.Hewan percobaan yang digunakan pada praktikum ini adalah mencit (Mus musculus) dan tikus putih (Rattus norvegiens). Mencit dan tikus putih adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktivitasnya.Mencit dan tikus adalah hewan yang secara fisiologi hampir menyerupai dengan manusia dan hewan mamalia lainnya sehingga memungkinkan untuk dijadikan hewan percobaan.Cara memegang hewan serta cara penentuan jenis kelaminnya perlu pula diketahui. Cara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan (ini akan menyulitkan dalam melakukan penyuntikan atau pengambilan darah, misalnya) dan juga bagi orang yang memegangnya.Untuk mencit cara penanganannya adalah yang pertama ujung dari ekor mencit diangkat dengan tangan kanan, dibiarkan mencit mencengkram permukaan penutup kandang yang kasar yang berupa kawat sehingga tertahan ditempat, setelah itu mencit di elus-elus agar tenang dan mudah dipegang. Kemudian ibu jari kita dan jari telunjuk kanan menjepit tengkuk mencit seerat mungkin tetapi tidak boleh terlalu kencang karena mencit terlalu kecil. Selanjutnya mencit dibalikan sehingga bagian perutnya menghadap ke praktikan, dalam hal ini tubuh mencit harus dalam keadaan lurus untuk mempermudah pemberian sediaan yang diberikan melalui oral. Ekor mencit dipindahkan, dijepit di antara jadi manis dan kelingking tangan kanan dengan demikian, mencit yang telah terpegang oleh tangan kanan siap untuk diberi perlakuan.Untuk tikus, perlakuan yang dilakukan dala penanganannya tidak jauh berbeda dengan mencit. Perbedaannya terletak pada cara menjepit tengkuknya. Pada tikus digunakan telunjuk dan jari tengah, sehingga tikus benar-benar tidak dapat melakukan gerakan. Posisi tikus pada saat hendak diberi perlakuan harus dalam posisi lurus pula untuk mempermudah pemberian sediaan.

F. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan dari rangkaian perlakuan penanganan yang dilakukan pada hewan percobaan mencit dan tikus putih, dapat disimpulkan bahwa cara penanganan hewan percobaan dari masing-masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa factor, baik itu factor internal (hewan percobaan), eksternal (lingkungan), maupun factor lain seperti cara pemberian perlakuan.

G. DAFTAR PUSTAKAUli. (2014). Prakikum Farmakologi. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/srinovauli94/praktikum-farmakologi. [ 18 Februari 2015]Anonim. (2014). Praktikum Farmakologi I. [Online]. Tersedia:https://www.academia.edu/4691889/ PRAKTIKUM_FARMAKOLOGI_I. [18 Februari 2015](2014). Penanganan Hewan Percobaan. [Onlne]. Tersedia:http://www.scribd.com/doc/39326082/PENANGANAN-HEWAN-PERCOBAAN[18 F2bruari 2015]