1 konsep ruang terbuka publik

Upload: all-tarsius

Post on 02-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    1/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 1

    KONSEP RUANG TERBUKA PUBLIK MAHASISWA SEBAGAIPENGHUBUNG ANTAR UNIT DI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

    Yudi Purnomo; Mira S. Lubis; M. Nurhamsyah; Mustikawati

    Program studi Arsitektur, Universitas, Tanjungpura, [email protected]

    ABSTRAKRuang publik merupakan wadah pemersatu atau sarana interaksi antar masyarakat yangberbeda dalam satu ruang. Konsep ruang publik yang dapat dimanfaatkan ruang sosialjuga dapat dimiliki secara individu (private), seperti pusat perbelanjaan, restoran,kampus, dan lain-lain. Kampus merupakan ruang individu sekaligus ruang publik bagipertukaran informasi (keilmuan), tempat pemenuhan kebutuhan psikologis (rekreasi) danfungsi biologis (ruang terbuka hijau) yang dimanfaatkan oleh civitas akademika maupunmasyarakat umum. Bagaimana ruang terbuka kampus khususnya di UniversitasTanjungpura dapat menjadi ruang publik merupakan rumusan permasalahan dalamtulisan ini. Teknik observasi, kuesioner dan pemetaan perilaku merupakan metodepengumpulan data penelitian. Hasil dari ketiga metode tersebut dianalisis menggunakancrosstab chi-square dan analisis diskriminan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknyahubungan antara pemilihan ruang publik terhadap sifat responden dalam melihat ruangruang publik serta untuk mengklasifikasikan preferensi responden terhadap komponen

    dan kriteria perancangan ruang publik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumusankriteria perancangan ruang publik mahasiswa di Universitas Tanjungpura sangattergantung kepada faktor seorang mahasiswa melihat lokasi atau tempat ruang tersebut.Faktor jenis kelamin, faktor sifat dan bentuk kegiatan, waktu dan lamanya berkegiatan,frekuensi melakukan kegiatan, teman, serta alasan menjadi faktor penentu dalammerumuskan konsep perancangan.

    Kata Kunci: Ruang Publik, Universitas Tanjungpura, crosstab chi-square, analisisdeterminan

    .ABSTRACTPublic space is a communal area to accommodate interaction between differentcommunities in one space. The concept of public space that can be utilized as social

    space can also be owned by individual party (private), such as shopping centers,restaurants, campuses, and others. The campus is a private space which is used aspublic space for the exchange of science information and an area to fulfillment thepsychological and biological needs (recreation and green open spaces) that is used bythe academic community and societies. The aim of this paper is to formulate concepts ofopen space in Tanjungpura university as a public space. This study use threetechniques/methods of data collection, such as observation, questionnaire and abehavioral mapping. The results of these methods were analyzed by chi-square crosstaband discriminant analysis to identify whether there are any relationship between theselection of public space and the respondent preferences in viewing public space.Furthermore, the analysis also has a goal to classify the preference of respondents aboutcomponents and criteria of the design of public space. This study concluded that theformulation of design criteria of public space for student in the Tanjungpura university isdepend on the factors of the students itself in viewing the location of the space. The

    determining factors in formulating the design concept of the public open space aregender, the nature and kind of activity, duration of activities, frequency of activities, andpartner in activities.

    Keywords: Public Space, University of Tanjungpura, crosstab chi-square, analysis of thedeterminants

    1. Pendahuluan

    Ruang publik menawarkan peluanguntuk menarik interaksi sosial masyarakat.

    Bentuknya dalam bertemu masyarakat,saling mengenali, bertegur sapa, salingmengacuhkan satu sama lain atau bahkankonflik. Nilai-nilai sosial dari sebuah ruang

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    2/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 2

    publik didasarkan pada kontribusi darimasing-masing individu kepada ruangtersebut dan kemungkinan akumulasibeberapa individu serta memori individuterhadap tempat tersebut (Dines and Cattledalam Worpole & Knox, 2007).

    Pada masa lalu, studi konsep tentangruang (terbuka) publik fokus pada tingkatan

    keruangan, khususnya aksesibilitas visualdan fisik, bentuk dan ukuran sertapembatas ruang (Sitte dan Zucker dalamNathwutthikun, 2008). Konsep apa ituruang publik telah berganti seiring waktu.Ruang publik secara tradisional dapatberupa jalan raya, pasar, taman, tempatbermain dan lainnya. Saat ini fokus konsepruang publik menuju ke arah aspek estetikdan proporsi ruang terbuka. Di era modern,ruang publik dihasilkan sebagai alat untukmeningkatkan kualitas hidup. Lebih lanjut,konsep ruang publik juga merambah

    kepada ruang-ruang yang dimanfaatkansecara luas oleh masyarakat umum,namun dimiliki secara individu (baca:private). Contoh ruang tersebut adalahpusat-pusat perbelanjaan, restoran dancaf, dan pusat-pusat penyelenggaraanpameran dan seni.

    Kawasan sebuah perguruan tinggi(kampus) merupakan wilayah privatedengan fungsi pendidikan. Kampus jugadapat menjadi ruang publik bagipertukaran informasi keilmuan antar civitasakademika maupun civitas akademikadengan masyarakat luas dan masyarakatumum untuk berbagai kegiatan.

    Universitas Tanjungpura (UNTAN)merupakan universitas negeri terbesar diProvinsi Kalimantan Barat, didirikan padatanggal 20 Mei 1959 dengan luas lahan274ha. Universitas Tanjungpuramerupakan suatu kawasan multi building.Pemanfaatan lahan yang menyebarmembuat penggunaan lahan menjadi tidakefisien. Ketidakefisienan tersebutmenyebabkan pengawasan dan perawatan

    menjadi sulit untuk dilakukan danmenyebabkan antar civitas akademikatidak saling mengenal satu sama lain dankemudian diperparah dengan munculnyakonflik antar civitas akademika (pertikaiandi tingkat mahasiswa) yang berlainanfakultas.

    Konflik yang terjadi di dalamlingkungan kampus juga dapat terjadi olehbanyak fakultas. Persoalan pribadi hingga

    ego kelompok atau territorial seringkalimemicu konflik. Ruang publik di dalamkampus menjadi tempat konflik dan bukantidak mungkin memiliki kontribusi langsungmaupun tidak langsung menjadi penyebabterjadinya konflik.

    Berbagai fasilitas bersama yang adaseharusnya dapat menjadi fasilitas

    pendukung kegiatan yang relevan dengankegiatan kampus dan diharapkan mampuuntuk meminimalisir konflik. Fasilitastersebut dapat berupa ruang terbukaseperti sirkulasi untuk transportasi,pedestrian, dan parkir, lapangan upacara,serta taman-taman maupun bangunanyang diperuntukkan untuk kepentinganumum. Saat ini sebaran fasilitas tersebutmenjadi bagian dari teritori fakultas yangkurang mendukung integrasi antar fakultas.

    Kampus selain sebagai ruang privatjuga harus mampu menjadi ruang publik

    bagi kepentingan pengembangankeilmuan. Untuk itulah diperlukan sebuahkonsep ruang publik yang dapat menjadipenghubung antar unit dan antar civitasakademika.

    2. Permasalahan

    Permasalahan utama dalammerencanakan keberhasilan sebuah ruangpublik adalah bagaimana ruang publiktersebut berhasil sebagai ruang sosialsekaligus berperan sebagai pembentuk

    citra sebuah kawasan, meningkatkankualitas fisik dan sosial lingkungan, karenaruang publik merupakan tempat bertemudan pusat dari berbagai aktivitas yang adadisekitarnya. Keberhasilan tersebut sangattergantung kepada proses perencanaanyang berorientasi kepada penggunanya.

    Preferensi mahasiswa sebagaipengguna ruang kampus menjadi pentinguntuk dikaji. Sehingga diharapkan ruangpublik di kawasan kampus UniversitasTanjungpura dapat menjadi ruangpertukaran informasi (keilmuan) disamping

    sebagai tempat pertemuan secara fisik,tempat pemenuhan kebutuhan psikologis(rekreasi) dan fungsi biologis (ruangterbuka hijau).

    3. Ruang Terbuka Publik

    Menurut sifat kepemilikannya, ruangterbuka terbagi menjadi (Marcus & Francisdalam Eriawan, 2003): (1) Ruang milik

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    3/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 3

    publik atau yang bisa diakses oleh publik;(2) Ruang milik atau yang dikelola secarapribadi/swasta tapi bisa diakses olehpublik; (3) Ruang milik pribadi dan hanyabisa diakses oleh kelompok tertentu saja.Ruang terbuka publik adalah bentuk dasardari ruang terbuka di luar bangunan,seperti nodes dan landmark yang menjadi

    alat navigasi di dalam kota, dapatdigunakan oleh setiap orang dan memberikesempatan untuk bermacam-macamkegiatan (Hakim dan Gilbert, 2010).

    Sebagai tempat interaksi masyarakat,ruang publik juga berfungsi dalam menjagadan meningkatkan kualitas kawasanperkotaan. Salah satu yang mengaturtentang kualitas kawasan perkotaan diIndonesia adalah Undang-Undang No.26Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,dimana dalam pasal 28 telah diatur tentang

    perlunya penyediaan Ruang Terbuka Hijaudan Ruang Terbuka Non Hijau. Selanjutnyadi dalam Permen PU No.12 Tahun 2009disebutkan bahwa secara umum ruangterbuka publik di perkotaan terdiri dariruang terbuka hijau dan ruang terbuka nonhijau, khususnya ditinjau dari sisikepemilikan.

    Tipologi Ruang Terbuka dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:(1) Ruang Terbuka Non Hijau (Permen PU

    No.12/PRT/M/2009); (a)Plaza;(b)Parkir; (c)Lapangan; (d)Tempatbermain dan rekreasi; (f)Pembatas(buffer); (g)Koridor.

    (2)Ruang Terbuka Hijau (Permen PUNo.5/PRT/M/2008); (a) Secara fisik; (b)Fungsi; (c) Struktur ruang; (d)Kepemilikan.

    Sumber: Permen PUNo.5/PRT/M/2008Gambar1: Tipologi RTH

    Ruang publik yang ideal seharusnyamemenuhi kriteria (Siahaan, 2010): (1)

    image and identity, berdasarkansejarahnya; (2) Attraction and Destinations,memiliki tempat-tempat kecil yang didalamnya memiliki suatu daya tarik; (3)Ketenangan (amenities, memiliki bentukketenangan yang membuat orang merasanyaman; (4) Flexible Design, digunakansepanjang hari, dari pagi, siang danmalam; (5) Seasonal Strategy,Keberhasilan ruang terbuka bukan hanyafocus pada salah satu desain saja, ataupada strategi manajemennya. Tetapidengan memberikan tampilan yang

    berubah-ubah yang berbeda dari satumusim ke musim lainnya; (6) Akses Ruangterbuka memiliki kedekatan dankemantapan aksesibilitas, mudahdijangkau.

    Komponen pembentuk tamansebagai ruang terbuka (NasutiondalamEriawan, 2003) terdiri dari :(1) Unsur-unsur fisik, meliputi: (a) Unsur

    Dominasi, yaitu unsur-unsur berupa

    suatu bentuk fisik yang ada di dalamtaman untuk mendefinisikan ruang

    tersebut; (b) Unsur Pelingkup, yaituunsur berupa bentuk fisik yangmembatasi taman; (c) Unsur Pengisi,yaitu unsur fisik utama yang mengisitaman; (d) Unsur pelengkap, yaituunsur berupa bentuk fisik yangberfungsi mewadahi kebutuhan wargakota di sebuah taman.

    (2) Unsur-unsur non fisik, meliputi: (a)Pasif, yaitu kegiatan yang secaraumum dilakukan orang tanpa perlubantuan orang lain untukmelakukannya atau tanpa perlu

    berpindah-pindah tempat; (b) Aktif,yaitu kegiatan yang secara umumdilakukan dengan berpindah-pindahtempat.

    Konsep-konsep yang melandasikeinginan dan kepuasan pengguna dalammemanfatkan taman adalah (Gold dalamEriawan, 2003): (1) Mengharapkanpengalaman yang menyenangkan dalamsuatu taman kota. (2) Menyadari adanya

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    4/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 4

    suatu range pilihan menyangkutbagaimana dan dimana merekamenggunakan waktu luangnya. (3) Memilikikeinginan sosial/psikologis yang harus bisaditampung sebagai bagian dalampemanfaatan taman. Sedangkan kualitaskeinginan dan kepuasan pengguna tamanterbagi dua (Gold dalam Eriawan, 2003),

    yaitu: (1) Kualitas Sumberdaya (ResourceQuality), yaitu suatu ukuran objektif darifaktor atau kondisi pandangan penggunaterhadap elemen alamiah dan buatan ataufasilitas taman seperti pemandangan(scenery), vegetasi, perairan, toilet, mejabangku dsb. (b) Kualitas Pemanfaatan(Use Quality), yaitu ukuran objektifterhadap faktor atau kondisi penggunasebagai sesuatu hambatan (negatif) ataukeuntungan (positif) terhadap keinginandan kepuasan mereka seperti terlalu ramai(overcrowding), bising, konflik, rasa takut,

    dan sebagainya.Kualitas ruang juga dapat dilihat

    berdasarkan keberadaan nilai-nilai utama(primary values) dalam ruang publik (Carrdalam Eriawan, 2003), yaitu :(1) Kenyamanan (comfort) yaitu ruang

    terbuka publik dalam peruntukannyaharus bisa memenuhi berbagaikebutuhan dasar pengguna sepertitempat beristirahat, terlindung darisengatan matahari, tempatberolahraga dan sebagainya;

    (2) Relaksasi (relaxation) sebagaimanahalnya kenyamanan merupakan suatuukuran kepuasan psikologis.

    (3) Hubungan pasif dengan lingkungan(passive engagement) dapatmembawa suatu perasaan santai, tapiberbeda dengan relaksasi, kondisi inimemerlukan keterlibatan dengan suatukeadaan, namun keterlibatan inibersifat pasif atau tidak langsung,seperti melihat-lihat, menonton suatupertunjukan, dan sebagainya.

    (4) Hubungan aktif dengan lingkungan

    (active engagement) merupakanketerlibatan yang lebih langsungdengan tempat dan orang-orangdidalamnya. Seperti bercakap-cakap,berolahraga, melakukan suatuperayaan dan lain sebagainya.

    (5) Kemudahan (accesible) terdiri dari tigahal, yaitu : (a) Kemudahan fisik(physical acces), yaitu apakah ruangterbuka tersebut tersedia untuk publik,

    apakah ada batasan fisik pada ruangterbuka seperti pagar, gerbang ataupenjaga gerbang atau harus melewatitangga untuk mencapai kawasan, yangberarti tidak terbuka bagi penggunakursi roda, orang tua, dan sebagainya.(b) Kemudahan visual (visual acces),yaitu apakah pengguna dapat melihat

    kedalam ruang terbuka dari luar,apakah mereka tahu bahwa itu adalahruang publik ketika merekamemasukinya dengan aman dan akanditerima. Pada beberapa orang,terutama orang tua (fragile elderlypersons), ruang publik dengan terlalubanyak aktifitas, seperti bermain bolamungkin kurang mudah diterima danmenyebabkan mereka merasa tidakberhak memanfatkannya.(c) Kemudahan simbolis (symbolicacces), yaitu adanya elemen-elemen

    yang membuat orang-orang atausebagian orang merasa tidak diterimapada ruang publik tersebut. Sepertikeberadaan penjaga gerbang(satpam).

    (6) Kebebasan bertindak (freedom ofaction), yaitu suatu nilai keterbukaandari ruang publik dimana orang-orangberhak untuk menggunakan danbertindak dalam memanfaatkan ruangsecara bebas atau memakai fasilitasyang ada. Perbedaan kepentinganpada kelompok atau masyarakat yangberagam membuat kebebasan bagisuatu kelompok mengganggukebebasan kelompok lainnya.

    (7) Tuntutan/pernyataan (claim) terhadapruang publik adalah hak seseoranguntuk menentukan tindakan padaruang yang ditempatinya, sepertiduduk, berolahraga dan lainnya. Klaimterhadap ruang publik berada antaraaksesibilitas dan kebebasan bertindak.Pengendalian terhadap pemanfaatanruang publik kadang diperlukan bagi

    seseorang untuk mencapai tujuannyadalam ruang publik, tapi akan dapatmengganggu kebebasan yang lainnya.Seperti keberadaan tempat dudukyang bisa dipindah atau warung-warung PKL yang meng-klaimkawasannya sendiri dengan kebutuhanorang lain untuk melakukan aktifitaspada ruang yang sama.

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    5/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 5

    (8) Kepemilikan dan pengaturan(ownership and disposisition) Ruangterbuka publik pada dasarnya adalahmilik publik walaupun pengaturanterhadap ruang tersebut belum tentudapat dilakukan oleh publik. Ada tigatipe pengaturan yang berkaitan dengankepemilikan bersama masyarakat,

    yaitu : (a) Akses terbatas dandigunakan bagi sekelompok kecilmasyarakat penghuni sekitar; (b)Pengaturan dan kepemilikan tetapdimiliki oleh masyarakat sekitar yangterbuka bagi publik, tapi ditutup padawaktu-waktu tertentu dan terkadangdibatasi untuk penggunaan publik; (c)Kepemilikan oleh masyarakat dandipergunakan selama 24 jam sehariuntuk publik (totally open).

    Ruang Publik dalam Konteks Pengguna

    Ruang

    Mahasiswa adalah aktor utama yangakan menggunakan ruang publik di suatuperguruan tinggi disamping civitasakademika lainnya, seperti dosen, pegawaiatau karyawan, maupun tenaga pendukunglainnya. Hal ini membawa dampak bahwamanusia sebagai pengguna ruang memilikiperan yang sangat besar dalammenentukan kualitas sebuah ruang.

    Kebutuhan dasar manusia terdiri daritiga hal (Robert Ardrey dalam Laurens,2005), yaitu keamanan (security), simulasi(simulation), dan identitas (identity). Dasarkebutuhan ini dapat dipakai untuk

    mengetahui sejauh mana sebuahrancangan dapat memberikan kepuasanbagi pemenuhan kebutuhan manusiapenggunanya. Sangat tidak mungkinmenentukan kebutuhan dasar mana yangtelah terpenuhi tanpa melakukan analisisintensif dan personal (Myhrum dalamLaurens,2005).

    Seorang perancang lebih menyukaimenekankan pentingnya activity setting(Randy Hester dalam Laurens, 2005). Halini bertolak belakang dengan pemakai yanglebih mempertimbangkan siapa saja orangyang akan memakai fasilitas atau dengansiapa ia akan bersosialisasi. Hal inimenunjukkan adanya perbedaan prioritasantara seorang perancang danpemakai/pengguna ruang.

    Perilaku spasial atau bagaimanaorang menggunakan setting lingkunganadalah sesuatu yang dapat diamati.

    Terdapat dua perbedaan dalammemandang perilaku spasial (Laurens,2005), yaitu:(1) Perbedaan perilaku individu.Bentuk

    sosialisasi manusia berbeda,ditentukan oleh lingkungan geografisdan sosial ia dibesarkan. Merekamemiliki motivasi yang berbeda,melihat dan menggunakan lingkunganjuga secara berbeda.

    (2) Kompetensi individu dankelompok.Dicetuskan oleh PowellLawton dalam Laurens (2005) dandigunakan untuk membantumemahami kebutuhan lingkungan dariberbagai segmen, seperti usia.

    Sumber: Laurens, 2005

    Gambar2: Kompetensi Lingkungan

    Manusia memiliki kepribadianindividual sebagaimana juga mahluk sosial,hidup bermasyarakat dalam suatukolektivitas. Perilaku sosial manusia atauperilaku interpersonal meliputi hal-hal

    sebagai berikut (Laurens, 2005): (1) Ruangpersonal, berupa domain kecil sejauhjangkauan manusia yang dimiliki setiaporang; (2) Teritorialitas, yaitukecenderungan untuk menguasai daerah

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    6/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 6

    yang lebih luas bagi penggunaan olehseseorang atau sekelompok pemakai ataubagi fungsi tertentu; (3) Kesesakan dankepadatan, yaitu keadaan apabila ruangfisik yang tersedia sangat terbatasdibandingkan dengan jumlahpenggunanya; (4) Privasi, sebagai usahauntuk mengoptimalkan pemenuhan

    kebutuhan sosial manusia.Mendukung tujuan yang akan dicapai

    diperlukannya pembahasan tentang ruangpersonal dan teritorialitas. Terdapat tigavariabel yang mempengaruhi ruangpersonal (Halim, 2005):(1) Faktor situasional; ketertarikan,

    kesamaan, dan jenis interaksi: (a)Perempuan merespon ketertarikanlebih secara spasial ketimbang laki-laki; (b) Jarak yang lebih dekat akandipertahankan pada individu yangsama usia, ras, sub-budaya, agama,

    seks dan statusnya; (c) Feedbacknegative terhadap seseorang padasebuah kelompok mengakibatkan jarakyang menjauh dari kelompok tersebut;

    (2) Faktor situasi membuat kemarahanmenciptakan jarak lebih dekat (untukmembalas) dan jarak lebih jauh (untukproteksi);

    (3) Faktor perbedaan individual; budayadan ras, gender, usia, dan kepribadian;(a) Pada budaya dengan kontak inderatinggi, interaksi terjadi dalam jarakyang lebih dekat; (b) Perempuanberinteraksi pada jarak lebih dekatdengan yang disukainya, sedangkanlaki-laki tidak membedakan ruang atasdasar kesukaannya. (c) Setelah enamtahun, semakin besar si anak (sampaidewasa), semakin besar jarakinterpersonalnya; (d) Ciri-cirikepribadian mewakili cara pandangseseorang terhadap dunia danmerefleksikan pembelajaran danpengalaman.

    (4) Faktor Fisikal Ruangan; (a) Kondisi

    gelap-terang ruang juga menentukanjarak ruang personal; (b) Jika orangtahu dirinya dapat menghindar, diaakan bisa puas dengan ruang personalkecil.

    Dalam membentuk sebuah ruangfisikal terdapat 3 konsep dasar yang perludiketahui, yaitu (Halim, 2005) : (1)Antropometri, adalah perhitungan dari

    ukuran-ukuran tubuh manusia. (2) Privasi,adalah mekanisme control individu dalammengatur interaksi antar personal. (3)Proksemik adalah jarak antar manusiayang dianggap menyenangkan dalamsuatu interaksi sosial.

    Terdapat empat jarak prosemik yangmenjelaskan jarak prosemik terhadap

    hubungan dan aktivitas serta kualitassensorik (Halim, 2005), yaitu; (1) Jarakintim (0-0,45m) hubungan dan aktivitasnyasesuai dengan kontak intim (sangatdekat);(2) Jarak pribadi (0,45-1,2m)hubungan dan aktivitasnya sesuai dengankontak antara teman dekat; (3) Jarak sosial(1,2-3,6m) hubungan dan aktivitasnyasesuai dengan kontak yang tidak pribadidan kontak bisnis; (4) Jarak Publik (>3,6m)hubungan dan aktivitasnya sesuai dengankontak formal antar individu (actor,politikus) dengan publik.

    Sebelum merancang sebuah ruanguntuk berbagai kegiatan manusia, kitaharus memahami dengan cermat perilakumereka. Ruang harus menjadi perhatiankita dan menjadi aspek paling berpengaruhpada tahap analisa dalam merancangpenyelesaian sebuah masalah desain.Ruang dapat dibedakan menjadi ruangfisikal dan ruang psikososial. Ruang fisikaldibuat untuk mengakomodasi perilaku-perilaku dasar manusia. Sedangkan ruangpsikososial bisa hadir dalam bentuk fisikdan visual.

    Konsep teritori menyatakan sebagairuang yang dikuasai/dikendalikan olehindividu/kelompok dalam memuaskanmotif/kebutuhan dan ditandai dengankonkrit/simbolik serta dipertahankan.Biasanya diartikan sebagai suatu setperilaku dan kognisi yang ditampilkanindividu/kelompok berdasarkan padapemahaman atas kepemilikan ruang fisik.Jenis teritori dapat dijelaskan sebagaiberikut (Altman, 1975 dalam Halim, 2005):(1) Primer(misal: rumah tinggal);

    (2) Sekunder(misal: ruang kelas):(3) Publik(misal: pantai)Terdapat tiga pandangan territorial

    manusia (Brown dan Taylor dalam Halim,2005), yaitu instinctive, learned daninteraksi keduanya. Menurut pandanganinstinctive, tingkah laku territorial padamanusia dan hewan dipengaruhi olehnaluri, adanya dorongan untuk mengklaim

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    7/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 7

    dan mempertahankan teritori, contohnyamanusia dan hewan menandai tempatmereka dan menolak (kadang disertaiancaman) adanya pengganggu. Learnedterritorial menyatakan bahwa teritorialitasmanusia merupakan hasil dari pengalamanmasa lalu dan dari budaya.

    4. Gambaran Umum UniversitasTanjungpura (UNTAN)

    Universitas Tanjungpura merupakanuniversitas negeri terbesar di ProvinsiKalimantan Barat. Lokasi UniversitasTanjungpura berada di Kota Pontianak,tepatnya di wilayah Kecamatan PontianakTenggara. Universitas Tanjungpuradidirikan pada tanggal 20 Mei 1959sebagai perguruan tinggi swasta dengannama Universitas Daya Nasional olehYayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional.

    Tenaga pengajar pada waktu pertama kaliberdiri adalah para sarjana dan sarjanamuda yang ada di daerah KalimantanBarat. Universitas Daya Nasional kemudiandinegerikan menjadi Universitas NegeriPontianak (UNEP) berdasarkan SK MenteriPTIP Nomor 53 tahun 1963, tanggal 16 Mei1963. Sesuai dengan perkembangan politikdan kenegaraan pada tahun 1965, UNEPberganti nama menjadi Universitas Dwikorapada tanggal 14 September 1965.Selanjutnya, dengan surat keputusanPresiden RI Nomor 171 tahun 1961

    terhitung tanggal 15 Agustus 1967,ditetapkan kembali perubahan nama dariUniversitas Dwikora menjadi UniversitasTanjungpura (UNTAN) yang akhirnyabertahan hingga sekarang.1

    Mahasiswa yang mendaftar di Untan,dari tahun ke tahun terus meningkat. Padaawal tahun akademik 2011/2012 terdaftarsebanyak 20.276 orang mahasiswa (BAAKUntan, 2012). Sementara, jumlahmahasiswa program S-1 reguler hinggatahun ajaran 2011/2012 adalah19.363orang. Jumlah tersebut tersebar di

    121 program studi baik D3, S1 dan S2. Stafpengajar yang dimiliki oleh Untan sampaiawal tahun 2012 berjumlah 964 orangdosen, dengan kualifikasi, 176 orangDoktor, 673 Orang Magister/master dan115 orang sarjana.

    1Disadur dari website Universitas Tanjungpura,

    http://www.untan.ac.id

    Universitas Tanjungpura (UNTAN)merupakan suatu kawasan multi building.Kondisi wilayah terbangun terbentuk darikondisi tapak serta bentuk dan kondisi fisikbangunan. Secara umum, zoning Untanterbagi atas masing-masing fakultas yangmenyebar dari lahan yang berada disebelah utara dan selatan Jl A. Yani. Pada

    bagian utara Jl. A. Yani, terdapat satufakultas yaitu Fakultas Kehutanan,Magister Ilmu Sosial, Magister Ekonomidan Magister Hukum, Pusat Penelitian,PKM, Auditorium, KOPMA, kantin, fasilitasolahraga serta berbagai fasilitas umumlainnya. Sedangkan pada bagian selatanterdapat Fakultas Teknik, FakultasPertanian, FISIPOL, Fakultas Hukum,Fakultas Ekonomi, FKIP, Fakultas MIPA,Fakultas Kedokteran, rektorat, Rusunawa,Perpustakaan, UPT Bahasa dan PUSKOM.Sementara itu, fasilitas-fasilitas bersama

    tidak berada pada zona yang sama, tapiberada di sepanjang Koridor utama padabagian utara Jl. A. Yani.

    Kondisi ini mengakibatkan koordinasidan pengawasan antara rektorat denganseluruh fakultas maupun antar fakultasmenjadi sangat tidak efisien. Akibat lainnyaadalah antar civitas akademika tidak salingmengenal satu sama lain. Kondisi inimenjadi parah dengan seringnya konflikyang muncul antar civitas akademika yangberlainan fakultas. Bahkan pada tingkatmahasiswa, konflik ini tak jarang berakhirdengan pertikaian.

    Luas kawasan Untan 274 ha yangterbelah dua oleh Jalan Ahmad Yani, yaitubagian utara seluas kurang lebih 173,944ha dan bagian selatan seluas kurang lebih100,056 ha. Kondisi ini menyebabkankawasan atau Kampus Untan memiliki duapintu masuk utama yaitu akses dari JalanImam Bonjol pada bagian utara dan aksesdari Jalan Ahmad Yani pada bagian tengahkawasan.

    Khususnya di wilayah bagian selatan

    persil Universitas Tanjungpura,pemanfaatan lahan didominasi oleh ruangterbuka (void). Fisik bangunan atau angkaketertutupan lahan oleh bangunan sangatkecil. Kondisi ini tentunya merupakansebuah potensi bagi terbentuknya ruang-ruang terbuka yang dapat menunjangkegiatan akademis di lingkungan Untanmaupun memiliki nilai ekologis bagi

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    8/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 8

    lingkungan dan kota. Untuk menunjangkegiatan akademis, ruang terbuka yangcukup luas tersebut dapat dimanfaatkansebagai taman aktif maupun pasif, sepertitempat belajar (mengajar), relaksasi,olahraga dan lain sebagainya. Hal ini dapatterlihat pada Gambar 3 di bawah ini.

    Dalam gambar tersebut dapat

    dijelaskan secara umum bahwapenggunaan ruang terbuka di lingkunganUntan masih belum optimal. Sebagianruang terbuka yang sudah direncanakanperuntukkannya sebagai ruang parkir bagicivitas akademika dan ditempatkan di tiapunit kerja. Aktivitas mahasiswa khususnyadi ruang luar, tidak terlihat kecuali pada

    beberapa titik ruang seperti gazebo yangada di tiap unit fakultas, halte, dan ruangterbuka yang memiliki perkerasan.

    Pada sore hari dan akhir minggu(sabtu dan minggu) ruang terbuka dilingkungan Universitas Tanjungpuradipergunakan untuk kegiatan olahraga danrekreasi bagi sebagian orang. Bukan saja

    mahasiswa namun warga kota baik pria-wanita dan segala usia seringmemanfaatkan ruang terbuka tersebut.Ruang terbuka dimaksud adalah TamanUntan di depan Bangunan GedungMagister Teknik dan Taman Untan didepan Bangunan Gedung Rektorat.

    Sumber: BAPSI Untan, 2012

    Gambar3: Pemanfaatan Lahan Untan

    5. Analisis Dan Hasil Penelitian

    Responden penelitian diambilberdasarkan sampel dari populasimahasiswa di Universitas Tanjungpura.Sampel yang diambil dalam penelitian inimenggunakan tingkat keandalan 95%dengan galat pendugaan 0,1. Ketentuan inimenghasilkan nilai sample sebanyak 96mahasiswa dari jumlah populasi 20.276orang mahasiswa. Selanjutnya samplediproporsionalkan dengan jumlahmahasiswa masing-masing fakultas.

    Karakteristik responden dalampenelitian ini dapat dikategorikan dalamempat kelompok. Keempat kelompoktersebut adalah asal fakultas, usia, jeniskelamin dan semester perkuliahan yangsudah ditempuh. Untuk asal fakultas,komposisi responden sesuai denganjumlah sampel yang diambil. Fakultas IlmuKeguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

    merupakan responden terbesar dengan 26orang mahasiswa, hal ini disebabkanjumlah mahasiswa FKIP juga merupakanmahasiswa terbanyak di UniversitasTanjungpura (27%) dari jumlah seluruhmahasiswa untan. Sedangkan FakultasKehutanan,3orang mahasiswa dikarenakanmahasiswa Fakultas Kehutanan hanya 3%.Mahasiswa Laki-laki merupakan respondenterbanyak daripada responden wanita.Selisih jumlah responden pria dan wanitatidak terlalu jauh, yaitu hanya selisih dua

    orang mahasiswa. Sehingga dalampenelitian ini dianggap suara ataupendapat gender dianggap seimbang.

    Rata-rata, mahasiswa yang menjadiresponden adalah mahasiswa yang sedangmenempuh perkuliahan pada semestersatu dengan total 30 orang responden(31,5%). Selanjutnya diikuti mahasiswasemester 3 (26,04%), semester 5 (17,70%)

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    9/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 9

    dan semester 7 (9%). Mahasiswa semesterterakhir, yaitu di atas semester 7 terdapat15 orang mahasiswa (15,63%). Dari dataini juga terlihat bahwa sebaran respondenjuga merata di tiap tingkat/jenjangsemester perkuliahan yang ditempuh.Preferensi Mahasiswa sebagaiPengguna Ruang

    Sesuai dengan tujuan utamapenelitian adalah menghasilkan konsepruang terbuka publik mahasiswa sebagaipenghubung antar unit di UniversitasTanjungpura, maka perlu dilakukanpenilaian kelayakan dari sisi preferensimahasiswa. Tingkat kenyamanan dari sisipreferensi mahasiswa dalam halbersosialisasi dan beraktifitas dengancivitas akademika lainnya menjadi syaratdiadakannya ruang publik sebagaipenghubung antar unit kegiatan.

    Berdasarkan hasil analisis yang

    dilakukan terhadap tingkat kenyamanan

    tersebut, diperoleh hasil bahwa rata-ratamahasiswa setuju dan merasa nyaman bilamereka menggunakan ruang terbukabersama dengan mahasiswa atau civitasakademika lainnya. Namun yang menjadicatatan dalam penelitian ini adalah bahwaruang terbuka dimaksud tidak terlalu jauhdari tempat mahasiswa tersebut belajar,

    dalam hal ini adalah fakultas, karenakekhawatiran bila ruang tersebut jauh akandikuasai oleh individu atau kelompoktertentu.

    Berdasarkan preferensi respondenterhadap kuesioner yang disebarkan, dapatdiperoleh beberapa hasil analisis,diantaranya adalah lokasi yang dipilihsebagai ruang publik mahasiswa di Untan.Lokasi yang paling banyak dipilih olehresponden adalah ruang publik yangberada di depan Rektorat.

    Tabel 1: Tingkat kenyamanan penggunaan ruang terbuka sebagai ruang publik

    Ruang publik yangbiasa digunakan

    dikuasai ataudikendalikan oleh

    individu atau kelompok

    Merasa nyamanmemasuki ruang

    publik yang jauh ataudi luar dari ruangfakultas tempat

    belajar

    Setuju beraktivitasdi ruang publikbaru bersama

    civitas akademikadari fakultas lain

    Merasa nyaman apabilaruang publik dapat

    digunakan oleh semuacivitas akademika yang

    ada di UniversitasTanjungpura

    NValid 96 96 96 96

    Missing 0 0 0 0

    Mean 2,330 2,828 3,830 4,571

    Sumber: Analisis, 2013

    Tabel 2: Analisis Deskriptif Frekuensi Pemilihan Lokasi Ruang Terbuka di Untan

    Di AntaraFakultas Teknikdan Pertanian

    DiDepan

    MagisterTeknik

    Di DepanRektorat

    Lain-Lain

    NValid 94,00 93,00 94,00 7,00Missing 2 3 2 89

    Mean 2,33 2,83 3,83 4,57

    Sumber: Analisis, 2013

    Letak taman ini berada pada posisistrategis yang menghubungkan beberapaunit kerja di lingkungan UniversitasTanjungpura. Diantara unit kerja yangdihubungkan oleh taman ini adalah

    Gedung Rektorat Untan, Fakultas MIPA,Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sertaFakultas Hukum dan Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan. Gambar 4 di bawahini menjelaskan kondisi tersebut di atas.

    Mengetahui variabel sangatdiperlukan dalam merumuskan konsepperancangan ruang ini. Variabelperancangan yang terkait dan diperlukanantara lain yaitu variabel sifat dan kegiatan

    responden, seperti asal fakultas, kelompokusia, jenis kelamin, pilihan kawasaneksisting yang menarik, semesterperkuliahan yang sedang ditempuh, alasanberaktifitas dan pilihan kegiatan, frekuensikunjungan serta dengan siapa mahasiswabiasanya mengunjungi taman tersebut.

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    10/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 10

    Sumber: Untan, 2012

    Gambar4: Ruang Publik di depan Rektorat Untan

    Berdasarkan hasil olahan statistikmenggunakan crosstab chi-square,diperoleh hubungan antara variabel sifatdan kegiatan responden dalam memilihlokasi ruang terbuka publik di Untan (lihatTabel 3). Hasil analisis mengindikasikanbahwa ketika mahasiswa memilih lokasiruang publik/taman di lingkungan Untansangat dipengaruhi oleh faktor jenis

    kelamin, namun tidak dipengaruhi olehusia, asal fakultas, maupun semester yangsedang ditempuh. Fakta lainnya adalahbahwa Alasan berkunjung, kegiatan yangdilakukan, frekuensi, teman saatberkunjung, waktu kunjungan, dan lamakunjungan mempengaruhi seorangmahasiswa memilih ruang publikmahasiswa.

    Table 3: Hubungan antara Variabel Sifat dan Kegiatan Responden dalam Memilih Lokasi RuangPublik di Untan

    No Variabel PenelitianAda/Tidaknya

    Hubungan

    1 Fakultas Tidak

    2 Kelompok usia Tidak

    3 Jenis Kelamin Ada

    4 Kawasan menarik di Untan Tidak

    5 Semester Tidak

    6 Alasan mengunjungi ruang publik kampus

    a. Sengaja datang karena ada sesuatu yang ingin Ada

    b. Sekedar mampir/kebetulan lewat Tidak

    c.lain-lain Tidak

    7Kegiatan yang dilakukan ketika mengunjungi ruang publik kampus (Berbincang-bincang bersamateman, Mengisi waktu senggang, Membaca buku, Mencari inspirasi, Mengerjakan tugas, Istirahat,Melihat pemandangan yang ada)

    Ada

    8 Frekuensi mengunjungi ruang publik kampus (3 kali seminggu, 1-2 kali sebulan, lain-lain) Ada

    9 Teman datang ke ruang publik Kampus (sendiri, teman satu fakultas, teman lain fakultas, dosen, lain-lain) Ada

    10Waktu yang disukai untuk datang ke ruang publik kampus (pagi, sore, malam) Ada

    Waktu yang disukai untuk datang ke ruang publik kampus(siang) Tidak

    11Waktu mengunjungi ruang publik kampus (akhir minggu, hari biasa jam kuliah, hari biasa disela-selakuliah)

    Ada

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    11/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 11

    No Variabel PenelitianAda/Tidaknya

    Hubungan

    12Lama waktu kunjungan di ruang publik kampus (3 jam) Tidak

    13 Ruang publik kampus yang sering dikunjungi (semua alternatif lokasi) Tidak

    14Bentuk aktivitas/kegiatan yang diinginkan (seni, sosial, olahraga) Ada

    Bentuk aktivitas/kegiatan yang diinginkan (Demonstrasi mahasiswa, lain-lain) Tidak

    Sumber: Analisis, 2013

    Dari tabel di atas dapat ditarikkesimpulan bahwa jenis kelamin, alasanberkegiatan di ruang publik, jenis kegiatan,waktu berkegiatan dan teman berkegiatanakan mempengaruhi konsep perancanganyang akan diterapkan pada rancangan.

    Faktor-faktor lainnya yang tidak adahubungan dianggap dapat diabaikan dalammerumuskan konsep perancangan, karenadianggap tidak terlalu mempengaruhialasan mahasiswa memilih ruang tersebut.

    Sumber: Analisis, 2013

    Gambar 5: Hubungan Pemilihan Lokasi dan Sifat dan Kegiatan Responden

    Konsep Ruang Publik Mahasiswa

    Faktor-faktor yang mempengaruhiresponden dalam memilih lokasi ruangpublik dianalisis untuk melihat klasifikasi

    faktor tersebut terhadap preferensi konsepperancangan. Cara analisis yangdigunakan adalah analisis diskriminan.Faktor-faktor yang dianalisisdikelompokkan menjadi tiga kelompok,yaitu faktor gender, kegiatan yangdilakukan, serta alasan berkegiatan diruang publik. Sedangkan faktor lainnyadimasukkan ke dalam bagian dari konsepperancangan.

    Berdasarkan hasil analisis diperolehkesimpulan bahwa, terdapat beberapaperbedaan konsep perancangan yang

    diinginkan oleh mahasiswa pria dan wanita.Mahasiswa pria dan wanita cenderungsama memilih konsep peneduh ruangpublik, perabot, fasilitas yang diinginkan,serta tingkat kenyamanan bila ruang publikdimasuki oleh kelompok diluarkelompoknya, maupun duduk bersama lainusia dan gender.

    Secara umum mahasiswa pria untukkonsep pembatas ruang publik hanyamenginginkan pepohonan disusunmembuat suatu pembatas antara ruangpublik dan ruang lain yang ada

    disekitarnya.Sedangkan mahasiswa wanitacenderung lebih spesifik dibandingkan pria,seperti menambahkan dinding dan lantaiyang terbuat dari bahan alami dankombinasi. Jarak duduk nyaman bagimahasiswa pria juga terdefinisi denganjarak yang intim, sedangkan wanita tidakdapat terdefinisikan atau cenderung tidakmemilih. Komposisi duduk yang disukaijuga terdapat dua persamaan yaitu memilihduduk bersebelahan dan berkelompokberhadapan. Namun terdapat perbedaanantara mahasiswa pria dan wanita, dimana

    wanita cenderung juga menginginkanduduk berhadapan sedangkan pria tidak.

    Konsep perancangan ruang publikberdasarkan kegiatan yang dilakukandiruang publik kampus diklasifikasikanmenjadi 7 kelompok, yaitu berbincang-bincang bersama teman, mengisi waktusenggang, membaca buku, mencariinspirasi, mengerjakan tugas, istirahat dan

    Lokasi

    Ruang

    Publik

    Untan

    Jenis

    Kelamin

    Sifat dan

    Bentuk

    Kegiatan ygdilakukan

    Frekuensi

    kunjungan

    Alasan

    berkunjung

    Teman

    berkunjung

    Waktu dan Lama

    Kunjungan

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    12/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 12

    melihat pemandangan yang ada. Ketujuhkelompok kegiatan yang ada memilikikonsep yang sama untuk peneduh ruang,seperti pohon dengan tajuk peneduh danruang yang memiliki atap/payungtransparan. Persamaan lainnya adalahpada konsep pembatas ruang yangdiinginkan, konsep perabotan yang

    dinginkan, fasilitas, serta lebih cenderungmenerima mahasiswa dari kelompok lainuntuk bersama-sama beraktifitas di ruangpublik.

    Walaupun banyak persamaan,ternyata terdapat beberapa perbedaandilihat dari faktor. Perbedaan tersebutterletak dikegiatan membaca buku yangcenderung membutuhkan ruang yang lebihintim namun tidak menginginkan dudukberkelompok bersebelahan. Tidakmenginginkan duduk berkelompokbersebalahan juga menjadi preferensi bagi

    kegiatan mengerjakan tugas. Kegiatanmembaca buku yang cenderung merasa

    nyaman memasuki ruang publik yang jauhatau di luar dari ruang fakultas tempat iabelajar. Hal ini tidak dijumpai pada kegiatanlain. Kelompok kegiatan istirahat makanjuga tidak menyetujui beraktifitas bersamacivitas akademika lainnya.

    Konsep perancangan ruang publikjuga dapat dirancang dengan

    mempertimbangkan alasan seseorangmahasiswa mengunjungi ruang publik.Rata-rata responden mengatakan bahwaalasan berkunjung adalah sengaja datangkarena ada sesuatu yang ingin dilakukan.Dengan alasan tersebut, maka konsepperancangan yang dapat diterapkansebagaimana terdapat dalam tabel dibawah ini. Secara garis besar konsephampir sama dengan faktor kegiatan,hanya saja secara spesifik, mahasiswayang sengaja datang karena ada sesuatuyang ingin dilakukan cenderung memilih

    ruang publik yang dekat dengan tempat iabelajar.

    Table 4: Konsep Perancangan Ruang Publik Berdasarkan Gender

    NO KONSEP PERANCANGAN PRIA WANITA

    1 Konsep peneduh ruang publik kampus yang diinginkan

    a erbuka dengan tajuk pohon sebagai peneduh v v

    b Beratap (berupa paying-payung atap transparan, dll) v v

    c Lain-lain v v

    2 Konsep pembatas ruang publik yang diinginkan

    aPepohonan disusun yang membuat suatu pembatas antara ruang publik dan ruanglain yang ada disekitarnya

    v v

    b Dinding dan lantai yang dibuat dari batu-batuan, pasir, dan batu bata v

    c Dinding dan lantai yang dibuat dari bahan kombinasi (beton dan plywood/kayu) v

    3 Konsep perabotan ruang publik yang diinginkan

    a Memiliki meja, kursi, lampu penerangan, payung peneduh v v

    b Lain-lain, sebutkan v v

    4 arak yang dibutuhkan untuk merasa nyaman

    a arak 0 0,45 m v

    5 Konsep posisi duduk yang disukai

    a Duduk Berdua berhadapan v

    b Duduk Berdua bersebelahan v v

    c Berkelompok berhadapan v v

    6 Fasilitas yang masih dirasakan kurang di ruang publik kampus saat ini

    a Pohon-pohon peneduh v v

    b C umum v v

    c elepon umum v v

    d ong sampah v v

    e empat duduk v v

    f Musholla v v

    g alur Pedestrian/pejalan kaki v v

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    13/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 13

    NO KONSEP PERANCANGAN PRIA WANITA

    h Parkir v v

    i Drainase (saluran air) v v

    j Lain-lain v v

    7 Setuju beraktivitas di ruang publik baru bersama civitas akademika dari fakultas lain v v

    8 Merasa nyaman apabila ruang publik dapat digunakan oleh semua civitas akademikaang ada di Universitas Tanjungpura

    v v

    9 Merasa nyaman duduk disebelah orang yang berbeda jenis kelamin v v

    10Merasa nyaman duduk di sebelah orang yang memiliki perbedaan umum (senior,enior, dosen)

    v v

    Sumber: Analisis, 2013

    6. Kesimpulan

    Secara garis besar penelitian inimenghasilkan konsep bahwa sebuah ruangterbuka publik sebagai sarana penghubungantar unit di Universitas Tanjungpurasangat mungkin untuk direalisasikan. Halini mengingat rata-rata responden merasanyaman untuk beraktifitas bersama dengan

    mahasiswa lain yang berasal dari fakultaslainnya, usia dan gender yang berbeda.Namun demikian konsep perancanganyang akan diterapkan tetap mengacukepada faktor-faktor yang telah diuraikandalam bab sebelumnya.

    Hasil penelitian juga menghasilkankesimpulan bahwa konsep perancanganruang publik mahasiswa sebagaipenghubung antar unit di UniversitasTanjungpura sangat tergantung kepadafaktor seorang mahasiswa melihat lokasiatau tempat ruang tersebut. Faktor jenis

    kelamin, faktor sifat dan bentuk kegiatan,waktu dan lamanya berkegiatan, frekuensimelakukan kegiatan, teman, serta alasanmenjadi faktor penentu dalam merumuskankonsep perancangan.

    Daftar Pustaka

    ---. 1991. Teori Perancangan Urban.ProgramStudi Perancangan Arsitektur FakultasPascasarjana ITB. Bandung

    ---. 2005. Peran Ruang Publik dalamPengembangan Sektor Properti dan Kota.

    Sambutan Menteri Pekerjaan Umum dalamacara Seminar Nasional Araitektur DalamRangka Dies Natalis Ke-48 UniversitasDiponegoro. Semarang

    ----. 2010. Jangan Terpancing Provokasi:Bentrok Dinihari, Polisi Lepaskan 21Tembakan. Artikel dalam Pontianak PostOnline tanggal 14 Maret 2010. Diakses 29Mei 2012.

    http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=31280

    ---. 2011. Modul MAP. Program MagisterPerencanaan Wilayah dan Kota ITB.Bandung

    ---. 2012. Undang Undang Nomor 12 Tahun2012 tentang Pendidikan Tinggi.Pemerintah RI. Jakarta

    ---.n/a. Analisis Diskriminan. Diunduh BulanNopember 2013 darihttp://daps.bps.go.id/file_artikel/65/ANALISIS%20DISKRIMINAN.pdf. BPS, Jakarta

    ---. 2011. Crosstab dan Chi-Square: AnalisisHubungan Antarvariabel Kategorikal. Bab10. http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads//12/Mastering-SPSS-18.pdf

    ---. 1982.Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor 64 tahun 1982 tentangSusunan Organisasi UniversitasTanjungpura. Pemerintah RI. Jakarta

    ---. 2007.Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 1 Tahun tentang Penataan RuangTerbuka Hijau Kawasan Perkotaan.Kementerian Dalam Negeri. Jakarta

    ---. 2009.Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor 12 Tahun tentang PedomanPenyediaan dan Pemanfaatan RuangTerbuka Non Hijau di WilayahKota/Kawasan Perkotaan. KementerianPekerjaan Umum. Jakarta

    ---. 2008.Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor 5 Tahun tentang PedomanPenyediaan dan Pemanfaatan RuangTerbuka Hijau di Perkotaan. Kementerian

    Pekerjaan Umum. Jakarta

    BPS Kota Pontianak. 2012. Kota Pontianakdalam Angka 2012. BPS Kota Pontianak.Pontianak

    Eriawan, Tomi. 2003. Prinsip PerancanganTaman Kota dan Taman Bagian WilayahKota di Kota Bandung. Thesis padaMagister ITB. Bandung

  • 8/10/2019 1 Konsep Ruang Terbuka Publik

    14/14

    Yudi Purnomo, dkk. konsep ruang terbuka publik di Universitas Tanjungpura

    Langkau Betang, Vol. 1/No. 1/2014 hal 14

    Groat, Linda;DavidWang. 2002. ArchitecturalResearch Methods. John Wiley and Sons.New York

    Halim, Deddy. 2005. Psikologi Arsitektur:Pengantar Kajian Lintas Disiplin.Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

    Hardiman, F.Budi. 2010. Ruang Publik:melacak Partisipasi Demikratis dariPolis sampai Cyberspace. Kanisius.Yogyakarta

    Laurens, Joyce Marcella. 2005. Arsitektur danPerilaku Manusia.PT. Grasindo. Jakarta

    LeGates, Richard T; Stout, Frederic. 2000. TheCity Reader: Second Edition. Routledge.London and New York

    Lynch, K. 1960. The Image of City. MIT Press.Cambridge, MA

    Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi PenelitianKualitatif, Edisi Revisi.Rosda.Bandung

    Nasution, S. 2011. Metode Research:Penelitian Ilmiah. Bumi Aksara. Jakarta

    Nathiwutthikun, Kan, Wannasilpa Peerapan,Khaisri Paksukcharern. 2008.The Logic ofMulti-Use of Public Open Spaces inChiang Mai City. Nakhara Journal ofEnvironmental Design and Planning, vol.4.Faculty of Architecture, ChulalongkornUniversity. Bangkok

    Pusat Bahasa Departemen PendidikanNasional. 2008.Kamus Bahasa Indonesia.Pusat Bahasa. Jakarta

    Siahaan, James. 2010. Ruang Publik: Antara

    Harapan dan Kenyataan. Artikel onlineBulletin Tata Ruang ISSN:1978-1571. Edisi

    Juli-Agustus 2010. Diunduh bulanNopember 2013 darihttp://bulletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_fullart&idart=265

    Snyder, James C; Catanese, Anthony J. 1997.Pengantar Arsitektur.Erlangga. Jakarta

    Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling.PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

    UIN Alauddin Makassar. 2009. PedomanPusat Informasi dan Komputer. UINAlauddin Makassar. Makassar

    Universitas Gadjah Mada. 2011. PeraturanRektor Universitas Gadjah Mada Nomor2451/P/SK/KP/2011 tentang PegawaiKhusus Universitas Gadjah Mada. UGM,Yogyakarta

    Valera, Sergi. 1998. Public Space and SocialIdentity. Paper on Ramesar, A UrbanRegeneration, A Challenge for Public Art:Universitat de Barcelona. Universitat de

    Barcelona. BarcelonaWhite, Edward T. 1992. Buku Sumber

    Konsep: Sebuah Kosakata Bentuk-Bentuk Arsitektural. Intermatra. Bandung

    Worpole, Ken; Knox, Katharine. 2007.TheSocial Values of Public Spaces.Paper onresearch project under the Joseph RowntreeFoundation. The Homestead, 40 Water End,York YO30 6WP

    Zahnd, Markus. 2009. Pendekatan dalamPerancangan Arsitektur: Metode untukMenganalisis dan Merancang Arsitektursecara Efektif.Penerbit Kanisius,

    Semarang: Soegijapranata University Press,Yogyakarta