tugas uas aliah_ruang terbuka publik

30
RUANG TERBUKA PUBLIK NILAI BUDAYA SEBAGAI PEMBENTUK RUANG SRI ALIAH EKAWATI

Upload: aliah-santoso

Post on 09-Jun-2015

718 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

RUANG TERBUKA PUBLIK

NILAI BUDAYA SEBAGAI PEMBENTUK RUANGSRI ALIAH EKAWATI

Page 2: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

2Sri Aliah Ekawati 25608017

DAFTAR

I S I

2 Daftar Isi

3 PendahuluanLatar Belakang

5 Pengantar TeoriPengertian dan Jenis-Jenis Ruang Terbuka Publik

6 Pengantar TeoriFungsi Ruang Terbuka Publik

10 Pengantar TeoriSifat Ruang Terbuka Publik

12 Studi KasusSejarah Alun-Alun dan Malioboro Yogyakarta

15 Studi KasusAnalisis Alun-Alun Yogyakarta

15 Studi KasusAnalisis Malioboro Yogyakarta

2930 Special Thanks

5

13

18

20 23

26 27

PenutupKesimpulan dan Saran

Page 3: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

3Sri Aliah Ekawati 25608017

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ruang Terbuka Publik merupakan ruang terbuka di dalam kota yang digunakan warganya untuk melakukan berbagai kegiatan. Di luar negeri, warga kota yang berkegiatan di ruang terbuka sudah menjadi pemandangan umum. Di Idonesia, pemandangan tersebut sangat sangat jarang bahkan hampir tidak ada. Ada beberapa hal yang menyebabkan malasnya orang-orang Indonesia berkegiatan di ruang terbuka publik.

Dalam pembahasan kali ni, saya akan mengangkat

di Yogyakarta sebagai studi kasus. Alasan pemilihan lokasi

tersebut karena yang begitu lekat dan sangat berpengaruh terhadap bentukan fisik dan aktivitas Alun-Alun Utara dan Malioboro. Di

samping isu kebudayaan, ada pula isu-isu lain seperti

di sana.

Adapun isu-isu yang menjadi penyebab rendahnya kualitas ruang public di Indonesia:

- Isu moderenitas yang mengikis nilai-nilai budaya. Sebagai contoh isu pembuatan lahan parkir basement di bawah Alun-Alun Utara di Yogyakarta.

- Isu privatisasi lahan terbuka publik.- Isu kepercayaan nenek moyang yang berpengaruh

kepada penataan kawasan.- Perilaku warga yang memperlakukan ruang publik.- Pedagang kaki lima yang menempati ruang terbuka

publik.- Kondisi fisik yang tidak mendukung ruang terbuka

publik.

Alun-Alun Utara dan Malioboro

isu budaya

isu ekonomi dan sosial

Atas: Stroget, Copenhagen, Denmark. Street sebagai ruang terbuka publik d e n g a n k o n s e p f u l l pedestrian.(www.google.co.id)K i r i : r u a n g t e r b u k a p u b l i k dimanfaatkan oleh semua warga kota. (www.google.co.id)

Page 4: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

PENGANTAR TEORI

Page 5: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

PENGANTAR TEORI

PENGERTIAN RUANG TERBUKA PUBLIK

Pada masa awal mulanya, ruang terbuka publik berkembang dari courtyard yang terdapat di rumah-rumah tinggal. Seiring perkembangan zaman, courtyard dalam rumah ataupun tempat peribadatan diadopsi oleh kota sehingga terbentuklah ruang-ruang publik.

Ruang publik merupakan sebuah ruang –ruang di kota yang diperuntukkan bagi warga kota tersebut serta berbagai macam aktifitasnya dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Adapun pembentuk ruang publik antara lain, dapat berupa bangunan ataupun vegetasi.

Menurut Suwarno Wisetrotomo, saat Sarasehan Ruang Terbuka Publik di Jurusan Arsitektur FT-UGM awal Maret 2004 lalu, menjelaskan

bahwa

Salah satu hal yang dianggap penting dari ruang terbuka publik adalah bahwa dia dapat memberikan identitas suatu kota.

ruang terbuka publik dapat didefiniskan sebagai segala ruang di dalam kota yang tidak tertutup bangunan atau merupakan ruang bersama yang dapat dimanfaatkan oleh publik.

5

JENIS-JENIS RUANG TERBUKA PUBLIK

Dari segi bentukan fisiknya, ruang publik dapat dibedakan

menjadi dua macam, dan Perbedaan diantara keduanya adalah, square memiliki panjang dan lebar yang hampir sama atau bahkan sama panjang. Sedangkan street, panjang dan lebarnya mempunyai selisih yang cukup besar.

Selain keduanya, terdapat pula jenis ruang terbuka public berupa

dan . Ciri-cirinya, plaza ditandai dengan pembatas berupa bangunan. Berbeda dengan square yang mayoritas dibatasi oleh jalan. Sedangkan sungai merupakan ruang terbuka berupa air.

square street.

plaza sungai

Atas: Contoh ruang terbuka publik yang dapat di manfaatkan oleh penduduk kota untuk bersantai (www.google.co.id)Tengah: Suasana ruang terbuka di tepian sungai di London, Inggris (www.london-se1.co.uk)Bawah: Street sebagai ruang publik untuk merayakan berbagai macam festifal di D i s n e y ’ s C e l e b r a t i o n , F l o r i d a (www.google.co.id)

Sri Aliah Ekawati 25608017

PENGERTIAN DAN JENIS RUANG TERBUKA PUBLIK

Page 6: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

6

Atas: Ruang terbuka publik sebagai sarana menyebarkan agama oleh para pemuka agama. (www.google.co.id)Tengah: Sholat Ied di Masjid Agung SMB II, Palembang. Street dimanfaatkan sebagai p e r l u a s a n a r e a s h o l a t . (www.kotapalembang.blogspot.com)Bawah: Christmas Tree di Rockefeller Center, New York. Unsur agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kota. Simbol-simbol keagamaan akan tetap tercermin di b e b e r a p a s u d u t k o t a . (www.instantsblogimages.com)

Sri Aliah Ekawati 25608017

Ada sebuah dilema yang terjadi dalam ruang publik saat ini dan masih menjadi perdebatan. Peran agama dalam ruang publik memunculkan kontroversi, sebagai contoh perlarangan munculnya symbol-simbol keagamaan dalam ruang publik oleh pemrintah Perancis, perdebatan tentang isu moralitas pemilihan presiden di Amerika sampai kontroversi pelaksanaan peraturan daerah yang bernuansa agama di Indonesia.

Seperti yang telah disebutkan di atas, ada beberapa negara yang melarang munculnya simbol keagamaan dalam ruang publik. Hal tersebut dilakukan karena lahirnya pengaruh paham sekularisasi yang bertentangan dengan paham spiritualisasi. Ada beberapa hal yang menjadikan isu ini semakin rumit, antara lain: struktur sosial masyarakat, corak budaya, situasi politik, hingga dokrtrin aga itu sendiri.

Menurut L. Shiner (Journal for The Scientific Study of Religion, 1966), terdapat enam bentuk sekulerisasi, yaitu: - Hilangnya peran, pretise dan signifikasi agama, baik pada ranah simbolik

maupun makna.- Menguatnya konformitas manusia terhadap masalah duniawi.- Semakin renggangnya masyarakat dari agama.- Menguatnya institusi non-agama yang menggantikan peran institusi

agama.- Desakralisasi dunia.- Sekularisasi dapat juga berarti pergeseran dari nilai atau praktik yang

danggap sakral kepada bentuknya yang sekular. Karena pemahaman sekular, terjadinya fragmentasi social, menguatnya

individualitas serta semakin rapuhnya sense of community masyarakat modern, mengakibatkan terjadinya privatisasi dalam beragama. Kegiatan-kegiatan agama hanya boleh terjadi di ruang-ruang privat seperti masjid atau gereja saja, tidak di ruang public.

Lalu bagaimana fakta yang terjadi dalam masyarakat modern? Apakah aktivitas keagamaan benar-benar hilang dari ruang public? Menurut Emile Durkheim (1858-1917), seorang sosiolog Perancis yang sering dikategorikan sebagai fungsionalis, agama merupakan representasi kolektif (collective representation) sebuah masyarakat, agama serta aturan-aturan moral lainnya merupakan elemen integratif yang menguatkan kohesivitas soial. Durkheim berkesimpulan bahwa fungsi agama adalah pengikat sosial sehingga agama tidak akan hilang dalam masyarakat, alih-alih akan lahir agama-agama yang berwujud institusi-institusi sekuler.

Oleh karena itu, sekuat apapun sifat individu seseorang, toh mereka akan membutuhkan sebuah interaksi sosial. Kegiatan keagamaan memberikan kewajiban bagi tiap pemeluknya untuk melakukan interaksi sosial dan tentu saja kegiatan-kegiatan yang menyangkut ritual keagamaan tersebut tidak hanya dilakukan di tempat peribadatan semata.

Perlu disadari bahwa ruang publik adalah tempat yang strategis untuk melaksanakan beberapa ritual atau perayaan keagamaan. Selain ruang publik memiliki space yang cukup untuk menampung massa, juga di ruang publik tersebutlah para pemuka agama dapat berorasi untuk menyebarkan agama tersebut.

FUNGSI KEAGAMAAN

PENGANTAR TEORI

FUNGSIRUANG TERBUKA PUBLIK

Page 7: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

FUNGSI SOSIAL

7

Atas: Jalan di Xin Tian Di, China berfungsi sebagai perluasan café tempat orang berdiskusi. (www.tourism-beijing.com)Tengah: Selain bersantai, warga kota juga dapat berinteraksi langsung dengan alam di ruang terbuka. (www.google.co.id)Bawah: Perbandingan PKL di Gasibu, Bandung yang menyebabkan kemacetan (a) dengan PKL di luar negeri yang teratur dan bersih (b). (Ruang Publik, Ahmad Tardiyana)

Sri Aliah Ekawati 25608017

Sesuai dengan fitrahnya, setiap individu membutuhkan orang lain. Karena kebutuhan itulah tercipta sebuah aktivitas interaksi antara satu dengan lainnya. Di negara-negara yang sudah maju, kegiatan-kegiatan sosial tidak jarang kita temui di ruang publik. Pertemuan yang membahas tentang pekerjaan di lakukan di café di pinggir jalan atau aktivitas makan siang tidak dilakukan lagi di dalam rumah. Taman-taman kota diramaikan dengan penduduk yang hanya sekedar jalan-jalan menikmati udara sore, berolah raga bahkan berdiskusi tentang isu-isu yang sedang hangat.

Namun, di Indonesia, suasana seperti itu sangat jarang kita jumpai. Mengapa? Karena ruang public yang tersedia sangat minim. Para pengembang bahkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada pembangunan yang mempunyai nilai komersil saja. Pengadaan ruang-ruang terbuka publik yang seharusnya menjadi hak warga kota beralih menjadi pembangunan real estate atau super mall yang membosankan.

Menurut saya, ruang terbuka tidak hanya berperan sebagai wadah warga kota untuk berinteraksi dengan warga kota lainnya. Taman-taman kota, jalanan, square, tepian pantai/ sungai yang didesain dengan baik adalah sarana warga sebagai manusia untuk berintraksi dengan alam.

Secara psikologis, alam dapat memberikan ketenangan dan kesegaran dalam diri manusia. Dengan perasaan yang baik itulah seseorang dapat berperilaku yang baik pula. Dibandingkan dengan orang yang beraktivitas 24 jam sehari dalam ruangan, dikelilingi oleh dinding bata, rangka baja dan kaca, akan lebih menyenangkan jika proses sosialisasi dilakukan di ruang terbuka, di bawah pohon yang rindang atau di tepian danau yang tenang. Jadi ruang terbuka public sebagai ruang social mempunyai andil dalam pembentukan karakter tiap individu, tentu saja ruang terbuka yang didesain dengan baik.

Ke manapun kita melangkah, di setiap ruang kota, kita tidak bisa terlepas dari kegiatan yang bersifat komrsil. Entah itu di lapangan, jalanan, bahkan di tempat peribadatan sekalipun aktivitas jual-beli menjadi salah satu hal yang wajib diadakan.

Yang menjadi permasalahan adalah keberadaan para pedagang dari sektor informal (PKL). Sebenarnya, para PKL tersebut dapat dijadikan potensi dalam sebuah ruang terbuka. Hal yang selama ini menjadi isu adalah bagaimana menertibkan mereka agar ruang publilk menjadi lebih bersih dan teratur. Tidak hanya itu, seharusnya para PKL hanya berjualan di suatu area dalam jangka waktu tertentu. Fakta di lapangan adalah, ada beberapa di antara mereka yang sampai membangun 'pondok' dan bermukim di sana. Itulah yang menjadi tugas para desainer kota dan juga pemerintah untuk menyediakan fasilitas dan memberi pengertian kepada mereka tentang pentingnya ketertiban di area ruang publik.

FUNGSI EKONOMI

a

b

PENGANTAR TEORI

FUNGSIRUANG TERBUKA PUBLIK

Page 8: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

FUNGSI POLITIK DAN IDEOLOGI

8

Atas: Ruang terbuka sebagai wadah bagi demonstran. Gambar di atas merupakan rekaman aksi mahasiswa pada Mei 1998. (www.google.co.id)Tengah: Aksi Sejuta Bendera oleh salah satu partai di Bundaran HI pada 18 Agustus 2008 (www.detiknews.com)Bawah: Champ de Mars, Paris , Perancis.Keserasian antara landsekap ruang terbuka dengan lingkungan sekitarnya menciptakan nilai keindahan bagi kota Paris.

Sri Aliah Ekawati 25608017

Ruang terbuka publik dapat juga dimanfaatkan sebagai alat untuk berpolitik dan menyebarkan idealisme dari sekelompok masyarakat. Sebagai contoh dari wujud kebebasan berpendapat dalam ruang terbuka adalah Agora, Yunani. Berbagai macam aktifitas terjadi di sini mulai dari berdagang, bermain sampai melontarkan pendapat.

Salah satu wujud permerintahan yang sukses adalah bagaimana seorang pemimpin dapat akrab dengan berinteraksi dengan warganya. Kota yang demokratis akan merespon kebutuhan tersebut dengan menyediakan ruang-ruang yang layak sehingga tidak mengganggu aktivitas warga kota yang lain.

Mari kita kembali ke Mei 1998, saat ratusan mahasiswa, atas nama reformasi, menyerbu gedung perwakilan rakyat di Jakarta. Kita tidak akan membahas tentang detail permasalahan politik saat itu ataupun kasus tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti. Yang menjadi focus adalah 'tempat' mereka melakukan aktivitas tersebut. Ya, di jalanan. Arak-arakan dari satu koridor jalan ke jalan yang lain mencerminkan betapa bangsa kita memerlukan sebuah tempat untuk menampung pergerakan massa guna menyampaikan aspirasi mereka bahkan mewadahi tindakan-tindakan anarkis dan merusak tanpa harus mengganggu warga lain.

Sudah menjadi hal yang biasa di Indonesia, bahwa jalanan dijadikan tempat sebagai tempat bagi warga kota untuk adu otak bahkan adu otot jika pendapatnya tidak ditolak. Memang, jalanan juga termasuk sebagai ruang terbuka public. Hanya saja, jalanan di Indonesia lebih difokuskan untuk penggunaan kendaraan saja, tidak untuk manusia (warga kota) termasuk desainer dari kota terebut.

Lalu, di mana kita dapat menyalurkan aspirasi sebagai warga? Selain di jalanan, apakah kota-kota di Indonesia mempunyai tempat yang layak untuk adu otak, interaksi antara pemerintah dan rakyat, selain dalam gedung pemerintah? Dan seperti apakah ruang terbuka yang pantas disediakan untuk berpolotik?

Salah satu tempat yang terkenal sebagai tempat melakukan aksi protes di Indonesia adalah Bundaran HI. Tempatnya yang setrategis yaitu diperempatan jalan, sehingga memudahkan bagi para demonstran untuk menyampaikan aspirasi mereka dan lebih mudah untuk menarik perhatian warga.

FUNGSI ESTETIKA

“Think of a city and what comes to mind? It is the streets. If a city's streets look interesting the city looks interesting; if they look dull, the city looks dull.” ( Jane Jacobs ).

Mengutip dari pernyataan Jane Jacobs, bahwa keindahan kota sangat dipengaruhi oleh keindahan jalannya (ruang publik). Dari sudut pandang ruang itu sendiri, keindahan ruang public dapat diperoleh salah satunya dengan desain yang merespon alam. Baik itu iklim dengan penataan vegetasi dan penggunaan elemen air atau merespon topografi sehingga menciptakan permainan tinggi rendah dalam ruang.

Tidak hanya itu, dalam sudut pandang yang lebih besar, yakni kota, ruang public juga harus selaras dengan bentukan lingkungan sekitarnya. Adanya keserasian irama antara bentuk-bentuk geometris dalam sebuah kota akan tercermin dari penataan lansekap kota tersebut.

PENGANTAR TEORI

FUNGSIRUANG TERBUKA PUBLIK

Page 9: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

FUNGSI BUDAYA

9

Atas: Festifal Kanamara Matsuri di daerah Kawasaki, Jepang pada hari minggu pertama di bulan April yang mengarak sculpture di jalan-jalan kota. Festifal ini bertujuan untuk meminta perlindungan dari berbagai macam p e n y a k i t s e x y a n g m e n u l a r . (www.coetmutu.wordpress.com)Tengah: Pohon beringin di Alun-Alun Yogyakarta sebagai simbol raja yang senan t i a sa mengayomi r akya tnya . (www.google.co.id)Bawah: Taman Bungkul di Surabaya. Terlihat keseimbangan antara elemen keras dan elemen lunak. Pohon beringin sebagai peneduh, elemen rumput dan konblok berpadu sebagai groundcover serta elemen penunjang lainnya yang mendukung aktivitas di ruang publik.

Sri Aliah Ekawati 25608017

FUNGSI SIMBOLIK

Lokalitas pada suatu daerah merupakan harta karun yang masih sering diabaikan guna menarik perhatian orang-orang untuk berkunjung. Tidak hanya itu, keaslian tersebut dapat menjadi sebuah karakter tersendiri dalam menciptakan

. Berbagai macam aktraksi atau pagelaran budaya menjadi sebuah alasan mengapa ruang public di butuhkan dalam sebuah kota. Dengan tersedianya ruang publik, berarti kota terebut telah memberikan tempat kepada warganya untuk berkreasi. Kreatifitas yang muncul dari kegiatan yang positif itu pula yang mendorong sebuah kota menjadi lebih maju.

Lagi-lagi, harta karun berupa kemurnian buadaya tersebut masih dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan. Anggapan tentang ke-kuno-an mengakibatkan aktivitas yang berbau budaya kadang dikesampingkan, diganti dengan sesuatu yang dinilai lebih ke-kini-an demi mengejar cap modern. Tidak hanya itu, penggunaan ruang publik sepertinya tidak merefleksikan kebutuhan akan aktivitas tersebut, seperti pada ruang-ruang publik yang terletak di area komersil yang hanya dijadikan sebagai tempat 'nongkrong' anak muda. Beruntung, masih ada beberapa kota di Indonesia yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya berupa ruang terbuka publik.

sense of place

Selain ritual kebudayaan, ruang terbuka juga mempunyai fungsi simbolik.

Ruang terbuka tersebut memberikan tersendiri, biasanya tersirat. Ada pesan yang dapat 'ditangkap' bahkan ada sebuah alur cerita jika kita melihat sebuah bentukan kota dari segi geometrisnya yang menyatu dengan lingkungan sekitar, secara utuh. Di sisi lain, elemen-elemen dari uang public tersebut juga mempunyai makna. Pemilihan jenis vegetasi, perletakannya hingga warnanya mempunyai cerita tersendiri.

Biasanya hal tersebut terdapat pada ruang publik di kota-kota lama di mana pemerintah atau rajalah yang mempunyai kuasa atas pembentukan kotanya.

makna

Kepercayaan nenek moyang atau agama yang dianut juga sangat berpengaruh dalam proses perncanaan kota lama terebut.

FUNGSI LINGKUNGAN

Keberadaan ruang terbuka akan sangat berpengaruh bagi lingkungan kota. Keberadaan elemen vegetasi dan elemen air dapat menjadi penyejuk bagi lingkungan kota yang padat dan penuh polusi. Ruang kota berupa taman yang berisi vegetasi tersebut dapat menjadi paru-paru kota karena menghasilkan O2 yang diperlukan untuk bernapas. Keseimbangan ekosistem dan penciptaan iklim mikro yang sejuk di tengah kota pun dapat terjaga. Tidak hanya itu, ruang terbuka juga berfungsi untuk menyerap air sehinga dapat mencegah terjadinya banjir.

Tugas desainerlah yang mengolah dan menetapkan material yang akan dipakai dalam sebuah ruang public. Apakah dominan perkerasan atau mengunakan rumput sebagai ground cover-nya. Bayangkan saja jika seluruh ruang publik ditutupi oleh perkerasan berupa konblok atau aspal. Suhu di sekelilingnya tentu akan semakin panas dan air hujan tidak dapat meresap ke tanah dengan baik.

Keseimbangan tiap elemen juga harus diperhatikan. Apalagi kita berada di Indonesia yang beriklim tropis, suhu panas tapi kelembabannya cukup tinggi. Vegetasi tersebut dapat berfungsi sebagai peneduh dan elemen air juga dapat di gunakan sebagai sarana penyejuk dalam ruang publik.

PENGANTAR TEORI

FUNGSIRUANG TERBUKA PUBLIK

Page 10: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

10Sri Aliah Ekawati 25608017

DEMOKRATISRuang Publik mempunyai ciri demokratis. Maksudnya, ruang tersebut dapat di

gunakan oleh siapapun. Entah itu anak kecil, orang tua atau muda-mudi. Ruang publik juga dapat di gunakan oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai strata social, agama, latar belakang budaya yang berbeda pula. Satu hal yang tidak kalah penting adalah ruang publik dapat diakses oleh manusia dalam kondisi fisik apapun, baik yang sempurna secara fisik maupun orang cacat.

Adapun isu yang berkaitan dengan sifat demokratis ini adalah adanya

Tempat berkumpul masyarakat kota yang dulunya di taman kota atau lapangan kota yang terbuka kini beralih ke dalam mall-mall. Lahan untuk ruang terbuka dibabat untuk dijadikan area komersil atau area perumahan. Walaupun dalam mall atau perumahan tersebut terdapat ruang public, tetap saja berbeda karena ruang public yang sudah diprivatisasi tersebut

menciptakan dalam masyarakat. Anggapan bahwa mall adalah tempat berkumpulnya orang 'berudit' mengakibatkan orang kalangan bawah enggan berkunjung ke sana. Oleh karena itu, lambat laun sifat ruang public mulai pudar akibat kesenjangan sosial tersebut.

privatisasi ruang publik.

kesenjangan sosial

RESPONSIF

Responsif berarti ruang public dapat merespon atau

Di tempat tersebut terdapat

Dalam kenyataannya, aktivitas yang terjadi dalam ruang public berbeda-beda dalam satu hari, bahkan ada juga aktivias yang diselenggarakan secara pada waktu-waktu tertentu. Pada pagi hari sebuah lapangan dapat berfungsi sebagai tempat berolah raga atau tempat upacara tetapi di malam hari lapangan tersebut berfungsi sebagai pasar malam dan bahkan sebagai tempat shalat di hari raya maupun tempat pagelaran musik. Contoh lain adalah sebuah koridor jalan yang sehari-hari adalah tempat lalu lalang kendaraan tetapi di hari minggu koridor tersebut berubah menjadi pasar kaget. Jadi ruang public yang baik adalah ruang yang dapat menampung semua kegiatan warga kota sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.

menampung berbagai kegiatan warga kota. aktivitas dan kondisi fisik yang menarik.

BERMAKNA

Sifat ruang public bermakna, maksudnya bahwa ruang public tersebut

memiliki Keduanya dapat tercipta dari kejelasan

yang mengelilinginya. Batasan tersebut tidak berwujud pagar penghalang seperti yang terjadi pada sebahagian ruang public di Indonesia saat ini. Batasan-batasan tersebut dapat berupa streewall bangunan di sekitarnya, jalanan, vegetasi, elemen air, yang dapat mempertegas bentuk geometri ruang.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa beberapa ruang public di Indonesia dibatasi oleh pagar menyebabkan ruang tersebut tidak dapat diakses oleh masyarakat. Hasilnya, taman-taman kota yang seharusnya bernilai positif karena dipenuhi aktifitas oleh warganya menjadi terlantar dan terkesan mati.

Selain pembatas, juga menjadi hal yang harus diperhatikan dalam proses penciptaan makna ruang. Skala yang terlalu besar ataupun terlalu kecil akan menimbulkan efek psikologis yang berbeda-beda. Skala yang terlalu besar, apalagi tidak disertai dengan keanekaragaman di dalamnya, cenderung membuat perasaan bosan. Sedangkan skala yang terlalu kecil akan menimbulkan efek tertekan saat berada di dalamnya. Akan jauh lebih baik jika skala yang dibuat berdasarkan skala manusia.

identitas dan kareakter. pembatas

skala

Atas: (a,b,c) Suasana ruang terbuka yang dipenuhi oleh warga kota yang beraktifitas dengan berbagai macam latar belakang kebudayaan, usia serta kondisi fisik.Bawah: Pedestrian street di Stroget, Copenhagen, Denmark. Suasana yang menarik dengan identifikasi ruang yang jelas melalui streetwall dan edge berupa sungai. Selain itu kejelasan terhadap perluasan café dan jalur pedestrian tetap terasa walaupun tidak ada batasan berupa pagar.

PENGANTAR TEORI

SIFATRUANG TERBUKA PUBLIK

Page 11: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

STUDI KASUS

ALUN-ALUN DAN MALIOBOROYOGYAKARTA

Page 12: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

12Sri Aliah Ekawati 25608017

Kawasan Kraton Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia. Hal yang menarik dari kawasan tersebut adalah Wilayah kraton yang dulunya merupakan daerah privat kerajaan Yogyakarta, sekarang dijadikan ruang publiK. Salah satu segmen yang akan memjadi pokok pembahasan kali ini adalah alun-alun yang terdapat di sebelah Utara dan Selatan Keraton serta Jalan Malioboro dan sekitarnya. Namun, pembahasan tersebut tidak akan lengkap jika tidak diawali dengan sejarah dan makna dari kesatuan elemen-elemen dalam lingkungan Kraton Yogyakarta.

Kawasan Keraton Yogyakarta, pada mulanya direncanakan oleh Sri Sultan Hamngkubuwono I atau Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755. Kawasan ini didesain dengan memasukkan filosofi tentang perjalanan kehidupan anak manusia sejak dalam kandungan hingga akhirnya bertemu dengan Penciptanya.

STUDI KASUS

SEJARAHALUN-ALUN DAN MALIOBOROYOGYAKARTA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

a

b

Atas: Panggung Krapyak yang dulunya merupakan tempat perburuan binatang bagi raja. (www.yogyes.com)Tengah: Pohon Ngasem (a) dan Pohon Tanjung (b) melambangkan anak kecil yang menyenangkan.Bawah: Alun-Alun Selatan yang didominasi oleh pasir. (Dokumentasi Aliah 4 Desember 2008)

Page 13: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

13Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

SEJARAHALUN-ALUN DAN MALIOBOROYOGYAKARTA

Keterangan gambar dan penjelasan makna:

1. . Jaman dahulu kala digunakan sebagai tempat berburu oleh raja. Panggung Krapyak ini melambangkan Yuni, seorang wanita yang bertemu dengan lelaki (tugu Jogja), kmeudian melahirkan seorang anak. Perjalanan kehidupan anak akan diterjemahkan oleh elemen-elemen yang menerus dari panggung krapyak hingga tugu Jogja.

2. Koridir jalan menuju Alun-Alun Selatan mempunyai makna 'anak kecil'.

Keberadaan melambangkan anak kecil yang ngasemke atau

menyenangkan. Tidak hanaya pohon asem, juga terdapat di sini. Pohon tanjung member makna bahwa anakn kecil yang selalu disanjung oleh orang tua dan keluarganya.

3. . Alun-alun melambangkan perjalanan manusia yang beranjak remaja. Jika dilihat dari kondisi fisiknya, alun-alun ini di dominasi oleh pasir. Pasir melambangkan sifat remaja yang labil. Kemana angin berhembus, ke situ pulalah para remaja mengikuti. Tidak hanay itu, terdapat pula pohon Pakil dan Kweni yang menggambarkan sifat remaja yang pemberani.

4. . Bangsal ini sebagai simbol manusia yang telah beranjak dewasa yang melakukan hubungan suami istri.

5. . Kamandungan berarti mengandung. Dari namanya sangat jelas bahwa bangsal ini menjadi symbol wanita yang sedang mengandung.

6. . Tempat calon raja mempersiapkan diri sebelum naik tahta. Di sinilah dia belajar tentang politik, ekonomi, social dan sebagainya. Di sisi bangsal ini terdapat dapur, Sekul Langgen (kanan) dan Sekul Gebulen (kiri).

7. . Manusia yang sudah matang secara fisik dan psikologis, siap untuk naik tahta. Keadaan ini di simbolkan oleh Bangsal Kencana.

8. . Melambangkan raja di atas tahtanya yang berwibawa dan siap mengayomi rakyatnya.

9. . Lambang demokrasi dari Keraton Yogya karta. Di sekeliling alun-alun terdapat pohon beringin yang berjumlah 63 buah sesuai dengan umur Nabi Muhammad SAW. Pohon beringin ini memberi makna raja yang mengayomi semua rakyatnya. Di tengah-tengah, juga erdapat pohon beringin. Ruang di antara pohon tersebut digunakan untuk masyarakat yang melakukan tapa pepe, yaitu saat akan protes terhadap raja.

10. . Seiring perjalanan kehidupan, sang raja akan menemui berbagai macan godaan. Godaan-godaan tersebut disimbolkan dengan keberadaan pasar, yang berarti godaan terhadap harta dan wanita serta keberadaan kantor gubernur, yang memberi makna godaan terhadap kedudukan.

11. . Bentuk Tugu jogja pada jaman Sri Sultan Hamengkubuwono I tidaklah seperti sekarang. Dahulu, bentukannya bulat sempurna pada bangian atas (golong) dan seilinder pada bagian bawah (giling). Oleh karena itu, tugu tersebut diberi nama “golong giling”. Setelah terjadi gempa yang dahsyat di Yogyakarta pada 1867, tugu tersebut hancur dan dibangun kembali pada masa Belanda dengan bentuk yang seperti sekarang.Golong giling merupakan perwujudan dari makna 'Tuhan dan Hambanya'. Golong pada puncak menggambarkan tuhan dan giling di bawahnya menggambarkan hamba yang tunduk kepada tuhannya. Boleh juga di artikan sebagai 'Raja dan Rakyat'.

Panggung Krapyak

pohon ngasem

pohon tanjung

Alun-Alun Selatan

Bangsal Pamengkangan

Bangsal Kamandungan

Bangsal Magangan

Bangsal Kencana

Siti Hinggil

Alun-Alun Utara

Jalan Malioboro

Golong Giling

Bangsal Kencana (www.yogyes.com)

Siti Hinggil (www.uluwatu.org)

Alun-alun Utara (dok. Aliah 4Des’08)

Pasar Beringharjo (www.yogyes.com)

Kantor Gubernur (www.uluwatu.org)

Page 14: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

STUDI KASUS

ANALISIS ALUN-ALUN YOGYAKARTA

Page 15: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

15Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISALUN-ALUN YOGYAKARTA

Untuk Studi Kasus Alun-Alun Keraton, akan di gunakan kerangka dari point-point seperti berikut:

a. Enclousure,

b. Free Standing Sculptural Mass,

c. Shape.

merupakan penjelasan tentang batasan dari alun-alun. Baik Alun-Alun Utara maupun Alun-Alun Selatan, keduanya mempunyai bagatsan yang berlapis. Yang pertama adalah jalanan yang mengelilingi Alun-Alun, kemudian deretan pohon beringin dan yang ketiga adalah dinding pembatas. Di balik dinding pembatas tersebutlah berdiri bangunan-bangunan berupa rumah rakyat.

memberikan penjelasan tentang fasade di sekeliling ruang terbuka. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Alun-Alun di kelilingi oleh pohon yang rimbun dan tembok pembatas, maka bangunan yang berada di sekitarnya tidak dapat terlihat dengan jelas. Di tambah lagi dengan skala fisik alun-alun yang cukup luas. Jika di lihat dari dekat, bangunan-bangunan di sekitar alun-alun merupakan rumah rakyat dengan gaya khas joglo. Ada peraturan yang mengatur fisik bangunan yang berada dalam kawasan benteng keraton, yaitu tidak boleh lebih tinggi dari benteng tersebut (6m). Hanya saja, peraturan tersebut tidak lagi sesuai dengan kenyataan. Bahkan ada bangunan yang mencapai empat lantai.

Bentukan fisik dari alun-alun adalah persegi empat. Bentukan geometri tersebut di pertegas dengan pembatas berupa jalan dan deretan pohon beringin serta dinding yang mengelilingi alun-alun. Terdapat sebuah sumbu imaginer yang menghuungkan Panggung Krapyak, Alun-Alun Selatan, Istana Sultan, Alun-Alun Utara, Jalan Malioboro dan Jalan Pangeran Mangkubumi, hingga berakhir di Tugu Jogja.

Atas: Batas kawasan Alun-Alun Selatan berupa dinding dan pohonTengah: Pedagang khaki lima yang memenuhi tepian Alun-Alun Utara (dok. Aliah 4Des’08)Bawah: Alun-Alun Utara yang luas sehingga batasan yang berupa bangunan tidak terlihat jelas. (dok. Aliah 4Des’08)

pohon beringin

jalanan aspal

tembok

permukiman rakyat

keraton

Foto satelit kawasan Alun-Alun Utara dan sekitarnya memperlihatkan batasan yang jelas serta bentuk pe r seg i empa t da r i l aun-a lun t e r sebu t . (www.googleearth.com) utara

Page 16: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

16Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISALUN-ALUN YOGYAKARTA

Atas: Empat elemen pembentuk pola kota lama, Catur Tunggal. Keraton sebagai pusat pemerintahan (a), Alun-Alun sebagai ruang terbuka publik (b), Masjid Agung sebagai tempat beribadah (c), dan Pasar Beringharjo sebagai pusat perdagangan (d). Orientasi Alun-Alun Utara yang luas berpusat pada monumen di sekitarnya, yaitu keraton (selatan) dan Masjid Agung (barat).

c. Skala.

d. Monument.

Skala Alun-Alun termasuk skala kota karena melayani warga kota Yogyakarta. Jika dilihat dari skala fisik masing-masing, Alun-Alun Utara mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan Alun-Alun Selatan.

Jika kita berada di suatu ruang terbuka yang cukup luas, bisa saja kita kehilangan orientasi. Hal itu mungkin saja terjadi di Alun-Alun Utara yang luas . Tetapi, kehilangan orientasi tersebut dihapus dengan sebuah focal point yaitu Istana Sultan. Bagian depan Istana Sultan (Siti Hinggil), merupakan pengikat dan pusat dari visual orang-orang yang berada di dalam Alun-Alun Utara. Siti Hinggil-lah yang menjadi panutan untuk menentukan arah. Siti Hinggil yang terletak di Selatan Alun-Alun Utara berhadapan langsung dengan Alun-Alun tersebut. Selain Siti Hinggil, juga terdapat sebuah monument yang tidak kalah penting, yaitu Masjid Agung yang terletak di sebelah Barat Alun-Alun Utara. Jika dilihat dari denahnya, tata letak keraton, Alun-Alun Utara, Masjid dan Pasar Beringharjo akan membentuk sebuah pola kota lama yang di kenal dengan catur tunggal (empat menjadi satu). Hal ini pun mempunyai pesan tersendiri. Seorang raja yang hidup di keraton harus bisa mengayomi rakyatnya, bersifat demokratis (dilambangkan dengan alun-alun). Kehidupan kota akan berjalan dengan baik jika kebutuhan pokoknya seperti sandang dan pangan tercukupi (dilambangkan dengan pasar Beringharjo). Yang paling utama adalah kewajiban setiap penhuni kota, baik dia seorang raja maupun rakyat jelata, untuk bersujud kepada Tuhan Yang Maha Esa (dilambangkan dengan masjid), tidak tergoda oleh urusan duniawi baik harta maupun kedudukan.

a

b

c

d

pasarBeringharjo

MasjidAgung

Keraton Yogyakarta

Alun-Alun Utara

Posisi Alun-ALun Utara sebagai ruang terbuka publik dalam pola kota lama Catur Tunggal. (www.googleearth.com)

utara

Page 17: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

17Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISALUN-ALUN YOGYAKARTA

Atas : Elemen-elemen dalam Alun-Alun Utara (dari atas ke bawah); Pekapalan, pondok berbentuk joglo, sekarang digunakan untuk menjual cendera mata, beringin kembar menjadi ikon dari alun-alun, pot-pot tanaman dan trotoar di sekeliling alun-alun menjadi pembatas antara alun-alun dengan jalanan, kondisi f i s ik Alun-Alun Utara yang didominasi oleh pasir.

e. Element furniture. Kedua alun-alun di dominasi oleh pasir dan sedikit rumput sebagai ground cover. Ada juga sebuah jalan setapak kecil yang membelah alun-alun utara. Saat ini, kedua alun-alun di kelilingi oleh trotoar yang digunakan untuk pejalan kaki. Beberapa bak tanaman hias juga melengkapi alun-alun tersebut. Tidak hanya itu, terdapa juga pekapalan, berupa pendopo yang jaman dahulu kala digunakan para mentri untuk beristirahat sejenak dan 'memarkir' kuda mereka sebelum bertemu raja. Yang paling menarik adalah sosok empat buah beringin di dalam alun-alun, masing-masing dua di alun-alun utara dan dua di alun-alun selatan yang ditanam berhadap-hadapan. Untuk beringin di Alun-Alun Utara mempunyai nama Jono Ndaro (beringin sebelah Timur) dan Dewo Ndaro ( beringin sebelah Barat). Jarak antara kedua beringin ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk rakyat yang melakukan protes terhadap raja. Mereka akan duduk seperti orang bertapa di antara keduanya ( tapa pepe )hingga raja mengizinkan mereka untuk bertemu. Untuk beringin di Alun-Alun Selatan, terkenal dengan mitos 'pengharapannya'. Siapa yang mampu menyebrangi jarak antara alun-alun pertama dan sampai tepat di beringin kedua, maka keinginannya akan terkabul. Banyak orang yang percaya dan berusaha untuk mencobanya, tapi selalu gagal. Tetapi lebih banyak lagi masyarakat yang menganggap dirinya manusia modern tidak berniat mengambil pusing masalah seperti itu.

utara

Bentukan Alun-Alun Utara beserta elemen-elementnya sebelum 1999 (kiri) dan tahun 1999 (kanan)

(dok.Aliah 4 Desember 2008_Arsip Keraton DIY)

P o h o n b e r i n g i n melambangkan kewibawaan r a y a y a n g s e n a n t i a s a mengayomi rakyatnya, berjumlah 63 buah, sesuai d e n g a n u s i a N a b i Muhammad SAW.

Pekapalan sebagai tempat beristirahat mentri sebelum bertemu raja, sekarang beralih fungsi menjadi kios cendera mata.

Pohon beringin kembar, Jono Ndaro dan Dewo Ndaro, ruang di antaranya dimanfaatkan rakyat untuk malakukan tapa pepe.

Page 18: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

18Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISALUN-ALUN YOGYAKARTA

Kegiatan di Alun-Alun Utara (dari atas ke bawah): Grebeg Maulud, Pasar Malam Sekaten, Pidato Sri Sultan Hamengkubuwono X, Sholat Ied, parade pengawal Keraton. (www.google.co.id)

f. Aktifitas. Jika kelebihan Alun-Alun Utara adalah monument yang mengelilinginya, maka kelebihan Alun-Alun Selatan dapat dilihat dari aktivitas di dalamnya. Alun-alun Utara biasanya ramai saat tertentu saja, misalnya: Sekaten, pasar malam, sholat hari raya, atau pagelaran music. Kadang juga ada satu atau dua warga yang bersantai di bawah pohon, melatih kuda serta sekelompok anak kecil yang bermain sepeda. Sedangkan Alun-Alun Selatan diisi oleh aktivitas warganya setiap sore hingga malam hari. Mayoritas pengunjungnya adalah keluarga yang membawa anak-anak mereka. Aktraksi menarik mulai dari balap kuda poni, makan, menunggang gajah, permainan anak yang beraneka ragam, olah raga, atau sekedar nongkrong bisa dilihat di sana. Salah satu alasan mengapa Alun-Alun Selatan lebih di minati adalah skalanya yang lebih kecil. Skala ruang yang manusiawi lebih memberikan kesan intim di bandingkan dengan ruang yang terlalu luas.

Berbagai macam kegiatan di Alun-ALun Selatan pada sore hari (16.30 WIB): bermain, bersantai, makan, dan olahraga.

(dok.Aliah 4 Desember 2008)

Page 19: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

STUDI KASUS

MALIOBORO YOGYAKARTA

Page 20: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

20Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Untuk menganalisis Jalan Malioboro, saya akan menggunakan kerangka yang mengacu kepada point-point Requirements for Great Street dan Qualities That Contribute dari buku The Great Street karya Allan B. Jacobs (halaman 270-308).

Requirements for Great Street

“Anda belum pernah ke Jogja kalau belum menginjakkan kaki ke Malioboro.” Begitu kata sebahagian besar orang-orang yang pernah melancong ke sana, bahkan penduduk asli pun sering berkata demikian. Seakan-akan Malioboro adalah salah satu surga belanja di Indonesia, kawasan ini menyediakan berbagai macam pilihan. Mulai dari daster batik dengan harga 20.000 rupiah hingga selembar kain batik tulis eksklusif yang dihargai 2juta rupiah!

Karena itulah Malioboro menjadi salah satu tempat wisata yang wajib diinjak saat berkunjung ke Yogyakarta. Kawasan ini baru ramai pada pukul sembilan pagi dan tutup sekitar pukul sepuluh malam. Berbagai macam retail berlomba-lomba menyugukan aneka cendera mata dan makanan. Pedagang kaki lima pun tidak mau kalah. Mereka memenuhi koridor di depan retail-retail tersebut.

Tempat favorit untuk sekedar bersantai adalah di perempatan Malioboro sebelah selatan. Di depan benteng Vederberg dapat dilihat dengan jelas pemandangan berbagai macam aktivitas. Saat sore menjelang, (sekitar pukul empat sore), pedagang kaki lima, para seniman music dan lukis, sekelompok anak muda yang sedang membuat film documenter hingga anak-anak ABG yang mencari sensasi berkumpul di Perempatan Malioboro. Street furniture berupa bagku beton, pedestrian yang luas dan vegetasi sangat mendukung aktivitas di sana. Paling pojok, sebelah selatan Benteng, terdapat taman yang sering digunakan untuk pagelaran budaya. Sayangnya, taman tersebut dipagari dengan alasan keamanan dan kebersihan. Jadi, orang-orang hanya beraktivitas di luar taman saja, sehingga taman tersebut hanya dapat dinikmati secara visual.

Places for People to Walk with Some Leisure

Suasana perempatan Malioboro disore hari. Pedagang kaki lima, anak-anak muda hingga orang tua berkumpul menjadi satu untuk menghabiskan waktu sore dengan gembira.(dok. Aliah 4 Desember 2008)Suasana Malioboro: lesehan, pedagang kaki lima, dan

keadaan jalanan yang dilalui kendaraan.(www.google.co.id)

Page 21: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

21Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Atas: Sarana transortasi berupa becak dan andong selalu menjadi perhatian yang menarik bagi pengunjung terutama bagi orang-orang dari kota metropolitan. (www.google.co.id)Tengah: Jam yang menarik perhatian karena posisinya yang strategis, perempatan jalan Malioboro dengan j a l a n k e c i l d i s e b e l a h n y a . (www.googleearth.com)Bawah: Para pedagang kaki lima yang selalu merebut perhatian paling besar, mulai dari penjual pakaian, pernak-pernik hingga makanan, semuanya ada di Malioboro.(dok. Aliah 4 Desember 2008)

Saat berjalan di bawah naungan arcade Malioboro, akan muncul berbagai macam emosi. Mulai dari senang, jengkel, jijik, penasaran sampai perasaan iba terhadap pengamen buta yang sudah bertahun-tahun nongkrong di depan Hotel Mutiara, memainkan angklung, menghibur para wisatawan yang berseliweran acuh tah acuh.

Emsional kita tidak hanya dipermainkan oleh aktivitas di sana, tetapi juga dari keadaan fisik koridor itu sendiri. Berdiri atau berjalan di bawah naungan arcade memang dapat melindungi kita dari sengatan matahari atau guyuran air hujan. Hanya saja, kita harus rela bersenggolan dengan berbagai macam manusia dari segala usia dan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Beruntunglah mereka yang bersenggolan dengan wanita bule yang cantik, sexy dan pirang atau bertubrukan dengan pria India yang gagah. Tapi bagai mana nasib mereka yang harus berinteraksi dengan pencopet atau penjambret? Satu kata, sial.

Koridor yang cukup rapat (kurang lebih 2 meter), yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki, malah digunakan para pedagang kaki lima untuk menjajakan dagangannya, belum lagi para pengemis yang menghalangi jalan masuk ke dalam retail. Tidak bisa dipungkiri bahwa para pedagang kaki lima merupakan salah satu faktor penarik wisatawan (terutama wisatawan kere karena harga barang di emperan yang murah). Keberadaan mereka di koridor tersebut tidaklah menjadi masalah, yang menjadi point perhatian adalah bagaimana mereka menata barang dagangan agar terlihat lebih rapi dan tidak mengganggu kenyamanan para pejalan kaki.Kenyamanan kita juga akan diusik dengan bau tidak sedap dari kotoran kuda. Andong-andong yang parkir di sisi pertokoan mengeluarkan kotoran yang membuat pengunjung enggan untuk berjalan kaki di luar arcade. Padahal jalur pedestrian tersebut cukup luas dan nyaman untuk dilalui (tentu saja jika tidak ada kotoran kuda di sepanjang jalur).

Banyak elemen di Malioboro yang dapat memanjakan mata pengunjung. Beraneka ragam barang dagangan, bangunan dengan papan iklan yang besar. Aktifitas di sana juga cukup menarik. Keramahan dari para pedagang menarik minat untuk membeli atau hanya sekedar melihat-lihat. Orang-orang yang bersepeda, naik becak dan andong yang berkeliaran yang saat ini sangat sulit ditemukan di kota-kota metropolitan, menjadikan Malioboro mempunyai karakter terendiri.

Physical Comfort

Qualities that Engage the Eyes

Kiri: Berjalan di bawah naungan arcade sangat nyaman karena terhindar dari panas dan hujan. Hanya saja kenyamanan tersebut terusik oleh pedagang khaki lima yang tidak tertib. (www.google.co.id) Kanan: Jalur pedestrian selain arcade yang cukup luas untuk para pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor. Lagi-lagi kenyamanan terganggu dengan kotoran kuda yang bau. (www.googleearth.com)

Page 22: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

22Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

A t a s : B a n g u n a n l a m a y a n g terbengkalai. (www.uluwatu.org)Tengah: Bangunan pada umumnya memiliki tinggi dua hingga tiga lantai. Berbagai macam papan iklan menjadi dominasi di wajah bangunan. (www.uluwatu.com)Bawah: Mall Malioboro salah satu bangunan moderen di kawasan ini. (www.google.co.id)

Definition

Complementarity

Koridor Malioboro bisa dikatakan terdefinisi dengan baik. Jejeran pertokoan yang rapat membentuk streetwall. Begitu juga dengan skala yang manusiawi menjadikan ruang public berupa street tersebut lebih terasa intim. Jarak antar bangunan yang besebrangan tidak terlalu jauh dan ketinggian bangunan pun tidak berlebihan, rata-rata dua sampai tiga lantai.

Jalur pedestrian dan kendaraan pun didefinisikan dengan baik. Para pejalan kaki berjalan di arcade. Ada juga jalur pedestrian yang cukup luas di luar arcade yang biasanya digunakan untuk parkir becak dan andong. Jalur kendaraan dan pedestrian ini dipisahkan oleh bak-bak bunga sehingga para pejalan kaki merasa aman dari kendaraan bermotor yang lalu-lalang.

Karakter fasade bangunan di Malioboro didominasi oleh bentukan kotak. Sebenarnya bangunan tersebut adalah bangunan bergaya kolonial dengan atap limasan. Sekarang, keaslian bangnan –bangunan itu tertutup oleh papan-papan iklan raksasa. Di tengah-tengah deretan bangunan yang terkesan 'berusaha untuk memoderenkan diri', masih dapat kita jumpai beberapa bangunan yang masih menjaga keasliannya. Ironisnya, bangunan itu tidak terpakai sehingga terkesan kumuh.

Deretan bangunan yang membentuk streetwall memberikan definisi yang jelas bagi koridor Malioboro. (www.google.co.id)

Kiri: Jalanan yang tidak terlalu lebar dan satu arah memberikan rasa nyaman dan aman bagi pejalan khaki untuk menyebrang. (www.googleearth.com)Kanan: Definisi dengan membedakan jalur kendaraan bermotor dan tidak bermotor serta pejalan khaki.(www.uluwatu.org)

Page 23: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

23Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Transparansi dari retai-retail di Malioboro. (www.google.co.id)

TransparencyRetail-retail yang transparant seharusnya dapat dijadikan potensi

untuk memanjakan para pengunjung. Di beberapa bagian depan retail, lagi-lagi para pedagang kaki lima yang tidak menata barang dagangannya dengan baik malah menghalangi pemandangan ke dalam. Sisi positifnya adalah, masih ada bangunan yang memasukkan unsur transparansi pada lantai dua sehingga para pejalan kaki masih dapat menikmati isi bangunan walaupun dari jauh.

Transparansi bangunan tidak hanya berfungsi memberi kesempatan orang di luar bangunan melihat ke dalam tetapi juga mempersilahkan orang-orang di dalam banguan beraktivitas sambil menikmati pemandangan di luar. Sebagai contoh KFC Malioboro, di mana para pengunjung yang sedang menikmati bangunannya juga dapat mengamati keadaan di luar dari lantai dua bangunan. Café-café dan waralaba di Mall Malioboro juga melakukan hal serupa. Restaurant McDonald dan J-Co menempatkan diri di pojok agar memperoleh view yang menarik baik dari luar dan dri dalam. Jadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan, transparansi bangunan juga turut mendukung tujuan orang-orang kota yang 'bergaul', to see and to be seen.

Penerangan sebuah kawasan atau jalan dapat diperoleh dengan bantuan transparansi bangunan. Dengan transparansi, cahaya dari lampu-lampu yang berada di dalam bangnan akan keluar ke jalan. Hal tersebut dapat menambah efek dramatis sebuah kawasan. Cahaya itu juga dapat dijadikan sebagai penanda dan pengarah di sepanjang Jalan Malioboro, bahwa ada sesuatu pada cahaya terebut yang menarik untuk di lihat. Lampu jalanan di Malioboro dipadukan dengan semburat cahaya dari kaca-kaca pertokoan semakin membuat pengunjung penasaran akan isi bangunan dan betah berada di jalanan.

Suasana Malioboro di malam hari. Perpaduan antara lampu jalan dengan lampu dari dalam bangunan menambah efek dramatis Malioboro sebagai ruang terbuka publik sehingga membujuk orang-orang untuk b e r l a m a - l a m a d i s a n a . (www.google.co.id)

Page 24: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

24Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Atas: Material pada pedestrian. Bagian yang dinaungi arcade menggunakan bahan keramik sedangkan yang tidak, m e n g g u n a k a n b a h a n k o n b l o k . (www.google.co.id)Tengah: Material yang dilalui kendaraan b e r m o t o r a d a l a h a s p a l . (www.google.co.id)Bawah: Bangunan didominasi oleh material bata yang dicat. Dimodifikasi oleh kaca dan berbagai macam detaildari papan-papan iklan. (www.google.co.id)

Maintenance

Quality of Construction and Design

Kualitas fisik sebuah ruang publik akan bernilai tinggi jika perawatannya dilakukan dengan sebaik mungkin. Apa yang dinilai orang-orang yang berhubungan dengan maintenance? Kebersihan, kerapihan dan tidak ada kerusakan sedikitpun yang dapat menunjang kenyamanan para pengguna ruang public.

Hal terebut masih sangat sulit kita jumpai di Malioboro. Sampah-sampah yang berserakan, kotoran kuda yang bau dan berceceran di mana-mana, ditambah jalur yang becek saat terjadi hujan sudah menjadi pemandangan sehari-hari di Malioboro. Tidak hanya itu, kualitas beberapa bangunan juga tidak diperhatikan, bahkan ada beberapa bangunan yang tidak terpakai.

Jika kita berjalan ke selatan, Jalan Ahmad Yani masih bisa dikatakan memiliki prawatan yang baik. Di sekitar jalan tersebut sudah jarang terlihat sampah yang berserakan dan jalur pedestriannya sudah cukup baik (lebar disertai dengan tempat beristirahat bagi para pedestrian).

Penggunaan material di Malioboro cukup beragam. Bagunan hampir semua menggunakan dinding bata dilengkapi dengan elemen kaca pada fasadenya. Adapu penambahan-penambahan papan iklan pada bagian depan fasade bangunan.

Untuk jalur kendaraan, digunakan material aspal sedangkan jalur pedestrian menggunakan konblok agar air hujan masih dapat meresap melalui celah-celah blok. Penataan konblok pun berbeda-beda pada setiap beberapa meter. Khusus pada arcade, jalur menggunakan material keramik yang kasar agar tidak licin saat basah karena hujan.

Suasana pada arcade Malioboro. Dinding bangnan yang tidak terawat, penuh dengan jamur dan retak. Tidak hanya itu, keramiknya juga sudah mulai rusak dan tidak segera diganti dengan yang baru. Keramik yang bolong

tersebut dapat membahayakan para pejalan kaki. (www.google.co.id)

Page 25: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

25Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Qualities that Contribute

Sequence Malioboro (www.google.co.id)

Peta Satelit koridor Malioboro dan Ahmad Yani. Dimulai dari rel kereta api hingga

Alun-Alun Utara (www.googleearth.com)

Beginnings and Ending (linkage)Pada studi kasus kali ini, saya akan membahas koridor Malioboro dan

sekitarnya mulai dari Jalan Malioboro itu sendiri, perempatan jalan Ahmad Yani, hingga Alun-Alun Utara.Permulaan Jalan Malioboro ditandai dengan rel kereta api Stasiun Tugu Yogyakarta yang memisahkan antara Jalan Pangeran Mangkubumi (utara) dengan Jalan Malioboro (selatan).

Dengan bantuan bangunan streetwall berupa deretan bangunan, Jalan Malioboro ini tercipta menjadi sebuah linkage yang menghubungkan antara Tugu Jogja dengan Alun-Alun Utara. Deretan bangunan dan pepohonan sisi jalan memperkuat arah jalan ini menuju titik akhirnya yaitu Alun-Alun Utara.

Koridor ini akan berakhir di Alun-Alun Utara. Saat berada di perempatan Jalan Ahmad Yani, sebelum memasuki kawasan Keraton (Alun-Alun Utara), kita akan di sambut oleh dua buah bangunan yang berfungsi sebagai akhir koridor dan sebagai gerbang untuk menyambut orang-orang yang akan masuk ke kawasan Keraton. Bangunan tersebut adalah Bank BNI dan Kantor Pos Jogja yang keduanya masih mempertahankan gaya kolonial.

Rel kereta api dari Stasiun Tugu titik mula Jalan Malioboro. (a)

Jalan Malioboro (b)

Jalan Ahmad Yani

Pasar Beringharjo

Benteng Vredeberg dan Istana Kepresidenan Yogyakarta

Tugu Sebelas Maret(c)

Kantor Pos (d)dan BNI(e)

Alun-Alun Utara

Mall Malioboro

a

b

c

d

e

Page 26: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

26Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Atas: Selain sebagai elemen estetikan, vegetasi juga berfungsi sebagai pembatas antara jalur kendaraan bermotor dengan jalur pedestrian. (www.google.co.id)Tengah: Vegetasi di Perempatan Jalan Ahmad Yani- Jalan Ki Ahmad Dahlan b e r f u n g s i s e b a g a i p e n e d u h . (www.google.co.id)Bawah: Pohon besar di depan Pasar Beringharjo berfungsi untuk menaungi motor-motor yang sedang parkir. (www.google.co.id)

Berbagai macam pilihan aktivitas tersedia di Malioboro. Mayoritas kegiatan adalah berbelanja sedangkan aktivitas bermukim terdapat di jalan-jalan kecil yang berhubungan dengan Malioboro (Jalan Sosrowijayan, Jalan Dagen, Jalan Pasar Kembang, dan sebagainya). Hotel-hotel maupun penginapan kecil terebar di Malioboro serta jalan-jalan kecil tersebut. Tidak hanya aktivitas berbelanja dan berlibur saja, aktifitas formal seperti perkantoran (ditandai dengan keberadaan kantor gubernur DIY), muda-mudi yang bersantai, para seniman jalanan, anak mahasiswa yang berdiskusi di ruang terbuka di perempatan Malioboro juga terdapat di sini.

Keragaman dari segi fisik juga menarik, karena walaupun bangunan yang ada seragam yaitu berlantai dua sampai tiga dengan arcade di sepanjang jalan, papan-papan iklan yang berwarna-warni menambah semarak tampilan bangunan.

Pepohonan di Malioboro memberikan efek sendiri terhadap pedestrian maupun orang yang berkendara. Warna hijau dari pohon memberikan efek rileks dan sejuk. Pada umumnya, pohon-pohon di Malioboro lebih berfungsi sebagai elemen estetika dan pengarah jalan di bandingkan sebagai elemen peneduh. Hal tersebut disebabkan karena ukuran pohon terseut yang tidak cukup untuk dijadikan shading bagi pedestrian. Ada beberapa pohon yang difungsikan sebagai peneduh tetapi pohon-pohon tersebut hanya terdapat di bagian timur Jalan Malioboro, sedangkan di bagian selatan, pohonnya tidak begitu rindang.

Fungsi lain dri pohon-pohon tersebut adalah sebagai pemisah antara jalur pedestrian dengan jalur kendaraan bermotor dan sebagai elemen estetika.

Diversity

Trees

Keanekaragaman yang ditemukan di sepanjang koridor Malioboro. (www.google.co.id)

Page 27: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

27Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Kelelahan yang dirasakan saat kita menyususri Jalan Malioboro hingga Alun-Alun Utara tidak akan sama dengan kelelahan saat menyusuri Jalan Asia-Afrika di Bandung yang sepanjang jalan dipenuhi oleh gedung perkantoran yang membosankan.

Retail-retail yang menggoda serta pedagang kaki lima di sepanjang arcade dapat memperlambat jalan kita. Itulah kelebihannya. Tidak jarang para pembeli berhenti untuk menawar barang atau sekedar menyentuh, meneliti dan melihat-lihat barang dagangan tersebut.

Banyaknya titik persimpangan pun membuat psikologis para pedestrian tidak cepat merasa lelah. Titik persimpangan tersebut memberikan sugesti bahwa sebuah perjalanan menyusuri lorong telah berakhir, beristirahat sejenak kemudian melanjutkan perjalanan kembali.

Jika para pelancong ingin beralih sejenak dari Malioboro, mereka dapat menyusuri jalan-jalan kecil tersebut yang tidak kalah menarik. Di jalan-jalan kecil inilah tersebar hotel-hotel yang cukup murah warung-warung makanan yang tidak kalah lezat seperti Warung Sate Tegal milik Pak Busro di Jalan Dagen.

Bagi para pejalan kaki yang merasa kelelahan di tengah jalan, mereka cukup masuk ke dalam retail. Biasanya butik-butik seperti Mirota Batik, Batik Keris dan Batik Tarutum, yang memang interiornya didesain dengan nyaman untuk para pengunjung beristirahat sambil melihat-lihat barang dagangan. Pelayannya pun tidak kalah ramah.

Jika merasa lapar, ketersediaan tempat makanan juga ada di Malioboro. Para pengunjung bisa memilih makanan ala Barat seperti KFC atau McDonald. Bisa juga masakan khas Indonesia yang dijual oleh para pedagang kaki lima seperti bakso, mie kocok, bakpia, gethuk, gudeg, warung lesehan dimalam hari yang menyuguhkan ikan, ayam atau bebek bakar, dan sebagainya.

Kesemuanya itu (keragaman, keramahtamahan, aktivitas yang ada)

menjadikan Malioboro mempunyai yang dapat menciptakan perasaan rindu untuk berkunjung kembali.

Places

sense of place

Mulai dari yang tradisional sampai moderen, ada di M a l i o b o r o . (www.google.co.id)

Atas: Parkir motor berada di sisi T i m u r J a l a n M a l i o b o r o (www.google.co.id)Bawah: Parkir andong dan becak berada di sisi Barat Jalan Malioboro (www.google.co.id)

Page 28: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

28Sri Aliah Ekawati 25608017

STUDI KASUS

ANALISISMALIOBORO YOGYAKARTA

Atas: Jalan Pasar KembangTengah: Jalan SosrowijayanBawah: Jalan Malioboro(www.googl.co.id)

Jalan Malioboro dan Jalan Ahmad yani merupakan jalanan yang mempunyai satu jalur saja, yaitu dari Utara ke Selatan. Lebar jalan pun tidak terlalu bersar sehingga hanya dapat dilalui kurang lebih dua buah mobil saja.

Yang menguntungkan adalah banyaknya persimpangan di Jalan Malioboro menyebabkan banyaknya akses yang dapat dilalui untuk mencapainya.

Di sebelah Timur koridor Malioboro-Ahmad Yani, terdapat koridor Jalan Mataram dan Jalan Mayjen Suprapto. Dari kedua jalan tersebut, terdapat jalan-jalan penghubung ke Malioboro seperti Jalan Suryatmajan.

Untuk sebelah Barat, terdapat koridor Jalan Jogonegaran, Jalan Candegan dan Jalan Bhayangkara. Jalan-jalan kecil yang menghubungkannya dengan Malioboro adalah Jalan Pasar Kembang, Jalan Sosrowijayan, Jalan Dagen dan Jalan Pajeksan.

Masalah parkir kadang menjadi sebuah hal yang rumit. Sekalipun telah disediakan kawasan parkir khusus untuk pengunjung malioboro, yaitu di sebelah Utara, tetap saja Malioboro macet. Banyaknya pengunjung tidak sebanding dengan luas jalanan yang tersedia. Pada saat akhir pecan atau long weekend, Jalan Malioboro bisa dikatakan macet total, baik oleh kendaraan bermotor maupun para pejalan kaki. Area tersebut diperuntukkan bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dan bus pariwisata. Boleh juga memarkir kendaraan di basement Mall Malioboro.

Untuk motor, biasanya di parkir di jalur pedestrian bersamaan dengan parkir becak dan andong. Hanya saja parkir motor pada umumnya di bagian Timur sedangkan becak dan andong di sebelah Barat.

Accessibility

Parking

Peta Wisata Yogyakarta. Dapat dilihat kawasan Malioboro yang berhubungan dengan jalan-jalan di sekitarnya.

(www.google.co.id)

Page 29: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

29Sri Aliah Ekawati 25608017

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan- sangat berpengaruh terhadap tata ruang kota pada

umumnya dan bentukan ruang terbuka publik pada khususnya. Ada 'pesan' yang dapat diambil dari bentukan geometris sebuah ruang kota.

- terbuka mempengaruhi psikologis orang yang berada di dalamnya. Ruang yang berskala manusia lebih intim di banding ruang terlalu besar yang dapat menyebabkan kehilang orientasi. Ruang yang terlalu sempit juga menimpulkan perasaan tertekan bagi orang di dalam ruang tersebut.

- Elemen-elemen pendukung seperti sangat diperlu untuk ditata dan dipelihara demi kenyamanan pengunjung.

- Salah satu faktor penyebab kenyamanan di ruang publik adalah

. Misalnya: respon terhadap iklim dengan penyediaan peneduh berupa vegetasi, element air ataupun kanopi; respon terhadap topografi yang dapat dilihat dari permainan ketinggian level ruang.

- Unsur juga merupakan salah satu hal yang penting untuk dijaga demi menciptakan karakter di sebuah ruang publik.

Jacobs, Allan. The Great Street,

Falsafah hidup

Skala ruang

street furniture

respon ruang terhadap alam

lokalitas

Daftar Pustaka

Saran

“Dalam mendesain sebuah ruang terbuka publik kota,

di perlukan sebuah penghargaan terhadap lokalitas dan sejarah setempat dengan menjaganya atau bahkan mempertahankannya. Dengan lokalitas tersebutlah, sebuah sebuah ruang mempunyai karakter tersendiri yang dapat membedakannya dari tempat lain dan

'bercerita' kepada pengunjung.”

www.elantowow.wordpress.comwww.google.co.idwww.hilmanlatif.blogspot.comwww.ridwankamil.wordpress.comwww.yogyes.com

Page 30: Tugas UAS Aliah_Ruang Terbuka Publik

30Sri Aliah Ekawati 25608017

PENUTUP

special thanks

Allah SWT

Abah

Pak Apep

Papi Munichy (ketua IAI Yogyakarta/Dosen

Arsitektur UII)

Pak Winarno (PT. Kerta Gana)

Arniz...

Dita n Indah :D

semuanya-semuanya-semuanya-semuanya

Whoaaa.... makasih kesempatan buat ke Jogja!

Akhirnya... setelah setahun, bisa nginjek Jogja (dan

untuk pertama kalinya nginjek Alun-alun Selatan!!) n...

kotoran Kuda! Hahahahaha......

Makasih dah ngizinin ke Yogya-sendirian! I’m not a little

baby anymore... I’m a big big princess now... Super

Aliah, wonder woman! Yiiihaaaa... (eh, benner gag sih

bahasa inggrisnya kayak gitu? whahaha.. TOEFL masih

ecek-ecek)

Thank you very very very very much dah ngajarin ini

i t u . . . . T o l o n g k r i t i k n s a r a n k e

(email yang anda baca,

langsung dari laptop saya!!!! :D)

Makasih dah mau diwawancarai buat tugas Teori

Rancang Kota n Issue Rancang Kota. Setahun gag

ketemu kok tambah muda ajah ya? Bapak dikirain

Katon Bagaskara ma temen Al. hahahay!.

Penjelasannya tentang Alun-Alun TOP BGT. Fhuiih...

baru tau Al cerita Alun-Alun n keraton kayak gitu.

(selama empat taon di Jogja kemana aja, Mbak? Piye

toh???!!)

Hihhihii.. makasih dah mau ngeprintkan tugaz Al...

Whaaa... AL numpang di kosan... Makasih ya... Hihihii

Buat (hah,

cape deh)...

[email protected]

Bandung, 22 Desember 2008-

10:30 (Waktu kamar kost Al yang ceppet sekian belas menit)

matur nuwun, nggiiih...!!!