1. makalah filsafat pancasila 1

26
TUGAS PKN Filsafat Pancasila 1 Disusun Oleh : Dianura Alfiyani 041311333044 Ria Arum Oktavina 041311333055 Indira Dinda E. 041311333057 Clarissa Ceasaria V. 041311333082 Raka Fauzan Akbar 041311333234 Heidiana Rachma 041311333240 1

Upload: rizal-achmad

Post on 25-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

TUGAS PKN

Filsafat Pancasila 1

Disusun Oleh :

Dianura Alfiyani 041311333044

Ria Arum Oktavina 041311333055

Indira Dinda E. 041311333057

Clarissa Ceasaria V. 041311333082

Raka Fauzan Akbar 041311333234

Heidiana Rachma 041311333240

Fakultas Ekonomi Bisnis

Universitas Airlangga

2013

1

Page 2: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

1. Pengertian Filsafat

Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai

kehidupan manusia. Dengan lain maksud ialah selama manusia hidup kita

senantiasa berfilsafat. Jika seseorang hanya berpandangan bahwa materi

merupakan sumber kebenaran dalam kehidupan , maka orang tersebut berfilsafat

materialisme. Jika seseorang hanya berpandangan bahwa kenikmatan merupakan

nilai terpenting dan tertinggi dalam kehidupan , maka orang tersebut berfilsafat

hendonisme. Jika seseorang hanya berpandangan bahwa dalam kehidupan

masyarakat dan bernegara adalah kebebasan individu , maka orang tersebut

berfilsafat liberalisme. Jika seseorang memisahkan antara kehidupan kenegaraan

atau kemasyarakatan dan kehidupan agama,maka orang tersebut berfilsafat

sekulerisme. Dan masih banyak lagi. Secara harfiah istilah filsafat adalah

mengandung makna cinta kebijaksanaan. Manusia pasti memilih apa pandangan

hidup apa yang dianggap paling benar , paling baik dan membawa kesejahteraan

dalam kehidupannya. Maka pilihan suatu pandangan dalam kehidupannya itulah

yang disebut filsafat.

Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang yang tinggi dan murni (tidak

terikat langsung dengan suatu objek), yang mendalam, dan daya pikir subjek

manusia dalam memahami segala sesuatu dalam mencari kebenaran. Berpikir

aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia.

Ajaran filsafata merupakan hasil pemikiran yang sedalam – dalamnya tentang

kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki) . filsafat sebagai hasil

pemikiran pemikir (filosof) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik

berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut

oleh suatu masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian telah

berkembang dan terbentuk sebagai suatu nilai yang melembaga (dalam negara)

sebagai suatu paham atau isme.

Dari penjelasan kita yang sebelum – belumnya maka filsafat meliputi

banyak bidang bahasan antara lain tentang manusia, masyarakat,

2

Page 3: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

alam,pengetahuan, etika, logika, agama , estetika dan bidang lainnya.Seiring

perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul dan berkembanglah filsafat yang

berhubungan dengan bidang ilmu tertentu.Misalnya filsafat social , filsafat hukum

, filsafat politik, filsafat bahasa , dan masih banyak lagi.

1. Pengertian Filsafat sebagai Suatu Sistem

Sebagaimana yang kita ketahui, Pancasila terdiri atas lima sila dan

merupakan sistem filsafat. Sistem sendiri berarti elemen yang dihubungkan

bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai

suatu tujuan (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem).

Isi dari lima sila tersebut membentuk suatu kesatuan antara satu dengan

yang lainnya. Sehingga Pancasila bisa diartikan pula suatu kesatuan dan keutuhan.

Maka dasar filsafat negara Pancasila merupakan suatu kesatuan bersifat majemuk

tunggal. Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila

yang lainnya. (Kaelan, 2010: 9).

Pancasila ialah sebuah sistem yang melekat dan tidak dapat terpisah, oleh

karena itu sila satu dengan yang lain saling terkait, berhubungan, dan saling

mengkualifikasi (Kaelan, 2010: 9). Akibatnya, Pancasila membentuk suatu

struktur yang menyeluruh dan kuat. Banyak nilai-nilai moral yang terkandung

dalam sila-sila tersebut, mengenai hubungan manusia dengan Tuha Yang Maha

Esa, mengatur hubungan sesama manusia, membahas masalah persatuan bangsa

atau sikap mencintai Indonesia, mengutamakan budaya musyarakat untuk

mencapai kata mufakat, serta mengajak masyarakat aktif dalam memberikan

sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing

kepada negara demi terwujudn ya kesejahteraan umum.

Kenyataan Pancasila yang demikian disebut kenyataan objektif, yaitu

bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain,

atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan objektif yang ada dan terlekat

pada Pancasila sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan

dan berbeda dengan sistem filsafat yang lain. Oleh karena itu, Pancasila sebagai

3

Page 4: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

suatu sistem filsafat akan memberikan ciri-ciri yang khas, yang khusus yang tidak

terdapat pada sistem filsafat lainnya (Kaelan, 2010: 10).

3. Kesatuan Pancasila

3.1 Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal

Susunan Pancasila bersifat hierarki dan berbentuk piramidal. Jika

diilustrasikan, piramida dalam sudut pandang matematika digunakan untuk

menggambarkan urutan dalam hal kuantitas dan kualitas.

Secara ontologis kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem

bersifat hierarki dan berbentuk piramidal adalah sebagai berikut: bahwa

hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai

causa prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada

karena diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan

(Sila 1). Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara,

karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai

persekutuan hidup bersama yang anggotanya ialah manusia (Sila 2). Maka

negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (Sila 3).

Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat.

Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah

dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas individu-individu dalam

negara yang bersatu (Sila 4). Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan

suatu keadilan dalam hidup bersama atau dengan lain perkataan keadilan

sosial (Sila 5) pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama

yang disebut negara (Notonagoro, 1984:61 dan 1975: 52, 57).

3.2 Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling mengisi dan Saling

Mengkualifikasi

Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam

hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan

hierarkis piramidal tadi. Tiap-tiap sila seperti telah disebutkan di atas

mengandung empat sila lainnya, dikualifikasi oleh empat sila lainnya. Untuk

4

Page 5: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

kelengkapan dari hubungan kesatuan keseluruhan dari sila-sila Pancasila

dipersatukan dengan rumus hierarkis tersebut di atas. (Buku ini halaman 12)

1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bepersatuan Indonesia,

yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

2. Sila kedua: kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan

yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang bepersatuan Indonesia,

yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

3. Sila ketiga: persatuan Indonesia adalah persatuan yang Berketuhanan

Yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang

berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

4. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan, adalah kerakyatan yang

Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan

beradab,yang bepersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah

keadilan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan

yang adil dan beradab, yang bepersatuan Indonesia, yang

berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan. (Notonagoro, 1975: 43-44).

4. Kesatuan Sila – sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

5

Page 6: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

Kesatuan sila – sila pancasila pada hakekatnya mempunyai kesatuan dasar

ontologis, dasar epistemologis, serta dasar aksiologis. Kesatuan pancasila itu

hierarkhis dalam hal kuantitas dan sifatnya. Kesatuan yang menyangkut makna

serta hakikat sila – sila pancasila meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologis,

dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila – sila pancasila (Notonagoro,

1984:61 dan 1975:52, 57). Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan

sistem filsafat memilik dasar ontologis, epistemologis dan dasar aksiologis yang

sedikit berbeda dengan sistem filsafat lainnya misalnya materialisme, liberalisme,

pragmatisme, komunisme, idelaisme, dan lain paham filsafat di dunia.

Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi

kehidupan yang mendasar. Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang

sumber dan hakikat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori

terjadinya pengetahuan manusia dan logika. Sebaliknya, filsafat yang

mengajarkan hanya sebagian (sektoral, frakmentaris) tidak dapat disebut sebagai

sistem filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis filsafat. Suatu sistem filsafat

sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realita, filsafat hidup dan tata

nilai (etika) termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika (Syahrial,

2003: 19).

4.1 Dasar Ontologis Sila – sila Pancasila

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat menyangkut sila – sila dan

juga meliputi dasar nilai – nilai pancasila atau biasa disebut degan filosofis dasar

ontologis sila – sila pancasila. Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah

manusia, yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat

dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pendukung pokok sila –

sila pancasila adalah manusia yang dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa yang

Berketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, yang

berpesatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan serta berkeadilan sosial yang pada hakikatnya

adalah manusia (Notonagoro, 1975:23).

6

Page 7: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

Manusia sebagai pendukung pokok sila – sila pancasila secara ontologis

memiliki hal – hal yang mutlak, yaitu terdiri atas sususan kodrat, raga dan jiwa

jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk hidup dan

makhluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk probadi berdiri

sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hierarkis sila pertama

Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila – sila pancasila

yang lainnya (Notonagoro, 1975:53).

4.2 Dasar Epistemologis Sila – sila Pancasila

Pancasila dalam pengertian seperti demikian ini telah menjadi suatu

sistem cita – cita atau keyakinan – keyakinan (belief system) yang telah

menyangkut praktis karena dijadikan andasan bagi cara hidup manusia atau suatu

kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini berarti filsafat

telah menjelma menjadi ideologi (Abdulgani,1998). Sebagai suatu ideologi maka

Pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarik loyalitas pendukungnya

yaitu : 1) logis yaitu rasionalitas dan penalarannya. 2) pathos yaitu

penghayatannya dan 3) ethos yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3).

Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan

dengan dasar ontoloisnya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai –

nilai dasarnya yaitu filsafat pancasila (Soeryanti, 1991:50). Oleh karena itu dasar

epistemologis pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasar tentang

hakikat manusia. Kalau manusia merupakan basis ontologis dari pancasila maka

dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis yaitu

bangunan epitemologi yang ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia

(Pranaka,1996:32)

Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu : pertama

tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan

manusia, kettiga tentang watak pengetahuan manusia (Titus, 1984:20). Yang

dimaksud dengan sumber pengetahuan pancasila yakni bahwa pancasila

mempunyai nilai – nilai yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri dan bukan

bangsa lainnya selain itu pancasila juga direnungkan dan dirumuskan oleh pendiri

7

Page 8: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

bangsa Indonesia. Oleh sebab itulah yang menyebabkan Indonesia disebut dengan

kausa materialis pancasila.

Tidak hanya sumber pengetahuan pancasial, tetapi juga tentang susunan

pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Sebagai suatu sistem pengetahuan

maka pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti

susnan sila – sila pancasila maupun isi arti sila – sila pancasila. Susunan kesatuan

sila – sila pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal.jadi susunan sila –

sila pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas dan

kuantitasnya. Dasar – dasar rasional logis pancasila menyangkut isi arti sila – sila

pancasila. Susunan isi arti pancasila meliputi tiga hal yaitu: pertama isi arti

pancasila yang umum universal yaitu hakikat sila – sila pancasila. Isi arti sila –

sila pancasila yang umum universal ini merupakan inti sari atau esensi pancasila

sehingga merupakan pangkal tolak derivasi baik dalam pelaksanaan pada bidang –

bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praksis dalam

berbagai kehidupan kongkrit. Kedua, isi arti pancasila yang umum kolektif yaitu

isi arti pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama

dalam tertib hukum Indonesia. Ketiga, isi arti pancasila yang bersifat khusu dan

kongkrit yaitu isi arti pancasila dalam realisasi praktsis dalam berbagai bidang

kehidupan sehingga memiliki sifat yang khusus kongkrit serta dinamis

(Notonagoro, 1975:36,40).

Pembahasan berikutnya tentang pandagan pancasila tentang pengetahuan

manusia. Menurut pancasila bahwa hakikat manusia adalah monopluralis yaitu

kaikat manusia yang memiliki unsur – unsur pokok yaitu susanan kodrat yang

terdiri atas raga dan jiwa. Menurut Notonegoro dalam skema potensi rokhaniah

manusia terutama dalam kaitannya dengan pengetahuan akal manusia merupakan

sumber daya cipta manusia dan dalam kaitannya dengan upaya untuk memperoleh

pengetahuan yang benar terdapat tingkat – tingkat pemikiran sebagai berikut:

memoris, reseptif, kritis dan kreatif. Pancasila juga mengakui kebenaran empiris

terutama dalam kaitannya dengan pengetahuan manusia yang bersifat positif.

Kebenaran dalam pengetahuan manusia adalah merupakan sintesa yang harmonis

antara potensi – potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa dan kehendak manusia

8

Page 9: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

utuk mendapatkan yang tertinggi yaitu kebenaran mutlak. Sebagai suatu paham

epistemologi maka pancasila mendasarkan pada hakikatnya tidak bebas nilai

karena harus dilekan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralittas

religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang

mutlak dalam hidup manusia.

4.3 Dasar Aksiologis Sila – Sila Pancasila

Sila – sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu

kesatuan dasar aksiologisnya, yaitu nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila

pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori

tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya

masing – masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan hierakhinya.

Max Scheler misalnya mengemukakan bahwa nilai pada hakikatnya

berjenjang, jadi tidak sama tingginya dan tidak sama luhurnya. Nilai – nilai itu

dalam kenyataannya ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah bilamana

dibandingkan satu dengan lainnya. Sejalan dengan pandangan tersebut,

Notonagoron merinci nilai di samping bertingkat juga berdasarkan jenisnya, ada

yang bersifat material dan non-material. Dalam hubungan ini manusia memiliki

orientasi nilai yang berbeda tergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup

masing – masing. Nilai material relative lebih mudah diukur yaitu menggunakan

indera maupun alat pengukur lainnya seperti berat, panjang, lebar, dll. Dalam

menilai hal – hal yang bersifat non-material (rokhaniah) yang menjadi alat ukur

adalah hati nurani manusia yang dibantu oleh alat indera manusia yaitu cipta, rasa,

karsa serta keyakinan manusia.

Menurut Notonagoro bahwa nilai – nilai pancasila termasuk nilai kerokhanian,

tetapi nilai – nilai kerokhanian yang mengakui nilai material dan vital. Dengan

demikian nilai – nilai pancasila yang tergolong nilai kerokhanian itu juga

mengandung nilai – nilai lain secara lengkap dan harmonis yaitu nilai material,

nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau nilai

moral, maupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik-

9

Page 10: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

hierarkhis, dimana sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basisnya

sampai Keadilan Sosial sebagai tujuannya. ( Darmodihardjo, 1978 )

a. Teori Nilai

Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa yang ada

serta bagaimana hubungan nilai tersebut dan penggolongan tersebut amat

beranekaragam, tergantung pada sudut pandang dalam rangka penggolongan itu.

Nilai – nilai itu secara senyatanya ada yang lebih tinggi dan ada pula yang lebih

rendah dibandingkan dengan nilai – nilai lainnya. Menurut tinggi rendahnya, nilai

– nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan sebagai berikut:

1. Nilai – nilai kenikmatan

Dalam tingkat ini terdapat deretan nilai – nilai yang mengenakkan

dan tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang senang atau menderita

tidak enak

2. Nilai – nilai kehidupan

Dalam tingkat ini terdapatlah nilai – nilai yang penting bagi

kehidupan, contoh : kesehatan

3. Nilai – nilai kejiwaan

Dalam tingkat ini terdapat nilai 0 nilai kejiwaan yang sama sekali

tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai – nilai

semacam ini ialah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang

dicapai dalam filsafat.

4. Nilai – nilai kerokhanian

Dalam tingkat ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci dan tak

suci. Nilai – nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai – nilai pribadi.

( Frondizi, 196; Driyarkaya,1978 )

Notonagoro membagi nilai menjadi tiga, yaitu :

1. Nilai material

Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas

2. Niali vital

10

Page 11: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas

3. Nilai kerokhanian

Segala sesuatu yang berguna bagi rohani. Nilai kerokhanian ini

dapat dibedakan atas empat macam.

a. Nilai kebenaran

Besumber pada akal ( rasio, budi, cipta ) manusia

b. Nilai keindahan

Bersumber pada unsure perasaan manusia

c. Nilai kebaikan

Bersumber pada unsure kehendak

d. Nilai religious

Bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia

b. Nilai – nilai Pancasila sebagai suatu system

Hakikat sila – sila pancasila adalah merupakan nilai – nilai, sebagai

pedoman Negara adalah merupakan norma, adapun aktualisasinya

merupakan realisasi kongkrit pancasila. Substansi pancasila dengan kelima

silanya yang terdapat pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatan, dan keadilan yangmana merupakan cita – cita dan harapan

atau hal yang ditujukan oleh bangsa Indonesia untuk diwujudkan menjadi

kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.

Kelima sila pancasila tersebut sebenenarnya juga diangkat dari kenyaataan

real. Prinsip – prinsip tersebut telah menjelma dalam tertib social, tertib

masyarakat dan tertib kehidupan bangsa Indonesia, yaitu dapat ditemukan

dalam adat istiadat, kebudayaan dan kehidupan keagamaan atau

kepercayaan bangsa Indonesia. Dengan demikian substansi pancasila itu

merupakan nilai, yang harus dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu norma

dan selanjutnya direalisasikan daam kehidupan nyata.

Pacasila yang pada tahun 1945 secara formal diangkat menjadi Das

Sollen bangsa Indonesia, sebenarnya dianggap dari kenyataan real yang

11

Page 12: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

berupa prinsip – prinsip dasar yang terkandung dalam adat – istiadat,

kebudayaan dan kehiduapan keagamaan atau kepercayaan bangsa

Indonesia. Driyarkaya menyatakan bahwa bagi bangsa Indonesia,

pancasila merupakan Sein Im Sollen. Ia merupakan harapan, cita – cita,

tetapi sekaligus adalah kenyataan bagi bangsa Indonesia.

Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila itu mempunyai

tigkatan dan bobot yang berbeda, namun nilai – nilai itu tidak saling

bertentangan. Akan tetapi nilai – nilai itu saling melengkapi. Dengan

demikian berarti nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan

satu kesatuan yang bulat dan utuh pula. Nilai – nilai itu saling

berhubungan secara erat dan nilai – nilai yang satu tidak dapat dipisahkan

dari nilai yang lain. Atau nilai – nilai yang ada itu, dimiliki bangsa

Indonesia, yang akan memberikan pola bagi sikap, tingkah laku dan

perbuatan bangsa Indonesia. ( Kodhi, 1994 )

Pengertian pancasila itu merupakan suatu system nilai dapat

dilacak dari sila – sila pancasila yang merupakan suatu system. Antara sila

– sila pancasila itu saling berkaitan, sehinga pancasila itu merupakan suatu

system dalam pengertian umum, dalam artian bahwa bagian – bagiannya

saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang

menyeluruh.

Dari uraian mengenai nilai – nilai yang terkandung dalam sila

pancasila itu pula, tampak dengan jelas bahwa nilai – nilai yang termuat

dalam pancasila termasuk dalam tinggi. Suatu hal yang diberikan

penekanan lebih dahulu yakni meskipun nilai – nilai yang terkandung

dalam pancasila itu mempunyai tingkatan dan bobot nilai yang berbeda

yang berarti ada ‘keharusan’ untuk menghormati nilai yang lebih tinggi,

nilai – nilai yang berbeda tingkatan dan bobot nilainya itu tidak saling

berlawanan atau bertentangan, melainkan saling melengkapi.

 

I r . Soekarno ( 1 Jun i   1945 ) .

“Pancasila adalah hasil perenungan jiwa yang mendalam. Pancasila itu

12

Page 13: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

adalah isi jiwa bangsa

 Indonesia. Kalau filsafat itu adalah “isi jiwa (sesuatu) bangsa”, maka filsafat it

u adalah filsafat bangsa jadi, Pancasila itu adalah filsafat bangsa Indonesia.”

 

Fridrich Hegel:

 

“Pancasila adalah satu sintesa negara yang lahir daripada satu anti tesa”.

 Anjuran Pancasila adalah suatu sistem filsafat semua kelima sila adalah tersusun dalam

suatu perumusan fikiran filsafat yang harmonis

5. Pancasila sebagai Nilai Dasar yang Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia

5.1 Dasar Filosofis

Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia yang bersifat

sistematis.Oleh karena itu ,maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan

yang bulat, hierarkis, dan sistematis. Dalam hal ini maka Pancasila merupakan

suatu system filsafat. “Sila-sila Pancasila merupakan sistem filsafat ,maka kelima

sila bukan terpisah – pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan

memiliki esensi makna yang utuh” (Kaelan,2012:25). Dengan demikian apabila

kita membicarakan sila kemanusiaan misalnya, maka pembicaraan atas sila ini

baru akan bermakna dan actual apabila diakaitkan dengan sila yang

mendahuluinya dan yang kemudian ,sehingga mencerminkan adanya hubungan

yang tidak terputus , yakni atas dasar saling menjiwai.

Dasar pemikiran filosofi dari sila-sila Pancasila sebagai dasar filsafat

Negara mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,

kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan,

Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

Hakikat dan Hubungan Nilai-nilai Dasar Pancasila

13

Page 14: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

1. Adapun Negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan kodrat

bahwa manusia sebagai warga dari Negara yang berkedudukan sebagai

makhluk Tuhan yang Maha Esa (hakikat sila pertama).

2. Negara yang merupakan persekutua nhidup manusia sebagai makhluk

Tuhan yang Maha Esa, pada hakikatny abertujuan untuk mewujudkan

harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya atau

yang beradab (hakikat sila kedua)

3. Untuk terwujudnya suatu Negara sebagai organisasi hidup manusia

maka harus membentuk persatuan ikatan hidup bersama sebagi suatu

bangsa (hakikat sila ketiga)

4. Terwujudnya persatuan dalam suatu Negara akan melahirkan rakyat

sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah Negara tertentu.

Sehingga haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan

asal mula kekuasaan Negara. Maka Negara harus bersifat demokratis

hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin baik sebagai individu

maupun bersama (hakikat sila keempat)

5. Untuk mewujudkan tujuan Negara di atas ,maka harus mewujudkan

jaminan perlindungan bagi warga negaranya, yang dijamin

berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan

social.(hakikat sila kelima).

Nilai-nilai inilah yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan

kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.

Dalam kaitan ini, maka Pancasila tergolong sebagi nilai-nilai secara

lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai

aesthetis, nilai ethis/ moral maupun nilai religious.

Kaelan (2012:26) mengatakan bahwa Secara kausalitas, nilai-nilai

Pancasila adalah bersifat objektif dan subjektif. Artinya, esensi nilai pancasila

bersifat universal yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan

Keadilan.Sehingga di mungkinkan diterapkan dalam Negara lain walaupun

namanya bukan Pancasila.

14

Page 15: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

Sebaliknya, Pancasila bersifat subjektif dapat diartikan bahwa keberadaan

nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terletak pada bangsa Indonesia sendiri.

Pengertian itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sebagi hasil

pemikiran, penilaian kritis, serta hasil refleksi filosofis bangsa

Indonesia.

2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa

Indonesia, sehingga merupakan jati diri bangsa.

3. Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai-nilai kerohanian, yang

manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia karena

bersumber pada kepribadian bangsa (Darmodihardjo,1996)

Nilai-nilai Pancasila merupakan das Sollen atau cita-cita tentang kebaikan

yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das Sein.

5.2 Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat Negara

Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia merupakan

suatu sumber dari hukum dasar dalam Negara Indonesia, secara objektif

merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serat cita-cita

moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia,

yang pada tanggal 18 agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para

pendiri Negara menjadi lima sila menjadi filsafat Negara republic indonesia.

“Pelaksanaan pancasila mempunyai sifat mengikat dan keharusan atau bersifat

imperative, artinya sebagai norma-norma hokum yang tidak boleh

dikesampingkan maupun dilanggar, sedangkan pelanggaran atasnya dapat

berakibat hokum dikenakannya sanksi” (Subandi,2006:9)

Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai pancasila

mengandung empat pokok pikiran

15

Page 16: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah

Negara persatuan, yaitu Negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia. Hal ini merupakan penjabaran sila ke tiga.

Pokok pikiran kedua Negara hendak mewujudkan suatu keadilan social

bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini merupakan penjabaran sila kelima.

Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat.

Hal ini menunjukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang

berkadaulatan di tangan rakyat rakyat. Hal ini sebagai penjabaran sila keempat.

Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa Negara berdasrkan atas

ketuhanan yang maha esa menurut ddasar kemausiaan ytang adil dan beradab. Hal

ini merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.

“Pokok pikiran tersebut sebagai dasar fundamental dalam pendirian Negara, yang

realisasi berikutnya perlu diwujudkan atau dijelmakan lebih lanjut dalam pasal

UUD 1945.” (Kaelan,2012:29)

Maka sebenarnya dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan dasar yang

fundamental bagi Negara Indonesia terutama dalam pelaksanaan penyelenggaraan

Negara.

Nilai-nilai pancasila yang dituangkan dalam pokok pikiran keempat ini

merupakan suatu fundamental moraldalam kehidupan kenegaraan.

Konsekuensinya dalam segala aspek kehidupan Negara, antara lain pemerintah

Negara, pembangunan Negara, pertahanan Negara dan keamanan Negara, politik

Negara serta pelaksanaan demokrasi harus senantiasa berdasarkan pada moral

ketuhanan dan kemanusiaan. Bahkan dasar fundamental moral yang dituangkan

dari nilai-nilai pancasila tersebut juga harus mendasari moral dalam kaitannya

dengan politik luar negeri Indonesia.

Oleh karena itu bangsa Indonesia di era reformasi ini seharusnya bersifat

rendah hati untuk mawas diri dalam upaya untuk memperbaiki kondisi dan nasip

bangsa ini hendaklah didasarkan pada moralitas yang tertuang dalam pokok

16

Page 17: 1. Makalah Filsafat Pancasila 1

pikiran keempat tersebut yaitu moral ketuhanan dan kemanusiaan agar

kesengsaraan rakyat tidak semakin bertambah.

17