1. konsep umum pelat up date

7
Modul-1 KONSEP UMUM PELAT LANTAI Pelat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi yang lain. Dimensi suatu pelat bisa dibatasi oleh suatu garis lurus atau garis melengkung. Ditinjau dari segi statika, kondisi tepi (boundary condition) pelat bisa bebas (free), bertumpu sederhana (simply suported), dan jepit. Beban statis atau dinamis yang dipikul oleh pelat umumnya tegak lurus permukaan pelat. Aksi struktural dan dinamis pada pelat menghasilkan struktur yang lebih ringan, dan karenanya memberikan banyak keuntungan. Pelat dipakai pada struktur arsitektur, jembatan, struktur hidrolik, perkerasan jalan, pesawat terbang, kapal, dan lain sebagainya. Pelat secara umum berdasarkan aksi strukturnya, dibedakan menjadi empat katagori utama (Szilard, 1974), yaitu: 1. Pelat kaku Merupakan pelat tipis yang memiliki ketegaran lentur (flexural rigidity), dan memikul beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser tranversal, yang umumnya sama dengan balok. Pelat yang dimaksud dalam bidang teknik adalah pelat kaku, kecuali jika dinyatakan lain. 2. Membran Merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya geser aksial dan gaya geser Struktur Beton Bertulang – II --- Konsep Umum Pelat Lantai 1

Upload: dwirizky

Post on 10-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sfsgwegewgwgwwqrqrqw

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Konsep Umum Pelat Up Date

Modul-1

KONSEP UMUM PELAT LANTAI

Pelat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau melengkung)

yang tebalnya jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi yang lain. Dimensi suatu pelat

bisa dibatasi oleh suatu garis lurus atau garis melengkung. Ditinjau dari segi statika,

kondisi tepi (boundary condition) pelat bisa bebas (free), bertumpu sederhana (simply

suported), dan jepit. Beban statis atau dinamis yang dipikul oleh pelat umumnya tegak

lurus permukaan pelat.

Aksi struktural dan dinamis pada pelat menghasilkan struktur yang lebih ringan, dan

karenanya memberikan banyak keuntungan. Pelat dipakai pada struktur arsitektur,

jembatan, struktur hidrolik, perkerasan jalan, pesawat terbang, kapal, dan lain sebagainya.

Pelat secara umum berdasarkan aksi strukturnya, dibedakan menjadi empat

katagori utama (Szilard, 1974), yaitu:

1. Pelat kaku

Merupakan pelat tipis yang memiliki ketegaran lentur (flexural rigidity), dan

memikul beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan

puntir) dan gaya geser tranversal, yang umumnya sama dengan balok. Pelat yang

dimaksud dalam bidang teknik adalah pelat kaku, kecuali jika dinyatakan lain.

2. Membran

Merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan

gaya geser aksial dan gaya geser terpusat. Aksi pemikul beban seperti ini bisa

didekati dengan jaringan kabel yang tegang karena ketebalannya yang sangat tipis

membuat gaya tahan momennya dapat diabaikan.

3. Pelat fleksibel

Merupakan gabungan dari pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan

gabungan aksi momen dalam, gaya geser tranversal dan gaya geser pusat, serta gaya

aksial. Pelat seperti ini sering dipakai dalam industri ruang angkasa karena

perbandingan berat dengan bebannya menguntungkan.

4. Pelat tebal

Merupakan pelat yang konsisi tegangan dalamnya menyerupai kondisi kontinu tiga

dimensi.

Struktur Beton Bertulang – II --- Konsep Umum Pelat Lantai 1

Page 2: 1. Konsep Umum Pelat Up Date

Modul-1

SISTEM PELAT SATU ARAH

Pada bangunan-bangunan beton bertulang, suatu jenis lantai yang umumnya dan

dasar adalah tipe konstruksi pelat balok-balok induk (gelagar). Seperti terlihat pada

Gambar 1. permukaan pelat yang diarsir dibatasi oleh dua balok yang bersebelahan pada

sisi dan dua gelagar pada kedua ujung. Jika panjang dari permukaan ini dua kali atau lebih

besar dari pada lebarnya, maka hampir semua beban lantai menuju balok-balok dan hanya

sebagian kecil yang akan menyalur secara langsung ke gelagar. Kondisi pelat lantai ini

dapat direncanakan sebagai pelat satu arah dengan tulangan utama sejajar dengan gelagar

atau sisi pendek pelat, dan tulangan susut dan suhu sejajar dengan balok-balok atau sisi

panjang pelat. Permukaan yang melendut dari sistem pelat satu arah mempunyai

kelengkungan tunggal. Sistem pelat satu arah bisa terjadi pada pelat tunggal maupun pelat

menerus, asalkan persyaratan perbandingan panjang bentang kedua sisi pelat terpenuhi.

Pada perencanaan sistem pelat seperti ini, pelat lantai biasanya direncanakan terlebih

dahulu. Setelah itu dilakukan perencanaan balok anak (kalau ada) dan kemudian balok

induk.

Struktur Beton Bertulang – II --- Konsep Umum Pelat Lantai 2

BB

G

G

Gambar 1. Pelat Satu Arah

Page 3: 1. Konsep Umum Pelat Up Date

Modul-1

SISTEM PELAT DUA ARAH

Sistem pelat dua arah dapat juga terjadi pada pelat bentang tunggal maupun bentang

menerus asal persyaratannya terpenuhi. Persyaratan jenis pelat lantai dua arah jika

perbandingan dari bentang panjang (L) terhadap bentang pendek (S) kurang dari pada dua,

lihat Gambar 2. Beban pelat lantai pada jenis pelat ini disalurkan ke empat sisi pelat atau

ke empat balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah

sisi pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai kelengkungan ganda.

Struktur Beton Bertulang – II --- Konsep Umum Pelat Lantai 3

BB

B

B

Gambar 2. Pelat Dua Arah

L

S

Page 4: 1. Konsep Umum Pelat Up Date

Modul-1

Jenis sistem pelat dua arah secara umum ada tiga macam yang dikenal yaitu:

1. Pelat lantai dengan balok-balok (two way slab)

Merupakan pelat lantai dua arah dengan adanya balok-balok sepanjang garis kolom

dalam maupun kolom luar.

2. Pelat lantai cendawan (flat/waffle slab)

Merupakan pelat lantai yang mempunyai kekuatan geser yang cukup dengan adanya

salah satu atau kedua hal berikut:

Drop panel (pertambahan tebal pelat didalam daerah kolom ); atau

Kepala kolom (coloum capital) yaitu pelebaran yang mengecil dari ujung kolom

atas.

3. Pelat lantai datar (flat plate)

Merupakan pelat lantai tanpa adanya balok-balok pada sepanjang garis kolom dalam

namun balok-balok tepi luar lantai boleh jadi ada atau tidak ada.

Sebenarnya penggunaan ketiga istilah jenis lantai tersebut adalah sembarang, oleh

karena sebenarnya terdapat aksi dua arah didalam ketiga jenis di atas. Menurut tradisi

perbedaan terletak pada adanya balok-balok tepi sepanjang sisi luar dari keseluruhan luas

lantai, pada sistem lantai dengan balok, lantai cendawan maupun lantai datar. Dari segi

analisis struktur, perbedaan ada tidaknya balok-balok di antara kolom tidak begitu penting,

karena bila balok dengan suatu ukuran dapat direncanakan berinteraksi dengan pelat, maka

penggunaan balok-balok dengan ukuran setebal pelat lantai hanyalah merupakan keadaan

batas.

Struktur Beton Bertulang – II --- Konsep Umum Pelat Lantai 4

Gambar 3. Sistem Pelat Dua Arah

Page 5: 1. Konsep Umum Pelat Up Date

Modul-1

KONTINUITAS PADA STRUKTUR BETON BERTULANG

Dalam pelaksanaannya, struktur beton bertulang di cor secara bertahap. Urutannya

biasanya dimulai dari pengecoran kolom sampai elevasi permukaan bawah pelat lantai

berikutnya. Setelah beton kolom mengalami setting, pelat lantai yang akan ditumpu oleh

kolom tersebut dicor. Pengecoran pelat lantai biasanya dilakukan sekaligus (secara

monolit) dengan pengecoran balok.

Pemisahan antara pengecoran pelat/balok dan kolom dilakukan agar tidak terjadi gap

antara balok dan kolom yang dapat diakibatkan oleh adanya setlemen pada beton kolom

yang belum mengeras (masih dalam kondisi plastik). Akibat pemisahan pengecoran ini

biasanya terbentuk sambungan konstruksi (construction joints) di bagian ujung atas dan

bawah kolom.

Pengecoran pelat lantai dan balok yang dilakukan sekaligus menghasilkan struktur

lantai dan balok yang menerus. Oleh karena itu, elemen-elemen struktur tersebut biasanya

dimodelkan sebagai struktur menerus.

MOMEN DAN GESER PADA BALOK MENERUS

Pelat dan balok menerus merupakan suatu struktur yang bersifat statis tak tentu..

Beberapa cara yang biasanya ditempuh untuk menghitung gaya-gaya dalam pada struktur

seperti ini adalah:

1. Analisis Elastis (misalnya Metoda Slope Deflection, Distribusi Momen atau Matriks-

Perpindahan)

2. Analisis Plastik

3. Analisis Pendekatan (seperti koefisien momen dan lain-lain).

Struktur Beton Bertulang – II --- Konsep Umum Pelat Lantai 5